Anda di halaman 1dari 6

BIMTEK UPPAT PENGURUS PUSAT IPPAT

08139099931

1. Peraturan Pemerintah yang mengatur tentang jabatan Pejabat Pembuat Akta


Tanah, yaitu :
a. PP Nomor 24 Tahun 2016 perubahan atas PP Nomor 37 TAHUN
1998.
b. Perpres Nomor 48 Tahun 2020,
c. Peraturan Menteri Agraria Dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2018,
d. UUPA No 5 tahun 1960,
e. Perpres Nomor 24 tahun 1997,

2. Tugas pokok PPAT adalah melaksanakan sebagian kegiatan pendaftaran tanah


dengan membuat akta sebagai bukti telah dilakukannya perbuatan hukum
tertentu mengenai hak atas tanah atau Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun,
yang akan dijadikan dasar bagi pendaftaran perubahan data pendaftaran tanah
yang diakibatkan oleh perbuatan hukum itu, seperti tersebut dibawah ini,
kecuali :
a. jual beli,
b. tukar menukar,
c. pemasukan ke dalam perusahaan (inbreng),
d. pemberian Hak Guna Bangunan/Hak Pakai atas tanah Hak Milik,
e. Surat Kuasa Membebankan Hak Waris.

3. PPAT hanya berwenang membuat akta mengenai hak atas tanah atau Hak Milik
Atas Satuan Rumah Susun yang terletak di dalam daerah kerjanya, diatur
dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 37 TAHUN 1998,
pasal :
a. Pasal 2 ayat 2,
b. Pasal 4 ayat 1.
c. Pasal 4 ayat 2
d. Pasal 6,
e. Pasal 8,
4. Pengawasan atas pelaksanaan jabatan PPAT sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 10 ayat (2) Peraturan Menteri ART BPN RI nomor 2 Tahun 2018 dilakukan
dengan pemeriksaan ke kantor PPAT oleh:
a. Kepala Kantor Wilayah BPN, dilaksanakan secara berkala,
b. Kepala Kantor Pertanahan, dilaksanakan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1
(satu) tahun,
c. Kepala Kantor Pertanahan dan dibantu Pengurus Daerah IPPAT,
d. Jabawan a dan b benar.
e. Jawaban a dan c benar,
5. Pasal 8 PP Nomor 37 Tahun 1998, PPAT berhenti menjabat sebagai PPAT ,
karena:
a. meninggal dunia; atau,
b. telah mencapai usia 65 (enam puluh lima) tahun, atau,
c. diangkat dan mengangkat sumpah jabatan atau melaksanakan tugas
sebagai Notaris dengan tempat kedudukan di kabupaten/kotamadya
daerah tingkat II yang lain dari pada daerah kerja PPAT,
d. diberhentikan Menteri,
e. Benar semua.

6. Pasal 23 ayat 1 merumuskan bahwa, PPAT dilarang membuat akta apabila


untuk kepentingan tersebut dibawah ini, kecuali
a. PPAT sendiri, suami atau isterinya,
b. keluarganya sedarah atau semenda, dalam garis lurus tanpa pembatasan
derajat,
c. dalam garis ke samping sampai derajat kedua,
d. menjadi pihak dalam perbuatan hukum yang bersangkutan, baik dengan
cara bertindak sendiri maupun melalui kuasa, atau menjadi kuasa dari
pihak lain,
e. Penghadap dari saudara adik ipar.

7. PPAT dapat diberhentkan dengan hormat tersebut dibawah ini, kecuali:


a. permintaan sendiri,
b. tidak mampu lagi menjalankan tugasnya karena keadaan kesehatan
badan atau keadaan jiwanya setelah dinyatakan oleh tim pemeriksa
kesehatan yang berwenang atas permintaan menteri atau pejabat yang
ditunjuk,
c. diangkat sebagai Pegawai Negeri atau ABRI,
d. dijatuhi hukuman penjara karena melakukan perbauatan pidana yang
diancam dengan hukuman kurungan atau penjara selama-lamanya 5
tahun atau lebih berat berdasarkan putusan pengadilan yang sudah
meperoleh kekuatan hukum tetap.
e. melakukan pelanggaran ringan terhadap larangan atau kewajiban sebagai
PPAT,

8. Pasal 1 ayat 5 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2016 tentang perubahan


Peraturan Pemerintah Nomor 37 tahun 1998 mengatur tentang Protokol PPAT,
yaitu dokumen yang harus disimpan PPAT meliputi :
a. daftar akta,
b. akta asli,
c. warkah pendukung akta,
d. arsip laporan, agenda dan surat-surat lainnya,
e. daftar legalisasi.

9. Pasal 7 ayat 2, Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2016 mengatur tentang


larangan PPAT merangkap jabatan atau profesi tersebut dibawah ini, kecuali :
a. advokat, konsultan atau penasehat hukum,
b. Surveyor berlisensi,
c. Penilai tanah,
d. Mediator,
e. Notaris pada daerah kerja PPAT yang sama.

10. PPAT dapat diberhentikan sementara, kecuali :


a. Melakukan perbuatatan tercela,
b. berada dibawah pengampuan,
c. dalam proses pailit atau penundaan kewajiban pembayaran hutang,
d. melakukan pelanggaran ringan terhadap larangan atau kewajiban PPAT,
e. melakukan tindak pidana dengan ancaman 5 tahun penjara.

11. Pejabat Pembuat Akta Tanah, selanjutnya disebut PPAT, adalah pejabat umum
yang diberi kewenangan untuk membuat akta-akta otentik mengenai perbuatan
hukum tertentu mengenai :
a. Hak atas tanah atau hak milik atas satuan rumah susun.
b. Hak pengelolaan dan hak atas tanah,
c. Hak pengelolaan dan hak milik atas satuan rumah susun,
d. Hak tanah wakaf dan hak tanah ulayat,
e. Tanah hak barat dan hak tanah wakaf,

12. Kegiatan administratif yang bersifat preventif dan represif oleh Menteri ATR/BPN
yang bertujuan untuk menjaga agar para PPAT dalam menjalankan jabatannya
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Merupakan tindakan
Menteri ATR/Kepala BPN untuk melakukan ?
a. Pembinaan,
b. Pengawasan.
c. Pembimbingan,
d. Pengendalian,
e. Evaluasi.

13. Majelis Pembina dan Pengawas PPAT terdiri atas :


a. MPPW, MPPD dan MPP,
b. MPPP, MPPW dan MPPD.
c. MPPW, MPPD dan MPP,
d. IPPAT, MPP, MPD dan MPPW,
e. Salah semua,

14. Berdasarkan ketentuan Pasal 45 Peraturan Kepala BPN Nomor 1 tahun 2006,
PPAT mempunyai kewajiban sebagai tersebut dibawah ini, kecuali ?
a. Menjunjung tinggi Pancasila, uud 1945 dan Negara Kesatuan Republik
Indnesia,
b. Mengikuti pelantikan dan pengangkatan sumpah jabatan sebagai PPAT,
c. Menyampaikan laporan bulanan mengenai akta yang dibuatnya,
d. Membebaskan uang jasa kepada orang yang tidak mampu,
e. Menerima uang jasa (honorarium).

15.Masyarakat melalui PPAT yang akan mengajukan permohonan


Sertipikat Hak Milik ke Kantor Pertanahan melalui proses
pengakuan hak, merupakan kewenangan Seksi:
a. Seksi Survei dan Pemetaan,
b. Seksi Penetapan Hak dan Pendaftaran.
c. Seksi Penataan dan Pemberdayaan,
d. Seksi Pengadaan Tanah dan Pengembangan,
e. Seksi Pengendalian dan Penanganan Sengketa,

16. PPAT yang meminjamkan minuta-minuta akta tersebut kepada para pihak untuk
ditantangani tidak dihadapan PPAT oleh para pihak yang lain yang tidak bisa
hadir dalam penandatanganan tersebut. bagaimana menurut saudara atas hal
tersebut diatas.
a. Diperkenankan sepanjang akta tersebut benar benar ditandatangani oleh
para pihak,
b. Diperkenankan mengingat dalam rangka melayani masyarakat sekitar,
c. Hal tersebut merupakan pelanggaran kode etik yang diperbolehkan dan
diabaikan mengingat hal tersebut hanya bersifat menolong masyarakat,
d. Hal tersebut dilarang mengingat merupakan pelanggaran berat sebagai
PPAT.
e. Hal tersebut melanggar kode etik ringan sehingga dapat dimaklumi demi
kepentingan bersama,

17. Rumusan Pasal 5 ayat (1) Peraturan Menteri ATR BPN RI no 2 tahun 2018 atas
bentuk pembinaan oleh Menteri terhadap PPAT adalah sebagai berikut,
kecuali….
a. Penentuan kebijakan mengenai pelaksanaan tugas jabatan PPAT,
b. Pemberian arahan pada semua pihak yang berkepentingan terkait dengan
kebijakan di bidang ke-PPAT-an,
c. Memberi bantuan hukum terhadap PPAT yang mengalami permasalahan
hukum.
d. Menjalankan tindakan yang dianggap perlu untuk memastikan pelayanan
PPAT tetap berjalan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan,
e. Memastikan PPAT menjalankan tugas dan fungsi sesuai dengan Kode Etik,

18. Keberatan yang diajukan oleh pihak yang merasa dirugikan atas suatu produk
hukum Kementrian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional, Kantor
Wilayah Badan Pertanahan Nasional, Kantor Pertanahan sesuai
kewenangannya atau merasa dirugikan oleh pihak lain menyangkut penguasaan
dan/atau kepemilikan bidang tanah tertentu, disebut :
a. Pengaduan.
b. Sengketa pertanahan,
c. Konflik pertanahan,
d. Perkara pertanahan,
e. Kasus pertanahan,

19. Pembinaan PPAT oleh Menteri ATR/Kepala BPN dapat berupa hal-hal
sebagaimana tersebut dibawah ini, kecuali :
a. Penentuan kebijakan mengenal pelaksanaan tugas jabatan PPAT,
b. Pemberian arahan pada semua pihak yang berkepentingan terkait dengan
kebijakan di bidang ke-PPAT-an,
c. Menjalankan tindakan yang dianggap perlu untuk memastikan pelayanan
PPAT tetap berjalan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan,
d. Memastikan PPAT menjalankan tugas dan fungsi sesuai dengan kode
Etik,
e. Memastikan PPAT berdomisili di Daerah Kerja PPAT yang bersangkutan.

20. Majelis Pembina dan Pengawas Daerah (MPPD) dibentuk dan diterapkan oleh
Kepala Kantor Wilayah BPN atas nama Menteri ATR/Kepala BPN dan
berkedudukan di Kantor Pertanahan dengan susunan keanggotaan MPPD,
terdiri atas hal-hal tersebut di bawah ini, kecuali :
a. 1 (satu) orang Ketua MPPD, dari unsur Kementrian ATR/BPN yang dijabat
oleh Kepala Kantor Pertanahan atau pejabat yang ditunjuk,
b. 1 (satu) orang wakil ketua MPPD, yang dijabat oleh unsur IPPAT,
c. 5 (lima) orang anggota MPPD,
d. Komposisi anggota MPPD, yakni : 3 (tiga) orang dari unsur Kementrian
ATR/BPN dan 2 (dua) orang dari unsur IPPAT,
e. 1 (satu) orang wakil ketua MPPD yang dijabat oleh unsur IPPAT yang
sudah Notaris.

081390999391

Anda mungkin juga menyukai