Anda di halaman 1dari 1

B.

Sumber Hukum e-commerce di (indonesia)

Disahkannya Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE)
pada bulan April 2008 menjawab kebutuhan akan adanya kepastian hukum dalam bidang transaksi
elektronik. Pemerintah menetapkan Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Sistem Elektronik dan Transaksi Elektronik (PP PSTE).PP PSTE merupakan amanat
dari UU ITE yang mendelegasikan beberapa ketentuan untuk diatur dalam Peraturan Pemerintah.
Pemberakuan pengaturan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik serta Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sistem
Elektronik dan Transaksi Elektronik maka pengelolaan, penggunaan, dan pemanfaatannya dapat
dilakukan secara aman untuk mencegah penyalahgunaannya dengan memperhatikan nilai-nilai
agama, sosial, dan budaya masyarakat Indonesia, serta untuk menjaga, memelihara, dan
memperkukuh persatuan dan kesatuan nasional berdasarkan peraturan perundang-undangan demi
kepentingan nasional.

3. Dasar Hukum Transaksi Perdagangan Melalui Elektronik (e-commerce) (indonesia)

Dasar hukum e-commerce diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008
tentang Informasi dan transaksi Elektronik (selanjutnya di singkat UU ITE) yang di undangkan pada
tanggal 21 April 2008 dalam Lembaran Negara Indonesia Tahun 2008 Nomor 58. UU ITE memberikan
dua hal penting yaitu, pertama pengakuan transaksi elektronik dan dokumen elektronik dalam
rangka hukum perikatan dan hukum pembuktian, shingga kepastian hukum trensaksi elekronik
dapat menjamin. Kedua klasifikasinya tindakan yang termasuk kualifikasi pelanggaran hukum terkait
penyalahgunaan teknologi informasi disertai dengan sangsinya Pasal 1 angka 2 UU ITE menyebutkan
bahwa: “transaksi elektronik adalah perbuatan hukum yang dilakukan dengan menggunakan
Komputer, jaringan computer, dan/atau media elektronik lainnya”

Dalam pasal UU ITE menggariskan bahwa pelaku usah yang menawarkan barang atau jasa secara
elektronik wajib meneyediakan informasi mengenai syarat-syarat kontrak, produsen dan produk
secara lengkap dan benar. Kemudian dalam pasal 17 ayat (2) UU ITE menyatakan bahwa “para pihak
yang melakukan transaksi elektronik sebagai mana yang dimaksud pada ayat 1 wajib beritikad baik
dalam melakukan transaksi dan/atau pertukaran informasi elektronik dan atau dokumen elektronik
dan/atau dokumen elektronik selama transaksi berlangsung”

B. Sumber Hukum E-commerce internasional

Untuk memenuhi kebutuhan akan aturan hukum internasional di bidang e-commerce, Majelis
Umum PBB mengesahkan UNCITRAL Model Law on Electronic Commerce 1996 (MLEC) melalui
Resolusi 51/162 tanggal 16 Desember 1996. MLEC ini dibentuk sebagai aturan dasar untuk mengatur
keabsahan, pengakuan, dan akibat dari pesan-pesan elektronik (electronic messaging) yang
didasarkan pada penggunaan komputer dalam perdagangan.

Nb : nk mbo tambahi internasional yo gpp mim seng indonesia kari milih

Anda mungkin juga menyukai