Anda di halaman 1dari 4

Nama : Salwa Agustri Langgini

NIM : E0021416

Mata Kuliah : PLKH TUN (E)

Yth. Patrick Star 12 Maret 2023

Perihal : Penyelesaian Pemberhentian Jabatan

LEGAL OPINION

Duduk Perkara
Bahwa Patrick Star selaku pegawai Pemerintah Kabupaten Sukoharjo yang menjabat sebagai
Kepala Bagian Hukum Pemerintah Kabupaten Sukoharjo telah diberhentikan dari jabatannya
oleh Bupati Sukoharjo yang bernama Sukripjo. Patrick Star merasa bahwa Bupati Sukoharjo,
Sukripjo telah sewenang-wenang memberhentikan Patrick Star dari jabatannya karena Patrick
Star selama menjadi pegawai selalu bekerja dengan baik dan selalu menunjukkan dedikasi yang
bagus.
Sebagai tambahan informasi, Patrick Star dan Sukripjo selaku Bupati Sukoharjo pada tanggal
7 Januari 2023 telah melakukan perjanjian utang piutang dimana Sukripjo meminjam uang
kepada Patrick Star sebesar Rp. 1.000.000.000,- dengan jatuh tempo selama 2 bulan. Kemudian
Patrick Star pada tanggal 7 Maret 2023 menagih uang miliknya kepada Sukripjo namun
Sukripjo tidak mau membayar atas kewajibannya tersebut dan marah terhadap Patrick Star.
Bahwa kemudian Suripjo selaku Bupati Sukoharjo mengeluarkan surat nomor
123/SKH/07.01/2023 tentang Pemberhentian Jabatan Patrick Star selaku Kepala Bagian
Hukum Pemkab Sukoharjo.

Dasar Hukum
Adapun dasar hukum terkait duduk perkara diatas adalah sebagai berikut :
1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 Tentang Manajemen Pegawai Negeri
Sipil.
3. Undang-Undang No. 51 Tahun 2009 Jo. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang
Peradilan Tata Usaha Negara.
4. Pasal 53 ayat (1) Undang-Undang No. 51 Tahun 2009
5. Pasal 48 ayat 2 Undang-Undang Peradilan Tata Usaha Negara.
6. PP 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil

Pendapat Hukum
Bahwa pemberhentian Patrick Star dari jabatannya selaku Kepala Bagian Hukum Pemkab
Sukoharjo oleh Bupati Sukoharjo, Sukripjo, telah diatur di dalam Undang-Undang Nomor 5
Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara dan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017
Tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil yang dalam konteks ini pemberhentian jabatan
seorang pegawai negeri sipil dapat dilakukan atas beberapa alasan, seperti pelanggaran etika
atau peraturan, ketidakmampuan dalam melaksanakan tugas, atau berdasarkan pertimbangan
lain yang disetujui oleh Pejabat Pembina Kepegawaian. Namun, perlu dilakukan kajian lebih
lanjut terkait dengan pemberhentian jabatan apakah sudah sesuai dengan hukum.
Pemberhentian jabatan yang tercantum di dalam Surat Keputusan (SK) Nomor
123/SKH/07.01/2023 harus dikaji kembali apakah alasan yang disebutkan sudah sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku atau merupakan suatu pelanggaran prosedur yang
ada. Di dalam proses dan tahapan yang ditempuh dalam masa pemberhentian jabatan, anda
harus memastikan bahwa hak anda untuk memberikan pembelaan atau klarifikasi terhadap
alasan pemberhentian jabatan anda terpenuhi.

Bahwa jika pemberhentian jabatan yang dilakukan oleh Bupati Sukoharjo, Sukripjo,
didasarkan kepada perasaan pribadi atau personal, hal ini merupakan tindakan melanggar
hukum dan etika dalam hukum administrasi publik. Oleh karena itu, sesuai dengan pengaturan
PP 53 Tahun 2010 upaya keberatan dapat diajukan dengan mengajukan banding administrasi
(Pasal 7 ayat (4) huruf c dan d) kepada Badan Pertimbangan Kepegawaian atau BAPEK yang
mana dalam proses ini disebut sebagai peradilan semu (quasi rechtspraak). Hal ini juga
ditegaskan kembali di dalam UU PTUN Pasal 48 ayat 2 UU PTUN yang menyebutkan selama
ada lembaga banding maka sengketa tata usaha negara baru bisa ditempuh jika telah melalui
upaya banding yang tersedia. Paling lama 14 hari sejak KTUN diterima maka Patrick Star
masih mempunyai hak dan kesempatan untuk mengajukan keberatan secara tertulis kepada
BAPEK. Apabila dalam waktu 90 tidak ada keputusan dari BAPEK, maka dapat mengajukan
ke PTTUN. Pengajuan Banding atau Gugatan ke Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara
(PTTUN) sesuai dengan Undang-Undang No. 51 Tahun 2009 Jo. Undang-Undang Nomor 5
Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara.

Hak untuk membela kepentingan hukum, khususnya dalam hubungannya dengan Keputusan
TUN telah diatur pada Pasal 53 ayat (1) UU No 51 Tahun 2009, bahwa orang atau badan hukum
perdata yang merasa kepentingannya dirugikan oleh suatu Keputusan TUN berhak untuk
mengajukan gugatan tertulis kepada pengadilan yang berwenang yang berisi tuntutan agar
Keputusan TUN yang disengketakan itu dinyatakan batal atau tidak sah, dengan atau tanpa
disertai tuntutan ganti rugi dan/atau direhabilitasi.
Selanjutnya jika putusan PTTUN belum memberikan Patrick Star kepuasan selaku korban,
maka dalam jangka waktu empat belas hari dapat mengajukan kasasi kepada Makamah Agung.
Selain itu, Bupati Sukoharjo, Sukripjo, dapat dikenakan hukuman disiplin sedang karena telah
berlaku sewenang-wenang terhadap bawahan. Adapun hukuman disiplin sedang sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri dari penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu)
tahun; penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun; dan penurunan pangkat setingkat
lebih rendah selama 1 (satu) tahun.

Kemudian bahwa masalah pemberhentian Jabatan sebagai Kepala Bagian Hukum Pemkab
Sukoharjo dan perkara utang piutang dengan Bupati Sukoharjo harus dipisahkan sebagai dua
masalah hukum yang berbeda. Meskipun keduanya saling berkaitan dengan Bupati Sukoharjo,
pemberhentian jabatan seharusnya tidak berhubungan langsung dengan pinjaman utang
piutang tersebut. Bahwa terlepas dari adanya perkara pemberhentian jabatan, tidak mengubur
fakta bahwa masih terdapat hak untuk mengejar pembayaran utang piutang sebesar Rp.
1.000.000.000,- kepada Bupati Sukoharjo, Sukripjo. Dalam perkara utang piutang ini, dapat
diajukan upaya hukum perdata melalui Pengadilan Negeri Sukoharjo.

Kesimpulan
1. Bahwa terdapat beberapa hal yang perlu dikaji kembali yaitu terkait alasan
pemberhentian jabatan yang tercantum dalam Surat Keputusan (SK) Nomor
123/SKH/07.01/2023. Pelu dikaji kembali apakah alasan pemberhentian jabatan yang
disebutkan di dalam SK tersebut sudah sesuai dengan ketentuan perundang-undangan
yang barlaku atau merupakan sebuah pelanggaran prosedur.
2. Bahwa jika pemberhentian jabatan yang dilakukan oleh Bupati Sukoharjo, Sukripjo
didasarkan kepada perasaan pribadi atau personal, hal ini merupakan tindakan
melanggar hukum dan etika dalam hukum administrasi publik. Oleh karena itu, sesuai
dengan PP 53 Tahun 2010 upaya keberatan dapat diajukan dengan mengajukan
banding administrasi (Pasal 7 ayat (4) huruf c dan d). kepada Badan Pertimbangan
Kepegawaian atau BAPEK.
3. Bahwa Apabila dalam waktu 90 tidak ada keputusan dari BAPEK, maka dapat
mengajukan ke PTTUN. Pengajuan Banding atau Gugatan ke Pengadilan Tinggi Tata
Usaha Negara (PTTUN) sesuai dengan Undang-Undang No. 51 Tahun 2009 Jo.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara. Jika
masih belum puas terhadap keputusan PTUN maka dalam jangka waktu empat belas
hari dapat mengajukan kasasi kepada Makamah Agung.
4. Bahwa Bupati Sukoharjo, Sukripjo, dapat dikenakan hukuman disiplin sedang karena
telah berlaku sewenang-wenang terhadap bawahan. Adapun hukuman disiplin sedang
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri dari penundaan kenaikan gaji
berkala selama 1 (satu) tahun; penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun; dan
penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun.
5. Bahwa perkara pemberhentian Jabatan sebagai Kepala Bagian Hukum Pemkab
Sukoharjo dan urusan utang piutang dengan Bupati Sukoharjo harus dipisahkan sebagai
dua masalah hukum yang berbeda meskipun keduanya saling berkaitan.
6. Bahwa perihal perkara utang piutang sebesar Rp. 1.000.000.000,- kepada Bupati
Sukoharjo, Sukripjo, dapat diajukan upaya hukum perdata melalui Pengadilan Negeri
Sukoharjo.

Anda mungkin juga menyukai