Anda di halaman 1dari 14

1

KATA PENGANTAR

Puji syukur  kami  ucapkan kepada  Tuhan Yang  Maha  Esa,  karena  atas  berkat 

rahmat dan  karunia-Nya,  makalah  ini  dapat  terselesaikan  dengan  baik.  Yang berjudul

”BENTUK-BENTUK NEGARA”

Tugas makalah yang tersusun atas beberapa pembahasan ini ialah suatu makalah yang

terbentuk dari hasil kerja kelompok dimana tugas ini merupakan persyaratan dari aspek

penilaian mata kuliah Ilmu Negara.

Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada dosen Ilmu Negara yaitu Kristian

S.H, M.H yang telah membimbing penyusun agar dapat mengerti tentang bagaimana cara

menyusun karya tulis ilmiah yang baik dan sesuai kaidah.

Kami  menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,

untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna

sempurnanya makalah ini. kami berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kami

khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Palangka Raya, 15 Oktober  2018

Tim Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................1

1.3 Tujuan...............................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Bentuk – Bentuk Negara..................................................................................................2

2.1.1 Bentuk Negara pada Zaman Yunani Kuno...............................................................2

2.1.2 Bentuk Negara pada Zaman Pertengahan.................................................................4

2.1.3 Bentuk Negara pada Zaman Modern........................................................................6

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan....................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Negara adalah insititusi yang dibentuk oleh kumpulan orang-orang yang hidup dalam

wilayah tertentu dengan tujuan sama yang  terikat dan taat terhadap perundang-undangan

serta memiliki pemerintahan sendiri”. Negara dibentuk atas dasar kesepakatan bersama

yang bertujuan untuk  mengatur kehidupan anggotanya dalam memperoleh hidup dan

memenuhi kebutuhan mereka. Untuk mengatur bagaimana anggota masyarakat dalam

menjalankan aktivitasnya sebagai warga negara, negara memberikan batasan-batasan

dalam wujud aturan dan hukum. Dan setiap negara memiliki bentuk-bentuk tersendiri.

Bentuk negara adalah merupakan batas antara peninjauan secara sosiologis dan

peninjauan secara yuridis mengenai negara. Peninjauan secara sosiologis jika negara

dilihat secara keseluruhan (ganzhit) tanpa melihat isinya, sedangkan secara yuridis jika

negara\peninjauan hanya dilihat dari isinya atau strukturnya. Sedangkan secara yuridis

jika negara\peninjauan hanya dilihat dari isinya atau strukturnya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja bentuk-bentuk negara?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui bentuk-bentuk negara.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Bentuk – Bentuk Negara

2.1.1 Bentuk Negara pada Zaman Yunani Kuno

1. Monarki

Pemerintahan monarki adalah model pemerintahan yang dikepalai oleh raja atau ratu.

Dalam prakteknya, monarki ada dua jenis yaitu:

a.       Monarki absolut adalah model pemerintahan dengan kekuasaan tertinggi di tangan satu

orang raja atu ratu. Termasuk dalam kategori ini adalah negara Arab saudi, Brunae, Swazilan,

bhutan, dll.

b.      Monarki konstitusional adalah bentuk pemerintahan yang kekuasaan kepala negaranya

(perdana mentri) dibatasi oleh ketentuan-ketentuan kostitusi nagara. Praktek monarki

konstitusional ini adalah yang paling banyak dipraktekan di beberapa negara, seperti

Thailand, Jepang, Inggris, jordania dan lan-lain.

c.       Monarki parlamenter adalah bentuk pemerintahan yang bertanggung jawab atas

kebijaksanaan pemerintahannya adalah mentri, Termasuk dalam kategori ini adalah negara

Inggris, Belanda, dan Malaysia.

Dengan demikian pengertian negara yang berbentuk monarki adalah negara dimana

cara penunjukan kepala negaranya berdasarkan keturunan dari raja yang sebelumya.

2. Oligarki

2
Model pemerintahan oligarki adalah pemerintahan yang dijalankan oleh beberapa

orang berkuasa dari golongan atau kelompok tertentu.System ini muncul karena terjadinya

Monarki absolute.Monarki absolute menyebabkan tindakan kesewenangan raja yang

mengakibatkan sekumpulan kaum aristocrat atau bangsawan mengambil alih pemerintahan.

Namun, system ini tidak berlangsung mulus seperti awalnya.Karena, ternyata banyak

kaum bangsawan yang juga melakukan tindakan sewenang-wenang dalam

pemerintahannya.  System pemerintahan ini kemudian digantikan oleh Demokrasi yang

berasaskan rakyat.

3. Demokrasi

Pemerintahan model demokrasi adalah pemerintahan yang bersandarkan pada

kedaulatan rakyat atau bendasarkan kekuasaannya pada pilihan atau kehendak rakyat malalui

mekanisme pemulihan Umum (pemilu) yang berlangsung secara jujur, bebas, aman, dan adil.

System pemerintahan demokrasi muncul setelah Oligarki.System ini terbentuk karena

adanya kekuasaan ditangan rakyat.Ini berarti, rakyatlah yang memegang tahta kekuasaan

tertinggi dalam pemerintahan.Namun, pemerintah yang dipilih oleh rakyatnya lah yang

menjalankan pemerintahan.

Dalam teori Ilmu Negara pengertian tentang teori bentuk Negara sejak dahulu kala

dibagi menjadi dua yaitu: monarchie dan republik. Untuk menentukan suatu Negara itu

berbentuk monarchie dan republik, dalam Ilmu Negara banyak macam ukuran yang dipakai.

Antara lain Jellinek dalam bukunya yang berjudul ‘’Allgemene Staatslehre’’ memakai

sebagai kriteria bagaimana caranya kehendak negara itu dinyatakan.

Jika kehendak Negara itu ditentukan oleh satu orang saja, maka bentuk Negara itu

monarchie dan jika kehendak Negara itu ditentukan oleh orang banyak yang merupakan suatu

3
majelis, maka bentuk negaranya adalah republik.Pendapat Jellinek ini tidak banyak

penganutnya karena banyak mengandung kelemahan.

Faham Duguit lebih lazim dipakai, yang menggunakan sebagai kriteria bagaimana

caranya kepala Negara itu diangkat. Dalam bukunya yang berjudul Traite de Droit

Contitutionel jilid 2, diutarakan jika seorang kepala negara diangkat berdasarkan hak waris

atau keturunan maka bentuk negaranya disebut monarchie dan Kepala Negaranya disebut raja

atau ratu. Jika kepala negara dipilih melalui suatu pemilihan umum untuk masa jabatan yang

ditentukan, maka bentuk negaranya disebut republik dan Kepala Negaranya adalah seorang

Presiden.

Sama hal nya monarki republik itu dapat dibagi menjadi:

a.       Republik mutlak (absolute)

b.      Republik konstitusi

c.       Repulik parlemen

Menurut ketentuan yang telah dijelaskan di atas maka negara Indonesia mempunyai

bentuk negara sebagai republik. Hal ini didasarkan atas cara pemilihan presiden, bahkan

bukan hanya oleh majelis melainkan langsung dipilih oleh Rakyat.

Dalam UUD 1945 pasal 1 ayat 1 dinyatakan bahwa negara Indonesia ialah negara

kesatuan, yang bebentuk Republik.

2.1.2 Bentuk Negara pada Zaman Pertengahan

Pengertian lain dari bentuk negara dikemukakan oleh beberapa sarjana akhir zaman

pertengahan yang hingga saat ini masih diakui oleh banyak sarjana-sarjana yang berpaham

modern. Pengertian yang dimaksud adalah bentuk kerajaan atau republik. Pengertian ini

4
diajarkan oleh Machiavelli yang menyebutnya bahwa negara itu kalau bukan republik tentu

kerajaan. Menurut Machiavelli negara adalaH arti genus, republik dan kerajaan adalah

Species.

Bagimana membedakan republik dan kerajaan? Jellinek memberikan ukuran untuk

membedakan kerajaan dan republik berdasarkan kemauan negara. Dalam negara kerajaan

pembetukan kemauan terjadi secara seluruhnya dan dalam badan seseorang dan kemauan

negara yang tertentu terlihat sebagai kemauan yang tertentu berbadan Individual. Sedang

dalam republik, kemauan negara tercapai berdasarkan kejadian yuridis menurut tindakan-

tindakan kemauan banyak orang yang berbadan, sehingga kemauan itu tidak terlihat sebagai

kemauan satu orang yang hidup yang tertentu, melainkan kemauan badan yang hanya

mempunyai bentuk realitas secara yuridis saja.

Paham ini tidak dapat diterimalagi karena pembentukan kemauan negara di Inggris

misalnya tidak ditentukan oleh raja/ratu tetpi oleh parlemen, dan Inggris adalah kerajaan

bukan Republik.

akhirnya, orang mencari rumusan lain, maka sampailah sekarang pada ukuran yang

diberikan oleh Prof.Otto Koellreuter yang menambahkan satu bentuk negara, yaitu negara

otoriter disamping monarkhi dan republik. Menurut Otto, bahwa monarkhi dalam negara

modern dikuasai oleh asa ketidaksamaan seperti dinasti, sebaliknya republik dikuasai oleh

asas persamaan pemimpin. Negara pemimpin yang otoriter didasarkan pada pandangan

otoriter negara. Pimpinan negara tidak didasarkan dinasti dan pandangan persamaan pun

tidak dianut, sehigga menurutnya perbedaan monarkhi dan republik tidak berarti lagi. Otto

seolah menerima bahwa negara otoriter ini didasarkan pada kekuasaan pemimpin, yang

dianggapnya sebagai kemauan negara.

5
2.1.3 Bentuk Negara pada Zaman Modern

1. Kesatuan

Negara kesatuan merupakan negara yang pemerintah pusatnya memiliki kekuasaan

penuh dan memegang kedudukan tertinggi dalam pemerintahan. Pada negara kesatuan,

pemerintah pusat dapat melimpahkan wewenang kepada kabupaten, kota, atau satuan

pemerintahan lokal. Namun, pelimpahan wewenang ini tidak diatur dalam konstitusi,

melainkan diatur dalam undang-undang.

Sebagian kekuasaan pemerintah pusat dapat diberikan kepada daerah menurut hak

otonomi. Hal ini dikenal dengan istilah desentralisasi. Walaupun begitu, pemerintah pusat

tetap memegang kekuasaan tertinggi. Dengan begitu, pemerintah tetap memegang

kedaulatan, baik ke dalam maupun ke luar.

Keuntungan negara kesatuan di antaranya adalah terdapat keseragaman undang-

undang. Pada negara kesatuan, pemerintah membuat aturan yang menyangkut tentang nasib

daerah secara menyeluruh. Namun, apabila ada permasalahan yang timbul di daerah,

kemungkinan masalah tersebut akan lama ditangani karena harus menunggu perintah dari

pusat. Pemerintah pusat mengatur setiap penduduk secara langsung yang ada di tiap-tiap

daerah. Misal, pemerintah pusat memiliki wewenang untuk membuat kurikulum pendidikan

secara nasional, mengatur kepolisian daerah, menarik pajak dari penduduk daerah, dan

sebagainya.

Berikut ini ciri-ciri negara kesatuan.

1) Hanya terdapat masing-masing satu undang-undang dasar, kepala negara, dewan

perwakilan rakyat, dan dewan menteri.

2) Kedaulatan negara meliputi kedaulatan ke dalam dan kedaulatan ke luar yang

ditandatangani oleh pemerintah pusat.

6
3) Hanya memiliki satu kebijakan mengenai masalah ekonomi, sosial, politik, ekonomi,

budaya, pertahanan, dan keamanan.

Yang termasuk negara kesatuan contohnya Indonesia, Italia, Jepang, Belanda, dan Filipina.

2. Federasi

Negara federasi merupakan negara yang di dalamnya terdapat pembagian kekuasaan

antara pemerintahan pusat dengan unsur-unsur kesatuannya (provinsi, negara bagian,

wilayah, kawasan, atau republik). Bentuk negara federasi sesuai untuk negara dengan

kawasan geografis yang luas, ketimpangan ekonomi yang cukup tajam, banyaknya ragam

budaya yang terdapat dalam negara tersebut.

Pada negara federasi, kedaulatan hanya ada di tangan pemerintah federal. Namun,

negara-negara bagian memiliki kekuasaan yang lebih besar dalam mengatur penduduknya

daripada kekuasaan pemerintah daerah yang terdapat di dalam negara kesatuan. Kekuasaan

negara bagian pada negara federasi diatur dalam konstitusi federal.

Ciri-ciri negara federasi

1) Kepala negara dipilih oleh rakyat dan bertanggung jawab terhadap rakyat.

2) Tiap-tiap negara bagian memiliki kekuasaan asli tetapi tidak memiliki kedaulatan.

3) Kepala negara mempunyai hak veto yang diajukan oleh parlemen.

4) Tiap-tiap negara bagian memiliki wewenang untuk menyusun undang-undang dasar

sendiri asalkan masih sejalan dengan pemerintah pusat.

5) Pemerintah pusat memiliki kedaulatan terhadap negara-negara bagian untuk urusan luar

dan sebagian urusan dalam.

Contoh negara dengan bentuk negara federasi yaitu Amerika Serikat, Malaysia, India, dan

Australia.

Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

7
Negara Federal Negara Kesatuan
         Bagian-bagian Negara bukan
         Bagian-bagian negara disebut negara
merupakan negara bagian, lazimnya
bagian·
disebut provinsi·
         Negara-negara bagian memiliki wewenang
         Organisasi bagian-bagian negara
untuk memebuat UUD  sendiri dan dapat
secaragaris besar ditentukan oleh pembuat
menentukan bentuk-bentuk organisasinya masing-
undang-undang di pusat danmerupakan
masing yang tidak bertentangan dengan
pelaksanaan sistim desentralisasi.·
konstitusi·
         Wewenang pembuat UU pemerintah pusat          Wewenag secara tereperinci terdapat

ditentukan secara terperinci dan wewenang pada propinsi-propinsi dan residu

lainnya ada pada negara bagian· powernya ada pada pemerintah pusat·

Selain negara serikat (federasi) terdapat juga serikat negara (konfederasi).Keduanya

merupakan sesuatu yang berbeda.Konfederasi merupakan perserikatan beberapa negara

merdeka dan berdaulat, baik ke dalam maupun ke luar.Negara-negara tersebut bergabung

untuk mencapai tujuan-tujuantertentu.Misalnya, perdagangan ataupun untuk menjaga

pertahanan bersama.Namun tiap-tiap negara tetap memiliki dan mempertahankan kedudukan

internasional mereka.Jadi, konfederasi bukanlah negara dalam pengertian hukum

internasional.

3. Negara Konfederasi

Negara konfederasi merupakan negara yang terdiri dari persatuan negara-negara yang

berdaulat. Tujuannya di antaranya adalah untuk mempertahankan kedaulatan dalam negara

konfederasi. Singapura dan Malaysia pernah membangun konfederasi pada tahun 1963

8
dengan tujuan di antaranya adalah sebagai tindakan antisipasi terhadap politik luar negeri

Indonesia pada pemerintahan Presiden Soekarno.

Segala peraturan yang berlaku dalam konfederasi hanya berlaku pada masing-masing

pemerintah, tidak berpengaruh terhadap warga negara. Hal ini berarti pemerintah tetap berdiri

sendiri dan berdaulat tanpa adanya campur tangan negara lain yang tergabung dalam

konfederasi meski pemerintah tersebut terikat dalam perjanjian.

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Bentuk negara yang terpenting dan banyak dianut berbagai negara di dunia ialah:

negara kesatuan(Unitarianisme) dan negara serikat (Federasi). Disamping 2 bentuk itu, dari

sisi pelaksana dan mekanisme pemilihannya, bentuk Negara dapat digolongkan ketiga

kelompok yaitu: Monarki, Oligarki, dan Demokrasi. Dan monarki terbagi menjadi tiga yaitu:

Monarki absolute, Monarki konstitusional, dan Monarki parlamenter.

Dalam teori Ilmu Negara pengertian tentang teori bentuk Negara sejak dahulu kala

dibagi menjadi dua yaitu: monarchie dan republik. Jika seorang kepala negara diangkat

berdasarkan hak waris atau keturunan maka bentuk negaranya disebut monarchie dan Kepala

Negaranya disebut raja atau ratu.Jika kepala negara dipilih melalui suatu pemilihan umum

untuk masa jabatan yang ditentukan, maka bentuk negaranya disebut republik dan Kepala

Negaranya adalah seorang Presiden.

10
DAFTAR PUSTAKA

Huda,ni’matul.2010.Ilmu Negara.Depok:Raja Grafindo Persada.

Kusnadi,Mohammad.2008.Ilmu Negara.Tangerang: Gaya Media Pratama

https://www.daniarta.com/pengertian-dan-ciri-ciri-bentuk-negara-kesatuan-federasi-dan-

konfederasi/

11

Anda mungkin juga menyukai