-1-
Mengingat
tentang
tentang
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:
1.
2.
3.
4.
5.
Ruang adalah wadah yang meliputi ruang daratan, ruang laut dan ruang udara
termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia
dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan
kehidupannya.
6.
7.
8.
9.
Pola Ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi
peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi
budidaya.
10. Penataan Ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang,
pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang.
11. Penyelenggaraan Penataan Ruang adalah kegiatan yang meliputi pengaturan,
pembinaan, pelaksanaan dan pengawasan penataan ruang.
12. Pemanfaatan Ruang adalah upaya untuk mewujudkan struktur ruang dan pola
ruang sesuai dengan rencana tata ruang melalui penyusunan dan pelaksanaan
program beserta pembiayaannya.
13. Pengendalian Pemanfaatan Ruang adalah upaya untuk mewujudkan tertib tata
ruang sesuai dengan rencana tata ruang yang telah ditetapkan.
14. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur
terkait, yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif
dan/atau aspek fungsional.
-3-
15. Kawasan adalah wilayah yang memiliki fungsi utama lindung atau budidaya.
16. Kawasan Lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama
melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam dan
sumberdaya buatan.
17. Kawasan Budi Daya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk
dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumberdaya alam, sumberdaya
manusia dan sumberdaya buatan.
18. Kawasan Perdesaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama pertanian
termasuk pengelolaan sumberdaya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai
tempat permukiman pedesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial
dan kegiatan ekonomi.
19. Kawasan Perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan
pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman
perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan
sosial dan kegiatan ekonomi.
20. Kawasan strategis nasional adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan
karena mempunyai pengaruh sangat penting secara nasional terhadap kedaulatan
negara, pertahanan dan keamanan negara,ekonomi, sosial, budaya, dan/atau
lingkungan, termasuk wilayah yang ditetapkan sebagai warisan dunia.
21. Kawasan Strategis Kabupaten adalah wilayah yang penataan ruangnya
diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup
kabupaten/kota terhadap ekonomi, sosial, budaya dan/atau lingkungan.
22. Kawasan Pertahanan Negara adalah wilayah yang ditetapkan secara nasional
yang digunakan untuk kepentingan pertahanan;
23. Pusat Kegiatan Wilayah yang selanjutnya disebut PKW adalah kawasan perkotaan
yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kabupaten/kota atau beberapa
kecamatan.
24. Pusat Kegiatan Lokal Promosi yang selanjutnya disebut PKLp adalah kawasan
perkotaan yang dipromosikan untuk menjadi PKL.
25. Pusat Pelayanan Kawasan yang selanjutnya disebut PPK adalah kawasan
perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kecamatan atau
beberapa desa.
26. Pusat Pelayanan Lingkungan yang selanjutnya disebut PPL adalah pusat
permukiman yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala antar desa.
27. Distrik, yang dahulu dikenal dengan kecamatan, adalah wilayah kerja Kepala
Distrik sebagai perangkat daerah Kabupaten/Kota.
28. Kampung atau yang disebut dengan nama lain adalah kesatuan masyarakat
hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat-istiadat setempat yang
diakui dalam sistem pemerintahan nasional dan berada di daerah kabupaten/kota.
29. Masyarakat adalah orang, perseorangan, kelompok orang termasuk masyarakat
hukum adat, korporasi, dan/atau pemangku kepentingan non pemerintah lain
dalam penyelenggaraan penataan ruang.
30. Peran masyarakat adalah partisipasi aktif masyarakat dalam perencanaan tata
ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.
31. Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah, yang selanjutnya disebut BKPRD
adalah badan bersifat ad hoc yang dibentuk untuk mendukung pelaksanaan
Undang Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang di Kabupaten
Manokwari dan mempunyai fungsi membantu tugas Bupati dalam koordinasi
penataan ruang di daerah.
-4-
BAB II
TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN RUANG
Bagian Kesatu
Tujuan Penataan Ruang
Pasal 2
Tujuan penataan ruang Kabupaten Manokwari adalah untuk mewujudkan
pembangunan berbasis pertanian, perikanan, kehutanan, pertambangan dan pariwisata
dengan memperhatikan kelestarian lingkungan hidup dan perlindungan terhadap
bencana.
Bagian Kedua
Kebijakan Penataan Ruang
Pasal 3
Kebijakan penataan ruang Kabupaten Manokwari terdiri atas :
a. peningkatan pelayanan perkotaan dan perdesaan yang merata dan berhirarki;
b. peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana permukiman,
transportasi, telekomunikasi, energi, sumberdaya air yang dapat mendukung
peningkatan dan pemerataan pelayanan masyarakat;
c. peningkatan produktivitas pertanian;
d. pengembangan potensi perikanan;
e. pemanfaatan sumber daya kehutanan secara berkelanjutan;
f. pengelolaan pertambangan yang ramah lingkungan;
g. peningkatan dan pengembangan pariwisata yang produktif dan ramah lingkungan;
h. pengelolaan wilayah yang memperhatikan daya dukung lahan, daya tampung
kawasan dan aspek konservasi sumber daya alam serta mitigasi bencana; dan
i. Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara.
Bagian Ketiga
Strategi Penataan Ruang
Pasal 4
(1) Strategi peningkatan pelayanan perkotaan dan perdesaan yang merata dan
berhirarki sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a terdiri atas:
a. meningkatkan peran Kabupaten Manokwari sebagai PKW;
b. mendorong perkembangan pusat-pusat pelayanan yang meliputi PKW, PKL,
PKLp PPK dan PPL;
c. meningkatkan kualitas permukiman perkotaan; dan
d. meningkatkan pelayanan dasar masyarakat di perkampungan.
(2) Strategi peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana
permukiman, transportasi, telekomunikasi, energi, sumberdaya air yang dapat
mendukung peningkatan dan pemerataan pelayanan masyarakat sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 huruf b terdiri atas:
a. mengembangkan sarana dan prasarana air minum, sanitasi, drainase dan
persampahan;
b. mengembangkan sarana dan prasarana transportasi darat, laut dan udara;
c. mengembangkan sarana dan prasarana jaringan telekomunikasi;
d. mengembangkan sumber daya energi alternatif berupa pembangkit listrik tenaga
surya dan mikrohidro; dan
e. meningkatkan jaringan irigasi dan sarana dan prasarana pendukung serta
melindungi sumber-sumber air;
(3) Strategi peningkatan produktivitas pertanian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
huruf c terdiri atas:
-5-
-6-
BAB III
RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 5
(1)
(2)
-7-
Bagian Ketiga
Sistem Jaringan Prasarana Utama
Pasal 7
Sistem jaringan prasarana utama yang ada di Kabupaten Manokwari sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) huruf b, terdiri atas:
a. sistem jaringan transportasi darat;
b. sistem jaringan transportasi laut; dan
c. sistem jaringan transportasi udara.
Paragraf 1
Sistem Jaringan Transportasi Darat
Pasal 8
(1) Sistem jaringan transportasi darat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1)
huruf a, yaitu terdiri atas:
a. jaringan jalan;
b. jaringan prasarana lalu lintas, dan jaringan layanan lalu lintas;dan
c. jaringan transportasi penyeberangan.
(2) Jaringan jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri atas:
a. jaringan jalan arteri primer yang ada di Kabupaten Manokwari, terdiri atas:
1. ruas jalan yang menghubungkan Kabupaten Manokwari dengan Kota Sorong
melalui Distrik Warmare, Distrik Prafi, Distrik Masni, Distrik Sidey, Distrik
Mubrani, Distrik Kebar dan Distrik Senopi; dan
2. ruas jalan yang menghubungkan Kabupaten Manokwari dengan Kabupaten
Teluk Bintuni melalui Distrik Tanah Rubuh.
b. jaringan jalan kolektor primer (K1) yang ada di Kabupaten Manokwari, terdiri
atas :
1. ruas jalan yang menghubungkan Distrik Prafi; dan
2. ruas jalan yang menghubungkan Distrik Mubrani, Distrik Amberbaken,
dengan Kabupaten Tambrauw.
c. jaringan jalan kolektor primer K2 yang ada di Kabupaten Manokwari, yaitu
ruas jalan yang mengubungkan Distrik Prafi, Distrik Masni, Distrik Manokwari;
d. jaringan jalan lokal primer yang ada di Kabupaten Manokwari, terdiri atas:
ruas jalan yang menghubungkan Wariori dengan Wasirawi di Distrik Masni.
e. jaringan jalan arteri sekunder yang ada di Kota Manokwari, terdiri atas:
1. Jalan Siliwangi;
2. Jalan Brawijaya;
3. Jalan Sujarwo;
4. Jalan Yos Soedarso;
5. Jalan Pahlawan;
6. Jalan Merdeka;
7. Jalan Tri Kora;dan
8. Jalan Drs. Esau Sesa
(3) Jaringan prasarana lalu lintas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, terdiri
atas:
a. pengembangan terminal tipe A di Distrik Manokwari Selatan;
b. pengembangan terminal tipe B di Distrik Manokwari Barat dan Distrik Prafi; dan
c. pengembangan terminal tipe C di Distrik Manokwari Utara, Distrik Masni, Distrik
Warmare, Distrik Mubrani, dan Distrik Kebar
-8-
Sistem jaringan transportasi laut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1)
huruf b, meliputi:
a. tatanan kepelabuhanan; dan
b. alur pelayaran.
(2)
(3)
Alur pelayaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri atas:
a. alur pelayaran nasional yaitu Jakarta Surabaya Makassar Bitung
Ternate Ambon Sorong Manokwari; dan
b. alur pelayaran regional yaitu Amberbaken - Manokwari Oransbari
Momiwaren.
Paragraf 3
Sistem Jaringan Transportasi Udara
Pasal 10
(1)
Sistem jaringan transportasi udara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1)
huruf c, meliputi:
a. tatanan kebandarudaraan; dan
b. ruang udara untuk penerbangan.
(2)
Ruang udara untuk penerbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
diatur lebih lanjut dalam rencana induk bandar udara.
Bagian Keempat
Sistem Jaringan Prasarana Lainnya
Pasal 11
Sistem jaringan prasarana lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) huruf
c terdiri atas:
a. sistem jaringan energi;
b. sistem jaringan telekomunikasi;
c. sistem jaringan sumber daya air; dan
d. sistem prasarana pengelolaan lingkungan.
Paragraf 1
Sistem Jaringan Energi
Pasal 12
(1)
Sistem jaringan energi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) huruf a
meliputi:
a. pembangkit tenaga listrik; dan
b. jaringan prasarana energi.
(2)
Pembangkit tenaga listrik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, terdiri
atas :
a. Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) terdapat di Sanggeng, Distrik
Manokwari Barat; dan
b. Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMh) terdiri atas:
1. PLTMh Sungai Prafi di Distrik Warmare;
2. PLTMh di Distrik Tanah Rubuh; dan
3. PLTMh di Distrik Kebar
c. Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) terdapat di Distrik Manokwari Selatan;
(3)
d. Pembangkit Listrik Tenaga lainnya selain yang disebut pada huruf a, b, dan c
dapat dibangun setelah adanya kajian komprehensif dan setelah mendapat
rekomendasi dari kementerian atau pejabat yang tugasnya memfasilitasi bidang
listrik dan pemanfaatan energi
Jaringan prasarana energi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a yaitu
berupa gardu induk yang terdapat di Sanggeng, Distrik Manokwari Barat dan
Distrik Warmare.
Paragraf 2
Sistem Jaringan Telekomunikasi
Pasal 13
- 10 -
(1)
(2)
Sistem jaringan kabel sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, yaitu berupa
jaringan telepon yang melayani kawasan perkotaan Manokwari; dan
(3)
Sistem jaringan nirkabel sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, yaitu
berupa jaringan telekomunikasi seluler yang menjangkau setiap distrik.
Paragraf 3
Sistem Jaringan Sumber Daya Air
Pasal 14
(1)
Sistem jaringan sumberdaya air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1)
huruf c, terdiri atas:
a. jaringan sumber daya air lintas kabupaten;
b. daerah irigasi;
c. jaringan air baku untuk air bersih;
d. jaringan air bersih ke kelompok pengguna; dan
e. sistem pengendalian banjir.
(2)
Jaringan sumber daya air lintas kabupaten sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a terdiri atas:
a. Sungai Muturi dan Sungai Isim yang melintasi Kabupaten Manokwari dan
Kabupaten Teluk Bintuni;
b. Sungai Anjai dan Arapi yang melintasi Kabupaten Manokwari dan Kabupaten
Tambrauw; dan
c. Wilayah Sungai Kamundan - Sebyar
(3)
(4)
(5)
Jaringan air bersih ke kelompok pengguna sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf d yaitu berupa jaringan air bersih ke sarana perdagangan dan jasa, fasilitas
umum, permukiman dan industri.
(6)
Sistem pengendalian banjir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e terdiri
atas:
a. perlindungan daerah tangkapan air;
b. normalisasi sungai;
c. perbaikan drainase; dan
- 11 -
(2)
(3)
Sistem jaringan air minum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri
atas :
a. sistem sambungan langsung direncanakan melayani kawasan perkotaan
Manokwari; dan
b. sistem hidran umum direncanakan melayani daerah di luar kawasan
perkotaan Manokwari.
(4)
Sistem pengolahan limbah cair domestik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf c terdiri atas :
a. septic tank untuk setiap kepala keluarga di kawasan perkotaan;dan
b. septic tank komunal di seluruh wilayah perdesaan
(5)
Sistem jaringan drainase sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d terdiri
atas:
a. drainase mayor, meliputi sungai Maruni, sungai Aimasi, Sungai Pami; dan
b. sistem drainase buatan berupa saluran drainase di kawasan perkotaan dan
kawasan rawan genangan.
(6)
(1)
(2)
Rencana pola ruang wilayah digambarkan dalam peta dengan tingkat ketelitian
1:50.000 sebagaimana tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
- 12 -
Bagian Kedua
Kawasan Lindung
Pasal 17
Kawasan lindung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) huruf a, terdiri atas :
a. kawasan hutan lindung;
b. kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya;
c. kawasan perlindungan setempat;
d. kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya;
e. kawasan rawan bencana alam;
f. kawasan lindung geologi; dan
g. kawasan lindung lainnya.
Paragraf 1
Kawasan Hutan Lindung
Pasal 18
Kawasan hutan lindung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 huruf a terdapat di
Distrik Manokwari Utara, dengan luas kurang lebih 171.321 Ha.
Paragraf 2
Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Terhadap Kawasan Bawahannya
Pasal 19
(1)
(2)
Kawasan resapan air sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdapat di Distrik
Manokwari Utara, Masni, dan Distrik Manokwari Barat.
Paragraf 3
Kawasan Perlindungan Setempat
Pasal 20
(1)
(2)
Kawasan sempadan pantai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdapat
di seluruh Distrik yang memiliki pantai yang terdiri atas Distrik Amberbaken,
Mubrani, Sidey, Masni, Manokwari Utara, Manokwari Barat, Manokwari Timur,
Manokwari Selatan, Warmare, dan Tanah Rubuh, dengan ketentuan :
a. daratan sepanjang tepian laut dengan jarak minimal 100 meter dari titik pasang
air laut tertinggi ke arah darat; dan
b. daratan sepanjang tepian laut yang bentuk dan kondisi fisik pantainya curam
atau terjal dengan jarak proporsional terhadap bentuk dan kondisi fisik pantai.
- 13 -
(2)
Kawasan sempadan sungai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdapat
di sepanjang sungai di Distrik Manokwari, sungai Distrik Prafi, sungai di Distrik
Masni, sungai di Distrik Amberbaken, dengan ketentuan:
a. sempadan sungai untuk sungai besar di luar kawasan permukiman ditetapkan
minimum 100 meter;
b. sempadan sungai untuk anak sungai ditetapkan minimum 50 meter; dan
c. sempadan sungai untuk sungai besar dan anak sungai yang melewati kawasan
permukiman dengan kepadatan sedang ditetapkan 50 meter sampai dengan
100 meter.
(3)
(4)
Kawasan sekitar mata air sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d ditetapkan
dengan ketentuan:
a. daratan di sekeliling mata air yang mempunyai manfaat untuk mempertahankan
fungsi mata air; dan
b. wilayah dengan jarak paling sedikit 200 m dari mata air.
(5)
Kawasan ruang terbuka hijau sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d yaitu
berupa Ruang Terbuka Hijau Perkotaan (RTHP) yang ditetapkan minimal dengan
luas 30 % dari luas kawasan terbangun, meliputi 20% RTHP publik dan 10%
RTHP privat, berada di PKW dan PKLp
Ketentuan lebih lanjut mengenai RTHP sebagaimana dimaksud pada ayat (6)
diatur dalam RDTR.
(6)
Paragraf 4
Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya
Pasal 21
(1)
(2)
Kawasan cagar alam sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri atas
Cagar Alam Tambrauw Selatan, Cagar Alam Tambrauw Utara dengan luas
kurang lebih 450.012 Ha.
(3)
Kawasan suaka margasatwa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri
atas Suaka Margasatwa Tanjung Mubrani Kaironi dengan luas kurang lebih
2.198 Ha dan Suaka Margasatwa Sidey Wibain dengan luas kurang lebih 1.194
Ha.
(4)
Kawasan pantai berhutan bakau sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c
terdapat di sepanjang pantai utara di Distrik Manokwari Utara.
Paragraf 5
Kawasan Rawan Bencana Alam
Pasal 22
- 14 -
(1) Kawasan rawan bencana alam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 huruf e,
terdiri atas :
a. kawasan rawan tanah longsor; dan
b. kawasan rawan banjir.
(2) Kawasan rawan tanah longsor
(3) Kawasan rawan banjir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdapat di
kawasan perkotaan Manokwari, Distrik Masni, Distrik Sidey, dan Distrik Kebar.
Paragraf 6
Kawasan Lindung Geologi
Pasal 23
(1) Kawasan lindung geologi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 huruf f yaitu
a, terdiri atas:
a. kawasan rawan gempa bumi meliputi seluruh distrik di Kabupaten Manokwari
b. kawasan rawan tsunami terdapat di Distrik Manokwari Timur, Distrik Manokwari
Barat, Distrik Manokwari Selatan, Distrik Manokwari Utara, Distrik Sidey, Distrik
Masni, Distrik Mubrani dan Distrik Amberbaken;
c. kawasan rawan abrasi terdapat di Distrik Manokwari Barat, Distrik Manokwari
Selatan, Distrik Manokwari Timur, Distrik Manokwari Utara, Distrik Prafi, Distrik
Masni, dan Distrik Amberbaken; dan
d. kawasan rawan bahaya gas beracun terdapat di Distrik Kebar dan di sekitar
danau Kabori di Distrik Manokwari selatan.
Paragraf 7
Kawasan Lindung Lainnya
Pasal 24
(1)
(2)
Kawasan terumbu karang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdapat
di Manokwari Selatan, Manokwari Barat, Manokwari Timur Manokwari Utara,
Distrik Sidey, Distrik Mubrani, dan Distrik Amberbaken.
Bagian Ketiga
Kawasan Budidaya
Pasal 25
Kawasan budidaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) huruf b terdiri atas
:
a. kawasan peruntukan hutan produksi;
b. kawasan peruntukan hutan rakyat;
c. kawasan peruntukan pertanian;
d. kawasan peruntukan perikanan;
e. kawasan peruntukan pertambangan;
f. kawasan peruntukan industri;
g. kawasan peruntukan pariwisata;
- 15 -
(2)
Kawasan hutan produksi terbatas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
terdapat di Distrik Prafi, Distrik Masni, Distrik Warmare, dengan luas kurang lebih
10.881 Ha.
(3)
Kawasan hutan produksi tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
terdapat di Manokwari Utara, dengan luas kurang lebih 93.164 Ha.
(4)
Kawasan hutan produksi yang dapat dikonversi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf c terdapat di Distrik Senopi, Distrik Kebar, Distrik Mubrani, Distrik Sidey,
Distrik Masni, Distrik Manokwari Utara, Distrik Manokwari Barat, Distrik Manokwari
Selatan, dengan luas kurang lebih 25.718 Ha.
(5)
(6)
Peta yang dikeluarkan oleh Menteri Kehutanan menjadi lampiran tidak terpisahkan
dari peraturan daerah ini.
Paragraf 2
Kawasan Peruntukan Pertanian
Pasal 27
(1)
(2)
(3)
(4)
(6)
(1)
(2)
(3)
(1)
(2)
(3)
- 17 -
(4)
(1)
(2)
Kawasan peruntukan industri besar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
terdapat di Distrik Manokwari Selatan, Distrik Masni, dan Distrik Prafi.
(3)
Kawasan peruntukan industri sedang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
b terdapat di Distrik Manokwari Selatan, dan Distrik Masni.
(4)
Kawasan peruntukan industri rumah tangga sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf c tersebar di semua distrik di Kabupaten Manokwari.
Paragraf 7
Kawasan Peruntukan Pariwisata
Pasal 31
(1)
(2)
(3)
Kawasan peruntukan pariwisata alam sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
b terdiri atas:
a. Pantai Pasir Putih, di Distrik Manokwari Timur;
b. Pantai Bakaro, di Distrik Manokwari Timur;
c. Pantai Amban dan Pantai Masni di Distrik Masni;
d. Pantai Andai - Maripi di Distrik Manokwari Selatan;
e. Hutan Wisata Alam Gunung Meja di Distrik Manokwari Barat;
f. Wisata selam di sekitar Pulau Mansinam;
Kawasan peruntukan pariwisata buatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf c terdiri atas:
a. Teluk Sawaibu, di Distrik Manokwari Barat; dan
b. bendungan/waduk di Distrik Prafi dan Distrik Warmare.
(4)
Paragraf 8
Kawasan Peruntukan Permukiman
Pasal 32
- 18 -
(1)
(2)
(3)
(1)
(2)
(1) Pemanfaatan kawasan untuk peruntukan lain selain sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 25 - 34 dapat dilaksanakan apabila tidak mengganggu fungsi kawasan yang
bersangkutan dan tidak melanggar Ketentuan Umum Peraturan Zonasi
sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah ini.
(2) Pemanfaatan kawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilaksanakan
setelah adanya kajian komprehensif dan setelah mendapat rekomendasi dari
badan atau pejabat yang tugasnya mengkoordinasikan penataan ruang di
Kabupaten Manokwari.
BAB V
PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS
Pasal 35
(1) Kawasan strategis yang ada di Kabupaten Manokwari, terdiri atas :
a.
Kawasan Strategis Provinsi; dan
b.
Kawasan Strategis Kabupaten.
(2) Rencana kawasan strategis digambarkan dalam peta dengan tingkat ketelitian
1:50.000 sebagaimana tercantum dalam Lampiran III yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
Pasal 36
Kawasan Strategis Provinsi yang ada di Kabupaten Manokwari sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 36 ayat (1) huruf a, terdiri atas :
- 19 -
(2)
(3)
(1)
(2)
(3)
- 20 -
BAB VII
KETENTUAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 40
(1)
(2)
Bagian Kedua
Ketentuan Umum Peraturan Zonasi
Pasal 41
(1) Ketentuan umum peraturan zonasi sistem Kabupaten sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 41 ayat (2) huruf a digunakan sebagai pedoman bagi pemerintah
daerah dalam menyusun peraturan zonasi.
(2) Ketentuan umum peraturan zonasi terdiri atas :
a. ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan lindung;
b. ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan budidaya; dan
c. ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan sekitar sistem prasarana
nasional dan wilayah, terdiri atas :
1. kawasan sekitar prasarana transportasi;
2. kawasan sekitar prasarana energi;
3. kawasan sekitar prasarana telekomunikasi; dan
4. kawasan sekitar prasarana sumber daya air;
(3) Ketentuan umum peraturan zonasi dijabarkan lebih lanjut di dalam Lampiran V yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
Bagian Ketiga
Ketentuan Perizinan
Pasal 42
(1)
(2)
Izin pemanfaatan ruang diberikan oleh pejabat yang berwenang sesuai dengan
kewenangannya.
(3)
(1)
a.
b.
c.
d.
e.
(2)
izin prinsip;
izin lokasi;
izin penggunaan pemanfaatan tanah;
ijin pemanfaatan air tanah; dan
izin mendirikan bangunan;
(1)
Ketentuan insentif dan disinsentif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 ayat (2)
huruf c merupakan acuan bagi Pemerintah Daerah dalam pemberian insentif dan
pengenaan disinsentif.
(2)
(3)
(1)
(2)
(1)
(2)
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemberian insentif diatur dengan
Peraturan Bupati.
Pasal 47
(1)
(2)
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengenaan disinsentif diatur dengan
Peraturan Bupati.
- 22 -
Pasal 48
(1)
(2)
(1)
(2)
pemanfaatan
ruang
yang
diterbitkan
(2)
- 23 -
BAB VIII
KELEMBAGAAN
Pasal 52
(1)
(2)
(2)
Kaidah dan aturan pemanfaatan ruang yang dilakukan masyarakat secara turun
temurun dapat diterapkan sepanjang memperhatikan faktor-faktor daya dukung
lingkungan, estetika lingkungan, lokasi, dan struktur pemanfaatan ruang serta
dapat menjamin pemanfaatan ruang yang serasi, selaras, dan seimbang.
- 24 -
Bagian Ketiga
Peran Masyarakat
Pasal 54
Peran masyarakat dalam penataan ruang di Daerah dilakukan antara lain melalui:
a. partisipasi dalam penyusunan rencana tata ruang;
b. partisipasi dalam pemanfaatan ruang; dan
c. partisipasi dalam pengendalian pemanfaatan ruang.
Pasal 55
Bentuk peran masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 57 pada tahap
perencanaan tata ruang dapat berupa:
a. memberikan masukan mengenai :
1.
2.
3.
4.
BAB X
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 61
Rencana tata ruang wilayah Kabupaten menjadi pedoman untuk:
a. penyusunan rencana pembangunan jangka panjang daerah;
b. penyusunan rencana pembangunan jangka menengah daerah;
c. pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah Kabupaten;
d. mewujudkan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan antar sektor;
e. penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi; dan
f. penataan ruang kawasan strategis Kabupaten.
Pasal 62
(1)
(2)
Dalam kondisi lingkungan strategis tertentu yang berkaitan dengan bencana alam
skala besar dan/atau perubahan batas teritorial wilayah yang ditetapkan dengan
peraturan perundang-undangan, Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Manokwari dapat ditinjau kembali lebih dari 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun.
- 26 -
(3)
Peninjauan kembali sebagaimana dimaksud pada ayat (2) juga dilakukan apabila
terjadi perubahan kebijakan nasional dan strategi yang mempengaruhi
pemanfaatan ruang kabupaten dan/atau dinamika internal wilayah.
(4)
(5)
(6)
Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai
teknis pelaksanaan Rencana Tata Ruang Wilayah, diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Bupati.
BAB XI
KETENTUAN PIDANA
Pasal 63
(1)
Setiap orang yang tidak menaati ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
55 dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) bulan dan denda paling
banyak Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah).
(2)
(1)
Setiap pejabat pemerintah daerah yang berwenang yang menerbitkan izin tidak
sesuai dengan rencana tata ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43
dipidana dengan pidana penjara dan denda sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan bidang penataan ruang.
(2)
Selain sanksi pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pelaku dapat dikenai
pidana tambahan berupa penberhentian secara tidak dengan hormat dari
jabatannya.
Pasal 65
(1)
Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 dilakukan oleh
suatu korporasi, selain pidana penjara dan denda terhadap pengurusnya, pidana
yang dapat dijatuhkan terhadap korporasi berupa pidana denda dengan
pemberatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan bidang
penataan ruang.
(2)
Selain pidana denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1), korporasi dapat
dijatuhi pidana tambahan berupa:
a. pencabutan izin usaha; dan/atau
b. pencabutan status badan hukum..
Pasal 66
(1)
- 27 -
(2)
Tuntutan ganti kerugian secara perdata sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilasanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
B A B XII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 67
(1)
(2)
B A B XIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 68
Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai
teknis pelaksanaan Rencana Tata Ruang Wilayah, diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Bupati.
Pasal 69
- 28 -
Pada saat Peraturan Daerah Kabupaten Manokwari ini mulai berlaku, Peraturan Daerah
Kabupaten Manokwari Nomor Nomor 11 tahun 1994 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Manokwari Tahun 1994-2004 (Lembaran Daerah Kabupaten
Manokwari Tahun 1994 Nomor ) dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku.
Pasal 70
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini
dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Manokwari.
Ditetapkan di : Manokwari
pada tanggal : ..................... 2013
BUPATI MANOKWARI,
Diundangkan di : Manokwari
pada tanggal
: . 2013
SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN MANOKWARI,
Drs. F. M. LALENOH.
Pembinan TK. I
19580617 197701 1 002
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MANOKWARI TAHUN .................... NOMOR......
- 29 -
LAMPIRAN PETA
A. PETA RENCANA STRUKTUR RIANG KABUPATEN MANOKWARI TAHUN 2013-2033
B. PETA RENCANA POLA RIANG KABUPATEN MANOKWARI TAHUN 2013-2033
C. PETA RENCANA KAWASAN STRATEGIS KABUPATEN MANOKWARI TAHUN 2013-2033
- 31 -
- 32 -
- 33 -
LAMPIRAN TABEL
RENCANA STRUKTUR RUANG
WP
(wilayah
Pengembangan)
Distrik
Pendukung
WP
WP
Manokwari
Pusat
Pelayanan
di
Manokwari
Barat
WP Masni
Pusat
Pelayanan
di Masni
Perdagangan
Jasa
Pendidikan
Kesehatan
Peribadatan
Perkantoran
Akademi
(sekolah
kejuruan)
dan
pendidikan
tinggi
Pusat
kesehatan skala
kabupaten:
RSUD, RS
swasta dengan
kemampuan
perawatan
khusus/spesialis
Pusat
peribadatan
berupa:
Gereja dan
masjid
jami,
Pusat
Perkantoran
meliputi:
Perkantoran
Pemerintah
(tingkat
Provinsi dan
Kabupaten)
dan swasta
SMP, SMU
dan SMK
Puskesmas
rawat inap,
Rumah sakit
swasta, Rumah
bersalin,
praktek dokter
bersama, toko
obat, apotik
dan fasilitas
kesehatan
lainnya
Pusat
peribadatan
berupa :
masjid,
gereja
Pusat
Perkantoran
meliputi :
Perkantoran
Pemerintah
dan swasta
Rekreasi
Olahraga
& Wisata
Pusat
olahraga
dan
kesenian
regionalnasional,
meliputi
sport
center
Fasilitas
Olahraga
lainnya,
Pusat
hiburan
dan
rekreasi
skala
distrik
lokal,
obyek
wisata
alam,
Industri dan
Potensi Lain
Industri dan
pertambangan
serta
perdagangan
dan jasa
Pusat indusri
pengolahan
dan
pemasaran
hasil industri;
- 35 -
WP
(wilayah
Pengembangan)
WP Kebar
Distrik
Pendukung
WP
Pusat
Pelayanan
di Kebar
Perdagangan
Jasa
Perbankan (kantor
cabang pembantu),
koperasi simpan
pinjam, bengkel,
wartel, foto copy,
dan jasa umum
lainnya
Pendidikan
SMP, SMU
dan SMK
Kesehatan
Peribadatan
Puskesmas
rawat inap,
polindes/
polinkel, BKIA,
posyandu,
bidan praktek,
dokter praktek
dan toko obat
Peribadatan
skala
distrik/
lokal seperti
: masjid,
musola,
gereja
Rekreasi
Perkantoran
Olahraga
& Wisata
wisata
budaya
maupun
wisata
religi.
Pusat
Fasilitas
Perkantoran olahraga
meliputi :
lainnya,
Perkantoran objek
distrik dan
wisata
perkantoran budaya
pemerintah dan
kesenian
Industri dan
Potensi Lain
Pusat indusri
pengolahan
dan
pemasaran
hasil industri;
- 36 -
LAMPIRAN TABEL
RENCANA POLA RUANG
Pola Ruang
Luas (Ha)
Prosen (%)
Cagar Alam
450.012
50,78%
171.321
19,33%
Hutan Produksi
93.164
10,51%
10.881
1,23%
25.718
2,90%
Pertanian
8.507
0,96%
Perkebunan
28.537
3,22%
Permukiman
6.554
0,74%
Sempadan Pantai
2.616
0,30%
10
Sempadan Sungai
2.362
0,27%
11
84.300
9,51%
12
Tubuh Air/Sungai
2.259
0,25%
886.232
100,00%
Jumlah
- 38 -
LAMPIRAN TABEL
KAWASAN STRATEGIS
Keterangan
Kawasan Strategis
Keterangan
terhadap fungsi wisata, RTH, Perikanan darat,
dan fungsi lainnya
4. Arahan Pengembangan Kawasan Perkebunan
a. Pengembangan Produksi Kelapa Sawit dan
Kakao
b. Pengembangan Industri Pengolahan hasil
perkebunan
c. Peningkatan nilai ekonomi produksi perkebunan
melalui promosi.
d. Pengembangan kerjasama dengan pihak terkait
e. Pengembangan
sayuran
dataran
tinggi
(holtikultura)
f. Pengembangan Kawasan Agropolitan Di Masni,
Prafi, Warmare Dan Sidey
Kawasan Strategis
Penyelamatan Lingkungan
Hidup
- 41 -
LAMPIRAN TABEL
INDIKASI PROGRAM
NO
A
1.
2.
Rencana Kegiatan
Perwujudan Struktur Ruang
Perwujudan Pusat Kegiatan Perdesaan
1.1.Pengembangan kawasan perdesaan sesuai potensi
masing-masing kawasan
a. Pengembangan kawasan perdesaan berbasis
agropolitan pada wilayah Masni dan Prafi;
b. Peningkatan pertanian pada wilayah Masni dan Prafi;
c. Pengembangan pusat pengolahan dan hasil
pertanian.
1.2.
Pengembangan kawasan Agroindustri
a. Mendorong peningkatan produksi, pengolahan dan
pemasaran produk pertanian unggulan sebagai satu
kesatuan sistem;
b. Pengembangan infrastruktur penunjang agroindustri;
c. Pengembangan kelembagaan penunjang agroindustri.
1.3.
Pengembangan pusat desa berhirarki
a. Pembentukan pusat pelayanan permukiman
perdesaan pada tingkat dusun terutama pada
permukiman perdesaan yang berbentuk cluster;
b. Pengembangan pusat kawasan perdesaan secara
mandiri;
c. Pengembangan kawasan perdesaan potensial secara
ekonomi; serta
d. Meningkatkan interaksi antara pusat kegiatan
perdesaan dan perkotaan secara berjenjang.
Perwujudan Pusat Kegiatan Perkotaan
2.1.
Pengembangan pusat kegiatan perkotaan
a. Pengembangan perkotaan utama di Kabupaten
LOKASI
WAKTU
PELAKSANAAN
I
II
III IV
SUMBER
DANA
APBD Kab
APBD Kab
APBD Kab
Dinas Pertanian,
Dinas Kehutanan dan
Perkebunan, Dinas
Bina Marga, Dinas
Perindustrian dan
Perdagangan
INSTANSI
PELAKSANA
NO
Rencana Kegiatan
LOKASI
dalam wilayah
pengembangan
Manokwari yang
terdiri atas: Distrik
Manokwari Barat,
Manokwari Timur,
Manokwari Utara, dan
Manokwari Selatan.
Distrik Manokwari
Barat sebagai pusat
wilayah
pengembangan
Manokwari.
WAKTU
PELAKSANAAN
I
II
III IV
SUMBER
DANA
Provinsi,
APBD Kab
INSTANSI
PELAKSANA
Dinas Bina Marga
Provinsi, Dinas Bina
Marga Kabupaten
- 44 -
NO
Rencana Kegiatan
LOKASI
WAKTU
PELAKSANAAN
I
II
III IV
SUMBER
DANA
INSTANSI
PELAKSANA
APBDKab.
f.
NO
Rencana Kegiatan
LOKASI
WAKTU
PELAKSANAAN
I
II
III IV
SUMBER
DANA
INSTANSI
PELAKSANA
Ruang,
Distrik Manokwari
Utara
Distrik Manokwari
Barat
Swasta
Masing-masing Distrik
Masing-masing distrk
Masing-masing distrik
BUMN
APBD Kab
APBD Kab
APBD Kab
4.4.
B
1
Prasarana Energi/listrik
a. Penambahan dan perbaikan jaringan
b. Peningkatan infrastruktur pendukung
4.5.
Prasarana Pengairan
a. Pengembangan waduk, bendung, cek dam
b. Penanaman pohon pencegah longsor
c. Pembangunan dan perbaikan pintu air
Perwujudan Pola Ruang
Perwujudan Kawasan Lindung
1.1.
Hutan Lindung
a. Pemantapan kawasan lindung bernilai strategis
APBD Prov,
APBD Kab.
Swasta
Dinas pengairan
Dinas pengairan
Dinas pengairan
NO
Rencana Kegiatan
dalam penyediaan air
b. Memelihara habitat dan keaslian ekosistem
1.2. Kawasan Resapan Air
a. Menjaga kelestarian Hutan sebagai kawasan
resapan air
b. Melarang alih fungsi lahan pada kawasan resapan
air
1.3. Kawasan Perlindungan setempat
a. Perlindungan Sempadan Pantai
b. Perlindungan Sempadan Sungai
LOKASI
Distrik Manokwari
utara,
WAKTU
PELAKSANAAN
I
II
III IV
SUMBER
DANA
INSTANSI
PELAKSANA
Distrik Manokwari
utara,
Distrik Manokwari
utara,
Distrik Manokwari
Timur
Distrik Manokwari,
Distrik Ransiki, Distrik
Prafi, Distrik Masni,
dan Distrik
Amberbaken
Distrik Manokwari
Selatan, Distrik Kebar
dan Distrik Warmare
Distrik Ambarbaken,
Distrik Senopi, Distrik
Kebar, Distrik
Mumbrani, dan Distrik
Sidey.
Distrik Ambarbaken,
Distrik Senopi, Distrik
Kebar, Distrik
Mumbrani, dan Distrik
Sidey.
Wilayah Perkotaan
Manokwari, Distrik
APBD Kab,
APBD Kab,
APBD Kab,
- 47 -
NO
Rencana Kegiatan
dan banjir
1.5.
LOKASI
Manokwari Timur,
Distrik Manokwari
Barat dan Pantura
Manokwari.
Kota Manokwari,
Distrik Manokwari
Timur, Distrik
Manokwari Barat dan
Pantura Manokwari.
WAKTU
PELAKSANAAN
I
II
III IV
SUMBER
DANA
INSTANSI
PELAKSANA
APBD Kab,
Sepanjang Pesisir
Kabupaten Manokwari
13 Distrik di Kabupaten
Manokwari.
13 Distrik di Kabupaten
Manokwari.
13 Distrik di Kabupaten
Manokwari.
Distrik Masni
APBD Kab
APBN, APBD
Perhutani, Bape-kab,
Kab.,
BPN Kab.
Perhutani
APBN, APBD
Kab., swasta
APBN, APBD
Kab., swasta
- 48 -
NO
Rencana Kegiatan
LOKASI
WAKTU
PELAKSANAAN
I
II
III IV
SUMBER
DANA
INSTANSI
PELAKSANA
APBN, APBD
Kab., swasta
Swasta.
Warmare, Prafi.
4. Pengembangan kawasan perikanan
a. Pengembangan kawasan perikanan tangkap laut
Distrik Manokwari
Timur, Masni,
Amberbaken dan
wilayah sekitarnya
Distrik Masni serta
daerah sekitar pesisir.
Menyebar di wilayah
pesisir
Seluruh wilayah pesisir
Kabupaten Manokwari.
Ambarbaken (Sungai
Waituri dan
Warsanyomi)
Distrik Amberbaken
Distrik
Amberbaken
dan Distrik Masni,
Di Pulau Mansinam,
Kawasan Kebar
Pantai Pasir Putih,
Pantai Borarsi,
Angrem, Indoki,
Fanindi, Arkuki, Wirsi,
Imbrairiri, Biryosi, dan
Wosi dan Kawasan
Sesar Sorong.
kawasan Teluk
Sawaibu
Manokwari Barat
APBD Kab
Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata Kab.
- 49 -
NO
Rencana Kegiatan
CBD Manokwari
Pelabuhan Manokwari
PERWUJUDAN KAWASAN STRATEGIS KABUPATEN
1. Kawasan Strategis Ekonomi
a. Pengembangan Pusat Perdagangan dan Jasa
LOKASI
WAKTU
PELAKSANAAN
I
II
III IV
SUMBER
DANA
INSTANSI
PELAKSANA
Manokwari Timur
Distrik Manokwari
Barat
APBD
Provinsi,
APBD Kab
b. Pengembangan Pelabuhan
Pengembangan infrastruktur pendukung
Pelabuhan Nasional
Penyediaan lahan untuk daerah
berkembangan disekitar pelabuhan Nasional
sebagia kawasan perdagangan
Mempersiapkan Distrik Manokwari Timur
sebagai pusat pertumbuhan karena didukung
oleh pengembangan Pelabuhan.
Pengembangan jalur angkutan barang.
Pengembangan pariwisata di lokasi pelabuhan
Distrik Manokwari
Timur
APBD
Provinsi,
APBD Kab
DKP, Perhutani,
APBN, APBD Kemtr Neg LH, BPN,
Provinsi,
Dept Perindag,
APBD Kab
Bappenas, DKP Prov,
BPN Provinsi, Dinas
DKP, Perhutani,
Kemtr Neg LH, BPN,
Dept Perindag,
Bappenas, DKP Prov,
BPN Provinsi, Dinas
Perindag Prov,
Bappeprov, Dinas
Binamarga, Dis
Perhubungan,
Kom&info.
DKP, Perhutani,
Kemtr Neg LH, BPN,
Dept Perindag,
Bappenas, DKP Prov,
BPN Provinsi, Dinas
Perindag Prov,
Bappeprov, Dinas
Binamarga, Dis
Perhubungan,
Kom&info.
- 50 -
NO
Rencana Kegiatan
LOKASI
WAKTU
PELAKSANAAN
I
II
III IV
Distrik Amberbaken
Mubrani, Kebar,
Senopi, Manokwari
(Utara, Selatan, Barat,
Timur), Masni, Sidey,
Warmare, Prafi.
SUMBER
DANA
Perindag Prov,
Bappeprov, Dinas
Binamarga, Dis
Perhubungan,
Kom&info.
DKP, Perhutani,
Kemtr Neg LH, BPN,
Dept Perindag,
Bappenas, DKP Prov,
APBN, APBD
BPN Provinsi, Dinas
Provinsi,
Perindag Prov,
APBD Kab
Bappeprov, Dinas
Binamarga, Dis
Perhubungan,
Kom&info.
Pulau Mansinam
Kawasan Kebar
Pantai Borarsi,
Angrem, Indoki,
Fanindi, Arkuki, Wirsi,
Imbrairiri, Biryosi, dan
Wosi
APBD Kab
INSTANSI
PELAKSANA
- 51 -