Anda di halaman 1dari 9

LIBERTI

ADVOCATES & LEGAL CONSULTANS


SITEPU &
PARTNER
REPLIK PENGGUGAT ATAS JAWABAN TERGUGAT
Dalam Perkara Nomor: 19/G/2023/PTUN.BKL
S
Antara

LEMBAGA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD AL-AMIN)........ PENGGUGAT

Melawan

SIA AHAN

ALIEN
KEPALA KANTOR PERTANAHAN KOTA BENGKULU ...................….… TERGUGAT

Bengkulu, 30 Agustus 2023

Kepada Yth.
Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara Bengkulu
Yang Memeriksa dan Mengadili Perkara Nomor: 19/G/2023/PTUN.BKL
Di -
Jln. RE. Martadinata No.01, Kandang Mas,
Kampung Melayu, Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu

Dengan hormat,

Untuk dan atas nama Penggugat, dengan ini menyampaikan Replik atas Jawaban
Tergugat yang telah disampaikan pada persidangan pada tanggal 23 Agustus 2023,
sebagai berikut:

DALAM EKSEPSI
1. Mengenai Kewenangan Mengadili
Bahwa Tergugat mendalilkan Gugatan Penggugat merupakan Kompetensi
Absolut Pengadilan Negeri dan bukan merupakan Kompetensi Absolut Pengadilan
Tata Usaha Negara serta tidak memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Jo. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004
dan diperbaharui Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang Peradilan Tata
Usaha Negara adalah dalil yang keliru dan tidak beralasan hukum, dengan
dasar pertimbangan hukum Penggugat sebagai berikut:

Kota Bengkulu : Jl. Fatmawati, Perum GRC, Blok C/10, Penurunan, Bengkulu
Bengkulu Utara : Jl. Wijaya Kusuma D.1, Giri Kencana, Ketahun, Bengkulu Utara
Email : libertiadvocate@gmail.com No. Tlp/Whatsapp : 081222439465
Hal. 1
Bahwa sebagaimana yang telah Penggugat uraikan dalam Gugatan Penggugat
pada angka romawi II (dua) Kewenangan Mengadili, telah jelas dan terang
menjabarkan unsur-unsur Penggugat mengajukan Gugatan di Pengadilan Tata
Usaha Negara Bengkulu, hal ini dapat dilihat pada beberapa aturan, yaitu sebagai
berikut:
 Berdasarkan Pasal 1 angka 9 Undang-Undang No. 51 Tahun 2009 tentang
Perubahan Kedua Undang-Undang No.5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata
Usaha Negara, yaitu:
“Keputusan Tata Usaha Negara adalah suatu penetapan tertulis yang
dikeluarkan oleh badan atau pejabat tata usaha negara yang
berisi tindakan hukum tata usaha negara yang berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, yang bersifat konkret, individual
dan final, yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau
badan hukum perdata”
Bahwa objek gugatan yang diajukan oleh Penggugat berupa Keputusan
dalam bentuk tertulis yang dikeluarkan oleh Tergugat selaku Pejabat Tata
Usaha Negara yang bersifat konkret, individual dan final yang telah
Penggugat uraikan pada Gugatan a quo.

 Berdasarkan Pasal 1 angka (10) Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009


Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986
Tentang Peradilan Tata Usaha Negara menyebutkan bahwa
“Sengketa Tata Usaha Negara adalah sengketa yang timbul dalam bidang
Tata Usaha Negara antara orang atau badan hukum perdata
dengan Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara, baik di Pusat
maupun di daerah, sebagai akibat dikeluarkannya Keputusan
Tata Usaha Negara, termasuk sengketa kepegawaian berdasarkan
peraturan perundangundangan yang berlaku.”
Bahwa sengketa perkara a quo timbul antara Penggugat selaku Badan
Hukum Perdata dan Tergugat selaku Pejabat Tata Usaha Negara di daerah,
dengan akibat dikeluarkannya Keputusan Tata Usaha Negara pada objek
sengketa perkara a quo.

 Berdasarkan Pasal 87 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang


Administrasi Pemerintahan, menyatakan bahwa:
“Dengan berlakunya Undang-Undang ini, Keputusan Tata Usaha Negara
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986
tentang Peradilan Tata Usaha Negara sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 51
Tahun 2009 harus dimaknai sebagai:
Kota Bengkulu : Jl. Fatmawati, Perum GRC, Blok C/10, Penurunan, Bengkulu
Bengkulu Utara : Jl. Wijaya Kusuma D.1, Giri Kencana, Ketahun, Bengkulu Utara
Email : libertiadvocate@gmail.com No. Tlp/Whatsapp : 081222439465
Hal. 2
a. Penetapan tertulis yang juga mencakup tindakan faktual;
b. Keputusan Badan dan/atau Pejabat Tata Usaha Negara di lingkungan
eksekutif, legislatif, yudikatif, dan penyelenggara negara lainnya;
c. Berdasarkan ketentuan perundang-undangan dan AUPB;
d. Bersifat final dalam arti lebih luas;
e. Keputusan yang berpotensi menimbulkan akibat hukum; dan/atau
f. Keputusan yang berlaku bagi Warga Masyarakat.
Bahwa berdasarkan definisi Keputusan Tata Usaha Negara, maka Objek
Sengketa telah memenuhi unsur-unsur sebagaimana ditentukan dalam
definisi Keputusan Tata Usaha Negara, yaitu sebagai berikut:
A. Penetapan Tertulis
Bahwa Objek Sengketa I dan II merupakan keputusan tertulis yang berisi
penetapan (beschikking) yang langsung berlaku sejak dikeluarkan oleh
Pejabat Tata Usaha Negara yang membuatnya (einmalig).

B. Yang dikeluarkan oleh Badan dan/atau Pejabat Tata Usaha


Negara.
Bahwa Objek sengketa I dan II diterbitkan oleh Pejabat Tata Usaha Negara
yakni Kepala Kantor Pertanahan Kota Bengkulu selaku Tergugat.

c. Yang berisi, Tindakan Hukum Tata Usaha Negara.


Bahwa Objek sengketa I dan II merupakan tindakan hukum tata usaha
negara yakni dikeluarkannya Sertipikat Hak Milik.

d. Yang bersifat Konkret.


Bahwa Objek sengketa mengenai masalah tertentu yakni dikeluarkannya
Sertifikat Hak Milik.

e. Individual.
Objek sengketa a quo nyata dan tegas menyebut nama SIA AHAN dan
ALIEN.

f. Final
Objek sengketa perkara a quo sudah bersifat mengikat dan tidak
memerlukan persetujuan dari instansi atasan atau instansi lainnya yang lebih
tinggi dari Tergugat.

g. Yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan


hukum perdata

Kota Bengkulu : Jl. Fatmawati, Perum GRC, Blok C/10, Penurunan, Bengkulu
Bengkulu Utara : Jl. Wijaya Kusuma D.1, Giri Kencana, Ketahun, Bengkulu Utara
Email : libertiadvocate@gmail.com No. Tlp/Whatsapp : 081222439465
Hal. 3
Bahwa Keputusan Tata Usaha Negara yang berupa penerbitan objek
sengketa perkara a quo menimbulkan akibat hukum yakni tumpang tindih
kepemilikan hak Penggugat selaku Badan Hukum Perdata.

Bahwa berdasarkan ketentuan pasal 54 ayat (1) Undang-Undang No. 5 Tahun


1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara yang telah beberapa kali diubah,
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Perubahan
Kedua Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha
Negara, gugatan sengketa Tata Usaha Negara diajukan kepada Pengadilan yang
berwenang yang daerah hukumnya meliputi tempat kedudukan Tergugat;

Bahwa oleh karena kedudukan Tergugat terletak di wilayah hukum Pengadilan


Tata Usaha Negara Bengkulu, maka gugatan ini diajukan kepada Pengadilan Tata
Usaha Negara Bengkulu, sehingga sesuai ketentuan pasal 47 Undang-Undang
No. 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara yang telah beberapa kali
diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 Tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan
Tata Usaha Negara, maka Pengadilan Tata Usaha Negara Bengkulu berwenang
memeriksa, memutus, dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha dalam perkara
ini;

Dengan demikian berdasrkan uraian diatas, maka telah jelas dan terang oleh
karena Obyek Gugatan perkara a quo adalah merupakan suatu Keputusan Tata
Usaha Negara yang telah memenuhi unsur-unsur ketentuan hukum diatas,
sehingga dapat menjadi objek sengketa tata usaha negara, maka sudah
sepatutnya Kewenangan Absolut merupakan kewenangan dari Pengadilan Tata
Usaha Negara Bengkulu berwenang untuk memeriksa dan mengadilinya dan
syarat formal pengajuan Gugatan Penggugat di Pengadilan Tata Usaha Negara
dalam hal mengenai Kewenangan Mengadili Peradilan Tata Usaha Negara telah
terpenuhi;

2. Mengenai kedudukan Penggugat (Legal Standing)


Bahwa Tergugat mendalilkan bahwa Penggugat tidak memiliki kedudukan
untuk menggugat karena tidak terdapat uraian fakta hukum adanya kerugian
secara hukum administrasi negara adalah dalil yang tidak beralasan hukum
dan terkesan mengada-ada, dengan dasar pertimbangan hukum Penggugat
sebagai berikut:

Bahwa perlu Tergugat ketahui, dalam Gugatan Penggugat pada halaman 4


dan 5 telah sangat jelas dan terang, bahwa dengan adanya Keputusan objek

Kota Bengkulu : Jl. Fatmawati, Perum GRC, Blok C/10, Penurunan, Bengkulu
Bengkulu Utara : Jl. Wijaya Kusuma D.1, Giri Kencana, Ketahun, Bengkulu Utara
Email : libertiadvocate@gmail.com No. Tlp/Whatsapp : 081222439465
Hal. 4
sengketa I dan II pada perkara a quo yang dikeluarkan oleh Tergugat telah
sangat bertentangan dengan aturan hukum dan terdapat kesalahan prosedur dan
cacat hukum administrasi sebagaimana telah diuraikan dalam Gugatan
Penggugat pada halaman 10 angka 11 yang fakta hukumnya telah sangat jelas
merugikan Penggugat, sehingga bagaimana mungkin bila dalil Tergugat
mengatakan Penggugat tidak terdapat hubungan yang nyata (langsung
dirasakan Penggugat) atas terbitnya objek perkara a quo, hal ini terlihat jelas
bahwa Tergugat telah sangat keliru dan terkesan dalil yang dibuat mengada-
ada.

Bahwa terhadap ketentuan Pasal 53 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1986


tentang Peradilan Tata Usaha Negara yang telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 5 tahun
1986 jo. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986, yang menyatakan:
“Seseorang atau badan hukum perdata yang merasa kepentingannya dirugikan
oleh suatu Keputusan Tata Usaha Negara dapat mengajukan gugatan tertulis
pada pengadilan yang berwenang yang berisi tuntutan agar Keputusan Tata
Usaha Negara yang disengketakan itu batal atau tidak sah, dengan atau
tanpa disertai tuntutan ganti rugi dan atau direhabilitasi”.

Bahwa berdasarkan ketentuan hukum di atas, juga mensyaratkan bahwa hak


gugat dari orang atau badan hukum perdata baru dapat dipergunakan jika ia
merasa hak dan kepentingannya dirugikan oleh suatu Keputusan Tata Usaha
Negara sesuai dengan asas Point d’ interet, point d’ action atau nointerest
no action, sehingga dalam hal ini Penggugat sebagai Badan Hukum Perdata
telah sangat dirugikan dengan adanya suatu Keputusan Tata Usaha Negara
berupa Objek Sengketa I dan II pada perkara a quo.

3. Mengenai Tenggang Waktu


Bahwa Tergugat mendalilkan pengajuan Gugatan oleh Penggugat telah lewat
jangka waktu adalah dalil yang keliru dan tidak beralasan hukum, dengan
dasar pertimbangan hukum Penggugat sebagai berikut:

Bahwa bentuk kekeliruan yang nyata terhadap perhitungan jangka waktu pada
dalil jawaban Tergugat pada angkat 4 huruf a pada halaman 3, adalah :
Tergugat beranggapan bahwa Penggugat dari awal penerbitan sertifikat yaitu
sejak tahun 1994 pada objek sengketa I dan II perkara a quo, Penggugat telah
menerima keputusan tersebut, sedangkan fakta hukumnya:
Penggugat tidak pernah menerima/mengetahui keputusan tersebut dan baru
mengetahui adanya sertifikat pada objek sengketa I dan II perkara a quo yaitu

Kota Bengkulu : Jl. Fatmawati, Perum GRC, Blok C/10, Penurunan, Bengkulu
Bengkulu Utara : Jl. Wijaya Kusuma D.1, Giri Kencana, Ketahun, Bengkulu Utara
Email : libertiadvocate@gmail.com No. Tlp/Whatsapp : 081222439465
Hal. 5
sejak tanggal 18 April 2023 melalui putusan Pengadilan Negeri Bengkulu Klas IA
dengan Nomor: 47/Pdt.Bth/2022/PN.Bgl, hal ini sebagaimana diatur dalam
ketentuan Pasal 55 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata
Usaha Negara, yang telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 5
Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara, yaitu:
“Gugatan dapat diajukan hanya dalam tenggang waktu sembilan puluh
hari terhitung sejak saat diterima atau diumumkannya keputusan
badan atau pejabat tata usaha negara”;

Bahwa kekeliruan yang nyata selanjutnya adalah Tergugat beranggapan isi


gugatan Penggugat pada halaman 10 angka 8 yaitu Penggugat dinilai telah
mengetahui dikeluarkannya objek sengketa I dan II pada saat telah ditetapkan
tanah dan bangunan milik Penggugat yang berada di Kelurahan Pagar Dewa,
Kecamatan Selebar, Kota Bengkulu sebagai objek sita eksekusi dan dihitung
sejak tahun 2022, sedangkan fakta hukumnya:
isi gugatan Penggugat pada halaman 10 angka 8 adalah Penggugat
menjelaskan selama menguasai, memanfaatkan dan mempergunakan tanah dan
bangunan sejak tahun 2016 sampai saat ini, Penggugat tidak pernah
mengetahui bahwa tanah dan bangunan tersebut ditetapkan sebagai objek sita,
sehingga dalil Tergugat tersebut tidak ada korelasi antara sita eksekusi dengan
Penggugat mengetahui Objek Sengketa I dan II perkara a quo.

Bahwa Tergugat juga telah mengakui bahwa Penggugat pada proses sita
eksekusi oleh Pengadilan Negeri Bengkulu merupakan Pihak Ketiga, artinya
selaku pihak ketiga Penggugat sama sekali tidak dijadikan pihak (yang memiliki
kepentingan karena merasa haknya dirugikan) selama proses sidang perkara
perdata pada Pengadilan Negeri Bengkulu dengan putusan Nomor:
15/Sita.Eks/Pdt.G/2019/Pn.Bgl jo. Putusan Pengadilan Tinggi Bengkulu Nomor:
31/Pdt/2019/PT.Bgl jo. Putusan Mahkamah Agung Nomor: 3170 K/Pdt/2020,
sehingga hal ini sesuai dengan ketentuan Surat Edaran Mahkamah Agung (SEMA)
Nomor 3 Tahun 2015 tentang Pemberlakuan Rumusan Hasil Rapat Pleno Kamar
Mahkamah Agung Tahun 2015 sebagai Pedoman Pelaksanaan Tugas bagi
Pengadilan khususnya halaman 10 Bagian E Angka 1 yang berbunyi:
“Tenggang waktu 90 (sembilan puluh) hari untuk mengajukan
gugatan bagi pihak ketiga yang tidak dituju oleh keputusan tata usaha
negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 Undang-Undang Nomor 5
Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, yang semula
dihitung: “sejak yang bersangkutan merasa kepentingannya dirugikan oleh
keputusan tata usaha negara dan sudah mengetahui adanya keputusan tata
usaha negara tersebut” diubah menjadi dihitung “sejak yang
Kota Bengkulu : Jl. Fatmawati, Perum GRC, Blok C/10, Penurunan, Bengkulu
Bengkulu Utara : Jl. Wijaya Kusuma D.1, Giri Kencana, Ketahun, Bengkulu Utara
Email : libertiadvocate@gmail.com No. Tlp/Whatsapp : 081222439465
Hal. 6
bersangkutan pertama kali mengetahui keputusan tata usaha
negara yang merugikan kepentingannya”;

Hal ini juga dikuatkan dengan adanya Ketentuan Pasal 5 ayat (2) Peraturan
Mahkamah Agung RI Nomor 6 Tahun 2018 tentang Pedoman Penyelesaian
Sengketa Administrasi Pemerintahan Setelah Menempuh Upaya Administratif,
yang menyebutkan:
“Pihak ketiga yang tidak dituju oleh keputusan hasil tindak lanjut upaya
administratif tenggang waktu pengajuan gugatan di pengadilan dihitung
sejak yang bersangkutan pertama kali mengetahui keputusan tata
usaha negara yang merugikan kepentingannya.”

Sehingga berdasarkan uraian dan pertimbangan hukum diatas, maka syarat


formal pengajuan Gugatan Penggugat di Pengadilan Tata Usaha Negara dalam
hal mengenai Tenggang Waktu Gugatan telah terpenuhi dan atas dalil
jawaban Tergugat sudah sepatutnya ditolak oleh Yang Mulia Majelis
Hakim;

DALAM POKOK PERKARA


1. Bahwa apa yang telah Kami sampaikan dalam gugatan dan replik ini menjadi
satu kesatuan yang bersifat mutatis mutandis;

2. Bahwa Penggugat menolak seluruh dalil jawaban Tergugat, kecuali secara


tegas diakui kebenarannya oleh Penggugat.

3. Bahwa terhadap dalil jawaban Tergugat angka 3 yang menyatakan bahwa


Penggugat hanya secara mengklaim memiliki sebidang tanah dengan luas 2.190
M2 yang berada di Kelurahan Pagar Dewa, Kecamatan Selebar, Kota Bengkulu
adalah dalil yang keliru dan tidak dapat dibenarkan, karena faktanya,
telah jelas dan terang Penggugat memperoleh tanah tersebut melalui Hibah
dengan dibuktikan dengan adanya Surat Berita Acara Hibah Tanah dan Bangunan
sejak tanggal 01 Maret 2016 dari MINHARSI’I, dan sejarah kepemilikan tanah
tersebut dimiliki oleh MINHARSI’I sejak tahun 1992, yang dimana MINHARSI’I
membeli langsung dari A.GANI yang memperoleh tanah tersebut sejak tahun
1977, hal tersebut sebagaimana telah Penggugat uraikan pada dalil
posita/alasan dan dasar gugatan pada angka 5, sehingga hal tersebut telah
membuktikan memiliki alas hak yang jelas dari riwayat kepemilikan yang jelas
dan terperinci, sedangkan proses penerbitan sertifikat pada objek sengketa I dan
II oleh Tergugat tidak satu pun dibahas oleh Jawaban Tergugat, mulaui dari
riwayat dan proses penerbitannya itu sendiri, dengan demikian atas dalil

Kota Bengkulu : Jl. Fatmawati, Perum GRC, Blok C/10, Penurunan, Bengkulu
Bengkulu Utara : Jl. Wijaya Kusuma D.1, Giri Kencana, Ketahun, Bengkulu Utara
Email : libertiadvocate@gmail.com No. Tlp/Whatsapp : 081222439465
Hal. 7
jawaban Tergugat sudah sepatutnya ditolak oleh Yang Mulia Majelis
Hakim.

4. Bahwa terhadap dalil jawaban Tergugat angka 4, sama sekali tidak menjawab
isi Gugatan Penggugat dan hanya mencari pembenaran-pembenaran yang tidak
sesuai fakta serta tidak beralasan hukum, padahal secara jelas telah Penggugat
uraikan pada isi posita/alasan dan dasar gugatan pada angka 10-13 terutama
angka 11.1 sampai 11.5, dengan demikian atas dalil jawaban Tergugat
sudah sepatutnya ditolak oleh Yang Mulia Majelis Hakim.

5. Bahwa terhadap dalil jawaban Tergugat angka 5, juga sama tidak menjawab isi
dari Gugatan Penggugat dan hanya akan dijelaskan oleh Tergugat pada saat
sidang dengan agenda pembuktian, dengan begitu Penggugat mengambil
kesimpulan bahwa Tergugat tidak seluruhnya menjawab isi posita/alasan dan
dasar gugatan Penggugat, dengan demikian atas dalil jawaban Tergugat
sudah sepatutnya ditolak oleh Yang Mulia Majelis Hakim.

Bahwa berdasarkan uraian di atas, maka Penggugat memohon kepada Ketua


Pengadilan Tata Usaha Bengkulu c.q Majelis Hakim yang memeriksa, mengadili dan
memutus perkara a quo, berkenan memberikan amar putusan, sebagai berikut:

DALAM EKSEPSI
1. Menolak Eksepsi Tergugat untuk seluruhnya;
2.

DALAM POKOK PERKARA


1. Mengabulkan gugatan Pengugat untuk seluruhnya;
2. Menyatakan batal atau tidak sah :
2.1 Sertipikat Hak Milik Nomor: 01204/Kelurahan Pagar Dewa terbit tanggal 30-
04-1994, Gambar Situasi Nomor 1036/1994 tanggal 18-04-1994 seluas
1.256 M2 (seribu dua ratus lima puluh enam meter bujur sangkar), terakhir
atas nama SIA AHAN;
2.2 Sertipikat Hak Milik Nomor: 01205/Kelurahan Pagar Dewa terbit tanggal 30-
04-1994, Gambar Situasi Nomor 1037/1994 tanggal 18-04-1994, seluas
1.280 M2 (seribu dua ratus delapan puluh meter bujur sangkar), terakhir
atas nama ALIEN.
3. Mewajibkan Tergugat untuk mencabut dan mencoret dalam buku register tanah
di Kantor Pertanahan Kota Bengkulu, yaitu:
3.1 Sertipikat Hak Milik Nomor: 01204/Kelurahan Pagar Dewa terbit tanggal 30-
04-1994, Gambar Situasi Nomor 1036/1994 tanggal 18-04-1994 seluas

Kota Bengkulu : Jl. Fatmawati, Perum GRC, Blok C/10, Penurunan, Bengkulu
Bengkulu Utara : Jl. Wijaya Kusuma D.1, Giri Kencana, Ketahun, Bengkulu Utara
Email : libertiadvocate@gmail.com No. Tlp/Whatsapp : 081222439465
Hal. 8
1.256 M2 (seribu dua ratus lima puluh enam meter bujur sangkar), terakhir
atas nama SIA AHAN;
3.2 Sertipikat Hak Milik Nomor 01205/Kelurahan Pagar Dewa terbit tanggal 30-
04-1994, Gambar Situasi Nomor 1037/1994 tanggal 18-04-1994, seluas
1.280 M2 (seribu dua ratus delapan puluh meter bujur sangkar), terakhir
atas nama ALIEN.
4. Menghukum Tergugat untuk membayar segala biaya perkara yang timbul dalam
sengketa ini.

Apabila majelis hakim berpendapat lain, Penggugat mohon putusan yang seadil-
adilnya (ex aequo et bono).

Hormat Kami,
Kuasa Hukum Penggugat

Liberti Maranata Sitepu, S.H. Andry Miko Tiyuza, S.H.

Syakia Ramadhana Tartusi, S.H.

Kota Bengkulu : Jl. Fatmawati, Perum GRC, Blok C/10, Penurunan, Bengkulu
Bengkulu Utara : Jl. Wijaya Kusuma D.1, Giri Kencana, Ketahun, Bengkulu Utara
Email : libertiadvocate@gmail.com No. Tlp/Whatsapp : 081222439465
Hal. 9

Anda mungkin juga menyukai