Anda di halaman 1dari 16

LATIHAN SOAL

PERATURAN JABATAN PPAT

Jawablah 6 dari 10 pertanyaan di bawah ini:


1. Sesuai dengan Pasal 1 Peraturan Kepala BPN RI Nomor 1 Tahun 2006 dan
Pasal 1 Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1998, ada 3 pengertian yang
berkenaan dengan PPAT, yaitu:
- Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT)/diangkat;
- PPAT Sementara/ditunjuk;
- PPAT Khusus/ditunjuk;
Uraikan secara singkat ketiga pengertian PPAT di atas serta jelaskan perbedaan
kewenangannya!
a. PPAT adalah pejabat umum yang diberi kewenangan untuk membuat
akta-akta otentik mengenai perbuatan hukum tertentu mengenai hak atas
tanah atau HMSRS.
b. PPAT Sementara adalah pejabat pemerintah yang ditunjuk karena
jabatannya untuk melaksanakan tugas PPAT di daerah yang belum cukup
terdapat PPAT.
c. PPAT Khusus adalah pejabat BPN yang ditunjuk karena jabatannya untuk
melaksanakan tugas PPAT dengan membuat akta PPAT tertentu, khusus
dalam rangka pelaksanaan program atau tugas pemerintah tertentu.
Sedangkan menurut Undang-Undang Nomor 4 tahun 1996 tentang Hak
Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda-Benda yang Berkaitan Dengan Tanah.
Yang disebut dengan PPAT adalah pejabat umum yang diberikan wewenang
untuk membuat akta pemindahan hak atas tanah, akta pembebanan hak atas
tanah dan akta pemberi kuasa pembebanan Hak Tanggunggan menurut
Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
2. Berdasarkan Pasal 2 Peraturan Kepala BPN RI No. 1 Tahun 2006, dinyatakan
bahwa tugas pokok PPAT adalah melaksanakan sebagian kegiatan pendaftaran
tanah dengan membuat akta sebagai bukti telah dilakukannya perbuatan hukum

tertentu sebagai dasar bagi pendaftaran perubahan data pendaftaran tanah


yang diakibatkan oleh perbuatan hokum tersebut. Ada 8 jenis perbuatan hukum
yang dimaksudkan Pasal 2 di atas.
Sebutkan 6 dari 8 perbuatan hukum tersebut!
a. jual beli;
b. tukar menukar;
c. hibah;
d. pemasukan ke dalam perusahaan (inbreng);
e. pembagian hak bersama (APHB);
f. pemberian HGB/Hak Pakai (HP) atas tanah Hak Milik (HM);
g. pemberian Hak Tanggungan (APHT);
h. pemberian kuasa membebankan Hak Tanggungan (SKMHT).
3. PPAT dapat diberhentikan baik dengan hormat maupun dengan tidak hormat.
Dikarenakan apa PPAT diberhentikan dengan hormat dan diberhentikan dengan
tidak hormat?
Diberhentikan dengan hormat karena:
a. permintaan sendiri;
b. tidak lagi mampu menjalankan tugas karena keadaan kesehatan badan/jiwanya,
yang dinyatakan oleh tim pemeriksa kesehatan yang berwenang;
c. melakukan pelanggaran ringan terhadap larangan/kewajiban sebagai PPAT;
d. diangkat sebagai PNS/anggota TNI/POLRI.
*Pasal 28 ayat 1 Peraturan Kepala BPN No. 1/2006.
Diberhentikan dengan tidak hormat karena:
a. melakukan pelanggaran berat terhadap larangan/kewajiban sebagai PPAT;
b. dijatuhi hukuman penjara karena melakukan tindak pidana dengan ancaman
hukuman penjara 5 tahun atau lebih berdasarkan putusan pengadilan yang
mempunyai kekuatan hukum tetap;
c. melanggar kode etik profesi.
*Pasal 28 ayat 2 Peraturan Kepala BPN No. 1/2006.
4.

Sebagai pejabat yang diberi kewenangan dan tanggung jawab tertentu, sudah
tentu PPAT mempunyai hak dan kewajiban.
Sebutkan hak dan kewajiban yang dipunyai oleh PPAT!
Hak PPAT:

a. cuti;
b. memperoleh uang jasa/honorarium dari pembuatan akta maksimal 1%;
c. memperoleh informasi serta perkembangan peraturan perundangundangan pertanahan;
d. memperoleh kesempatan membela diri sebelum diberhentikan sebagai
PPAT Pasal 36 Peraturan Kepala BPN No. 1/2006.
Kewajiban PPAT:
a. menjunjung tinggi Pancasila, UUD 1945, dan NKRI;
b. mengikuti pelantikan dan pengangkatan sumpah jabatan sebagai PPAT;
c. menyampaikan laporan bulanan mengenai akta yang dibuatnya kepada
Kepala Kantor Pertanahan, Kakanwil dan Kepala KP-PBB paling lambat
tanggal 10 bulan berikutnya;
d. menyerahkan protokol PPAT dalam hal PPAT berhenti atau diberhentikan;
e. membebaskan uang jasa kepada orang yang tidak mampu;
f. membuka kantornya setiap hari kerja kecuali sedang cuti atau hari libur
resmi;
g. hanya mempunyai satu kantor dalam daerah kerjanya;
h. menyampaikan alamat kantor, contoh tanda tangan, paraf dan teraan
cap/stempel jabatannya kepada Kakanwil, Bupati/Walikota, Ketua PN dan
Kepala Kantor Pertanahan dalam waktu 1 (satu) bulan setelah disumpah;
i. melaksanakan jabatan secara nyata;
j. memasang papan nama dan menggunakan stempel yang bentuk dan
ukurannya ditetapkan oleh Kepala BPN.
*Pasal 45 Peraturan Kepala BPN No. 1/2006.
5.

Protokol PPAT adalah kumpulan dokumen yang harus disimpan dan dipelihara
oleh PPAT.
Sebutkan dokumen apa saja yang ada pada Protokol PPAT tersebut:
a.
b.
c.
d.
e.
f.

daftar akta;
akta asli;
warkah pendukung akta;
arsip laporan;
agenda;
surat-surat lainnya.

6.

Pada dasarnya PPAT dapat memperoleh uang jasa (honorarium) dari


pembuatan akta yang dilaksanakannya, namun disamping itu ada kewajiban
PPAT memberikan jasa tanpa memungut biaya.
a. Berapa besar uang jasa PPAT termasuk uang jasa saksi yang boleh
dipungut?
-- Maksimal 1% dari harga transaksi (Pasal 32 ayat 1 PP 37/1998).
b. Dalam hal apa PPAT wajib memberikan jasa tanpa memungut biaya?
-- Dalam hal pembuatan akta bagi orang yang tidak mampu.

7.

Pada dasarnya daerah kerja PPAT adalah salah satu wilayah kerja Kantor
Pertanahan Kabupaten/Kota, hal ini berarti, bahwa PPAT hanya dapat
melaksanakan pembuatan akta untuk obyek hak atas tanah yang terletak di
daerah kerjanya, namun demikian dalam hal pembuatan akta untuk pembuatan
hukum tertentu, PPAT dapat membuat akta yang obyek hak atas tanahnya
berada di luar daerah kerjanya.
Jelaskan dalam hal pembuatan akta untuk perbuatan hukum apa saja, PPAT
dapat membuat akta yang obyek hakatas tanahnya berada di luar daerah
kerjanya?
--Pembuatan akta tukar-menukar, akta pemasukan ke dalam perusahaan
(inbreng), dan akta pembagian hak bersama yang obyeknya terdiri dari
beberapa hak atas tanah/HMSRS yang salah satunya terletak dalam daerah
kerjanya.
*Pasal 4 ayat 2 PP 37/1998 jo Pasal 4 ayat 1 Peraturan Kepala BPN No. 1/2006.

8.

PPAT berkantor hanya di 1 (satu) kantor, dalam daerah kerja PPAT yang
bersangkutan sebagaimana ditetapkan dalam keputusan pengangkatannya.
Dalam kondisi tertentu PPAT dapat membuat akta di luar Kantornya.

Jelaskan dalam kondisi yang bagaimana PPAT dapat membuat akta di luar
Kantornya!
--Salah satu pihak/kuasanya dalam perbuatan hukum tidak dapat datang di
Kantor PPAT karena alasan yang sah, dengan ketentuan pada saat
pembuatan aktanya para pihak harus hadir di hadapan PPAT di tempat
pembuatan akta tanah yang disepakati.
*Pasal 52 ayat 2 Peraturan Kepala BPN No. 1/2006.
9.

Pembuatan akta PPAT dilakukan dengan disaksikan oleh 2 (dua) orang saksi.
Kesaksian mengenai apa saja yang diberikan kedua orang saksi tersebut?
Kesaksian mengenai:
a.
b.
c.
d.
e.

identitas dan kapasitas penghadap;


kehadiran para pihak/kuasanya;
kebenaran data fisik dan data yuridis obyek perbuatan hukum;
keberadaan dokumen yang ditunjukkan dalam pembuatan akta;
telah dilaksanakannya perbuatan hukum oleh para pihak.

10. PPAT wajib membuat daftar dengan menggunakan 1 (satu) buku daftar akta
untuk semua jeni akta yang dibuatnya.
Uraikan tata cara pengisian buku daftar akta tersebut!
a. harus membuat satu buku daftar akta untuk semua akta yang dibuatnya;
b. buku daftar akta diisi setiap hari kerja dan ditutup setiap akhir hari kerja
yang sama dengan garis tinta hitam dan diparaf oleh PPAT pada kolom
terakhir di bawah garis penutup;
c. apabila pada hari kerja ybs tidak ada kata yang dibuat, maka dicantumkan
keterangan NIHIL, disamping tanggal pencatatan dimaksud;
d. pada akhir kerja terakhir setiap bulan,daftar akta PPAT ditutup dengan garis
merah dan tanda tangan serta nama jelas PPAT, dengan catatan di atas
tanda tangan tersebut yang berbunyi Pada hari ini ., tanggal daftar akta
ini ditutup oleh saya; dengan catatan bahwa dalam bulan ini telah dibuat .
buah akta.;

e. dalam hal PPAT cuti, diberhentikan untuk sementara, atau berhenti dari
jabatannya, maka pada hari terakhir jabatannya itu PPAT ybs wajib menutup
daftar akta dengan garis merah dan tanda tangan serta nama jelas dengan
catatan di atas tanda tangan tersebut berbunyi Pada hari ini . tanggal .
daftar akta ini ditutup oleh saya, karena menjalankan cuti/berhenti
sementara/berhenti.;
f. diisi secara lengkap dan jelas sesuai kolom yang ada sehingga dapat
diketahui hal-hal yang berkaitan dengan pembuatan akta termasuk
mengenai surat-surat yang berkaitan;
g. pengisian buku daftar akta dilakukan tanpa baris kosong yang lebih dari 2
baris;
h. dalam hal terdapat baris kosong lebih dari 2 baris, maka sela kosong
tersebut ditutup dengan garis berbentuk Z.
*Pasal 56 dan Pasal 57 Peraturan Kepala BPN No. 1/2006.
11. Apa yang dimaksud:

Pejabat Umum.
Pengertian Pejabat Umum adalah pejabat yang diberi kewenangan untuk
membuat

akta-akta

otentik

mengenai

perbuatan

hukum

(tertentu

mengenai hak atas tanah/HMSRS.


Akta Otentik.
Pengertian akta otentik adalah akta yang bentuknya ditentukan oleh
Undang-undang, dibuat oleh atau di hadapan pejabat umum yang
berwenang untuk itu di daerah kerjanya.

12. Protokol PPAT terdiri dari:


a. daftar akta;
b. akta asli;
c. warkah pendukung akta;
d. arsip laporan;
e. agenda;

f. surat-surat lainnya.
13. Akta PPAT dibuat dalam bentuk asli sebanyak 2 (dua) lembar, yaitu:
a. Lembar pertama sebanyak 1 rangkap disimpan oleh PPAT sebagai arsip;
b. Lembar kedua sebanyak 1 rangkap atau lebih menurut banyaknya hak atas
tanah/HMSRS

yang

menjadi

obyek

perbuatan

hukum

dalam

akta,

disampaikan kepada Kantor Pertanahan untuk keperluan pendaftaran, atau


dalam hal akta tersebut mengenai pemberian kuasa membebankan HT
disampaikan kepada penerima kuasa untuk dasar pembuatan APHT, dan
kepada pihak-2 yang berkepentingan diberikan salinannya.
14. Tata cara pelaporan akta:
a. PPAT wajib mengirim laporan bulanan mengenai akta yang dibuatnya kepada
Kantor Pertanahan, Kanwil BPN, KP-PBB dan Kantor Pelayanan Pajak paling
lambat tanggal 10 bulan berikurnya;
b. penyampaian laporan dapat dilakukan melalui jasa pengiriman atau diantar
langsung ke alamat instansi ybs;
c. penyampaian laporan dibuktikan dengan tanda penerimaan oleh perusahaan
jasa pengiriman/tanda penerimaan oleh instansi.
15. Jam kerja kantor PPAT sesuai peraturan jabatan PPAT yang berlaku adalah:
- Setiap hari kerja kecuali pada hari libur resmi dengan jam kerja paling kurang
sama dengan jam kerja Kantor Pertanahan setempat.
16. Yang dimaksud dengan keluarga PPAT yaitu:
- Suami/istri.
- Keluarga sedarah/semenda dalam garis lurus tanpa pembatasan dan dalam
garis ke samping sampai derajat kedua.

17. Apabila wilayah kerja PPAT mengalami pemekaran menjadi 2 wilayah


Kabupaten/Kota, maka yang harus disikapi:
a. Dalam waktu 1 tahun sejak diundangkannya UU tentang pembentukan
Kabupaten/Kota yang baru PPAT ybs harus memilih salah satunya wilayah
Kabupaten/Kota sebagai daerah kerjanya;
b. Membuat pernyataan apabila pindah kantor mengikuti daerah kerja yang
baru.
18. Sebutkan dan jelaskan apa yang menjadi tugas pokok PPAT!
Tugas pokok dan kewenangan PPAT diatur dalam Pasal 2 Peraturan Kepala
Badan Pertanahan Nasional Nomor 1 Tahun 2006, bahwa:
(1) PPAT bertugas pokok melaksanakan sebagian kegiatan pendaftaran ttanah
dengan membuat akta sebagai bukti telah dilaksanakannya perbuatan
hukum tertentu mengenai hak atas tanah atau Hak Milik Atas Satuan
Rumah Susun yang akan dijadikan dasar bagi pendaftaran perubahan data
pendaftaran tanah yang diakibatkan oleh perbuatan hukum itu.
(2) Perbuatan hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagai
berikut:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

jual beli;
tukar menukar;
hibah;
pemasukan ke dalam perusahaan (inbreng);
pembagian hak bersama (APHB);
pemberian HGB/Hak Pakai (HP) atas tanah Hak Milik (HM);
pemberian Hak Tanggungan (APHT);
pemberian kuasa membebankan Hak Tanggungan (SKMHT).

19. Salah satu kewajiban PPAT adalah menyampaikan akta yang telah dibuatnya ke
Kantor Pertanahan, kapan akta PPAT harus disampaikan ke Kantor Pertanahan
untuk proses pemetaan pendataran haknya?
- Selambat-lambatnya 7 hari setelah penomoran akta.

20. PPAT melaksanakan tugas pembuatan akta di kantornya, dengan dihadiri oleh
para pihak baik dalam pembuatan hukum tersebut atas kuasanya sesuai
ketentuan.
a. Dalam hal bagaimana PPAT dapat membuat akta di luar kantornya?
Jelaskan!
Apabila wilayah kerja PPAT yang bersangkutan mengalami pemecahan
atau mengalami pemekaran Wilayah Kabupaten/Kota di mana PPAT ybs
harus memilih salah satu wilayah yang akan dijadikan wilayah kerja
kantornya yaitu dalam waktu 1 (satu) tahun sejak diundangkan, sehingga
pada masa transisi tersebut PPAT ybs dapat membuat akta di kedua
wilayah tersebut.
PENGECUALIANNYA:
PPAT dapat membuat akta di luar kantornya, dengan ketentuan:
o Salah satu pihak/kuasanya yang sesuai ketentuan yang berlaku harus
hadir tidak dapat datang berdasarkan alasan yang sah.
o Para pihak harus hadir di hadapan PPAT di tempat pembuatan akta
yang bersangkutan. (ps 52 ayat 2 Per.Ka.BPN 1/2006).
b. Sesuai ketentuan pasal 4 PP 37 Tahun 1998, PPAT hanya berwenang
membuat akta mengenai ha katas tanah dan Hak Milik atas Satuan
Rumah Susun yang terletak dalam daerah kerjanya. Apakah ada
pengecualiannya, jelaskan dalam hal apa!
Berdasarkan ketentuan Pasal 4 PP 37 Tahun 1998 tentang Peraturan
Jabatan PPAT, Bahwa PPAT dapat membuat Akta Tukar-menukar, Akta
Pemasukan ke dalam Perusahaan (Imbreng), Akta Pembagian Hak
Bersama, mengenai beberapa hak atas tanah dan atau Hak Milik atas
Satuan Rumah Susun yang tidak semuanya terletak dalam satu daerah
kerjanya, apabila salah satu bidang tanah atau satuan rumah susun yang

menjadi obyek perbuatan hukum tersebut terletak di dalam daerah


kerjanya; (sama dengan soal huruf a)
21. Apabila PPAT berhenti sementara karena cuti, maka tugas dan kewenangannya
dapat dilaksanakan oleh HAT pengganti.
a. Dalam melaksanakan jabatan sebagai PPAT, siapakah yang berwenang
melaksanakan pembinaan dan pengawasan secara langsung, dalam
kaitan dengan akta yang dibuatnya?
Pejabat Notaris diangkat dan diberhentikan oleh Menteri dalam hal ini
Menteri Hukum dan HAM dan di bawah pembinaan dan pengawasan ada
pada pejabat yang ada di bawah kementerian tersebut yakni Pengadilan
Negeri. PPAT diangkat dan diberhentikan oleh Kepala Badan Pertanahan
Nasional (KBPN), sedangkan pembinaan dan pengawasannya ada pada
pejabat yang ditunjuk dalam tingkat daerah kabupaten/kota hal ini Kepala
Kantor pertanahan setempat.
b. Apa persyaratan untuk menjadi PPAT pengganti?
Pasal 31 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 27 tahun 1998 tentang
Peraturan Jabatan Pejabat Pembuat Akta Tanah, disebutkan bahwa
persyaratan untuk menjadi PPAT pengganti adalah telah lulus program
pendidikan strata satu jurusan hukum dan telah menjadi pegawai kantor
PPAT yang bersangkutan sekurang-kurangnya selama 2 (dua) tahun.
c. Sebutkan jenis cuti yang dapat dimohon oleh seorang PPAT ke instansi
BPN?
PERATURAN KEPALA BPN NOMOR 1 TAHUN 2006 Peraturan
Pelaksana PP 37 Tahun 1998 Tentang PPAT
Pasal 37 (1) PPAT dapat melaksanakan cuti sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 36 huruf a sebagai berikut:
a. cuti tahunan paling lama 2 (dua) minggu setiap tahun takwim;
b. cuti sakit termasuk cuti melahirkan, untuk jangka waktu menurut
keterangan dari dokter yang berwenang;

c. cuti karena alasan penting dapat diambil setiap kali diperlukan


dengan jangka waktu paling lama 9 (sembilan) bulan dalam
setiap 3 (tiga) tahun takwim.
d. Berkaitan dengan soal huruf a diatas, sebutkan pembinaan dan
pengawasan tersebut dalam hal apa saja?
PERATURAN KEPALA BPN NOMOR 1 TAHUN 2006 Peraturan
Pelaksana PP 37 Tahun 1998 Tentang PPAT
Pasal 65
(1) Pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas PPAT
dilakukan oleh Kepala Badan.
(2) Pembinaan dan pengawasan PPAT sebagaimana yang dimaksud
pada ayat (1) dalam pelaksanaannya oleh Kepala Badan, Kepala
Kantor Wilayah dan Kepala Kantor Pertanahan.
Baca Pasal 66, Pasal 67, Pasal 68.
22. PPAT sebagai pejabat umum, sehingga akta yang dibuat merupakan akta
otentik. Dalam hal bagaimana akta yang dibuat PPAT tidak sah dan tidak dapat
dijadikan sebagai dasar pendaftaran.
Akta yang dibuat PPAT tidak sah dan tidak dapat dijadikan sebagai dasar
pendaftaran dalam hal:
-

PPAT tersebut belum mengucapkan sumpah jabatan di hadapan Kakan


Pertanahan;

Objek perbuatan hukum berada di luar daerah kerja PPAT, kecuali untuk
akta tukar-menukar, akta pemasukan dalam perusahaan dan akta
pembagian hak bersama mengenai hak atas tanah HMRSS yang tidak
semuanya terletak dalam, daerah kerja seorang PPAT;

Yang menjadi pihak adalah PPAt sendiri, suami atau isteri, keluarga
sedarah atau semenda dalam garis lurus tanpa batasan derajat dan garis
lurus ke samping sampai derajat kedua atau bertindak melalui kuasa;

PPAT dalam keadaan cuti.

23. Fungsi PPAT sebagaimana dijelaskan dalam UU No. 4 Tahun 1996 dan PP 24
tahun 1997 terlihat, sangat penting keberadaannya. Jelaskan apa fungsinya.
Fungsi PPAT sebagaimana dijelaskan dalam UU No. 4 Tahun 1996 dan PP
24/1997:
Sebagai pejabat umum yang berwenang membuat akta pemindahan hak atas
tanah, pembebanan ha katas tanah, dan akta-akta lain yang diatur dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan membantu kepala Kantor
Pertanahan dalam melaksanakan pendaftaran tanah dengan membuat aktaakta yang akan dijadikan dasar pendaftaran perubahan data pendaftaran tanah.

24. PPAT dapat diberhentikan dapat berhenti dengan sendirinya, dalam hal
bagaimana PPAT berhenti dengan sendirinya tanpa surat pemberhentiannya.
Pasal 25 PP 37 tahun 1998 tentang Peraturan Jabatan PPAT, PPAT berhenti
dengan sendirinya tanpa surat pemberhentian dalam hal:
-

Meninggal dunia

Telah mencapai usia 65 tahun

Diangkat/mengangkat sumpah jabatan atau melaksanakan tugas sebagai


Notaris dengan tempat kedudukan Kabupaten/Kota yang lain dengan
daerah kerjanya sebagai PPAT.

25. Ada PPAT, PPAT sementara dan PPAT khusus, apakah ketiga PPAT tersebut
semuanya dilarang meninggalkan kantornya lebih dari 6 hari kerja berturut-turut
kecuali cuti?
- Larangan tersebut tidak berlaku bagi PPAT sementara dan PPAT khusus.
26. Ujian PPAT dalam rangka mengisi formasi suatu daerah yang masih terbuka,
apa tujuan penetapan formasi, jelaskan!
- Tujuan penetapan formasi agar dapat tercapai pemerataan penempatan PPAT.

27. PPAT dapat diberhentikan dengan tidak hormat dari jabatannya karena
melakukan pelanggaran berat atas kewajiban sebagai PPAT. Dalam hal apa
saja dikenakan sanksi administrasi berupa denda? Jelaskan!
PPAT dikenakan sanksi administrasi berupa denda dalam hal:
a. PPAT yang menandatangani akta pemindahan ha katas tanah/bangunan
sebelum Wajib Pajak menyerahkan bukti pembayaran pajak berupa Surat
Setoran Bea Perolehan Hak atas tanah dan Bangunan dikenakan sanksi
administrasi dan denda sebesar Rp 7.500.000,- (tujuh juta lima ratus ribu
rupiah) untuk setiap pelanggaran.
b. PPAT yang tidak melaporkan pembuatan akta perolehan hak atas
tanah/bangunan kepada Direktorat Jenderal Pajak selambat-lambatnya
pada tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya dikenakan sanksi administrasi
dan denda sebsar Rp 250.000,- (dua ratus lima puluh ribu rupiah) untuk
setiap laporan.
28. Sebelum diangkat sebagai PPAT calon PPAT harus membuat pernyataan
kesanggupan menerima protokol dari HAT di daerah kerjanya. Mengapa
demikian pentingnya penyimpanan protokol?
Demikian pentingnya penyimpanan protokol agar pemeliharaan warkah-warkah
akta dapat berlanjut sehingga apabila sewaktu-waktu diperlukan segera
ditentukan.
29. Apabila Saudara pegawai PDAM lulus ujian PPAT dan mendapat daerah kerja,
persyaratan apa saja yang harus dipenuhi guna pengangkatan sebagai PPAT.
Syarat-syarat yang harus dipenuhi guna pengangkatan sebagai PPAT Surat
permohonan pengangkatan sebagai PPAT dengan melampirkan:
-

Bukti WNI

Akta kelahiran

Surat keterangan berkelakuan baik

Surat Keterangan Kesehatan

Surat Lulus Ujian pendidikan Spesialis Notaris/PPAT

Surat keterangan berhenti dari pegawai PDAM.

Selanjutnya sesuai ketentuan Pasal 14 dan 15 PP No. 37 tahun 1998 tentang


Peraturan

Jabatan

PPAT

menyerahkan

dokumen-dokumen

persyaratan

sebagaimana tercantum dalam pasal tersebut.


30. Apa wewenang dari PPAT Khusus sama dengan PPAT? Jelaskan!
Kewenangan PPAT Khusus tidak sama dengan PPAT.
PPAT Khusus hanya berwenang membuat akta mengenai perbuatan hukum
yang disebut secara khusus dalam penunjukannya.
31. Sebagaimana ditegaskan dalam Undang-undang No.4 Tahun 1996 tentang Hak
Tanggungan dan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 tentang pendaftaran
tanah, mempunyai fungsi yang sangat penting.
a. Jelaskan fungsi PPAT!
Fungsi PPAT membantu kepala Kantor Pertanahan dalam melaksanakan
pendaftaran tanah dengan membuat akta sebagai bukti telah dilakukannya
perbuatan hukum tertentu mengenai hak atas tanah atau HMSRS sebagai
dasar perubahan data pendaftaran tanah.
b. Dalam hal apa fungsi PPAT berperan dalam Penerimaan Negara?
Dalam hal PPAT dilarang menandatangani akta sebelum diperlihatkan bukti
pelunasan pemabayaran pajak Penerimaan Negara.
32. Dalam pengangkatan PPAT, perlu adanya penetapan formasi suatu daerah
Kabupaten/Kotamadya, jelaskan apa tujuannya?
Penetapan Formasi PPAT, PPAT Sementara, PPAT Khusus diatur dalam Pasal 7
Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1998 tentang
Peraturan Jabatan Pejabat Pembuat Akta Tanah (Peraturan Kepala Badan

Pertanahan Nasional Nomor 1 Tahun 2006). Tujuan penetapan formasi agar


dapat tercapai pemerataan penempatan PPAT.
33. PPAT, hanya boleh mempunyai satu kantor dalam daerah kerja. Dalam hal
bagaimana PPAT dapat melaksanakan tugas di luar kantor dan apa syaratnya?
Dalam hal untuk keperluan pelayanan masyarakat yang dapat menjangkau
tempat yang jauh dari kantor PPAT sepanjang masih dalam daerah kerja PPAT.
34. PPAT pada dasarnya mempunyai daerah kerja satu wilayah Kerja Kantor
Pertanahan Kabupaten/Kotamadya. Bagi PPAT yang sebelum PP. 37/1998
mempunyai Beberapa Daerah Kerja wajib menentukan pilihan satu Daerah
Kerja.
Bagaimana apabila PPAT tersebut tidak (aktif) memilih daerah kerja? Jelaskan
maksud dari ketentuan tersebut.
a. PPAT yang pada saat berlakunya PP 37/1998 mempunyai daerah kerja
yang melebihi wilayah kerja satu Kantor Pertanahan Kabupaten/Kodya
dalam jangka waktu 2 tahun sejak berlakunya PP tersebut wajib memilih
satu wilayah kerja Kantor Pertahanan sebagai daerah kerjanya. Apabila
tidak melakukan pemilihan maka wilayah kerja PPAT tersebut adalah
wilayah kerja Kantor Pertanahan yang meliputi letak kantor PPAT.
b. Maksud ketentuan tersebut agar dapat tercapai pemerataan penempatan
PPAT.
Agar tidak terlanggar ketentuan bahwa daerah kerja PPAT adalah satu
daerah kerja Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota.
35. Apabila PPAT berhenti untuk sementara karena cuti, maka tugas dan
kewenangannya dapat dilaksanakan oleh PPAT Pengganti.
a.

Kecuali karena cuti, PPAT dilarang meninggalkan Kantor berapa lama?


Kecuali cuti PPAT dilarang meninggalkan kantor selama 6 hari kerja
berturut-turut.

b.

Apa syaratnya sebagai PPAT Pengganti?

Syarat PPAT pengganti:


-

Lulus strata satu jurusan hukum;


Telah menjadi pegawai PPAT yang bersangkutan selama dua tahun;

dan
Atas usul dari PPAT yang akan digantikan.

36. PPAT sebelum melaksanakan tugasnya sebagai PPAT, wajib mengangkat


sumpah jabatan di hadapan Kepala Kantor Pertanahan daerah kerjanya.
Jelaskan akibatnya apabila PPAT sebelum mengangkat sumpah sudah buat
akta!
Akta yang dibuat tersebut tidak sah dan tidak dapat dijadikan dasar perubahan
data pendaftaran tanah.

Anda mungkin juga menyukai