1. Bahwa pada tanggal 29 maret 2000, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian
dengan nomor KP.330/369/SK.S/III/2000, Tentang Pengangkatan Calon Pegawai
Negeri Sipil Menteri Pertanian, dan dalam hal ini Penggugat diangkat sebagai calon
pegawai negeri sipil yang ditugaskan sebagai pelaksana teknis pada SP.Bimas
Kabupaten Bojonegoro Provinsi Jawa Timur.
2. Bahwa pada tanggal 28 Februari 2001, berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Pertanian dengan Nomor KP.340/445/II/2001, tentang Pengangkatan Pegawai
Negeri Sipil, dan dalam hal ini Penggugat diangkat sebagai Pegawai Negeri Sipil
dengan jabatan pelaksana Administrasi/Teknis pada SETDAL Bimas dpk. Pada
SP.Bimas Kabupaten Bojonegoro Provinsi Jawa Timur.
3. Bahwa pada tanggal 1 Mei 2013, berdasarkan Keputusan Bupati Bojonegoro,
Nomor : 821.2/51/203.412/2013, Tentang Pengangkatan Dalam Jabatan, dalam hal
ini Penggugat diangkat menjadi kabid Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura
pada dinas pertanian Kabupaten Bojonegoro.
4. Bahwa pada tanggal 2 Mei 2013, berdasarkan surat pernyataan menduduki jabatan
dengan nomor 821.2/037.b/203.412/2013, dan dalam hal ini Penggugat telah
menduduki jabatan sebagai kabid Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura pada
dinas pertanian Kabupaten Bojonegoro.
5. Bahwa pada tanggal 27 Mei 2015, berdasarkan Keputusan Bupati Bojonegoro,
nomor 474.2/152/203.412/2015 Tentang Pemberhentian Sementara Dari Jabatan
Negeri, karena dalam hal ini Penggugat telah ditahan sejak tanggal 29 April 2015,
oleh pihak Kepolisian Resort Bojonegoro atas adanya dugaan tindak pidana korupsi
sehingga perlu memberhentikan sementara yang bersangkutan dari jabatan
Negerinya.
6. Bahwa pada tanggal 30 Oktober 2015, adanya “Putusan Pengadilan Tindak Pidana
Korupsi Surabaya No. 122/Pid.Sus/TPK/2015/PN.Sby”, yang dalam hal ini
menyatakan bahwa Penggugat dinyatakan bersalah dan dihukum pidana penjara
selama 1 (satu) tahun, dan telah dinyatakan bebas sejak tanggal 25 Januari 2016.
7. Bahwa pada tanggal 10 Februari 2016, Penggugat telah berkirim surat kepada
Tergugat terkait dengan telah bebas dan telah habisnya masa hukuman dari
Penggugat, sehingga Penggugat mohon untuk dapat diaktifkan kembali sebagai
pegawai negeri sipil pada Pemerintahan Kabupaten Bojonegoro, namun surat
tersebut tidak ada balasan.
8. Bahwa pada tanggal 14 Desember 2016 Penggugat telah mengirimkan surat kepada
Kepala BKD Kabupaten Bojonegoro untuk mempertanyakan kelanjutan dan surat
yang pernah dikirim tertanggal 20 Februari 2016, perihal permohonan pengaktifan
kembali status sebagai PNS, karena penggugat berpedoman terhadap beberapa staff
PNS Kabuptaen Bojonegoro yang sama terkena masalah hukum pada tindak pidana
korupsi telah diaktifkan kembali, namun dalam hal ini kenapa status Penggugat
belum diaktifkan kembali.
9. Bahwa pada tanggal 3 Maret 2017 Penggugat telah menerima Surat Keputusan
Bupati Bojonegoro dengan Nomor 824/01/412.301/2017 tanggal 3 Januari 2017,
tentang pemindahan tempat Bekerja Pegawai Negeri Sipil, yang pada pokoknya
surat tersebut menjelaskan mengenai pemindahan pegawai negeri sipil pada
lingkungan Kabupaten Bojonegoro dan dalam surat tersebut secara tegas disebutkan
pada lampirannya dengan
nomor 1125 menyatakan Penggugat yang berstatus sebagai staf pada Dinas
Pertanian dipindahkan menjadi staf pada dinas pertanian pada lingkungan
Kabupaten Bojonegoro.
10. Bahwa berdasarkan hal tersebut diatas maka secara hhukum kedudukan Penggugat
sebagai Pegawai Negeri Sipil masih tercatat dan masih diakui, namun dalam hal ini
ketika Peggugat datang pada dinas pertanian dan menghadap kepada Ir. Akhmad
Djupri, Msi selaku kepala Dinas Pertanian, secara lisan menyatakan agar tidak
masuk kerja dulu karena menunggu surat tugas dari Badan Kepegawaian,
Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) Kabupaten Bojonegoro.
11. Bahwa pada tanggal 10 Maret 2017 Penggugat bersurat kepada Kepala Dinas
Pertanian Kabupaten Bojonegoro tentang permohonan konfirmasi terkait dengan
dasar serta alasan secara hukum yang dijadikan pertimbangan terhadap arahan
kepala dinas pertanian yang menyatakan harus adanya surat dari BKPP terkait
pengaktifan kembali terhadap diri penggugat, karena jelas dalam hal ini
berdasarkan Surat Keputusan Bupati Bojonegoro dengan nomor
824/01/412.301/2017 tanggal 3 Januari 2017, tentang pemindahan tempat Bekerja
Pegawai Negeri Sipil, yang seharusnya dimaknai bahwasanya Penggugat secara
kedinasan masih tercatat dan diakui sebagai PNS pada pemerintahan Kabupaten
Bojonegoro dan dalam surat tersebut Penggugat juga menanyakan terhadap gaji
penggugat yang diberhentikan tanpa dasar serta alasan hukum yang jelas.
12. Bahwa pada tanggal 10 Maret 2017, berdasarkan surat dengan nomor
520/144/412.223/2017, dengan perihal jawaban surat saudara Rohmat Harianto,
SP., MM., Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bojonegoro yang pada saat itu
adalah Ir. AKHMAD DJUPRI, MM, memberikan jawaban yang pada pokoknya
terkait dengan Pengaktifan kembali Penggugat dan penghentian gaji Penggugat
adalah didasarkan dari Surat dari BKPP Kab. Bojonegoro.
13. Bahwa pada tanggal 28 Agustus 2017, berdasarkan surat Keputusan Bupati
Bojonegoro Nomor : 888/229/412.301/2017, tanggal 281 Agustus 2017 Tentang
Pemberhentian Tidak Dengan Hormat Sebagai Pegawai Negeri Sipil dengan atas
nama Rohmat Harianto, SP., MM, yang pada pokonya menyatakan memberhentikan
Penggugat sebagai Pegawai Negeri Sipil.
14. Bahwa pada tanggal 7 September 2017, Penggugat mengajukan permohonan
Banding Administrasi pada Kepala Badan Pertimbangan Kepegawaian di Jakarta
tentang adanya surat keputusan bupati terkait Pemberhentian Tidak Dengan Hormat
Sebagai Pegawai Negeri Sipil dengan atas nama ROHMAT HARIANTO, SP.,
MM, tersebut.
15. Bahwa pada tanggal 24 Oktober 2107, berdasarkan surat dengan nomor :
701/BAPEK/S.1/2017, perihal Penjelasan Banding Administratif atas nama
ROHMAT HARIANTO, Sp., MM, staf Dinas Pertanian Kabupaten Bojonegoro.
Yang pada pokoknya menyatakan BAPEK tidak berwenang menerima dan
memeriksa terkait dengan banding administratif terhadap keputusan pemberhentian
dengan tidak hormat yang diterbitkan oleh Bupati.
16. Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat bertentangan dengan Peraturan
perundang- undangan (Pasal 53 ayat 2 huruf a UU Perubahan Ke II PTUN)
serta bersifat Inkonstitusional karena menggunakan dasar hukum yang sudah
tidak berlaku:
a. Bahwa jelas secara nyata telah diketahui KTUN yang menjadi obyek perkara ini
diterbitkan pada tanggal 28 Agustus 2017 (Tempus) oleh Tergugat;
b. Bahwa pada angka 5 bagian mengingat terkait dengan KTUN yang diterbitkan
oleh Tergugat menjelaskan mengenai dasar hukum yang digunakan dalam
menerbitkan KTUN
Tersebut yaitu Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2003
Tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindaham dan Pemberhentian Pegawai
Negeri Sipil;
c. Bahwa Keputusan Tergugat a quo telah bertentangan dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil,
yang ditetapkan pada tanggal 30 Maret 2017 dan diundangkan tanggal 7
April 2017, khususnya Pasal 362 ayat 14 yang menyatakan sebagai berikut :
Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan,
Pemindahan, dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4263), sebagaimana tealah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2009 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan,
Pemindahan, dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 164); dicabut Dan dinyatakan tidak
berlaku lagi.
18. Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat bertentangan dengan Asas-Asas
Umum Pemerintahan Yang Baik (Pasal 53 ayat 2 huruf b UU Perubahan Kecil
PTUN).
Bahwa berdasarkan JUKLAK Mahkamah Agung No. 052/Td/TUN/III/1992
tertanggal 24 Maret 1992, dinyatakan "Di dalam hal hakim
mempertimbangkan adanya Asas Asas Umum Pemerintahan yang Baik
sebagai alasan pembatalan Penetapan maka hal tersebut tidak perlu
dimasukkan dalam diktum putusannya, melainkan cukup dalam
pertimbangan putusan dengan menyebutkan asas mana dari Asas Asas
Umum Pemerintahan yang Baik (AUPB) yang dilanggar dan akhirnya harus
mengacu pada Pasal 53 ayat (2) huruf b UU PTUN Perubahan Ke I.
Bahwa berdasar uraian di atas maka Penggugat berpendapat gugatan yang
diajukan oleh Penggugat dapat juga menggunakan alasan bahwa telah
dilanggarnya AUPB oleh Tergugat dan hal ini merupakan bagian dari
ketentuan Pasal 53 ayat (2) huruf b UU 9 tahun 2004 tentang PTUN
Perubahan ke I.
Bahwa, sehubungan dengan itu. Penggugat berpendapat AUPB yang telah
dilanggar oleh Tergugat dalam menerbitkan keputusan Tergugat a quo
adalah tidak memenuhi.
a. Asas kepastian hukum
Bahwa pada prinsipnya, terdapat beberapa indikator mengenai asas
kepastian hukum dalam KTUN, yaitu
I. KTUN harus didasarkan pada peraturan perundang-undangan
yang berlaku
II. Setiap KTUN yang dikeluarkan oleh pemerintah hendaknya
tidak mudah dicabut kembali.
III. Hak yang diperoleh berdasarkan KTUN hendaknya dihormati.
Bahwa hal tersebut juga ditegaskan dalam Asas kepastian hukum
menurut UU ASN 2014 adalah “dalam setiap penyelenggaraan
kebijakan dan Manajemen ASN, mengutamakan landasan peraturan
perundang-undangan, kepatutan, dan keadilan. Sehingga unsur-unsur
asas kepastian hukum lebih menekankan kepada setiap
penyelenggaraan kebijakan dan manajemen ASN untuk
mengutamakan landasan peraturan perundang-undangan kepatutan,
dan keadilan.
Bahwa dalam hal ini secara substansial, tujuan pengaturan asas
kepastian hukum memiliki esensi, tujuan dan semangat yaitu untuk
menegakkan nilai- nilai kepastian hukum.
Bahwa berdasarkan fakta yang terjadi dalam penerbitan KTUN ini,
Pejabat yang menerbitkan KTUN tersebut tidak mengindahkan hal-
hal yang telah terurai di atas, misalnya yaitu :
I. Menggunakan aturan hukum yang sudah tidak berlaku,
II. Menerbitkan KTUN yang menghapuskan Hak (gaji pegawai)
yang hak tersebut merupakan lahir dari suatu KTUN terdahulu.
III. tidak memperhatikan pengabdian Penggugat selama ini kepada
Pemerintah Kabupaten Bojonegoro.
IV. Menggantungkan nasib orang lain, karena disatu sisi masih akui
kedudukan sebagai pegawai negeri sipil berdasarkan Surat
Keputusan Bupati Bojonegoro dengan nomor
824/01/412.301/2017 tanggal 3 Januari 2017, tentang
pemindahan tempat Bekerja Pegawai Negeri Sipil,