Anda di halaman 1dari 179

$

BUKU$Seri$A,$Edisi$Pertama$

PERATURAN
TENTANG
JABATAN FUNGSIONAL SURVEYOR
PEMETAAN DAN ANGKA KREDITNYA

BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL


(BAKOSURTANAL)
KEPUTUSAN
MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
NOMOR : 134/KEP/M.PAN/12/2002

TENTANG

JABATAN FUNGSIONAL SURVEYOR PEMETAAN


DAN ANGKA KREDITNYA

MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan daya


guna dan hasil guna survei dan pemetaan,
diperlukan adanya Pegawai Negeri Sipil
yang ditugaskan secara penuh untuk
melaksanakan tugas survei dan pemetaan
secara profesional;
b. bahwa untuk menjamin pembinaan karier
kepangkatan, jabatan dan peningkatan
profesionalisme surveyor pemetaan,
dipandang perlu menetapkan Jabatan
Fungsional Surveyor Pemetaan dan Angka
Kreditnya.
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 tahun 1974
tentang Pokok-pokok Kepegawaian,
sebagaimana telah diubah dengan Undang-
undang Nomor 43 Tahun 1999;
2. Undang-undang Nomor 22 tahun 1999
tentang Pemerintahan Daerah;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun
1977 tentang Peraturan Gaji Pegawai
Negeri Sipil, sebagaimana telah beberapa
kali diubah terakhir dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 26 Tahun 2001;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun
1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai
Negeri Sipil;

1
5. Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun
2000 tentang Wewenang Pengangkatan,
Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai
Negeri Sipil;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun
2000 tentang Kenaikan Pangkat Pegawai
Negeri Sipil sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12
Tahun 2002;
7. Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999
tentang Rumpun Jabatan Fungsional
Pegawai Negeri Sipil;
8. Keputusan Presiden Nomor 101 Tahun
2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,
Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata
Kerja Menteri Negara sebagaimana telah
diubah dengan Keputusan Presiden Nomor
2 Tahun 2002;
9. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun
2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,
Kewenangan, Susunan Organisasi dan
Tugas Lembaga Pemeritah Non
Departemen sebagaimana telah diubah
dengan Keputusan Presiden Nomor 3
Tahun 2002;
Memperhatikan : 1. Usul Kepala Badan Koordinasi Survei dan
Pemetaan Nasional dengan suratnya
Nomor KP.02.05/457-KA/XII/01 tanggal 12
Desember 2001.
2. Pertimbangan Kepala Badan Kepegawaian
Negara Nomor K.26-30/V.18-6/87 tanggal
8 Maret 2002.

2
MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI NEGARA


PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
TENTANG JABATAN FUNGSIONAL
SURVEYOR PEMETAAN DAN ANGKA
KREDITNYA.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan :


1. Surveyor Pemetaan adalah Pegawai Negeri Sipil yang
diberi tugas, wewenang, tanggungjawab dan hak
secara penuh oleh Pejabat yang berwenang untuk
melakukan kegiatan survei dan pemetaan.
2. Survei adalah kegiatan untuk mendapatkan data dan
informasi dari suatu titik atau lokasi yang ada di atas
atau di bawah permukaan bumi, batas-batas
wilayah, luas, kenampakan budidaya dan non
budidaya, baik secara kuantitas maupun kualitas
dengan cara pengukuran dan penentuan kedudukan
relativitasnya dalam suatu ruang (secara geometris
dan trigonometri).
3. Pemetaan adalah penyajian hasil survei pada suatu
bidang datar dengan skala tertentu.
4. Angka Kredit adalah satuan nilai dari tiap butir
kegiatan dan/atau akumulasi nilai butir-butir
kegiatan yang harus dicapai oleh Surveyor Pemetaan
dalam rangka pembinaan karier
kepangkatan/jabatannya.
5. Tim Penilai Angka Kredit adalah tim penilai yang
dibentuk dan ditetapkan oleh pejabat yang
berwenang dan bertugas untuk menilai prestasi kerja
Surveyor Pemetaan.

3
BAB II

RUMPUN JABATAN, KEDUDUKAN DAN TUGAS


POKOK

Pasal 2
Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan termasuk dalam
rumpun arsitek, insinyur dan yang berkaitan.

Pasal 3
(1) Surveyor Pemetaan berkedudukan sebagai
pelaksana teknis fungsional dibidang survei dan
pemetaan pada instansi pemerintah.
(2) Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah
jabatan karier yang hanya dapat diduduki oleh
seorang yang telah berstatus sebagai Pegawai
Negeri Sipil.

Pasal 4
Tugas pokok Surveyor Pemetaan adalah melakukan
kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pembinaan,
pengembangan serta pemasyarakatan survei dan
pemetaan.

BAB III
UNSUR DAN SUB UNSUR KEGIATAN

Pasal 5
Unsur dan sub unsur kegiatan Surveyor Pemetaan yang
terdiri dari
a. Pendidikan, meliputi:
1. Pendidikan sekolah dan memperoleh ijazah/gelar

4
2. Pendidikan dan pelatihan fungsional di bidang
survei dan pemetaan serta memperoleh Surat
Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan (STTPL).
b. Kegiatan survei, meliputi:
1. Melakukan persiapan survei;
2. Melakukan survei lapangan;
3. Melakukan pemrosesan data hasil survei;
4. Melakukan supervisi survei;
5. Memasyarakatkan hasil survei.

c. Kegiatan pemetaan, meliputi:


1. Melakukan persiapan pemetaan;
2. Melakukan pemetaan;
3. Melakukan supervisi pemetaan;
4. Memasyarakatkan hasil pemetaan.
d. Pengembangan profesi, meliputi :
1. Membuat karya tulis/karya ilmiah dibidang
survei dan pemetaan;
2. Menerjemahkan/menyadur buku dan bahan
bahan lainnya di bidang survei dan pemetaan.
e. Penunjang tugas Surveyor Pemetaan, meliputi:
1. Mengajar atau melatih;
2. Mengikuti seminar atau lokakarya;
3. Menjadi anggota organisasi profesi survei dan
pemetaan;
4. Menjadi anggota Tim penilai jabatan Surveyor
Pemetaan;
5. Memperoleh penghargaan/tanda jasa;
6. Memperoleh gelar kesarjanaan lainnya.

BAB IV
JENJANG JABATAN DAN PANGKAT
Pasal 6

(1) Jabatan Surveyor Pemetaan terdiri dari:


a. Surveyor Pemetaan tingkat terampil; dan
b. Surveyor Pemetaan tingkat ahli.
5
(2) Jenjang Jabatan Surveyor Pemetaan tingkat
terampil sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a dari yang terendah sampai dengan
tertinggi terdiri dari:
a. Surveyor Pemetaan Pelaksana Pemula;
b. Surveyor Pemetaan Pelaksana;
c. Surveyor Pemetaan Pelaksana Lanjutan;
d. Surveyor Pemetaan Penyelia.

(3) Jenjang Jabatan Surveyor Pemetaan tingkat ahli


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dari
yang terendah sampai dengan tertinggi terdiri dari:
a. Surveyor Pemetaan Pertama;
b. Surveyor Pemetaan Muda;
c. Surveyor Pemetaan Madya.

(4) Jenjang pangkat dan golongan ruang Surveyor


Pemetaan tingkat terampil sebagaimana dimaksud
dalam ayat (2), dari yang terendah sampai dengan
tertinggi yaitu:
a. Surveyor Pemetaan Pelaksana Pemula yaitu
Pengatur Muda golongan ruang II/a.
b. Surveyor Pemetaan Pelaksana terdiri dari:
1) Pengatur Muda Tingkat I, golongan ruang
II/b;
2) Pengatur, golongan ruang II/c;
3) Pengatur Tingkat I, golongan ruang II/d.
c. Surveyor Pemetaan Pelaksana Lanjutan, terdiri
dari:
1) Penata Muda, golongan ruang III/a;
2) Penata Muda Tingkat I, golongan ruang
III/b.

d. Surveyor Pemetaan Penyelia, terdiri dari:


1) Penata, golongan ruang III/c;
2) Penata Tingkat I, golongan ruang III/d.

6
(5) Jenjang pangkat dan golongan ruang Surveyor
Pemetaan tingkat ahli sebagaimana dimaksud
dalam ayat (3), dari yang terendah sampai dengan
tertinggi yaitu:

a. Surveyor Pemetaan Pertama terdiri dari :


1) Penata Muda, golongan ruang III/a;
2) Penata muda Tingkat I, golongan ruang
III/b.

b. Surveyor Pemetaan Muda terdiri dari :


1) Penata, golongan ruang III/c;
2) Penata Tingkat I, golongan ruang III/d.

c. Surveyor Pemetaan Madya terdiri dari :


1) Pembina, golongan ruang IV/a;
2) Pembina Tingkat I, golongan ruang IV/b;
3) Pembina Utama Muda, golongan ruang
IV/c.

BAB V
RINCIAN KEGIATAN DAN UNSUR YANG DINILAI
DALAM MEMBERIKAN ANGKA KREDIT

Pasal 7
(1) Rincian kegiatan Surveyor Pemetaan tingkat
terampil, sebagai berikut:

a. Surveyor Pemetaan Pelaksana Pemula, yaitu:


1. Melakukan penyiapan fasilitas rencana
operasional survei lapangan;
2. Mengecek peralatan mekanis;
3. Merawat peralatan mekanis;
4. Membuat sketsa/gambar hasil orientasi
dan diskripsi sederhana;
5. Melakukan pengukuran sederhana;
6. Menggambar hasil pengamatan survey dan
membuat deskripsi sederhana;
7. Menghitung data survei secara sederhana;
8. Menyiapkan bahan-bahan untuk pemetaan
analog;
7
9. Menyiapkan perangkat pemetaan analog;
10. Merawat peralatan mekanis;
11. Melakukan penggambaran titik kontrol
hasil ukuran sederhana;
12. Melakukan pengukuran detil/pemuatan
lembar peta mekanis;
13. Melakukan penggambaran sederhana;
14. Membuat mosaik citra uncontrol.

b. Surveyor Pemetaan Pelaksana, yaitu:


1. Melakukan penyiapan fasilitas
pengumpulan dan pengolahan data;
2. Melakukan penyiapan fasilitas desain
kerangka kontrol survei;
3. Menyusun rencana operasional survei
lapangan sederhana;
4. Mengecek peralatan optis;
5. Merawat peralatan optis;
6. Membuat sketsa/gambar hasil orientasi
dan diskripsi semi detil;
7. Melakukan pengukuran semi detil;
8. Menggambar hasil pengamatan survei dan
membuat deskripsi semi detail;
9. Menghitung data survei secara semi detil;
10. Melakukan penyiapan fasilitas
pengumpulan dan pengolahan data;
11. Menyusun rencana operasional pemetaan
sederhana;
12. Menyiapkan bahan-bahan untuk pemetaan
digital;
13. Menyiapkan perangkat pemetaan digital;
14. Merawat peralatan optis;
15. Melakukan pengumpulan data analog
penunjang;
16. Melakukan penggambaran titik kontrol
hasil ukuran semi detil;
17. Melakukan pengukuran detil/pembuatan
lembar peta optis;
18. Melakukan penggambaran semi detil;
19. Melakukan plotting sederhana;
20. Membuat mosaik citra semi kontrol.

8
c. Surveyor Pemetaan Pelaksana Lanjutan, yaitu:
1. Melakukan penyiapan fasilitas peralatan
dan evaluasi data;
2. Menyusun petunjuk teknis survei;
3. Menyusun desain kerangka kontrol survei
sederhana;
4. Menyusun rencana operasional survei
lapangan semi detil;
5. Mengecek peralatan elektronik;
6. Merawat peralatan elektronik;
7. Membuat sketsa/gambar hasil orientasi
dan diskripsi detil;
8. Melakukan pengukuran detil;
9. Menggambar hasil pengamatan survei dan
membuat diskripsi detil;
10. Menghitung data survei detil;
11. Melakukan penyiapan fasilitas analisa dan
evaluasi data;
12. Menyusun desain kerangka kontrol
pemetaan sederhana;
13. Menyusun rencana operasional pemetaan
semi detil;
14. Merawat peralatan elektronik;
15. Melakukan pengumpulan data analog
utama;
16. Melakukan penggambaran titik kontrol
hasil ukuran detil;
17. Melakukan pengukuran detil/pembuatan
lembar peta elektronis;
18. Melakukan penggambaran detil;
19. Melakukan plotting semi detil;
20. Membuat mosaik citra semi kontrol.

d. Surveyor Pemetaan Penyelia, yaitu:


1. Menyusun petunjuk pelaksanaan
pengumpulan dan pengolahan data;
2. Menyusun petunjuk pelaksanaan analisa
dan evaluasi data;
3. Menyusun petunjuk evaluasi desain
kerangka kontrol survei;
4. Menyusun desain kerangka kontrol survei
semi detil;
9
5. Menyusun rencana operasional survei
lapangan detil;
6. Menyusun pedoman pengecekan peralatan
mekanis;
7. Melakukan
orientasi/pendahuluan/rekonesen
sederhana;
8. Melakukan pengamatan survei sederhana;
9. Melakukan perekaman sederhana;
10. Melakukan analisa dan evaluasi data survei
sederhana;
11. Menyajikan data hasil survei secara
manual sederhana;
12. Memberikan pelayanan informasi
sederhana;
13. Menyusun petunjuk pelaksanaan
pengumpulan dan pengolahan data;
14. Menyusun petunjuk evaluasi kerangka
kontrol pemetaan;
15. Menyusun desain kerangka kontrol
pemetaan semi detil;
16. Meyusun rencana operasional pemetaan
detil;
17. Menguji bahan-bahan penunjang;
18. Membuat desain peta skala besar;
19. Melakukan pengumpulan data digital
penunjang;
20. Melakukan pengolahan dan analisa data
analog;
21. Menyajikan data hasil pemetaan
sederhana;
22. Melakukan pengolahan data sederhana;
23. Melakukan pengecekan lapangan dan
toponimi sederhana;
24. Melakukan proses kartografi sederhana;
25. Melakukan proses triangulasi udara
sederhana;
26. Melakukan penafsiran, diliniasi, dan
simbolisasi sederhana;
27. Melakukan plotting detil;
28. Memberikan pelayanan informasi
pemetaan sederhana.
10
(2) Rincian kegiatan Surveyor Pemetaan tingkat ahli,
sebagai berikut:
a. Surveyor Pemetaan Pertama, yaitu:
1. Menyusun desain analisa dan evaluasi
data;
2. Menyusun petunjuk pelaksanaan desain
kerangka kontrol survei;
3. Menyusun desain kerangka kontrol survei
detail;
4. Menyusun petunjuk evaluasi rencana
operasional survei lapangan;
5. Menyusun pedoman pengecekan peralatan
optis;
6. Menyusun rencana survei jangka pendek;
7. Melakukan orientasi/pendahuluan/rekonesen
semi detil;
8. Melakukan pengamatan survei semi detil;
9. Melakukan perekaman semi detil;
10. Melakukan penafsiran data survei
sederhana;
11. Melakukan pengujian hasil penafsiran data
survei sederhana;
12. Melakukan penyempurnaan hasil
penafsiran data survei sederhana;
13. Mengendalikan mutu data survei
sederhana;
14. Melakukan analisa dan evaluasi data survei
semi detil;
15. Menyajikan data hasil survei secara
otomatis;
16. Mengendalikan mutu data survei
sederhana;
17. Melakukan supervisi survei sederhana;
18. Menyebarluaskan hasil survei melalui mass
media nasional;
19. Memberikan pelayanan informasi semi
detil;
20. Memberikan jasa konsultasi sederhana;

11
21. Menyusun desain kerangka kontrol
pemetaan detil;
22. Menyusun desain rencana operasional
pemetaan;
23. Menyusun petunjuk evaluasi desain
rencana operasional pemetaan;
24. Menyusun rencana pemetaan jangka
pendek;
25. Menyusun spek teknis pemetaan;
26. Menguji bahan-bahan dengan bahan
utama;
27. Membuat desain peta skala menengah;
28. Melakukan pengumpulan data digital
utama;
29. Memilih dan menentukan kriteria data
analog penunjang;
30. Memilih dan menentukan kriteria data
digital penunjang;
31. Melakukan pengolahan dan analisa data
digital;
32. Menyajikan data hasil pemetaan semi
detil;
33. Melakukan penyempurnaan peta
sederhana;
34. Melakukan pengolahan data semi detil;
35. Melakukan koreksi hasil penggambaran
sederhana;
36. Melakukan pengecekan lapangan dan
toponimi semi detil;
37. Melakukan proses kartografi semi detil;
38. Melakukan proses triangulasi udara semi
detail;
39. Melakukan penafsiran, deliniasi dan
simbolisasi semi detil;
40. Menyebarluaskan hasil pemetaan internal;
41. Menyebarluaskan hasil pemetaan nasional;
42. Memberikan pelayanan informasi
pemetaan semi detil;

12
43. Memberikan jasa konsultasi pemetaan
sederhana.

b. Surveyor Pemetaan Muda, yaitu:


1. Menyusun petunjuk pelaksanaan desain
pengumpulan dan pengolahan data;
2. Menyusun petunjuk pelaksanaan survei;
3. Menyusun petunjuk pelaksanaan rencana
operasional survei lapangan;
4. Menyusun pedoman pengecekan peralatan
elektronik;
5. Menyusun rencana survei jangka
menengah;
6. Melakukan orientasi/pendahluluan/rekonesen
detil;
7. Melakukan pengamatan survei detil;
8. Melakukan perekaman detil;
9. Melakukan penafsiran data survei semi
detil;
10. Melakukan pengujian hasil penafsiran data
survei semi detil;
11. Melakukan penyempurnaan hasil
penafsiran data survei semi detil;
12. Mengendalikan mutu survei semi detil;
13. Melakukan analisa dan evaluasi data survei
detil;
14. Menyajikan data hasil survei secara
otomatis/komputer/digital;
15. Mengendalikan mutu data survei semi
detil;
16. Melakukan supervisi survei semi detil;
17. Menyebarluaskan hasil survei melalui mass
media regional;
18. Memberikan pelayanan informasi detil;
19. Memberikan jasa konsultasi semi detil;
20. Menyusun petunjuk pelaksanaan desain
pengumpulan dan pengolahan data;
21. Menyusun petunjuk pelaksanaan analisa
dan evaluasi data;
13
22. Melakukan penyiapan fasilitas desain
kerangka kontrol pemetaan;
23. Menyusun petunjuk pelaksanaan rencana
operasional pemetaan;
24. Menyusun rencana pemetaan jangka
menengah;
25. Menyusun juklak pemetaan;
26. Membuat desain peta skala kecil;
27. Memilih dan menentukan kriteria data
analog utama;
28. Memilih dan menentukan kriteria data
digital utama;
29. Menyajikan data hasil pemetaan semi
detil;
30. Melakukan penyempurnaan peta semi
detil;
31. Melakukan pengolahan data detil;
32. Melakukan koreksi hasil penggambaran
semi detil;
33. Melakukan pengcekan lapangan dan
toponimi detil;
34. Melakukan proses kartografi detil;
35. Melakukan kontrol mutu pemetaan
sederhana;
36. Melakukan proses triangulasi udara detil;
37. Melakukan penafsiran, deliniasi dan
simbolisasi detil;
38. Melakukan supervisi pemetaan analog;
39. Menyebarluaskan hasil pemetaan nasional;
40. Menyebarluaskan hasil pemetaan regional
bulletin;
41. Memberikan pelayanan informasi detil;
42. Memberikan jasa konsultasi pemetaan
semi detil.

c. Surveyor Pemetaan Madya, yaitu:


1. Menyusun desain pengumpulan dan
pengolahan data;

14
2. Menyusun desain pedoman dan metode
survei;
3. Menyusun desain rencana operasional
survei lapangan;
4. Menyusun rencana survei jangka panjang;
5. Melakukan penafsiran data survei detil;
6. Melakukan pengujian hasil penafsiran data
survei detil;
7. Melakukan penyempurnaan hasil
penafsiran data survei detil;
8. Mengendalikan mutu survei detil;
9. Mengendalikan mutu data survei detil;
10. Melakukan supervisi survei detil;
11. Menyebarluaskan hasil survei melalui mass
media Internasional;
12. Memberikan jasa konsultasi detil;
13. Menyusun desain pengumpulan dan
pengolahan data;
14. Menyusun desain analisa dan evaluasi
data;
15. Menyusun petunjuk pelaksanaan desain
kerangka kontrol pemetaan;
16. Menyusun rencana pemetaan jangka
panjang;
17. Menyusun desain pedoman dan metode
pemetaan;
18. Melakukan penyempurnaan peta detil;
19. Melakukan koreksi hasil penggambaran
detil;
20. Melakukan kontrol mutu pemetaan semi
detil;
21. Melakukan kontrol mutu pemetaan detil;
22. Melakukan supervisi pemetaan digital;
23. Menyebarluaskan hasil pemetaan
internasional;
24. Memberikan jasa konsultasi pemetaan
detil.

15
(3) Surveyor Pemetaan Pelaksana Pemula sampai
dengan Surveyor Pemetaan Penyelia yang
melaksanakan kegiatan pengembangan profesi
dan penunjang tugas Surveyor Pemetaan diberikan
nilai angka kredit sebagaimana tercantum dalam
Lampiran I.
(4) Surveyor Pemetaan Pertama sampai dengan
surveyor Pemetaan Madya yang melaksanakan
kegiatan pengembangan profesi dan penunjang
tugas Surveyor Pemetaan diberikan nilai angka
kredit sebagaimana tercantum dalam Lampiran II.
Pasal 8
Apabila pada suatu unit kerja tidak terdapat Surveyor
Pemetaan yang sesuai dengan jenjang jabatannya untuk
melaksanakan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam
pasal 7 ayat (1) dan ayat (2), maka Surveyor Pemetaan
lain yang berada satu tingkat diatas atau satu tingkat
dibawah jenjang jabatannya dapat melakukan kegiatan
tersebut berdasarkan penugasan secara tertulis dari
pimpinan unit kerja yang bersangkutan.

Pasal 9
Penilaian angka kredit pelaksanaan tugas sebagaimana
dimaksud dalam pasal 8 ditetapkan sebagai berikut:
a. Surveyor Pemetaan yang melaksanakan tugas
Surveyor Pemetaan diatas jenjang jabatannya,
angka kredit yang diperoleh ditetapkan sebesar 80%
(delapan puluh persen) dari setiap angka kredit butir
kegiatan yang dilakukan sebagaimana tercantum
dalam Lampiran I dan Lampiran II.

b. Surveyor Pemetaan yang melaksanakan tugas


Surveyor Pemetaan dibawah jenjang jabatannya,
angka kredit yang diperoleh ditetapkan sama dengan
angka kredit dari setiap butir kegiatan yang
dilakukan sebagaimana tercantum dalam Lampiran I
dan Lampiran II.

16
Pasal 10
(1) Unsur kegiatan yang dinilai dalam memberikan
angka kredit terdiri dari:
a. Unsur utama;
b. Unsur penunjang;

(2) Unsur utama terdiri dari:


a. Pendidikan;
b. Kegiatan survei;
c. Kegiatan pemetaan;
d. Pengembangan profesi.

(3) Unsur penunjang adalah kegiatan yang


mendukung pelaksanaan survei dan pemetaan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 angka 5.
(4) Rincian kegiatan Surveyor Pemetaan dan angka
kredit masing-masing unsur sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1), untuk Surveyor
Pemetaan tingkat terampil sebagaimana tercantum
dalam Lampiran I, dan untuk Surveyor Pemetaan
tingkat ahli sebagaimana tercantum pada
Lampiran II.

Pasal 11
(1) Jumlah angka kredit kumulatif minimal yang harus
dipenuhi oleh setiap Pegawai Negeri Sipil untuk
dapat diangkat dalam jabatan dan kenaikan
jabatan/pangkat Surveyor Pemetaan tingkat
terampil, adalah sebagaimana tercantum dalam
Lampiran III, dan bagi Surveyor Pemetaan tingkat
ahli adalah sebagaimana tercantum dalam
Lampiran IV, dengan ketentuan;
a. sekurang-sekurangnya 80% (delapan puluh
persen) angka kredit berasal dari unsur utama;
b. sebanyak-banyaknya 20% (dua puluh persen)
angka kredit berasal dari unsur penunjang.

17
(2) Surveyor Pemetaan Madya yang akan naik
pangkat setingkat lebih tinggi menjadi Pembina
Tingkat I golongan ruang IV/b, atau Pembina
Utama Muda golongan ruang IV/c, diwajibkan
mengumpulkan sekurang-kurangnya 12 (dua
belas) angka kredit dari unsur pengembangan
profesi.
(3) Surveyor Pemetaan yang memiliki angka kredit
melebihi angka kredit yang ditentukan untuk
kenaikan jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi,
kelebihan angka kredit tersebut dapat
diperhitungkan untuk kenaikan jabatan/pangkat
berikutnya.
(4) Surveyor Pemetaan yang telah mencapai angka
kredit untuk kenaikan jabatan/pangkat pada tahun
pertama dalam masa jabatan yang didudukinya
atau pangkat yang dimilikinya, pada tahun
berikutnya diwajibkan mengumpulkan angka kredit
sekurang-kurangnya 20% (dua puluh persen) dari
jumlah angka kredit yang dipersyaratkan untuk
kenaikan jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi
yang berasal dari kegiatan survei dan atau
kegiatan pemetaan.
(5) Surveyor Pemetaan Penyelia, pangkat Penata
Tingkat I, golongan ruang III/d, setiap tahun sejak
menduduki pangkat/jabatannya diwajibkan
mengumpulkan angka kredit dari kegiatan survey,
kegiatan pemetaan dan atau pengembangan
profesi sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) angka
kredit;
(6) Surveyor Pemetaan Madya pangkat Pembina
Utama Muda, golongan ruang IV/c, setiap tahun
sejak menduduki pangkat/jabatannya diwajibkan
mengumpulkan angka kredit dari kegiatan survei,
kegiatan pemetaan dan atau pengembangan
profesi sekurang-kurangnya 20 (dua puluh) angka
kredit.

18
Pasal 12
(1) Surveyor Pemetaan yang secara bersama-sama
membuat karya tulis/karya ilmiah di bidang
kegiatan survei dan kegiatan pemetaan,
pembagian angka kreditnya ditetapkan sebagai
berikut:
a. 60% (enam puluh persen) bagi penulis utama;
b. 40% (empat puluh persen) bagi semua
penulis pembantu.

(2) Jumlah penulis pembantu sebagaimana dimaksud


dalam ayat (1) huruf b, sebanyak-banyaknya 3
(tiga) orang.

BAB VI
PENILAIAN DAN PENETAPAN ANGKA KREDIT

Pasal 13
(1) Surveyor Pemetaan yang menurut perhitungan
sendiri telah dapat memenuhi jumlah angka kredit
yang ditentukan untuk kenaikan jabatan/pangkat,
secara hirarkhi dapat mengusulkan penilaian dan
penetapan angka kredit kepada Pejabat yang
berwenang menetapkan angka kredit.
(2) Penilaian dan penetapan angka kredit Surveyor
Pemetaan dilakukan sekurang-kurangnya 2 (dua)
kali dalam 1 (satu) tahun, yaitu 3 (tiga) bulan
sebelum periode kenaikan pangkat Pegawai Negeri
Sipil.

Pasal 14
(1) Pejabat yang berwenang menetapkan angka
kredit, adalah:
a. Kepala BAKOSURTANAL atau pejabat lain yang
ditunjuk, bagi Surveyor Pemetaan Madya yang
bekerja di lingkungan BAKOSURTANAL dan
Instansi lainnya.

19
b. Sekretaris Utama BAKOSURTANAL atau
pejabat lain yang ditunjuk serendah-
rendahnya eselon II, bagi Surveyor Pemetaan
Pelaksana Pemula sampai dengan Surveyor
Pemetaan Penyelia dan Suveyor Pemetaan
Pertama sampai dengan Surveyor Pemetaan
Muda yang bekerja di lingkungan
BAKOSURTANAL.
c. Kepala Dinas/Kantor/Badan di Propinsi yang
membidangi survei dan pemetaan bagi
Surveyor Pemetaan Pelaksana Pemula sampai
dengan Surveyor Pemetaan Penyelia dan
Surveyor Pemetaan Pertama sampai dengan
Surveyor Pemetaan Muda yang bekerja di
lingkungan Pemerintah Daerah Propinsi.
d. Kepala Dinas/Kantor/Badan di Kabupaten/
Kota yang membidangi survei dan pemetaan
bagi Surveyor Pemetaan Pelaksana Pemula
sampai dengan Surveyor Pemetaan Penyelia
dan Surveyor Pemetaan Pertama sampai
dengan Surveyor Pemetaan Muda yang
bekerja di lingkungan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota.
e. Pimpinan Instansi yang bersangkutan atau
Pejabat lain yang ditunjuk serendah-
rendahnya eselon II, bagi Surveyor Pemetaan
Pelaksana Pemula sampai dengan Surveyor
Pemetaan Penyelia dan Surveyor Pemetaan
Pertama sampai dengan Surveyor Pemetaan
Muda yang bekerja di luar instansi tersebut
huruf a sampai dengan huruf d.
(2) Dalam melaksanakan tugasnya, pejabat
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dibantu
oleh:

a. Tim Penilai Jabatan Surveyor Pemetaan Pusat


bagi Kepala BAKOSURTANAL atau pejabat lain
yang ditunjuk, yang selanjutnya disebut Tim
Penilai Pusat.

20
b. Tim Penilai jabatan Surveyor Pemetaan
BAKOSURTANAL bagi Sekretaris Utama
BAKOSURTANAL atau pejabat lain yang
ditunjuk serendah-rendahnya eselon II, yang
selanjutnya disebut Tim Penilai
BAKOSURTANAL.
c. Tim Penilai Jabatan Surveyor Pemetaan
Propinsi bagi Kepala Dinas/Kantor/Badan di
Propinsi yang membidangi survei dan
pemetaan, yang selanjutnya disebut Tim
Penilai Propinsi.
d. Tim penilai jabatan Surveyor Pemetaan
Kabupaten/Kota bagi Kepala
Dinas/Kantor/Badan di Kabupaten/Kota yang
membidangi survei dan pemetaan yang
selanjutnya disebut Tim Penilai
Kabupaten/Kota.
e. Tim penilai jabatan Surveyor Pemetaan
Instansi bagi pimpinan instansi yang
bersangkuatan atau pejabat lain yang ditunjuk
serendah-rendahnya eselon II, yang
selanjutnya disebut Tim Penilai Instansi.

Pasal 15
(1) Susunan dan keanggotaan Tim Penilai
sebagaimana dimaksud dalam pasal 14 ayat (2)
terdiri dari Pegawai Negeri Sipil dengan susunan
sebagai berikut:
a. Seorang Ketua merangkap anggota;
b. Seorang Wakil Ketua merangkap anggota;
c. Seorang Sekretaris merangkap Anggota;
d. Sekurang-kurangnya 4 (empat) orang
Anggota;
(2) Pembentukan dan susunan anggota Tim Penilai
ditetapkan oleh:
a. Kepala BAKOSURTANAL atau pejabat lain yang
ditunjuk untuk Tim Penilai Pusat.

21
b. Sekretaris Utama BAKOSURTANAL atau
pejabat lain yang ditunjuk serendah-
rendahnya eselon II untuk Tim Penilai
BAKOSURTANAL
c. Kepala Dinas/Kantor/Badan di Propinsi yang
membidangi survei dan pemetaan untuk Tim
Penilai Propinsi.
d. Kepala Dinas/Kantor/Badan di Kabupaten/Kota
yang membidangi survei dan pemetaan untuk
Tim Penilai Kabupaten/Kota.
e. Pimpinan Instansi yang bersangkutan atau
pejabat lain yang ditunjuk serendah-
rendahnya eselon II untuk Tim Penilai
Instansi.
(3) Anggota Tim Penilai adalah Surveyor Pemetaan
atau pejabat lainnya di lingkungan
BAKOSURTANAL atau Instansi lainnya, dengan
ketentuan:
a. Jabatan/pangkatnya serendah-rendahnya
sama dengan jabatan/pangkat dari Surveyor
Pemetaan yang dinilai.
b. Memiliki keahlian dan kemampuan untuk
menilai prestasi kerja Surveyor Pemetaan, dan
c. Dapat aktif melakukan penilaian prestasi kerja
Surveyor Pemetaan.

(4) Masa Jabatan Tim Penilai sebagaimana dimaksud


Pasal 14 ayat (2) adalah 3 (tiga) tahun.

Pasal 16
(1) Pegawai Negeri Sipil yang telah menjadi Anggota
Tim Penilai dalam 2 (dua) masa jabatan berturut-
turut dapat diangkat kembali setelah melampaui
tenggang waktu 1 (satu) masa jabatan.

(2) Dalam hal terdapat Anggota Tim Penilai yang ikut


dinilai, maka Ketua Tim Penilai sebagai tersebut
dalam Pasal 15 ayat (1) dapat mengangkat
anggota Tim Penilai Pengganti.

22
(3) Dalam hal Tim Penilai belum dapat dibentuk
karena belum memenuhi persyaratan yang
ditentukan, maka Penilaian angka kredit bagi
surveyor pemetaan yang ada di lingkungan
masing-masing dilaksanakan oleh Tim Penilai
Kabupaten/Kota lain atau Tim Penilai Propinsi,
atau Tim Penilai BAKOSURTANAL, atau Tim Penilai
Pusat.

Pasal 17
Tata kerja dan tata cara penilaian Tim Penilai ditetapkan
oleh Kepala BAKOSURTANAL selaku Pimpinan Instansi
Pembina Jabatan Surveyor Pemetaan.

Pasal 18
Usul penetapan angka kredit Surveyor Pemetaan
diajukan oleh:
a. Sekretaris Utama BAKOSURTANAL atau pejabat lain
yang ditunjuk serendah-rendahnya eselon II, Kepala
Dinas/Kantor/Badan di Propinsi yang membidangi
survei dan pemetaan, Kepala Dinas/Kantor/Badan di
Kabupaten/Kota yang membidangi survei dan
pemetaan, Pimpinan instansi yang bersangkutan
atau pejabat lain yang ditunjuk serendah-rendahnya
eselon II kepada Kepala BAKOSURTANAL atau
pejabat lain yang ditunjuk, untuk angka kredit
Surveyor Pemetaan Madya yang bekerja di
lingkungan BAKOSURTANAL dan instansi lainnya.
b. Kepala Bagian yang membidangi urusan
kepegawaian kepada Sekretaris Utama
BAKOSURTANAL atau pejabat lain yang ditunjuk
serendah-rendahnya eselon II, untuk angka kredit
Surveyor Pemetaan Pelaksana Pemula sampai
dengan Surveyor Pemetaan Penyelia dan Surveyor
Pemetaan Pertama sampai dengan Surveyor
Pemetaan Muda yang bekerja di lingkungan
BAKOSURTANAL.

23
c. Pejabat serendah-rendahnya eselon III yang
membidangi urusan kepegawaian kepada Kepala
Dinas/Kantor/Badan di Propinsi yang membidangi
survei dan pemetaan, untuk angka kredit Surveyor
Pemetaan Pelaksana Pemula sampai dengan
Surveyor Pemetaan Penyelia dan Surveyor Pemetaan
Pertama sampai dengan Surveyor Pemetaan Muda
yang bekerja di lingkungan Pemerintah Daerah
Propinsi.
d. Pejabat serendah-rendahnya eselon IV yang
membidangi urusan kepegawaian kepada Kepala
Dinas/Kantor/Badan di Kabupaten/Kota yang
membidangi survei dan pemetaan, untuk angka
kredit Surveyor Pemetaan Pelaksana Pemula sampai
dengan Surveyor Pemetaan Penyelia dan Surveyor
Pemetaan Pertama sampai dengan Surveyor
Pemetaan Muda yang bekerja di lingkungan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.
e. Pejabat serendah-rendahnya eselon III yang
membidangi urusan kepegawaian kepada Pimpinan
Instansi yang bersangkutan atau pejabat lain yang
ditunjuk serendah-rendahnya eselon II, untuk angka
kredit Surveyor Pemetaan Pelaksana Pemula sampai
dengan Surveyor Pemetaan Penyelia dan Surveyor
Pemetaan Pertama sampai dengan Surveyor
Pemetaan Muda yang bekerja di lingkungan instansi
masing-masing.

Pasal 19

(1) Angka kredit yang ditetapkan oleh pejabat yang


berwenang menetapkan angka kredit digunakan
untuk mempertimbangkan kenaikan
jabatan/pangkat Surveyor Pemetaan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

(2) Terhadap keputusan pejabat yang berwenang


menetapkan angka kredit, tidak dapat diajukan
keberatan.

24
BAB VII
PEJABAT YANG BERWENANG MENGANGKAT DAN
MEMBERHENTIKAN DALAM
DAN DARI JABATAN

Pasal 20
Pejabat yang berwenang mengangkat dan
memberhentikan Pegawai Negeri Sipil dalam dan dari
jabatan Surveyor Pemetaan, adalah Pejabat Pembina
Kepegawaian yang bersangkutan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB VIII
SYARAT PENGANGKATAN DALAM JABATAN
SURVEYOR PEMETAAN

Pasal 21
(1) Pegawai Negeri Sipil yang diangkat untuk pertama
kali dalam jabatan Surveyor Pemetaan tingkat
terampil harus memenuhi syarat sebagai berikut :
a. Serendah-rendahnya berijasah Sekolah
Lanjutan Tingkat Atas;
b. Serendah-rendahnya menduduki pangkat
Pengatur Muda, golongan ruang II/a ;
c. Telah mengikuti dan lulus pendidikan dan
pelatihan fungsional di bidang survei dan
pemetaan; dan
d. Setiap unsur penilaian prestasi kerja sekurang-
kurangnya bernilai baik dalam 1 (satu) tahun
terakhir.

(2) Pegawai Negeri Sipil yang diangkat untuk


pertamakali dalam jabatan Surveyor Pemetaan
tingkat ahli, harus memenuhi syarat sebagai
berikut :

25
a. Serendah-rendahnya berijasah Sarjana (S1)/
Diploma IV sesuai dengan kualifikasi yang
ditentukan untuk jabatan Surveyor Pemetaan
tingkat ahli;
b. Serendah-rendahnya menduduki pangkat
Penata Muda golongan ruang III/a;
c. Telah mengikuti dan lulus pendidikan dan
pelatihan fungsional di bidang survei dan
pemetaan; dan
d. Setiap unsur penilaian prestasi kerja sekurang-
kurangnya bernilai baik dalam 1 (satu) tahun
terakhir.

(3) Penetapan jenjang jabatan Surveyor Pemetaan


tingkat terampil dan Surveyor Pemetaan tingkat
ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan
ayat (2), ditetapkan berdasarkan jumlah angka
kredit yang diperoleh dari unsur utama dan
penunjang.

(4) Kualifikasi pendidikan untuk jabatan Surveyor


Pemetaan sebagaimana dimaksud ayat (1) dan
ayat (2), ditetapkan lebih lanjut oleh Kepala
BAKOSURTANAL.

Pasal 22
Di samping persyaratan sebagaimana dimaksud Pasal
21, pengangkatan dalam jabatan Surveyor Pemetaan
harus :
a. Sesuai dengan formasi jabatan Surveyor Pemetaan
yang ditetapkan oleh Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara.
b. Memenuhi angka kredit kumulatif minimal yang
ditentukan untuk jenjang jabatannya.

26
Pasal 23

(1) Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dari jabatan


lain ke dalam jabatan Surveyor Pemetaan tingkat
terampil atau Surveyor Pemetaan tingkat ahli
dapat dipertimbangkan dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. Memenuhi syarat sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 21 ayat (1) atau ayat (2) dan
Pasal 22;
b. Memiliki pengalaman dalam kegiatan survei
dan kegiatan pemetaan sekurang-kurangnya 2
(dua) tahun;
c. Usia setinggi-tingginya 5 (lima) tahun sebelum
mencapai batas usia pensiun dalam jabatan
terakhir yang didudukinya; dan
d. Setiap unsur penilaian prestasi kerja sekurang-
kurangnya bernilai baik dalam 1 (satu) tahun
terakhir.

(2) Pangkat yang ditetapkan bagi Pegawai Negeri Sipil


sebagaimana dimaksud pada ayat (1), adalah
sama dengan pangkat yang dimiliki, dan jenjang
jabatannya ditetapkan sesuai dengan jumlah
angka kredit yang ditetapkan oleh pejabat yang
berwenang.

(3) Jumlah angka kredit sebagaimana dimaksud ayat


(2), diperoleh dari kegiatan unsur utama dan
penunjang.

Pasal 24
Surveyor Pemetaan tingkat terampil yang memiliki/
memperoleh ijazah Sarjana (S-1)/ Diploma IV dapat
diangkat sebagai Surveyor Pemetaan tingkat ahli,
sepanjang ijasah yang dimiliki sesuai dengan kualifikasi
yang ditentukan untuk jabatan Surveyor Pemetaan dan
memenuhi jumlah angka kredit yang ditentukan.

27
BAB IX
PEMBEBASAN SEMENTARA, PENGANGKATAN
KEMBALI, PEMBERHENTIAN DAN PERPINDAHAN
DARI JABATAN SURVEYOR PEMETAAN

Pasal 25
(1) Surveyor Pemetaan Pelaksana Pemula pangkat
Pengatur Muda golongan ruang II/a sampai
dengan Surveyor Pemetaan Penyelia pangkat
Penata golongan ruang III/c dibebaskan
sementara dari jabatannya apabila dalam jangka
waktu 5 (lima) tahun sejak menduduki pangkat
terakhir tidak dapat mengumpulkan angka kredit
yang ditentukan untuk kenaikan pangkat setingkat
lebih tinggi.
(2) Surveyor Pemetaan Pertama pangkat Penata Muda
golongan ruang III/a sampai dengan Surveyor
Pemetaan Madya pangkat Pembina Tingkat I
golongan ruang IV/b, dibebaskan sementara dari
jabatannya apabila dalam jangka waktu 5 (lima)
tahun sejak menduduki pangkat terakhir tidak
dapat mengumpulkan angka kredit yang
ditentukan untuk kenaikan pangkat setingkat lebih
tinggi.
(3) Surveyor Pemetaan Penyelia pangkat Penata
Tingkat I golongan ruang III/d dibebaskan
sementara dari jabatannya apabila dalam setiap
tahun sejak diangkat dalam pangkat/jabatan
terakhir tidak dapat mengumpulkan angka kredit
sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) dari kegiatan
survei, kegiatan pemetaan dan atau
pengembangan profesi.
(4) Surveyor Pemetaan Madya pangkat Pembina
Utama Muda, golongan ruang IV/c dibebaskan
sementara dari jabatannya apabila dalam setiap
tahun sejak menduduki pangkat/jabatan terakhir
tidak dapat mengumpulkan angka kredit 20 (dua
puluh) yang berasal dari kegiatan survei, kegiatan
pemetaan, dan atau pengembangan profesi.

28
(5) Di samping pembebasan sementara sebagaimana
dimaksud ayat (1), ayat (2), ayat (3) dan ayat (4),
Surveyor Pemetaan juga dibebaskan sementara
dari jabatannya, apabila:
a. Dijatuhi hukuman disiplin Pegawai Negeri Sipil
dengan tingkat hukuman disiplin sedang atau
berat berupa jenis hukuman disiplin
penurunan pangkat;
b. Diberhentikan sementara sebagai Pegawai
Negeri Sipil;
c. Ditugaskan secara penuh di luar jabatan
Surveyor Pemetaan;
d. Menjalani cuti di luar tanggungan negara,
kecuali untuk persalinan keempat dan
seterusnya; atau
e. Menjalani tugas belajar lebih dari 6 (enam)
bulan.

Pasal 26
(1) Surveyor Pemetaan yang telah selesai menjalani
pembebasan sementara sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 25 dapat diangkat kembali dalam
jabatan Surveyor Pemetaan.
(2) Pengangkatan kembali dalam jabatan Surveyor
Pemetaan sebagaimana dimaksud ayat (1), dapat
menggunakan angka kredit terakhir yang
dimilikinya dan dari prestasi dibidang survei dan
pemetaan yang diperoleh selama tidak menduduki
jabatan Surveyor Pemetaan.

Pasal 27

Surveyor Pemetaan diberhentikan dari jabatannya


apabila:

a. Dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak dibebaskan


sementara dari jabatan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 25 ayat (1) dan ayat (2) tidak dapat

29
mengumpulkan angka kredit yang ditentukan untuk
kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi;

b. Dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak dibebaskan


sementara dari jabatannya sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 25 ayat (3) dan ayat (4), tidak dapat
mengumpulkan angka kredit yang ditentukan; atau

c. Dijatuhi hukuman disiplin Pegawai Negeri Sipil


dengan tingkat hukuman disiplin berat dan telah
mempunyai kekuatan hukum yang tetap, kecuali
hukuman disiplin berat berupa penurunan pangkat.

Pasal 28

Untuk kepentingan dinas dan atau dalam rangka


menambah pengetahuan, pengalaman dan
pengembangan karier, Surveyor Pemetaan dapat
dipindahkan ke jabatan struktural atau jabatan
fungsional lain, sepanjang memenuhi persyaratan
jabatan yang ditentukan.

BAB X
PENYESUAIAN DALAM JABATAN DAN ANGKA
KREDIT

Pasal 29
(1) Pegawai Negeri Sipil yang pada saat ditetapkan
keputusan ini telah bertugas sebagai Surveyor
Pemetaan berdasarkan keputusan pejabat yang
berwenang, dapat disesuaikan/inpassing dalam
jabatan Surveyor Pemetaan, dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. Disesuaikan dalam jabatan Surveyor Pemetaan
tingkat terampil, apabila memenuhi syarat:
1. serendah-rendahnya berijasah Sekolah
Lanjutan Tingkat Atas;
2. serendah-rendahnya menduduki pangkat
Pengatur Muda, golongan ruang II/a; dan

30
3. setiap unsur penilaian prestasi kerja
sekurang-kurangya bernilai baik dalam 1
(satu) tahun terakhir.
b. Disesuaikan dalam jabatan Surveyor Pemetaan
ahli, apabila memenuhi syarat:
1. serendah-rendahnya berijasah Sarjana
(S-1)/ Diploma IV sesuai dengan kualifikasi
yang ditentukan untuk jabatan Surveyor
Pemetaan;
2. serendah-rendahnya menduduki pangkat
Penata Muda, golongan ruang III/a; dan
3. setiap unsur penilaian prestasi kerja
sekurang-kurangya bernilai baik dalam 1
(satu) tahun terakhir.

(2) Untuk menjamin perolehan angka kredit bagi


Pegawai Negeri Sipil yang disesuaikan/inpassing
sebagaimana dimaksud ayat (1), maka dalam
pelaksanaan penyesuaian/inpassing perlu memper-
timbangkan formasi jabatan Surveyor Pemetaan.

(3) Angka kredit kumulatif untuk


penyesuaian/inpassing dalam jabatan Surveyor
Pemetaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
adalah sebagaimana tercantum dalam:
a. Lampiran V, untuk Surveyor Pemetaan tingkat
terampil.
b. Lampiran VI, untuk Surveyor Pemetaan tingkat
ahli.

BAB XI
PENUTUP

Pasal 30
Petunjuk pelaksanaan keputusan ini, diatur lebih lanjut
oleh Kepala Badan Koordinator Survey dan Pemetaan
Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian Negara.

31
Pasal 31
Apabila ada perubahan mendasar sehingga Keputusan ini
tidak sesuai lagi dengan perkembangan keadaan, maka
Keputusan ini dapat ditinjau kembali.

Pasal 32

Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 3 Desember 2002

MENTERI
PENDAYAGUNAAN APARATUR
NEGARA

t.t.d.

FEISAL TAMIN

32
LAMPIRAN I : KEPUTUSAN MENTERI
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
NOMOR : 134/KEP/M. PAN/12/2002
TANGGAL : 3 DESEMBER 2002

RINCIAN KEGIATAN SURVEYOR PEMETAAN TINGKAT TERAMPIL DAN ANGKA KREDITNYA

No. Unsur SUB UNSUR BUTIR KEGIATAN SATUAN ANGKA PELAKSANA


HASIL KREDIT
1 2 3 4 5 6 7
I PENDIDIKAN A. Pendidikan sekolah dan 1. Sarjana Muda/Akademi/Diploma III Ijazah 60 Semua jenjang
memperoleh ijazah/gelar 2. Diploma II Ijazah 40 Semua jenjang
3. SLTA/Diploma I Ijazah 25 Semua jenjang
B. Pendidikan dan pelatihan 1. Lamanya lebih dari 960 jam Sertifikat 15 Semua jenjang
Fungsional Surveyor 2. Lamanya antara 641 960 jam Sertifikat 9 Semua jenjang
Pemetaan Serta 3. Lamanya antara 681 640 jam Sertifikat 6 Semua jenjang
memperoleh Surat Tanda 4. Lamanya antara 161 480 jam Sertifikat 3 Semua jenjang
Tamat Pendidikan dan 5. Lamanya antara 81 160 jam Sertifikat 2 Semua jenjang
Pelatihan (STTP) atau 6. Lamanya antara 30 80 jam Sertifikat 1 Semua jenjang
Sertifikat.

II KEGIATAN SURVEI A. Melakukan persiapan survei 1. Melakukan persipan pengumpulan dan


pengolahan data.
a. Menyusun petunjuk pelaksanaan Setiap Juklak 0.48 Surveyor Pemetaan
pengumpulan dan pengolahan data Penyelia
b. Melakukan penyiapan fasilitas Setiap Dokumen 0.06 Surveyor Pemetaan
pengumpulan dan pengolahan data Pelaksana
2. Menyusun persipan analisa dan evaluasi
data.
a. Menyusun petunjuk pelaksanaan Setiap Juklak 0.56 Surveyor Pemetaan
analisa dan evaluasi data Penyelia
b. Melakukan penyiapan fasilitas Setiap Dokumen 0.16 Surveyor Pemetaan
peralatan dan evaluasi data Pelaksana Lanjutan
3. Menyusun pedoman dan metode survei : Setiap Juklak 0.22 Surveyor Pemetaan
Menyusun petunjuk teknis survei Pelaksana Lanjutan
4. Membuat desain kerangka kontrol survei Setiap Juklak 0.53 Surveyor Pemetaan
a. menyusun petunjuk evaluasi desain Penyelia
kerangka kontrol survei.

33
1 2 3 4 5 6 7
b. Menyusun desain kerangka kontrol
survei
1) Sederhana Setiap Desain 0.14 Surveyor Pemetaan
Pelaksana Lanjutan
2) Semi Detil Setiap Desain 0.27 Surveyor Pemetaan
Penyelia
c. Melakukan penyiapan fasilitas desain Setiap Dokumen 0.04 Surveyot Pemetaan
Kerangka kontrol survei Pelaksana
5. Membuat rencana operasional survei
lapangan :
a. Menyusun rencana operasioan
survei lapangan
1) Sederhana Setiap Dokumen 0.06 Surveyor Pemetaan
Pelaksana
2) Semi Detil Setiap Dokumen 0.15 Surveyor Pemetaan
Pelaksana Lanjutan
3) Detil Setiap Dokumen 0.31 Surveyor Pemetaan
Penyelia
b. Menyusun Penyiapan fasilitas Setiap Dokumen 0.04 Surveyor Pemetaan
rencana operasional survei Pelaksana Pemula
lapangan
6. Menyusun pedoman pengecekan Setiap Juklak 0.12 Surveyor Pemetaan
peralatan mekanis Penyelia

7. Mengecek peralatan :
a. Mekanis Setiap Laporan 0.02 Surveyor Pemetaan
Pelaksana Pemula
b. Optis Setiap Laporan 0.02 Surveyor Pemetaan
Pelaksana
c. Elektronik Setiap Laporan 0.03 Surveyor Pemetaan
Pelaksana Lanjutan
8. Merawat peralatan
a. Mekanis Setiap Laporan 0.01 Surveyor Pemetaan
Pelaksana Pemula
b. Optis Setiap Laporan 0.02 Surveyor Pemetaan
Pelaksana
c. Elektronik Setiap Laporan 0.07 Surveyor Pemetaan
Pelaksana Lanjutan

34
1 2 3 4 5 6 7
B. Melakukan survei 1. Melakukan orientasi/pendahuluan/ Setiap Laporan 0.10 Surveyor Pemetaan
lapangan rekonesen secara sederhana Penyelia
2. Membuat sketsa/gambar
a. Sederhana Setiap Sketsa Deskripsi 0.03 Surveyor Pemetaan
Pelaksana Pemula
b. Semi Detil Setiap Sketsa Deskripsi 0.06 Surveyor Pemetaan
Pelaksana
c. Detil Setiap Sketsa Deskripsi 0.25 Surveyor Pemetaan
Pelaksana Lanjutan
3. Melakukan Pengukuran
a. Sederhana Setiap Tbl/Bk.Ukr/Dgrm 0.04 Surveyor pemetaan
Pelaksana Pemula
b. Semi Detil Setiap Tbl/Bk.Ukr/Dgrm 0.08 Surveyor Pemetaan
Pelaksana
c. Detil Setiap Tbl/Bk.Ukr/Dgrm 0.25 Surveyor Pemetaan
Pelaksana Lanjutan
4. Melakukan Pengamatan Survei Setiap Laporan 0.36 Surveyor Pemetaan
Sederhana Penyelia
5. Melakukan Perekaman Sederhana Setiap Laporan 0.22 Surveyor Pemetaan
Penyelia
6. Menggambar hasil pengamatan survei
dan membuat deskripsi :
a. Sederhana Setiap Peta/Laporan 0.03 Surveyor Pemetaan
Pelaksana Pemula
b. Semi Detil Setiap Peta/Laporan 0.06 Surveyor Pemetaan
Pelaksana
c. Detil Setiap Peta/Laporan 0.25 Surveyor Pemetaan
Pelaksana Lanjutan
C. Melakukan pemrosesan 1. Menghitung Data Survei
data hasil survei a. Sederhana Setiap Laporan 0.07 Surveyor Pemetaan
Pelakana Pemula
b. Semi Detil Setiap Laporan 0.08 Surveyor Pemetaan
Pelaksana

35
1 2 3 4 5 6 7
c. Detil Setiap Laporan 0.35 Surveyor Pemetaan
Pelaksana Lanjutan
2. Melakukan analisa dan evaluasi data Setiap Llaporan 0.48 Surveyor Pemetaan
survei secara sederhana. Penyelia
3. Menyajikan data hasil survey secara Setiap 0.20 Surveyor Pemetaan
manual/sederhana Tbl/Gmbr/Dskrp Penyelia
D. Memasyrakatkan hasil 1. Menyebarluaskan hasil survei melalui mass Setiap Naskah 0.12 Surveyor Pemetaan
Survei media internal. Penyelia
2. Memberikan Pelayanan Informasi secara Setiap Laporan 0.16 Surveyor Pemetaan
sederhana. Penyelia
III. KEGIATAN PEMETAAN A. Melakukan persiapan 1. Melakukan persiapan pengumpulan dan
pemetaan pengolahan data :
a. Menyusun petunjuk pelaksanaan Setiap Juklak 0.46 Surveyor Pemetaan
pengumpulan dan pengolahan data Penyelia.
b. Melakukan penyiapan fasilitas Setiap Dokumen 0.06 Surveyor Pemetaan
pengumpulan dan pengolahan data Pelaksana
2. a. Menyusun persiapan analisa dan Setiap Juklak 0.12 Surveyor Pemetaan
evaluasi data Pelaksana Lanjutan
3. Membuat desain kerangka kontrol Setiap Juklak 0.30 Surveyor Pemetaan
pemetaan Penyelia
a. Menyusun petunjuk evaluasi desain
kerangka kontrol pemetaan
b. Menyusun desain kerangka kontrol
pemetaan
1). Sederhana Setiap Desain 0.02 Surveyor Pemetaan
Pelaksana Lanjutan
2). Semi Detil Setiap Desain 0.10 Surveyor Pemetaan
Penyelia
4. Menyusun rencana operasional pemetaan
a. Sederhana Setiap Laporan 0.03 Surveyor Pemetaan
Pelaksana
b. Semi Detil Setiap Laporan 0.12 Surveyor Pemetaan
Pelaksana Lanjutan

36
1 2 3 4 5 6 7
c. Detil Setiap Laporan 0.38 Surveyor Pemetaan
Penyelia
a. Menyiapkan bahan-bahan untuk pemetaan
a. Analog Setiap Laporan 0.03 Surveyor Pemetaan
Pelaksana Pemula
b. Digital Setiap Laporan 0.07 Surveyor Pemetaan
Pelaksana
5. Menguji bahan bahan penunjang Setiap Laporan 0.06 Surveyor Pemetaan
Penyelia
7. Menyiapkan perangkat pemetaan
a. Analog Setiap Laporan 0.06 Surveyor Pemetaan
Pelaksana Pemula
b. Digital Setiap Laporan 0.06 Surveyor Pemetaan
Pelaksana
8. Merawat peralatan : Setiap Laporan 0.02 Surveyor Pemetaan
a. Mekanis Pelaksana Pemula
b. Optis Setiap Laporan 0.12 Surveyor Pemetaan
Pelaksana
c. Elektronik Setiap Laporan 0.34 Surveyor Pemetaan
Pelaksana Lanjutan
9. Membuat Desain peta skala besar Setiap Laporan 0.68 Surveyor Pemetaan
Penyelia
B. Melakukan Pemetaan 1. Melakukan Pengumpulan data analog
a. Utama Setiap Laporan 0.25 Surveyor Pemetan
Pelaksana Lanjutan
b. Penunjang Setiap Laporan 0.07 Surveyor Pemetaan
Pelaksana
2. Melakukan pengumpulan data digital Setiap Laporan 0.30 Surveyor Pemetaan
penunjang Penyelia
3. Melakukan pengolahan dan analisa data Setiap Laporan 0.30 Surveyor Pemetaan
analog. Penyelia

37
1 2 3 4 5 6 7
4. Menyajikan data hasil pemetaan secara Setiap Peta 0.14 Surveyor Pemetaan
sederhana Penyelia
5. Melakukan penggambaran titik kontrol
hasil ukuran
a. Sederhana Setiap Laporan 0.02 Surveyor Pemetaan
Pelaksana Pemula
b. Semi detil Setiap Laporan 0.03 Surveyor Pemetaan
Pelaksana
c. Detil Setiap Laporan 0.12 Surveyor Pemetaan
Pelaksana Lanjutan
6. Melakukan pengukuran detil/pembuatan
lembar peta
a. Mekanis Setiap Laporan 0.03 Surveyor Pemetaan
Pelaksana Pemula
b. Optis Setiap Laporan 0.04 Surveyor Pemetaan
Pelaksana
c. Elektronik Setiap Laporan 0.15 Surveyor Pemetaan
Pelaksana Lanjutan
6. Melakukan pengolahan data secara Setiap Tbl/Dgrm/lap 0.32 Surveyor Pemetaan
sederhana Penyelia
8. Melakukan penggambaran :
a. Sederhana Setiap Peta/Skts/Gbr 0.04 Surveyor Pemetaan
Pelaksana Pemula
b. Semi detil Setiap Peta/Skts/Gbr 0.06 Surveyor Pemetaan
Pelaksana
c. Detil Setiap Peta/Skts/Gbr 0.20 Surveyor Pemetaan
Pelaksana Lanjutan
9. Melakukan pengecekan lapangan dan Setiap Laporan 0.20 Surveyor Pemetaan
toponomi secara sederhana Penyelia
10. Melakukan proses kartografi secara Setiap Peta 0.12 Surveyor Pemetaan
sederhana Penyelia
11. Melakukan proses triangulasi udara Setiap Titik Kontrol 0.12 Surveyor Pemetaan
secara sederhana Penyelia
12. Melakukan penafsiran, dilinasi dan Setiap Laporan 0.12 Surveyor Pemetaan
simbolisasi secara sederhana Penyelia

38
1 2 3 4 5 6 7
13. Melakukan ploting :
a. Sederhana Setiap Peta 0.02 Surveyor Pemetaan
Pelaksana
b. Semi detil Setiap Peta 0.08 Surveyor Pemetaan
Pelaksana Lanjutan
c. Detil Setiap Peta 0.20 Surveyor Pemetaan
Penyelia
14. Membuat mosaik citra
a. Kontrol Setiap Mosaik 0.16 Surveyor Pemetaan
Peta Foto Pelaksana Lanjutan
b. Semi kontrol Setiap Mosaik 0.05 Surveyor Pemetaan
Peta Foto Pelaksana
c. Uncontrol Setiap Mosaik 0.02 Surveyor Pemetaan
Peta Foto Pemula
C. Memasyarakatkan hasil Memberikan Pelayanan Informasi secara Setiap Laporan 0.16 Surveyor Pemetaan
pemetaan sederhana Penyelia
IV PENGEMBAGAN A. Melakukan kegiatan 1. Karya ilmiah hasil penelitian, pengkajian,
PROFESI karya tulis ilmiah survei dan atau evaluasi di bidang survei dan
dibidang survei dan pemetaan yang dipublikasikan;
a. dalam bentuk buku yang diterbitkan dan Setiap Buku 12,5 Semua jenjang
pemetaan
diedarkan secara nasional
b. dalam majalah ilmiah yang diakui oleh Setiap Naskah 6 Semua jenjang
instansi yang berwenang
2. Karya tulis berupa tinjauan atau ulasan ilmiah
hasil gagasan sendiri dalam bidang survei
dan pemetaan yang tidak dipublikasikan
tetapi didokumentasikan pada perpustakaan
instansi bersangkutan dalam bentuk :
a. Buku Setiap Buku 8 Semua jenjang
b. Makalah Setiap Naskah 4 Semua jenjang

39
1 2 3 4 5 6 7
3. Makalah berupa tinjauan atau ulasan ilmiah
hasil gasasan sendiri dalam bidang survei dan
pemetaan yang tidak dipublikasikan tetapi
didokumentasikan pada perpustakaan
instansi yang bersangkutan :
a. Buku Setiap Buku 7,5 Semua jenjang
b. Makalah Setiap Makalah 3,5 Semua jemjang
4. Tulisan ilmiah popular di bidang survei dan Setiap Karya Semua jenjang
pemetaan yang disebarluaskan melalui media 2
masa
5. Menyampaikan prasaran berupa tinjauan Setiap Naskah Semua jenjang
gagasan atau ulasan ilmiah di bidang survei 2,5
dan pemetaan dalam pertemuan ilmiah
B. Menerjemahkan/ 1. Terjemahan/saduran buku di bidang survei
menyadur buku dan dan pemetaan yang dipublikasikan :
bahan lainnya di bidang a. Dalam bentuk buku yang diterbitkan Setiap Buku 7 Semua jenjang
survei dan pemetan atau diedarkan secara nasional
b. Dalam majalah ilmiah yang diakui oleh Setiap Naskah 3 Semua jenjang
instansi yang berwenang.
2. Terjemahan/saduran buku di bidang survei
dan pemetaan yang tidak dipublikasikan :
a. Dalam bentuk buku Setiap Buku 3 Semua jenjang
b. Dalam bentuk makalah Setiap Makalah 1,5 Semua jenjang
V PENUNJANG TUGAS A. Mengajar atau melatih Mengajar atau melatih pada pendidikan dan Setiap 2 jam 0,04 Semua jenjang
SURVEYOR pelatihan pegawai pelajaran
PEMETAAN B. Mengikuti seminar atau 1. Tingkat internasional/nasional
lokakarya a. Pemrasaran Setiap kegiatan 3 Semua jenjang
b. Moderator/pembahas/nara sumber Setiap kegiatan 2 Semua jenjang
c. Peserta Setiap kegiatan 1 Semua jenjang
C. Menjadi anggota Tingkat internasional/nasional
organisasi profesi survei Sebagai pengurus aktif Setiap tahun 1 Semua jenjang
dan pemetaan Sebagai anggota Setiap tahun 0,5 Semua jenjang

40
1 2 3 4 5 6 7
D. Menjadi anggota tim Menjadi anggota aktif tim penilai Surveyor Tahun 0,5 Semua jenjang
Penilai Jabatan Pemetaan
Fungsional Surveyor
Pemetaan
E. Memperoleh Tanda kehormatan Satyalencana Karya Satya : Setiap piagam 3 Semua jenjang
Penghargaan 1. 30 (tiga puluh) tahun
kesarjanaan lainnya 2. 20 (dua puluh) tahun Setiap piagam 2 Semua jenjang
3. 10 (sepuluh) tahun Setiap piagam 1 Semua jenjang
F. Memperoleh gelar Memperoleh ijazah/gelar yang tidak sesuai
kesarjanaan lainnya. dengan bidang tugasnya
1. Sarjana/DIV Ijazah 5 Semua jenjang
2. Sarjana Muda/DIII Ijazah 3 Semua jenjang
3. Diploma II Ijasah 1 Semua jenjang

MENTERI
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

ttd.

FEISAL TAMIN

41
LAMPIRAN II : KEPUTUSAN MENTERI
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
NOMOR : 134/KEP/M. PAN/12/2002
TANGGAL : 3 DESEMBER 2002

RINCIAN KEGITAN SURVEYOR PEMETAAN TINGKAT AHLI DAN ANGKA KREDITNYA

NO. UNSUR SUB UNSUR BUTIR KEGIATAN SATUAN ANGKA PELAKSANA


HASIL REDIT
1 2 3 4 5 6 7
I PENDIDIKAN A. Pendidikan sekolah dan 1. DOKTOR (S3) Ijazah 150 Semua jenjang
Memperoleh ijazah/gelar 2. Pasca Sarjana / S2 Ijazah 100 Semua jenjang
3. Sarjana/Diploma IV Ijazah 75 Semua jenjang
B. Pendidikan dan Pelatihan 1. Lamanya lebih 960 jam Sertifikat 15 Semua jenjang
Fungsional Surveyor 2. Lamanya antara 641 960 jam Sertifikat 9 Semua jenjang
Pemetaan serta 3. Lamanya antara 481 640 jam Sertifikat 6 Semua jenjang
memperoleh Surat Tanda 4. Lamanya antara 161 480 jam Sertifikat 3 Semua jenjang
Tamat Pendidikan dan 5. Lamanya antara 81 160 jam Sertifikat 2 Semua jenjang
Pelatihan ( STTPP ) 6. Lamanya anatara 30 80 jam Sertifikat 1 Semua jenjang
II KEGIATAN SURVEI A. Melakukan persiapan 1. Melakukan persiapan pengumpulan dan
survei Pengolahan data :
a. Menyusun desain pengumpulan dan Setiap Desain 0.63 Surveyor Pemetaan
pengolahan data Madya
b. Menyusun petunjuk pelaksana desain Setiap Juklak 0.51 Surveyor Pemetaan
pengumpulan dan pengolahan data Muda
2. Menyusun desain analisa dan evaluasi data Setiap Desain 0.18 Surveyor Pemetaan
Pertama
3. Menyusun pedoman dan metode survei Surveyor Pemetaan
a. Menyusun desai pedoman dan metode Setiap Desain 0.79 Madya
survei
b. Menyusun petunjuk pelaksana survei Setiap Juklak 0.49 Surveyor Pemetaan
Muda
4. Membuat desain kerangka kontrol survei
a. Menyusun petunjuk pelaksana desain Setiap Juklak 0.26 Surveyor Pemetaan
kerangka kontrol survei Pertama
b. Menyusun desain kerangka kontrol Setiap Desain 0.19 Surveyor Pemetaan
survei detil Pertama

42
1 2 3 4 5 6 7
5. Membuat rencana operasional survei lapangan
a. Menyusun desain rencana operasional Setiap Desain 0.54 Surveyor Pemetaan
survei lapangan Madya
b. Menyusun petunjuk pelaksanaan rencana Setiap Juklak 0.38 Surveyor Pemetaan
operasional survei lapangan Muda
c. Menyusun petunjuk evaluasi rencana Setiap Juklak 0.16 Surveyor Pemetaan
operasional survei lapangan Pertama
6. Menyusun pedoman pengecekan peralatan : Setiap Juklak Surveyor Pemetaan
a. Optis 0.08 Pertama
b. Elektronik Setiap Juklak 0.20 Surveyor Pemetaan
Muda
7. Menyusun rencana survei
a. Jangka Pendek Setiap Rencana 0.22 Surveyor Pemetaan
Pertama
b. Jangka Menengah Setiap Rencana 0.40 Surveyor Pemetaan
Muda
c. Jangka Panjang Setiap Rencana 0.54 Surveyor Pemetaan
Madya
B. Melakukan survei 1. Melakukan orientasi/pendahuluan/ rekonesen
lapangan b. Semi Detil Setiap Laporan 0.10 Surveyor Pemetaan
Pertama
c. Detil Setiap Laporan 0.30 Surveyor Pemetaan
Muda
2. Melakukan pengamatan survei Setiap Laporan 0.36
b. Semi Detil Surveyor Pemetaan
Pertama
c. Detil Setiap Laporan 0.84 Surveyor Pemetaan
Muda
3. Melakukan perekaman
b. Semi Detil Setiap Laporan 0.20 Surveyor Pemetaan
Pertama
c. Detil Setiap Laporan 0.64 Surveyor Pemetaan
Muda
4. Melakukan Penafsiran Data Survei
a. Sederhana Setiap Llaporan 0.16 Surveyor Pemetaan
Pertama
b. Semil Detil Setiap Llaporan 0.52 Surveyor Pemetaan
Muda
c. Detil Setiap Lapoaran 1.11 Surveyor Pemetaan
Madya

43
1 2 3 4 5 6 7
5. Melakukan survei dan pengujian hasil
penafsiran data survei
a. Sederhana Setiap Laporan 0.16 Surveyor Pemetaan
Pertama
b. Semi Detil Setiap Laporan 0.36 Surveyor Pemetaan
Muda
c. Detil Setiap Laporan 0.66 Surveyor Pemetaan
Madya
6. Melakukan penyempurnaan hasil
penafsiran data survei
a. Sederhana Setiap Peta/Laporan 0.06 Surveyor Pemetaan
Pertama
b. Semi detil Setiap Peta/Laporan 0.20 Surveyor Pemetaan
Muda
c. Detil Setiap Peta/Laporan 0.45 Surveyor Pemetaan
Madya
9. Mengendalikan mutu survei
b. Sederhana Setiap Laporan 0.09 Surveyor Pemetaan
Pertama
c. Semi Detil Setiap Laporan 0.26 Surveyor Pemetaan
Muda
d. Detil Setiap Laporan 0.51 Surveyor Pemetaan
Madya
C. Melakukan pemrosesan 1. Melakukan analisa evaluasi data Setiap Laporan 0.24 Surveyor Pemetaan
data hasil survei a. Semi Detil Pertama
b. Detil Setiap Laporan 0.56 Surveyor Pemetaan
Muda
2. Menyajikan data hasil survei
a. Secara otomatis Setiap/Tbl/Gmbr/ 0.19 Surveyor Pemetaan
Deskrip Pertama
b. Secara otomatis/komputer/digital Setiap/Tbl/Gmbr/ 0.48 Surveyor Pemetaan
Deskrip Muda
3. Mengendalikan mutu data survei Surveyor Pemetaan
a. Sederhana Setiap Laporan 0.14 Pertama
b. Semi detil Setiap Laporan 0.38 Surveyor Pemetaan
Muda
c. Detil Setiap Laporan 0.90 Surveyor Pemetaan
Madya

44
1 2 3 4 5 6 7
D. Melakukan supervisi 1. Melakukan supervisi survei
survei a. Sederhana Setiap Laporan 0.16 Surveyor Pemetaan
Pertama
b. Semi Detil Setiap Laporan 0.40 Surveyor Pemetaan
Muda
c. Detil Setiap Laporan 0.66 Surveyor Pemetaan
Madya
E. Memasyarakatkan hasil 1. Menyebarluaskan hasil survei melalui mass
survei media
a. Nasional Setiap Naskah 0.08 Surveyor Pemetaan
Pertama
b. Regional Setiap Naskah 0.24 Surveyor Pemetaan
Muda
c. Internasional Setiap Naskah 0.60 Surveyor Pemetaan
Madya
2. Memberikan pelayanan informasi
a. Semi detil Setiap Laporan 0.15 Surveyor Pemetaan
Pertama
b. Detil Setiap Laporan 0.50 Surveyor Pemetaan
Muda
3. Memberikan jasa konsultasi
a. Sederhana Setiap Laporan 0.10 Surveyor Pemetaan
Pertama
b. Semi Detil Setiap laporan 0.40 Surveyor pemetaan
Muda
c. Detil Setiap laporan 0.90 Surveyor Pemetaan
Madya
III KEGIATAN A. Melakukan persiapan 1. Melakukan persiapan pengumpulan dan
PEMETAAN Pemetaan Pengolahan data
a. Menyusun desain pengumpulan- Setiap Desain 0.60 Surveyor Pemetaan
pengumpulan dan pengolahan data Madya

b. Menyusun petunjuk pelaksanaan Setiap Juklak 0.44 Surveyor Pemetaan


desain pengumpulan dan Muda
pengolahan data
2. Menyusun persiapan analisa dan evaluasi
data
a. Menyusun desain analisa dan Setiap Desain 0.60 Surveyor Pemetaan
evaluasi data Madya
b. Menyusun petunjuk pelaksanaan Setiap Juklak 0.48 Surveyor Pemetaan
Analisa dan evaluasi data Muda

45
1 2 3 4 5 6 7
3. Membuat desain kerangka kontrol
pemetaan
a. Menyusun petunjuk pelaksanaan Setiap Juklak 0.60 Surveyor Pemetaan
desain kerangka kontrol pemetaan Madya
b. Menyusun petunjuk evaluasi desain Surveyor Pemetaan
kontrol pemetaan Setiap Juklak 0.30 Muda
c. Menyusun desain kerangka kontrol Surveyor Pemetaan
pemetaan secara detil Setiap Desain 0.09 Pertama
d. Melakukan penyiapan fasilitas desain Surveyor Pemetaan
kerangka kontrol pemetaan Setiap Dokumen 0.08 Muda
4. Membuat rencana operasional pemetaan
a. Menyusun desain rencana Setiap Desain 0.43 Surveyor Pemetaan
operasional pemetaan Pertama
b. Menyusun petunjuk pelaksanaan Surveyor Pemetaan
rencana operasional pemetaan Setiap Juklak 0.38 Muda
c. Menyusun petunjuk evaluasi desain Surveyor Pemetaan
rencana operasional pemetaan Setiap Juklak 0.15 Pertama
5. Menyusun rencana pemetaan
a. Jangka Pendek Setiap Program 0.22 Surveyor Pemetaan
Pertama
b. Jangka Menengah Setiap Program 0.40 Surveyor Pemetaan
Muda
c. Jangka Panjang Setiap Program 0.54 Surveyor Pemetaan
Madya
6. Menyusun pedoman dan metode
pemetaan
a. Menyusun desain pedoman dan Setiap Desain 0.87 Surveyor Pemetaan
metoda pemetaan Madya
b. Menyusun spek teknis pemetaan Setiap Spek Teknis 0.35 Surveyor Pemetaan
Pertama
c. Menyusun juklak pemetaan Setiap Juklak 0.64 Surveyor Pemetaan
Muda
7. Menguji bahan-bahan dengan bahan
utama Setiap Laporan 0.05 Surveyor Pemetaan
Pertama
8. Membuat desain peta Surveyor Pemetaan
a. Skala Kecil Setiap Desain 0.48 Muda
b. Skala Menengah Setiap Desain 0.31 Surveyor Pemetaan
Pertama

46
1 2 3 4 5 6 7
B. Melakukan pemetaan 1. Melakukan pengumpulan data digital Setiap Laporan 0.30 Surveyor Pemetaan
utama Pertama
2. Memilih dan menentukan kreteria data
analog Setiap Laporan 0.20 Surveyor Pemetaan
a. Utama Muda
b. Penunjang Setiap Laporan 0.04 Surveyor Pemetaan
Pertama
3. Memilih dan menentukan kreteria data
digital Setiap Laporan 0.20 Surveyor Pemetaan
a. Utama Muda
b. Penunjang Setiap Laporan 0.04 Surveyor Pemetaan
Pertama
4. Melakukan pengolahan dan analisa data Setiap Laporan 0.43 Surveyor Pemetaan
digital Pertama
5. Menyajikan data hasil pemetaan Surveyor Pemetaan
a. Semi detil Peta 0.10 Pertama
b. Detil Setiap Peta 0.34 Surveyor Pemetaan
Muda
6. Melakukan penyempurnaan peta
a. Sederhana Setiap Peta 0.12 Surveyor Pemetaan
Pertama
b. Semi Detil Setiap Peta 0.30 Surveyor Pemetaan
Muda
c. Detil Setiap Peta 0.51 Surveyor Pemetaan
Madya
7. Melakukan pengolahan data
a. Semi detil Setiap Tbl/Dgrm/lap 0.21 Surveyor Pemetaan
Pertama
b. Detil Setiap Tbl/Dgrm/Lap 0.50 Surveyor Pemetaan
Muda

47
1 2 3 4 5 6 7
8. Melakukan koreksi hasil penggambaran
a. Sederhana
Setiap Peta/Skts/Gbr 0.06 Surveyor Pemetaan
Pertama
b. Semi detil Setiap Peta/Skts/Gbr 0.18 Surveyor Pemetaan
Muda
c. Detil Setiap Peta/Skts/Gbr 0.36 Surveyor Pemetaan
Madya
9. Melakukan pengecekan lapangan dan Setiap Laporan 0.20 Surveyor Pemetaan
toponimi Pertama
a. Semi detil
b. Detil Setiap Laporan 0.50 Surveyor Pemetaan
Muda
10. Melakukan proses kartografi
a. Semi detil Setiap Peta 0.12 Surveyor Pemetaan
Pertama
b. Detil Setiap Peta 0.40 Surveyor Pemetaan
Muda
11. Melakukan kontrol mutu pemetaan
a. Sederhana Setiap Laporan 0.12 Surveyor Pemetaan
Muda
b. Semi detil Setiap Laporan 0.36 Surveyor Pemetaan
Madya
c. Detil Setiap Laporan 0.60 Surveyor Pemetaan
Madya
12. Melakukan proses triangulasi udara
a. Sederhana Setiap Titk Kontrol 0.10 Surveyor Pemetaan
Pertama
b. Detil Setiap Titk Kontrol 0.30 Surveyor Pemetaan
Muda
17. Melakukan penafsiran, diliniasi dan
simbolisasi
a. Semi detil Setiap Laporan 0.16 Surveyor Pemetaan
Pertama
b. Detil Setiap Laporan 0.48 Surveyor Pemetaan
Muda

48
1 2 3 4 5 6 7
C. Melakukan supervisi 1. Melakukan Supervisi pemetaan
pemetaan a. Analog Setiap Laporan 0.20 Surveyor Pemetaan
Muda
b. Digital Setiap Laporan 0.75 Surveyor Pemetaan
Madya
D. Memasyarakatkan hasil 1. Menyebarluaskan hasil pemetaan
pemetaan melalui mass media
a. Internal Setiap Naskah 0.09 Surveyor Pemetaan
Pertama
b. Nasional Setiap Naskah 0.24 Surveyor Pemetaan
Muda
c. Regional Setiap Naskah 0.30 Surveyor Pemetaan
Muda
d. Internasional Setiap Naskah 0.60 Surveyor Pemetaan
Madya
2. Memberiikan Pelayanan Informasi
a. Semi detil Setiap Laporan 0.15 Surveyor Pemetaan
Pertama
b. Detil Setiap Laporan 0.40 Surveyor Pemetaan
Muda
3. Memberikan Jasa Konsultasi Pemetaan
a. Sederhana Setiap Laporan 0.10 Surveyor Pemetaan
Pertama
b. Semi detil Setiap Laporan 0.40 Surveyor Pemetaan
Muda
c. Detil Setiap Laporan 0.90 Surveyor Pemetaan
Madya

49
1 2 3 4 5 6 7
IV PENGEMBANGAN A. Melakukan kegiatan 1. Karya ilmiah hasil penelitian, pengkajian,
PROFESI karya tulis/karya survei dan atau evaluasi di bidang survei
ilmiah di bidang dan pemetaan yang dipublikasikan
survei dan a. dalam bentuk buku yang diterbitkan
pemetaan dan diedarkan secara nasional Setiap Buku 12,5 Semua jenjang
b. dalam majalah ilmiah yang diakui Setiap Naskah 6 Semua jenjang
instansi yang berwenang
2. Karya tulis berupa tinjauan atau ulasan
Ilmiah hasih gagasan sendiri dalam bidang
survei dan pemetaan yang tidak
dipublikasikan pada perpustakaan tetapi
didokumentasi pada perpustakaan instansi
bersangkutan dalam bentuk :
a. Buku Setiap Buku 8 Semua jenjang
b. Makalah Setiap Makalah 4 Semua jenjang
3. Makalah berupa tinjauan atau ulasan ilmiah
hasih gagasan sendiri dalam bidang survei
dan pemetaan yang tidak dipublikasikan,
tetapi didokumentasikan pada perpustakaan
instansi bersangkutan :
a. Buku Setiap Buku 7,5 Semua jenjang
b. Makalah Setiap Makalah 3,5 Semua jenjang
4. Tulisan ilmiah popular di bidang survei dan Setiap Naskah 2 Semua jenjang
pemetaan yang disebarluaskan melalui
media masa.
5. Menyampaikan prasaran berupa tinjauan Setiap Naskah 2,5 Semua jenjang
gagasan atau ulasan ilmiah di bidang survei
dan pemetaan dalam pertemuan ilmiah
B. Menerjemahkan/ 1. Terjemahan/saduran buku di bidang survei
menyadur buku dan dan pemetaan yang dipublikasikan :
bahan lainnya di a. Dalam bentuk buku yang diterbitkan
bidang survei dan atau diedarkan secara nasional Setiap Buku 7 Semua jenjang
pemetaan b. Dalam majalah ilmiah yang diakui Setiap Naskah 3 Semua jenjang
oleh instansi yang berwenang
2. Terjemahan/saduran buku di bidang survei
dan pemetaan yang tidak dipublikasikan :
a. Dalam bentuk buku Setiap Buku 3 Semua jenjang
b. Dalam bentuk makalah Setiap Makalah 1,5 Semua Jenjang

50
1 2 3 4 5 6 7
V PENUNJANG A. Mengajar atau melatih Mengajar atau melatih pada pendidikan dan Semua Jenjang
TUGAS pelatihan pegawai Setiap 2 jam pelajaran 0.04
SURVEYOR B. Mengikuti seminar 1. Tingkat internasional/nasional Semua Jenjang
PEMETAAN atau lakakarya a. Pemrasaran Setiap kegiatan 3
b. Moderator/pembahas/nara Setiap kegiatan 2 Semua Jenjang
sumber
c. Peserta Setiap kegiatan 1 Semua Jenjang
C. Menjadi anggota Tingkat internasional/nasional Setiap kegiatan 1 Semua Jenjang
organisasi profesi
survei dan pemetaan
D. Menjadi anggota tim Menjadi anggota aktif tim penilai Surveyor Setiap Tahun 0.5 Semua Jenjang
Penilai Jabatan Pemetaan
Fungsional Survei dan
Pemetaan
D. Memperoleh piagam 1. Tanda kehormatan Satyalancana Karya Setiap piagam 3 Semua Jenjang
kehormatan Satya
a. 30 (tiga puluh) tahun
b. 20 (dua puluh) tahun Setiap piagam 2 Semua Jenjang
c. 10 (sepuluh) tahun Setiap piagam 1 Semua Jenjang
2. Gelar kehormatan akademis Gelar 15 Semua Jenjang
F. Memperoleh gelar Memperoleh ijazah/gelar yang tidak sesuai
kesarjanaan lainnya dengan bidang tugasnya
1. Doktor Ijazah/gelar 15 Semua Jenjang
2. Pasca sarjana Ijazah gelar 10 Semua Jenjang
3. Sarjana/DIV Ijazah gelar 5 Semua Jenjang

MENTERI
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

ttd.

FEISAL TAMIN

51
LAMPIRAN III : KEPUTUSAN MENTERI
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
NOMOR : 134/KEP/M. PAN/12/2002
TANGGAL : 3 DESEMBER 2002

JUMLAH ANGKA KREDIT KUMULATIF MINIMAL UNTUK PENGANGKATAN DAN KENAIKAN


JABATAN/PANGKAT SURVEYOR PEMETAAN TINGKAT TERAMPIL

JENJANG JABATAN/GOLONGAN RUANG DAN ANGKA KREDIT


SURVEYOR SURVEYOR SURVEYOR
No. UNSUR PERSENTASE PEMETAAN SURVEYOR PEMETAAN PELAKSANA PEMETAAN PEMETAAN
PELAKSANA PELAKSANA PENYELIA
PEMULA LANJUTAN
II/a II/b II/c II/d III/a III/b III/c III/d
I UTAMA
A. Pendidikan
B. Kegiatan survei >80% 20 32 48 64 80 120 160 240
C. Kegiatan pemetaan
D. Pengembangan profesi
II PENUNJANG
Penunjang Tugas Surveyor <20% 5 8 12 16 20 30 40 60
Pemetaan
JUMLAH 100% 25 40 60 80 100 150 200 300

MENTERI
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

ttd.

FEISAL TAMIN

52
LAMPIRAN IV : KEPUTUSAN MENTERI
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
NOMOR : 134/KEP/M. PAN/12/2002
TANGGAL : 3 DESEMBER 2002

JUMLAH ANGKA KREDIT KUMULATIF MINIMAL UNTUK PENGANGKATAN DAN KENAIKAN


JABATAN/PANGKAT SURVEYOR PEMETAAN TINGKAT AHLI

JENJANG JABATAN/GOLONGAN RUANG DAN ANGKA KREDIT


SURVEYOR PEMETAAN SURVEYOR PEMETAAN
No. UNSUR PERSENTASE SURVEYOR PEMETAAN MADYA
PERTAMA MUDA
III/a III/b III/c III/d IV/a IV/b IV/c

I UTAMA
A. Pendidikan
B. Kegiatan survei >80% 80 120 160 240 320 440 560
C. Kegiatan pemetaan
D. Peengembangan profesi
II PENUNJANG
Penunjang Tugas Surveyor <20% 20 30 40 60 80 110 140
Pemetaan
JUMLAH 100% 100 150 200 300 400 550 700

MENTERI
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

ttd.

FEISAL TAMIN

53
LAMPIRAN V : KEPUTUSAN MENTERI
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
NOMOR : 134/KEP/M. PAN/12/2002
TANGGAL : 3 DESEMBER 2002

JUMLAH ANGKA KREDIT KUMULATIF MINIMAL


UNTUK PENYESUAIAN/INPASSING SURVEYOR PEMETAAN TINGKAT TERAMPIL

ANGKA KREDIT DAN MASA KEPANGKATAN


NO GOLONGAN/ STTB/IJAZAH YANG SETINGKAT < 1 TAHUN 1 TAHUN 2 TAHUN 3 TAHUN 4 TAHUN/
RUANG LEBIH
1 2 3 4 5 6 7 8
1 II/a Sekolah Lanjutan Tingkat Atas 25 28 31 35 40
Sekolah Lanjutan Tingkat Atas/D1 40 45 50 55 60
2 II/b Sarjana Muda/ DII/DIII 40 46 52 58 65
Sekolah Lanjutan Tingkat Atas/DI 60 65 70 75 80
3 II/c Sarjana Muda/DII/DIII 60 66 72 78 85
Sekolah Lanjutan Tingkat Atas/DI 80 83 87 91 95
4 II/d Sarjana Muda/DII/DIII 80 85 90 95 100
Sekolah Lanjutan Tingkat Atas/ DI 100 110 120 130 140
5 III/a Sarjana Muda/ DII/DIII 100 111 222 133 145
Sekolah Lanjutan Tingkat Atas/DI 150 160 170 180 190
6 III/b Sarjana Muda/ DII/ DIII 150 161 172 183 195
Sekolah Lanjutan Tingkat Atas/ DI 200 222 244 267 290
7 III/c Sarjana Muda/DII/DIII 200 223 247 271 295
Sekolah Lanjutan Tingkat Atas/DI
III/d 300 300 300 300 300
8 s/d Sarjana Muda DII/DIII

MENTERI
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

ttd.

FEISAL TAMIN
54
LAMPIRAN VI : KEPUTUSAN MENTERI
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
NOMOR : 134/KEP/M. PAN/12/2002
TANGGAL : 3 DESEMBER 2002

JUMLAH ANGKA KREDIT KUMULATIF MINIMAL


UNTUK PENYESUAIAN/INPASSING SURVEYOR PEMETAAN TINGKAT AHLI

ANGKA KREDIT DAN MASA KEPANGKATAN


NO GOLONGAN/ STTB/IJAZAH YANG SETINGKAT < 1 TAHUN 1 TAHUN 2 TAHUN 3 TAHUN 4 TAHUN/
RUANG LEBIH
1 2 3 4 5 6 7 8
1 III/a Sarjana/DIV 100 112 124 137 150
Pasca Sarjana 100 116 132 148 155
2 III/b Sarjana/DIV 150 162 174 187 200
Pasca Sarjana 150 163 177 191 205
Doktor 150 165 180 195 210
3 III/c Sarjana/ DIV 200 225 250 275 300
Pasca Sarjana 200 226 252 278 305
Doktor 200 227 254 282 310
4 III/d Sarjana/ DIV 300 325 350 375 400
Pasca sarjana 300 326 352 378 405
Doktor 300 327 354 382 410
5 IV/a Sarjana/ DIV 400 437 474 512 550
Pasca sarjana 400 438 477 516 555
Doktor 400 440 480 520 560
6 IV/b Sarjana/ DIV 550 587 624 662 700
Pasca sarjana 550 588 626 665 700
Doktor 550 590 630 670 700
7 IV/c Sarjana / DIV s/d Doktor 700 700 700 700 700

MENTERI
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

ttd.

FEISAL TAMIN

55
MENTERI
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
NOMOR : PER/60/M.PAN/6/2005

TENTANG

PERUBAHAN ATAS
KETENTUAN LAMPIRAN I DAN ATAU LAMPIRAN II
KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
TENTANG JABATAN FUNGSIONAL DAN ANGKA KREDITNYA

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA,

Menimbang : bahwa dalam rangka mengembangkan jabatan


fungsional jenjang ahli, dipandang perlu mengubah
Lampiran I dan atau II Keputusan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara tentang Jabatan
Fungsional dan Angka Kreditnya dengan Keputusan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara;

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang


Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara
Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3041), sebagaimana telah
diubah dengan Undang-undang Nomor 43
Tahun 1999 (Lembaran Negara Tahun 1999
Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3890);

2. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang


Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun
2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4437);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977


tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil
(Lembaran Negara Tahun 1977 Nomor 11,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3098),
setelah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2003
(Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 17);

56
4. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994
tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri
Sipil (Lembaran Negara Tahun 1994 Nomor 22,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3547);

5. Peraauran Pemerintah Nomor 97 Tahun 2000


tentang Formasi Pegawai Negeri Sipil
(Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 194,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4015),
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 54 Tahun 2003 (Lembaran
Negara Tahun 2003 Nomor 122, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4332);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000


tentang Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil
(Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 196,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4017),
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 12 Tahun 2002 (Lembaran
Negara Tahun 2002 Nomor 32, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4193);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 101 tahun 2000


tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan
Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Tahun
2000 Nomor 198, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4019);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003


tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan
dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil
(Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 15,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4263);

9. Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999


tentang Rumpun Jabatan Fungsional Pegawai
Negeri Sipil;

10. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005


tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara;

57
11. Peraturan Presiden Nomor 11 Tahun 2005
tentang Perubahan Kelima Atas Keputusan
Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan,
Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga
Pemerintah Non Departemen.

Memperhatikan : Pertimbangan Wakil Kepala Badan


Kepegawaian Negara dengan surat Nomor
WK26-30/V50-8/93 tanggal 29 April 2005.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN


APARATUR NEGARA TENTANG PERUBAHAN
ATAS KETENTUAN LAMPIRAN I DAN ATAU
LAMPIRAN II KEPUTUSAN MENTERI
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
TENTANG JABATAN FUNGSIONAL DAN
ANGKA KREDITNYA.

Pasal I

Mengubah ketentuan Lampiran I dan atau


Lampiran II Keputusan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Angka Kreditnya khususnya
sub unsur pendidikan sekolah dengan memperoleh
ijazah/gelar, sehingga seluruhnya berubah menjadi
berbunyi sebagai berikut :

Unsur pendidikan ijazah Doktor menjadi 200


angka kredit, ijazah Pasca Sarjana menjadi 150
angka kredit, dan ijazah Sarjana/D4 menjadi 100
angka kredit.

58
Pasal 2

Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 1 Juni 2005

MENTERI
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

ttd.

TAUFIQ EFFENDI

59
BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL
(BAKOSURTANAL)
Jl. Raya Jakarta Bogor Km. 46. Cibinong Bogor
Telpon : 021-8752062,8752063 Fax. 021-8752064
http://www.bakosurtanal.go.id

KEPUTUSAN BERSAMA
KEPALA BADAN KOORDINASI
SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL
DAN
KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA
NOMOR : 0T.02/60-KA/VII/2003
NOMOR : 26 Tahun 2003

TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL SURVEYOR
PEMETAAN DAN ANGKA KREDITNYA

KEPALA BADAN KOORDINASI


SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL
DAN
KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA,

Menimbang : a. bahwa dengan ditetapkannya Keputusan Menteri


Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
134/KEP/M.PAN/12/2002 tentang Jabatan Fungsional
Surveyor Pemetaan dan Angka Kreditnya, perlu diatur
petunjuk pelaksanaan jabatan fungsional Surveyor
Pemetaan dan Angka Kreditnya;
b. bahwa untuk tertib administrasi dalam
pelaksanaannya, dipandang perlu menetapkan
Keputusan Bersama Kepala Badan Koordinasi Survei
dan Pemetaan Nasional dan Kepala Badan
Kepegawaian Negara tentang Petunjuk Pelaksanaan
Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan dan Angka
Kreditnya;
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang
Pokok-pokok Kepegawaian sebagaimana telah
diubah dengan Undang-undang Nomor 43 Tahun
1999;
2. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang
Pemerintahan Daerah;

60
3. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1966 tentang
Pemberhentian/Pemberhentian Sementara Pegawai
Negeri;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 tentang
Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2003;

5. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1979 tentang


Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang


Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil;

7. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang


Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil;

8. Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 tentang


Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12
Tahun 2002;

9. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000


tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai
Negeri Sipil;

10. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang


Wewenang Pengangkatan, Pemindahan dan
Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil;

11. Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 tentang


Rumpun Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil;

12. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang


Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non
Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 30
Tahun 2003;

13. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara


Nomor 134/KEP/M.PAN/12/2002 tentang Jabatan
Fungsional Surveyor Pemetaan dan Angka Kreditnya.

61
MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN


KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL
DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA
TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN
FUNGSIONAL SURVEYOR PEMETAAN DAN ANGKA
KREDITNYA.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Keputusan Bersama ini, yang dimaksud dengan:

1. Surveyor Pemetaan, adalah Pegawai Negeri Sipil yang


diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara
penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan
kegiatan survei dan pemetaan.

2. Survei, adalah kegiatan untuk mendapatkan data dan


informasi dari suatu titik atau lokasi yang ada di atas atau
di bawah permukaan bumi, batas-batas wilayah, luas,
kenampakan budidaya dan non budidaya, baik secara
kuantitas maupun kualitas dengan cara pengukuran dan
penentuan kedudukan relativitasnya dalam suatu ruang
(secara geometris dan trigonometri).

3. Pemetaan, adalah penyajian hasil survei pada suatu bidang


datar dengan skala tertentu.

4. Tim Penilai Angka Kredit, adalah tim penilai yang dibentuk


dan ditetapkan oleh pejabat yang berwenang dan bertugas
menilai prestasi kerja Surveyor Pemetaan.

5. Angka kredit, adalah satuan nilai dari tiap butir kegiatan


dan/atau akumulasi nilai butir-butir kegiatan yang harus
dicapai oleh Surveyor Pemetaan dalam rangka pembinaan
karier kepangkatan dan jabatannya.

6. Pemberhentian, adalah pemberhentian dari jabatan


Surveyor Pemetaan bukan pemberhentian sebagai Pegawai
Negeri Sipil.

62
7. Instansi pembina jabatan fungsional Surveyor Pemetaan
adalah instansi yang secara fungsional bertanggung jawab
dalam kegiatan survei dan pemetaan, dalam hal ini Badan
Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional
(BAKOSURTANAL).

BAB II
USUL DAN PENETAPAN ANGKA KREDIT

Pasal 2
(1) Usul penetapan angka kredit Surveyor Pemetaan
disampaikan setelah menurut perhitungan Surveyor
Pemetaan yang bersangkutan, jumlah angka kredit yang
disyaratkan untuk kenaikan jabatan/pangkat setingkat
lebih tinggi telah dapat dipenuhi, dan dibuat sesuai
contoh formulir sebagai berikut:
a. Lampiran I.a. sampai dengan I.d untuk Surveyor
Pemetaan Tingkat Terampil;
b. Lampiran II.a sampai dengan II.c untuk Surveyor
Pemetaan Tingkat Ahli.
(2) Setiap usul penetapan angka kredit Surveyor Pemetaan
dilampiri dengan:
a. Surat pernyataan melakukan kegiatan survei dan
pemetaan dan bukti fisiknya, dibuat sesuai contoh
formulir sebagaimana tersebut pada Lampiran III;
b. Surat pernyataan melakukan kegiatan
pengembangan profesi dan bukti fisiknya, dibuat
sesuai contoh formulir sebagaimana tersebut pada
Lampiran IV;
c. Surat pernyataan melakukan kegiatan penunjang
tugas Surveyor Pemetaan dan bukti fisiknya, dibuat
sesuai contoh formulir sebagaimana tersebut pada
Lampiran V;
d. Salinan atau fotokopi Ijasah/Surat Tanda Tamat
Pendidikan dan Pelatihan (STTPL) dan atau
keterangan/penghargaan yang pernah diterima
(apabila ada) yang disahkan oleh pejabat yang
berwenang.

63
(3) Penilaian dan penetapan angka kredit untuk kenaikan
pangkat, dilakukan selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan
sebelum periode kenaikan pangkat sebagai berikut:
a. Untuk kenaikan pangkat periode April, angka kredit
ditetapkan selambat-lambatnya pada bulan Januari
tahun yang bersangkutan.
b. Untuk kenaikan pangkat periode Oktober, angka
kredit ditetapkan selambat-lambatnya pada bulan
Juli tahun yang bersangkutan.

Pasal 3
(1) Setiap usul penetapan angka kredit bagi Surveyor
Pemetaan harus dinilai secara seksama oleh Tim Penilai,
dengan berpedoman pada Lampiran I atau Lampiran II
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor 134/KEP/M.PAN/12/2002.
(2) Hasil penilaian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
ditetapkan oleh pejabat yang berwenang menetapkan
angka kredit dengan menggunakan contoh formulir
sebagaimana tersebut pada Lampiran VI, dengan
ketentuan:
a. Asli Penetapan Angka Kredit (PAK) disampaikan
kepada Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN)
atau Kepala Kantor Regional BKN yang
bersangkutan; dan
b. Tembusan PAK disampaikan kepada:
1) Surveyor Pemetaan yang bersangkutan;
2) Pimpinan Unit Kerja Surveyor Pemetaan yang
bersangkutan;
3) Sekretaris Tim Penilai yang bersangkutan;
4) Pejabat yang berwenang menetapkan angka
kredit;
5) Kepala Biro Kepegawaian/Bagian Kepegawaian
Instansi/ Badan Kepegawaian Daerah (BKD)
yang bersangkutan.
(3) Apabila pejabat yang berwenang menetapkan angka
kredit berhalangan sehingga tidak dapat menetapkan
angka kredit dalam batas waktu sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 ayat (3), maka pejabat yang berwenang

64
menetapkan angka kredit sebagaimana ditentukan
dalam Pasal 14 ayat (1) Keputusan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
134/KEP/M.PAN/12/2002 dapat mendelegasikan
kepada pejabat lain satu tingkat lebih rendah.
(4) Dalam rangka pengendalian dan tertib administrasi
penetapan angka kredit, maka spesimen tanda tangan
pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit dan
pejabat yang menerima delegasi wewenang untuk
menetapkan angka kredit sebagaimana dimaksud dalam
ayat (3) disampaikan kepada Kepala BKN atau Kepala
Kantor Regional BKN yang bersangkutan.
(5) Apabila terdapat pergantian pejabat yang berwenang
menetapkan angka kredit, maka spesimen tanda tangan
pejabat yang menggantikan disampaikan kepada Kepala
BKN atau Kepala Kantor Regional BKN yang
bersangkutan.

BAB III
TIM PENILAI

Pasal 4
(1) Syarat pengangkatan untuk menjadi Anggota Tim Penilai
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (2)
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor 134/KEP/M.PAN/12/2002, yaitu:
a. Sekurang-kurangnya menduduki jabatan/ pangkat
setingkat dengan jabatan/pangkat Surveyor
Pemetaan yang dinilai;
b. Mempunyai kompetensi untuk menilai prestasi kerja
Surveyor Pemetaan; dan
c. Dapat aktif melakukan penilaian.
(2) Masa jabatan Anggota Tim Penilai sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) adalah 3 (tiga) tahun dan
dapat diangkat kembali untuk masa jabatan berikutnya.
(3) Anggota Tim Penilai yang telah menjabat dalam 2 (dua)
masa jabatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2),
dapat diangkat kembali setelah melampaui tenggang
waktu 1 (satu) masa jabatan.

65
(4) Jumlah Anggota Tim Penilai yang berasal dari Surveyor
Pemetaan harus lebih banyak dari pada Anggota Tim
Penilai yang berasal dari pejabat lain bukan Surveyor
Pemetaan.
(5) Dalam hal komposisi jumlah Anggota Tim Penilai
sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) tidak dapat
dipenuhi, maka Anggota Tim Penilai dapat diangkat dari
pejabat lain yang mempunyai kompetensi dalam bidang
survei dan pemetaan.

Pasal 5
(1) Tugas pokok Tim Penilai Pusat adalah:
a. Membantu Kepala BAKOSURTANAL atau pejabat lain
yang ditunjuk dalam menetapkan angka kredit bagi
Surveyor Pemetaan Madya yang berkerja di
lingkungan BAKOSURTANAL dan Instansi lainnya;
dan
b. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh
Kepala BAKOSURTANAL atau pejabat lain yang
ditunjuk, yang berhubungan dengan penetapan
angka kredit sebagaimana dimaksud pada huruf a.
(2) Tugas pokok Tim Penilai BAKOSURTANAL adalah:
a. Membantu Sekretaris Utama BAKOSURTANAL atau
pejabat lain yang ditunjuk serendah-rendahnya
eselon II dalam menetapkan angka kredit bagi
Surveyor Pemetaan Pelaksana Pemula sampai
dengan Surveyor Pemetaan Penyelia dan Surveyor
Pemetaan Pertama sampai dengan Surveyor
Pemetaan Muda di lingkungan BAKOSURTANAL; dan
b. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh
Sekretaris Utama BAKOSURTANAL atau pejabat lain
yang ditunjuk serendah-rendahnya eselon II yang
berhubungan dengan penetapan angka kredit
sebagaimana dimaksud pada huruf a.
(3) Tugas pokok Tim Penilai Propinsi adalah:
a. Membantu Kepala Dinas/Kantor/Badan di Propinsi
yang membidangi survei dan pemetaan dalam
menetapkan angka kredit bagi Surveyor Pemetaan
Pelaksana Pemula sampai dengan Surveyor

66
Pemetaan Penyelia dan Surveyor Pemetaan Pertama
sampai dengan Surveyor Pemetaan Muda di
lingkungan Pemerintah Daerah Propinsi; dan
b. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh
Kepala Dinas/Kantor/Badan di Propinsi yang
membidangi survei dan pemetaan yang
berhubungan dengan penetapan angka kredit
sebagaimana dimaksud pada huruf a.
(4) Tugas pokok Tim Penilai Kabupaten/Kota adalah:
a. Membantu Kepala Dinas/Kantor/Badan di
Kabupaten/Kota yang membidangi survei dan
pemetaan dalam menetapkan angka kredit bagi
Surveyor Pemetaan Pelaksana Pemula sampai
dengan Surveyor Pemetaan Penyelia dan Surveyor
Pemetaan Pertama sampai dengan Surveyor
Pemetaan Muda di lingkungan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota; dan
b. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh
Kepala Dinas/Kantor/Badan di Kabupaten/Kota yang
membidangi survei dan pemetaan yang
berhubungan dengan penetapan angka kredit
sebagaimana dimaksud pada huruf a.
(5) Tugas pokok Tim Penilai Instansi adalah:
a. Membantu Pimpinan Instansi yang bersangkutan
atau Pejabat lain yang ditunjuk serendah-rendahnya
eselon II dalam menetapkan angka kredit bagi
Surveyor Pemetaan Pelaksana Pemula sampai
dengan Surveyor Pemetaan Penyelia dan Surveyor
Pemetaan Pertama sampai dengan Surveyor
Pemetaan Muda yang bekerja di luar instansi
BAKOSURTANAL, Pemerintah Daerah Propinsi dan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota; dan
b. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh
Pimpinan Instansi yang bersangkutan atau Pejabat
lain yang ditunjuk serendah-rendahnya eselon II yang
berhubungan dengan penetapan angka kredit
sebagaimana dimaksud pada huruf a.
(6) Apabila Tim Penilai Kabupaten/Kota belum dapat
dibentuk karena belum memenuhi kriteria Tim Penilai
yang ditentukan, maka penilaian prestasi kerja Surveyor
Pemetaan dilakukan oleh Tim Penilai Kabupaten/Kota

67
lain terdekat atau Tim Penilai Propinsi yang
bersangkutan, atau Tim Penilai BAKOSURTANAL atau
Tim Penilai Pusat.
(7) Apabila Tim Penilai Propinsi belum dapat dibentuk karena
belum memenuhi kriteria Tim Penilai yang ditentukan,
maka penilaian prestasi kerja Surveyor Pemetaan
dilakukan oleh Tim Penilai BAKOSURTANAL atau Tim
Penilai Pusat.
(8) Apabila Tim Penilai Instansi belum dapat dibentuk karena
belum memenuhi kriteria Tim Penilai yang ditentukan,
maka penilaian prestasi kerja Surveyor Pemetaan
dilakukan oleh Tim Penilai BAKOSURTANAL atau Tim
Penilai Pusat.
(9) Dalam hal terdapat Anggota Tim Penilai yang
berhalangan sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan atau
pensiun, maka Ketua Tim Penilai dapat mengusulkan
penggantian Anggota Tim Penilai kepada Pejabat yang
berwenang menetapkan Tim Penilai.
(10) Dalam hal terdapat Anggota Tim Penilai yang turut
dinilai, Ketua Tim Penilai dapat mengangkat Anggota Tim
Penilai Pengganti.
(11) Tata kerja dan tata cara Tim Penilai dalam melakukan
penilaian ditetapkan oleh Kepala BAKOSURTANAL selaku
Pimpinan Instansi Pembina Jabatan Surveyor
Pemetaan.

Pasal 6

(1) Untuk membantu Tim Penilai dalam melaksanakan


tugasnya, dibentuk Sekretariat Tim Penilai yang dipimpin
oleh seorang Sekretaris yang secara fungsional dijabat
oleh pejabat di bidang kepegawaian.

(2) Sekretariat Tim Penilai ditetapkan dengan keputusan


pejabat yang berwenang sebagaimana ditentukan dalam
Pasal 14 ayat (1) Keputusan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara Nomor 134/KEP/M.PAN/12/2002.

Pasal 7

(1) Pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit


sebagaimana ditentukan dalam Pasal 14 ayat (1)
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

68
Nomor 134/KEP/M.PAN/12/2002, dapat membentuk Tim
Penilai Teknis yang anggotanya terdiri dari para ahli, baik
Pegawai Negeri Sipil atau bukan Pegawai Negeri Sipil
yang mempunyai kemampuan teknis yang diperlukan.

(2) Tugas pokok Tim Penilai Teknis adalah memberikan


saran dan pendapat kepada Ketua Tim Penilai dalam hal
memberikan penilaian atas kegiatan yang bersifat khusus
atau kegiatan yang memerlukan keahlian tertentu.

(3) Tim Penilai Teknis bertanggungjawab kepada Ketua Tim


Penilai.

BAB IV
KENAIKAN JABATAN DAN PANGKAT
Pasal 8

(1) Penetapan angka kredit sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 3 ayat (2), digunakan sebagai dasar untuk
mempertimbangkan kenaikan jabatan dan kenaikan
pangkat Surveyor Pemetaan, sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
(2) Kenaikan jabatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
dapat dipertimbangkan apabila:
a. Sekurang-kurangnya telah 1 (satu) tahun dalam
jabatan terakhir;
b. Memenuhi angka kredit yang ditentukan untuk
kenaikan jabatan setingkat lebih tinggi; dan
c. Setiap unsur penilaian prestasi kerja atau
pelaksanaan pekerjaan dalam Daftar Penilaian
Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) sekurang-kurangnya
bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir.

(3) Kenaikan pangkat sebagaimana dimaksud dalam ayat


(1), dapat dipertimbangkan apabila:
a. Sekurang-kurangnya telah 2 (dua) tahun dalam
pangkat terakhir;
b. Memenuhi angka kredit yang ditentukan untuk
kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi; dan
c. Setiap unsur penilaian prestasi kerja atau

69
pelaksanaan pekerjaan dalam Daftar Penilaian
Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) sekurang-kurangnya
bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir.

(4) Kenaikan pangkat bagi Pegawai Negeri Sipil Pusat dan


Daerah yang menduduki jabatan Surveyor Pemetaan
Madya pangkat Pembina Tingkat I golongan ruang IV/b
menjadi Pembina Utama Muda golongan ruang IV/c
ditetapkan oleh Presiden setelah mendapat
pertimbangan teknis Kepala BKN.
(5) Kenaikan pangkat Pegawai Negeri Sipil Pusat ditetapkan
oleh Pejabat Pembina Kepegawaian Pusat yang
bersangkutan setelah mendapat pertimbangan teknis
Kepala BKN bagi:
a. Surveyor Pemetaan Pelaksana Pemula pangkat
Pengatur Muda golongan ruang II/a untuk menjadi
Surveyor Pemetaan Pelaksana pangkat Pengatur
Muda Tingkat I golongan ruang II/b sampai dengan
Surveyor Pemetaan Penyelia pangkat Penata Tingkat
I golongan ruang III/d; dan
b. Surveyor Pemetaan Pertama pangkat Penata Muda
golongan ruang III/a untuk menjadi Penata Muda
Tingkat I golongan ruang III/b sampai dengan
Surveyor Pemetaan Madya pangkat Pembina Tingkat
I golongan ruang IV/b.
(6) Penetapan kenaikan pangkat sebagaimana dimaksud
dalam ayat (5) dapat didelegasikan atau dikuasakan
kepada pejabat lain di lingkungannya.
(7) Kenaikan pangkat Pegawai Negeri Sipil Daerah Propinsi
ditetapkan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah
Propinsi yang bersangkutan setelah mendapat
pertimbangan teknis Kepala Kantor Regional BKN yang
bersangkutan bagi:
a. Surveyor Pemetaan Pelaksana Pemula pangkat
Pengatur Muda golongan ruang II/a untuk menjadi
Surveyor Pemetaan Pelaksana pangkat Pengatur
Muda Tingkat I golongan ruang II/b sampai dengan
Surveyor Pemetaan Penyelia pangkat Penata Tingkat
I golongan ruang III/d; dan
b. Surveyor Pemetaan Pertama pangkat Penata Muda
golongan ruang III/a untuk menjadi Penata Muda

70
Tingkat I golongan ruang III/b sampai dengan
Surveyor Pemetaan Madya pangkat Pembina Tingkat
I golongan ruang IV/b.
(8) Penetapan kenaikan pangkat sebagaimana dimaksud
dalam ayat (7) dapat didelegasikan atau dikuasakan
kepada pejabat lain di lingkungannya.
(9) Kenaikan pangkat Pegawai Negeri Sipil Daerah
Kabupaten/Kota yang menduduki jabatan Surveyor
Pemetaan Muda pangkat Penata Tingkat I golongan
ruang III/d untuk menjadi Surveyor Pemetaan Madya
pangkat Pembina golongan ruang IV/a sampai dengan
Pembina Tingkat I golongan ruang IV/b ditetapkan oleh
Gubernur yang bersangkutan setelah mendapat
pertimbangan teknis Kepala Kantor Regional BKN yang
bersangkutan.
(10) Kenaikan pangkat Pegawai Negeri Sipil Daerah
Kabupaten/Kota ditetapkan oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian Kabupaten/Kota yang bersangkutan
setelah mendapat pertimbangan teknis Kepala Kantor
Regional BKN bagi:
a. Surveyor Pemetaan Pelaksana Pemula pangkat
Pengatur Muda golongan ruang II/a untuk menjadi
Surveyor Pemetaan Pelaksana pangkat Pengatur
Muda Tingkat I golongan ruang II/b, sampai dengan
Surveyor Pemetaan Penyelia pangkat Penata Tingkat
I golongan ruang III/d; dan.
b. Surveyor Pemetaan Pertama pangkat Penata Muda
golongan ruang III/a untuk menjadi Penata Muda
Tingkat I golongan ruang III/b sampai dengan
Surveyor Pemetaan Muda pangkat Penata Tingkat I
golongan ruang III/d.
(11) Penetapan kenaikan pangkat sebagaimana dimaksud
dalam ayat (10) dapat didelegasikan atau dikuasakan
kepada pejabat lain dilingkungannya.

Pasal 9
Surveyor Pemetaan Tingkat Terampil yang menduduki pangkat
Pengatur Tingkat I, golongan ruang II/d ke bawah apabila
memperoleh ijasah Strata 1 (S1)/Diploma IV, dapat dipertim-
bangkan kenaikan pangkatnya menjadi Penata Muda, golongan

71
ruang III/a dan jabatan Surveyor Pemetaan Tingkat Ahli,
dengan ketentuan:
1. Ijasah/Surat Tanda Tamat Belajar harus sesuai dengan
tugas pokok dan kualifikasi yang ditentukan untuk jabatan
Surveyor Pemetaan yang ditetapkan oleh Kepala
BAKOSURTANAL;
2. Sekurang-kurangnya telah 1 (satu) tahun dalam pangkat
terakhir;
3. Setiap unsur penilaian prestasi kerja atau pelaksanaan
pekerjaan dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan
(DP-3) sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 1 (satu)
tahun terakhir;
4. Sekurang-kurangnya memenuhi jumlah angka kredit
kumulatif minimal yang ditentukan untuk pangkat Penata
Muda, golongan ruang III/a.

Pasal 10

(1) Surveyor Pemetaan yang memiliki angka kredit melebihi


angka kredit yang ditentukan untuk kenaikan
jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi, kelebihan angka
kredit tersebut dapat diperhitungkan untuk kenaikan
jabatan/pangkat berikutnya.
(2) Apabila kelebihan jumlah angka kredit sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) memenuhi jumlah angka kredit
untuk kenaikan jabatan dua tingkat atau lebih dari
jabatan terakhir yang diduduki, maka Surveyor
Pemetaan yang bersangkutan dapat diangkat dalam
jenjang jabatan sesuai dengan jumlah angka kredit yang
dimiliki, dengan ketentuan :
a. Sekurang-kurangnya telah 1 (satu) tahun dalam
jabatan terakhir; dan
b. Setiap unsur penilaian dalam DP-3 sekurang-
kurangnya bernilai baik dalam 1 (satu) tahun
terakhir.
(3) Surveyor Pemetaan yang naik jabatan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (2), setiap kali kenaikan pangkat
setingkat lebih tinggi di syaratkan mengumpulkan
sekurang-kurangnya 20% (dua puluh persen) dari
jumlah angka kredit untuk kenaikan pangkat setingkat

72
lebih tinggi tersebut, yang berasal dari kegiatan survei
dan pemetaan dan/atau pengembangan profesi.
(4) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3),
berlaku juga bagi Surveyor Pemetaan yang naik pangkat
setingkat lebih tinggi dalam jenjang jabatan yang sama.

BAB V
PENGANGKATAN, PEMBEBASAN SEMENTARA, DAN
PEMBERHENTIAN DALAM DAN DARI JABATAN
Pasal 11

Pengangkatan, pembebasan sementara, dan pemberhentian


dalam dan dari jabatan Surveyor Pemetaan, ditetapkan oleh
pejabat yang berwenang sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku, dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Untuk pengangkatan pertama kali dan pengangkatan
kembali dalam jabatan Surveyor Pemetaan ditetapkan
dengan menggunakan contoh formulir sebagaimana
tersebut pada Lampiran VII.
2. Untuk pembebasan sementara dari jabatan Surveyor
Pemetaan ditetapkan dengan menggunakan contoh
formulir sebagaimana tersebut pada Lampiran VIII.
3. Untuk pemberhentian dari jabatan Surveyor Pemetaan
ditetapkan dengan menggunakan contoh formulir
sebagaimana tersebut pada Lampiran IX.

Pasal 12
(1) Untuk menjamin tingkat kinerja Surveyor Pemetaan
dalam mencapai angka kredit untuk kenaikan
jabatan/pangkat, dalam pengangkatan Surveyor
Pemetaan harus memperhitungkan keseimbangan antara
beban kerja dengan jumlah Surveyor Pemetaan sesuai
jenjang jabatannya.
(2) Pengangkatan Surveyor Pemetaan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1), harus didasarkan pada formasi
jabatan Surveyor Pemetaan yang ditetapkan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara setelah mendapat
pertimbangan teknis Kepala BKN.

73
Pasal 13

Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dalam jabatan Surveyor


Pemetaan tidak dapat menduduki jabatan rangkap, baik
dengan jabatan fungsional lain maupun dengan jabatan
struktural.

Pasal 14

(1) Surveyor Pemetaan Pelaksana Pemula, pangkat Pengatur


Muda, golongan ruang II/a sampai dengan Surveyor
Pemetaan Penyelia, pangkat Penata, golongan ruang
III/c dan Surveyor Pemetaan Pertama, pangkat Penata
Muda, golongan ruang III/a sampai dengan Surveyor
Pemetaan Madya, pangkat Pembina Tingkat I, golongan
ruang IV/b, dibebaskan sementara dari jabatannya
apabila dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sejak
diangkat dalam pangkat terakhir tidak dapat
mengumpulkan angka kredit yang ditentukan untuk
kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi.

(2) Surveyor Pemetaan Penyelia pangkat Penata Tingkat I


golongan ruang III/d dibebaskan sementara dari
jabatannya apabila setiap tahun sejak diangkat dalam
pangkat/jabatannya tidak dapat mengumpulkan angka
kredit sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) dari kegiatan
survei dan pemetaan dan/atau pengembangan profesi.
(3) Surveyor Pemetaan Madya, pangkat Pembina Utama
Muda, golongan ruang IV/c dibebaskan sementara dari
jabatannya apabila setiap tahun sejak diangkat dalam
pangkat/jabatannya tidak dapat mengumpulkan angka
kredit sekurang-kurangnya 20 (dua puluh) dari kegiatan
survei dan pemetaan dan/atau pengembangan profesi.
(4) Selain dibebaskan sementara sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1), ayat (2), dan ayat (3), Surveyor
Pemetaan juga dibebaskan sementara dari jabatannya
apabila:
a. Dijatuhi hukuman disiplin Pegawai Negeri Sipil
dengan tingkat hukuman disiplin sedang atau berat
berupa jenis hukuman disiplin penurunan pangkat
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku; atau

74
b. Diberhentikan sementara sebagai Pegawai Negeri
Sipil berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 4
Tahun 1966; atau
c. Ditugaskan secara penuh di luar jabatan Surveyor
Pemetaan; atau
d. Cuti di luar tanggungan negara, kecuali untuk
persalinan keempat dan seterusnya; atau
e. Tugas belajar lebih dari 6 ( enam) bulan.
(5) Surveyor Pemetaan yang dibebaskan sementara
sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) huruf a, selama
menjalani masa hukuman disiplin tetap melaksanakan
tugas pokoknya, tetapi kegiatan tersebut tidak dapat
ditetapkan angka kreditnya.
(6) Surveyor Pemetaan yang dibebaskan sementara
sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) huruf e, selama
pembebasan sementara dapat dipertimbangkan kenaikan
pangkatnya secara pilihan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku apabila:
a. Sekurang-kurangnya telah 4 (empat) tahun dalam
pangkat terakhir; dan

b. Setiap unsur penilaian prestasi kerja atau


pelaksanaan pekerjaan dalam Daftar Penilaian
Pelaksanaan Pekerjaan (DP-3) sekurang-kurangnya
bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir.

Pasal 15
Surveyor Pemetaan diberhentikan dari jabatannya apabila:
1. Dijatuhi hukuman disiplin tingkat berat yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap, kecuali jenis hukuman
disiplin berat berupa penurunan pangkat; atau
2. Dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak dibebaskan
sementara dari jabatannya sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 14 ayat (1), tidak dapat mengumpulkan angka kredit
yang ditentukan untuk kenaikan pangkat setingkat lebih
tinggi; atau
3. Dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak dibebaskan
sementara dari jabatannya sebagaimana dimaksud dalam

75
Pasal 14 ayat (2) atau ayat (3), tidak dapat mengumpulkan
angka kredit yang ditentukan.

BAB VI
PENGANGKATAN KEMBALI DALAM JABATAN
SURVEYOR PEMETAAN

Pasal 16

(1) Surveyor Pemetaan yang dijatuhi hukuman disiplin


tingkat sedang atau tingkat berat berupa penurunan
pangkat berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku dapat diangkat kembali dalam jabatan
Surveyor Pemetaan apabila masa berlakunya hukuman
disiplin tersebut telah berakhir.
(2) Surveyor Pemetaan yang dibebaskan sementara
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun
1966, dapat diangkat kembali dalam jabatan Surveyor
Pemetaan, apabila berdasarkan keputusan pengadilan
yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap,
dinyatakan tidak bersalah atau dijatuhi pidana
percobaan.
(3) Surveyor Pemetaan yang ditugaskan secara penuh di
luar jabatannya, dapat diangkat kembali dalam jabatan
Surveyor Pemetaan, apabila telah selesai melaksanakan
tugas di luar jabatan Surveyor Pemetaan.
(4) Surveyor Pemetaan yang dibebaskan sementara karena
cuti di luar tanggungan negara dan telah diangkat
kembali pada instansi semula, dapat diangkat kembali
dalam jabatan Surveyor Pemetaan.
(5) Surveyor Pemetaan yang telah selesai tugas belajar lebih
dari 6 (enam) bulan, dapat diangkat kembali dalam
jabatan Surveyor Pemetaan.

Pasal 17

Pegawai Negeri Sipil yang diangkat kembali dalam jabatan


Surveyor Pemetaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16,
jabatannya ditetapkan berdasarkan angka kredit terakhir yang
dimiliki.

76
BAB VII
PERPINDAHAN JABATAN

Pasal 18
(1) Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dari jabatan lain ke
dalam jabatan Surveyor Pemetaan atau perpindahan
jabatan dapat dipertimbangkan setelah memenuhi syarat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21, Pasal 22, dan
Pasal 23 Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara Nomor 134/KEP/M.PAN/12/2002.
(2) Pangkat awal yang ditetapkan bagi Pegawai Negeri Sipil
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah sama
dengan pangkat yang dimilikinya, sedang jenjang
jabatan Surveyor Pemetaan ditetapkan sesuai dengan
angka kredit yang diperoleh dari kegiatan unsur utama
dan unsur penunjang setelah penilaian dan penetapan
angka kredit oleh pejabat yang berwenang.
(3) Bagi Surveyor Pemetaan yang karena perpindahan
jabatan memiliki pangkat/golongan ruang lebih tinggi
dari jabatan Surveyor Pemetaan yang diperolehnya
dapat mengajukan kenaikan jabatan satu tingkat lebih
tinggi setelah 1 (satu) tahun dalam jabatannya dan
memenuhi angka kredit yang ditentukan untuk kenaikan
jabatan tersebut.

BAB VIII
PENYESUAIAN/INPASSING DALAM JABATAN
DAN ANGKA KREDIT

Pasal 19
(1) Pegawai Negeri Sipil yang telah melaksanakan
tugas/kegiatan survei dan pemetaan berdasarkan
keputusan/surat pernyataan melakukan tugas dari
pejabat yang berwenang dan pada saat ditetapkan
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor 134/KEP/M.PAN/12/2002 masih melaksanakan
tugas/ kegiatan tersebut, dapat diangkat dalam jabatan
Surveyor Pemetaan melalui penyesuaian/inpassing
dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Untuk Surveyor Pemetaan Tingkat Terampil harus
memenuhi syarat:

77
1) Serendah-rendahnya berijasah SLTA;
2) Serendah-rendahnya menduduki pangkat
Pengatur Muda golongan ruang II/a; dan
3) Setiap unsur penilaian prestasi kerja atau
pelaksanaan pekerjaan dalam Daftar Penilaian
Pelaksanaan Pekerjaan (DP-3) sekurang-
kurangnya bernilai baik dalam 1 (satu) tahun
terakhir.
b. Untuk Surveyor Pemetaan Tingkat Ahli harus
memenuhi syarat:
1) Serendah-rendahnya berijasah Strata I
(S1)/Diploma IV (D.IV);
2) Serendah-rendahnya menduduki pangkat Penata
Muda golongan ruang III/a; dan
3) Setiap unsur penilaian prestasi kerja atau
pelaksanaan pekerjaan dalam Daftar Penilaian
Pelaksanaan Pekerjaan (DP-3) sekurang-
kurangnya bernilai baik dalam 1 (satu) tahun
terakhir.
(2) Jenjang jabatan dan jumlah angka kredit
penyesuaian/inpassing sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1), didasarkan pada pendidikan, pangkat, dan
masa kerja dalam pangkat terakhir sebagaimana
dimaksud dalam Lampiran V atau Lampiran VI
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor 134/KEP/M.PAN/12/2002.
(3) Masa kerja dalam pangkat terakhir untuk
penyesuaian/inpassing sebagaimana dimaksud dalam
Lampiran V atau Lampiran VI Keputusan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
134/KEP/M.PAN/12/2002 dihitung dalam pembulatan ke
bawah, yaitu :
a. Kurang dari 1 (satu) tahun, dihitung kurang 1 (satu)
tahun;
b. 1 (satu) tahun sampai dengan kurang dari 2 (dua)
tahun, dihitung 1 (satu) tahun;
c. 2 (dua) tahun sampai dengan kurang dari 3 (tiga)
tahun, dihitung 2 (dua) tahun;
d. 3 (tiga) tahun sampai dengan kurang dari 4 (empat)

78
tahun, dihitung 3 (tiga) tahun; dan
e. 4 (empat) tahun atau lebih, dihitung 4 (empat)
tahun.
(4) Penyesuaian/inpassing dalam jabatan dan angka kredit
Surveyor Pemetaan, ditetapkan oleh pejabat yang
berwenang mengangkat dan memberhentikan Surveyor
Pemetaan dengan menggunakan contoh formulir
sebagaimana tersebut dalam Lampiran X.
(5) Penyesuaian/inpassing dalam jabatan dan angka kredit
Surveyor Pemetaan sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) dilakukan setelah memperhitungkan formasi jabatan
Surveyor Pemetaan.

Pasal 20
(1) Penyesuaian/inpassing dalam jabatan dan angka kredit
Surveyor Pemetaan, ditetapkan terhitung mulai tanggal
1 Oktober 2003, dan harus selesai ditetapkan selambat-
lambatnya pada tanggal 31 Maret 2004;
(2) Pegawai Negeri Sipil yang dalam masa
penyesuaian/inpassing telah dapat dipertimbangkan
kenaikan pangkatnya, maka sebelum disesuaikan dalam
jabatan dan angka kredit terlebih dahulu
dipertimbangkan kenaikan pangkatnya agar dalam
penyesuaian/inpassing jabatan dan angka kredit telah
digunakan pangkat yang terakhir.
(3) Terhitung mulai periode kenaikan pangkat 1 April 2004,
kenaikan pangkat Surveyor Pemetaan, sudah ditetapkan
dengan angka kredit di samping memenuhi syarat lain
yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan
yang berlaku.

BAB IX
KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 21

Pegawai Negeri Sipil yang pada saat penyesuaian/inpassing


telah memiliki pangkat tertinggi berdasarkan pendidikan
terakhir yang dimiliki atau jabatan terakhir yang diduduki serta
telah memiliki masa kerja 4 (empat) tahun dalam pangkat

79
terakhir, kenaikan pangkatnya setingkat lebih tinggi dapat
dipertimbangkan mulai periode kenaikan pangkat berikutnya,
setelah penetapan penyesuaian/inpassing dalam jabatan dan
angka kredit Surveyor Pemetaan dan kepadanya diberikan
angka kredit minimal untuk pangkat yang ditetapkan.

Pasal 22
Surveyor Pemetaan yang sedang dibebaskan sementara
karena:
1. Dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang atau berat (ke-
cuali pemberhentian sebagai Pegawai Negeri Sipil); atau
2. Ditugaskan secara penuh di luar jabatan Surveyor
Pemetaan; atau
3. Cuti di luar tanggungan negara,
apabila mencapai batas usia pensiun Pegawai Negeri Sipil,
diberhentikan dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil
dengan mendapatkan hak-hak kepegawaian sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 23

(1) Untuk menjamin adanya persamaan persepsi, pola pikir


dan tindakan dalam melaksanakan pembinaan Surveyor
Pemetaan, BAKOSURTANAL selaku Instansi Pembina
Jabatan Surveyor Pemetaan melaksanakan sosialisasi
dan fasilitasi kepada pejabat yang berkepentingan dan
Surveyor Pemetaan.
(2) Untuk meningkatkan kemampuan Surveyor Pemetaan
secara profesional sesuai kompetensi jabatan,
BAKOSURTANAL selaku Instansi Pembina, antara lain
melaksanakan:
a. Penyusunan kurikulum pendidikan dan pelatihan
fungsional dan teknis fungsional bagi Surveyor
Pemetaan;
b. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan
fungsional dan teknis fungsional bagi Surveyor
Pemetaan;
c. Penetapan standar kompetensi Surveyor Pemetaan;
d. Penyusunan formasi jabatan Surveyor Pemetaan;

80
e. Pengembangan sistem informasi jabatan Surveyor
Pemetaan; dan
f. Fasilitasi penyusunan dan penetapan etika profesi
Surveyor Pemetaan.

BAB X
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 24
Petunjuk teknis pelaksanaan yang belum diatur dalam
Keputusan Bersama ini akan diatur kemudian oleh Kepala
BAKOSURTANAL dan Kepala BKN baik secara bersama-sama
atau sendiri-sendiri sesuai dengan bidang tugas masing-
masing.

Pasal 25
Untuk memperjelas dan mempermudah pelaksanaan
Keputusan Bersama ini, dilampirkan Keputusan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
134/KEP/M.PAN/12/2002 sebagaimana tersebut pada Lampiran
XI.

Pasal 26
Keputusan Bersama ini disampaikan kepada yang
berkepentingan untuk dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

Pasal 27
Keputusan Bersama ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta
pada tanggal : 14 Juli 2003

KEPALA KEPALA
BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA BADAN KOORDINASI SURVEI
DAN PEMETAAN NASIONAL

ttd. ttd.

HARDIJANTO RUDOLF W. MATINDAS

81
CONTOH : LAMPIRAN I.a : KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA
DAFTAR USUL PENETAPAN ANGKA KREDIT BADAN KOORDINASI SURVEI DAN
SURVEYOR PEMETAAN PELAKSANA PEMULA PEMETAAN NASIONAL DAN KEPALA
BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA
NOMOR : OT.02/60-KA/VIII2003
NOMOR : 26 Tahun 2003
TANGGAL : 14 Jull 2003

DAFTAR USUL PENETAPAN ANGKA KREDIT


JABATAN SURVEYOR PEMETAAN PELAKSANA PEMULA
NOMOR:

Masa penilaian tanggal ............. s.d .............

I KETERANGAN PERORANGAN
1 Nama :
2 NIP :
3 Nomor Seri KARPEG :
4 Tempat dan tanggal lahir :
5 Jenis kelamin :
6 Pendidikan yang telah diperhitungkan angka kreditnya :
7 Pangkat/golongan ruang/TMT :
Jabatan Surveyor Pemetaan Pelaksana
8
Pemula
9 Masa Kerja Golongan Lama :
Baru :
10 Unit Kerja :

82
ANGKA KREDIT MENURUT
NO UNSUR YANG DINILAI INSTANSI PENGUSUL TIM PENILAI
LAMA BARU JUMLAH LAMA BARU JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8

UNSUR UTAMA

I PENDIDlKAN
A. Pendidlkan sekolah dengan
mempero/eh ijazah/gelar
1. Diploma III
2. Diploma II
3. SlTA/Diploma I

B Pendidikan dan pelatihan fungsional di bidang survei dan pemetaan


serta memperoleh Surat Tanda Tamat Pendidikan dan
Latihan (STTPL) atau sertifikat
1. Lamanva leblh dari 960 jam
2. Lamanya 641 - 960 jam
3. Lamanya 481 - 640 jam
4. Lamanya 161 - 480 jam
5. Lamanya 81 - 160 jam
6. Lamanya 30 - 80 jam
JUMLAH
II. KEGIATAN SURVEI
A. Melakukan persiapan survei
1. Melakukan penyiapan fasllitas rencana operasional survei
lapangan.
2. Mengecek peralatan mekanis.
3. Merawat peralatan mekanis.
B. Melakukan survei lapangan
1. Membuat sketsa/gambar hasiI orientasi dan deskripsi
sederhana.
2. Melakukan pengukuran sederhana.
3. Menggambar hasiI pengamatan survey dan membuat diskripsi
sederhana.
C. Melakukan pemrosesan data hasil survei dengan menghitung
data survei secara sederhana.

83
1 2 3 4 5 6 7 8
III. KEGIATAN PEMETAAN
A. Melakukan persiapan pemetaan
1. Menyiapkan bahan-bahan untuk pemetaan analog.
2. Menyiapkan perangkat pemetaan analog
3. Merawat peralatan pemetaan mekanis.
B. Melakukan pemetaan
1. Melakukan penggambaran titik kontrol hasil ukuran sederhana.
2. Melakukan pengukuran detail/pemuatan lembar peta mekanis.
3. Melakukan penggambaran sederhana.
4. Membuat mosaik citra uncontrol.

JUMLAH

IV. KEGIATAN SURVEI DAN PEMETAAN UNTUK JENJANG SATU


TlNGKAT DI ATAS/SATU TlNGKAT DI BAWAH JENJANG
JABATANNYA

1.
2.
3.
4.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
Dst.

JUMLAH

84
1 2 3 4 5 6 7 8
V. PENGEMBANGAN PROFESI
A. Melakukan kegiatan karya tulis/karya ilmiah dibidang
survei dan pemetaan
1. Karya tulis ilmiah penelitian, pengkajian, survei dan atau
evaluasi di bidang survei dan pemetaan yang dipublikasikan:
a. Dalam bentuk buku yang diterbitkan
dan diedarkan secara naslonal
b. Dalam majalah ilmiah yang diakui
oleh instansi yang berwenang

2. Karya tulis berupa tinjauan atau ulasan ilmiah hasil gagasan


sendiri dalam bidang survei dan pemetaan yang tidak
dipublikasikan tetapi didokumentasikan pada perpustakaan
instansi bersangkutan dalam bentuk:
a. Buku
b. Makalah

3. Makalah berupa tinjauan atau ulasan ilmiah hasil gagasan


sendiri dalam bidang survei dan pemetaan yang tidak
dipublikasikan tetapi didokumentasikan pada perpustakaan
instansi yang bersangkutan dalam bentuk
a. Buku
b. Makalah
4. Tulisan ilmiah populer di bidang survei dan pemetaan yang
disebarluaskan melalui media massa

5. Menyampaikan prasaran berupa tinjauan


gagasan atau ulasan ilmiah di bidang survei
dan pemetaan dalam pertemuan iImiah
B. Menerjemahkan/menyadur buku dan bahan lainnya
di bidang survei dan pemetaan
1. Terjemahan/saduran buku di bidang survei
dan pemetaan yang dipublikasikan:
a. Dalam bentuk buku yang diterbitkan atau diedarkan
secara nasional.
b. Dalam majalah ilmiah yang diakui oleh
instansi yang berwenang

85
1 2 3 4 5 6 7 8
2. Terjemahan/saduran dalam bidang survei dan pemetaan
yang tidak dipublikasikan
a. Dalam bentuk buku
b. Dalam bentuk makalah

JUMLAH UNSUR UTAMA


VI. PENUNJANG TUGAS SURVEYOR PEMETAAN
A. Mengajar atau melatih pada pendidikan dan pelatihan pegawai

B. Mengikuti seminar atau Iokakarya


Tingkat nasional/lnternasional, sebagai:
a. Pemrasaraan
b. Moderator/pembahas/nara sumber
c. Peserta

C. Menjadi anggota organisasi profesi survei dan pemetaan


Tingkat nasional/lnternasional, sebagai:
a. Pengurus Aktif
b. Anggota

D. Menjadi anggota tim Penilai Jabatan


Fungsional Surveyor Pemetaan

E. Memperoleh penghargaan/tanda jasa


Tanda kehormatan Satyalancana Karya Satya
1. 30 (tiga puluh) tahun
2. 20 (dua puluh) tahun
3. 10 (sepuluh) tahun

F. Memperoleh ijazah/gelar kesarjanaan lainnya


1. Sarjana/ Diploma IV
2. Sarjana Muda/ Diploma III
3. Diploma II

JUMLAH UNSUR PENUNJANG


JUMLAH UNSUR UTAMA DAN UNSUR PENUNJANG

86
LAMPlRAN USUL/BAHAN YANG DINILAI

1
2
3 ........... , Tanggal...............
Pejabat Pengusul

NIP.

Catatan Tim Penilai

..........., Tanggal ...............


Ketua Tim Penilai

NIP.

Catatan Pejabat Penilai

............, Tanggal ...............


Pejabat Penilai

NIP.

87
CONTOH : LAMPIRAN I.b : KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA
DAFTAR USUL PENETAPAN ANGKA KREDIT BADAN KOORDINASI SURVEI DAN
SURVEYOR PEMETAAN PELAKSANA PEMETAAN NASIONAL DAN KEPALA
BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA
NOMOR : OT.02/60-KA/VlI/2003
NOMOR : 26 Tahun 2003
TANGGAL : 14 Juli 2003

DAFTAR USUL PENETAPAN ANGKA KREDIT


JABATAN SURVEYOR PEMETAAN PELAKSANA
NOMOR:

Masa penilaian tanggal ............. s.d .............

I KETERANGAN PERORANGAN
1 Nama :
2 NIP :
3 Nomor Seri KARPEG :
4 Tempat dan tanggal lahir :
5 Jenis kelamin :
6 Pendidikan yang telah diperhitungkan angka kreditnya :
7 Pangkat/golongan ruang/TMT :
8 Jabatan Surveyor Pemetaan Pelaksana
9 Masa Kerja Golongan Lama :
Baru :
10 Unit Kerja :

88
ANGKA KREDIT MENURUT
NO UNSUR YANG DINlLAI INSTANSI PENGUSUl TIM PENlLAI
LAMA BARU JUMLAH LAMA BARU JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8
UNSUR UTAMA
I. PENDIDlKAN
A Pendidikan sekolah dengan
Memperoleh ijazah/gelar
1. Diploma III
2. Diploma II
3. SLTA/ Diploma I

B Pendidikan dan pelatihan fungsional di bidang survei dan pemetaan


serta memperoleh Surat Tanda Tamat Pendidlkan dan
Latihan (STTPL) atau sertifikat
1. Lamanya lebih dari 960 jam
2. Lamanya 641- 960 jam
3. Lamanya 481 - 640 jam
4. Lamanya 161 - 480 jam
5. Lamanya 81 - 160 jam
6. Lamanya 30 - 80 jam
JUMLAH
II. KEGIATAN SURVEI
A. Melakukan persiapan survei
1. Melakukan penyiapan fasilitas pengumpulan dan pengolahan data.
2. Melakukan penyiapan fasilitas desain kerangka kontrol survei.
3. Menyusun rencana operasional survei lapangan sederhana.
4. Mengecek peralatan optis.
5. Merawat peralatan optis.
B. Melakukan survei lapangan
1. Membuat sketsa/ gambar hasil orientasi dan deskripsi semi detail.
2. Melakukan pengukuran semi detail.
3. Menggambar hasil pengamatan survei dan membuat deskripsi semi detail.
C. Melakukan pemrosesan data hasil survei dengan menghitung data survei secara
semi detail.

89
1 2 3 4 5 6 7 8
III. KEGIATAN PEMETAAN
A. Melakukan persiapan pemetaan
1. Melakukan fasilitas pengumpulan dan pengolahan data.
2. Menyusun rencana operasional pemetaan sederhana.
3. Menyiapkan bahan-bahan untuk pemetaan digital.
4. Menyiapkan perangkat pemetaan digital.
5. Merawat peralatan optis.
B. Melakukan pemetaan
1. Melakukan pengumpulan data analog penunjang.
2. Melakukan penggambaran titik kontrol hasil ukuran semi detail.
3. Melakukan pengukuran detail/ pembuatan lembar peta optis.
4. Melakukan penggambaran semi detail.
5. Melakukan plotting sederhana.
6. Membuat mosaik citra semi kontrol.
JUMLAH

IV. KEGIATAN SURVEI DAN PEMETAAN UNTUK JENJANG SATU TlNGKAT


DI ATAS/SATU TlNGKAT DI BAWAH JENJANG JABATANNYA

1.
2.
3.
4.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
dsl
JUMLAH

90
1 2 3 4 5 6 7 8
V. PENGEMBANGAN PROFESI
A. Melakukan kegiatan karya tulis/karya ilmiah dibidang
survei dan pemetaan
1. Karya tulis ilmiah hasil penelitian, pengkajian, survei dan atau
evaluasi di bidang survei dan pemetaan yang dipublikasikan:
a. Dalam bentuk buku yang diterbitkan
dan diedarkan secara nasional
b. Dalam majalah ilmiah yang diakui
oleh instansi yang berwenang

2. Karya tulis berupa tinjauan atau ulasan ilmiah hasil gagasan


sendiri dafam bidang survei.dan pemetaan yang tidak
dipublikasikan tetapi didokumentasikan pada perpustakaan
instansi bersangkutan dalam bentuk:
a. Buku
b. Makalah

3. Makalah berupa tinjauan atau ulasan ilmiah hasil gagasan sendiri


dalam bidang survei dan pemetaan yang tidak dipublikasikan tetapi
didokumentasikan pada perpustakaan instansi yang bersangkutan
dalam bentuk:
a. Buku
b. Makalah

4. Tulisan ilmiah populer di bidang survei dan pemetaan yang


disebarluaskan melalui media massa

5. Menyampaikan prasaran berupa tinjauan gagasan atau ulasan ilmiah di


bidang survei dan pemetaan dalam pertemuan ilmiah

B. Menerjemahkan/menyadur buku dan bahan lainnya


di bidang survei dan pemetaan
1. Terjemahan/saduran buku di bidang survei
dan pemetaan yang dipublikasikan:
a. Dalam bentuk buku yang diterbitkan atau diedarkan
secara nasional.
b. Dalam majalah IImiah yang diakui oleh
instansi yang berwenang

91
1 2 3 4 5 6 7 8
2. Terjemahan/saduran dalam bidang survei dan pemetaan
yang tidak dipublikasikan
a. Dalam bentuk buku
b. Dalam bentuk makalah

JUMLAH UNSUR UTAMA


VI. PENUNJANG TUGAS SURVEYOR PEMETAAN

A. Mengajar atau melatih pada pendidikan dan pelatihan pegawai

B. Mengikuti seminar atau lokakarya


Tingkat nasional/intemasional, sebagai:
a. Pemrasaraan
b. Moderator/ pembahas/ nara sumber
c. Peserta

C. Menjadi anggota organisasi profesi survei dan pemetaan


Tingkat nasional/internasional, sebagai:
a. Pengurus Aktif
b. Anggota

D. Menjadl anggota Tim Penilai Jabatan


Fungsional Surveyor Pemetaan

E. Memperoleh penghargaan/tanda jasa


Tanda kehormatan Satyalancana Karya Satya
1. 30 (tiga puluh) tahun
2. 20 (dua puluh) tahun
3. 10 (sepuluh) tahun

F. Memperoleh ijazah/gelar kesarjanaan lainnya


1. Sarjana/ Diploma IV
2. Sarjana Muda/ Diploma III
3. Diploma II

JUMLAH UNSUR PENUNJANG


JUMLAH UNSUR UTAMA DAN UNSUR PENUNJANG

92
LAMPlRAN USUL/BAHAN YANG DINILAI

1
2
3 ........... , Tanggal...............
Pejabat Pengusul

NIP.

Catatan Tim Penilai

..........., Tanggal ...............


Ketua Tim Penilai

NIP.

Catatan Pejabat Penilai

............, Tanggal ...............


Pejabat Penilai

NIP.

93
CONTOH : LAMPIRAN I.c : KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA
DAFTAR USUL PENETAPAN ANGKA KREDIT BADAN KOORDINASI SURVEI DAN
SURVEYOR PEMETAAN PELAKSANA LANJUTAN PEMETAAN NASIONAL DAN KEPALA
BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA
NOMOR : OT.02/60-KA/VlI/2003
NOMOR : 26 Tahun 2003
TANGGAL : 14 Juli 2003

DAFTAR USUL PENETAPAN ANGKA KREDIT


JABATAN SURVEYOR PEMETAAN PELAKSANA LANJUTAN
NOMOR:

Masa penilaian tanggal ............. s.d .............

I KETERANGAN PERORANGAN
1 Nama :
2 NIP :
3 Nomor Seri KARPEG :
4 Tempat dan tanggal lahir :
5 Jenis kelamin :
6 Pendidikan yang telah diperhitungkan angka kreditnya :
7 Pangkat/golongan ruang/TMT :
8 Jabatan Surveyor Pemetaan Pelaksana
9 Masa Kerja Golongan Lama :
Baru :
10 Unit Kerja :

94
ANGKA KREDIT MENURUT
NO UNSUR YANG DINlLAI INSTANSI PENGUSUl TIM PENlLAI
LAMA BARU JUMLAH LAMA BARU JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8
UNSUR UTAMA
I. PENDIDlKAN
A Pendidikan sekolah dengan
Memperoleh ijazah/gelar
1. Diploma III
2. Diploma II
3. SLTA/ Diploma I

B Pendidikan dan pelatihan fungsional di bidang survei dan pemetaan


serta memperoleh Surat Tanda Tamat Pendidlkan dan
Latihan (STTPL) atau sertifikat
1. Lamanya lebih dari 960 jam
2. Lamanya 641- 960 jam
3. Lamanya 481 - 640 jam
4. Lamanya 161 - 480 jam
5. Lamanya 81 - 160 jam
6. Lamanya 30 - 80 jam
JUMLAH
II. KEGIATAN SURVEI
A. Melakukan persiapan survei
1. Melakukan penyiapan fasilitas peralatan dan evaluasi data.
2. Menyusun pedoman dan metoda survei berupa petunjuk teknis survei.
3. Menvusun desain kerangka kontrol survei sederhana.
4. Menyusun rencana operasional survei lapangan semi detail.
5. Mengecek peralatan elektronik.
6. Merawat peralatan elektronik.
B. Melakukan survei lapangan
1. Membuat sketsa/ gambar hasil orientasi dan deskripsi detail.
2. Melakukan pengukuran detail.
3. Menggambar hasil pengamatan survei dan membuat deskripsi detail.
C. Melakukan pemrosesan data hasil survei dengan menghitung data survei detail.

95
1 2 3 4 5 6 7 8
III KEGIATAN PEMETAAN
A. Melakukan persiapan pemetaan
1. Melakukan penyiapan fasilitas analisa dan evaluasl data.
2. Menyusun desain kerangka kontrol pemetaan sederhana.
3. Menyusun rencana operasional pemetaan semi detail.
4. Merawat peralatan elektronik.
B. Melakukan pemetaan
1. Melakukan pengumpulan data analog utama.
2. Melakukan penggambaran titik kontrol hasil ukuran detail.
3. Melakukan pengukuran detail/ pembuatan lembar peta elektronis.
4. Melakukan penggambaran detail.
5. Melakukan plotting semi detail.
6. Membuat mosaik citra semi kontrol.

JUMLAH

IV KEGIATAN SURVEI DAN PEMETAAN UNTUK JENJANG SATU TINGKAT


DI ATAS/SATU TINGKAT DI BAWAH JENJANG JABATANNYA

1.
2.
3.
4.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
dst.
JUMLAH

96
1 2 3 4 5 6 7 8
V PENGEMBANGAN PROFESI
A. Melakukan kegiatan karya tulis/ karya ilmiah dibidang
Survei dan pemetaan
1. Karya tulis ilmiah hasil penelitian, pengkajian, survei dan atau
evaluasi di bidang survei dan pemetaan yang dipublikasikan:
a. Dalam bentuk buku yang diterbitkan dan diedarkan secara nasional
b. Dalam majalah ilmiah yang diakui oteh Instansi yang berwenang

2. Karya tulis berupa tinjauan atau ulasan ilmiah hasil gagasan


sendiri dalam bidang survei dan pemetaan yang tidak
dipublikasikan tetapi didokumentasikan pada perpustakaan
instansl bersangkutan dalam bentuk:
a. Buku
b. Makalah

3. Makalah berupa tinjauan atau ulasan ilmiah hasil gagasan sendiri


dalam bidang survei dan pemetaan yang tidak dipublikasikan tetapi
didokumentasikan pada perpustakaan instansl yang bersangkutan
dalam bentuk:
a. Buku
b. Makalah

4. Tulisan ilmiah populer di bidang survei dan pemetaan yang


disebarluaskan melalui media massa

5. Menyampaikan prasaran berupa tinjauan gagasan atau ulasan


ilmiah di bidang survei dan pemetaan dalam pertemuan ilmiah

B. Menerjemahkan/menyadur buku dan bahan lainnya


di bidang survei dan pemetaan
1. Terjemahan/saduran buku dibidang survei
dan pemetaan yang dipublikasikan:
a. Dalam bentuk buku yang diterbitkan atau diedarkan
secara naslonal.
b. Dalam majalah ilmiah yang diakui oleh
instansi yang berwenang

97
1 2 3 4 5 6 7 8
2. Terjemahan/saduran dalam bidang survei dan pemetaan
yang tidak dipublikasikan
a. Dalam bentuk buku
b. Dalam bentuk makalah

JUMLAH UNSUR UTAMA


VI. PENUNJANG TUGAS SURVEYOR PEMETAAN

A. Mengajar atau melatih pada pendidikan dan pelatihan pegawai

B. Mengikuti seminar atau lokakarya


Tingkat nasional/intemasional, sebagai:
a. Pemrasaraan
b. Moderator/ pembahas/ nara sumber
c. Peserta

C. Menjadi anggota organisasi profesi survei dan pemetaan


Tingkat nasional/internasional, sebagai:
a. Pengurus Aktif
b. Anggota

D. Menjadl anggota Tim Penilai Jabatan


Fungsional Surveyor Pemetaan

E. Memperoleh penghargaan/tanda jasa


Tanda kehormatan Satyalancana Karya Satya
1. 30 (tiga puluh) tahun
2. 20 (dua puluh) tahun
3. 10 (sepuluh) tahun

F. Memperoleh ijazah/gelar kesarjanaan lainnya


1. Sarjana/ Diploma IV
2. Sarjana Muda/ Diploma III
3. Diploma II

JUMLAH UNSUR PENUNJANG


JUMLAH UNSUR UTAMA DAN UNSUR PENUNJANG

98
LAMPlRAN USUL/BAHAN YANG DINILAI

1
2
3 ........... , Tanggal...............
Pejabat Pengusul

NIP.

Catatan Tim Penilai

..........., Tanggal ...............


Ketua Tim Penilai

NIP.

Catatan Pejabat Penilai

............, Tanggal ...............


Pejabat Penilai

NIP.

99
CONTOH : LAMPIRAN I.d : KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA
DAFTAR USUL PENETAPAN ANGKA KREDIT BADAN KOORDINASI SURVEI DAN
SURVEYOR PEMETAAN PENYELIA PEMETAAN NASIONAL DAN KEPALA
BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA
NOMOR : OT.02/60-KA/VlI/2003
NOMOR : 26 Tahun 2003
TANGGAL : 14 Juli 2003

DAFTAR USUL PENETAPAN ANGKA KREDIT


JABATAN SURVEYOR PEMETAAN PENYELIA
NOMOR:

Masa penilaian tanggal ............. s.d .............

I KETERANGAN PERORANGAN
1 Nama :
2 NIP :
3 Nomor Seri KARPEG :
4 Tempat dan tanggal lahir :
5 Jenis kelamin :
6 Pendidikan yang telah diperhitungkan angka kreditnya :
7 Pangkat/golongan ruang/TMT :
8 Jabatan Surveyor Pemetaan Pelaksana
9 Masa Kerja Golongan Lama :
Baru :
10 Unit Kerja :

100
ANGKA KREDlT MENURUT
NO UNSUR YANG DINILAI INSTANSI PENGUSUL TIM PENILAI
LAMA BARU JUMLAH LAMA BARU JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8
UNSUR UTAMA
I. PENDIDIKAN
A Pendidikan sekolah dengan
memperoleh ijazah/gelar
1. Diploma III
2. Diploma II
3. SLTA/ Diploma I

B Pendidikan dan pelatihan fungsional di bidang survei dan pemetaan


serta memperoleh Surat Tanda Tamat Pendidikan dan
Latihan (STTPL) atau sertifikat
1. Lamanya lebih dari 960 jam
2. Lamanya 641 - 960 jam
3. Lamanya 481 - 640 jam
4. Lamanya 161 - 480 jam
5. Lamanya 81 - 160 jam
6. Lamanya 30 - 80 jam
JUMLAH
II. KEGIATAN SURVEI
A Melakukan persiapan survei
1. Menyusun petunjuk pelaksanaan pengumpulan dan pengolahan data.
2. Menyusun petunjuk pelaksanaan analisa dan evaluasi data.
3. Menyusun petunjuk evaluasi desain kerangka kontrol survei.
4. Menyusun desain kerangka kontrol survei semi detail.
5. Menyusun rencana operasional survei lapangan detail.
6. Menyusun pedoman pengecekan peralatan mekanis.
B. Melakukan survei lapangan
1. Melakukan orientasi/pendahuluan/rekonesen sederhana.
2. Melakukan pengamatan survei sederhana.
3. Melakukan perekaman sederhana.
C. Melakukan pemrosesan data hasil survei
1. Melakukan analisa dan evaluasi data survei sederhana.
2. Menyajikan data hasil survei secara manual sederhana.
D. Memasyarakatkan hasil survei
1. Memberikan pelayanan Informasi sederhana.
2. Menyusun petunjuk pelaksanaan pengumpulan dan pengolahan data.

101
1 2 3 4 5 6 7 8
III. KEGIATAN PEMETAAN
A. Melakukan persiapan pemetaan
1. Menyusun petunjuk pelaksanaan pengumpulan dan pengolahan data.
2. Membuat desain kerangka kontrol pemetaan
a. Menyusun petunjuk evaluasi desain kerangka kontrol pemetaan
b. Menyusun desain kerangka kontrol pemetaan semi detail.
3. Mevusun rencana operasional pemetaan detail.
4. Menguji bahan-bahan penunjang.
5. Membuat desain peta skala besar.
B. Melakukan pemetaan
1. Melakukan pengumpulan data digital penunjang.
2. Melakukan pengolahan dan analisa data analog.
3. Menyajikan data hasil pemetaan sederhana.
4. Melakukan pengolahan data sederhana.
5. Melakukan pengecekan lapangan dan toponimi sederhana.
6. Melakukan proses kartografi sederhana.
7. Melakukan proses triangulasi udara sederhana.
8. Melakukan penafsiran, diliniasi, dan simbolisasi sederhana.
9. Melakukan plotting detail.
C. Memasyarakatkan hasil pemetaan dengan memberikan pelayanan informasi
pemetaan sederhana.

JUMLAH

IV KEGIATAN SURVEI DAN PEMETAAN UNTUK JENJANG SATU TlNGKAT


DI ATAS/SATU TINGKAT DI BAWAH JENJANG JABATANNYA

1.
2.
3.
4.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
dst.
JUMLAH

102
1 2 3 4 5 6 7 8
V PENGEMBANGAN PROFESI
A. Melakukan kegiatan karya tulis/ karya ilmiah dibidang
Survei dan pemetaan
1. Karya tulis ilmiah hasil penelitian, pengkajian, survei dan atau
evaluasi di bidang survei dan pemetaan yang dipublikasikan:
a. Dalam bentuk buku yang diterbitkan dan diedarkan secara nasional
b. Dalam majalah ilmiah yang diakui oteh Instansi yang berwenang

2. Karya tulis berupa tinjauan atau ulasan ilmlah hasll gagasan


sendiri dalam bidang survei dan pemetaan yang tidak
dipublikasikan tetapi didokumentasikan pada perpustakaan
instansl bersangkutan dalam bentuk:
a. Buku
b. Makalah

3. Makalah berupa tinjauan atau ulasan ilmiah hasil gagasan sendiri


dalam bidang survei dan pemetaan yang tidak dipublikasikan tetapi
didokumentasikan pada perpustakaan instansl yang bersangkutan
dalam bentuk:
a. Buku
b. Makalah

4. Tulisan ilmiah populer di bidang survei dan pemetaan yang


disebariuaskan melalui media massa

5. Menyampaikan prasaran berupa tinjauan gagasan atau ulasan


ilmiah di bidang survei dan pemetaan dalam pertemuan ilmiah

B. Menerjemahkan/menyadur buku dan bahan lainnya


di bidang survei dan pemetaan
1. Terjemahan/saduran buku dibidang survei
dan pemetaan yang dipublikasikan:
a. Dalam bentuk buku yang diterbitkan atau diedarkan
secara naslonal.
b. Dalam majalah ilmiah yang diakui oleh
instansi yang berwenang

103
1 2 3 4 5 6 7 8
2. Terjemahan/saduran dalam bidang survei dan pemetaan
yang tidak dipublikasikan
a. Dalam bentuk buku
b. Dalam bentuk makalah

JUMLAH UNSUR UTAMA


VI. PENUNJANG TUGAS SURVEYOR PEMETAAN

A. Mengajar atau melatih pada pendidikan dan pelatihan pegawai

B. Mengikuti seminar atau lokakarya


Tingkat nasional/intemasional, sebagai:
a. Pemrasaraan
b. Moderator/ pembahas/ nara sumber
c. Peserta

C. Menjadi anggota organisasi profesi survei dan pemetaan


Tingkat nasional/internasional, sebagai:
a. Pengurus Aktif
b. Anggota

D. Menjadl anggota Tim Penilai Jabatan


Fungsional Surveyor Pemetaan

E. Memperoleh penghargaan/tanda jasa


Tanda kehormatan Satyalancana Karya Satya
1. 30 (tiga puluh) tahun
2. 20 (dua puluh) tahun
3. 10 (sepuluh) tahun

F. Memperoleh ijazah/gelar kesarjanaan lainnya


1. Sarjana/ Diploma IV
2. Sariana Muda/ Diploma III
3. Diploma II

JUMLAH UNSUR PENUNJANG


JUMLAH UNSUR UTAMA DAN UNSUR PENUNJANG

104
LAMPlRAN USUL/BAHAN YANG DINILAI

1
2
3 ........... , Tanggal...............
Pejabat Pengusul

NIP.

Catatan Tim Penilai

..........., Tanggal ...............


Ketua Tim Penilai

NIP.

Catatan Pejabat Penilai

............, Tanggal ...............


Pejabat Penilai

NIP.

105
CONTOH : LAMPIRAN II.a: KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA
DAFTAR USUL PENETAPAN ANGKA KREDIT BADAN KOORDINASI SURVEI DAN
SURVEYOR PEMETAAN PERTAMA PEMETAAN NASIONAL DAN KEPALA
BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA
NOMOR : OT.02/60-KA/VIII2003
NOMOR : 26 Tahun 2003
TANGGAL : 14 Jull 2003
DAFTAR USUL PENETAPAN ANGKA KREDIT
JABATAN SURVEYOR PEMETAAN PERTAMA
NOMOR:

Masa penilaian tanggal ............. s.d .............

I KETERANGAN PERORANGAN
1 Nama :
2 NIP :
3 Nomor Seri KARPEG :
4 Tempat dan tanggal lahir :
5 Jenis kelamin :
6 Pendidikan yang telah diperhitungkan angka kreditnya :
7 Pangkat/golongan ruang/TMT :
8 Jabatan Surveyor Pemetaan Pelaksana
9 Masa Kerja Golongan Lama :
Baru :
10 Unit Kerja :

106
ANGKA KREDIT MENURUT
NO UNSUR YANG DINILAI INSTANSI PENGUSUL TIM PENILAI
LAMA BARU JUMLAH LAMA BARU JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8
UNSUR UTAMA
I. PENDIDIKAN
A. Pendidikan sekolah dengan
memperoleh ijazah/gelar
1. Doktor (S3)
2. Pasca Sariana (S2)
3. Sarjana (S1)/Diploma IV

B. Pendidikan dan pelatihan fungsional dibidang Survei dan Pemetaan


serta memperoleh Surat Tanda Tamat Pendidikan dan
Latihan (STTPL) atau sertifikat
1. Lamanya lebih dari 960 jam
2. Lamanya 641 - 960 jam
3. Lamanya 481 - 640 jam
4. Lamanya 161 - 480 jam
5. Lamanya 81 - 160 jam
6. Lamanya 30 - 80 jam
JUMLAH
II. KEGIATAN SURVEI
A. Melakukan persiapan survei
1. Menyusun desain analisa dan evaluasi data.
2. Membuat desain analisa dan evaluasi data
a. Menyusun petunjuk pelaksanaan desain kerangka kontrol survei.
b. Menyusun desain kerangka kontrol survei detail.
3. Menyusun petunjuk evaluasi rencana operasional survei lapangan.
4. Menyusun pedoman pengecekan peralatan optis
5. Menyusun rencana survei jangka pendek.
B. Melakukan survei lapangan
1. Melakukan orientasi/ pendahuluan/ rekonesen semi detail.
2. Melakukan pengamatan survei semi detail.
3. Melakukan perekaman semi detail.
4. Melakukan penafsiran data survei sederhana.
5. Melakukan pengujian hasil penafsiran data survei sederhana.
6. Melakukan penyempurnaan hasil penafsiran data survei sederhana.
7. Menngendalikan mutu data survei sederhana.

107
1 2 3 4 5 6 7 8
C. Melakukan pemrosesan data hasil survei
1. Melakukan analisa dan evaluasi data survei semi detail
2. Menyajikan data hasil survei secara otomatis.
3. Mengendalikan mutu data survei sederhana.
D. Melakukan supervisi survei
Melakukan supervisi survei sederhana.
E. Memasyarakatkan hasil survei
1. Menyebarluaskan hasil survei melalui mass media nasional.
2. Memberikan pelayanan informasi semi detail.
3. Memberikan jasa konsultasi sederhana.
III. KEGIATAN PEMETAAN
A Melakukan persiapan pemetaan
1. Menyusun desain kerangka kontrol pemetaan detail.
2. a. Menyusun desain rencana operasional pemetaan.
b. Menyusun petunjuk evaluasi desain rencana operasional pemetaan.
3. Menyusun rencana pemetaan jangka pendek.
4. Menyusun pedoman dan metoda pemetaan berupa spek teknis
pemetaan.
5. Menguji bahan-bahan dengan bahan utama.
6. Membuat desain peta skala menengah.
B. Melakukan pemetaan
1. Melakukan pengumpulan data digital utama.
2. Memilih dan menentukan kriteria data analog penunjang.
3. Memilih dan menentukan kriteria data dioital penunjang.
4. Melakukan pengolahan dan analisa data digital.
5. Menyajikan data hasil pemetaan semi detail.
6. Melakukan penyempurnaan peta sederhana.
7. Melakukan pengolahan data semi detail.
8. Melakukan koreksi hasil penggambaran sederhana.
9. Melakukan pengecekan lapangan dan toponimi semi detail.
10. Melakukan proses kartografi semi detail.
11. Melakukan proses triangulasi udam sederhana.
12. Melakukan penafsiran deliniasi dan simbolisasi semi detail.
C. Memasyaratkan hasil pemetaan
1. Menyebarluaskan hasil pemetaan internal.
2. Memberikan pelayanan informasi pemetaan semi detail.
3. Memberikan jasa konsultasi pemetaan sederhana.
JUMLAH

108
1 2 3 4 5 6 7 8

IV. KEGIATAN SURVEI DAN.PEMETAAN UNTUKJENJANG SATU TlNGKAT


DI ATAS/SATU TlNGKAT DI BAWAH JENJANG JABATANNYA

1.
2.
3.
4.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
Dst.

JUMLAH

109
1 2 3 4 5 6 7 8
V. PENGEMBANGAN PROFESI
A. Melakukan kegiatan karya tulis/karya ilmiah dibidang
survei dan pemetaan
1. Karya tulis ilmiah hasil penelitian, pengkajian, survei dan atau
Evaluasi di bidang survei dan pemetaan yang dipublikasikan:
a. Dalam bentuk buku yang diterbitkan
dan diedarkan secara nasional
b. Dalam majalah ilmiah yang diakui
oleh instansi yang berwenang

2. Karya tulis berupa tinjauan atau ulasan iImiah hasil gagasan


sendiri dalam bidang survei dan pemetaan yang tidak
dipublikasikan tetapi didokumentastkan pada perpustakaan
instansi bersangkutan dalam bentuk:
a. Buku
b. Makalah

3. Makalah berupa tinjauan atau ulasan ilmiah hasil gagasan sendiri


dalam bidang survei dan pemetaan yang tidak dipublikasikan tetapi
didokumentasikan pada perpustakaan instansi yang bersangkutan
dalam bentuk
a. Buku
b. Makalah

4. Tulisan ilmiah populer di bidang survei dan pemetaan yang


disebarluaskan melalui media massa

5. Menyampaikan prasaran berupa tinjauan gagasan atau ulasan


iImiah di bidang survei dan pemetaan dalam pertemuan ilmiah

B. Menerjemahkan/menyadur buku dan bahan lainnya


di bidang survei dan pemetaan
1. Terjemahan/saduran buku di bidang survei
dan pemetaan yang dipublikasikan:
a. Dalam bentuk buku yang diterbitkan atau diedarkan
secara nasional.
b. Dalam majalah ilmiah yang diakui oleh
instansi yang berwenang.

110
1 2 3 4 5 6 7 8
2. Terjemahan/saduran buku di bidang survei dan pemetaan
yang tidak dipublikasikan
a. Dalam bentuk buku
b. Dalam bentuk makalah

JUMLAH UNSUR UTAMA

VI. PENUNJANG TUGAS SURVEYOR PEMETAAN

A. Mengajar atau melatih pada pendidikan dan pelatihan pegawai

B. Mengikuti seminar atau Iokakarya tingkat nasional/lntemasional, sebagai:


a. Pemrasaran
b. Moderator/pembahas/nara sumber
c. Peserta

C. Menjadi anggota organisasi profesi survei dan pemetaan


Tingkat nasional/lntemasional

D. Menjadi anggota Tim Penilai Jabatan


Fungsional Surveyor Pemetaan

E. Memperoleh piagam kehormatan


1. Tanda kehormatan Satyalancana Karya Satya
1. 30 (tiga puluh) tahun
2. 20 (dua puluh) tahun
3. 10 (sepuluh) tahun

2. Gelar kehormatan akademis

F. Memperoleh ijazah/gelar kesarjanaan lainnya


1. Doktor
2. Pasca Sarjana
3. Sarjana/Diploma IV

JUMLAH UNSUR PENUNJANG


JUMLAH UNSUR UTAMA DAN UNSUR PENUNJANG

111
LAMPlRAN USUL/BAHAN YANG DINILAI

1
2
3 ........... , Tanggal...............
Pejabat Pengusul

NIP.

Catatan Tim Penilai

..........., Tanggal ...............


Ketua Tim Penilai

NIP.

Catatan Pejabat Penilai

............, Tanggal ...............


Pejabat Penilai

NIP.

112
CONTOH : LAMPIRAN II.b: KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA
DAFTAR USUL PENETAPAN ANGKA KREDIT BADAN KOORDINASI SURVEI DAN
SURVEYOR PEMETAAN MUDA PEMETAAN NASIONAL DAN KEPALA
BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA
NOMOR : OT.02/60-KA/VIII2003
NOMOR : 26 Tahun 2003
TANGGAL : 14 Jull 2003
DAFTAR USUL PENETAPAN ANGKA KREDIT
JABATAN SURVEYOR PEMETAAN MUDA
NOMOR:

Masa penilaian tanggal ............. s.d .............

I KETERANGAN PERORANGAN
1 Nama :
2 NIP :
3 Nomor Seri KARPEG :
4 Tempat dan tanggal lahir :
5 Jenis kelamin :
6 Pendidikan yang telah diperhitungkan angka kreditnya :
7 Pangkat/golongan ruang/TMT :
8 Jabatan Surveyor Pemetaan Pelaksana
9 Masa Kerja Golongan Lama :
Baru :
10 Unit Kerja :

113
ANGKA KREDIT MENURUT
NO UNSUR YANG DINILAI INSTANSI PENGUSUL TIM PENILAI
LAMA BARU JUMLAH LAMA BARU JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8
UNSUR UTAMA
l. PENDlDlKAN
A. Pendidikan sekolah dengan
memperoleh ijazah/gelar
1. Doktor (S3)
2. Pasca Sariana (S2)
3. Sarjana (S1)/Diploma IV

B. Pendidikan dan pelatihan fungsional di bidang Survei dan Pemetaan


serta memperoleh Surat Tanda Tamat Pendidikan dan
Latihan (STTPL) atau sertifikat
1. Lamanya lebih dari 960 jam
2. Lamanya 641- 960 jam
3. Lamanya 481 - 640 jam
4. Lamanya 161 - 480 jam
5. Lamanya 81 - 160 jam
6. Lamanya 30 - 80 jam
JUMLAH
II. KEGIATAN SURVEI
A. Melakukan persiapan survei
1. Menyusun petunjuk pelaksanaan desain pengumpulan dan
pengolahan data.
2. Menyusun petunjuk pelaksanaan survei.
3. Menyusun petunjuk pelaksanaan rencana operasional survei lapangan.
4. Menyusun pedoman pengecekan peralatan elektronik.
5. Menyusun rencana survei jangka menengah.
B. Melakukan survei lapangan
1. Melakukan orientasi/pendahuluan/rekonesen detail.
2. MeJakukan pengamatan survei detail.
3. Melakukan perekaman detail.
4. Melakukan penafsiran data survei semi detail.
5. Melakukan pengujian hasil penafsiran data survei semi detail.
6. Melakukan penyempurnaan hasil penafsiran data survei semi detail.
7. Mengendalikan mutu survei semi detail.

114
1 2 3 4 5 6 7 8
C. Melakukan pemrosesan data hasil survei
1. Melakukan analisa dan evaluasi data survei detail.
2. Menyajikan data hasil survei secara otomatis/komputer/detail.
3. Mengendalikan mutu data survei semi detail.
D. Melakukan supervisi survei semi detail.
E. Memasyarakatkan hasil survei
1. Menyebarluaskan hasil survei melalui mass media regional.
2. Memberikan pelayanan informasi detail.
3. Memberikan jasa konsultasi semi detail.

III. KEGIATAN PEMETAAN


A. Melakukan persiapan pemetaan
1. Menyusun petunjuk pelaksanaan desain pengumpulan dan pengolahan data.
2. Menyusun petunjuk pelaksanaan analisa dan evaluasi data.
3. Membuat desain kerangka kontrol pemetaan
a. Menyusun petunjuk evaluasi desain kontrol pemetaan
b. Melakukan penyiapan fasilitas desain kerangka kontrol pemetaan.
4. Menyusun petunjuk pelaksanaan rencana operasional pemetaan.
5. Menyusun rencana pemetaan jangka menengah.
6. Menyusun pedoman dan metoda pemetaan berupa juklak pemetaan.
7. Membuat desain peta skala kecil.
B. Melakukan pemetaan
1. Memilih dan menentukan kriteria data analog utama.
2. Memilih dan menentukan kriteria data digital utama.
3. Menyajikan data hasil pemetaan semi detail.
4. Melakukan penyempurnaan peta semi detail.
5. Melakukan pengolahan data detail.
6. Melakukan koreksi hasil penggambaran semi detail.
7. Melakukan pengecekan lapangan dan toponimi detail.
8. Melakukan proses kartografi detail.
9. Melakukan kontrol mutu pemetaan sederhana.
10. Melakukan proses triangulasi udara detail.
11. Melakukan penafsiran deliniasi dan simbolisasi detail.
C. Melakukan supervisi pemetaan analog.

115
1 2 3 4 5 6 7 8
D. Memasyarakatkan hasil pemetaan
1. Menyebarluaskan hasil pemetaan melalui mass media.
a. Menyebarluaskan hasil pemetaan nasional.
b. Menyebarluaskan hasil pemetaan regional.
2. Memberikan pelayanan informasi detail.
3. Memberikan jasa konsultasi pemetaan semi detail.
JUMLAH

IV. KEGIATAN SURVEI DAN PEMETAAN UNTUK JENJANG SATU TINGKAT


DI ATAS/SATU TINGKAT DI BAWAH JENJANG JABATANNYA

1.
2.
3.
4.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
dst.

JUMLAH

116
1 2 3 4 5 6 7 8
V. PENGEMBANGAN PROFESI
A. Melakukan kegiatan karya tulis/karya ilmiah dibidang
survei dan pemetaan
1. Karya tulis ilmiah hasil penelitian, pengkajian, survei dan atau
evaluasi di bidang survei dan pemetaan yang dipublikasikan:
a. Dalam bentuk buku yang diterbitkan
dan diedarkan secara nasional
b. Dalam majalah ilmiah yang diakui
oleh instansi yang berwenang

2. Karya tulis berupa tinjauan atau ulasan iImiah hasil gagasan


sendiri dalam bidang survei dan pemetaan yang tidak
dipublikasikan tetapi didokumentastkan pada perpustakaan
instansi bersangkutan dalam bentuk:
a. Buku
b. Makalah

3. Makalah berupa tinjauan atau ulasan ilmiah hasil gagasan sendiri


dalam bidang survei dan pemetaan yang tidak dipublikasikan tetapi
didokumentasikan pada perpustakaan instansi yang bersangkutan
dalam bentuk:
a. Buku
b. Makalah

4. Tulisan ilmiah populer di bidang survei dan pemetaan yang


disebarluaskan melalui media massa

5. Menyampaikan prasaran berupa tinjauan gagasan atau ulasan


iImiah di bidang survei dan pemetaan dalam pertemuan ilmiah

B. Menerjemahkan/menyadur buku dan bahan lainnya


di bidang survei dan pemetaan
1. Terjemahan/saduran buku di bidang survei
dan pemetaan yang dipublikasikan:
a. Dalam bentuk buku yang diterbitkan atau diedarkan
secara nasional.
b. Dalam majalah ilmiah yang diakui oleh
instansi yang berwenang

117
1 2 3 4 5 6 7 8
2. Terjemahan/saduran buku di bidang survei dan pemetaan
yang tidak dipublikasikan
a. Dalam bentuk buku
b. Dalam bentuk makalah

JUMLAH UNSUR UTAMA

VI. PENUNJANG TUGAS SURVEYOR PEMETAAN

A. Mengajar atau melatih pada pendidikan dan pelatihan pegawai

B. Mengikuti seminar atau Iokakarya tingkat nasional/lnternasional, sebagai:


a. Pemrasaran
b. Moderator/pembahas/nara sumber
c. Peserta

C. Menjadi anggota organisasi profesi survei dan pemetaan


Tingkat nasional/lntemasional

D. Menjadi anggota Tim Penilai Jabatan


Fungsional Surveyor Pemetaan

E. Memperoleh piagam kehormatan


1. Tanda kehormatan Satyalancana Karya Satya
1. 30 (tiga puluh) tahun
2. 20 (dua puluh) tahun
3. 10 (sepuluh) tahun

2. Gelar kehormatan akademis

F. Memperoleh ijazah/gelar kesarjanaan lainnya


1. Doktor
2. Pasca Sarjana
3. Sarjana/Diploma IV

JUMLAH UNSUR PENUNJANG


JUMLAH UNSUR UTAMA DAN UNSUR PENUNJANG

118
LAMPlRAN USUL/BAHAN YANG DINILAI

1
2
3 ........... , Tanggal...............
Pejabat Pengusul

NIP.

Catatan Tim Penilai

..........., Tanggal ...............


Ketua Tim Penilai

NIP.

Catatan Pejabat Penilai

............, Tanggal ...............


Pejabat Penilai

NIP.

119
CONTOH : LAMPIRAN II.c: KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA
DAFTAR USUL PENETAPAN ANGKA KREDIT BADAN KOORDINASI SURVEI DAN
SURVEYOR PEMETAAN MADYA PEMETAAN NASIONAL DAN KEPALA
BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA
NOMOR : OT.02/60-KA/VIII2003
NOMOR : 26 Tahun 2003
TANGGAL : 14 Jull 2003
DAFTAR USUL PENETAPAN ANGKA KREDIT
JABATAN SURVEYOR PEMETAAN MADYA
NOMOR:

Masa penilaian tanggal ............. s.d .............

I KETERANGAN PERORANGAN
1 Nama :
2 NIP :
3 Nomor Seri KARPEG :
4 Tempat dan tanggal lahir :
5 Jenis kelamin :
6 Pendidikan yang telah diperhitungkan angka kreditnya :
7 Pangkat/golongan ruang/TMT :
8 Jabatan Surveyor Pemetaan Pelaksana
9 Masa Kerja Golongan Lama :
Baru :
10 Unit Kerja :

120
ANGKA KREDIT MENURUT
NO UNSUR YANG DINlLAI INSTANSI PENGUSUL TIM PENlLAI
LAMA BARU JUMLAH LAMA BARU JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8
UNSUR UTAMA
I. PENDIDIKAN
A. Pendidikan sekolah dengan
memperoleh ijazah/gelar
1. Doktor (S3)
2. Pasca Sariana (S2)
3. Sarjana (S1)/Diploma IV

B. Pendidikan dan pelatihan fungsional di bidang Survei dan Pemetaan


serta memperoleh Surat Tanda Tamat Pendidikan dan
latihan (STTPL) atau sertifikat
1. lamanya lebih dari 960 jam
2. lamanya 641- 960 jam
3. lamanya 481 - 640 jam
4. lamanya 161 - 480 jam
5. lamanya 81 - 160 jam
6. lamanya 30 - 80 jam
JUMLAH
II KEGIATAN SURVEI
A. Melakukan persiapan survei
1. Menyusun desain pengumpulan dan pengolahan data.
2. Menyusun desain pedoman dan metode survei.
3. Menyusun desain rencana operasional survei lapangan
4. Menyusun rencana survei jangka panjang.
B. Melakukan survei lapangan
1. Melakukan penafsiran data survei detail.
2. Melakukan pengujian hasil penafsiran data survei detail.
3. Melakukan penyempurnaan hasil penafsiran data survei detail.
4. Mengendalikan mutu survei detail.
C. Melakukan pemrosesan data hasil survei dengan mengendalikan mutu data
survei detail.
D. Melakukan supervisi survei detail.
E. Memasyarakatkan hasil survei
1. Menyebarluaskan hasil survei melalui mass media Internasional.
2. Memberikan jasa konsultasi detail.

121
1 2 3 4 5 6 7 8

III KEGIATAN PEMETAAN

A. Kegiatan persiapan pemetaan


1. Menyusun desain pengumpulan dan pengolahan data.
2. Menyusun desain analisa dan evaluasi data.
3. Menyusun petunjuk pelaksanaan desain kerangka kontrol pemetaan.
4. Menyusun rencana pemetaan jangka panjang.
5. Menyusun desain pedoman dan metode pemetaan.
B. Melakukan pemetaan
1. Melakukan penyempurnaan peta detail.
2. Melakukan koreksi hasil penggambaran detail.
3. Melakukan kontrol mutu pemetaan semi detail.
4. Melakukan kontrol mutu pemetaan detail.
C. Melakukan supervisi pemetaan digital.

D. Memasyarakatkan hasil pemetaan


1. Menyebarluaskan hasil pemetaan Internasional.
2. Memberikan jasa konsultasi pemetaan detail.

JUMLAH

KEGIATAN SURVEI DAN PEMETAAN UNTUK JENJANG SATU TINGKAT

DI ATAS/SATU TlNGKAT DI BAWAH JENJANG JABATANNYA


1.
2.
3.
4.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

dst.

JUMLAH

122
1 2 3 4 5 6 7 8
V. PENGEMBANGAN PROFESI
A. Melakukan kegiatan karya tulis/karya ilmiah dibidang
survei dan pemetaan
1. Karya tulis ilmiah hasil penelitian, pengkajian, survei dan atau
evaluasi di bidang survei dan pemetaan yang dipublikasikan:
a. Dalam bentuk buku yang diterbitkan
dan diedarkan secara nasional
b. Dalam majalah ilmiah yang diakui
oleh instansi yang berwenang

2. Karya tulis berupa tinjauan atau ulasan iImiah hasil gagasan


sendiri dalam bidang survei dan pemetaan yang tidak
dipublikasikan tetapi didokumentastkan pada perpustakaan
instansi bersangkutan dalam bentuk:
a. Buku
b. Makalah

3. Makalah berupa tinjauan atau ulasan ilmiah hasil gagasan sendiri


dalam bidang survei dan pemetaan yang tidak dipublikasikan tetapi
didokumentasikan pada perpustakaan instansi yang bersangkutan
dalam bentuk
a. Buku
b. Makalah

4. Tulisan ilmiah populer di bidang survei dan pemetaan yang


disebarluaskan melalui media massa

5. Menyampaikan prasaran berupa tinjauan gagasan atau ulasan


iImiah di bidang survei dan pemetaan dalam pertemuan ilmiah

B. Menerjemahkan/menyadur buku dan bahan lainnya


di bidang survei dan pemetaan
1. Terjemahan/saduran buku di bidang survei
dan pemetaan yang dipublikasikan:
a. Dalam bentuk buku yang diterbitkan atau diedarkan
secara nasional.
b. Dalam majalah ilmiah yang diakul oleh
instansi yang berwenang

123
1 2 3 4 5 6 7 8
2. Terjemahan/saduran buku di bidang survei dan pemetaan
yang tidak dipublikasikan
a. Dalam bentuk buku
b. Dalam bentuk makalah

JUMLAH UNSUR UTAMA

VI. PENUNJANG TUGAS SURVEYOR PEMETAAN

A. Mengajar atau melatih pada pendidikan dan pelatihan pegawai

B. Mengikuti seminar atau Iokakarya tingkat nasional/lntemasional, sebagai:


a. Pemrasaran
b. Moderator/pembahas/nara sumber
c. Peserta

C. Menjadi anggota organisasi profesi survei dan pemetaan


Tingkat nasional/lntemasional

D. Menjadi anggota Tim Penilai Jabatan


Fungsional Surveyor Pemetaan

E. Memperoleh piagam kehormatan


1. Tanda kehormatan Satyalancana Karya Satya
1. 30 (tiga puluh) tahun
2. 20 (dua puluh) tahun
3. 10 (sepuluh) tahun

2. Gelar kehormatan akademis

F. Memperoleh ijazah/gelar kesarjanaan lainnya


1. Doktor
2. Pasca Sarjana
3. Sarjana/Diploma IV

JUMLAH UNSUR PENUNJANG


JUMLAH UNSUR UTAMA DAN UNSUR PENUNJANG

124
LAMPlRAN USUL/BAHAN YANG DINILAI

1
2
3 ........... , Tanggal...............
Pejabat Pengusul

NIP.

Catatan Tim Penilai

..........., Tanggal ...............


Ketua Tim Penilai

NIP.

Catatan Pejabat Penilai

............, Tanggal ...............


Pejabat Penilai

NIP.

125
CONTOH LAMPIRAN III : KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN
SURAT PERNYATAAN MELAKUKAN KOORDINASi SURVEI DAN PEMETAAN
KEGIATAN SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN
KEPEGAWAIAN NEGARA
NOMOR :
NOMOR :
TANGGAL :

SURAT PERNYATAAN
MELAKUKAN KEGIATAN SURVEI DAN PEMETAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :........................................................................................
NIP :........................................................................................
Pangkat/golongan ruang/TMT :........................................................................................
Jabatan :........................................................................................
Unit Kerja :.........................................................................................

Menyatakan bahwa :

Nama :........................................................................................
NIP :........................................................................................
Pangkat/golongan ruang/TMT :........................................................................................
Jabatan :........................................................................................
Unit Kerja :.........................................................................................

Telah melakukan kegiatan survei dan pemetaan :

URAIAN SATUAN JUMLAH JUMLAH KETERANGAN/


NO KEGIATAN TANGGAL HASIL VOLUME ANGKA BUKTI FISIK
SURVEI DAN KEGIATAN KREDIT
PEMETAAN

1.
2.
3.
4.
5.

Demikian Surat Pernyataan ini dibuat, untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Tempat, Tanggal, Bulan, Tahun


Atasan langsung,

Nama Jelas
NIP

126
CONTOH LAMPIRAN IV : KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN
SURAT PERNYATAAN MELAKUKAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN
KEGIATAN PENGEMBANGAN PROFESI NASIONAL DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN
NEGARA
NOMOR :
NOMOR :
TANGGAL :

SURAT PERNYATAAN
MELAKUKAN KEGIATAN PENGEMBANGAN PROFESI

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :........................................................................................
NIP :........................................................................................
Pangkat/golongan ruang/TMT :........................................................................................
Jabatan :........................................................................................
Unit Kerja :.........................................................................................

Menyatakan bahwa :

Nama :........................................................................................
NIP :........................................................................................
Pangkat/golongan ruang/TMT :........................................................................................
Jabatan :........................................................................................
Unit Kerja :.........................................................................................

Telah melakukan kegiatan pengembangan profesi sebagai berikut :

URAIAN KEGIATAN JUMLAH JUMLAH


NO PENGEMBANGAN TANGGAL SATUAN VOLUME ANGKA KETERANGAN/
PROFESI HASIL KEGIATAN KREDIT BUKTI FISIK

1.
2.
3.
4.
5.

Demikian Surat Pernyataan ini dibuat, untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Tempat, Tanggal, Bulan, Tahun


Atasan langsung,

Nama Jelas
NIP

127
CONTOH LAMPIRAN V : KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN
SURAT PERNYATAAN MELAKUKAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN
KEGIATAN PENUNJANG TUGAS NASIONAL DAN KEPALA BADAN
SURVEYOR PEMETAAN KEPEGAWAIAN NEGARA
NOMOR :
NOMOR :
TANGGAL :

SURAT PERNYATAAN
MELAKUKAN KEGIATAN PENUNJANG TUGAS SURVEYOR PEMETAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :........................................................................................
NIP :........................................................................................
Pangkat/golongan ruang/TMT :........................................................................................
Jabatan :........................................................................................
Unit Kerja :.........................................................................................

Menyatakan bahwa :

Nama :........................................................................................
NIP :........................................................................................
Pangkat/golongan ruang/TMT :........................................................................................
Jabatan :........................................................................................
Unit Kerja :.........................................................................................

Telah melakukan kegiatan penunjang tugas Surveyor Pemetaan sebagai berikut :

URAIAN KEGIATAN SATUAN JUMLAH JUMLAH KETERANGAN/


NO PENUNJANG TUGAS TANGGAL HASIL VOLUME ANGKA BUKTI FISIK
SURVEYOR PEMETAAN KEGIATAN KREDIT

1.
2.
3.
4.
5.

Demikian Surat Pernyataan ini dibuat, untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Tempat, Tanggal, Bulan, Tahun


Atasan langsung,

Nama Jelas
NIP

128
CONTOH LAMPIRAN VI : KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN
PENETAPAN ANGKA KREDIT KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN
SURVEYOR PEMETAAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN
TINGKAT TERAMPIL/AHLI KEPEGAWAIAN NEGARA
NOMOR :
NOMOR :
TANGGAL :

PENETAPAN ANGKA KREDIT


SURVEYOR PEMETAAN TINGKAT TERAMPIL/AHLI *)

INSTANSI : MASA PENILAIAN TANGGAL : ..................... S.D TANGGAL ...................

A. KETERANGAN PERORANGAN
1. NAMA :
2. NIP :
3. NOMOR SERI KARPEG :
4. JENIS KELAMIN :
5. PENDIDIKAN YANG TELAH DIPERHITUNGKAN :
ANGKA KREDITNYA
6. PANGKAT/GOL. RUANG/TMT :
7. JABATAN SURVEYOR PEMETAAN :
8. MASA KERJA GOLONGAN LAMA :
BARU :
9. UNIT KERJA :
B. PENETAPAN ANGKA KREDIT LAMA BARU JUMLAH
1. UNSUR UTAMA
a. Pendidikan
1). Pendidikan Sekolah dan memperoleh Ijazah/gelar
2). Pendidikan dan Pelatihan fungsional di bidang
Surveyor Pemetaan dan memperoleh Surat Tanda
Tamat Pendidikan dan Pelatihan (STTPL) atau
sertifikat
b. Kegiatan survei dan pemetaan
c. Pengembangan profesi
JUMLAH UNSUR UTAMA
2. UNSUR PENUNJANG
Penunjang tugas Surveyor Pemetaan
JUMLAH UNSUR PENUNJANG
JUMLAH UNSUR UTAMA DAN UNSUR PENUNJANG
C. DAPAT DIPERTIMBANGKAN UNTUK DINAIKKAN DALAM
jabatan................................................pangkat .......................
TMT..................................................

Ditetapkan di : .........................
Pada tanggal :..........................

...................................................
Nama Jelas
NIP.
Asli disampaikan dengan hormat kepada :
Kepala BKN atau Kepala Kantor Regional BKN *) di ..............

Tembusan disampaikan kepada :


1. Surveyor Pemetaan yang bersangkutan;
2. Pimpinan Unit Kerja Surveyor Pemetaan yang bersangkutan;
3. Sekretaris Tim Penilai yang bersangkutan;
4. Pejabat yang berwenang menetapkan angka Kredit;
5. Kepala Biro/Bagian Kepegawaian Instansi/Badan Kepegawaian Daerah (BKD) yang bersangkutan.
*) Coret yang tidak perlu

129
CONTOH LAMPIRAN VII : KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN
KEPUTUSAN PENGANGKATAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN
PERTAMA KALI/PENGANGKATAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN
KEMBALI DALAM JABATAN KEPEGAWAIAN NEGARA
SURVEYOR PEMETAAN NOMOR :
NOMOR :
TANGGAL :

KEPUTUSAN
........................................................................................................................
NOMOR : .........................................................

TENTANG
PENGANGKATAN PERTAMA KALI/PENGANGKATAN KEMBALI
DALAM JABATAN SURVEYOR PEMETAAN

Menimbang : a. bahwa sebagai pelaksanaan dari Pasal 21 dan Pasal 26 Keputusan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : 134/KEP/M.PAN/12/2002 tanggal 3
Desember 2002, dipandang perlu untuk mengangkat/mengangkat kembali *)
Saudara ............. dalam jabatan Surveyor Pemetaan.

b. ....................................................................................................................
....................................................................................................................
.....

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974, sebagaimana telah diubah dengan


Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999;

2. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999;

3. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 jo, Peraturan Pemerintah Nomor


11 Tahun 2003;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003;

5. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor


134/KEP/M.PAN/12/2002

6. Keputusan Bersama Kepala Badan Koordinasi SURVEI dan Pemetaan Nasional


dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor : ............................................
dan Nomor..............................;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan

Pertama : Terhitung mulai tanggal : .................................................................


......................
mengangkat/mengangkat kembali*) Pegawai Negeri Sipil :
a. Nama : .....................................................

b. NIP : ........................................................

c. Pangkat/Golongan ruang/TMT : .........................................................

d. Unit Kerja : .....................................................

Dalam jabatan ............................... dengan angka kredit..... (...................)

130
Kedua : ............................................................................................................................

Ketiga : ............................................................................................................................

Keempat : Apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam Keputusan ini, akan
diadakan perbaikan dan perhitungan kembali sebagaimana mestinya.

Asli Keputusan ini disampaikan kepada Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan
untuk diketahui dan diindahkan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : ...........................
Pada tanggal : .............................

.....................................................

Nama jelas
NIP.

Tembusan :
1. Kepala Badan Kepegawaian Negara/Kantor Regional BKN yang bersangkutan*);
2. Kepala Biro/Bagian Kepegawaian Instansi/Badan Kepegawaian Daerah (BKD) yang bersangkutan;
3. Pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit;
4. Kepala Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara/Kepala Biro/Bagian Keuangan Daerah yang bersangkutan *).
5. Pejabat Instansi lain yang berkepentingan.
*) Coret yang tidak perlu.

131
CONTOH LAMPIRAN VIII : KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN
KEPUTUSAN PEMBEBASAN KOORDINASI SURVEi DAN PEMETAAN
SEMENTARA DARI JABATAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN
SURVEYOR PEMETAAN KEPEGAWAIAN NEGARA
NOMOR :
NOMOR :
TANGGAL :

KEPUTUSAN
........................................................................................................................
NOMOR : .........................................................

TENTANG
PEMBEBASAN SEMENTARA DARI JABATAN SURVEYOR PEMETAAN

Menimbang : a. bahwa Saudara: ............... NIP :............... Pangkat........ golongan ruang


: .........., berdasarkan Keputusan dari : ............... Nomor : ........., tanggal :
...... dipandang perlu untuk membebaskan sementara dari jabatan Surveyor
Pemetaan;

b. ....................................................................................................................
....................................................................................................................
.....

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974, sebagaimana telah diubah dengan


Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999;

2. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999;

3. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 jo, Peraturan Pemerintah Nomor


11 Tahun 2003;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003;

5. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor


134/KEP/M.PAN/12/2002;

6. Keputusan Bersama Kepala Badan Koordinasi SURVEI dan Pemetaan Nasional


dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor : ......................................
dan Nomor..............................;

MEMUTUSKAN :
Menetapkan

Pertama : Terhitung mulai tanggal : ............................................... membebaskan


sementara Pegawai Negeri Sipil :
a. Nama : ..................................................

b. NIP : ..................................................

c. Pangkat/Golongan ruang/TMT : ........................................................

d. Unit Kerja : .....................................................

dari jabatan .................. dengan angka kredit sebesar .......


(........................)

Kedua : Saudara ................. dapat diangkat kembali dalam jabatan ........ apabila telah
.............................................................

132
Ketiga : ............................................................................................................................

Keempat : Apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam Keputusan ini, akan
diadakan perbaikan dan perhitungan kembali sebagaimana mestinya.

Asli Keputusan ini disampaikan kepada Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan
untuk diketahui dan diindahkan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : .............................
Pada tanggal : .........................
.....................................................

Nama jelas
NIP.

Tembusan :
1. Kepala Badan Kepegawaian Negara/Kantor Regional BKN yang bersangkutan*);
2. Kepala Biro/Bagian Kepegawaian Instansi/Badan Kepegawaian Daerah (BKD) yang bersangkutan;
3. Pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit;
4. Kepala Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara/Kepala Biro/Bagian Keuangan Daerah yang bersangkutan *).
5. Pejabat Instansi lain yang berkepentingan.
*) Coret yang tidak perlu.

133
CONTOH LAMPIRAN IX : KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN
KEPUTUSAN PEMBERHENTIAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN
DARI JABATAN SURVEYOR NASIONAL DAN KEPALA BADAN
PEMETAAN KEPEGAWAIAN NEGARA
NOMOR :
NOMOR :
TANGGAL :

KEPUTUSAN
........................................................................................................................
NOMOR : .........................................................

TENTANG
PEMBERHENTIAN DARI JABATAN SURVEYOR PEMETAAN KARENA DIJATUHI HUKUMAN DISIPLIN
TINGKAT BERAT DAN TELAH MEMPUNYAI KEKUATAN HUKUM TETAP/TIDAK DAPAT MENGUMPULKAN
ANGKA KREDIT YANG DITENTUKAN*)

Menimbang : a. bahwa Saudara : .................. NIP :............... jabatan ...............


pangkat............golongan ruang ........... terhitung mulai tanggal ..............
telah dijatuhi hukuman disiplin tingkat berat berdasarkan keputusan pejabat
yang berwenang Nomor ....................... tanggal ...................... /dinyatakan
tidak dapat mengumpulkan angka kredit dalam jangka waktu 1 (satu) tahun
sejak dibebaskan sementara*);
b. bahwa untuk tertib administrasi dan menjamin kualitas profesionalisme
Pegawai Negeri Sipil dalam jabatan Surveyor Pemetaan , dipandang perlu
memberhentikan Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan dari jabatan
Surveyor Pemetaan;

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974, sebagaimana telah diubah dengan


Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999;
2. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 jo, Peraturan Pemerintah Nomor
11 Tahun 2003;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003;

6. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor


134/KEP/M.PAN/12/2002;
7. Keputusan Bersama Kepala Badan Koordinasi SURVEI dan Pemetaan Nasional
dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor : ............................................
dan Nomor..............................;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan

Pertama : Terhitung mulai tanggal : ............................................ memberhentikan dengan


hormat dari jabatan Surveyor Pemetaan:
a. Nama : ..................................................
b. NIP : ..................................................
c. Pangkat/Golongan ruang/TMT : ..................................................
d. Unit Kerja : .....................................................
Kedua : Sejalan dengan pemberhentian sebagaimana tersebut pada diktum Pertama,
memberhentikan tunjangan jabatan fungsionalnya terhitung mulai bulan berikutnya
dari tanggal ditetapkan keputusan ini.

134
Ketiga : **).......................................................................................................................

Keempat : Apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam keputusan ini, akan
diadakan perbaikan dan perhitungan kembali sebagaimana mestinya.

Asli Keputusan ini disampaikan kepada Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan
untuk diketahui dan diindahkan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : ...........................
Pada tanggal : ...........................
.....................................................

Nama jelas
NIP.

Tembusan :
1. Kepala Badan Kepegawaian Negara/Kantor Regional BKN yang bersangkutan*);
2. Kepala Biro/Bagian Kepegawaian Instansi/Badan Kepegawaian Daerah (BKD) yang bersangkutan;
3. Pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit;
4. Kepala Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara/Kepala Biro/Bagian Keuangan Daerah yang bersangkutan *).
5. Pejabat Instansi lain yang berkepentingan.
*) Coret yang tidak perlu.
**) diisi apabila ada penambahan diktum yang dianggap perlu.

135
CONTOH LAMPIRAN X : KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN
KEPUTUSAN PENYESUAIAN/ KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN
INPASSING DALAM JABATAN DAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN
ANGKA KREDIT SURVEYOR PEMETAAN KEPEGAWAIAN NEGARA
NOMOR :
NOMOR :
TANGGAL :

KEPUTUSAN
........................................................................................................................
NOMOR : .........................................................

TENTANG
PENYESUAIAN/INPASSING DALAM JABATAN DAN ANGKA KREDIT
SURVEYOR PEMETAAN

Menimbang : a. bahwa Saudara : .................. NIP :............... dengan Keputusan .......Nomor:


........., tanggal : ..... terhitung mulai tanggal : ....... telah ditugaskan
melakukan kegiatan Surveyor Pemetaan pada : ..............................
b. bahwa dengan berlakunya Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor . tanggal , dipandang perlu menetapkan
keputusan penyesuaian dalam jabatan dan angka kredit Surveyor Pemetaan.

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974, sebagaimana telah diubah dengan


Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999;
2. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 jo, Peraturan Pemerintah Nomor
11 Tahun 2003;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 jo Peraturan Pemerintah Nomor
12 Tahun 2002;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003;
6. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
134/KEP/M.PAN/12/2002
7. Keputusan Bersama Kepala Badan Koordinator SURVEI dan Pemetaan Nasional
dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor : ...................... dan
Nomor..............................;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan

Pertama : Terhitung mulai tanggal : ............................................ Pegawai Negeri Sipil :


a. Nama : ..................................................

b. NIP : ..................................................

c. Pangkat/Golongan ruang/TMT : ..................................................

d. Unit Kerja : .....................................................

disesuaikan dalam jabatan .................. dengan angka kredit sebesar ........


(................) sesuai dengan Lampiran V atau VI *) Keputusan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 134/KEP/M.PAN/12/2002
Kedua : ............................................................................................................................
.

Ketiga : ............................................................................................................................

136
Keempat : Apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam Keputusan ini, akan
diadakan perbaikan dan perhitungan kembali sebagaimana mestinya.

Asli Keputusan ini disampaikan kepada Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan
untuk diketahui dan diindahkan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : ...........................
Pada tanggal : ...........................
.....................................................

Nama jelas
NIP.

Tembusan :
1. Kepala Badan Kepegawaian Negara/Kantor Regional BKN yang bersangkutan*);
2. Kepala Biro/Bagian Kepegawaian Instansi/Badan Kepegawaian Daerah (BKD) yang bersangkutan;
3. Pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit;
4. Kepala Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara/Kepala Biro/Bagian Keuangan Daerah yang bersangkutan *).
5. Pejabat Instansi lain yang berkepentingan.
*) Coret yang tidak perlu.

137
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 16 TAHUN 1994
TENTANG
JABATAN FUNGSIONAL PEGAWAI NEGERI SIPIL

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : bahwa dalam rangka pengembangan profesionalisme


dan pengembangan pembinaan karier Pegawai Negeri
Sipil serta peningkatan mutu pelaksanaan tugas umum
pemerintahan dan pembangunan, dipandang perlu
menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Jabatan
Fungsional Pegawai Negeri Sipil;

Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945;


2. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang
Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara
Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lemabran
Negara Nomor 3041);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1975
tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan
dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil
(Lembaran Negara Tahun 1975 Nomor 26,
Tambahan Lemabran Negara Nomor 3058);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 1976
tentang Formasi Pegawai Negeri Sipil (Lembaran
Negara Tahun 1976 Nomor 9, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3068);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977
tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil
(Lembaran Negara Tahun 1977 Nomor 11,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3098);

138
6. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1980
tentang Pengangkatan Dalam Pangkat Pegawai
Negeri Sipil (Lembaran Negara Tahun 1980 Nomor
6, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3156);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1994
tentang Pendidikandan Pelatihan Jabatan Pegawai
Negeri Sipil (Lembaran Negara Tahun 1994 Nomor
20, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3545);

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK


INDONESIA TENTANG JABATAN FUNGSIONAL
PEGAWAI NEGERI SIPIL

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan :


1. Jabatan fungsional Pegawai Negeri Sipil yang
selanjutnya dalam Peraturan Pemerintah ini disebut
jabatan fungsional adalah kedudukan yang
menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan
hak seseorang Pegawai Negeri Sipil dalam suatu
satuan organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya
didasarkan pada keahlian dan/atau ketrampilan
tertentu, serta bersifat mandiri.
2. Rumpun jabatan fungsional adalah himpunan jabatan
fungsional yang mempunyai fungsi dan tugas yang
berkaitan erat satu sama lain dalam melaksanakan
salah satu tugas umum pemerintahan.
3. Angka Kredit adalah satuan nilai dari tiap butir
kegiatan dan/atau akumulasi nilai butir-butir kegiatan
yang harus dicapai oleh pejabat fungsional dalam
rangka pembinaan karier yang bersangkutan.
4. Instansi pembina jabatan fungsional adalah instansi
Pemerintah yang bertugas membina suatu jabatan
fungsional menurut peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
139
BAB II
JENIS DAN KRITERIA JABATAN FUNGSIONAL
Pasal 2

(1) Jabatan-jabatan fungsional dihimpun dalam rumpun


jabatan fungsional.
(2) Jabatan fungsional sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) terdiri dari :
a. jabatan fungsional keahlian;
b. jabatan fungsional ketrampilan.

Pasal 3

Jabatan fungsional keahlian dan jabatan fungsional


ketrampilan ditetapkan dengan kriteria sebagai berikut :
a. Mempunyai metodologi, teknik analisis, teknik dan
prosedur kerja yang didasarkan atas disiplin ilmu
pengetahuan dan/atau pelatihan teknis tertentu
dengan sertifikasi;
b. Memiliki etika profesi yang ditetapkan oleh organisasi
profesi;
c. Dapat disusun dalam suatu jenjang jabatan
berdasarkan :
1) Tingkat keahlian bagi jabatan fungsional keahlian;
2) Tingkat ketrampilan bagi jabatan fungsional
ketrampilan;
d. Pelaksanaan tugas bersifat mandiri;
e. Jabatan fungsional tersebut diperlukan dalam
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi organisasi.

BAB III
WEWENANG PENETAPAN JABATAN FUNGSIONAL,
DAN ANGKA KREDIT

140
Pasal 4

Presiden menetapkan rumpun jabatan fungsional atas usul


Menteri yang bertanggung jawab di bidang Pendayagunaan
Aparatur Negara.

Pasal 5

Penetapan jabatan dan angka kredit jabatan fungsional


dilakukan oleh Menteri yang bertanggungjawab di bidang
pendayagunaan aparatur negara dengan memperhatikan
usul dari pimpinan instansi pemerintah yang bersangkutan
setelah terlebih dahulu mendapat pertimbangan teknis
secara tertulis dari Kepala Badan Administrasi Kepegawaian
Negara, dengan mengacu pada rumpun jabatan yang
ditetapkan oleh Presiden sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4.

Pasal 6

Jabatan fungsional dan angka kredit yang telah ditetapkan


oleh pejabat yang berwenang berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku sebelum Peraturan
Pemerintah ini, dinyatakan tetap berlaku dengan ketentuan
secara bertahap diadakan peninjauan kembali untuk
disesuaikan dengan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah
ini.

BAB IV
PENGANGKATAN DANPEMBINAAN
Pasal 7

Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil ke dalam jabatan


fungsional pada instansi pemerintah ditetapkan oleh
pejabat yang berwenang sesuai formasi yang telah
ditetapkan.

141
Pasal 8

(1) Penilaian prestasi kerja bagi pejabat fungsional


ditetapkan dengan angka kredit oleh pejabat yang
berwenang setelah mendengar pertimbangan Tim
Penilai.
(2) Tim Penilai sebagainana dimaksud dalam ayat (1)
dibentuk oleh pimpinan instansi pembina jabatan
fungsional atau pimpinan instansi pengguna jabatan
fungsional.

Pasal 9

Kenaikan dalam jenjang jabatan fungsional yang lebih


tinggi disamping diwajibkan memenuhi angka kredit yang
telah ditetapkan harus pula memenuhi syarat-syarat
sebagaimana yang telah ditetapkan dalam peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 10

Perpindahan Pegawai Negeri Sipil antar jabatan fungsional


atau antar jabatan fungsional dengan jabatan struktural
dimungkinkan sepanjang memenuhi persyaratan yang
ditetapkan untuk masing-masing jabatan tersebut.

Pasal 11

(1) Pembina jabatan fungsional dilakukan oleh instansi


pembina jabatan fungsional.
(2) Penetapan instansi pembina jabatan fungsional
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan
penetapan rumpun jabatan fungsional ditetapkan
dengan Keputusan Presiden.

142
Pasal 12

Kebijaksanaan Pendidikan dan Pelatihan jabatan fungsional


serta sertifikasi keahlian dan ketrampilan jabatan
fungsional ditetapkan oleh instansi pembina jabatan
fungsional dengan pembina Lembaga Administrasi Negara.

BAB V
TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL
Pasal 13

(1) Kepada Pegawai Negeri Sipil yang menduduki


jabatan fungsional dan telah ditetapkan angka
kreditnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 dan
Pasal 5 diberikan tunjangan jabatan fungsional.
(2) Besarnya tunjangan jabatan fungsional untuk setiap
rumpun jabatan fungsional ditetapkan dengan
Keputusan Presiden.

BAB VI
KETENTUAN LAIN
Pasal 14

Ketentuan lebih lanjut yang diperlukan bagi pelaksanaan


Peraturan Pemerintah ini, ditetapkan oleh Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara, Kepala Badan
Administrasi Kepegawaian Negara, dan pimpinan instansi
terkait lainnya, baik bersama-sama atau sendiri-sendiri
sesuai dengan tugasnya masing-masing.

143
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 15

Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal


diundangkan.
Agar setiap orang mengetahui, memerintahkan
pengundangan Peraturan Pemerintah ini dengan
penempatannya dalam Lembaran Negara Republik
Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 18 April1994
PRESIDEN REPUBLIKINDONESIA

ttd.

SOEHARTO

Diundangkan diJakarta
pada tanggal 18 April1994
MENTERI NEGARA SEKRETARIS NEGARA
REPUBLIK INDONESIA

ttd.

MOERDIONO

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1994 NOMOR 22

144
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 16 TAHUN 1994
TENTANG
JABATAN FUNGSIONAL PEGAWAI NEGERI SIPIL

UMUM

Dalam rangka mencapai tujuan nasional, dibutuhkan adanya Pegawai


Negeri Sipil dengan mutu profesionalisme yang memadai, berdayaguna dan
berhasilguna di dalam melaksanakan tugas umum pemerintahan dan
pembangunan.

Untuk mewujudkan Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud di atas,


dalam Undang-undang Nomor 8 tahun 1974 dinyatakan bahwa Pegawai
Negeri Sipil perlu dibina dengan sebaik-baiknya atas dasar sistem karier dan
sistem prestasi kerja.

Salah satu muatan di dalam Undang-undang Nomor 8 tahun 1974 yang


selanjutnya dijabarkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 3 tahun 1980
menyatakan bahwa dalam rangka usaha pembinaan karier dan peningkatan
mutu profesionalisme, diatur tentang kemungkinan bagi Pegawai Negeri
Sipil untuk menduduki jabatan fungsional.

Peraturan Pemerintah ini dimaksud untuk mengatur pembinaan Pegawai


Negeri Sipil yang menduduki jabatan fungsional yang didalamnya memuat
antara lain kriteria tentang jabatan fungsional dan persyaratan yang harus
dipenuhi oleh Pegawai Negeri Sipil yang akan diangkat untuk menduduki
jabatan fungsional. Selain itu diatur pula ketentuan tentang jenjang jabatan
serta tata cara penilaian prestasi kerja Pegawai Negeri Sipil yang menduduki
jabatan fungsional.

Dengan demikian diharapkan bahwa diterbitkannya Peraturan Pemerintah


ini Pegawai Negeri Sipil dapat dipacu mutu profesionalisme melalui
pembinaan karier yang berorientasi pada prestasi kerja, sehingga tujuan
untuk mewujudkan Pegawai Negeri Sipil sebagai Aparatur Negara yang
berdayaguna dan berhasilguna di dalam melaksanakan tugas umum
pemerintahan dan pembangunan dapat tercapai.

145
PASAL DEMI PASAL

Pasal 1
Cukup jelas.

Pasal 2
Ayat (1)
Jabatan-jabatan di dalam suatu rumpun jabatan tidak bersifat
statis, akan tetapi dapat berkembang sesuai dengan
perkembangan ilmu dan teknologi, sehingga dapat terjadi
pemerkayaan jabatan di dalam suatu rumpun jabatan.

Sebagai contoh, pada awalnya rumpun jabatan pendidikan,


hanya terdiri dari Dosen dan Guru. Namun karena tingkat
kompleksitas kegiatan di bidang pendidikan dapat timbul
kebutuhan akan jabatan fungsional baru misalnya antara lain,
Ahli Kurikulum dan Ahli Pengujian.

Dapat pula terjadi pengembangan jabatan dari spesialisasi


kearah sub spesialisasi.
Sebagai contoh : Dokter Spesialis Bedah dapat berkembang
menjadi Dokter Spesialis Bedah Otak. Untuk pengembangan
keahlian seperti tersebut diatas pada hakekatnya bertumpu
pada jabatan yang sama. Pemerkayaan jabatan seperti tersebut
di atas pada hakekatnya adalah merupakan perkembangan
jabatan baru dalam satu rumpun jabatan.

Ayat (2)
lihat penjelasan Pasal 3 huruf a.

Pasal 3
Huruf a
Jabatan fungsional keahlian adalah kedudukan yang
menunjukkan tugas yang dilandasi oleh pengetahuan,
metodologi dan teknis analisis yang didasarkan atas disiplin ilmu
yang bersangkutan dan/atau berdasarkan akreditas tertentu.
Sedangkan jabatan fungsional ketrampilan adalah kedudukan
yang menunjukkan tugas yang mempergunakan prosedur dan
teknik kerja tertentu serta dilandasi kewenangan penanganan
berdasarkan sertifikasi yang ditentukan.

146
Sebagai contoh : dalam rumpun jabatan pranata komputer
dilihat dari tugas pokok yang meliputi perancangan sistem dan
pengembangan sistem, seorang sistem Analis adalah termasuk
pejabat fungsional keahlian. Sedangkan Programer Komputer
yang mempunyai tugas menjabarkan perancangan sistem,
menyusun program operasional dan perawatannya adalah
termasuk pejabat fungsional ketrampilan. Legalisasi keahlian
dan kewenangan penanganan dari kedua jabatan fungsional
tersebut ditetapkan dalam bentuk sertifikat.

Huruf b
Yang dimaksud dengan etika profesi adalah norma-norma atau
kaidah-kaidah yang ditetapkan oleh disiplin ilmu pengetahuan
dan organisasi profesi yang harus dipatuhi oleh pejabat
fungsional di dalam melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya.
Organisasi profesi dibentuk dan menjadi wadah bagi para
pejabat fungsional sesuai dengan rumpun jabatan fungsional
yang bersangkutan.

Huruf c
Untuk menetapkan jenjang jabatan pada setiap jabatan
fungsional, baik jabatan keahlian maupun jabatan fungsional
ketrampilan dilakukan melalui evaluasi jabatan sesuai dengan
faktor-faktor penilaian yang ditetapkan dengan memperhatikan
karakteristik jabatan yang bersangkutan.

Jenjang jabatan keahlian dan ketrampilan mempunyai jalur


jenjang jabatan yang berbeda dan mempunyai jenjang pangkat
yang berbeda pula satu sama lain.

Huruf d
Pejabat fungsional pada hakekatnya adalah seseorang yang
mempunyai tanggung jawab hasil pelaksanaan tugas dan
kewenangan pelaksanaan tugas secara mandiri. Di dalam
melaksanakan tugasnya pejabat fungsional tidak mutlak harus
bekerja sendiri. Dia dapat dibantu oleh tenaga fungsional yang
lain, namun tanggung jawab hasil pelaksanaan tugas dan
kewenangan pelaksanaan tugas tetap melekat pada pejabat
fungsional tersebut.
Contoh, seseorang Apoteker didalam meracik obat dapat
dibantu oleh Asisten Apoteker. Namun hasil kerja Asisten
Apoteker tetap menjadi tanggung jawab Apoteker. Dilain pihak
tanggung jawab mandiri seorang Asisten Apoteker adalah dapat
meracik obat sesuai dengan prosedur kerja yang dilakukan
untuk keperluan tersebut.
147
Huruf e
Penetapan jabatan fungsional dalam suatu unit organisasi
dimungkinkan sepanjang jabatan fungsional tersebut sesuai
dengan tugas dan fungsi dari organisasi yang bersangkutan.

Pasal 4
Cukup jelas

Pasal 5
Cukup jelas

Pasal 6
Cukup jelas

Pasal 7
Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam suatu jabatan fungsional
disamping perlu mempertimbangkan lingkup tugas organisasi
dengan rincian tugas jabatan fungsional, harus pula
mempertimbangkan beban kerja yang ada yang memberi
kemungkinan untuk pencapaian angka kredit bagi pejabat
fungsional yang bersangkutan.

Pasal 8
Ayat (1)
Pejabat yang berwenang adalah pejabat yang mempunyai
kewenangan mengangkat dan/atau memberhentikan Pegawai
Negeri Sipil berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

Ayat (2)
Tim Penilai terdiri dari pejabat-pejabat fungsional dan dibantu
oleh pejabat yang menangani bidang kepegawaian yang
mempunyai jabatan serendah-rendahnya sama dengan pejabat
fungsional yang dinilai.
Tim Penilai memberikan pertimbangan kepada pejabat yang
berwenang menetapkan angka kredit dan kenaikan pangkat
pejabat fungsional yang bersangkutan.
Pembentukan Tim Penilai ditetapkan sebagai berikut :
1) Tim Penilai Pusat ditetapkan oleh pimpinan instansi
pembina jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada
Pasal 11 Peraturan Pemerintah ini.

148
2) Tim Penilai Instansi ditetapkan oleh pimpinan instansi
pengguna jabatan fungsional.
3) Mekanisme pendelegasian wewenang oleh instansi
pembina.
4) Tim Penilai Pusat mempunyai kewenangan untuk menilai
pejabat fungsional golongan II dan golongan III.

Pasal 9
Angka Kredit yang dipakai sebagai penilaian prestasi kerja
merupakan salah satu unsur dari Daftar Penilaian Pelaksanaan
Pekerjaan (DP3) Pegawai Negeri Sipil, oleh karenanya maka unsur-
unsur lain yang dipersyaratkan dalam DP3 bagi kenaikan pangkat
atau kenaikan jabatan perlu dipenuhi oleh setiap pejabat fungsional.

Pasal 10
Perpindahan antar jabatan fungsional persyaratannya ditetapkan
untuk jabatan yang besangkutan, sedangkan untuk jabatan
struktural persyaratannya ditentukan dalam Peraturan Pemerintah
tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan
Struktural.

Pasal 11
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan pembinaan adalah penetapan dan
pengendalian terhadap standar profesi yang meliputi
kewenangan penanganan prosedur pelaksanaan tugas dan
metodologinya. Dalam pembinaan tersebut termasuk
didalamnya penetapan petunjuk teknis yang diperlukan.

Ayat (2)
Instansi pembina jabatan fungsional adalah instansi yang
menggunakan jabatan fungsional yang mempunyai bidang
kegiatan sesuai dengan tugas pokok instansi tersebut atau
instansi yang apabila dikaitkan dengan bidang tugasnya
dianggap mampu untuk ditetapkan sebagai pembina jabatan
fungsional.
Contoh, Departemen Kesehatan sebagai Pembina Jabatan
Fungsional Doketer, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
sebagai Pembina Jabatan Fungsional Guru dan Biro Pusat
Statistik sebagai Pembina Jabatan Fungsional Pranata
Komputer.

149
Pasal 12
Kebijaksanaan umum pendidikan dan pelatihan jabatan fungsional
ditetapkan oleh Lembaga Administrasi Negara. Pendidikan dan
Pelatihan penjenjangan teknis fungsional dilaksanakan oleh instansi
pembina jabatan fungsional, sedangkan pendidikan dan latihan
lainnya dapat dilaksanakan oleh masing-masing instansi dengan
koordinasi instansi pembina jabatan fungsional.
Sertifikat keahlian dan ketrampilan diberikan oleh instansi pembina
jabatan fungsional dengan pembinaan Lembaga Administrasi
Negara.

Pasal 13
Ayat (1)
Besarnya tunjangan jabatan fungsional ditetapkan berdasarkan
jenjang jabatan fungsional yang telah ditetapkan.

Ayat (2)
Besarnya tunjangan jabatan fungsional ditetapkan dengan
Keputusan Presiden atas usul Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara setelah terlebih dahulu mendapat pertimbangan
dari Menteri Keuangan.

Pasal 14
Cukup jelas.

Pasal 15
Cukup jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 3547

150
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 87 TAHUN 1999

TENTANG
RUMPUN JABATAN FUNGSIONAL PEGAWAI NEGERI SIPIL

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa untuk mewadahi keberadaan dan sekaligus


sebagai landasan bagi penetapan jabatan-jabatan
fungsional yang diperlukan dalam penyelenggaraan
pemerintahan, dipandang perlu menetapkan
Rumpun Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil;
b. bahwa berdasarkan Pasal 4 Peraturan Pemerintah
Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional
Pegawai Negeri Sipil, Presiden menetapkan
Rumpun Jabatan Fungsional atas usul Menteri
yang bertanggung jawab di bidang pendayagunaan
aparatur negara;
c. bahwa sehubungan dengan hal-hal tersebut pada
huruf a dan b, dipandang perlu menetapkan
Keputusan Presiden tentang Rumpun Jabatan
Fungsional Pegawai Negeri Sipil.

Mengingat : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945;


2. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang
Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara
Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3041);

151
3. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977
tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil
(Lembaran Negara Tahun 1977 Nomor 11,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3098)
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun
1997 (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 19);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1980
tentang Pengangkatan Dalam Pangkat Pegawai
Negeri Sipil (Lembaran Negara Tahun 1980 Nomor
6, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3156);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1991
tentang Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil
secara Langsung (Lembaran Negara Tahun 1991
Nomor 28, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3438);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994
tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil
(Lembaran Negara Tahun 1994 Nomor 22,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3547);

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN PRESIDEN TENTANG RUMPUN


JABATAN FUNGSIONAL PEGAWAI NEGERI SIPIL

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan :
1. Jabatan fungsional Pegawai Negeri Sipil yang
selanjutnya dalam Keputusan Presiden ini disebut
jabatan fungsional adalah kedudukan yang

152
menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan
hak seorang Pegawai Negeri Sipil dalam suatu satuan
organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya
didasarkan pada keahlian dan/atau ketrampilan
tertentu, serta bersifat mandiri.
2. Rumpun jabatan fungsional adalah himpunan jabatan
fungsional keahlian dan/atau jabatan fungsional
ketrampilan yang mempunyai fungsi dan tugas yang
berkaitan erat satu sama lain dalam melaksanakan
salah satu tugas umum pembangunan.
3. Jenis rumpun jabatan fungsional adalah perumpunan
jabatan fungsional ditinjau dari perpaduan pendekatan
antara jabatan dan bidang ilmu pengetahuan yang
digunakan sebagai dasar untuk melaksanakan tugas
dan fungsi jabatan dalam rangka pelaksanaan tugas
umum pemerintahan.
4. Jabatan fungsional Keahlian adalah jabatan fungsional
kualifikasi profesional yang pelaksanaan tugas dan
fungsinya mensyaratkan penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi dibidang keahliannya.
Tugas utama Jabatan Fungsional Keahlian meliputi
pengembangan pengetahuan, penerapan konsep dan
teori, ilmu dan seni untuk pemecahan masalah dan
pemberian pengajaran dengan cara yang sistematis.

5. Jabatan fungsional Ketrampilan adalah jabatan


fungsional kualifikasi teknisi atau penunjang
profesional yang pelaksanaan tugas dan fungsinya
mensyaratkan penguasaan pengetahuan teknis di satu
bidang ilmu pengetahuan atau lebih. Tugas utama
Jabatan Fungsional Ketrampilan meliputi pelaksanaan
kegiatan teknis yang berkaitan dengan penerapan
konsep dan metode operasional di bidang ilmu
pengetahuan tersebut serta pemberian pengajaran di
tingkat pendidikan tertentu.

6. Bobot jabatan adalah nilai kumulatif faktor-faktor yang


mempengaruhi tinggi redahnya jenjang jabatan antara
lain pendidikan, pengalaman, upaya fisik dan mental
153
yang diperlukan untuk melakukan kegiatan dalam
suatu jabatan.

7. Kualifikasi profesional adalah kualifikasi yang bersifat


keahlian yang didasarkan pada ilmu pengetahuan yang
didapatkan dari pendidikan yang berkelanjutan secara
sistematis yang pelaksanaan tugasnya meliputi
penelitian, pengembangan ilmu pengetahuan,
pengembangan dan penerapan konsep, teori, ilmu dan
seni untuk pemecahan masalah serta memberikan
pengajarannya dan terikat pada etika profesi.

8. Kualifikasi teknisi atau penunjang profesional adalah


kualifikasi yang bersifat ketrampilan yang didasarkan
pada ilmu pengetahuan yang didapatkan dari
pendidikan kejuruan dan pelatihan teknis yang
pelaksanaan tugasnya meliputi kegiatan teknis
operasional berdasarkan prosedur standar operasional
serta melatihkannya dan terikat pada etika profesi.

BAB II
TUJUAN PENETAPAN RUMPUN JABATAN FUNGSIONAL

Pasal 2

Rumpun jabatan fungsional ditetapkan untuk mewadahi


keberadaan dan sekaligus sebagai landasan bagi
penetapan jabatan fungsional keahlian dan/atau jabatan
fungsional ketrampilan yang diperlukan oleh pemerintah
dalam rangka terselenggaranya tugas umum
pemerintahan.

BAB III
JENIS RUMPUN JABATAN FUNGSIONAL DAN
JENJANG JABATAN FUNGSIONAL

Bagian Pertama
Jenis Rumpun Jabatan Fungsional

154
Pasal 3

(1) Jenis rumpun jabatan fungsional disusun dengan


menggunakan perpaduan pendekatan antara jabatan
dan bidang ilmu pengetahuan yang digunakan
sebagai dasar untuk melaksanakan tugas dan fungsi
jabatan dalam rangka pelaksanaan tugas umum
pemerintahan.
(2) Jenis rumpun jabatan fungsional sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) adalah sebagaimana
tersebut dalam Lampiran Keputusan Presiden ini.

Bagian Kedua
Jenjang Jabatan Fungsional
Pasal 4
Jabatan-jabatan yang dihimpun dalam rumpun jabatan
fungsional dapat dikategorikan dalam jabatan fungsional
keahlian atau jabatan fungsional ketrampilan.

Pasal 5
(1) Jabatan fungsional keahlian adalah jabatan
fungsional yang pelaksanaan tugasnya:
a. Mensyaratkan kualifikasi profesional dengan
pendidikan serendah-rendahnya berijasah
Sarjana (Strata-1);
b. Meliputi kegiatan yang berkaitan dengan
penelitian dan pengembangan, peningkatan
dan penerapan konsep dan teori serta metode
operasional dan penerapan disiplin ilmu
pengetahuan yang mendasari pelaksanaan
tugas dan fungsi jabatan fungsional yang
bersangkutan;
c. Terikat pada etika profesi tertentu yang
ditetapkan oleh ikatan profesinya.
155
(2) Berdasarkan penilaian terhadap bobot jabatan
fungsional, maka jabatan fungsional keahlian dibagi
dalam 4 (empat) jenjang jabatan yaitu:
a. Jenjang Utama, yaitu jenjang jabatan fungsional
keahlian yang tugas dan fungsi utamanya bersifat
strategis nasional yang mensyaratkan kualifikasi
profesional tingkat tertinggi dengan kepangkatan
mulai dari Pembina Utama Madya, golongan
ruang IV/d sampai dengan Pembina Utama,
golongan ruang IV/e
b. Jenjang Madya, yaitu jenjang jabatan fungsional
keahlian yang tugas dan fungsi utamanya bersifat
strategis sektoral yang mensyaratkan kualifikasi
profesional tingkat tinggi dengan kepangkatan
mulai dari Pembina, golongan ruang IV/a sampai
dengan Pembina Utama Muda, golongan ruang
IV/c.
c. Jenjang Muda, yaitu jenjang jabatan fungsional
keahlian yang tugas dan fungsi utamanya bersifat
teknis operasional yang mensyaratkan kualifikasi
profesional tingkat lanjutan dengan kepangkatan
mulai dari Penata, golongan ruang III/c sampai
dengan Penata Tingkat I, golongan ruang III/d.
d. Jenjang Pertama, yaitu jenjang jabatan fungsional
keahlian yang tugas dan fungsi utamanya bersifat
operasional yang mensyaratkan kualifikasi
profesional tingkat dasar dengan kepangkatan
mulai dari Penata Muda, golongan ruang III/a
sampai dengan Penata Muda Tingkat I, golongan
ruang III/b.

Pasal 6
(1) Jabatan fungsional ketrampilan adalah jabatan
fungsional yang pelaksanaan tugasnya:
a. Mensyaratkan kualifikasi teknisi profesional
dan/atau penunjang profesional dengan

156
pendidikan serendah-rendahnya Sekolah
Menengah Umum dan Sekolah Menengah
Kejuruan dan setinggi-tingginya setingkat Diploma
III (D-3);
b. Meliputi kegiatan teknis operasional yang
berkaitan dengan penerapan konsep atau metoda
operasional dari suatu bidang profesi;
c. Terikat pada etika profesi tertentu yang
ditetapkan oleh ikatan profesinya.
(2) Berdasarkan penilaian bobot jabatan fungsional,
maka jabatan fungsional ketrampilan dibagi dalam 4
(empat) jenjang jabatan yaitu:
a. Jenjang Penyelia, adalah jenjang jabatan
fungsional ketrampilan yang tugas dan fungsi
utamanya sebagai pembimbing, pengawas, dan
penilai pelaksanaan pekerjaan pejabat fungsional
tingkat di bawahnya yang mensyaratkan
pengetahuan dan pengalaman teknis operasional
penunjang beberapa cabang ilmu pengetahuan
tertentu dengan kepangkatan mulai dari Penata,
golongan ruang III/c sampai dengan Penata
Tingkat I, golongan ruang III/d.
b. Jenjang Pelaksana Lanjutan, adalah jenjang
jabatan fungsional ketrampilan yang tugas dan
fungsi utamanya sebagai pelaksana tingkat
lanjutan dan mensyaratkan pengetahuan dan
pengalaman teknis operasional penunjang yang
didasari oleh suatu cabang ilmu pengetahuan
tertentu, dengan kepangkatan mulai dari Penata
Muda, golongan ruang III/a sampai dengan
Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b.
c. Jenjang Pelaksana, adalah jenjang jabatan
fungsional ketrampilan yang tugas dan fungsi
utamanya sebagai pelaksana dan mensyaratkan
pengetahuan dan pengalaman teknis operasional
penunjang yang didasari oleh suatu cabang ilmu
pengetahuan tertentu dengan kepangkatan mulai
157
dari Pengatur Muda Tingkat I, golongan ruang
II/b sampai dengan Pengatur Tingkat I, golongan
ruang II/d.
d. Jenjang Pelaksana Pemula, adalah jenjang
jabatan fungsional ketrampilan yang tugas dan
fungsi utamanya sebagai pembantu pelaksana
dan mensyaratkan pengetahuan dan pengalaman
teknis operasional penunjang yang didasari oleh
suatu cabang ilmu pengetahuan tertentu dengan
kepangkatan Pengatur Muda, golongan ruang
II/a.

Pasal 7
Jenjang jabatan fungsional keahlian atau jabatan
fungsional ketrampilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
5 dan Pasal 6 didasarkan pada penilaian bobot masing-
masing jabatan fungsional dan ditetapkan oleh Menteri
yang bertanggung jawab di bidang pendayagunaan
aparatur negara.

Pasal 8
(1) Kepada Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dalam
jabatan fungsional keahlian atau jabatan fungsional
ketrampilan diberikan tunjangan jabatan fungsional.
(2) Besarnya tunjangan jabatan fungsional untuk
masing-masing jenjang jabatan fungsional keahlian
adalah :

a. Jenjang Utama, setinggi-tingginya sama


dengan tunjangan jabatan struktural eselon
Ia;

b. Jenjang Madya, setinggi-tingginya sama


dengan tunjangan jabatan struktural eselon
IIa

158
c. Jenjang Muda, setinggi-tingginya sama
dengan tunjangan jabatan struktural eselon
IIIa;

d. Jenjang Pertama, setinggi-tingginya sama


dengan tunjangan jabatan struktural eselon
IVa;

(3) Besarnya tunjangan jabatan fungsional untuk


masing-masing jenjang jabatan fungsional
ketrampilan adalah :

a. Jenjang Penyelia, setinggi-tingginya sama


dengan tunjangan jabatan struktural eselon
IIIa;

b. Jenjang Pelaksana Lanjutan, setinggi-


tingginya sama dengan tunjangan jabatan
struktural eselon IVa;

c. Jenjang Pelaksana, setinggi-tingginya sama


dengan tunjangan jabatan struktural eselon
Va;

d. Jenjang Pelaksana Pemula, setinggi-tingginya


sama dengan tunjangan jabatan struktural
eselon Vb.

BAB IV
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 9
Jabatan Fungsional yang telah ditetapkan berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku sebelum
ditetapkannya Keputusan Presiden ini, tetap berlaku
dengan ketentuan harus sudah disesuaikan selambat-
lambatnya 3 (tiga) tahun terhitung setelah Keputusan
Presiden ini ditetapkan.
159
BAB V
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 10

Ketentuan lebih lanjut tentang pelaksanaan Keputusan


Presiden ini, ditetapkan oleh Menteri yang bertanggung
jawab di bidang pendayagunaan aparatur negara.

Pasal 11

Keputusan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal


ditetapkan.

ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 30 Juli 1999
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

ttd

BACHARUDDIN JUSUF HABIBIE

160
LAMPIRAN KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 87 TAHUN 1999
TANGGAL 30 JULI 1999.

DAFTAR RUMPUN JABATAN FUNGSIONAL DAN


PENJELASANNYA

1. Rumpun Fisika, Kimia dan yang berkaitan

Rumpun Fisika, Kimia dan jabatan yang berkaitan adalah rumpun


jabatan fungsional Pegawai Negeri Sipil yang kegiatannya berhubungan
dengan penelitian, peningkatan atau pengembangan konsep, teori dan
metode operasional serta pelaksanaan kegiatan teknis yang
berhubungan dengan penerapan ilmu pengetahuan di bidang ilmu
fisika, astronomi, meteorologi, kimia, geologi dan geofisika.

Contoh jabatan fungsional keahlian :

a. Pranata Nuklir;
b. Pengamat Meteorologi dan Geofisika;
c. Pengawas Radiasi.

Contoh jabatan fungsional ketrampilan :

a. Asisten Pranata Nuklir;


b. Asisten Pengamat Meteorologi dan Geofisika;
c. Asisten Pengawas Radiasi.

2. Rumpun Matematika, Statistika dan yang berkaitan

Rumpun Matematika, Statistika dan yang berkaitan adalah rumpun


jabatan fungsional Pegawai Negeri Sipil yang kegiatannya berhubungan
dengan penelitian, peningkatan atau pengembangan konsep, teori
matematika aktuaria atau konsep statitiska dan mengaplikasikannya

161
pada bidang teknik, ilmu pengetahuan alam dan sosial serta
melaksanakan kegiatan teknis yang berhubungan dengan penerapan
konsep, prinsip dan metode operasional ilmu matematika, statistika
dan aktuaria.

Contoh jabatan fungsional keahlian :

Statistisi.

Contoh jabatan fungsional ketrampilan :

Asisten Statistisi.

3. Rumpun Kekomputeran

Rumpun Kekomputeran adalah rumpun jabatan fungsional Pegawai


Negeri Sipil yang kegiatannya berhubungan dengan penelitian,
peningkatan atau pengembangan konsep, teori, dan metoda
operasional serta penerapan ilmu pengetahuan di bidang perencanaan
pengembangan dan peningkatan sistem yang berbasis komputer,
pengembangan perangkat lunak, prinsip dan metoda operasional,
pemeliharaan kamus data dan sistem menajemen, database untuk
menjamin integritas dan keamanan data, serta membantu pengguna
komputer dan perangkat lunak standar, mengontrol dan
mengoperasikan komputer dan peralatannya; melaksanakan tugas-
tugas pemrograman yang berhubungan dengan pemasangan dan
pemeliharaan perangkat keras dan perangkat lunak.

Contoh jabatan fungsional keahlian :

Pranata Komputer.

Contoh jabatan fungsional ketrampilan :

Asisten Pranata Komputer.

162
4 Rumpun Arsitek, Insinyur dan yang berkaitan

Rumpun Arsitek, Insinyur dan yang berkaitan adalah rumpun jabatan


fungsional Pegawai Negeri Sipil yang tugasnya melakukan penelitian,
meningkatkan dan mengembangkan konsep, teori dan metode
operasional, menerapkan pengetahuan dan kegiatan teknis yang
berhubungan dengan penerapan konsep, prinsip dan metode
operasional di bidang arsitektur, dan teknologi serta efisiensi dalam
proses produksi.

Contoh Jabatan fungsional keahlian :

a. Teknik Pengairan;
b. Teknik Jalan dan Jembatan;
c. Teknik Penyehatan dan Lingkungan;
d. Teknik Bangunan dan Perumahan;
e. Surveyor dan Pemeta;
f. Penyelidik Bumi.

Contoh jabatan fungsional ketrampilan

a. Asisten Teknik Pengairan;


b. Asisten Teknik Jalan dan Jembatan;
c. Asisten Teknik Penyehatan dan Lingkungan;
d. Asisten Teknik Tata Bangunan dan Perumahan;
e. Asisten Surveyor dan Pemeta.

5. Rumpun Penelitian dan Perekayasaan


Rumpun Penelitian dan Perekayasaan adalah rumpun jabatan fungsional
Pegawai Negei Sipil yang tugasnya berkaitan dengan penelitian,
peningkatan atau pengembangan konsep, teori dan metode operasional
yang berhubungan dengan bidang penelitian dan perekayasaan dan
melakukan kegiatan teknis yang berhubungan penelitian dan
perekayasaan.

Contoh Jabatan Fungsional Keahlian :

a. Peneliti;
b. Perekayasa.

163
Contoh jabatan fungsional ketrampilan :

Teknisi Penelitian dan Perekayasa (Litkayasa).

6. Rumpun Ilmu Hayat

Rumpun Ilmu Hayat adalah rumpun jabatan fungsional Pegawai Negeri


Sipil yang tugasnya adalah melakukan kegiatan yang berkaitan dengan
penelitian, pengembangan teori dan metode operasional, penerapan
ilmu pengetahuan di bidang biologi, mikrobiologi, botani, ilmu hewan,
ekologi, anatomi, bakteorologi, biokimia, fisiologi, citologi, genetika,
agronomi, fatologi atau farmakologi serta melaksanakan kegiatan
teknis yang berhubungan dengan pelaksanaan penelitian, penerapan
konsep prinsip dan metode operasional di bidang biologi, ilmu hewan,
agronomi dan kehutanan.

Contoh jabatan fungsional keahlian :

a. Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan;


b. Pengendali Hama dan Penyakit Ikan;
c. Pengawas Benih Tanaman;
d. Pengawas Benih Ikan;
e. Pengawas Bibit Ternak;
f. Medik Veteriner;
g. Penyuluh Pertanian;
h. Penyuluh Kehutanan.

Contoh jabatan fungsional ketrampilan :

a. Asisten Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan;


b. Asisten Pengendali Hama dan Penyakit Ikan;
c. Asisten Pengawas Benih Tanaman;
d. Asisten Pengawas Benih Ikan;
e. Asisten Pengawas Bibit Ternak;
f. Para Medik Veteriner;
g. Asisten Penyuluh Pertanian;
h. Asisten Penyuluh Kehutanan.

164
7. Rumpun Kesehatan

Rumpun Kesehatan adalah rumpun jabatan fungsional Pegawai Negeri


Sipil yang tugasnya adalah melakukan kegiatan yang berkaitan dengan
penelitian, peningkatan atau pengembangan konsep, teori dan metode
operasional, penerapan ilmu pengetahuan dan pelaksanaan kegiatan
teknis di bidang peningkatan kesehatan pencegahan penyakit manusia,
pengobatan dan rehabilitassi, kesehatan gigi dan mulut, farmasi, serta
perawatan orang sakit dan kelahiran bayi.

Contoh jabatan fungsional keahlian :

a. Dokter;
b. Dokter Gigi;
c. Apoteker;
d. Perawat;
e. Penyuluh Kesehatan Masyarakat.

Contoh jabatan fungsional ketrampilan :

a. Asisten Apoteker;
b. Asisten Penyuluh Kesehatan Masyarakat;
c. Terapis Wicara;
d. Asisten Perawat.

8. Rumpun Pendidikan Tingkat Pendidikan Tinggi

Rumpun Pendidikan Tingkat Pendidikan Tinggi adalah rumpun jabatan


fungsional Pegawai Negeri Sipil yang tugasnya melakukan kegiatan
yang berkaitan dengan penelitian, peningkatan dan pengembangan
konsep, teori dan metoda operasional disiplin ilmu khusus di bidang
pendidikan tinggi, melaksanakan tugas mengajar pada pendidikan
tinggi disamping penyiapan buku dan tulisan ilmiah.

Contoh jabatan fungsional keahlian :

Dosen.

165
9. Rumpun Pendidikan Tingkat Taman Kanak-kanak, Dasar,
Lanjutan dan Sekolah Khusus

Rumpun Pendidikan Tingkat Taman Kanak-kanak, Dasar, Lanjutan dan


Sekolah Khusus adalah rumpun jabatan fungsional Pegawai Negeri Sipil
yang tugasnya melakukan kegiatan yang berkaitan dengan penelitian
dan peningkatan atau pengembangan konsep, teori dan metoda
operasional di bidang pendidikan dan pengajaran pada Tingkat Taman
Kanak-kanak, Dasar, Lanjutan dan Sekolah Khusus serta mengajar
anak-anak atau orang dewasa yang cacat fisik dan cacat mental atau
mempunyai kesuliitan belajar pada tingkat pendidikan tertentu.

Contoh Jabatan fungsional keahlian :

Guru Ahli.

Contoh jabatan fungsional ketrampilan :

Guru Terampil.

10. Rumpun Pendidikan Lainnya

Rumpun Pendidikan Lainnya adalah rumpun jabatan fungsional


Pegawai Negeri Sipil yang tugasnya berkaitan dengan penelitian,
peningkatan, atau pengembangan konsep, teori dan metoda
operasional di bidang pendidikan dan pengajaran umum serta
pendidikan dan pengajaran yang tidak berhubungan dengan
pengajaran sekolah formal, memberikan saran tentang metoda dan
bantuan pengajaran, menelaah serta memeriksa hasil kerja yang telah
dicapai oleh guru dalam penerapan kurikulum, memberikan pelatihan
penggunaan teknologi tinggi.

Contoh jabatan fungsional keahlian :

a. Pengawas Sekolah;
b. Ahli Kurikulum;
c. Ahli Pengujian;
d. Pamong Belajar;
e. Widyaiswara.

166
Contoh jabatan fungsional ketrampilan :

Asisten Pamong Belajar.

11. Rumpun Operator Alat-alat Optik dan Elektronik

Rumpun Operator Alat-alat Optik dan Elektronik adalah rumpun


jabatan fungsional Pegawai Negeri Sipil yang mempunyai tugas
melakukan pemotretan, mengontrol gambar yang bergerak dan video
kamera dan peralatan lain untuk merekam dan menyempurnakan citra
dan suara, mengontrol penyiapan dan sistem alat telekomunikasi,
mengontrol penggunaan alat untuk keperluan diagnosa medis dan
perawatan.

Contoh jabatan fungsional ketrampilan:

a. Pemantau Frekuensi Radio;


b. Pengatur Frekuensi Radio;
c. Operator Transmisi Sandi.

12. Rumpun Teknisi dan Pengontrol Kapal dan Pesawat

Rumpun Teknisi dan Pengontrol Kapal dan Pesawat adalah rumpun


jabatan fungsional Pegawai Negeri Sipil yang mempunyai tugas
memberi komando dan menavigasi kapal serta pesawat, melaksanakan
fungsi teknis untuk menjamin efisiensi dan keselamatan pelayaran
serta penerbangan.

Contoh jabatan fungsional ketrampilan:

a. Teknisi Penerbangan;
b. Teknisi Pelayaran.

167
13. Rumpun Pengawas Kualitas dan Keamanan

Rumpun Pengawas Kualitas dan Keamanan adalah rumpun jabatan


fungsional Pegawai Negeri Sipil yang tugasnya berkaitan dengan
penelitian, peningkatan atau pengembangan konsep, teori dan metoda
operasional serta memeriksa pengimplementasian peraturan
perundang-undangan yang berhubungan dangan pencegahan
kebakaran dan bahaya lain, keselamatan kerja, perlindungan
kesehatan dan lingkungan, keselamatan proses produksi, barang dan
jasa yang dihasilkan dan juga hal-hal yang berhubungan dengan
standar kualitas dan spesifikasi pabrik.

Contoh jabatan fungsional keahlian :

a. Pengawas Ketenagakerjaan;
b. Penguji Mutu Barang;
c. Penera;
d. Pengawas Farmasi dan Makanan.

Contoh jabatan fungsional ketrampilan :

a. Asisten Pengawas Ketenagakerjaan;


b. Asisten Penguji Mutu Barang;
c. Asisten Penera;
d. Asisten Pengawas Farmasi dan Makanan.

14. Rumpun Akuntan dan Anggaran

Rumpun Akuntan dan Anggaran adalah rumpun jabatan fungsional


Pegawai Negeri Sipil yang kegiatannya berhubungan dengan
penelitian, peningkatan atau pengembangan konsep, teori, dan metoda
operasional serta penerapan ilmu pengetahuan di bidang pemberian
saran penyeliaan atau melaksanakan kegiatan teknis yang
berhubungan dengan akuntansi, anggaran dan manajemen keuangan.

Contoh jabatan fungsional keahlian :

a. Akuntan;
b. Auditor.
168
Contoh jabatan fungsional ketrampilan:

Asisten Auditor.

15. Rumpun Asisten Profesional yang berhubungan dengan


Keuangan dan Penjualan

Rumpun Asisten Profesional yang berhubungan dengan Keuangan dan


Penjualan adalah rumpun jabatan fungsional Pegawai Negeri Sipil yang
mempunyai tugas melakukan kegiatan teknis dalam analisis
kecenderungan pasar di bidang keuangan dan devisa, menaksir nilai
komoditi, real estate atau properti lain atau menjual lewat lelang atas
nama Pemerintah.

Contoh jabatan fungsional keahlian :

Penilai Pajak Bumi dan Bangunan

Contoh jabatan fungsional ketrampilan:

Asisten Pajak Bumi dan Bangunan.

16. Rumpun Imigrasi, Pajak dan Asisten Profesional yang


berkaitan

Rumpun Imigrasi, Pajak dan Asisten Profesional yang berkaitan adalah


rumpun jabatan fungsional Pegawai Negeri Sipil yang mempunyai
tugas memberlakukan dan menerapkan peraturan perundang-
undangan pemerintah yang berhubungan dengan batas negara, pajak-
pajak, jaminan sosial, ekspor dan impor barang, pembentukan usaha,
pendirian gedung, serta kegiatan lain yang berhubungan dengan
penerapan Peraturan Pemerintah.

Contoh jabatan fungsional keahlian :

a. Pemeriksa Bea dan Cukai;


b. Pemeriksa Pajak.

169
Contoh jabatan fungsional ketrampilan:

Asisten Pemeriksa Bea dan Cukai.

17. Rumpun Manajemen

Rumpun Manajemen adalah rumpun jabatan fungsional Pegawai


Negeri Sipil yang kegiatannya berhubungan dengan penelitian,
peningkatan, atau pengembangan konsep, teori dan metoda
operasional, penerapan ilmu pengetahuan di bidang peningkatan
sistem, pemberian saran atau pengelolaan, pengambilan keputusan
dan pelaksanaan kegiatan teknis yang berhubungan dengan sumber
daya manajemen.

Contoh jabatan fungsional keahlian :

a. Analis Manajemen;
b. Analis Kepegawaian.

Contoh jabatan fungsional ketrampilan :

Asisten Analis Kepegawaian.

18. Rumpun Hukum dan Peradilan

Rumpun Hukum dan Peradilan adalah rumpun jabatan fungsional


Pegawai Negeri Sipil yang kegiatannya berhubungan dengan
penelitian, peningkatan atau pengembangan konsep, teori dan metoda
operasional serta penerapan ilmu pengetahuan di bidang hukum,
perancangan peraturan perundang-undangan serta pemberian saran
dan konsultasi pada para klien tentang aspek hukum, penyelidikan
kasus, pelaksanaan peradilan.

Contoh jabatan fungsional keahlian :

a. Perancang Peraturan Perundang-undangan;


b. Jaksa.

170
19. Rumpun Hak Cipta, Paten dan Merek

Rumpun Hak Cipta, Paten dan Merek adalah rumpun jabatan


fungsional Pegawai Negeri Sipil yang kegiatannya berhubungan dengan
penelitian, peningkatan atau pengembangan konsep, teori, dan metoda
operasional serta penerapan ilmu pengetahuan di bidang pemberian
saran, pengadministrasian, penyeliaan serta pelaksanaan pekerjaan
yang berkaitan dengan pengatalogan, registrasi dari hak cipta,
penetapan hak paten, pendaftaran merek dagang sesuai dengan
aturan yang berlaku.

Contoh jabatan fungsional keahlian

a. Pemeriksa Paten;
b. Pemeriksa Merek.

Contoh jabatan fungsional ketrampilan:

Asisten Pemeriksa Merek.

20. Rumpun Penyidik dan Detektif

Rumpun Penyidik dan Detektif adalah rumpun jabatan fungsional


Pegawai Negeri Sipil yang mempunyai tugas menyelidiki fakta yang
berhubungan dengan tindak kriminal dalam rangka membuktikan pihak
yang bersalah, mengumpulkan informasi tentang seseorang yang
diduga berbuat kriminal, melakukan penyelidikan tindakan yang
mencurigakan di perusahaan, toko ataupun di tempat umum.

Contoh fungsional keahlian :

Agen.

171
21. Rumpun Arsiparis, Pustakawan dan yang berkaitan

Rumpun Arsiparis, Pustakawan dan yang berkaitan adalah rumpun


jabatan fungsional Pegawai Negeri Sipil yang kegiatannya berhubungan
dengan penelitian, peningkatan atau pengembangan konsep, teori dan
metoda operasional serta penerapan ilmu pengetahuan di bidang
pengembangan dan pemeliharaan koleksi arsip, perpustakaan,
museum, koleksi benda seni dan benda yang sejenis serta pelaksanaan
kegiatan teknis yang berhubungan dengan kearsipan dan kepustakaan.

Contoh jabatan fungsional keahlian :

a. Arsiparis;
b. Pustakawan.

Contoh jabatan fungsional ketrampilan :

a. Asisten Arsiparis;
b. Asisten Pustakawan.

22. Rumpun Ilmu Sosial dan yang berkaitan

Rumpun Ilmu Sosial dan yang berkaitan adalah rumpun jabatan


fungsional Pegawai Negeri Sipil yang kegiatannya berhubungan dengan
pelaksanaan penelitian, pengembangan konsep, dan metoda
operasional serta penerapan ilmu pengetahuan berhubungan dengan
filosofi, sosiologi, psikologi dan ilmu sosial lainnya; memberikan
pelayanan sosial untuk memenuhi kebutuhan perorangan dan keluarga
dalam masyarakat.

Contoh jabatan fungsional keahlian :

a. Pekerja Sosial;
b. Penyuluh KB.

Contoh jabatan fungsional ketrampilan :

a. Asisten Pekerja Sosial;


b. Asisten Penyuluh KB.

172
23. Rumpun Penerangan dan Seni Budaya

Rumpun Penerangan dan Seni Budaya adalah rumpun jabatan


fungsional Pegawai Negeri Sipil yang tugasnya berkaitan dengan
penelitian, pengamatan, penciptaan, peningkatan atau pengembangan
konsep, teori, dan metoda operasional di bidang pelaksanaan kegiatan
pemeliharaan karya seni, museum, bahasa, sejarah, antropologi, dan
arkeologi serta pelaksanaan kegiatan teknis yang berhubungan dengan
pekerjaan penerangan kepada masyarakat, pengamatan dan
penciptaan serta pemeliharaan karya seni, benda seni, benda
bersejarah (museum).

Contoh jabatan fungsional keahlian :

Pamong Budaya.

Contoh jabatan fungsional ketrampilan:

Asisten Pamong Budaya.

24. Rumpun Keagamaan

Rumpun Keagamaan adalah rumpun jabatan fungsional Pegawai


Negeri Sipil yang tugasnya berkaitan dengan penelitian, peningkatan
atau pengembangan konsep, teori dan metoda operasional serta
pelaksanaan kegitan teknis yang berhubungan dengan pembinaan
rohani dan moral masyarakat sesuai dengan agama yang dianutnya.

Contoh jabatan fungsional keahlian :

Penyuluh Agama.

Contoh jabatan fungsional ketrampilan :

Asisten Penyuluh Agama.

173
25. Rumpun Politik dan Hubungan Luar Negeri

Rumpun Politik dan Hubungan Luar Negeri adalah rumpun jabatan


fungsional Pegawai Negeri Sipil yang tugasnya berkaitan dengan
penelitian, peningkatan atau pengembangan konsep, teori dan metoda
operasional pelaksanaan kegiatan teknis yang berhubungan dengan
perumusan pengevaluasian, penganalisisan serta penerapan
kebijaksanaan di bidang politik, pemerintahan dan hubungan
internasional.

Contoh jabatan fungsional keahlian :

Diplomat.

Contoh jabatan fungsional ketrampilan :

Asisten Analis Politik.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

ttd.

BACHARUDDIN JUSUF HABIBIE

174
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 51 TAHUN 2003

TENTANG

TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL SURVEYOR PEMETAAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : bahwa dalam rangka meningkatkan mutu, prestasi,


pengabdian, dan semangat kerja bagi Pegawai Negeri Sipil
yang diangkat dan ditugaskan secara penuh dalam Jabatan
Fungsional Surveyor Pemetaan, dipandang perlu
memberikan Tunjangan Jabatan Fungsional Surveyor
Pemetaan dengan Keputusan Presiden;

Mengingat : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945;


2. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-
pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974
Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3041)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang
Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Tahun 1999
Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3890);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 tentang
Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara
Tahun 1977 Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3098) sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 11
Tahun 2003 (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor
17);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang
Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran
Negara Tahun 1994 Nomor 22, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3547);

175
5. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang
Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, dan
Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara
Tahun 2003 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4263);
6. Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 tentang
Rumpun Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan: KEPUTUSAN PRESIDEN TENTANG TUNJANGAN


JABATAN FUNGSIONAL SURVEYOR PEMETAAN.

Pasal 1

Dalam Keputusan Presiden ini yang dimaksud dengan


Tunjangan Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan, yang
selanjutnya disebut dengan Tunjangan Surveyor
Pemetaan adalah tunjangan jabatan fungsional yang
diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dan
ditugaskan secara penuh dalam Jabatan Fungsional
Surveyor Pemetaan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 2

Kepada Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dan


ditugaskan secara penuh dalam Jabatan Fungsional
Surveyor Pemetaan, diberikan Tunjangan Surveyor
Pemetaan setiap bulan.

Pasal 3

Besarnya Tunjangan Surveyor Pemetaan sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 2, adalah sebagaimana tercantum
dalam Lampiran Keputusan Presiden ini.

176
Pasal 4

Pemberian Tunjangan Surveyor Pemetaan dihentikan


apabila Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2, diangkat dalam jabatan struktural atau
jabatan fungsional lain atau karena hal lain yang
mengakibatkan pemberian tunjangan dihentikan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

Pasal 5

Ketentuan lebih lanjut yang diperlukan bagi pelaksanaan


Keputusan Presiden ini, diatur oleh Menteri Keuangan
dan/atau Kepala Badan Kepegawaian Negara, baik secara
bersama-sama maupun secara sendiri-sendiri menurut
bidang tugasnya masing-masing.

Pasal 6

Keputusan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal


ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 8 Juli 2003

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,


ttd.

MEGAWATI SOEKARNOPUTRI

Salinan sesuai dengan aslinya


SEKRETARIAT KABINET RI
Kepala Biro Peraturan
Perundang-undangan II

Edy Sudibyo

177
LAMPIRAN
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : 51 TAHUN 2003
TANGGAL : 8 JULI 2003

TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL SURVEYOR PEMETAAN

BESARNYA
NO. JABATAN JABATAN
TUNJANGAN
FUNGSIONAL
1 2 3 4
1 Surveyor Pemetaan Rp. 700.000,00
Surveyor Pemetaan
Tingkat Ahli Madya

Surveyor Pemetaan Rp. 400.000,00


Muda

Surveyor Pemetaan Rp. 200.000,00


Pertama
2 Surveyor Pemetaan Rp. 240.000,00
Surveyor Pemetaan
Tingkat Terampil Penyelia

Surveyor Pemetaan Rp. 200.000,00


Pelaksana Lanjutan

Surveyor Pemetaan Rp. 130.000,00


Pelaksana

Surveyor Pemetaan Rp. 100.000,00


Pelaksana Pemula

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

MEGAWATI SOEKARNOPUTRI
Salinan sesuai dengan aslinya
SEKRETARIAT KABINET RI
Kepala Biro Peraturan
Perundang-undangan II

ttd.

Edy Sudibyo
178

Anda mungkin juga menyukai