Anda di halaman 1dari 8

Kediri, 9 Mei 2018

Kepada Yth,
Ketua Pengadilan Tata Usaha
Negara Surabaya
Di Surabaya
Dengan Hormat,

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya Drs. Soeprapto, M.M, kewarganegaraan
Indonesia, bertempat tinggal di Jl. KH. Ahmad Dahlan No. 15 RT. 016, RW. 005 Kelurahan
Mojoroto, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, pekerjaan Mantan Pegawai Negeri Sipil (PNS),
selanjutnya disebut PENGGUGAT.
Bahwa PENGGUGAT melalui surat ini mengajukan gugatan kepada Walikota
Kediri, berkedudukan di Jalan Jendral Basuki Rahmat No. 15 Kelurahan Pocanan,
Kecamatan Kota, Kota Kediri, selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT.
Adapun duduk perkaranya adalah sebagai berikut :
1. Bahwa penggugat mengajukan gugatan ini dalam keadaan tidak mampu, miskin
dan tidak mampu membiayai perkara (sebagaimana surat keterangan tidak mampu
dari Lurah Mojoroto Nomor 322/XX/2018 tanggal 1 Mei 2018 (terlampir);
2. Bahwa Penggugat adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang berada di lingkungan
Pemerintah Kota Kediri yang yang berawal dari Calon Pegawai Negeri Sipil
(CPNS) berdasarkan Keputusan Walikota Kediri Nomor: 813.2/74/441.18/th.1985
tanggal 10 September 1985 dan kemudian diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil
(PNS) berdasarkan Surat Keputusan Walikota Kediri Nomor:
821.12/68/441.18/1986 tanggal 23 Juni 1986, kemudian ada kenaikan jabatan
sesuai dengan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia nomor 107/K tahun
2013 tanggal 24 Desember 2013 diangkat menjadi PNS dengan Pangkat Pembina
Muda Golongan/Ruang IV/c dengan jabatan sebagai Kepala Bappeda Kota Kediri;
3. Bahwa pada tahun 2011 Penggugat terkena kasus perkara korupsi yang akhirnya
Penggugat menjadi terdakwa dan terpidana sesuai dengan Putusan Pengadilan
Tipikor Surabaya nomor: 70/Pid.sus/2011/PN.Sby tertanggal 12 Desember 2011
yang isinya sebagai berikut.
1) Menyatakan Terdakwa I Drs. Soeprapto, M.M., dan Terdakwa II Drs. Eddy
Harwanto, M.M., telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah
melakukan “Tindak Pidana Korupsi yang dilakukan bersama sama secara
berlanjut” dalam dakwaan kedua;
2) Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa I dan Terdakwa II dengan pidana
penjara masing masing selama 1 tahun;
3) Menetapkan masa penahanan yang telah dijalani oleh para Terdakwa
dikurangkan seluruhnya dengan pidana yang dijatuhkan;
4) Menetapkan para terdakwa ditahan;
5) Menetapkan barang bukti tetap terlampir dalam perkara;
6) Menghukum para Terdakwa untuk membayar biaya perkara masing-masing
sebesar Rp 5.000 (lima ribu rupiah).
4. Bahwa setelah Putusan Pengadilan Tipikor Surabaya tertanggal 12 Desember
2011 Penggugat mengupayakan Banding dan akhirnya sesuai dengan Putusan
Pengadilan Tinggi Tipikor Surabaya Nomor: 29/PID.SUS/2012/PT.SBY
tertanggal 09 Mei 2012 pada hari Rabu yang bunyinya sebagai berikut.
 Menerima permintaan banding dari penasehat hukum terdakwa I;
 Menguatkan Putusan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Pada Pengadilan
Negeri Surabaya nomor: 70/Pid.Sus/2011/PN.Sby tanggal 12 Desember 2011
yang dimintakan Banding;
 Membebankan biaya perkara kepada Terdakwa I dalam kedua tingkat
pengadilan yang untuk tingkat banding sebesar Rp 5.000,- (lima ribu rupiah);
5. Bahwa setelah adanya Putusan Pengadilan Tinggi Tipikor Surabaya Nomor:
29/PID.SUS/2012/PT.SBY tertanggal 09 Mei 2012, Penggugat mengupayakan
Kasasi dan hasil Putusan Kasasi Mahkamah Agung Nomor: 541
K/Pid.sus/2012/2013 tertanggal 21 Agustus 2013 tetapi hingga perkara ini
diajukan ke persidangan Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya Penggugat
belum pernah menerima Salinan Putusan dari Mahkamah Agung;
6. Bahwa setalah adanya Putusan Kasasi tersebut Penggugat hingga perkara ini
diajukan ke persidangan Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya belum pernah
menerima salinan/turunan isi putusan baik dari Pengadilan maupun Kejaksaan
sehinga pada tangal 16 Nopember 2016 hari rabu, Penggugat dieksekusi dan
dimasukkan lapas Klas II A oleh Kejaksaan Negeri Kota Kediri;
7. Bahwa pada tanggal 14 Agustus 2017 Penggugat ke luar dari LAPAS klas II A
Kediri, kemudian Penggugat mencoba untuk bekerja kembali di mana Penggugat
menduduki jabatan di Kantor Pemerintahan Kota Kediri, tetapi tidak
diperkenankan dan tidak diperbolehkan masuk kantor, akhirnya Penggugat
menulis surat kepada Walikota Kediri tertanggal 9 Nopember 2017 yang intinya
agar Penggugat diaktifkan kembali menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) di
lingkungan Pemerintahan Kota Kediri tetapi tidak ada tangggapan hingga perkara
ini diajukan di persidangan Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya, bahkan
sejak dieksekusi mulai tangal 16 Nopember 2016 hingga 9 April 2018 Penggugat
sudah tidak menerima gaji dari Pemerintah Kota Kediri;
8. Bahwa pada tanggal 9 April 2018 Penggugat dipanggil ke kantor BKPPD Kota
Kediri melalui undangan, dan akhirnya Penggugat menerima Surat Keputusan
(SK) Pemberhentian Tidak Dengan Hormat Sebagai Pegawai Negeri Sipil melalui
Keputusan Walikota Kediri Nomor: 880/9/419.203/2018 tertanggal 9 April 2018.
Dengan adanya Keputusan Walikota Kediri Nomor: 880/9/419.203/2018 tersebut,
Penggugat benar-benar telah dirugikan kepentingannya oleh Tergugat (Walikota
Kediri) selaku Pejabat Tata Usaha Negara, untuk itu Penggugat mempunyai hak
untuk mengajukan gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara sebagaimana yang
dimaksud dalam pasal 53 ayat 1 UU No. 9 tahun 2004 tentang Perubahan atas
Undang-Undang No. 5 tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara;
9. Bahwa untuk memenuhi syarat-syarat mengajukan gugatan di Pengadilan Tata
Usaha Negara yang berkaitan dengan tenggang waktu mengajukan gugatan di
antaranya yaitu Keputusan Walikota Kediri Nomor: 880/9/419.203/2018
tertanggal 9 April 2018 Tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat Sebagai
Pegawai Negeri Sipil atas nama Drs. Soeprapto, M.M. diberikan kepada
Penggugat pada tanggal 9 April 2018, sedangkan gugatan ini diajukan di
Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya pada tanggal 9 Mei 2018, maka tenggang
waktu pengajuan gugatan masih memenuhi isi pasal 55 UU No. 9 tahun 2004
tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 5 tahun 1986 Tentang Peradilan Tata
Usaha Negara;
10. Bahwa SK (Surat Keputusan) yang telah dikeluarkan Tergugat (Walikota Kediri)
dalam diktumnya memutuskan menetapkan bahwa Keputusan Walikota Tentang
Pemberhentian Tidak Dengan Hormat Sebagai Pegawai Negeri Sipil berbunyi:
Kesatu : Menjatuhkan hukuman terhadap pegawai berupa pemberhentian tidak
dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil kepada:
Nama : Drs. Soeprapto, M.M.
NIP : 195812311985031142
Pangkat/gol : Pembina Utama Muda/ (IV/c)
Jabatan : Mantan Barenlitbang
Unit OrganisasI : Barenlitbang Kota Kediri
Terhitung mulai : Tanggal 31 Agustus 2013
Karena yang bersangkutan terbukti melakukan tindak pidana kejahatan dan
dipidana dengan pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah
memiliki kekuatan hukum tetap;
11. Bahwa Keputusan Walikota Kediri Nomor: 880/9/419.203/2018 Tentang
Pemberhentian Tidak Dengan Hormat Sebagai Pegawai Negri Sipil, Tertanggal 9
April 2018 atas nama Drs. Soeprapto, M.M. tersebut bertentangan dengan pasal
247 Peraturan Pemerintah Nomor 11 tahun 2017 Tentang Manajemen Pegawai
Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2017 nomor 63
tambahan lembaran Negara Republik Indonesia nomor 6037) yang bunyinya: “P
N S dapat diberhentikan dengan hormat atau tidak diberhentikan karena dihukum
penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana dengan hukuman pidana penjara paling
singkat 2 (dua) tahun dan pidana yang dilakukan tidak berencana”;
12. Bahwa sebagai tindak lanjut dari pasal 247 PP No. 11 tahun 2017 diatur dalam
pasal 248 yang isinya berbunyi sebagai berikut.
1) P N S yang dipidana penjara 2 (dua) tahun atau lebih berdasarkan putusan
pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum tetap karena melakukan
tindak pidana tidak dengan berencana, tidak diberhentikan sebagai P N S
apabila:
a. perbuatannya tidak menurunkan harkat dan martabatnya dari PNS;
b. mempunyai prestasi kerja yang baik;
c. tidak mempengaruhi lingkungan kerja setelah diaktifkan kembali dan;
d. tersedia lowongan jabatan.
2) P N S yang dipidana dengan pidana penjara kurang dari 2 (dua) tahun
berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum tetap
karena melakukan tindak pidana tidak dengan berencana, tidak diberhentikan
sebagai P N S apabila tersedia lowongan jabatan.
Lebih lanjut dipertegas dengan bunyi pasal 250 huruf d yang mengatur tentang
pemberhentian tidak dengan hormat terhadap Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang
bunyinya: “P N S diberhentikan tidak dengan hormat apabila dipidana dengan
pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memilik kekuatan
hukum tetap karena melakukan tindak pidana dengan hukuman pidana penjara
paling singkat 2 (dua ) tahun dan pidana yang dilakukan dengan berencana.
Sedangkan pasal yang mengatur tentang diberhentikan dengan hormat tidak atas
permintaan sendiri sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) diatur dalam pasal 251 PP
No. 11 tahun 2017 yang bunyinya:
“P N S yang dipidana dengan pidana penjara kurang dari 2 (dua ) tahun
berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum tetap karena
melakukan tindak pidana berencana diberhentikan dengan hormat tidak atas
permintaaan sendiri.
Sedangkan Penggugat sesuai dengan Putusan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi
Pada Pengadilan Negeri Surabaya Nomor: 70/Pid.sus/2011/PN.Sby tertanggal 12
Desember 2011 jo. Putusan Pengadilan Tinggi Tindak Pidana Korupsi Surabaya
Nomor: 29/PID.SUS/2012/PT.SBY tertangggal 09 Mei 2012 jo. Putusan
Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor: 541 K/Pid.sus/2012/2013
tertanggal 21 Agustus 2013, hanya dihukum 1 (satu) tahun penjara dan apa yang
dilakukan Penggugat sama sekali tidak berencana sebab dalam Putusan
Pengadilan Tipikor tersebut tidak ada kata-kata berencana atau yang
direncanakan;
13. Bahwa dengan begitu maka surat Keputusan Walikota Kediri Nomor:
880/9/419.203/2018 Tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat Sebagai
Pegawai Negeri Sipil tertanggal 9 April 2018 atas nama Drs. Soeprapto, M.M.
yang dibuat Walikota Kediri (Tergugat) bertentangan dengan peraturan atau
perundang-undangan yang berlaku sehingga Surat Keputusan tersebut tidak sah
atau batal karena salah dalam menerapkan/menafsirkan perundang-undangan yaitu
pasal 247 jo. pasal 248 jo. pasal 249 jo. pasal 250 jo. pasal 251 Peraturan
Pemerintah Nomor 11 tahun 2017 Tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil;
Bahwa dengan begitu proses pemberhentian tidak dengan hormat terhadap
Penggugat berupa surat Keputusan Walikota Kediri Nomor: 880/9/419.203/2018
Tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat Sebagai Pegawai Negri Sipil
tertanggal 9 April 2018 atas nama Drs. SOEPRAPTO, M.M. (Tergugat) telah
terjadi kesalahan dalam menafsirkan atau menerapkan hukum dan undang-undang
sebagaimana yang dimaksud pasal tersebut di atas (Pasal 247 jo. pasal 248 jo.
pasal 249 jo. pasal 250 jo. pasal 251 Peraturan Pemerintah Nomor: 11 tahun 2017
Tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil), sehingga SK (Surat Keputusan)
Pejabat Tata Usaha Negara tersebut bertentangan dengan Azas-Azas Umum
Pemerintahan Yang Baik yaitu: a. Azas Kepastian Hukum, artinya adalah azas
dalam negara hukum yang mengutamakan landasan ketentuan peraturan
perundang-undangan, kepatutan, keajegan dan keadilan dalam setiap kebijakan
penyelenggaraan pemerintahan b. Azas Kecermatan, yang dimaksud dengan “azas
kecermatan” adalah asas yang mengandung arti bahwa suatu keputusan dan/atau
tindakan harus didasarkan pada informasi dan dokumen yang lengkap untuk
mendukung legalitas penetapan dan/atau pelaksanaan keputusan dan/atau tindakan
yang bersangkutan dipersiapkan dengan cermat sebelum keputusan dan/atau
tindakan tersebut ditetapkan dan/atau dilakukan c. Azas tidak menyalahgunakan
kewenangan, yang dimaksud dengan “asas tidak menyalahgunakan kewenangan”
adalah asas yang mewajibkan setiap Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan tidak
menggunakan kewenangannya untuk kepentingan pribadi atau kepentingan yang
lain dan tidak sesuai dengan tujuan pemberian kewenangan tersebut, tidak
melampaui, tidak menyalahgunakan, dan/atau tidak mencampuradukkan
kewenangan.
Tergugat jelas sekali sebagai aparatur negara melanggar Azas-Azas Umum
Pemerintahan Yang Baik sebagaimana yang diatur dalam pasal 10 Undang-
Undang Nomor 30 tahun 2014 Tentang Adminitrasi Pemerintahan dalam
menjalankan tugasnya, karena unsur-unsur Pemberhentian tidak dengan hormat
kepada Penggugat dibuat oleh Tergugat tidak terpenuhi atau tidak sesuai dengan
maksud Pasal 247 jo. pasal 248 jo. pasal 249 jo. pasal 250 jo. pasal 251 Peraturan
Pemerintah Nomor: 11 tahun 2017 Tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil;
14. Bahwa berdasarkan uraian di atas maka Keputusan Tata Usaha Negara yang
dikeluarkan oleh Tergugat (Surat Keputusan Walikota Kediri) Nomor:
880/9/419.203/2018 Tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat Sebagai
Pegawai Negri Sipil Tertanggal 9 April 2018 atas nama Drs. SOEPRAPTO, M.M.
tersebut bertentangan dengan Pasal 247 jo. pasal 248 jo. pasal 249 jo. pasal 250 jo.
pasal 251 Peraturan Pemerintah Nomor: 11 tahun 2017 Tentang Manajemen
Pegawai Negeri Sipil, maka hal tersebut sudah sesuai dan memenuhi maksud dari
UU No. 9 tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 5 tahun 1986
Tentang Peradilan Tata Usaha Negara beserta penjelasannya pasal 53 ayat 2 sub.
a. karena Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, juga memenuhi dan sesuai dengan
pasal 53 ayat 2 sub. b, Keputusan Tata Usaha Negara tersebut (Surat Keputusan)
Nomor: 880/9/419.203/2018 Tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat
Sebagai Pegawai Negri Sipil tertanggal 9 April 2018 atas nama Drs.
SOEPRAPTO, M.M. bertentangan dengan Azas Azas Umum Pemerintahan Yang
Baik meliputi: a. Azas Kepastian hukum 2. Azas kecermatan 3. azas tidak
menyalahgunakan kewenangan. Sehingga harus dinyatakan batal atau tidak sah;
15. Bahwa karena Surat Keputusan Walikota Kediri Nomor: 880/9/419.203/2018
Tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat Sebagai Pegawai Negri Sipil
tertanggal 9 April 2018 atas nama Drs. SOEPRAPTO, M.M. yang telah
dikeluarkan oleh Tergugat (Walikota Kediri) batal atau tidak sah, maka Penggugat
mohon kepada Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya agar Tergugat diwajibkan
untuk mencabut Surat Keputusan tersebut;
16. Bahwa karena Keputusan Walikota Kediri Nomor: 880/9/419.203/2018 Tentang
Pemberhentian Tidak Dengan Hormat Sebagai Pegawai Negri Sipil tertanggal 9
April 2018 atas nama Drs. SOEPRAPTO, M.M. (Penggugat) yang telah
dikeluarkan oleh Tergugat tersebut batal atau tidak sah maka Penggugat mohon
kepada Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya mewajibkan Tergugat
mengangkat kembali Penggugat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau
setidak-tidaknya diberhentikan dengan hormat bukan atas kemauan sendiri, serta
memberikan apa yang menjadi hak dari Penggugat sebagaimana yang diatur
dalam undang-undang;
17. Bahwa sejak Penggugat diberhentikan tidak dengan hormat dari Pengawai Negeri
Sipil (PNS) di lingkungan pemerintahan Kota Kediri, Penggugat tidak mempunyai
penghasilan sama sekali, padahal Penggugat menanggung beban anak dan isteri,
maka sudah sewajarnya jika seluruh biaya yang timbul akibat perkara ini
dibebankan kepada Tergugat.

Berdasarkan uraian di atas maka Penggugat memohon kepada Majelis Hakim Pengadilan
Tata Usaha Negara Surabaya yang memeriksa dan memutus perkara ini agar berkenan
menjatuhkan putusan yang amarnya berbunyi sebagai berikut.
1. Menerima permohonan penggugat untuk mengajukan gugatan atau berperkara tanpa
membayar (prodeo);
2. Mengabulkan Gugatan Penggugat untuk seluruhnya;
3. Menyatakan batal atau tidak sah Keputusan Walikota Kediri Nomor:
880/9/419.203/2018 Tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat Sebagai Pegawai
Negri Sipil tertanggal 9 April 2018 atas nama Drs. SOEPRAPTO, M.M. (Penggugat);
4. Mewajibkan Tergugat untuk mencabut Keputusan Walikota Kediri Nomor:
880/9/419.203/2018 Tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat Sebagai Pegawai
Negri Sipil tertanggal 9 April 2018 atas nama Drs. SOEPRAPTO, M.M. (Penggugat);
5. Mewajibkan Tergugat untuk menerbitkan Keputusan baru yang berisi Pengangkatan
Penggugat sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Pemerintahan Kota
Kediri atau menetapkan agar Penggugat diberhentikan dengan hormat tidak atas
kemauan sendiri serta diberikan hak-haknya sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan yang berlaku;
6. Menghukum Tergugat untuk membayar semua biaya yang timbul dalam perkara ini;
Atau seandainya Pengadilan Tata Usaha Negara berpendapat lain mohon putusan yang
seadil-adilnya (ex aquo et bono).

Kediri, 9 Mei 2018

Drs. Soeprapto, M.M

Anda mungkin juga menyukai