Anda di halaman 1dari 13

Pontianak, 07 Mei 2020

Perihal : Gugatan

Kepada
Yth. Ketua Pengadilan
Tata Usaha Negara Pontianak.
di-.
Jl. Jendral A. Yani No.10 Pontianak

Dengan hormat,
Yang bertanda tangan dibawah ini saya :

Nama : Yanto Hasyanah, S.P.d.I.


Kewarganegaraan : Indonesia
Tempat tinggal : Jl. Sunan Giri, Desa Kuala Dua, Kec. Sungai Raya Pontianak
Pekerjaan : Sekretaris Desa Kuala Dua

Berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 05 Mei 2020 memberikan kuasa kepada :

1. H.M. Roliansyah, S.H., M.H.


2. Florensius Boy, S.H.
Keduanya berkewarganegaraan Indonesia, pekerjaan Advokat pada Kantor Advokat
Roliansyah, SH., MH. & Rekan, beralamat di Jl. Parit H. Husin II, Komplek Puri Akcaya
3, No. E. 11, Pontianak. Baik Bersama-sama maupun Sendiri-sendiri, selanjutnya disebut
sebagai PENGGUGAT ;

Dengan ini Penggugat mengajukan gugatan terhadap Kepala Desa Kuala Dua,
berkedudukan di Desa Kuala Dua, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya
Pontianak, untuk selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT ;

I. Objek Sengketa :
Surat Keputusan Kepala Desa Kuala Dua, Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Kubu
Raya, Nomor : 01 Tahun 2020 Tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat
Desa Kuala Dua Kabupaten Kubu Raya, tanggal 8 Januari 2020 dengan Lampiran
Salinan Keputusan Kepala Desa Kuala Dua Kecamatan Sungai Raya No.01/KD/I/2020
tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan Desa Kuala Dua Kecamatan
Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya, sepanjang menyangkut nama Yanto Hasyanah,
S.Pd.I Bukti P.1 (Pasal 1 angka 9 UU Peradilan TUN)

II. Tenggang Waktu Gugatan :


1. Bahwa Objek Sengketa diterbitkan TERGUGAT tanggal 8 Januari 2020;
2. Bahwa Objek Sengketa tersebut diterima /diketahui Penggugat pada tanggal 12
Februari 2020;
3. Bahwa gugatan a quo diajukan pada tanggal 11 Mei 2020;
4. Bahwa oleh karenanya Gugatan a quo diajukan masih dalam tenggang waktu sesuai
dengan Pasal 55 UU Peradilan TUN juncto Perma 6/2018;

III. Kepentingan Penggugat Yang Dirugikan :

Penggugat merasa dirugikan karena hak Penggugat sebagai perangkat desa dengan
jabatan sekretaris desa sesuai dengan alat bukti surat./pihak yang dituju Surat Objek
Sengketa berupa Surat Keputusan Kepala Desa Kuala Dua, kecamatan Sungai Raya
Kabupaten Kubu Raya, Nomor : 01 Tahun 2020 Tentang Pengangkatan dan
Pemberhentian Perangkat Desa Kuala Dua Kabupaten Kubu Raya, tanggal 8 Januari 2020
beserta Lampiran Salinan Keputusan Kepala Desa Kuala Dua Kecamatan Sungai Raya
No.01/KD/I/2020 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan Desa Kuala
Dua Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya, sepanjang menyangkut nama Yanto
Hasyanah, S.Pd.I, diterbitkan melanggar ketentuan peraturan-perundang-undangan, yang
akan Penggugat uraikan dalam Alasan gugatan sebagai berikut (pasal 53 UU Peradilan
TUN).

IV. Kewenangan Pengadilan :


1. Bahwa Keputusan Tergugat yang menerbitkan surat keputusan sebagaimana
dimaksud dalam obyek sengketa telah memenuhi unsure Pasal 1 angka 3 Undang-
Undang Nomor: 5 Tahun 1986 juncto Pasal 1 angka 9 Undang-Undang No. 51 Tahun
2009 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara, yang menyatakan, “Keputusan Tata
Usaha Negara adalah suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh badan atau
pajabat tata usaha Negara yang berisi tindakkan hokum tata usaha Negara yang
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang bersifat konkrit,
individual dan final yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan
hukum perdata “, oleh karenanya kewenangan untuk memeriksa, mengadili, dan
memutus sengketa ini adalah Pengadilan Tata Usaha Negara;
2. Bahwa Pasal 47 Undang-Undang No.5 Tahun 1986 menyatakan:” Pengadilan
bertugas dan berwenang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan sengketa tata
usaha Negara”;
3. Bahwa Keputusan Tata Usaha Negara yang dikeluarkan oleh Tergugat kemudian
menjadi obyek sengketa tersebut bersifat kongkrit, individual dan final, sehingga
untuk menyelesaikan obyek sengketa tersebut merupakan kewenangan Pengadilan
Tata Usaha Negara sebagaimana yang ditentukan oleh Pasal 1 angka (9) Undang-
Undang No. 5 Tahun 1986 Tentang Pengadilan Tata Usaha Negara sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 dan terakhir diubah dengan
Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 yang merupakan tindakan hokum, bersifat
konkrit, individual dan final, serta menimbulkan akibat hukum;
a. Konkrit, karena obyek sengketa itu nyata-nyata dibuat Tergugat, tidak abstrak tapi
berwujud tertentu berupa surat keputusan;
b. Individual, bahwa obyek sengketa tersebut ditujukan kepada Penggugat,
sebagaimana dalam lampiran salinan surat Keputusan Tergugat a quo;
c. Final, karena obyek sengketa sudah berlaku dan menimbulkan suatu akibat
hukum di mana berdasarkan Surat Keputusan Tergugat tersebut, perihal
Pengangkatan Dan Pemberhentian Perangkat Desa Kuala Dua, berlaku sejak
tanggal ditetapkan, sehingga akan terus berjalan apabila tidak ada gugatan ini;
4. Dengan demikian merujuk pada ketentuan Pasal 50 Undang-Undang Nomor 5 Tahun
1986 menegaskan bahwa :” Pengadilan Tata Usaha Negara bertugas dan berwenang
memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara ditingkat
pertama”;

Terhadap obyek sengketa, sebelum penggugat mengajukan gugatan di Pengadilan Tata


Usaha Negara Pontianak, terlebih dahulu Penggugat telah menempuh upaya penyelesaian
secara administrative dengan menyampaikan keberatan, namun terhadap keberatan
tersebut tidak ditanggapi oleh Tergugat, selanjutnya Penggugat juga telah mengajukan
upaya banding kepada atasan Tergugat, keberatan disampaikan Penggugat kepada
Tergugat Tanggal 13 Februari 2020;

Dengan demikian, terhadap obyek sengketa dalam perkara a quo, maka Pengadilan Tata
Usaha Negara Pontianak pada tingkat pertama, berwenang untuk memeriksa, mengadili
dan memutus obyek sengketa a quo, terhadap upaya banding disampaikan penggugat
kepada atasan tergugat pada Tanggal 28 Februari 2020;

V. Posita/Alasan Gugatan :
1. Bahwa PENGGUGAT adalah perseorangan Warga Negara Indonesia pemegang
Kartu Tanda Penduduk e-KTP Nomor 6112011009780012. Bukti P.1;
2. Bahwa PENGGUGAT adalah Sekretaris Desa Kuala Dua Kecamatan Sungai Raya
Kabupaten Kubu Raya berdasarkan Surat KeputuZsan Kepala Desa Kuala Dua
Nomor 11 Tahun 2019 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa
Kuala Dua dengan lampiran Keputusan Kepala Desa Nomor 11 Tahun 2019 tentang
Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa Kuala Dua. Bukti P.2
3. Bahwa dalam menjalankan tugas fungsi dan wewenang sebagai Sekretaris Desa
Kuala Dua, Penggugat senantiasa berpedoman pada asas-asas umum pemerintahan
yang baik dan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
4. Bahwa sehubungan dengan adanya Pemilihan Kepala Desa Kuala Dua dan terjadi
kekosongan jabatan kepala desa, karena alasan Kepala Desa Kuala Dua mengajukan
cuti untuk bertarung kembali pada Pilkades 2019, sehingga pada tanggal 23 Oktober
2019 PENGGUGAT dimohonkan untuk diangkat menjadi Pelaksana Tugas Kepala
Desa Kuala Dua melalui Badan Permusyawaratan Desa [BPD] Kuala Dua.
Berdasarkan Surat BPD Nomor 442/7/BPD/KD/2019 tanggal 23 Oktober 2019. Bukti
P.3;
5. Bahwa pada tanggal 17 Desember 2019, Kepala Desa Kuala Dua Terpilih, Abbas,
S.Ag [TERGUGAT] dilantik menjadi Kepala Desa Kuala Dua oleh Bupati Kubu
Raya.
6. Bahwa hanya berselang 6 [enam] hari setelah pelantikan sebagai Kepala Desa Kuala
Dua Terpilih, yaitu pada tanggal 23 Desember 2019 TERGUGAT langsung
mengajukan surat kepada Camat Sungai Raya dengan Nomor Surat
472.2/01/pem/2019, tanggal 23 Desember 2019 perihal Pergantian Perangkat Desa
Kuala Dua, dengan alasan yang mengada-ada dan tidak berdasarkan atas ketentuan
aturan hukum yang berlaku. Bukti P.4;
7. Bahwa Penggugat mengetahui dan mendapatkan bentuk dan wujud Surat Keputusan
yang menjadi obyek sengketa a quo, setelah Penggugat menerima dari Sdr. Abdul
Rani yang mendatangani kantor Desa Kuala Dua Pada Tanggal 12 Pebruari 2020.
Tergugat tidak pernah mengirimkan surat keputusan a quo kepada Penggugat
sebagaimana layaknya distribusi dokumen resmi yang menyangkut system
administrasi pemerintahan yang baik. Padahal dalam surat keputusan a quo tercantum
nama penggugat selaku perseorangan warganegara yang menjadi subyek hokum yang
dituju atas tindakan hokum dalam klau sul surat keputusan tergugat a quo;
8. Bahwa berdasarkan hasil penelusuran / pengumpulan bukti-bukti dokumen, diketahui
sebelum menerbitkan surat keputusan a quo, ternyata Tergugat ada mengirimkan
surat kepada Camat Sungai Raya dan pada tanggal 6 Januari 2020 Camat Sungai
Raya memberikan tanggapan dengan Nomor Surat 140/08/Pem perihal Penggantian
Perangkat Desa, Camat Sungai Raya memberikan pertimbangannya, yang pada
pokoknya menyampaikan agar TERGUGAT pertama memberikan kesempatan untuk
dilakukan pembinaan, keduamengkonsultasikan dengan BPD Kuala Dua untuk
mendapatkan solusi terbaik, dan ketiga kepala desa berwenang mengangkat dan
memberhentikan perangkat desa sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Bukti P.5 ;
9. Bahwa hanya berselang 1 [satu] dari tanggal surat yang dikeluarkan oleh Camat
Sungai Raya, yaitu pada tanggal 8 Januari 2020, TERGUGAT Langsung menerbitkan
Surat Keputusan Kepala Desa Kuala Dua, Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Kubu
Raya,Nomor : 01 Tahun 2020 Tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat
Desa Kuala Dua Kabupaten Kubu Raya, tanggal 8 Januari 2020 beserta Lampiran
Salinan Keputusan Kepala Desa Kuala Dua Kecamatan Sungai Raya
No.01/KD/I/2020 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan Desa
Kuala Dua Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya yang menjadi objek
sengketa aquo.
10. Bahwa secara administrative, Format Surat Keputusan TERGUGAT terkesan
subjektif dan asal-asalan. Hal tersebut dapat dilihat dari Surat Keputusan dengan
Lampiran Surat, baik penomoran surat maupun perihal pokok klausul tidak
kohensen/bertautan/singkron.
a. Dalam Surat Keputusan aquo bernomor 01 Tahun 2020 tentang Pengangkatan dan
Pemberhentian Kepala Desa Kuala Dua Kabupaten Kubu Raya;
b. Namun Lampiran Surat Keputusan bernomor 01/KD/I/2020 tentang Struktur
Organisasi dan Tata Cara Kerja Pemerintahan Desa Kuala Dua Kecamatan Sungai
Raya Kabupaten Kubu Raya.
Fakta tersebut, secara administrative menimbulkan ketidak pastian hukum, sehingga
menyebabkan cacat hukum.
11. Bahwa penerbitan Surat Keputusan aquo yang menjadi objek sengketa oleh
TERGUGAT secara nyata telah melanggar peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan asas umum pemerintahan yang baik :
a. Melanggar Peraturan Perundang-undangan
1) Melanggar Pasal 7 ayat [2] huruf b, c, f, g, dan j Undang-Undang Nomor 30
Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan yang menyatakan :
huruf b : mematuhi AUPB dan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
huruf c : mematuhi persyaratan dan prosedur pembuatan keputusan
dan/atau tindakan
huruf f : memberikan kesempatan kepada Warga Masyarakat untuk
didengar pendapatnya sebelum membuat Keputusan dan/atau Tindakan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
huruf g : memberitahukan kepada Warga Masyarakat yang berkaitan
dengan Keputusan dan/atau Tindakan yang menimbulkan kerugian paling
lama 10 (sepuluh) hari kerja terhitung sejak Keputusan dan/atau Tindakan
ditetapkan dan/atau dilakukan;
huruf j : menerbitkan Keputusan terhadap permohonan Warga
Masyarakat, sesuai dengan hal-hal yang diputuskan dalam
keberatan/banding;
2) Melanggar Pasal 17 ayat [2] huruf c Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014
tentang Administrasi Pemerintahan berkenaan dengan “larangan bertindak
sewenang-wenang”;
3) Melanggar Pasal 53 ayat [2] Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang
Desa, yang menyatakan :
Pasal 53
ayat [2] : Perangkat Desa diberhentikan sebagaimana dimaksud pada ayat [1]
huruf c karena
a. usia telah genap 60 (enam puluh) tahun
b. berhalangan tetap
c. tidak lagi memenuhi persyaratan sebagai perangkat Desa; atau
d. melanggar larangan sebagai perangkat Desa.

ayat [3] : Pemberhentian Perangkat Desa sebagaimana dimaksud ayat [1]


ditetapkan oleh Kepala Desa setelah dikonsultasikan dengan Camat atas nama
Bupati/Walikota.

4) Melanggar Pasal 5 ayat [3] Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik


Indonesia Nomor 67 Tahun 2017 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 83 Tahun 2015 Tentang Pengangkatan dan
Pemberhentian Perangkat Desa, yang menyatakan :
ayat [3] : Perangkat Desa diberhentikan sebagaimana dimaksud pada ayat [1]
huruf c karena.
a. usia telah genap 60 (enam puluh) tahun
b. dinyatakan sebagai terpidana yang diancam dengan pidana
penjara paling singkat 5 (lima) tahun berdasarkan putusan
pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap
c. berhalangan tetap
d. tidak lagi memenuhi persyaratan sebagai perangkat Desa
e. melanggar larangan sebagai perangkat Desa.
5) Melanggar Pasal 18, Pasal 19 ayat [1], ayat [3] Peraturan Daerah Nomor 2
Tahun 2019 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa, yang
menyatakan :
Pasal 18 : Masa Jabatan Perangkat Desa terhitung sejak ditetapkan sampai
dengan usia 60 (enam puluh) tahun”
Pasal 19 :
ayat [1] : Kepala Desa Memberhentikan Perangkat Desa setelah :
berkonsultasi dengan Camat.
ayat [3] : Perangkat Desa diberhentikan sebagaimana dimaksud pada ayat [1]
huruf c karena.
a. usia telah genap 60 (enam puluh) tahun
b. dinyatakan sebagai terpidana yang diancam dengan pidana
penjara paling singkat 5 (lima) tahun berdasarkan putusan
pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap
c. berhalangan tetap
d. tidak lagi memenuhi persyaratan sebagai perangkat Desa
e. melanggar larangan sebagai perangkat Desa.
6) Melanggar Surat Edaran Dirjen Bina Pemerintahan Desa Kementrian Dalam
Negeri Nomor 140/439/BPD, tanggal 30 Januari 2020 perihal Pembinaan dan
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa. Bukti P.6 ;

b. Melanggar Asas- Asas Umum Pemerintahan Yang Baik [AUPB]


Berdasarkan Pasal 10 ayat [1] Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang
Administrasi Pemerintahan, yang meliputi :
1) Asas Kepastian Hukum
adalah asas dalam negara hukum yang mengutamakan landasan ketentuan
peraturan perundang-undangan, kepatutan, keajegan, dan keadilan dalam
setiap kebijakan penyelenggaraan pemerintahan;
2) Asas Kemanfaatan
adalah manfaat yang harus diperhatikan secara seimbang antara: (1)
kepentingan individu yang satu dengan kepentingan individu yang lain; (2)
kepentingan individu dengan masyarakat; (3) kepentingan Warga Masyarakat
dan masyarakat asing; (4) kepentingan kelompok masyarakat yang satu dan
kepentingan kelompok masyarakat yang lain; (5) kepentingan pemerintah
dengan Warga Masyarakat; (6) kepentingan generasi yang sekarang dan
kepentingan generasi mendatang; (7) kepentingan manusia dan ekosistemnya;
(8) kepentingan pria dan wanita.
3) Asas Ketidak berpihakan
adalah asas yang mewajibkan Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan dalam
menetapkan dan/atau melakukan Keputusan dan/atau Tindakan dengan
mempertimbangkan kepentingan para pihak secara keseluruhan dan tidak
diskriminatif.
4) Asas Kecermatan
adalah asas yang mengandung arti bahwa suatu Keputusan dan/atau Tindakan
harus didasarkan pada informasi dan dokumen yang lengkap untuk
mendukung legalitas penetapan dan/atau pelaksanaan Keputusan dan/atau
Tindakan sehingga Keputusan dan/atau Tindakan yang bersangkutan
dipersiapkan dengan cermat sebelum Keputusan dan/atau Tindakan tersebut
ditetapkan dan/atau dilakukan.
5) Asas Tidak Menyalahgunakan Kewenangan
adalah asas yang mewajibkan setiap Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan
tidak menggunakan kewenangannya untuk kepentingan pribadi atau
kepentingan yang lain dan tidak sesuai dengan tujuan pemberian kewenangan
tersebut, tidak melampaui, tidak menyalahgunakan, dan/atau tidak
mencampuradukkan kewenangan.
6) Asas Keterbukaan
adalah asas yang melayani masyarakat untuk mendapatkan akses dan
memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif dalam
penyelenggaraan pemerintahan dengan tetap memperhatikan perlindungan
atas hak asasi pribadi, golongan, dan rahasia negara.
7) Asas Kepentingan Umum
adalah asas yang mendahulukan kesejahteraan dan kemanfaatan umum
dengan cara yang aspiratif, akomodatif, selektif, dan tidak diskriminatif.
8) Asas Pelayanan Yang Baik
adalah asas yang memberikan pelayanan yang tepat waktu, prosedur dan biaya
yang jelas, sesuai dengan standar pelayanan, dan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
12. Bahwa selain 8 Asas Umum Pemerintahan Yang Baik tersebut di atas, keputusan
TERGUGAT juga mengabaikan asas kecermatan, profesionalitas, dan mengakibatkan
ketidak pastian hukum, sehingga dapat dinyatakan penerbitan Objek Gugatan aquo
tersebut telah melanggar asas kepastian hukum, asas profesionalitas, dan asas
akuntabilitas dari Pasal 20 ayat (1) UU No. 32 Tahun 2004 sebagaimana diubah
dengan UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah.
13. Bahwa tindakan TERGUGAT tersebut adalah tindakan sewenang-wenang yang
menunjukan ketidak profesionalan dan arogansi TERGUGAT yang secara nyata
mengabaikan aspek-aspek yuridis dalam administrasi pemerintahan perihal
mekanisme, prosedur, dan tata cara penggantian perangkat desa sebagaimana
diamanatkan oleh undang-undang.
14. Bahwa tindakan TERGUGAT melakukan penggantian perangkat desa hanya
berdasarkan penilaian subjektifitas dan individual tersebut, like or dislike,menunjukan
bahwa TERGUGAT tidak mengerti dan tidak memahami prosedural administrative
pemerintahan. Seolah-olah TERGUGAT menyamakan proses pergantian perangkat
desa sama seperti seorang direktur perusahaan menganti staff/karyawan, ketika tidak
mengikuti perintah atasan langsung diganti/pecat. Padahal dalam setiap kegiatan
administratur Negara harus berdasarkan suatu aturan yang telah digariskan oleh
peraturan perundang-undangan dan bukan asal bertindak, termasuk dalam hal
penggunaan anggaran desa. Bukti P.7 ;
15. Bahwa penyampaian objek sengketa, berdasarkan ketentuan Pasal 62 UndangUndang
No.30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan menegaskan:
Ayat [1] : keputusan dapat disampaikan melalui pos tercatat, kurir, atau sarana
eletronis.
Ayat [2] : Keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat [1] harus segera disampaikan
kepada yang bersangkutan atau paling lama 5 [lima] hari kerja sejak ditetapkan.
16. Bahwa terhadap Objek Sengketa berupa Surat Keputusan TERGUGAT yang diterima
oleh PENGGUGAT pada tanggal 12 Februari 2020 tersebut, berdasarkan ketentuan
Pasal 75 ayat [1] Undang-Undang No.30 Tahun 2014 tentang Administrasi
Pemerintahan menegaskan ;
Ayat [1] : “Warga masyarakat yang dirugikan terhadap keputusan dan/atau tindakan
dapat mengajukan upaya administrative kepada pejabat pemerintahan atau atasan
pejabat pemerintahan yang menetapkan dan/atau melakukan keputusan dan/atau
tindakan”;
Ayat [2] : Upaya administrative sebagaimana dimaksud pada ayat [1] terdiri atas : a.
keberatan, dan b. banding. Berdasarkan ketentuan aquo, sehari setelah menerima surat
keputusan aquo, kemudian tanggal 13 Februari 2020 PENGGUGAT langsung
menyatakan keberatan secara tertulis kepada TERGUGAT. Bukti P.8;
17. Bahwa berdasarkan Pasal 77 ayat [2], [3], [4], [5] Undang-Undang No.30 Tahun 2014
tentang Administrasi Pemerintahan menegaskan
Ayat (1) : Keputusan dapat diajukan keberatan dalam waktu paling lama 21 (dua
puluh satu) hari kerja sejak diumumkannya Keputusan tersebut oleh Badan dan/atau
Pejabat Pemerintahan.
Ayat (2) : Keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan secara tertulis
kepada Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang menetapkan Keputusan.
Ayat (3) : Dalam hal keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterima, Badan
dan/atau Pejabat Pemerintahan wajib menetapkan Keputusan sesuai permohonan
keberatan.
Ayat (4) : Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan menyelesaikan keberatan paling
lama 10 (sepuluh) hari kerja.
Ayat (5) : Dalam hal Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan tidak menyelesaikan
keberatan dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (4), keberatan
dianggap dikabulkan.
18. Bahwa terhadap selain mengajukan keberatan, selanjutnya PENGGUGAT juga
melakukan upaya Banding kepada atasan TERGUGAT dalam hal ini Bupati Kubu
Raya, pada Tanggal 28 Februari 2020.
Bahwa berdasarkan hal-hal yang menjadi dasar dan alasan sebagaimana telah
PENGGUGAT uraikan tersebut di atas, selanjutnya PENGGUGAT memohon kepada
Yang Mulia Majelis Hakim mengabulkan permohonan sebagai berikut :

VI. Petitum/Tuntutan :
Dalam Pokok Perkara/Sengketa.
1. Mengabulkan gugatan penggugat seluruhnya ;
2. Menyatakan batal atau tidak sah Surat Keputusan Kepala Desa Kuala Dua ,kecamatan
Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya, Nomor : 01 Tahun 2020 Tentang Pengangkatan
dan Pemberhentian Perangkat Desa Kuala Dua Kabupaten Kubu Raya, tanggal 8
Januari 2020 beserta Lampiran Salinan Keputusan Kepala Desa Kuala Dua
Kecamatan Sungai Raya No.01/KD/I/2020 tentang Struktur Organisasi dan Tata
Kerja Pemerintahan Desa Kuala Dua Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya,
sepanjang menyangkut nama Yanto Hasyanah, S.P.d.i;
3. Memerintahkan TERGUGAT untuk mencabut Surat Keputusan Kepala Desa Kuala
Dua ,kecamatan Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya, Nomor : 01 Tahun 2020
Tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa Kuala Dua Kabupaten
Kubu Raya, tanggal 8 Januari 2020 beserta Lampiran Salinan Keputusan Kepala Desa
Kuala Dua Kecamatan Sungai Raya No.01/KD/I/2020 tentang Struktur Organisasi
dan Tata Kerja Pemerintahan Desa Kuala Dua Kecamatan Sungai Raya Kabupaten
Kubu Raya. sepanjang menyangkut nama Yanto Hasyanah, S.P.d.i;
4. Memerintahkan TERGUGAT untuk merehabilitasi hak dan kedudukan
PENGGUGAT sebagai perangkat Desa Kuala Dua dengan jabatan Sekretaris Desa
seperti sedia kala;
5. Menghukum TERGUGAT membayar biaya perkara;
Hormat Kami,
Penggugat/ Kuasa Hukum Penggugat,

(...............................................)

Anda mungkin juga menyukai