Anda di halaman 1dari 13

B.

Permasalahan (Problem statement)

1. Bahwa pada tanggal 29 maret 2000, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian
dengan nomor KP.330/369/SK.S/III/2000, Tentang Pengangkatan Calon Pegawai
Negeri Sipil Menteri Pertanian, dan dalam hal ini Penggugat diangkat sebagai calon
pegawai negeri sipil yang ditugaskan sebagai pelaksana teknis pada SP.Bimas
Kabupaten Bojonegoro Provinsi Jawa Timur.
2. Bahwa pada tanggal 28 Februari 2001, berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Pertanian dengan Nomor KP.340/445/II/2001, tentang Pengangkatan Pegawai
Negeri Sipil, dan dalam hal ini Penggugat diangkat sebagai Pegawai Negeri Sipil
dengan jabatan pelaksana Administrasi/Teknis pada SETDAL Bimas dpk. Pada
SP.Bimas Kabupaten Bojonegoro Provinsi Jawa Timur.
3. Bahwa pada tanggal 1 Mei 2013, berdasarkan Keputusan Bupati Bojonegoro,
Nomor : 821.2/51/203.412/2013, Tentang Pengangkatan Dalam Jabatan, dalam hal
ini Penggugat diangkat menjadi kabid Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura
pada dinas pertanian Kabupaten Bojonegoro.
4. Bahwa pada tanggal 2 Mei 2013, berdasarkan surat pernyataan menduduki jabatan
dengan nomor 821.2/037.b/203.412/2013, dan dalam hal ini Penggugat telah
menduduki jabatan sebagai kabid Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura pada
dinas pertanian Kabupaten Bojonegoro.
5. Bahwa pada tanggal 27 Mei 2015, berdasarkan Keputusan Bupati Bojonegoro,
nomor 474.2/152/203.412/2015 Tentang Pemberhentian Sementara Dari Jabatan
Negeri, karena dalam hal ini Penggugat telah ditahan sejak tanggal 29 April 2015,
oleh pihak Kepolisian Resort Bojonegoro atas adanya dugaan tindak pidana korupsi
sehingga perlu memberhentikan sementara yang bersangkutan dari jabatan
Negerinya.
6. Bahwa pada tanggal 30 Oktober 2015, adanya “Putusan Pengadilan Tindak Pidana
Korupsi Surabaya No. 122/Pid.Sus/TPK/2015/PN.Sby”, yang dalam hal ini
menyatakan bahwa Penggugat dinyatakan bersalah dan dihukum pidana penjara
selama 1 (satu) tahun, dan telah dinyatakan bebas sejak tanggal 25 Januari 2016.
7. Bahwa pada tanggal 10 Februari 2016, Penggugat telah berkirim surat kepada
Tergugat terkait dengan telah bebas dan telah habisnya masa hukuman dari
Penggugat, sehingga Penggugat mohon untuk dapat diaktifkan kembali sebagai
pegawai negeri sipil pada Pemerintahan Kabupaten Bojonegoro, namun surat
tersebut tidak ada balasan.
8. Bahwa pada tanggal 14 Desember 2016 Penggugat telah mengirimkan surat kepada
Kepala BKD Kabupaten Bojonegoro untuk mempertanyakan kelanjutan dan surat
yang pernah dikirim tertanggal 20 Februari 2016, perihal permohonan pengaktifan
kembali status sebagai PNS, karena penggugat berpedoman terhadap beberapa staff
PNS Kabuptaen Bojonegoro yang sama terkena masalah hukum pada tindak pidana
korupsi telah diaktifkan kembali, namun dalam hal ini kenapa status Penggugat
belum diaktifkan kembali.
9. Bahwa pada tanggal 3 Maret 2017 Penggugat telah menerima Surat Keputusan
Bupati Bojonegoro dengan Nomor 824/01/412.301/2017 tanggal 3 Januari 2017,
tentang pemindahan tempat Bekerja Pegawai Negeri Sipil, yang pada pokoknya
surat tersebut menjelaskan mengenai pemindahan pegawai negeri sipil pada
lingkungan Kabupaten Bojonegoro dan dalam surat tersebut secara tegas disebutkan
pada lampirannya dengan
nomor 1125 menyatakan Penggugat yang berstatus sebagai staf pada Dinas
Pertanian dipindahkan menjadi staf pada dinas pertanian pada lingkungan
Kabupaten Bojonegoro.
10. Bahwa berdasarkan hal tersebut diatas maka secara hhukum kedudukan Penggugat
sebagai Pegawai Negeri Sipil masih tercatat dan masih diakui, namun dalam hal ini
ketika Peggugat datang pada dinas pertanian dan menghadap kepada Ir. Akhmad
Djupri, Msi selaku kepala Dinas Pertanian, secara lisan menyatakan agar tidak
masuk kerja dulu karena menunggu surat tugas dari Badan Kepegawaian,
Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) Kabupaten Bojonegoro.
11. Bahwa pada tanggal 10 Maret 2017 Penggugat bersurat kepada Kepala Dinas
Pertanian Kabupaten Bojonegoro tentang permohonan konfirmasi terkait dengan
dasar serta alasan secara hukum yang dijadikan pertimbangan terhadap arahan
kepala dinas pertanian yang menyatakan harus adanya surat dari BKPP terkait
pengaktifan kembali terhadap diri penggugat, karena jelas dalam hal ini
berdasarkan Surat Keputusan Bupati Bojonegoro dengan nomor
824/01/412.301/2017 tanggal 3 Januari 2017, tentang pemindahan tempat Bekerja
Pegawai Negeri Sipil, yang seharusnya dimaknai bahwasanya Penggugat secara
kedinasan masih tercatat dan diakui sebagai PNS pada pemerintahan Kabupaten
Bojonegoro dan dalam surat tersebut Penggugat juga menanyakan terhadap gaji
penggugat yang diberhentikan tanpa dasar serta alasan hukum yang jelas.
12. Bahwa pada tanggal 10 Maret 2017, berdasarkan surat dengan nomor
520/144/412.223/2017, dengan perihal jawaban surat saudara Rohmat Harianto,
SP., MM., Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bojonegoro yang pada saat itu
adalah Ir. AKHMAD DJUPRI, MM, memberikan jawaban yang pada pokoknya
terkait dengan Pengaktifan kembali Penggugat dan penghentian gaji Penggugat
adalah didasarkan dari Surat dari BKPP Kab. Bojonegoro.
13. Bahwa pada tanggal 28 Agustus 2017, berdasarkan surat Keputusan Bupati
Bojonegoro Nomor : 888/229/412.301/2017, tanggal 281 Agustus 2017 Tentang
Pemberhentian Tidak Dengan Hormat Sebagai Pegawai Negeri Sipil dengan atas
nama Rohmat Harianto, SP., MM, yang pada pokonya menyatakan memberhentikan
Penggugat sebagai Pegawai Negeri Sipil.
14. Bahwa pada tanggal 7 September 2017, Penggugat mengajukan permohonan
Banding Administrasi pada Kepala Badan Pertimbangan Kepegawaian di Jakarta
tentang adanya surat keputusan bupati terkait Pemberhentian Tidak Dengan Hormat
Sebagai Pegawai Negeri Sipil dengan atas nama ROHMAT HARIANTO, SP.,
MM, tersebut.
15. Bahwa pada tanggal 24 Oktober 2107, berdasarkan surat dengan nomor :
701/BAPEK/S.1/2017, perihal Penjelasan Banding Administratif atas nama
ROHMAT HARIANTO, Sp., MM, staf Dinas Pertanian Kabupaten Bojonegoro.
Yang pada pokoknya menyatakan BAPEK tidak berwenang menerima dan
memeriksa terkait dengan banding administratif terhadap keputusan pemberhentian
dengan tidak hormat yang diterbitkan oleh Bupati.
16. Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat bertentangan dengan Peraturan
perundang- undangan (Pasal 53 ayat 2 huruf a UU Perubahan Ke II PTUN)
serta bersifat Inkonstitusional karena menggunakan dasar hukum yang sudah
tidak berlaku:
a. Bahwa jelas secara nyata telah diketahui KTUN yang menjadi obyek perkara ini
diterbitkan pada tanggal 28 Agustus 2017 (Tempus) oleh Tergugat;
b. Bahwa pada angka 5 bagian mengingat terkait dengan KTUN yang diterbitkan
oleh Tergugat menjelaskan mengenai dasar hukum yang digunakan dalam
menerbitkan KTUN
Tersebut yaitu Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2003
Tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindaham dan Pemberhentian Pegawai
Negeri Sipil;
c. Bahwa Keputusan Tergugat a quo telah bertentangan dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil,
yang ditetapkan pada tanggal 30 Maret 2017 dan diundangkan tanggal 7
April 2017, khususnya Pasal 362 ayat 14 yang menyatakan sebagai berikut :
Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan,
Pemindahan, dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4263), sebagaimana tealah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2009 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan,
Pemindahan, dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 164); dicabut Dan dinyatakan tidak
berlaku lagi.

d. Bahwa terhadap ketentuan hukum khususnya Peraturan Pemerintah Republik


Indonesia Nomor 9 Tahun 2003 Tentang Wewenang Pengangkatan,
Pemindahan Dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil, telah dinyatakan
dicabut dan tidak berlaku;
e. Bahwa berdasarkan uraian ketentuan hukum di atas, dalam sistem hukum
dikenal asas Lex Posteriori Derogat Legi Priori yaitu suatu asas penafsiran
yang menyatakan bahwa ketentuan hukum yang baru mengesampingkan
ketentuan hukum yang lama, sehingga secara interpretatif dapat disimpulkan
asas tersebut memberikan justifikasi mengenai ketentuan hukum yang lama
dianggap tidak berlaku dan tidak mengikat;
f. Bahwa dalam hal ini Tergugat menjadikan ketentuan tersebut manjadi dasar dan
pijakan hukum dalam menerbitkan KTUN a quo adalah merupakan perbuatan
yang tidak berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku (inkonstitusional).
sehingga dalam hal ini adalah telah beralasan hukum yang cukup dan sudah
sepatutnya apabila yang mulia Majelis Hakim Pemeriksa Perkara ini untuk
menyatakan KTUN tersebut Batal Demi Hukum
17. Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat bertentangan dengan Peraturan
perundang-undangan (Pasal 53 ayat 2 huruf a UU Perubahan Ke II PTUN)
bertentangan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 Tentang
Manajemen Pegawai Negeri Sipil.
a. Bahwa berdasarkan ketentuan pada Pasal 251 Peraturan Pemerintah Nomor 11
Tahun 2017 Tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil yang menyatakan bahwa
"PNS yang dipidana dengan pidana penjara kurang dari 2 (dua) tahun
berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum tetap
karena melakukan tindak pidana dengan berencana, diberhentikan dengan
hormat tidak atas permintaan sendiri sebagal PNS”
b. bahwa berdasarkan amar Putusan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Surabaya
No.122/Pid Sus/TPK/2015/PN. Sby, Tanggal 30 Oktober 2015, yang pada
pokoknya menyatakan Penggugat dihukum selama 1 (satu) tahun.
c. Bahwa berdasarkan hal tersebut maka Penggugat seharusnya tidak
diberhentikan dengan tidak hormat karena tidak sesuai dengan kualifikasi yang
dimaksud dalam Pasal 251 Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017
Tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil tersebut, sehingga jelas KTUN
tersebut tidak sesuai dengan ketentuan perundang- undangan, oleh karenanya
sudah sepatutnya untuk dibatalkan.

18. Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat bertentangan dengan Asas-Asas
Umum Pemerintahan Yang Baik (Pasal 53 ayat 2 huruf b UU Perubahan Kecil
PTUN).
 Bahwa berdasarkan JUKLAK Mahkamah Agung No. 052/Td/TUN/III/1992
tertanggal 24 Maret 1992, dinyatakan "Di dalam hal hakim
mempertimbangkan adanya Asas Asas Umum Pemerintahan yang Baik
sebagai alasan pembatalan Penetapan maka hal tersebut tidak perlu
dimasukkan dalam diktum putusannya, melainkan cukup dalam
pertimbangan putusan dengan menyebutkan asas mana dari Asas Asas
Umum Pemerintahan yang Baik (AUPB) yang dilanggar dan akhirnya harus
mengacu pada Pasal 53 ayat (2) huruf b UU PTUN Perubahan Ke I.
 Bahwa berdasar uraian di atas maka Penggugat berpendapat gugatan yang
diajukan oleh Penggugat dapat juga menggunakan alasan bahwa telah
dilanggarnya AUPB oleh Tergugat dan hal ini merupakan bagian dari
ketentuan Pasal 53 ayat (2) huruf b UU 9 tahun 2004 tentang PTUN
Perubahan ke I.
 Bahwa, sehubungan dengan itu. Penggugat berpendapat AUPB yang telah
dilanggar oleh Tergugat dalam menerbitkan keputusan Tergugat a quo
adalah tidak memenuhi.
a. Asas kepastian hukum
 Bahwa pada prinsipnya, terdapat beberapa indikator mengenai asas
kepastian hukum dalam KTUN, yaitu
I. KTUN harus didasarkan pada peraturan perundang-undangan
yang berlaku
II. Setiap KTUN yang dikeluarkan oleh pemerintah hendaknya
tidak mudah dicabut kembali.
III. Hak yang diperoleh berdasarkan KTUN hendaknya dihormati.
 Bahwa hal tersebut juga ditegaskan dalam Asas kepastian hukum
menurut UU ASN 2014 adalah “dalam setiap penyelenggaraan
kebijakan dan Manajemen ASN, mengutamakan landasan peraturan
perundang-undangan, kepatutan, dan keadilan. Sehingga unsur-unsur
asas kepastian hukum lebih menekankan kepada setiap
penyelenggaraan kebijakan dan manajemen ASN untuk
mengutamakan landasan peraturan perundang-undangan kepatutan,
dan keadilan.
 Bahwa dalam hal ini secara substansial, tujuan pengaturan asas
kepastian hukum memiliki esensi, tujuan dan semangat yaitu untuk
menegakkan nilai- nilai kepastian hukum.
 Bahwa berdasarkan fakta yang terjadi dalam penerbitan KTUN ini,
Pejabat yang menerbitkan KTUN tersebut tidak mengindahkan hal-
hal yang telah terurai di atas, misalnya yaitu :
I. Menggunakan aturan hukum yang sudah tidak berlaku,
II. Menerbitkan KTUN yang menghapuskan Hak (gaji pegawai)
yang hak tersebut merupakan lahir dari suatu KTUN terdahulu.
III. tidak memperhatikan pengabdian Penggugat selama ini kepada
Pemerintah Kabupaten Bojonegoro.
IV. Menggantungkan nasib orang lain, karena disatu sisi masih akui
kedudukan sebagai pegawai negeri sipil berdasarkan Surat
Keputusan Bupati Bojonegoro dengan nomor
824/01/412.301/2017 tanggal 3 Januari 2017, tentang
pemindahan tempat Bekerja Pegawai Negeri Sipil,

namun disisi lain tidak diberikan kesempatan untuk bekerja dan


mengabdi kembali.
 Bahwa berdasarkan uraian kami diatas mengenai Keputusan
Tergugat bersifat Inkonstitusional karena menggunakan dasar
hukum yang sudah tidak berlaku sehingga melanggar asas
kepastian hukum, maka dalam hal ini jelas secara nyata
Keputusan tergugat telah menyalahi asas asas umum
pemerintahan yang baik.
b. Asas Persamaan Atau Asas Non Diskriminasi
 Bahwa pada prinsipnya, terdapat beberapa indikator mengenai
asas persamaan atau asas non diskriminasi, yang harus terdapat
dalam KTUN, yaitu
1. Keputusan TUN harus dibuat dengan mempertimbangkan
kepentingan para pihak secara keseluruhan dan idak
diskriminatif.
2. Penyelenggara Pemerintahan harus dapat memberikan
pelayanan yang adil karena mendapatkan perlakukan yang adil
merupakan hak setiap warganegara berhak memperoleh
pelayanan yang adil.
3. Keputusan TUN harus memberikan kedudukan yang sama
kepada setiap warga Negara di hadapan hukum dan
pemerintahan.
4. Keputusan TUN harus didasarkan pada dalam hal-hal yang
sama atau keadaan-keadaan yang sama harus diperlakukan
dengan sama pula
5. Penyelenggara pemerintahan harus menjamin adanya
persamaan hak baik itu sipil, politik, ekonomi, hukum, dan
budaya.
 Bahwa secara faktanya terhadap pelanggaran Asas Non
Diskriminasi dalam menerbitkan KTUN tersebut adalah salah
satunya terhadap para PNS lain yang sama-sama telah di hukum
secara pidana, namun masih dapat dipekerjakan kembali sebagai
PNS di Lingkungan Pemerintahan Kabupaten Bojonegoro.
 Berdasarkan hal tersebut jelas bahwasanya KTUN tersebut
diterbitkan salah satunya adalah adanya faktor
diskriminasisehingga jelas KTUN tersebut telah melanggar Asas
Persamaan dalam Asas Umum Pemerintahan Yang Baik.
c. Asas Kecermatan
 Bahwa pada prinsipnya, terdapat beberapa indikator mengenai
asas Kecermatan, yang harus terdapat dalam KTUN, yaitu :
a. Keputusan TUN dan atau tindakan badan atau pejabat TUN
harus didasarkan pada dokumen yang lengkap.
b. Keputusan TUN harus mempertimbangkan secara
komprehensif segenap aspek dari materi keputusan, agar
tidak menimbulkan kerugian bagi warga masyarakat.
c. Keputusan TUN didasarkan pada mendengar pihak-pihak
yang berkepentingan. Suatu keputusan harus dipersiapkan
dan diambil dengan cermat (penuh hati-hati), diambil dengan
tepat dan sesuai dengan sasaran/objeknya; Harus
memperhatikan dan mendengarkan pihak-pihak yang
berkepentingan terlebih dahulu, sebelum mereka dihadapkan
pada naulu keputusan yang merugikan;
d. Semua fakta yang relevan ataupun semua kepentingan yang
tersangkut, termasuk kepentingan pihak ketiga harus
dipertimbangkan dalam keputusan.
e. Penyelenggara Pemerintahan dalam menjalankan
kewenangannya wajib membuat berita acara atau laporan yang
akurat sesuai dengan data data yan diperoleh.
 Bahwa secara faktanya dalam menerbitkan KTUN tersebut
Tergugat Mengindahkan asas kecermatan yang dalam hal ini,
sebagai berikut :
a. Dalam menerbitkan KTUN mendasarkan pada suatu ketentuan
peraturan perundang-undangan yang telah tidak berlaku, yaitu
peraturan pemerintahan Nomor 9 tahun 2003, sedangkan pada
saat menerbitkan KTUN tersebut peraturan tersebut telah
dicabut dengan peraturan pemerintah nomor 11 tahun 2017.
b. Bahwa Penggugat tidak termasuk dalam kualifikasi dalam
ketentuan Pasal 251 Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun
2017 Tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil, sehingga
seharusnya Penggugat tidak diberhentikan dengan tidak
hormat sebagai Pegawal Negeri Sipil
 Bahwa berdasarkan hal tersebut jelas KTUN tersebut diterbitkan
dengan tidak memperhatikan asas kecermatan sehingga KTUN
tersebut cacat, oleh karenanya sudah sepatutnya KTUN tersebut
dibatalkan.

d. Asas Penyalahgunaan kewenangan


 Bahwa Penggugat terdahulu menjadi pegawai negeri adalah
diangkat berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian
dengan Nomor KP.340/445/II/2001, tanggal 28 Februari
2001, tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil, dan dalam hal
ini Penggugat diangkat sebagai Pegawai Negeri Sipil dengan
jabatan pelaksana Administrasi/Teknis pada SETDAL Bimas
dpk. Pada SP.Bimas Kabupaten Bojonegoro Provinsi Jawa
Timur.
 Bahwa Penggugat diberhentikan secara tidak hormat dengan
menggunakan surat Keputusan Bupati Bojonegoro Nomor :
888/229/412.301/2017, tanggal 28 Agustus 2017 Tentang
Pemberhentian Tidak Dengan Hormat Sebagai Pegawai Negeri
SIPIL atas nama Rohmat Harianto, Sp., MM.
 Bahwa dalam hal ini telah jelas KTUN yang diterbitkan oleh
Tergugat tidak dapat mencabut KTUN yang secara hirarki lebih
tinggi jenjang diatasnya, karena hal tersebut bertentangan dengan
asas lus contra actus, dimana kedudukan KTUN Tergugat
dibawah KTUN yang dahulu mengangkat Penggugat. sehingga
secara fakta adalah Tergugat tidak berwenang untuk
memberhentikan Penggugat.
 Bahwa berdasarkan hal tersebut maka KTUN Tergugat tersebut
adalah cacat kewenangan, oleh karenanya sudah sepatutnya
KTUN tersebut dibatalkan.
e. Asas pemberian alasan:

 Bahwa dalam membuat keputusan Tergugat a quo nampak “tidak


memberikan alasan-alasan” yang menjadi dasar bagi Tergugat
dalam membuat Keputusan Tata Usaha Negara (ic keputusan
Tergugat);
 Bahwa hal mana dalam pertimbangan MEMPERHATIKAN
sebagai dasar keputusan tersebut adalah menyatakan "Putusan
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Surabaya
No.122/Pid.Sus/TPK/2015/PN.Sby Tanggal 30 Oktober 2015”,
namun tidak jelaskan mengenai substansi yang lebih lengkap dan
jelas mengenai hukuman yang tertera pada putusan tersebut;
 Bahwa berdasarkan ketentuan pada pasal 247 Jo Pasal 248 Jo.
Pasal 249 Jo, Pasal 250 Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun
2017 Tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil, yang pada
pokoknya menjelaskan dan mengatur mengenai lama batas
waktu hukuman pidana yang berakibat bahwa seorang Pegawai
Negeri sipil dapat dilakukan pemberhentian tidak dengan hormat
adalah apabila di hukum pidana sedikitnya 2 Tahun, sehingga
Norma ketentuan hukum tersebut bersifat dan mengatur secara
Limitatif;
 Bahwa berdasarkan amar Putusan Pengadilan Tindak Pidana
Korupsi Surabaya No.122/Pid.Sus/TPK/2015/PN.Sby Tanggal
30 Oktober 2015. penggugat dalam hal ini dijatuhi hukuman
selama 1 tahun, dan telah menjalaninya serta telah bebas dan
bekerja kembali pada instansi dimana dulu penggugat
ditempatkan.
 Bahwa secara fakta yang nyata dan dasar hukum masih
difungsikannya Penggugat sebagai pegawai negeri sipil pada
Kabupaten Bojonegoro tersebut adalah berdasarkan Keputusan
Bupati Bojonegoro nomor 824/01/412.301/2017 tertanggal 03
Januari 2017 Tentang Pemindahan Tempat Kerja Pegawai
Negeri Sipil, yang dalam keputusan tersebut Penggugat
merupakan salah satu Pegawai negeri sipil yang termasuk
dipindahkan, dengan ini secara nyata bahwasanya secara tidak
langsung kedudukan Penggugat sebagai Pegawai Negeri Sipil
pada Pemerintahan Kabupaten Bojonegoro masih di akui oleh
Pemerintah kabupaten Bojonegoro, namun pemindahan
Penggugat tersebut dapat penggugat dianggap sebagai bentuk
sanksi pegawai negeri sipil.
 Bahwa terhadap penerapan hukuman Pemberhentian Tidak
Dengan Hormat Sebagai Pegawai Negeri Sipil dalam ketentuan
pasal 250 huruf b dan huruf d Jo. Pasal 252 Peraturan
Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 Tentang Manajemen Pegawai
Negeri Sipil, secara normatif mengandung syarat yaitu harus di
hukum paling sedikit 2 tahun dan penetapan pemberhentian
tidak dengan hormat terhadap PNS tersebut adalah terhitung
mulai akhir bulan sejak putusan pengadilan atas perkaranya yang
telah memiliki kekuatan hukum tetap.
 Bahwa secara fakta nyata Penggugat tidak dihukum paling
sedikit 2 Tahun dan masih dipekerjakan walaupun kedudukannya
dipindahkan tertanggal sampai dengan 3 Januari 2017 sesuai
Keputusan pemindahan, maka dalam hal ini seharusnya secara
nyata Penggugat telah menjalankan sanksi hukuman secara
pribadi dan secara institusi kedinasan oleh

karenanya adalah sebuah tidakan yang sewenang-wenang apabila


Penggugat diperlakukan demikian;
 Bahwa berdasarkan uraian kami diatas mengenai Keputusan
Tergugat, maka dalam hal ini Jelas secara nyata Keputusan
tergugat telah menyalahi adas ásan umum pemerintahan
yang baik;
Bahwa dengan demikian berdasarkan uraian di atas, keberatan yang diajukan
oleh Penggugat terhadap "Keputusan Tergugat" beralasan hukum dan patut
dikabulkan. Bahwa terhadap Keputusan Tergugat a quo patut dinyatakan batal
atau tidak sah dengan alasan bahwa Keputusan Bupati Bojonegoro Nomor :
888/229/412.301/2017, tanggal 28 Agustus 2017 Tentang Pemberhentian Tidak
Dengan Hormat Sebagai Pegawai Negeri Sipil Terhadap Pegawai Negeri Sipil
Atas Nama Rohmat Harianto, SP., MM tidak berdasarkan hukum dan melanggar
Asas-Asas Umum Pemerintahan Yang Baik.

C. Posisi Kasus (Statement Of fact)

1. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian dengan nomor


KP.330/369/SK.S/III/2000, Tentang Pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil
Menteri Pertanian, dan dalam hal ini Penggugat diangkat sebagai calon pegawai
negeri sipil yang ditugaskan sebagai pelaksana teknis pada SP.Bimas Kabupaten
Bojonegoro Provinsi Jawa Timur.
2. .Bahwa berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian dengan Nomor
KP.340/445/II/2001, tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil, dan dalam hal
ini Penggugat diangkat sebagai Pegawai Negeri Sipil dengan jabatan pelaksana
Administrasi/Teknis pada SETDAL Bimas.
3. Berdasarkan Keputusan Bupati Bojonegoro, Nomor : 821.2/51/203.412/2013,
Tentang Pengangkatan Dalam Jabatan, dalam hal ini Penggugat diangkat menjadi
kabid Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura pada dinas pertanian
Kabupaten Bojonegoro.
4. Berdasarkan Keputusan Bupati Bojonegoro, nomor 474.2/152/203.412/2015
Tentang Pemberhentian Sementara Dari Jabatan Negeri, karena dalam hal ini
Penggugat telah ditahan sejak tanggal 29 April 2015, oleh pihak Kepolisian
Resort Bojonegoro atas adanya dugaan tindak pidana korupsi sehingga perlu
memberhentikan sementara yang bersangkutan dari jabatan Negerinya.
5. Putusan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Surabaya No.
122/Pid.Sus/TPK/2015/PN.Sby”, yang dalam hal ini menyatakan bahwa
Penggugat dinyatakan bersalah dan dihukum pidana penjara selama 1 (satu)
tahun, dan telah dinyatakan bebas sejak tanggal 25 Januari 2016.
6. Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat bertentangan dengan Peraturan
perundang- undangan (Pasal 53 ayat 2 huruf a UU Perubahan Ke II PTUN) serta
bersifat Inkonstitusional karena menggunakan dasar hukum yang sudah tidak
berlaku
7. Penggugat bersurat kepada Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bojonegoro
tentang permohonan konfirmasi terkait dengan dasar serta alasan secara hukum
yang dijadikan pertimbangan terhadap arahan kepala dinas pertanian yang
menyatakan harus adanya surat dari BKPP terkait pengaktifan kembali
terhadap diri penggugat, karena jelas dalam hal ini berdasarkan Surat
Keputusan Bupati Bojonegoro dengan nomor 824/01/412.301/2017 tanggal 3
Januari 2017, tentang pemindahan tempat Bekerja Pegawai Negeri Sipil, yang
seharusnya dimaknai bahwasanya Penggugat secara kedinasan masih tercatat dan
diakui sebagai PNS pada pemerintahan Kabupaten Bojonegoro dan dalam surat
tersebut Penggugat juga menanyakan terhadap gaji penggugat yang diberhentikan
tanpa dasar serta alasan hukum yang jelas.
8. Berdasarkan surat Keputusan Bupati Bojonegoro Nomor :
888/229/412.301/2017, tanggal 281 Agustus 2017 Tentang Pemberhentian Tidak
Dengan Hormat Sebagai Pegawai Negeri Sipil dengan atas nama Rohmat
Harianto, SP., MM, yang pada pokonya menyatakan memberhentikan Penggugat
sebagai Pegawai Negeri Sipil.
9. Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat bertentangan dengan Peraturan
perundang-undangan (Pasal 53 ayat 2 huruf a UU Perubahan Ke II PTUN)
bertentangan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 Tentang
Manajemen Pegawai Negeri Sipil.
10. Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat bertentangan dengan Asas-Asas
Umum Pemerintahan Yang Baik (Pasal 53 ayat 2 huruf b UU Perubahan Kecil
PTUN).

Anda mungkin juga menyukai