Anda di halaman 1dari 4

1.

Polisi
Polisi adalah suatu pranata umum sipil yang menjaga ketertiban, keamanan, dan
penegakan hukum di seluruh wilayah negara. Kepolisian adalah salah satu lembaga
penting yang memainkan tugas utama sebagai penjaga keamanan, ketertiban dan
penegakan hukum, sehingga lembaga kepolisian ada di seluruh negara
berdaulat. Polisi adalah suatu pranata umum sipil yang menjaga ketertiban,
keamanan, dan penegakan hukum di seluruh wilayah negara. Kepolisian adalah salah
satu lembaga penting yang memainkan tugas utama sebagai penjaga keamanan,
ketertiban dan penegakan hukum, sehingga lembaga kepolisian ada di seluruh negara
berdaulat.

2. Advokat
Advokat adalah salah satu penegak hukum yang termasuk dalam Catur Wangsa
Penegak Hukum selain Polisi, Jaksa dan Hakim. Dalam Pasal 1 Angka 1 Undang-
Undang Nomor 18 tahun 2003 Tentang Advokat disebutkan bahwa Advokat adalah
orang yang berprofesi memberi bantuan hukum, baik di dalam maupun di luar
pengadilan yang memenuhi persyaratan berdasarkan ketentuan Undang-Undang Ini.

3. Hakim
Hakim adalah pejabat negara yang secara hukum diberikan hak untuk memerintah
(pasal 1 angka 8 dari kode prosedur pidana). Menimbang bahwa
istilah hakim merujuk pada seseorang yang mendengarkan perkara di depan
mahkamah atau pengadilan. 
Kode etik POLISI

Pengaturan KEPP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 meliputi:


a. Etika Kenegaraan memuat pedoman berperilaku Anggota Polri dalam hubungan:
1. tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI);
2. Pancasila;
3. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; dan
4. kebhinekatunggalikaan.

b. Etika Kelembagaan memuat pedoman berperilaku Anggota Polri dalam hubungan:


1. Tribrata sebagai pedoman hidup;
2. Catur Prasetya sebagai pedoman kerja;
3. sumpah/janji Anggota Polri;
4. sumpah/janji jabatan; dan
5. sepuluh komitmen moral dan perubahan pola pikir (mindset).

c. Etika Kemasyarakatan memuat pedoman berperilaku Anggota Polri dalam


hubungan:
1. pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas);
2. penegakan hukum;
3. pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat; dan
4. kearifan lokal, antara lain gotong royong, kesetiakawanan, dan toleransi.

d. Etika Kepribadian memuat pedoman berperilaku anggota Polri dalam hubungan:


1. kehidupan beragama;
2. kepatuhan dan ketaatan terhadap hukum; dan
3. sopan santun dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
Kode Etik Advokat

a               Profesi Advokat adalah profesi yang mulia dan terhormat (officium nobile),
dan karenanya dalam menjalankan profesi selaku penegak hukum di pengadilan
sejajar dengan Jaksa dan Hakim, yang dalam melaksanakan profesinya berada
dibawah perlindungan hukum, undang-undang dan Kode Etik ini.

b               Pemasangan iklan semata-mata untuk menarik perhatian orang adalah


dilarang termasuk pemasangan papan nama dengan ukuran dan/atau bentuk
yang berlebih-lebihan.

c               Kantor Advokat atau cabangnya tidak dibenarkan diadakan di suatu tempat


yang dapat merugikan kedudukan dan martabat Advokat.

d               Advokat tidak dibenarkan mengizinkan orang yang bukan Advokat


mencantumkan namanya sebagai Advokat di papan nama kantor Advokat atau
mengizinkan orang yang bukan Advokat tersebut untuk memperkenalkan
dirinya sebagai Advokat.

e               Advokat tidak dibenarkan mengizinkan karyawan-karyawannya yang tidak


berkualifikasi untuk mengurus perkara atau memberi nasehat hukum kepada
klien dengan lisan atau dengan tulisan.

f                 Advokat tidak dibenarkan melalui media massa mencari publisitas bagi


dirinya dan atau untuk menarik perhatian masyarakat mengenai tindakan-
tindakannya sebagai Advokat mengenai perkara yang sedang atau telah
ditanganinya, kecuali apabila keterangan keterangan yang ia berikan itu
bertujuan untuk menegakkan prinsip-prinsip hukum yang wajib diperjuangkan
oleh setiap Advokat.

g               Advokat dapat mengundurkan diri dari perkara yang akan dan atau
diurusnya apabila timbul perbedaan dan tidak dicapai kesepakatan tentang cara
penanganan perkara dengan kliennya.

h               Advokat yang sebelumnya pernah menjabat sebagai Hakim atau Panitera


dari suatu lembaga peradilan, tidak dibenarkan untuk memegang atau
menangani perkara yang diperiksa pengadilan tempatnya terakhir bekerja
selama 3 (tiga) tahun semenjak ia berhenti dari pengadilan tersebut.
Kode Etik Hakim

Prinsip-prinsip dasar Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim diimplementasikan


dalam 10 (sepuluh) aturan perilaku sebagai berikut :
(1) Berperilaku Adil,
(2) Berperilaku Jujur,
(3) Berperilaku Arif dan Bijaksana,
(4) Bersikap Mandiri,
(5) Berintegritas Tinggi,
(6) Bertanggung Jawab,
(7) Menjunjung Tinggi Harga Diri,
(8) Berdisplin Tinggi,
(9) Berperilaku Rendah Hati,
(10) Bersikap Profesional

Anda mungkin juga menyukai