Anda di halaman 1dari 9

Tugas HAN (Analisis Kasus pada Putusan PTUN)

1. Nomor Putusan: Nomor : 58/G/2016/PTUN.SBY.


2. Pihak:
Penggugat: JASMOTO
Tergugat: SUHARTONO (Kepala Desa Bercak)
3. Objek Sengketa: Surat Keputusan Kepala Desa Bercak Nomor: 10 Tahun 2016 tentang
Pemberhentian Dengan Tidak Hormat Kepala Dusun Krajan III Desa Bercak, Kecamatan
Cermee, Kabupaten Bondowoso, atas nama JASMONO.
4. Uraian Kronologi Duduk Perkara:
Penggugat telah diangkat menjadi Perangkat Desa (Kasun Krajan III) di Desa Bercak,
Kecamatan Cermee, Kabupaten Bondowoso berdasarkan Surat Keputusan Kepala Desa Bercak,
Nomor: 7 Tahun 2012 Tentang Pengangkatan Perangkat Desa Bercak, Kecamatan Cermee,
Kabupaten Bondowoso, tanggal 01 Juli 2012, dengan masa jabatan 10 tahun terhitung sejak
tanggal pelantikan. Maka masa jabatan Penggugat sebagai Perangkat Desa adalah sampai dengan
tanggal 01 Juli 2022. Tanggal 1 Juni 2015, Suhartono (Tergugat) terpilih sebagai Kepala Desa
Bercak periode Tahun 2015 s/d 2021, yang dilantik pada tanggal 22 Juni 2015, serah terima pada
24 Juni 2015. Setelah acara serah terima selesai sekitar pukul 12.30 WIB, Penggugat bersama 8
(delapan) orang perangkat desa lainnya di usir oleh Tergugat beserta para pendukungnya.
Penggugat bersama 8 (delapan) orang perangkat desa lainnya disuruh berhenti, pulang atau
diusir dan bahkan disuruh melepas seluruh seragam dan atribut, karena akan digantikan oleh tim
sukses atau pendukung Tergugat, kemudian pada malam harinya, Penggugat bersama 8
(delapan) orang perangkat desa lainnya melaporkan kejadian di Balai Desa siang hari kepada
Camat Cermee di rumahnya dan mengharapkan ada solusi atau penyelesaian dari Camat. Namun,
Penggugat bersama 8 (delapan) orang perangkat desa lainnya disarankan oleh camat untuk
mengalah dan menghindar dulu, karena Penggugat bersama 8 (delapan) orang perangkat desa
lainnya khawatir disalah artikan dan dianggap meninggalkan kewajiban selaku perangkat desa
dan berdasarkan saran beberapa tokoh di Kabupaten Bondowoso, maka Penggugat bersama 8
(delapan) orang perangkat desa lainnya tetap masuk kerja dan tetap memberikan pelayanan
kepada Masyarakat sebagaimana mestinya, meskipun Penggugat bersama 8 (delapan) orang
perangkat desa lainnya selalu diintimidasi dan diperlakukan tidak semestinya oleh Tergugat dan
pendukungnya.
Bahwa atas kondisi yang demikian ini, Penggugat bersama-sama dengan 8 (delapan)
perangkat desa lainnya yang diusir, pernah mengadukan secara tersurat atau tertulis kepada
Camat Cermee pada tanggal 08 Juli 2015 yang ditandatangani oleh dan atas nama Aryuno Cs.,
namun tidak ada tanggapan atau tindakan nyata dari Camat Cermee, hal ini diperparah meskipun
Penggugat bersama 8 (delapan) orang perangkat desa lainnya masuk kerja dan melaksanakan
tugas perangkat desa. Namun oleh Tergugat dan pendukungnya, Penggugat bersama 8 (delapan)
orang perangkat desa lainnya tidak diperkenankan mengisi daftar hadir (presensi) dengan cara
presensi tersebut disembunyikan oleh Tergugat, namun demikian Penggugat bersama 8
(delapan) orang perangkat desa lainnya tetap masuk kerja dan melaksanakan kewajiban selaku
perangkat desa, meskipun berkali-kali diminta mengundurkan diri oleh Tergugat. Pada tanggal
02 Februari 2016, Tergugat menerbitkan Surat Keputusan Kepala Desa Bercak Nomor: 10 Tahun
2016 tentang Pemberhentian Dengan Tidak Hormat Kepala Dusun Krajan III Desa Bercak,
Kecamatan Cermee, Kabupaten Bondowoso, atas nama JASMONO. Diterima Penggugat pada
tanggal 16 Februari 2016.
5. Pertimbangan Hakim:
1. Perihal Formil
Terkait dengan objek sengketa a quo selanjutnya terdapat permasalahan hukum yakni:
- Apakah terhadap objek sengketa terdapat ketentuan dalam peraturan perundang-
undangan yang menjadi dasar dikeluarkannya Keputusan Tata Usaha Negara yang
bersangkutan mengatur kemungkinan untuk ditempuh suatu upaya administratif
sebagaimana diatur didalam Pasal 48 ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang Nomor 5
Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara?”
 Berdasarkan bukti P – 2 = T – 11 berupa surat keputusan objek sengketa, didapatkan
fakta hukum dalam konsideran Mengingat bahwa tidak terdapat pengaturan upaya
administrasi di dalam peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar dikeluarkannya
objek sengketa oleh karenanya berdasarkan pertimbangan hukum tersebut diatas Majelis
Hakim berpendapat menurut hukum bahwa Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya
berwenang memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara di
tingkat pertama terhadap obyek sengketa a quo dari segi administrasi dikeluarkannya
objek sengketa a quo oleh Tergugat sebagaimana diatur didalam Pasal 47 jo. Pasal 50
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara sehingga
telah beralasan dan berdasar hukum untuk menolak dalil Tergugat tersebut.
- Apakah objek sengketa yang digugat oleh Penggugat sebagaimana dalil di dalam
gugatannya adalah keputusan tata usaha negara ataukah bukan?
Pasal 1 angka 9 Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua Atas
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara mengatur
bahwa, “Keputusan Tata Usaha Negara adalah suatu penetapan tertulis yang
dikeluarkan oleh badan atau pejabat tata usaha negara yang berisi tindakan hukum tata
usaha Negara yang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang
bersifat konkret, individual dan final, yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang
atau badan hukum perdata”
 Surat keputusan obyek sengketa a quo adalah berisi tindakan hukum tata usaha negara
yang didasarkan pada peraturan perundang-undangan mengenai Desa yang mana
didalamnya terdapat pengaturan berkaitan dengan perangkat desa, yang berwujud dan
bersifat individual karena ditujukan kepada orang tertentu yaitu Jasmoto, serta telah
bersifat final karena tidak memerlukan persetujuan dari instansi atasan ataupun instansi
lainnya serta telah menimbulkan akibat hukum sebagai akibat dari dikeluarkannya surat
keputusan tersebut, oleh karenanya objek sengketa a quo telah memenuhi unsur-unsur
suatu keputusan tata usaha negara sebagaimana diatur di dalam Pasal 1 angka 9 Undang-
Undang Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor
5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara.
- Majelis Hakim akan mempertimbangkan apakah Penggugat memiliki kepentingan untuk
dapat mengajukan gugatan aquo sebagaimana disyaratkan oleh Pasal 53 ayat (1) Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun
1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara?
 Pasal 53 ayat (1) Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara mengatur bahwa,
“Orang atau badan hukum perdata yang merasa kepentingannya dirugikan oleh suatu
keputusan tata usaha negara dapat mengajukan gugatan tertulis kepada pengadilan
yang berwenang yang berisi tuntutan agar keputusan tata usaha negara yang
disengketakan itu dinyatakan batal atau tidak sah, dengan atau tanpa disertai tuntutan
ganti rugi dan/atau direhabilitasi”.
 Sebagaimana fakta hukum yang terdapat di dalam bukti P – 2 = T - 11 berupa surat
keputusan objek sengketa didapatkan fakta hukum bahwa perihal surat tersebut adalah
mengenai pemberhentian dengan tidak hormat Penggugat sebagai Kasun Krajan III Desa
Bercak, Kecamatan Cermee oleh karenanya Majelis Hakim berpendapat menurut hukum
bahwa Penggugat mempunyai kepentingan untuk mengajukan gugatan terhadap obyek
sengketa a quo sebagaimana diatur di dalam Pasal 53 ayat (1) Undang-Undang Nomor 9
Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang
Peradilan Tata Usaha Negara
- Apakah gugatan Penggugat diajukan masih dalam tenggang waktu ataukah tidak
sebagaimana disyaratkan oleh Pasal 55 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang
Peradilan Tata Usaha Negara?
 Mengenai tenggang waktu untuk mengajukan gugatan di Pengadilan Tata Usaha Negara
telah disyaratkan oleh Pasal 55 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan
Tata Usaha Negara yang menyebutkan bahwa, “Gugatan dapat diajukan hanya dalam
tenggang waktu sembilan puluh hari sejak saat diterimanya atau diumumkannya
Keputusan Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara.”
 Surat keputusan objek sengketa aquo (vide bukti P – 2 = T - 11) didapatkan fakta hukum
bahwa objek sengketa a quo ditujukan kepada Penggugat dan dikeluarkan pada tanggal
02 Februari 2016; Menimbang, bahwa lebih lanjut di dalam gugatannya Penggugat
mendalilkan bahwa diterimanya objek sengketa oleh anak Penggugat yang bernama
Saiful Rouf dirumahnya pada tanggal 16 Februari 2016 dari Baihaki (Kasun Karang
Mellek), Isman Hidayat (Kaur Pembangunan), dan Misnawar (Kasun Laok Sabe) dan
terhadap dalil tenggang waktu dalam gugatan tersebut tidak dibantah oleh Tergugat.
Berdasarkan fakta hukum diatas dikaitkan dengan gugatan a quo didaftarkan oleh Penggugat
pada tanggal 1 April 2016 oleh karenanya Majelis Hakim berpendapat bahwa gugatan a quo
masih dalam tenggang waktu yang telah ditentukan dalam Pasal 55 Undang-Undang Nomor 5
Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara.
Bahwa dengan telah dipertimbangkan perihal formil gugatan sebagaimana tersebut diatas,
maka selanjutnya Majelis Hakim akan mempertimbangkan perihal pokok sengketanya.
2. Dalam pokok sengketa
Maksud dan tujuan gugatan Penggugat adalah sebagaimana tersebut diatas, bahwa
Penggugat dalam gugatan dan repliknya memohon agar terhadap objek sengketa
dinyatakan batal atau tidak sah dengan dasar/alasan yang pada pokoknya adalah sebagai
berikut:
- Penggugat menjadi perangkat desa (Kasun Krajan III) Desa Bercak, Kecamatan Cermee,
Kabupaten Bondowoso berdasarkan Surat Keputusan Kepala Desa Bercak Nomor : 7
Tahun 2012 Tentang Pengangkatan Perangkat Desa Bercak, Kecamatan Cermee,
Kabupaten Bondowoso, tanggal 01 Juli 2012, dengan masa jabatan 10 tahun.
- Alasan pemberhentian Penggugat selaku Perangkat Desa Bercak, didalam surat
keputusan objek sengketa adalah tidak benar yaitu disebutkan dalam pertimbangan
keputusan Tergugat adalah karena melanggar larangan perangkat desa sebagaimana
diatur Pasal 26 Huruf j dan huruf l Peraturan Daerah Kabupaten Bondowoso Nomor 6
Tahun 2014 Tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa, yang
menyebutkan bahwa, (j) Ikut serta dan/atau terlibat dalam kampanye pemilihan umum
dan/atau pemilihan kepala daerah; (l). Meninggalkan tugas selama 60 (enam puluh) hari
kerja berturut-turut tanpa alasan yang jelas dan tidak dapat dipertanggungjawabkan.
- Objek sengketa a quo bertentangan dengan Pasal 52 Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2014 tentang Desa jo. Pasal 27 Peraturan Daerah Kabupaten Bondowoso Nomor 6 Tahun
2014 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa.
- Pihak Tergugat dalam jawaban dan dupliknya telah menyangkal dalil Penggugat yang
pada pokoknya mendalilkan bahwa tindakan Tergugat dalam proses penerbitan objek
sengketa aquo telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan telah
pula memperhatikan asas-asas umum pemerintahan yang baik.
- Apakah penerbitan surat keputusan objek sengketa a quo oleh Tergugat yaitu berupa
Surat Keputusan Kepala Desa Bercak Nomor : 10 Tahun 2016, tanggal 02 Februari 2016
Tentang Pemberhentian Dengan Tidak Hormat Kepala Dusun Krajan III Desa Bercak,
Kecamatan Cermee, Kabupaten Bondowoso atas nama Jasmoto (vide bukti P - 2 = T -
11) telah sesuai ataukah tidak dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
maupun asas-asas umum pemerintahan yang baik?
 Berdasarkan pemeriksaan persidangan dikaitkan dengan surat keputusan objek sengketa
(vide bukti P - 2 = T - 11) didapat fakta hukum bahwa alasan pemberhentian dengan tidak
hormat Penggugat oleh Tergugat dengan alasan dikarenakan Penggugat melanggar
larangan sebagai perangkat desa berupa ikut serta dan/atau terlibat dalam kampanye
pemilihan umum dan/atau pemilihan kepala daerah yang diatur di dalam Pasal 26 huruf j
Peraturan Daerah Kabupaten Bondowoso Nomor 6 Tahun 2014 tentang Pedoman
Organisasi Dan Tata Kerja Pemerintah Desa serta melanggar larangan meninggalkan
tugas selama 60 (enam puluh) hari kerja berturut-turut tanpa alasan yang jelas dan tidak
dapat dipertanggungjawabkan yang diatur di dalam Pasal 26 huruf l Peraturan Daerah
Kabupaten Bondowoso Nomor 6 Tahun 2014 tentang Pedoman Organisasi Dan Tata
Kerja Pemerintah Desa ,
- Berdasarkan bukti T-6 berupa Surat Keputusan Kepala Desa Bercak Nomor 79 Tahun
2015 tentang Sanksi Administrasi Terhadap Kepala Dusun Krajan III Desa Bercak,
Kecamatan Cermee, Kabupaten Bondowoso didapatkan fakta hukum beberapa fakta
hukum antara lain:
 Tidak disebutkan larangan mengenai perihal apa yang telah dilakukan oleh Penggugat,
 Surat tersebut dikeluarkan pada tanggal 7 September 2015,
- Berdasarkan dalil bantahan Tergugat di dalam Jawabannya yang pada pokoknya
mendalilkan bahwa sejak bulan September, Oktober, November, Desember 2015
Penggugat telah meninggalkan tugasnya selama lebih dari 60 (enam puluh) hari kerja
berturut-turut tanpa alasan yang jelas dan tidak dapat dipertanggungjawabkan yang mana
berkesesuaian pula dengan keterangan saksi yang bernama Iyon yang menerangkan pada
pokoknya bahwa 9 orang perangkat tidak masuk 60 hari kerja berturut-turut mulai bulan
September – Desember 2015.
- Berdasarkan fakta hukum tersebut diatas Majelis Hakim berpendapat menurut hukum
bahwa surat keputusan mengenai sanksi administrasi berupa teguran tertulis tersebut
tidak sesuai dengan ketentuan Pasal 52 ayat (1) Undang-Undang No. 6 Tahun 2014
Tentang Desa jo. Pasal 27 ayat (1) Peraturan Daerah Kabupaten Bondowoso Nomor 6
Tahun 2014 tentang Pedoman Organisasi Dan Tata Kerja Pemerintah Desa dikarenakan
Surat Keputusan Kepala Desa Bercak Nomor 7g Tahun 2015 tentang Sanksi Administrasi
Terhadap Kepala Desa Krajan III Desa Bercak, Kecamatan Cermee, Kabupaten
Bondowoso (vide bukti T-6) dikeluarkan prematur oleh Tergugat untuk mengevaluasi
perangkat desanya yaitu pada tanggal 7 September 2015, oleh karena menurut Tergugat,
Penggugat mulai meninggalkan tugas sejak bulan September 2015 sehingga belum pada
waktu 60 (enam puluh) hari kerja Penggugat dianggap meninggalkan tugasnya oleh
Tergugat telah diberikan sanksi administrasi, disamping hal tersebut surat keputusan
berupa sanksi administrasi tersebut juga tidak memuat kesalahan larangan yang telah
dilanggar Penggugat,
- Alasan Penggugat meninggalkan tugas tersebut terungkap di dalam persidangan atas
keterangan saksi yang pada pokoknya menerangkan sebagai berikut:
> Mardiyanto, menerangkan bahwa Penggugat masuk kerja tapi diusir oleh para
pendukung Kades terpilih dan komputer di password dan absensi tidak ada, permasalahan
tersebut diketahui oleh Camat termasuk melalui adanya pengaduan tertulis sesuai bukti P-
4 dan Camat pernah menganjurkan untuk menghindari perkelahian dianjurkan tidak
masuk dulu ;
> Karyat, menerangkan bahwa 9 orang Perangkat Desa tidak bisa masuk kantor sejak 2
hari setelah Kades terpilih dilantik ;
> Iyon, menerangkan bahwa ada demo 3 kali yang melarang 9 Perangkat Desa masuk
kantor desa dan setiap hari ada orang yang berjaga supaya 9 Perangkat Desa tidak masuk
kerja ;
> Suhari Ali Candra, S.Sos menerangkan bahwa ada demo dari masyarakat yang
menuntut 9 orang Perangkat Desa tidak boleh masuk kerja.
- Berdasarkan fakta hukum tersebut, Majelis Hakim berpendapat menurut hukum bahwa
ketidakhadiran Penggugat di kantornya bukanlah tanpa alasan yang jelas dan tidak dapat
dipertanggungjawabkan oleh karena sesungguhnya terdapat permasalahan yang berkaitan
sebagai dampak dari adanya dari pemilihan Kepala Desa Bercak, diantara para
pendukung masing-masing Calon Kepala Desa yang mana terlebih dahulu harus
diselesaikan oleh para pihak yang berwenang secara cermat dan bijaksana dengan
mendengarkan semua pihak-pihak yang saling terkait ;
- Mendasarkan pada ketentuan Pasal 52 ayat (2) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
Tentang Desa yang mengatur pada pokoknya bilamana sanksi administratif tidak
dilaksanakan, dilakukan tindakan pemberhentian sementara dan dapat dilanjutkan dengan
pemberhentian, Majelis Hakim juga tidak menemukan 1 (satu) alat buktipun yang
diajukan oleh para pihak bahwa sebelum dikeluarkannya surat keputusan objek sengketa
dilakukan terlebih dahulu pemberhentian sementara oleh Tergugat terhadap Penggugat ;
- Selanjutnya telah dipertimbangkan diatas bahwa salah satu alasan Penggugat
diberhentikan tidak dengan hormat pada pokoknya adalah dikarenakan Penggugat
melanggar larangan sebagai perangkat desa ikut serta dan/atau terlibat dalam kampanye
pemilihan umum dan/atau pemilihan kepala daerah ;
- Berdasarkan pemeriksaan dalam persidangan didapatkan fakta hukum bahwa Tergugat
mempermasalahkan keikutsertaan Penggugat dalam kampanye pemilihan Kepala Desa
Bercak;
- Majelis Hakim berpendapat dengan mendasarkan pada ketentuan Pasal 51 huruf j
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa jo. Pasal 26 huruf j Peraturan
Daerah Kabupaten Bondowoso Nomor 6 Tahun 2014 tentang Pedoman Organisasi Dan
Tata Kerja Pemerintah Desa yang menyebutkan bahwa Perangkat Desa dilarang ikut serta
dan/atau terlibat dalam kampanye pemilihan umum dan/atau pemilihan kepala daerah
bukanlah dimaksudkan termasuk didalamnya mengenai pemilihan Kepala Desa oleh
karena proses pemilu dan/atau pemilihan kepala daerah telah diatur tersendiri di dalam
ketentuan peraturan perundang-undangan;
- Berdasarkan uraian pertimbangan hukum diatas Majelis Hakim berkesimpulan menurut
hukum bahwa Tergugat dalam mengeluarkan objek sengketa telah bertentangan dengan
Pasal 52 ayat (1) dan ayat (2) UndangUndang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa jo.
Pasal 27 ayat (1) dan (2) Peraturan Daerah Kabupaten Bondowoso Nomor 6 Tahun 2014
tentang Pedoman Organisasi Dan Tata Kerja Pemerintah Desa sehingga Tergugat dalam
mengeluarkan surat keputusan objek sengketa a quo telah memenuhi ketentuan Pasal 53
ayat (2) huruf a Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas
UndangUndang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara oleh
karenanya Majelis Hakim tidak perlu menguji surat keputusan objek sengketa tersebut
dengan mendasarkan pada Pasal 53 ayat (2) huruf b Undang-Undang Nomor 9 Tahun
2004 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan
Tata Usaha Negara ;
- Oleh karena Tergugat dalam mengeluarkan surat keputusan objek sengketa telah
memenuhi ketentuan Pasal 53 ayat (2) huruf a Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004
Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata
Usaha Negara maka terhadap gugatan Penggugat haruslah dikabulkan untuk seluruhnya;
- Oleh karena gugatan Penggugat dikabulkan untuk seluruhnya, maka beralasan hukum
apabila terhadap surat keputusan objek sengketa a quo yaitu Surat Keputusan Kepala
Desa Bercak Nomor : 10 Tahun 2016, tanggal 02 Februari 2016 Tentang Pemberhentian
Dengan Tidak Hormat Kepala Dusun Krajan III Desa Bercak, Kecamatan Cermee,
Kabupaten Bondowoso atas nama Jasmoto dinyatakan batal dan kepada Tergugat
diwajibkan untuk mencabut surat keputusan objek sengketa aquo;
- Selanjutnya terhadap permohonan penundaan surat keputusan objek sengketa yang
diajukan oleh Penggugat didalam dalil gugatannya yang pada pokoknya mendalilkan
bahwa dengan adanya surat keputusan objek sengketa telah merugikan Penggugat dan
meskipun gugatan a quo diajukan di pengadilan ternyata diketahui Tergugat telah
mengadakan penerimaan seleksi calon Perangkat Desa Bercak untuk menggantikan
kedudukan Penggugat sehinggal hal ini mengakibatkan keadaan yang sangat mendesak
apabila dibiarkan berlanjut kepentingan Penggugat semakin dirugikan dan juga terhadap
objek sengketa tidak ada kepentingan umum demi pembangunan ;
- Berdasarkan masing-masing bukti T – 16 a berupa Surat Keputusan Kepala Desa Bercak
Kecamatan Cermee Kabupaten Bondowoso Nomor : 13 Tahun 2016 tanggal 1 April 2016
Tentang Pembentukan Panitia Seleksi Calon Perangkat Desa Desa Bercak Kecamatan
Cermee Kabupaten Bondowoso dan bukti T – 16 b berupa Pengumuman Panitia Seleksi
Calon Perangkat Desa Bercak Kecamatan Cermee Kabupaten Bondowoso No. 1
/Pansel.PD/2015 tanggal 4 April 2016 tentang Penerimaan Calon Perangkat Desa,
Majelis Hakim mendapatkan fakta hukum bahwa Tergugat mengadakan penerimaan
seleksi calon Perangkat Desa Bercak yang hingga saat ini belum ditentukan perangkat
desa yang lolos seleksi ;
- Berdasarkan fakta hukum tersebut diatas Majelis Hakim berpendapat bahwa terdapat
hubungan kepentingan yang mendesak terhadap aktivitas penerimaan seleksi calon
Perangkat Desa saat ini dengan pemeriksaan sengketa a quo sehingga terdapat
kepentingan yang mendesak bagi Penggugat agar tidak dirugikan, selain daripada itu
tidak terdapat kepentingan umum dalam rangka pembangunan yang mengharuskan
dilaksanakannya surat keputusan objek sengketa sehingga pelayanan terhadap masyarakat
harus tetap berjalan baik dan tidak boleh terganggu dikarenakan adanya surat keputusan
objek sengketa a quo ;
- Berdasarkan uraian pertimbangan hukum di atas terhadap permohonan penundaan surat
keputusan objek sengketa tersebut, Majelis Hakim berkesimpulan hukum bahwa
permohonan penundaan tersebut telah memenuhi ketentuan Pasal 67 ayat (4) huruf (a)
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara dan tidak
terdapat kepentingan umum dalam rangka pembangunan mengharuskan dilaksanakannya
surat keputusan objek sengketa oleh karenanya permohonan penundaan terhadap surat
keputusan objek tersebut harus dinyatakan dikabulkan ;
- Oleh karena gugatan Penggugat dikabulkan untuk seluruhnya, maka berdasarkan Pasal
110 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 maka kepada Tergugat dihukum untuk
membayar biaya perkara yang besarnya akan ditentukan dalam amar putusan ini ;
- Menimbang, bahwa dengan memperhatikan segala sesuatu yang terjadi dalam
pemeriksaan persidangan tanpa tergantung pada fakta dan hal-hal yang diajukan oleh
para pihak, maka sesuai ketentuan pasal 107 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986
tentang Peradilan Tata Usaha Negara, Majelis Hakim dapat menentukan apa yang harus
dibuktikan, beban pembuktian beserta penilaian pembuktian. Atas dasar itu terhadap alat-
alat bukti yang diajukan oleh para pihak menjadi bahan pertimbangan, namun untuk
mengadili dan memutus sengketanya hanya dipakai alat-alat bukti yang relevan dan
terhadap alat bukti selebihnya tetap dilampirkan dan menjadi satu kesatuan dengan
berkas perkaranya;
- Menimbang, bahwa segala sesuatu yang terjadi dipersidangan tercantum dalam Berita
Acara Persidangan dan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan putusan
ini.
6. Putusan Akhir:
DALAM PENUNDAAN
1. Mengabulkan permohonan penundaan Penggugat atas Surat Keputusan Kepala Desa Bercak
Nomor : 10 Tahun 2016, tanggal 02 Februari 2016 Tentang Pemberhentian Dengan Tidak
Hormat Kepala Dusun Krajan III Desa Bercak, Kecamatan Cermee, Kabupaten Bondowoso atas
nama Jasmoto;
2. Mewajibkan kepada Tergugat untuk menunda pelaksanaan lebih lajut Surat Keputusan Kepala
Desa Bercak Nomor : 10 Tahun 2016, 2 Februari 2016 Tentang Pemberhentian Dengan Tidak
Hormat Kepala Dusun Krajan III Desa Bercak, Kecamatan Cermee, Kabupaten Bondowoso atas
nama Jasmoto sampai ada putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap, kecuali
ada putusan lain dikemudian hari;
DALAM POKOK SENGKETA
1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya;
2. Menyatakan batal surat Keputusan Kepala Desa tentang pemberhentian Dengan Tidak Hormat
Kepala Dusun Krajan III Desa Bercak, Kecamatan Cermee, Kabupaten Bondowoso atas nama
JASMOTO;
3. Mewajibkan tergugat untuk mencabut Surat Keputusan Kepala Desa Bercak tersebut.
4. Mewajibkan Tergugat untuk memulihkan segala hak dan kewajiban penggugat dalam
kedudukan dan jabatannya seperti semula;
5. Mewajibkan tergugat untuk membayar biaya perkara sebesar Rp.215.000,- (dua ratus lima
belas ribu rupiah)

Anda mungkin juga menyukai