0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
11 tayangan9 halaman
Putusan PTUN menyatakan batalnya Surat Keputusan Kepala Desa yang memecat seorang perangkat desa secara tidak hormat. Kepala Desa mengeluarkan surat keputusan tersebut setelah terpilih sebagai kepala desa baru, meskipun perangkat desa tersebut diangkat berdasarkan surat keputusan sebelumnya dengan masa jabatan 10 tahun. Perangkat desa kemudian menggugat surat keputusan pemberhentian tersebut
Putusan PTUN menyatakan batalnya Surat Keputusan Kepala Desa yang memecat seorang perangkat desa secara tidak hormat. Kepala Desa mengeluarkan surat keputusan tersebut setelah terpilih sebagai kepala desa baru, meskipun perangkat desa tersebut diangkat berdasarkan surat keputusan sebelumnya dengan masa jabatan 10 tahun. Perangkat desa kemudian menggugat surat keputusan pemberhentian tersebut
Putusan PTUN menyatakan batalnya Surat Keputusan Kepala Desa yang memecat seorang perangkat desa secara tidak hormat. Kepala Desa mengeluarkan surat keputusan tersebut setelah terpilih sebagai kepala desa baru, meskipun perangkat desa tersebut diangkat berdasarkan surat keputusan sebelumnya dengan masa jabatan 10 tahun. Perangkat desa kemudian menggugat surat keputusan pemberhentian tersebut
2. Pihak: Penggugat: JASMOTO Tergugat: SUHARTONO (Kepala Desa Bercak) 3. Objek Sengketa: Surat Keputusan Kepala Desa Bercak Nomor: 10 Tahun 2016 tentang Pemberhentian Dengan Tidak Hormat Kepala Dusun Krajan III Desa Bercak, Kecamatan Cermee, Kabupaten Bondowoso, atas nama JASMONO. 4. Uraian Kronologi Duduk Perkara: Penggugat telah diangkat menjadi Perangkat Desa (Kasun Krajan III) di Desa Bercak, Kecamatan Cermee, Kabupaten Bondowoso berdasarkan Surat Keputusan Kepala Desa Bercak, Nomor: 7 Tahun 2012 Tentang Pengangkatan Perangkat Desa Bercak, Kecamatan Cermee, Kabupaten Bondowoso, tanggal 01 Juli 2012, dengan masa jabatan 10 tahun terhitung sejak tanggal pelantikan. Maka masa jabatan Penggugat sebagai Perangkat Desa adalah sampai dengan tanggal 01 Juli 2022. Tanggal 1 Juni 2015, Suhartono (Tergugat) terpilih sebagai Kepala Desa Bercak periode Tahun 2015 s/d 2021, yang dilantik pada tanggal 22 Juni 2015, serah terima pada 24 Juni 2015. Setelah acara serah terima selesai sekitar pukul 12.30 WIB, Penggugat bersama 8 (delapan) orang perangkat desa lainnya di usir oleh Tergugat beserta para pendukungnya. Penggugat bersama 8 (delapan) orang perangkat desa lainnya disuruh berhenti, pulang atau diusir dan bahkan disuruh melepas seluruh seragam dan atribut, karena akan digantikan oleh tim sukses atau pendukung Tergugat, kemudian pada malam harinya, Penggugat bersama 8 (delapan) orang perangkat desa lainnya melaporkan kejadian di Balai Desa siang hari kepada Camat Cermee di rumahnya dan mengharapkan ada solusi atau penyelesaian dari Camat. Namun, Penggugat bersama 8 (delapan) orang perangkat desa lainnya disarankan oleh camat untuk mengalah dan menghindar dulu, karena Penggugat bersama 8 (delapan) orang perangkat desa lainnya khawatir disalah artikan dan dianggap meninggalkan kewajiban selaku perangkat desa dan berdasarkan saran beberapa tokoh di Kabupaten Bondowoso, maka Penggugat bersama 8 (delapan) orang perangkat desa lainnya tetap masuk kerja dan tetap memberikan pelayanan kepada Masyarakat sebagaimana mestinya, meskipun Penggugat bersama 8 (delapan) orang perangkat desa lainnya selalu diintimidasi dan diperlakukan tidak semestinya oleh Tergugat dan pendukungnya. Bahwa atas kondisi yang demikian ini, Penggugat bersama-sama dengan 8 (delapan) perangkat desa lainnya yang diusir, pernah mengadukan secara tersurat atau tertulis kepada Camat Cermee pada tanggal 08 Juli 2015 yang ditandatangani oleh dan atas nama Aryuno Cs., namun tidak ada tanggapan atau tindakan nyata dari Camat Cermee, hal ini diperparah meskipun Penggugat bersama 8 (delapan) orang perangkat desa lainnya masuk kerja dan melaksanakan tugas perangkat desa. Namun oleh Tergugat dan pendukungnya, Penggugat bersama 8 (delapan) orang perangkat desa lainnya tidak diperkenankan mengisi daftar hadir (presensi) dengan cara presensi tersebut disembunyikan oleh Tergugat, namun demikian Penggugat bersama 8 (delapan) orang perangkat desa lainnya tetap masuk kerja dan melaksanakan kewajiban selaku perangkat desa, meskipun berkali-kali diminta mengundurkan diri oleh Tergugat. Pada tanggal 02 Februari 2016, Tergugat menerbitkan Surat Keputusan Kepala Desa Bercak Nomor: 10 Tahun 2016 tentang Pemberhentian Dengan Tidak Hormat Kepala Dusun Krajan III Desa Bercak, Kecamatan Cermee, Kabupaten Bondowoso, atas nama JASMONO. Diterima Penggugat pada tanggal 16 Februari 2016. 5. Pertimbangan Hakim: 1. Perihal Formil Terkait dengan objek sengketa a quo selanjutnya terdapat permasalahan hukum yakni: - Apakah terhadap objek sengketa terdapat ketentuan dalam peraturan perundang- undangan yang menjadi dasar dikeluarkannya Keputusan Tata Usaha Negara yang bersangkutan mengatur kemungkinan untuk ditempuh suatu upaya administratif sebagaimana diatur didalam Pasal 48 ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara?” Berdasarkan bukti P – 2 = T – 11 berupa surat keputusan objek sengketa, didapatkan fakta hukum dalam konsideran Mengingat bahwa tidak terdapat pengaturan upaya administrasi di dalam peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar dikeluarkannya objek sengketa oleh karenanya berdasarkan pertimbangan hukum tersebut diatas Majelis Hakim berpendapat menurut hukum bahwa Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya berwenang memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara di tingkat pertama terhadap obyek sengketa a quo dari segi administrasi dikeluarkannya objek sengketa a quo oleh Tergugat sebagaimana diatur didalam Pasal 47 jo. Pasal 50 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara sehingga telah beralasan dan berdasar hukum untuk menolak dalil Tergugat tersebut. - Apakah objek sengketa yang digugat oleh Penggugat sebagaimana dalil di dalam gugatannya adalah keputusan tata usaha negara ataukah bukan? Pasal 1 angka 9 Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara mengatur bahwa, “Keputusan Tata Usaha Negara adalah suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh badan atau pejabat tata usaha negara yang berisi tindakan hukum tata usaha Negara yang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang bersifat konkret, individual dan final, yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata” Surat keputusan obyek sengketa a quo adalah berisi tindakan hukum tata usaha negara yang didasarkan pada peraturan perundang-undangan mengenai Desa yang mana didalamnya terdapat pengaturan berkaitan dengan perangkat desa, yang berwujud dan bersifat individual karena ditujukan kepada orang tertentu yaitu Jasmoto, serta telah bersifat final karena tidak memerlukan persetujuan dari instansi atasan ataupun instansi lainnya serta telah menimbulkan akibat hukum sebagai akibat dari dikeluarkannya surat keputusan tersebut, oleh karenanya objek sengketa a quo telah memenuhi unsur-unsur suatu keputusan tata usaha negara sebagaimana diatur di dalam Pasal 1 angka 9 Undang- Undang Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara. - Majelis Hakim akan mempertimbangkan apakah Penggugat memiliki kepentingan untuk dapat mengajukan gugatan aquo sebagaimana disyaratkan oleh Pasal 53 ayat (1) Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara? Pasal 53 ayat (1) Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang- Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara mengatur bahwa, “Orang atau badan hukum perdata yang merasa kepentingannya dirugikan oleh suatu keputusan tata usaha negara dapat mengajukan gugatan tertulis kepada pengadilan yang berwenang yang berisi tuntutan agar keputusan tata usaha negara yang disengketakan itu dinyatakan batal atau tidak sah, dengan atau tanpa disertai tuntutan ganti rugi dan/atau direhabilitasi”. Sebagaimana fakta hukum yang terdapat di dalam bukti P – 2 = T - 11 berupa surat keputusan objek sengketa didapatkan fakta hukum bahwa perihal surat tersebut adalah mengenai pemberhentian dengan tidak hormat Penggugat sebagai Kasun Krajan III Desa Bercak, Kecamatan Cermee oleh karenanya Majelis Hakim berpendapat menurut hukum bahwa Penggugat mempunyai kepentingan untuk mengajukan gugatan terhadap obyek sengketa a quo sebagaimana diatur di dalam Pasal 53 ayat (1) Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara - Apakah gugatan Penggugat diajukan masih dalam tenggang waktu ataukah tidak sebagaimana disyaratkan oleh Pasal 55 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara? Mengenai tenggang waktu untuk mengajukan gugatan di Pengadilan Tata Usaha Negara telah disyaratkan oleh Pasal 55 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara yang menyebutkan bahwa, “Gugatan dapat diajukan hanya dalam tenggang waktu sembilan puluh hari sejak saat diterimanya atau diumumkannya Keputusan Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara.” Surat keputusan objek sengketa aquo (vide bukti P – 2 = T - 11) didapatkan fakta hukum bahwa objek sengketa a quo ditujukan kepada Penggugat dan dikeluarkan pada tanggal 02 Februari 2016; Menimbang, bahwa lebih lanjut di dalam gugatannya Penggugat mendalilkan bahwa diterimanya objek sengketa oleh anak Penggugat yang bernama Saiful Rouf dirumahnya pada tanggal 16 Februari 2016 dari Baihaki (Kasun Karang Mellek), Isman Hidayat (Kaur Pembangunan), dan Misnawar (Kasun Laok Sabe) dan terhadap dalil tenggang waktu dalam gugatan tersebut tidak dibantah oleh Tergugat. Berdasarkan fakta hukum diatas dikaitkan dengan gugatan a quo didaftarkan oleh Penggugat pada tanggal 1 April 2016 oleh karenanya Majelis Hakim berpendapat bahwa gugatan a quo masih dalam tenggang waktu yang telah ditentukan dalam Pasal 55 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara. Bahwa dengan telah dipertimbangkan perihal formil gugatan sebagaimana tersebut diatas, maka selanjutnya Majelis Hakim akan mempertimbangkan perihal pokok sengketanya. 2. Dalam pokok sengketa Maksud dan tujuan gugatan Penggugat adalah sebagaimana tersebut diatas, bahwa Penggugat dalam gugatan dan repliknya memohon agar terhadap objek sengketa dinyatakan batal atau tidak sah dengan dasar/alasan yang pada pokoknya adalah sebagai berikut: - Penggugat menjadi perangkat desa (Kasun Krajan III) Desa Bercak, Kecamatan Cermee, Kabupaten Bondowoso berdasarkan Surat Keputusan Kepala Desa Bercak Nomor : 7 Tahun 2012 Tentang Pengangkatan Perangkat Desa Bercak, Kecamatan Cermee, Kabupaten Bondowoso, tanggal 01 Juli 2012, dengan masa jabatan 10 tahun. - Alasan pemberhentian Penggugat selaku Perangkat Desa Bercak, didalam surat keputusan objek sengketa adalah tidak benar yaitu disebutkan dalam pertimbangan keputusan Tergugat adalah karena melanggar larangan perangkat desa sebagaimana diatur Pasal 26 Huruf j dan huruf l Peraturan Daerah Kabupaten Bondowoso Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa, yang menyebutkan bahwa, (j) Ikut serta dan/atau terlibat dalam kampanye pemilihan umum dan/atau pemilihan kepala daerah; (l). Meninggalkan tugas selama 60 (enam puluh) hari kerja berturut-turut tanpa alasan yang jelas dan tidak dapat dipertanggungjawabkan. - Objek sengketa a quo bertentangan dengan Pasal 52 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa jo. Pasal 27 Peraturan Daerah Kabupaten Bondowoso Nomor 6 Tahun 2014 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa. - Pihak Tergugat dalam jawaban dan dupliknya telah menyangkal dalil Penggugat yang pada pokoknya mendalilkan bahwa tindakan Tergugat dalam proses penerbitan objek sengketa aquo telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan telah pula memperhatikan asas-asas umum pemerintahan yang baik. - Apakah penerbitan surat keputusan objek sengketa a quo oleh Tergugat yaitu berupa Surat Keputusan Kepala Desa Bercak Nomor : 10 Tahun 2016, tanggal 02 Februari 2016 Tentang Pemberhentian Dengan Tidak Hormat Kepala Dusun Krajan III Desa Bercak, Kecamatan Cermee, Kabupaten Bondowoso atas nama Jasmoto (vide bukti P - 2 = T - 11) telah sesuai ataukah tidak dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku maupun asas-asas umum pemerintahan yang baik? Berdasarkan pemeriksaan persidangan dikaitkan dengan surat keputusan objek sengketa (vide bukti P - 2 = T - 11) didapat fakta hukum bahwa alasan pemberhentian dengan tidak hormat Penggugat oleh Tergugat dengan alasan dikarenakan Penggugat melanggar larangan sebagai perangkat desa berupa ikut serta dan/atau terlibat dalam kampanye pemilihan umum dan/atau pemilihan kepala daerah yang diatur di dalam Pasal 26 huruf j Peraturan Daerah Kabupaten Bondowoso Nomor 6 Tahun 2014 tentang Pedoman Organisasi Dan Tata Kerja Pemerintah Desa serta melanggar larangan meninggalkan tugas selama 60 (enam puluh) hari kerja berturut-turut tanpa alasan yang jelas dan tidak dapat dipertanggungjawabkan yang diatur di dalam Pasal 26 huruf l Peraturan Daerah Kabupaten Bondowoso Nomor 6 Tahun 2014 tentang Pedoman Organisasi Dan Tata Kerja Pemerintah Desa , - Berdasarkan bukti T-6 berupa Surat Keputusan Kepala Desa Bercak Nomor 79 Tahun 2015 tentang Sanksi Administrasi Terhadap Kepala Dusun Krajan III Desa Bercak, Kecamatan Cermee, Kabupaten Bondowoso didapatkan fakta hukum beberapa fakta hukum antara lain: Tidak disebutkan larangan mengenai perihal apa yang telah dilakukan oleh Penggugat, Surat tersebut dikeluarkan pada tanggal 7 September 2015, - Berdasarkan dalil bantahan Tergugat di dalam Jawabannya yang pada pokoknya mendalilkan bahwa sejak bulan September, Oktober, November, Desember 2015 Penggugat telah meninggalkan tugasnya selama lebih dari 60 (enam puluh) hari kerja berturut-turut tanpa alasan yang jelas dan tidak dapat dipertanggungjawabkan yang mana berkesesuaian pula dengan keterangan saksi yang bernama Iyon yang menerangkan pada pokoknya bahwa 9 orang perangkat tidak masuk 60 hari kerja berturut-turut mulai bulan September – Desember 2015. - Berdasarkan fakta hukum tersebut diatas Majelis Hakim berpendapat menurut hukum bahwa surat keputusan mengenai sanksi administrasi berupa teguran tertulis tersebut tidak sesuai dengan ketentuan Pasal 52 ayat (1) Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 Tentang Desa jo. Pasal 27 ayat (1) Peraturan Daerah Kabupaten Bondowoso Nomor 6 Tahun 2014 tentang Pedoman Organisasi Dan Tata Kerja Pemerintah Desa dikarenakan Surat Keputusan Kepala Desa Bercak Nomor 7g Tahun 2015 tentang Sanksi Administrasi Terhadap Kepala Desa Krajan III Desa Bercak, Kecamatan Cermee, Kabupaten Bondowoso (vide bukti T-6) dikeluarkan prematur oleh Tergugat untuk mengevaluasi perangkat desanya yaitu pada tanggal 7 September 2015, oleh karena menurut Tergugat, Penggugat mulai meninggalkan tugas sejak bulan September 2015 sehingga belum pada waktu 60 (enam puluh) hari kerja Penggugat dianggap meninggalkan tugasnya oleh Tergugat telah diberikan sanksi administrasi, disamping hal tersebut surat keputusan berupa sanksi administrasi tersebut juga tidak memuat kesalahan larangan yang telah dilanggar Penggugat, - Alasan Penggugat meninggalkan tugas tersebut terungkap di dalam persidangan atas keterangan saksi yang pada pokoknya menerangkan sebagai berikut: > Mardiyanto, menerangkan bahwa Penggugat masuk kerja tapi diusir oleh para pendukung Kades terpilih dan komputer di password dan absensi tidak ada, permasalahan tersebut diketahui oleh Camat termasuk melalui adanya pengaduan tertulis sesuai bukti P- 4 dan Camat pernah menganjurkan untuk menghindari perkelahian dianjurkan tidak masuk dulu ; > Karyat, menerangkan bahwa 9 orang Perangkat Desa tidak bisa masuk kantor sejak 2 hari setelah Kades terpilih dilantik ; > Iyon, menerangkan bahwa ada demo 3 kali yang melarang 9 Perangkat Desa masuk kantor desa dan setiap hari ada orang yang berjaga supaya 9 Perangkat Desa tidak masuk kerja ; > Suhari Ali Candra, S.Sos menerangkan bahwa ada demo dari masyarakat yang menuntut 9 orang Perangkat Desa tidak boleh masuk kerja. - Berdasarkan fakta hukum tersebut, Majelis Hakim berpendapat menurut hukum bahwa ketidakhadiran Penggugat di kantornya bukanlah tanpa alasan yang jelas dan tidak dapat dipertanggungjawabkan oleh karena sesungguhnya terdapat permasalahan yang berkaitan sebagai dampak dari adanya dari pemilihan Kepala Desa Bercak, diantara para pendukung masing-masing Calon Kepala Desa yang mana terlebih dahulu harus diselesaikan oleh para pihak yang berwenang secara cermat dan bijaksana dengan mendengarkan semua pihak-pihak yang saling terkait ; - Mendasarkan pada ketentuan Pasal 52 ayat (2) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa yang mengatur pada pokoknya bilamana sanksi administratif tidak dilaksanakan, dilakukan tindakan pemberhentian sementara dan dapat dilanjutkan dengan pemberhentian, Majelis Hakim juga tidak menemukan 1 (satu) alat buktipun yang diajukan oleh para pihak bahwa sebelum dikeluarkannya surat keputusan objek sengketa dilakukan terlebih dahulu pemberhentian sementara oleh Tergugat terhadap Penggugat ; - Selanjutnya telah dipertimbangkan diatas bahwa salah satu alasan Penggugat diberhentikan tidak dengan hormat pada pokoknya adalah dikarenakan Penggugat melanggar larangan sebagai perangkat desa ikut serta dan/atau terlibat dalam kampanye pemilihan umum dan/atau pemilihan kepala daerah ; - Berdasarkan pemeriksaan dalam persidangan didapatkan fakta hukum bahwa Tergugat mempermasalahkan keikutsertaan Penggugat dalam kampanye pemilihan Kepala Desa Bercak; - Majelis Hakim berpendapat dengan mendasarkan pada ketentuan Pasal 51 huruf j Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa jo. Pasal 26 huruf j Peraturan Daerah Kabupaten Bondowoso Nomor 6 Tahun 2014 tentang Pedoman Organisasi Dan Tata Kerja Pemerintah Desa yang menyebutkan bahwa Perangkat Desa dilarang ikut serta dan/atau terlibat dalam kampanye pemilihan umum dan/atau pemilihan kepala daerah bukanlah dimaksudkan termasuk didalamnya mengenai pemilihan Kepala Desa oleh karena proses pemilu dan/atau pemilihan kepala daerah telah diatur tersendiri di dalam ketentuan peraturan perundang-undangan; - Berdasarkan uraian pertimbangan hukum diatas Majelis Hakim berkesimpulan menurut hukum bahwa Tergugat dalam mengeluarkan objek sengketa telah bertentangan dengan Pasal 52 ayat (1) dan ayat (2) UndangUndang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa jo. Pasal 27 ayat (1) dan (2) Peraturan Daerah Kabupaten Bondowoso Nomor 6 Tahun 2014 tentang Pedoman Organisasi Dan Tata Kerja Pemerintah Desa sehingga Tergugat dalam mengeluarkan surat keputusan objek sengketa a quo telah memenuhi ketentuan Pasal 53 ayat (2) huruf a Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas UndangUndang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara oleh karenanya Majelis Hakim tidak perlu menguji surat keputusan objek sengketa tersebut dengan mendasarkan pada Pasal 53 ayat (2) huruf b Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara ; - Oleh karena Tergugat dalam mengeluarkan surat keputusan objek sengketa telah memenuhi ketentuan Pasal 53 ayat (2) huruf a Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara maka terhadap gugatan Penggugat haruslah dikabulkan untuk seluruhnya; - Oleh karena gugatan Penggugat dikabulkan untuk seluruhnya, maka beralasan hukum apabila terhadap surat keputusan objek sengketa a quo yaitu Surat Keputusan Kepala Desa Bercak Nomor : 10 Tahun 2016, tanggal 02 Februari 2016 Tentang Pemberhentian Dengan Tidak Hormat Kepala Dusun Krajan III Desa Bercak, Kecamatan Cermee, Kabupaten Bondowoso atas nama Jasmoto dinyatakan batal dan kepada Tergugat diwajibkan untuk mencabut surat keputusan objek sengketa aquo; - Selanjutnya terhadap permohonan penundaan surat keputusan objek sengketa yang diajukan oleh Penggugat didalam dalil gugatannya yang pada pokoknya mendalilkan bahwa dengan adanya surat keputusan objek sengketa telah merugikan Penggugat dan meskipun gugatan a quo diajukan di pengadilan ternyata diketahui Tergugat telah mengadakan penerimaan seleksi calon Perangkat Desa Bercak untuk menggantikan kedudukan Penggugat sehinggal hal ini mengakibatkan keadaan yang sangat mendesak apabila dibiarkan berlanjut kepentingan Penggugat semakin dirugikan dan juga terhadap objek sengketa tidak ada kepentingan umum demi pembangunan ; - Berdasarkan masing-masing bukti T – 16 a berupa Surat Keputusan Kepala Desa Bercak Kecamatan Cermee Kabupaten Bondowoso Nomor : 13 Tahun 2016 tanggal 1 April 2016 Tentang Pembentukan Panitia Seleksi Calon Perangkat Desa Desa Bercak Kecamatan Cermee Kabupaten Bondowoso dan bukti T – 16 b berupa Pengumuman Panitia Seleksi Calon Perangkat Desa Bercak Kecamatan Cermee Kabupaten Bondowoso No. 1 /Pansel.PD/2015 tanggal 4 April 2016 tentang Penerimaan Calon Perangkat Desa, Majelis Hakim mendapatkan fakta hukum bahwa Tergugat mengadakan penerimaan seleksi calon Perangkat Desa Bercak yang hingga saat ini belum ditentukan perangkat desa yang lolos seleksi ; - Berdasarkan fakta hukum tersebut diatas Majelis Hakim berpendapat bahwa terdapat hubungan kepentingan yang mendesak terhadap aktivitas penerimaan seleksi calon Perangkat Desa saat ini dengan pemeriksaan sengketa a quo sehingga terdapat kepentingan yang mendesak bagi Penggugat agar tidak dirugikan, selain daripada itu tidak terdapat kepentingan umum dalam rangka pembangunan yang mengharuskan dilaksanakannya surat keputusan objek sengketa sehingga pelayanan terhadap masyarakat harus tetap berjalan baik dan tidak boleh terganggu dikarenakan adanya surat keputusan objek sengketa a quo ; - Berdasarkan uraian pertimbangan hukum di atas terhadap permohonan penundaan surat keputusan objek sengketa tersebut, Majelis Hakim berkesimpulan hukum bahwa permohonan penundaan tersebut telah memenuhi ketentuan Pasal 67 ayat (4) huruf (a) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara dan tidak terdapat kepentingan umum dalam rangka pembangunan mengharuskan dilaksanakannya surat keputusan objek sengketa oleh karenanya permohonan penundaan terhadap surat keputusan objek tersebut harus dinyatakan dikabulkan ; - Oleh karena gugatan Penggugat dikabulkan untuk seluruhnya, maka berdasarkan Pasal 110 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 maka kepada Tergugat dihukum untuk membayar biaya perkara yang besarnya akan ditentukan dalam amar putusan ini ; - Menimbang, bahwa dengan memperhatikan segala sesuatu yang terjadi dalam pemeriksaan persidangan tanpa tergantung pada fakta dan hal-hal yang diajukan oleh para pihak, maka sesuai ketentuan pasal 107 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, Majelis Hakim dapat menentukan apa yang harus dibuktikan, beban pembuktian beserta penilaian pembuktian. Atas dasar itu terhadap alat- alat bukti yang diajukan oleh para pihak menjadi bahan pertimbangan, namun untuk mengadili dan memutus sengketanya hanya dipakai alat-alat bukti yang relevan dan terhadap alat bukti selebihnya tetap dilampirkan dan menjadi satu kesatuan dengan berkas perkaranya; - Menimbang, bahwa segala sesuatu yang terjadi dipersidangan tercantum dalam Berita Acara Persidangan dan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan putusan ini. 6. Putusan Akhir: DALAM PENUNDAAN 1. Mengabulkan permohonan penundaan Penggugat atas Surat Keputusan Kepala Desa Bercak Nomor : 10 Tahun 2016, tanggal 02 Februari 2016 Tentang Pemberhentian Dengan Tidak Hormat Kepala Dusun Krajan III Desa Bercak, Kecamatan Cermee, Kabupaten Bondowoso atas nama Jasmoto; 2. Mewajibkan kepada Tergugat untuk menunda pelaksanaan lebih lajut Surat Keputusan Kepala Desa Bercak Nomor : 10 Tahun 2016, 2 Februari 2016 Tentang Pemberhentian Dengan Tidak Hormat Kepala Dusun Krajan III Desa Bercak, Kecamatan Cermee, Kabupaten Bondowoso atas nama Jasmoto sampai ada putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap, kecuali ada putusan lain dikemudian hari; DALAM POKOK SENGKETA 1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya; 2. Menyatakan batal surat Keputusan Kepala Desa tentang pemberhentian Dengan Tidak Hormat Kepala Dusun Krajan III Desa Bercak, Kecamatan Cermee, Kabupaten Bondowoso atas nama JASMOTO; 3. Mewajibkan tergugat untuk mencabut Surat Keputusan Kepala Desa Bercak tersebut. 4. Mewajibkan Tergugat untuk memulihkan segala hak dan kewajiban penggugat dalam kedudukan dan jabatannya seperti semula; 5. Mewajibkan tergugat untuk membayar biaya perkara sebesar Rp.215.000,- (dua ratus lima belas ribu rupiah)