Anda di halaman 1dari 11

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK/TERM OF REFERENCE

(TOR) SERTIFIKASI PROFESI SDM

Kementerian Negara / : Kementeriaan Agraria dan Tata Ruang/Badan


Lembaga Pertanahan Nasional
Unit Eselon I : Direktorat Jenderal Penetapan Hak dan
Pendaftaran Tanah
Unit Eselon II : Direktorat Pengaturan Tanah Komunal,
Hubungan Kelembagaan dan PPAT
Satker : Kantor Pertanahan Kabupaten Buleleng
Program : Pengelolaan Pertanahan
Hasil (outcome) : Pejabat Pembuat Akta Tanah Sementara
(PPATS) yang professional serta memiliki
kompetensi dan kualitas dalam rangka
mendukung tugas Kementerian Agraria dan
Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
Klasifikasi Rincian Output : Sertifikasi Profesi SDM
(KRO)
Keluaran (Output) : Surat keputusan Penunjukan sebagai PPAT
Sementara, Berita Acara Pelantikan PPAT DAN
PPATS, Sertifikat Peningkatan Kualitas PPATS
Rincian Output (RO) : 1. Peningkatan Kualitas PPATS
2. Penunjukan sebagai PPATS
3. Pelantikan PPAT dan PPATS
Indikator Kinerja Kegiatan : Jumlah PPATS yang ditunjuk, Jumlah PPAT
dan PPATS yang dilantik, Jumlah PPAT yang
mengikuti Peningkatan Kualitas

Volume : 10
Satuan Ukur : Orang

A. Latar Belakang

1. Dasar Hukum Tugas Fungsi/Kebijakan:

a. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok


Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960
Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
2043);

b. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-


Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris (Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4432, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5491);
c. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang
Pendaftaran Tanah;
d. Peraturan Pemerintah Nomor 128 Tahun 2015 tentang Jenis dan Tarif
Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional;

e. Peraturan Pemerintah Nomor 24 ahun 2016 tentang Perubahan Atas


Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1998 tentang Peraturan Jabatan
Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT);

f. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2020


tentang Kementerian Agraria dan Tata Ruang;

g. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2020


tentang Badan Pertanahan Nasional;

h. Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala BPN Nomor 3 Tahun 1997


tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun
1997 tentang Pendaftaran Tanah jo. Peraturan Kepala Badan Pertanahan
Nasional Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 tentang Perubahan
Atas Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran
Tanah;

i. Peraturan Kepala BPN RI Nomor 1 Tahun 2006 tentang Ketentuan


Pelaksanaan PP 37 Tahun 1998 tentang Peraturan Jabatan Pejabat
Pembuat Akta Tanah (PPAT);

j. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan


Nasional Nomor 8 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional;

k. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan


Nasional Nomor 2 Tahun 2018 tentang Pembinaan dan Pengawasan
Pejabat Pembuat Akta Tanah;

l. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan


Nasional Nomor 20 Tahun 2018 tentang Tata Cara Ujian, Magang,
Pengangkatan, Pengangkatan Kembali dan Perpanjangan Masa Jabatan
Pejabat Pembuat Akta Tanah.
2. Gambaran Umum

Pejabat Pembuat Akta Tanah adalah pejabat umum yang diberi


kewenangan untuk membuat akta-akta otentik mengenai perbuatan hukum
tertentu mengenai hak atas tanah atau Hak Milik Atas Satuan Rumah
Susun. Tugas pokok seorang PPAT adalah melaksanakan sebagian kegiatan
pendaftaran tanah dengan membuat akta sebagai bukti telah dilakukannya
perbuatan hukum tertentu mengenai hak atas tanah atau Hak Milik Atas
Satuan Rumah Susun, yang akan dijadikan dasar bagi pendaftaran
perubahan data pendaftaran tanah yang diakibatkan oleh perbuatan hukum
itu.

Berdasarkan ketentuan Pasal 320 Peraturan Menteri Agraria dan


Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 8 Tahun 2015,
Subdirektorat Pejabat Pembuat Akta Tanah, Direktorat Pengaturan dan
Pendaftaran Hak Tanah, Ruang dan PPAT, mempunyai tugas antara lain
melaksanakan pemberian bimbingan teknis dan supervisi serta pelaksanaan
pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang pengadaan PPAT,
pengembangan, pengangkatan pertama kali, pengangkatan kembali,
pemberhentian, pemberian sanksi, cuti, dan pembinaan PPAT. Dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsi pengadaan PPAT, Direktorat
Pengaturan dan Pendaftaran Hak Tanah, Ruang dan PPAT
menyelenggarakan seleksi ujian PPAT dan Pengangkatan PPAT untuk
Pertama Kali sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Agraria dan Tata
Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 20 Tahun 2018 tentang
Tata Cara Ujian, Magang, Pengangkatan, Pengangkatan Kembali dan
Perpanjangan Masa Jabatan Pejabat Pembuat Akta Tanah. Pada tahun 2023
mengingat jumlah PPAT sudah sangat besar maka tidak diselenggarakan
ujian PPAT tetapi dilakukan kegiatan pendataan PPAT di seluruh Indonesia
dengan tujuan untuk mendata dan mengetahui jumlah PPAT yang benar-
benar melaksanakan tugas jabatan PPAT dan mengetahui penyebaran
PPAT.

Adapun kegiatan bidang ke-PPAT-an pada tahun 2023 adalah


sebagai berikut :
a. Penunjukkan PPAT Sementara

Untuk melayani masyarakat dalam pembuatan akta PPAT di


daerah yang belum cukup terdapat PPAT atau untuk melayani golongan
masyarakat tertentu dalam pembuatan akta PPAT tertentu, Menteri
dapat menunjuk pejabat-pejabat sebagai PPAT Sementara antara lain
Camat atau Kepala Desa untuk melayani pembuatan akta PPAT. Pejabat
Pembuat Akta Tanah Sementra (PPATS) adalah pejabat pemerintah yang
ditunjuk karena jabatannya untuk melaksanakan tugas PPAT dengan
membuat akta PPAT di daerah yang belum cukup terdapat PPAT.

Daerah kerja PPAT adalah suatu wilayah yang menunjukkan


kewenangan seorang PPAT untuk membuat akta mengenai hak atas
tanah dan Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun yang terletak di
dalamnya. Berdasarkan Pasal 5 ayat (2) Perkaban Nomor 1 Tahun 2006
dijelaskan bahwa Daerah kerja PPAT Sementara meliputi wilayah
kerjanya sebagai pejabat pemerintah yang menjadi dasar
penunjukannya.

Untuk keperluan penunjukan Camat sebagai PPAT Sementara,


Camat yang bersangkutan wajib mengajukan permohonan penunjukan
sebagai PPAT Sementara kepada Kepala Badan dengan melampirkan
salinan atau fotocopy keputusan pengangkatan sebagai Camat melalui
Kepala Kantor Wilayah. Keputusan Penunjukan sebagai PPAT Sementara
ditandatangani oleh Kepala Kantor Wilayah atas nama Kepala Badan.
Bagi Camat yang telah ditunjuk sebagai PPAT Sementara sebelum
melaksanakan tugasnya wajib mengikuti pembekalan tehnis Pertanahan

Keputusan penunjukan Camat sebagai PPAT Sementara diberikan


kepada yang bersangkutan setelah selesai pelaksanaan pembekalan
tehnis pertanahan sesuai ketentuan Pasal 20 ayat (2) Keputusan Kepala
Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2006
tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 37 tahun
1998.
b. Pelantikan PPAT dan PPAT Sementara

Berdasarkan Pasal 15 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 37


tahun 1998 tentang Peraturan Jabatan PPAT menyatakan bahwa
sebelum menjalankan jabatannya, PPAT dan PPAT Sementara wajib
mengangkat sumpah jabatan PPAT dihadapan Kepala Kantor
Pertanahan Kabupaten/Kota di daerah kerja PPAT yang bersangkutan.

Untuk keperluan pengangkatan sumpah jabatan tersebut PPAT


Sementara, setelah menerima keputusan penunjukan sebagai PPAT
Sementara wajib melapor kepada kepala kantor pertanahan setempat
paling lambat 3 (tiga) bulan, apabila Camat yang telah ditunjuk sebagai
PPAT Sementara tidak melapor dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan
terhitung sejak tanggal ditetapkannya surat keputusan penunjukkan
yang bersangkutan maka keputusannya tersebut batal demi hukum.
Pelantikan PPAT Sementara dilaksanakan dengan mengangkat sumpah
jabatan PPAT Sementara dihadapan Kepala Kantor Pertanahan setempat
yang di saksikan 2 (dua) orang saksi dan didampingi oleh rohaniawan,
pengangkatan sumpah jabatan PPAT dilakukan sesuai dengan agama
dan keyakinan masing-masing.

Setelah pelaksanaan pelantikan dan pengangkatan sumpah


jabatan dibuatkan Berita Acara pelantikan dan Berita Acara Sumpah
Jabatan yang disaksikan paling kurang 2 (dua) orang saksi. PPAT yang
sudah melaksanakan sumpah jabatan wajib menandatangani surat
pernyataan kesanggupan pelaksanaan jabatan PPAT sesuai dengan
keputusan pengangkatanya.
c. Peningkatan Kualitas PPAT Sementara

Dalam Pasal 20 ayat (1) Perkaban Nomor 1 Tahun 2006 dijelaskan


bahwa Bagi Camat dan/atau Kepala Desa yang telah ditunjuk sebagai
PPAT Sementara sebelum melaksanakan tugasnya wajib mengikuti
pembekalan tehnis pertanahan yang diselenggarakan oleh Badan
Pertanahan Nasional Republik Indonesia yang penyelenggaraannya
dapat bekerja sama dengan organisasi profesi PPAT.
Peningkatan Kualitas adalah upaya meningkatkan kemampuan
bagi seorang Warga Negara Indonesia sebelum diangkat menjadi PPAT;
upaya meningkatkan pengetahuan di bidang pertanahan bagi seorang
yang telah menjabat sebagai PPAT dalam waktu tertentu; dan upaya
meningkatkan kemampuan bagi Camat yang akan ditunjuk sebagai
PPAT Sementara.
Bahwa berdasarkan Pasal 15 ayat (1) Peraturan Menteri Agraria
dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 20 Tahun
2018 Tentang Tata Cara Ujian, Magang, Pengangkatan, Pengangkatan
Kembali dan Perpanjangan Masa Jabatan Pejabat Pembuat Akta Tanah,
dijelaskan bahwa Peningkatan Kualitas diselenggarakan oleh
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
bertujuan untuk:

a. Menghasilkan PPAT yang berkualitas dan profesional; b.


Meningkatkan kemampuan dan pengetahuan seseorang di bidang
pertanahan;

c. Meningkatkan kualitas pembuatan akta dalam melayani masyarakat;


d. Meningkatkan pemahaman dasar hukum sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan; dan

e. Pembinaan dan pengawasan administrasi keagrariaan/pertanahan,


dan pelaksanaan jabatan PPAT.

Sebagaimana diatur dalam Pasal 15 (2) Peraturan Menteri Agraria


dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 20 Tahun
2018 dijelaskan bahwa kegiatan Peningkatan Kualitas diperuntukan :

a. bagi orang yang telah lulus ujian PPAT dan belum diangkat sebagai

PPAT;

b. bagi seseorang yang telah menjabat sebagai PPAT dalam waktu


tertentu; dan

c. bagi Camat sebelum dilantik/menjalankan tugas sebagai PPAT


sementara

Penyelenggaraan kegiatan Peningkatan Kualitas bagi camat yang


akan ditunjuk sebagai PPAT dilaksanakan oleh Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional atau Kantor Pertanahan sebagaimana diatur
dalam Pasal 15 ayat (4) Peraturan Menteri Agraria dan Tata
Ruang/Kepala Badan Pertanahann Nasional Nomor 20 Tahun 2018. Bagi
peserta yang telah melaksanakan peningkatan kualitas diberikan
Sertifikat Peningkatan Kualitas.
Peningkatan Kualitas PPAT dilaksanakan dengan dana yang
bersumber dari PNBP yang besaran tarifnya telah diatur dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 128 Tahun 2015. Pelaksanan kegitan
Peningkatan kualitas PPAT ini dimaksudkan agar calon PPAT memahami
dasar-dasar hukum dan administrasi keagrariaan/pertanahan dan
pelaksanaan jabatan PPAT. Hal ini sangatlah penting, mengingat fungsi
PPAT tidak terlepas dari kegiatan pendaftaran tanah, karena tugas
pokok PPAT adalah melaksanakan sebagian kegiatan pendaftaran tanah
dengan membuat akta sebagai bukti telah dilakukannya perbuatan
hukum tertentu mengenai hak atas tanah atau Hak Milik Atas Satuan
Rumah Susun yang akan dijadikan dasar bagi pendaftaran perubahan
data pendaftaran tanah yang diakibatkan oleh perbuatan hukum itu.

Adapun materi yang diberikan dalam kegiatan peningkatan


kualitas PPAT tersebut meliputi :

1. Hukum Pertanahan Nasional dan Hak Tanah dan Pendaftaran


Tanah;

2. Pembinaan dan Pengawasan Pejabat Pembuat Akta Tanah dan


Peraturan Jabatan Pejabat Pembuat Akta Tanah;

3. Organisasi Tata Laksana Kementerian Agraria dan Tata


Ruang/Badan Pertanahan Nasional (2 jam pelajaran);

4. Kapita Selekta Sengketa Konflik Perkara Pertanahan (2 jam


peajaran);

5. Kode Etik Pejabat Pembuat Akta Tanah (2 jam pelajaran). Adapun


tenaga pengajar dalam Kegiatan Peningkatan Kualitas PPAT adalah :

- Pejabat struktural di Lingkungan Kantor Wilayah Badan Pertanahan


Nasional Provinsi maupun Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota yang
mempunyai kompetensi pada bidangnya masing-masing sesuai
dengan materi ajar pada Peningkatan Kualitas PPAT Sementara. - Untuk
materi Kode Etik PPAT, pengajar berasal dari Pengurus Daerah Ikatan
Pejabat Pembuat Akta Tanah (IPPAT) Provinsi setempat.
B. Penerima Manfaat

Penerima manfaat secara langsung dari kegiatan Sertifikasi Profesi


SDM ini adalah PPAT Camat sebagai calon PPAT yang akan ditunjuk sebagai
PPAT Sementara sehingga diharapkan dapat melaksanakan tugas jabatan
PPAT dengan baik dan profesional serta berkualitas dalam melayani
pembuatan akta pertanahan pada daerah yang belum tercukupi jumlah
PPATnya. Penerima manfaat secara tidak langsung dirasakan oleh pejabat
pembina PPAT baik di Kanwil BPN dan Kantor Pertanahan, staf pelaksana di
lingkungan Kanwil BPN dan Kantor Pertanahan karena PPAT mempunyai
tugas membantu sebagian tugas kantor pertanahan dalam pendaftaran tanah.
Disamping itu penerima secara tidak langsung adalah masyarakat.
Diharapkan dengan bekal pengetahuan yang didapatkan selama mengikuti
kegiatan Peningkatan Kualitas PPAT tersebut, dapat memberikan pelayanan
kepada masyarakat di bidang pertanahan khususnya layanan pendaftaran dan
pemeliharaan data hak atas tanah.

C. Strategi Pencapaian Keluaran

1. Metode Pelaksanaan

a. Tahap Persiapan

Tahapan ini dimaksudkan untuk mempersiapkan bahan atau materi


untuk persiapan pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang mendukung
untuk pencapaian output Sertifikasi Profesi SDM. Baik untuk Kegiatan
Penunjukkan PPATS, Pelantikan PPAT dan PPATS serta Peningkatan
Kualitas PPATS.

b. Tahap Pelaksanaan

Adapun tahapan pelaksanan kegiatan Sertifikasi Profesi SDM sebagai


berikut:

1) Penunjukkan PPATS
Tahapan kegiatan Penunjukan sebagai PPAT Sementara,
meliputi:

⮚ Persiapan;

⮚ Penyeleksian berkas permohonan penunjukan sebagai


PPAT Sementara yang masuk;

⮚ Penerbitan SK Penunjukan sebagai PPAT Sementara;


⮚ Penyerahan SK Penunjukan sebagai PPAT Sementara. 2)
Pelantikan PPAT dan PPATS

Tahapan kegiatan Pelantikan PPAT dan PPAT Sementara,


meliputi:

⮚ Persiapan;

⮚ Penyeleksian berkas permohonan pelantikan PPAT dan


PPAT Sementara yang masuk;

⮚ Pemberitahuan kepada pemohon tentang jadwal


pelantikan PPAT dan PPAT Sementara;

⮚ Pelaksanaan pelantikan PPAT dan PPAT Sementara dan


mengangkat sumpah jabatan sebagai PPAT dan PPAT
Sementara.

⮚ Penandatanganan Berita Acara Sumpah dan Pelantikan di


hadapan Kepala Kantor Pertanahan dan 2 (dua) orang saksi. 3)
Peningkatan Kualitas PPATS

Tahapan kegiatan Peningkatan Kualitas PPAT, meliputi:

⮚ Persiapan Peningkatan Kualitas PPAT meliputi :

- Penentuan waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan -


Pembuatan Surat Keputusan Penyelenggaraan kegiatan -
Penyusunan bahan ajar/materi-materi

- Penunjukan tim pengajar/pemberi materi

- Penggandaan bahan ajar/materi-materi

- Pengadaan perlengkapan kegiatan

⮚ Pelaksanaan Peningkatan Kualitas meliputi :


- Kegiatan Peningkatan Kualitas PPAT dilaksanakan dengan
metode pemberian materi/pembekalan teknis yang
dilaksanakan di Kantor Wilayah BPN maupun di Kantor
Pertanahan.

- Waktu pelaksanaan kegiatan selama + 12 (dua belas) jam


pelajaran
- Pengajar dapat berasal dari Pejabat Struktural dari Kantor
Wilayah BPN Provinsi maupun dari Kantor Pertanahan
Kabupaten/Kota.

- Apabila pelaksanaan Kegiatan di Kantor Pertanahan dan


pengajar berasal dari Pejabat Struktural dari Kantor Wilayah
BPN Provinsi maka pengajar mendapat Uang Transport
selain Honor, demikian pula sebaliknya.

- Jumlah materi sebanyak 5 (lima) materi yang masing-masing


diberikan selama kurang lebih 2 (dua) sampai 3 (tiga) jam
pelajaran, dengan total keseluruhan untuk 5 (lima) materi
tersebut adalah 12 (dua belas) jam pelajaran.

c. Tahap Evaluasi dan Pelaporan

Tahap selanjutnya dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan


kegiatan, apakah kegiatan Sertifikasi Profesi SDM yang dilakukan
telah berjalan dengan baik dan sesuai dengan pencapaian sasaran
yang telah ditetapkan yang hasilnya dibuat dalam bentuk laporan.

2. Waktu Pelaksanaan

Untuk Kegiatan Penunjukkan PPATS, Pelantikan PPAT dan PPATS, dan


Peningkatan Kualitas PPATS, waktu pelaksanaannya selama tahun
anggaran berjalan dengan waktu penyelesaian permohonannya sesuai
dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku yang mengatur Standar
Operasioanal dan Prosedur Pelaksanaan layanan bidang ke-PPAT-an.

D. Kurung Waktu Pencapaian Keluaran

Waktu pencapaian hasil (output) untuk Penunjukkan PPATS, Pelantikan


PPAT dan PPATS, dan Peningkatan Kualitas PPATS sesuai dengan peraturan
dan ketentuan yang mengatur Standar Operasional dan Prosedur Pelaksanaan
layanan bidang ke-PPAT-an.
E. Biaya Yang Diperlukan

Biaya yang diperlukan untuk kegiatan dengan output Lisensi PPAT


Tahun 2023 dibebankan pada anggaran DIPA Kantor Pertanahan Kabupaten
Buleleng Tahun Anggaran 2023 dengan target sebanyak 10 orang dan
anggaran sebesar Rp. 4.240.000,- Empat juta dua ratus empat puluh ribu
rupiah).

Singaraja, 15 Juli 2022


Kepala Kantor Pertanahan
Kabupaten Buleleng,

Ir. I Komang Wedana, M.Sc.


NIP. 19641027 199403 1 001

Anda mungkin juga menyukai