Anda di halaman 1dari 6

Nama : Yoga Nugroho Maryanto Putra

Nim : EAA 118 109

Tugas PLKH :
1. Cari UU tentang kepegawaian, No. berapa, tahun berapa, tentang apa. Kemudian
resume :
a. Cari di UU apa dan pasal berapa yang berbunyi mengenai siapa yang memiliki
kewenangan untuk memberhentikan PNS / ASN
b. Di UU apa tentang apa dan pasal berapa dan bunyi nya apa yang mengatur prosedur
mengenai pemberhentian PNS/ASN

2. Cari UU tentang tanah, No. berapa, tahun berapa, tentang apa. Kemudian resume :
a. Cari di UU apa dan pasal berapa yang berbunyi mengenai siapa yang memiliki
kewenangan untuk menerbitkan sertifikat tanah
b. Di UU apa tentang apa dan pasal berapa dan bunyi nya apa yang mengatur prosedur
mengenai penerbitan sertifikat tanah

3. Cari UU tentang kepegawaian, No. berapa, tahun berapa, tentang apa. Kemudian
resume :
a. Cari di UU apa dan pasal berapa yang berbunyi mengenai siapa yang memiliki
kewenangan untuk melantik dan memberhentikan kepala desa
b. Di UU apa tentang apa dan pasal berapa dan bunyi nya apa yang mengatur prosedur
mengenai melantik dan memberhentikan kepala desa
1. Undang - undang yang memgatur tentang kepegawaian :
a. Undang - undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2020 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 Tentang
Manajemen Pegawai Negeri Sipil
c. Peraturan Badan Kepegawaian Negara Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2020
Tentang Petunjuk Teknis Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil.

1.a Menurut Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara, bahwa "Pejabat yang berwenang adalah pejabat yang mempunyai
kewenangan mengangkat, memindahkan dan memberhentikan Pegawai Negeri
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku Selain itu menurut Pasal 1
ayat 16 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2020 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen
Pegawai Negen Sipil, bahwa “Pejabat Yang Berwenang yang selanjutnya disingkat
PyB adalah pejabat yang mempunyai kewenangan melaksanakan proses
pengangkatan pemindahan, dan pemberhentian Pegawai ASN sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang - undangan”

Adapun di sini, yang mengatur mengenai siapa pejabat yang berwenang


mengangkat memindahkan dan memberhentikan ASN diatur dalam Pasal 3 ayat (1)
Pasal 3 avat (6) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2020
Tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 11 tahun 2017 tentang
manajemen Pegawai Negeri Sipil.

Pasal 3 ayat 1 : Presiden selaku pemegang kekuasaan tertinggi pembinaan


PNS berwenang menetapkan pengangkatan, pemindahan, dan
pemberhentian PNS.

Pasal 3 ayat 6 : Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c


termasuk juga Sekretaris Mahkamah Agung.
1.b Menurut Pasal 5 s/d Pasal 37 Peraturan Badan Kepegawaian Negara Republik
Indonesia Nomor 3 Tahun 2020 tentang Petunjuk Teknis Pemberhentian Pegawai
Negeri Sipil prosedur tata cara mengenai pemberhentian Pegawal Negeri
Sipil/Aparatur Sipil Negara.

2. Undang - undang tentang tanah diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun


1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agrana dan Peraturan Kepala Badan
Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2013 tentang Pelimpahan
Kewenangan Pemberian Hak Atas Tanah dan Kegiatan Pendaftaran Tanah

2.a Undang undang yang mengatur siapa yang berwenang menerbitkan sertifikat
tanah tertuang dalam Pasal 18 s/d Pasal 20 Peraturan Kepala Badan Pertanahan
Nasional Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2013 tentang Pelimpahan Kewenangan
Pemberian Hak atas Tanah dan Kegiatan Pendaftaran Tanah.

Pasal 18

Dalam pendaftaran tanah secara sporadik, Buku Tanah dan Sertipikat Untuk Pertama
Kali ditandatangani oleh Kepala Kantor Pertanahan.

Pasal 19

(1) Dalam hal Kepala Kantor Pertanahan berhalangan karena dinas, cuti, sakit
atau sebab lain untuk waktu lebih dari 10 (sepuluh) hari kerja berturut-turut,
Kepala Kanwil BPN menunjuk Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Kantor
Pertanahan.

(2) Tembusan Keputusan Penunjukan Pelaksana Tugas (Plt.) sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada Kepala Badan Pertanahan
Nasional Republik Indonesia.

Pasal 20

(1) Dalam hal Kantor Pertanahan mempunyai beban pekerjaan pada pelayanan
lebih dari 1.000 (seribu) kegiatan setiap bulan, kewenangan pelayanan data
pemeliharaan pendaftaran tanah, penandatanganannya harus dilimpahkan
kepada Kepala Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah.
(2) Kewenangan menandatangani Buku Tanah dan Sertipikat oleh Kepala Seksi
Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), untuk
pelayanan Pemeliharaan Data Pendaftaran Tanah, pada kegiatan:
a. Pendaftaran Hak Tanggungan Peralihan Hak
Tanggungan (Cessie), Perubahan Kreditur (Subrogasi);
b. Pendaftaran Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun;
c. Penandatanganan Surat Keterangan Pendaftaran Tanah;
d. Pencatatan sita dan pengangkatan sita;
e. Pengecekan Sertipikat; dan
f. Pencatatan lain-lainnya.

(3) Apabila Kantor Pertanahan mempunyai volume beban pekerjaan pada


pelayanan lebih dari 3.000 (tiga ribu), kewenangan yang dilimpahkan kepada
Kepala Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), Kepala Kantor Pertanahan dapat melimpahkan sebagian kewenangan
dimaksud kepada masing-masing Kepala Sub Seksi pada Seksi Hak Tanah dan
Pendaftaran Tanah.
(4) Tembusan Keputusan Pelimpahan kewenangan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dan ayat (3), disampaikan kepada Kepala Kanwil BPN dan Kepala
Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia.

2.b Undang - undang yang mengatur mengenai prosedur penerbitan sertifikat tanah
adalah Peraturan Pemerintah nomor 24 tahun 1997 tentang pendaftaran tanah pasal 5 -
pasal 35.
3. Undang-undang yang mengatur tentang kepala desa diatur dalam Peraturan Menteri
Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2015 tentang Pengangkatan Dan
Pemberhentian Kepala Desa dan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa

3.a Undang - undang yang mengatur tentang siapa yang berwenang mengangkat dan
memberhentikan kepala desa diatur dalam Pasal 4 ayat 1 dan ayat 2 Peraturan Menteri
Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 82 tahun 2015 tentang Pengangkatan dan
Pemberhentian Kepala Desa yang berbunyi :
Ayat 1: “Pelantikan Calon Kepala Desa terpilih dilakukan paling lambat 30 (tiga
puluh) hari terhitung sejak diterbitkan keputusan Bupati/Walikota mengenai
pengesahan pengangkatan Calon Kepala Desa terpilih.”
Ayat 2 : “Pelantikan Calon Kepala Desa terpilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan oleh Bupati/Walikota atau pejabat yang ditunjuk.”

3.b Undang - undang yang mengatur mengenai prosedur Pengangkatan Kepala Desa
adalah Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia No. 82 Tahun 2015
Tentang Pengangkatan dan Pemberhentan Kepala Desa Pasal 3. Kemudian Untuk
Undang - undang yang mengatur mengenai prosedur pemberhentian Kepala Desa
diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 82 Tahun
2015 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Desa pasal 8 s/d pasal 10 yang
berbunyi :

Pasal 3 : “Calon Kepala Desa terpilih disahkan pengangkatannya dengan Keputusan


Bupati/Walikota. (2) Keputusan Bupati/Walikota sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diterbitkan paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak diterima laporan hasil
pemilihan Kepala Desa dari BPD”

Pasal 8 :
(1) Kepala Desa berhenti karena: a. Meninggal dunia; b. Permintaan sendiri; atau c.
Diberhentikan.
(2) Kepala Desa diberhentikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c karena: a.
Berakhir masa jabatannya; b. Tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan
atau berhalangan tetap secara berturut-turut selama 6 (enam) bulan; c. Tidak lagi
memenuhi syarat sebagai kepala Desa; d. Melanggar larangan sebagai kepala Desa; e.
Adanya perubahan status Desa menjadi kelurahan, penggabungan 2 (dua) Desa atau
lebih menjadi 1 (satu) Desa baru, atau penghapusan Desa; f. Tidak melaksanakan
kewajiban sebagai kepala Desa; atau g. Dinyatakan sebagai terpidana berdasarkan
putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap.
(3) Apabila kepala Desa berhenti sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Badan
Permusyawaratan Desa melaporkan kepada Bupati/Walikota melalui camat atau
sebutan lain.
(4) Laporan Pimpinan Badan Permusyawaratan Desa kepada Bupati/Walikota
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) memuat materi situasi yang terjadi terhadap
Kepala Desa yang bersangkutan.
(5) Atas laporan Pimpinan Badan Permusyawaratan Desa sebagaimana dimaksud
pada ayat (4) Bupati/Walikota melakukan kajian untuk proses selanjutnya

Pasal 9 :
Kepala Desa dapat diberhentikan sementara oleh Bupati/Walikota karena :
a. Tidak melaksanakan kewajiban sebagai kepala desa; b. Melanggar larangan sebagai
Kepala Desa;
c. Dinyatakan sebagai terdakwa yang diancam dengan pidana penjara paling singkat 5
(lima) tahun berdasarkan register perkara di pengadilan;
dan d. Ditetapkan sebagai tersangka dalam tindak pidana korupsi, teroris, makar,
dan/atau tindak pidana terhadap keamanan negara.

Pasal 10 :
(1) Pengesahan pemberhentian Kepala Desa sebagaimana dimaksud dalam pasal 8
ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Bupati/Walikota.
(2) Keputusan Bupati/Walikota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan
kepada Kepala Desa yang bersangkutan dan Para pejabat terkait pada tingkat Provinsi
dan Kabupaten/Kota.

Anda mungkin juga menyukai