Anda di halaman 1dari 12

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PEMERIKSAAN MUTU PENGUKURAN DAN PEMETAAN BIDANG TANAH


PTSL PROVINSI JAWA TIMUR
KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN MALANG
TAHUN ANGGARAN 2020

Kementerian Negara/Lembaga : Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan


Pertanahan Nasional
Unit Eselon I : Sekretaris Jenderal
Program : Penyelenggaraan Pengembangan
Infrastruktur Keagrariaan di Daerah
Hasil : Terlaksananya Pemeriksaan Mutu
Pengukuran dan Pemetaan Bidang Tanah
PTSL 2020
Unit Eselon II/Satker : Kantor Pertanahan Kabupaten Malang
Indikator Kinerja : Jumlah Bidang Tanah
Kegiatan : Pelaksanaan Pemeriksaan Mutu Pengukuran
dan Pemetaan Bidang Tanah PTSL 2020
Satuan Ukur/Jenis Keluaran : Gambar Ukur Pembanding dan Laporan
Volume : 20.000 Bidang

I. Latar Belakang
A. Dasar Hukum
1. Undang-undang No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-
pokok Agraria;
2. Undang-undang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik;
3. Undang-undang No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi
Publik;
4. Undang-undang No. 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial;
5. Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran
Tanah;
6. Peraturan Presiden No. 17 Tahun 2015 tentang Kementerian Agraria
dan Tata Ruang
7. Peraturan Presiden No. 20 tahun 2015 tentang Badan Pertanahan
Nasional;
8. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional No. 8 tahun 2015 tentang Struktur Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional;
9. Peraturan Menteri Negara Agararia/Kepala Badan Pertanahan
Nasional No. 3 Tahun 1997 tentang Peraturan Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran
Tanah;
10. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 28 Tahun 2016 tentang Percepatan
Program Nasional Agraria Melalui Pendaftaran Tanah Sistematik;
11. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 33 Tahun 2016 tentang Surveyor
Kadaster Berlisensi;
12. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 35 Tahun 2016 tentang Percepatan
Pelaksanaan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap jo. Peraturan
Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 1 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor
35 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Pendaftaran Tanah
Sistematis Lengkap;

B. Gambaran Umum
Pasal 19 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang
Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (UUPA) menetapkan, bahwa
untuk menjamin kepastian hukum oleh Pemerintah diadakan
pendaftaran tanah di seluruh wilayah Republik Indonesia. Berdasarkan
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2015 tentang
Kementerian Agraria dan Tata Ruang jo Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2015 tentang Badan Pertanahan Nasional,
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
(ATR/BPN) ditugaskan untuk melaksanakan urusan Pemerintahan di
bidang pertanahan dan bertanggung jawab kepada Kementerian
Koordinator Bidang Ekonomi.
Untuk percepatan pendaftaran tanah sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 19 UUPA yang saat ini telah mencapai ± 44.227.462 bidang
tanah dari ± 108.422.172 bidang tanah di seluruh wilayah Republik
Indonesia (berdasarkan data per tanggal 23 November 2016), sehingga
masih terdapat sebanyak 64.194.710 bidang tanah yang belum
terdaftar. Sampai dengan akhir Rencana Pembangunan Jangka Panjang
(RPJP) 2005-2025 direncanakan seluruh bidang tanah di Indonesia
sudah terdaftar. Oleh karena itu perlu dilaksanakan pendaftaran tanah
pertama kali secara masal melalui Percepatan Pelaksanaan Pendaftaran
Tanah Sistematis Lengkap yang merupakan salah satu Program
Prioritas Nasional sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Agraria
dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 35 Tahun
2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Pendaftaran Tanah Sistematis
Lengkap yang akan dilaksanakan mulai tahun 2017 dengan target pada
tahun 2017 sebanyak 5.000.000 bidang, tahun 2018 sebanyak
7.000.000 bidang, tahun 2019 sebanyak 10.000.000 bidang, tahun
2020 sebanyak 10.000.000 bidang, tahun 2021 sebanyak 10.000.000
bidang, tahun 2022 sebanyak 10.000.000 bidang, tahun 2023 sebanyak
10.000.000 bidang dan tahun 2024 sebanyak 2.444.710 bidang tanah.
Pada Tahun 2020 ini target Pengukuran dan Pemetaan Bidang
Tanah adalah sebesar 10 Juta Bidang tanah. Dalam rangka tahun 2020
sebagai tahun kualitas serta menjamin kualitas output pelaksanaan
kegiatan Pengukuran dan Pemetaan bidang Tanah yang dilaksanakan
oleh pihak ketiga serta menghindari terjadinya bottle neck proses kontrol
kualitas, maka diperlukan kegiatan pemeriksaan mutu pengukuran dan
pemetaan bidang tanah PTSL 2020.

II. Penerima Manfaat


Adapun penerima manfaat dari kegiatan pendaftaran tanah sistematis
lengkap, antara lain:
1. Masyarakat
Dengan diperolehnya sertipikat hak atas tanah, maka diharapkan dapat
membuka akses permodalan atau sumber-sumber ekonomi lainnya bagi
penambahan modal usaha bagi masyarakat dan dapat mengurangi
potensi timbulnya sengketa tanah;
2. Pemerintah
Tersedianya informasi bidang-bidang tanah yang terdaftar akan
membantu Pemerintah dalam perencanaan pembangunan secara baik.

III. Strategi Pencapaian Keluaran

1. PENDAHULUAN

1.1. Deskripsi Pekerjaan

Spesifikasi Teknis ini membahas tata cara pelaksanaan Pemeriksaan mutu


untuk pekerjaan pengukuran, pemetaan dan informasi bidang tanah yang
dilaksanakan oleh KJSKB atau Perusahaan (Badan Hukum Perseroan) di
bidang industri survei, pemetaan dan informasi geospasial.

Pemeriksaan mutu dilaksanakan sebelum proses verifikasi dan validasi


bidang tanah oleh Kantor Pertanahan/satgas fisik untuk memastikan hasil
kegiatan pengukuran dan pemetaan telah memenuhi kaidah teknis.
Diharapkan dengan didahului kegiatan pemeriksaan mutu, maka proses
verifikasi dan validasi bidang tanah oleh satgas fisik dapat terbantu dan
berjalan lebih lancar (terhindar dari potensi bottleneck).

1.2. Latar Belakang, Maksud dan Tujuan

Kantor Pertanahan atau Satgas Fisik selain melaksanakan proses


pemeriksaan mutu kegiatan pengukuran dan pemetaan oleh pelaksana pihak
ketiga, juga mempunyai beban tanggung jawab menyelesaikan kegiatan
pengukuran dan pemetaan yang dilaksanakan secara swakelola baik dalam
rangka PTSL, Redistribusi Tanah, maupun dalam rangka layanan rutin serta
melaksanakan pengawasan mutu pengukuran dan pemetaan swakelola.
Memperhatikan hal tersebut maka sebagian tugas Pemeriksaan mutu
dilimpahkan kepada pihak ketiga.

Tanggung jawab pelaksana kegiatan Pemeriksaan mutu meliputi seluruh


tahapan proses serta produk pengukuran dan pemetaan, antara lain kegiatan
survei pendahuluan/persiapan, verifikasi hasil pengukuran, pemetaan dan
informasi bidang tanah yang dilaksanakan Pelaksana Pengukuran dan
Pemetaan serta pembuatan laporan.

Tujuan kegiatan Pemeriksaan mutu adalah untuk memastikan:


a. Kegiatan pengukuran, pemetaan dan informasi bidang tanah sesuai
dengan persyaratan yang telah ditetapkan dan disetujui oleh Kepala
Kantor Pertanahan sehingga dapat dipergunakan untuk pendaftaran
tanah.
b. Dokumen dan data yang dihasilkan dalam pelaksanaan kegiatan
pengukuran, pemetaan dan informasi bidang dibuat dengan format dan
standar yang telah ditetapkan sehingga dapat diintegrasikan.

2. PETUGAS PEMERIKSAAN MUTU

2.1. Kualifikasi

Pelaksana Pemeriksaan mutu terdiri dari tim KJSKB atau Perusahaan


(Badan Hukum Perseroan) di bidang industri survei, pemetaan dan
informasi geospasial. Tim Pemeriksaan mutu dipimpin oleh seorang
Surveyor Kadaster Berlisensi dan dibantu oleh Asisten Surveyor Kadaster
Berlisensi.
Kompetensi Jumlah Pengalaman
Surveyor Kadaster 2
Berlisensi
Asisten Surveyor 2 Min 1 tahun
Kadaster Berlisensi pengalaman pekerjaan
Asisten Surveyor 4 pengukuran dan
Kadastral pemetaan PTSL
Pembantu Lokal 4
Jumlah Personil 12

2.2. Peralatan

Pelaksana Pemeriksaan mutu membutuhkan peralatan minimal berupa 2


(dua) set GNSS RTK.

3. LINGKUP KEGIATAN

Setiap pelaksana Pemeriksaan mutu bertanggung jawab dan melaporkan


secara langsung kepada Wakil Ketua Bidang Fisik Tim Ajudikasi PTSL di
lokasi pekerjaan. Pemeriksaan mutu dilakukan sebelum Perusahaan atau
KJSKB pelaksana pengukuran dan pemetaan mengajukan hasil pekerjaannya
ke tahap proses verifikasi dan validasi bidang tanah kepada Satgas Fisik.

Dalam spesifikasi ini dijelaskan tentang mekanisme kerja yang meliputi


pelaksanaan di lapangan dan kegiatan di kantor meliputi kualitas, jadwal dan
kebutuhan waktu yang diperlukan.

Mekanisme kerja Pemeriksaan mutu meliputi pelaksanaan di lapangan dan


kegiatan di kantor.

Proses pelaksanaan Pemeriksaan mutu:


a. Memeriksa dokumen administrasi seluruh bidang tanah yang meliputi:
pengecekan kesesuaian Surat Tugas, data, pelaksana, dan peralatan yang
tercantum pada kontrak dengan existing di lapangan.
b. Memeriksa metodologi yang digunakan oleh perusahaan/KJSKB dalam
melakukan pengukuran dan pemetaan, serta pengecekan hasil kegiatan
lapangan, meliputi :
- Memeriksa pengikatan Base Station pada Titik Referensi (CORS atau
KDKN) yang digunakan pada saat pengukuran bidang tanah;
- Kesesuaian bentuk dan posisi visual yang terlihat pada citra satelit
resolusi tinggi;
- Data bidang tanah dalam bentuk hardcopy maupun softcopy;
- Posisi bidang-bidang tanah terpetakan secara online, baik bidang-
bidang belum terdaftar maupun yang sudah terdaftar;
- Informasi bidang tanah, antara lain: lokasi (desa/kelurahan),
tanggal, nomor berkas, nama petugas lapangan, penggunaan tanah
dll.

c. Untuk menentukan nilai tingkat kepercayaan, maka pihak ketiga Tim


Pemeriksa Mutu harus membandingkan hasil ukuran bidang tanah
sampel (GU pembanding yang obyek-obyek sampelnya ditentukan oleh
Satgas Fisik ASN) dengan Gambar Ukur hasil pengukuran Pihak Ketiga
pelaksana PTSL (GU pelaksana).
d. Kriteria penentuan bidang tanah sampel Pemeriksaan Mutu adalah
secara random dengan sebaran yang merata terhadap populasi minimal
sebanyak 5% untuk pengukuran yang dilaksanakan oleh pihak ketiga.
Sampel yang diambil, mewakili:
 Setiap desa yang diukur sesuai dengan SK Penetapan Lokasi
 Setiap blok wilayah (secara spasial)
 Permukiman dan non permukiman
 Bidang tanah belum terdaftar dan bidang tanah terdaftar (K4)
e. Bidang tanah yang akan dijadikan sampel Pemeriksaan mutu ditentukan
oleh Wakil Ketua Bidang Fisik.
f. Raw data hasil pengukuran ulang oleh Pemeriksaan Mutu diserahkan
kepada Satgas Fisik untuk dicek toleransi luasnya.
g. Toleransi perbedaan luas yang diperkenankan tidak melebihi 5% dari
luas yang tertera pada GU pelaksana.
h. Setiap bidang yang disetujui (lolos Pemeriksaan Mutu) diberi tanda
(checklist) pada Gambar Ukur. Sedangkan bidang yang tidak disetujui
diberikan catatan untuk dilaporkan kepada Satgas Fisik untuk
dilakukan perbaikan.

i. Revisi hasil pemeriksaan mutu dicetak pada lembar kertas tersendiri,


diberi stempel dan menjadi bagian dari Gambar Ukur

REVISI PEMERIKSAAN MUTU BIDANG TANAH


(bagian dari GU No. )
NUB : …….., .….…, ………
NO. BERKAS.

Gambar 1 Stempel Pemeriksaan Mutu di GU

j. Tahapan Pelaporan, yakni membuat laporan secara tertulis terkait


pelaksanaan kegiatan Pemeriksaan Mutu. Penyampaian laporan
dilakukan sekurang-kurangnya 3 (tiga) kali (awal-antara-akhir).

Secara umum, lingkup kegiatan Pemeriksaan Mutu dapat dilihat pada


gambar 2 dibawah ini.

Pemeriksaan Pemeriksaan Pengukuran


Dokumen Metodologi Sampel Bidang
Administrasi Pengukuran
Tanah

` Pelaporan Pemeriksaan Hasil Gambar Ukur


Pengukuran Sampel
oleh Satgas Fisik Pembanding

Gambar 2. Lingkup kegiatan Pemeriksaan Mutu

Prosedur pemeriksaan oleh Tim Pemeriksaan mutu tidak terlepas dari


prosedur pekerjaan Pengukuran, Pemetaan dan Informasi Bidang Tanah.
Pemeriksaan Mutu meliputi proses pelaksanaan pekerjaan, produk yang
dihasilkan, koordinasi/komunikasi dengan pelaksana pengukuran dan
pemetaan, Panitia PTSL maupun Kantor Pertanahan, serta kualitas yang
memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan. Diagram alir pelaksanaan
Pemeriksaan mutu pengukuran, pemetaan dan informasi bidang tanah
adalah sebagai berikut:
PENYEDIA JASA PENGUKURAN,
KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN/ PELAKSANA KONTROL KUALITAS PENGUKURANM
PEMETAAN DAN INFORMASI
KOTA PEMETAAN DAN INFORMASI BIDANG TANAH
BIDANG TANAH

Penentuan dan
Persetujuan Bidang
Tanah Sampel
Permohonan
Pemeriksaan Mutu Daftar Sampel
atau hasil kegiatan Bidang Tanah dan
pengukuran dan Sampel GU
pemetaan dengan
melampirkan GU

Pemeriksaan terhadap
Serah Terima produk pengukuran Form
(Gambar Ukur) Checklist

Kegiatan pengukuran
GU Pemeriksaan dan pemetaan pada
Ukur Ulang Bidang Salah Kesalahan pada GU lokasi bidang tanah Gambar Ukur
Tanah dalam Satu atau GU sampel Pembanding
Hamparan GU Pembanding?

TIDAK

Membandingkan Gambar
Diterima? Ukur Pembanding dengan
Laporan
Gambar Ukur
Pemeriksaan
Mutu
YA

Persetujuan Hasil
Pengukuan PTSL

PEMBUATAN PBT NIB dan BA

Gambar 3. Alur Kegiatan Pemeriksaan Mutu Terhadap Kegiatan Pengukuran,


Pemetaan Dan Informasi Bidang Tanah

4. PELAKSANAAN KEGIATAN PEMERIKSAAN MUTU

4.1 Permohonan Pemeriksaan Mutu

 Pelaksana pengukuran dan pemetaan mengajukan permohonan


Pemeriksaan mutu atas hasil kegiatan pengukuran, pemetaan dan
informasi bidang tanah yang telah selesai dan akan diajukan
permohonan pembayarannya.
 Pengajuan permohonan disampaikan kepada Wakil Ketua Bidang
Fisik Tim Ajudikasi PTSL paling lambat 2 minggu sebelum
pengajuan pembayaran.

 Pengajuan permohonan Pemeriksaan mutu berupa surat


permohonan Pemeriksaan mutu dengan melampirkan :
o Data file spasial bidang tanah (*.dxf).
o Daftar Bidang Tanah PTSL dan informasi bidang tanah.
o GU

 Wakil Ketua Bidang Fisik menugaskan pihak ke 3 (tiga) untuk


melaksanakan Pemeriksaan Mutu berdasarkan permohonan
tersebut.

4.2 Lokasi Kerja Tim Pemeriksaan Mutu

Tim Pemeriksaan mutu akan memeriksa hasil pekerjaan pengukuran,


pemetaan dan informasi bidang tanah di basecamp ajudikasi. Hal ini
bertujuan untuk kemudahan pekerjaan Pemeriksaan mutu dan
menjamin keamanan peta-peta dan bahan-bahan lainnya untuk
keperluan survey kadastral.

4.3 Rencana Kerja dan Jadwal Kegiatan

(1) Tim Pemeriksaan Mutu setelah menerima Surat Tugas dan Daftar
Bidang Tanah yang akan diperiksa (termasuk bidang-bidang tanah
yang menjadi sampel untuk dilakukan pengukuran ulang) harus
menyusun Rencana Kerja dan Jadwal Kegiatan.
(2) Penugasan terhadap Tim Pemeriksaan Mutu dilaksanakan
berdasarkan termin permohonan pembayaran pengukuran dan
pemetaan bidang tanah.
(3) Pelaksanaan Pemeriksaan Mutu untuk setiap termin dibatasi
maksimal 14 (empat belas) hari kalender sejak permohonan
pembayaran pengukuran dan pemetaan bidang tanah beserta
kelengkapan berkas (administrasi dan GU) diterima.
(4) Seluruh Rencana dan Jadwal Kegiatan Pemeriksaan Mutu harus di
koordinasikan dengan Wakil Ketua Bidang Fisik.

5. HASIL KEGIATAN PEMERIKSAAN MUTU

a. Hasil akhir kegiatan Pemeriksaan mutu adalah :


- Dokumen check list kelengkapan administrasi (Form check list
sebagaimana pada Lampiran II).
- Gambar Ukur Pembanding (menggunakan format GU standar).
- Laporan hasil Pemeriksaan Mutu
- Laporan Awal – Antara - Akhir hasil penyelesaian pekerjaan kegiatan
Pemeriksaan mutuyang memuat informasi minimal:
o Judul Kegiatan,
o Dasar Pelaksanaan (kontrak),
o Jadwal Pelaksanaan,
o Kemajuan Pekerjaan,
o Kendala Pekerjaan
o Kesimpulan dan Saran, dan
o Lampiran.

b. Hasil kegiatan Pemeriksaan Mutu selanjutnya ditidaklanjuti oleh Wakil


Ketua Bidang Fisik dengan memverifikasi hasil Pemeriksaan Mutu.
1) Wakil Ketua Bidang Fisik selanjutnya memutuskan bidang-bidang
tanah lolos atau tidak lolos dari proses Pemeriksaan Mutu
berdasarkan hasil verifikasi pekerjaan Pemeriksaan Mutu.
2) Apabila terdapat bidang tanah sampel dalam satu lembar Gambar
Ukur dinyatakan tidak lolos Pemeriksaan Mutu maka seluruh
bidang tanah yang terpetakan dalam Gambar Ukur tersebut
dinyatakan tidak lolos Pemeriksaan Mutu.
3) Bagi bidang-bidang tanah yang tidak lolos Pemeriksaan Mutu, Wakil
Ketua Bidang Fisik meminta pelaksana pengukuran dan pemetaan
untuk melakukan pengukuran ulang terhadap seluruh bidang tanah
pada GU tersebut dan dibuatkan GU baru.
4) Hasil pengukuran ulang selanjutnya diperiksa PEMERIKSAAN MUTU
NUB./ No.Berkas :
oleh Wakil Ketua Bidang Fisik dan diberikan Paraf/Tgl. :

stempel persetujuan Proses verifikasi dan


validasi bidang tanah hasil revisi.

c. Dalam rangka pengajuan pembayaran dan pertanggungjawaban


perkerjaan Pemeriksaan mutupelaksana harus menyampaikan:
1) Laporan kemajuan pekerjaan yang dilampiri dengan dokumen hasil
pekerjaan Pemeriksaan mutusebagaimana pada poin a.
2) Daftar Rekapitulasi Bidang Tanah pada Gambar Ukur Pembandng
Pemeriksaan mutu.
3) Dokumen lain yang dipersyaratkan pada kontrak.

IV. Jadwal Kegiatan


Jadwal Pelaksanaan Kontrol Kualitas Pendaftaran Tanah Sistematik
Lengkap (PTSL) dilaksanakan sejak bulan Desember 2019 sampai dengan
Januari 2020 atau selama 78 (tujuh puluh delapan) hari kerja atau 90
(sembilan puluh) hari kalender.

V. Biaya
Biaya kegiatan Pengukuran, Pemetaan dan Infromasi Bidang tanah
dibebankan pada DIPA Direktorat Jenderal Infrastruktur Keagrariaan
Tahun 2019. Biaya yang dianggarkan untuk kegiatan tersebut adalah
- Kategori Wilayah 5 (lima) sebesar Rp. 320.000.000,- (Tiga Ratus
Dua Puluh Juta Rupiah).

KUASA PENGGUNA ANGGARAN


KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN MALANG

LA ODE ASRAFIL, S.H., M.H.


NIP.19660908 199502 1 001
Lampiran I.
Contoh Tabel Daftar Sampel Bidang Tanah
Lampiran II.
Tata Cara Pembuatan Gambar Ukur
HALAMAN 1
 Nama Kabupaten/Kota : sudah jelas
 Nomor Gambar Ukur :
- Untuk Gambar Ukur ASN dan swakelola : diberikan nomor dengan format nomor dan tahun;
- Untuk Gambar Ukur SKB : diberikan nomor dengan format nomor lisensi / nomor / tahun.
I. Penomoran, ditulis nomor yang terkecil sampai dengan nomor yang tertinggi dalam satu GU.
a. Nomor Urut Bidang (NUB), ditulis urutan nomor bidang-bidang yang terukur
b. Nomor Berkas, jika sebelum ke lapangan sudah melakukan booking nomor berkas dari KKP,
ditulis nomor terendah sampai dengan nomor tertinggi pada bidang-bidang tanah yang
terukur dalam satu GU, misalnya 3104/2017 sd 3113/2017.
c. NIB, diperoleh setelah proses integrasi dari dari KKP, ditulis nomor terendah s/d tertinggi pada
bidang-bidang tanah yang terpetakan, misalnya 00086, 00245 sd 00253.
Pemberian nomor-nomor di atas sesuai dengan tahap kegiatan dalam seluruh proses pengukuran
dan pemetaan bidang.
II. Lokasi, ditulis data lapangan lokasi wilayah bidang-bidang tanah terukur dan lembar-lembar peta
bidang-bidang tersebut dipetakan/diidentifikasi.
a. Kecamatan, sudah jelas
b. Desa/Kelurahan atau nama lokal yang identik dengan nama desa/kelurahan, sudah jelas.
c. Nomor Peta Pendaftaran, ditulis zone TM3o letak-letak bidang tanah terukur.
d. Nomor Peta Kerja, digunakan untuk GU yang berasal dari citra(CSRT), ditulis nomor sesuai
dengan jumlah lembar peta kerja yang digunakan dalam satu wilayah tersebut.
III. Tanda Batas dan Informasi Bidang, data lapangan yang digunakan sebagai informasi yuridis dalam
pemetaan dan pengembalian batas (jika terjadi sengketa batas dikemudian hari). Karena informasi
yang dibutuhkan dalam bidang per bidang, secara rinci disiapkan tabel per bidang untuk diisi data
lapangan.
IV. Keterangan Pengukuran, untuk memastikan petugas pelaksana yang melakukan pengukuran
dengan peralatan yang digunakan.
a. Nama Petugas Lapangan, sudah jelas.
b. Status, dipilih petugas (ASN) atau SKB, baik perorangan maupun firma.
c. Nama KSKB atau Perusahan yang telah ditugaskan oleh KATR/BPN.
d. NIP/Nomor Lisensi, supaya ditulis Nomor Identitas Pegawai atau nomor lisensi SKB yang
bertugas.
e. Nomor dan tanggal Surat Tugas, sudah jelas
f. Alat ukur yang digunakan, dipilih sesuai yang digunakan, bisa dipilih lebih dari satu.
V. Sket Lokasi, menunjukan gambaran lokasi bidang tanah terukur terhadap lokasi sekitar yang
memudahkan untuk identifikasi dan pengembalian batas, misalnya kantor-kantor pelayanan publik,
tempat-tempat ibadah dan lain-lain.

HALAMAN 2
 Halaman kedua merupakan data lapangan yang diambil dari pelaksanaan pengukuran, identifikasi,
penggambaran dan pencatatan pada DI 107 atau peta kerja dari peta foto. Karena outputnya data
lapangan, maka penyajian data spasialnya baik itu berupa bidang tanah, situasi sekitar maupun angka
ukurnya menggunakan tulisan tangan.
 Untuk pengambilan data menggunakan alat ukur elektronik sehingga data tersimpan dalam bentuk file
dijital, print-out data mentah (raw data) dan data hitungan harus dilampirkan dan menjadi bagian yang
tak terpisahkan dari GU tersebut.
 Mencantumkan arah utara pada sisi atas
 Untuk memudahkan koordinasi dan penyimpanan data, pembuatannya per blok/RT/RW
 Dibuat pada saat di lapangan berdasarkan urutan bidang yang terukur.
 Pemberian NUB/NomorBerkas pada bidang-bidang terukur/teridentifikasi per GU, dimulaidari bidang
yang terletak di sisi utara barat, menuju ke arah timur, mengikuti pola spiral. Untuk bidang-bidang tanah
bersertipikat dicantumkan jenis dan Nomor Hak serta NIB nya.
 Untuk bidang-bidang bersertipikat, identifikasi bidang dilakukan dengan memastikan salah satu atau
lebih batas bidang. Memastikan batas bidang (stake-out) dengan mengidentifikasi bidang-bidang
sekitarnya.
 Penulisan angka ukur mengikuti ketentuan sebagai berikut :
- Angka ukuran ditulis tangan (bukan komputer) menggunakan tinta warna biru apabila angka
ukuran diperoleh dari deliniasi Peta Citra Resolusi Tinggi (CSRT) dan atau Foto Udara

- Angka ukuran ditulis tangan (bukan komputer) menggunakan tinta warna hitam apabila angka
ukuran diperoleh dari pengukuran di lapangan.
- Penulisan angka ukuran menggunakan tinta yang tidak mudah luntur
 Nomor-nomor titik batas bidang tanah sebagai titik sasaran alat ukur dicantumkan pada batas bidang
yang dibidik.
 Hal yang sama untuk titik-titik bantu pengukuran poligon, jika ada.
 Toponimi yang perlu dicantumkan antara lain nama jalan, nama blok, nama sungai/saluran, nama-nama
kantor pelayanan publik, bangunan-bangunan penting (gardu listrik, tower) dan lain-lain.
 Penggunaan peta foto sebagai GU (pengganti DI 107 halaman 2 ) untuk identifikasi bidang-bidang
tanah yang akan diukur supaya memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Prik pada titik-titik batas bidang tanah;
2. Mengukur minimal satu sisi bidang tanah;
3. Menghubungkan antar titik titik sehingga membentuk sisi bidang tanah. Garis yang
menghubungkan antar titik batas menggunakan tinta berwarna merah yang tidak mudah luntur;
 Untuk batas-batas bidang yang belum ditetapkan, penggambaran garis ukur berupa strip-strip.

HALAMAN 3
 Halaman ketiga merupakan proses pengolahan dan penyajian data lapangan, sehingga data dan
informasi yang tersaji merupakan print-out komputer.
- Arah utara di sisi atas dengan skala
- Grid beserta koordinat TM-3 ° disesuaikan dengan lokasi bidang-bidang tanah yang terpetakan
- Koordinat TM-3° pada satu-dua titik batas batas bidang
 Batas-batas bidang yang belum ditetapkan, pencetakan panjangan sisinya berupa strip-strip. Sehingga
luas yang diperoleh belum fix (perkiraan).
 Angka hitung hasil pengkartiran tercetak pada sisi-sisi bidang dengan warna biru (jika diperoleh dari
deliniasi peta foto) atau warna hitam (jika dari pengukuran lapangan).
 Pada setiap bidang tanah tercantum NUBdan luas (m2), sedangkan bidang bersertipikat disertakan juga
Nomor Hak.
 Toponimi yang tercantum pada sket data lapangan (GU halaman 2).
 Kolom persetujuan supervisi, dengan menyajikan informasi bidang-bidang tanah yang disetujui untuk
diterbitkan PBT dan yang tidak disetujui (perlu direvisi).

HALAMAN 4
 Berisi hasil pendataan/ identifikasi lapangan, yaitu nama pemohon atau pemilik tanah
(beserta No.KTP), alamat tanahnya, tanda batas, dan keadaan tanahnya.
 Pada kolom terakhir harus ditanda tangani persetujuan batas setiap pemohon/pemiliktanah,
untuk batas-batas bidang tanah yang belum ditetapkan pada kolom tersebut diberikan
informasi “BatasBelum Ditetapkan”
Untuk bidang tanah bersertipikat, pada kolom NUB dicantumkan juga jenis nomor sertipikatnya.
Lampiran III.
Form Check List Pemeriksaan Mutu
1. Kelengkapan GU antara lain:

 Surat Tugas
 Peta Kerja yang berfungsi sebagai GU halaman 2, data hitungan koordinat/poligon,
 Daftar lembar informasi bidang tanah & tanda tangan penunjuk batas (jika pada
GU halaman 4 tidak tercantum)
 Surat kuasa penunjukan batas

2. Apakah semua data yang tersedia GU halaman 1 sudah terisi semua?

 Nomor GU  NUB  Nomor Berkas


 NIB  Nama Kecamatan  Nama Desa/Kel.
 Nomor Peta Dasar  Nomor Peta Kerja  Status
 Nama Petugas Lapangan  Tanda Tangan
 NIP/No.Lisensi Nama KJSKB  Nomor/Tgl.Surat Tugas
 Alat Ukur yang digunakan  Gambar Denah Lokasi

3. Tata Cara Pengambilan Data Lapangan (disesuaikan dengan metoda-nya):

 Pengikatan Base pada Jaring Kerangka Dasar Nasional (CORS BIG/BPN atau Titik Dasar Teknik)
 Metoda Pengambilan Data  Penggambaran Sket Bidang Tanah
 Penulisan Angka Ukur  Kelengkapan Toponimi
 Penulisan Titik-titik Ikatan  Penulisan Titik-titik Batas Bidang
 Status Panunjukan Batas  Arah Utara
 Lampiran Hitungan Poligon  Lampiran Data Mentah
 Penulisan NUB/No.Berkas

4. Tata cara pengkartiran:

 Arah Utara  Angka Skala


 Status Batas Bidang  Angka hitung sisi-sisi Bidang Tanah
 Pencantuman No.Hak/NIB  Kelengkapan Toponimi
 Kontrol Hitungan Luas

5. Kelengkapan informasi bidang tanah & Penandatangan GU:

 Informasi per Bidang  Penandatangan per Bidang, kecuali bid. bersertipikat


 Luas per Bidang

Anda mungkin juga menyukai