BUKU$Seri$A,$Edisi$Pertama$
PERATURAN
TENTANG
JABATAN FUNGSIONAL SURVEYOR
PEMETAAN DAN ANGKA KREDITNYA
TENTANG
1
5. Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun
2000 tentang Wewenang Pengangkatan,
Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai
Negeri Sipil;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun
2000 tentang Kenaikan Pangkat Pegawai
Negeri Sipil sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12
Tahun 2002;
7. Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999
tentang Rumpun Jabatan Fungsional
Pegawai Negeri Sipil;
8. Keputusan Presiden Nomor 101 Tahun
2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,
Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata
Kerja Menteri Negara sebagaimana telah
diubah dengan Keputusan Presiden Nomor
2 Tahun 2002;
9. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun
2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,
Kewenangan, Susunan Organisasi dan
Tugas Lembaga Pemeritah Non
Departemen sebagaimana telah diubah
dengan Keputusan Presiden Nomor 3
Tahun 2002;
Memperhatikan : 1. Usul Kepala Badan Koordinasi Survei dan
Pemetaan Nasional dengan suratnya
Nomor KP.02.05/457-KA/XII/01 tanggal 12
Desember 2001.
2. Pertimbangan Kepala Badan Kepegawaian
Negara Nomor K.26-30/V.18-6/87 tanggal
8 Maret 2002.
2
MEMUTUSKAN
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
3
BAB II
Pasal 2
Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan termasuk dalam
rumpun arsitek, insinyur dan yang berkaitan.
Pasal 3
(1) Surveyor Pemetaan berkedudukan sebagai
pelaksana teknis fungsional dibidang survei dan
pemetaan pada instansi pemerintah.
(2) Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah
jabatan karier yang hanya dapat diduduki oleh
seorang yang telah berstatus sebagai Pegawai
Negeri Sipil.
Pasal 4
Tugas pokok Surveyor Pemetaan adalah melakukan
kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pembinaan,
pengembangan serta pemasyarakatan survei dan
pemetaan.
BAB III
UNSUR DAN SUB UNSUR KEGIATAN
Pasal 5
Unsur dan sub unsur kegiatan Surveyor Pemetaan yang
terdiri dari
a. Pendidikan, meliputi:
1. Pendidikan sekolah dan memperoleh ijazah/gelar
4
2. Pendidikan dan pelatihan fungsional di bidang
survei dan pemetaan serta memperoleh Surat
Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan (STTPL).
b. Kegiatan survei, meliputi:
1. Melakukan persiapan survei;
2. Melakukan survei lapangan;
3. Melakukan pemrosesan data hasil survei;
4. Melakukan supervisi survei;
5. Memasyarakatkan hasil survei.
BAB IV
JENJANG JABATAN DAN PANGKAT
Pasal 6
6
(5) Jenjang pangkat dan golongan ruang Surveyor
Pemetaan tingkat ahli sebagaimana dimaksud
dalam ayat (3), dari yang terendah sampai dengan
tertinggi yaitu:
BAB V
RINCIAN KEGIATAN DAN UNSUR YANG DINILAI
DALAM MEMBERIKAN ANGKA KREDIT
Pasal 7
(1) Rincian kegiatan Surveyor Pemetaan tingkat
terampil, sebagai berikut:
8
c. Surveyor Pemetaan Pelaksana Lanjutan, yaitu:
1. Melakukan penyiapan fasilitas peralatan
dan evaluasi data;
2. Menyusun petunjuk teknis survei;
3. Menyusun desain kerangka kontrol survei
sederhana;
4. Menyusun rencana operasional survei
lapangan semi detil;
5. Mengecek peralatan elektronik;
6. Merawat peralatan elektronik;
7. Membuat sketsa/gambar hasil orientasi
dan diskripsi detil;
8. Melakukan pengukuran detil;
9. Menggambar hasil pengamatan survei dan
membuat diskripsi detil;
10. Menghitung data survei detil;
11. Melakukan penyiapan fasilitas analisa dan
evaluasi data;
12. Menyusun desain kerangka kontrol
pemetaan sederhana;
13. Menyusun rencana operasional pemetaan
semi detil;
14. Merawat peralatan elektronik;
15. Melakukan pengumpulan data analog
utama;
16. Melakukan penggambaran titik kontrol
hasil ukuran detil;
17. Melakukan pengukuran detil/pembuatan
lembar peta elektronis;
18. Melakukan penggambaran detil;
19. Melakukan plotting semi detil;
20. Membuat mosaik citra semi kontrol.
11
21. Menyusun desain kerangka kontrol
pemetaan detil;
22. Menyusun desain rencana operasional
pemetaan;
23. Menyusun petunjuk evaluasi desain
rencana operasional pemetaan;
24. Menyusun rencana pemetaan jangka
pendek;
25. Menyusun spek teknis pemetaan;
26. Menguji bahan-bahan dengan bahan
utama;
27. Membuat desain peta skala menengah;
28. Melakukan pengumpulan data digital
utama;
29. Memilih dan menentukan kriteria data
analog penunjang;
30. Memilih dan menentukan kriteria data
digital penunjang;
31. Melakukan pengolahan dan analisa data
digital;
32. Menyajikan data hasil pemetaan semi
detil;
33. Melakukan penyempurnaan peta
sederhana;
34. Melakukan pengolahan data semi detil;
35. Melakukan koreksi hasil penggambaran
sederhana;
36. Melakukan pengecekan lapangan dan
toponimi semi detil;
37. Melakukan proses kartografi semi detil;
38. Melakukan proses triangulasi udara semi
detail;
39. Melakukan penafsiran, deliniasi dan
simbolisasi semi detil;
40. Menyebarluaskan hasil pemetaan internal;
41. Menyebarluaskan hasil pemetaan nasional;
42. Memberikan pelayanan informasi
pemetaan semi detil;
12
43. Memberikan jasa konsultasi pemetaan
sederhana.
14
2. Menyusun desain pedoman dan metode
survei;
3. Menyusun desain rencana operasional
survei lapangan;
4. Menyusun rencana survei jangka panjang;
5. Melakukan penafsiran data survei detil;
6. Melakukan pengujian hasil penafsiran data
survei detil;
7. Melakukan penyempurnaan hasil
penafsiran data survei detil;
8. Mengendalikan mutu survei detil;
9. Mengendalikan mutu data survei detil;
10. Melakukan supervisi survei detil;
11. Menyebarluaskan hasil survei melalui mass
media Internasional;
12. Memberikan jasa konsultasi detil;
13. Menyusun desain pengumpulan dan
pengolahan data;
14. Menyusun desain analisa dan evaluasi
data;
15. Menyusun petunjuk pelaksanaan desain
kerangka kontrol pemetaan;
16. Menyusun rencana pemetaan jangka
panjang;
17. Menyusun desain pedoman dan metode
pemetaan;
18. Melakukan penyempurnaan peta detil;
19. Melakukan koreksi hasil penggambaran
detil;
20. Melakukan kontrol mutu pemetaan semi
detil;
21. Melakukan kontrol mutu pemetaan detil;
22. Melakukan supervisi pemetaan digital;
23. Menyebarluaskan hasil pemetaan
internasional;
24. Memberikan jasa konsultasi pemetaan
detil.
15
(3) Surveyor Pemetaan Pelaksana Pemula sampai
dengan Surveyor Pemetaan Penyelia yang
melaksanakan kegiatan pengembangan profesi
dan penunjang tugas Surveyor Pemetaan diberikan
nilai angka kredit sebagaimana tercantum dalam
Lampiran I.
(4) Surveyor Pemetaan Pertama sampai dengan
surveyor Pemetaan Madya yang melaksanakan
kegiatan pengembangan profesi dan penunjang
tugas Surveyor Pemetaan diberikan nilai angka
kredit sebagaimana tercantum dalam Lampiran II.
Pasal 8
Apabila pada suatu unit kerja tidak terdapat Surveyor
Pemetaan yang sesuai dengan jenjang jabatannya untuk
melaksanakan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam
pasal 7 ayat (1) dan ayat (2), maka Surveyor Pemetaan
lain yang berada satu tingkat diatas atau satu tingkat
dibawah jenjang jabatannya dapat melakukan kegiatan
tersebut berdasarkan penugasan secara tertulis dari
pimpinan unit kerja yang bersangkutan.
Pasal 9
Penilaian angka kredit pelaksanaan tugas sebagaimana
dimaksud dalam pasal 8 ditetapkan sebagai berikut:
a. Surveyor Pemetaan yang melaksanakan tugas
Surveyor Pemetaan diatas jenjang jabatannya,
angka kredit yang diperoleh ditetapkan sebesar 80%
(delapan puluh persen) dari setiap angka kredit butir
kegiatan yang dilakukan sebagaimana tercantum
dalam Lampiran I dan Lampiran II.
16
Pasal 10
(1) Unsur kegiatan yang dinilai dalam memberikan
angka kredit terdiri dari:
a. Unsur utama;
b. Unsur penunjang;
Pasal 11
(1) Jumlah angka kredit kumulatif minimal yang harus
dipenuhi oleh setiap Pegawai Negeri Sipil untuk
dapat diangkat dalam jabatan dan kenaikan
jabatan/pangkat Surveyor Pemetaan tingkat
terampil, adalah sebagaimana tercantum dalam
Lampiran III, dan bagi Surveyor Pemetaan tingkat
ahli adalah sebagaimana tercantum dalam
Lampiran IV, dengan ketentuan;
a. sekurang-sekurangnya 80% (delapan puluh
persen) angka kredit berasal dari unsur utama;
b. sebanyak-banyaknya 20% (dua puluh persen)
angka kredit berasal dari unsur penunjang.
17
(2) Surveyor Pemetaan Madya yang akan naik
pangkat setingkat lebih tinggi menjadi Pembina
Tingkat I golongan ruang IV/b, atau Pembina
Utama Muda golongan ruang IV/c, diwajibkan
mengumpulkan sekurang-kurangnya 12 (dua
belas) angka kredit dari unsur pengembangan
profesi.
(3) Surveyor Pemetaan yang memiliki angka kredit
melebihi angka kredit yang ditentukan untuk
kenaikan jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi,
kelebihan angka kredit tersebut dapat
diperhitungkan untuk kenaikan jabatan/pangkat
berikutnya.
(4) Surveyor Pemetaan yang telah mencapai angka
kredit untuk kenaikan jabatan/pangkat pada tahun
pertama dalam masa jabatan yang didudukinya
atau pangkat yang dimilikinya, pada tahun
berikutnya diwajibkan mengumpulkan angka kredit
sekurang-kurangnya 20% (dua puluh persen) dari
jumlah angka kredit yang dipersyaratkan untuk
kenaikan jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi
yang berasal dari kegiatan survei dan atau
kegiatan pemetaan.
(5) Surveyor Pemetaan Penyelia, pangkat Penata
Tingkat I, golongan ruang III/d, setiap tahun sejak
menduduki pangkat/jabatannya diwajibkan
mengumpulkan angka kredit dari kegiatan survey,
kegiatan pemetaan dan atau pengembangan
profesi sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) angka
kredit;
(6) Surveyor Pemetaan Madya pangkat Pembina
Utama Muda, golongan ruang IV/c, setiap tahun
sejak menduduki pangkat/jabatannya diwajibkan
mengumpulkan angka kredit dari kegiatan survei,
kegiatan pemetaan dan atau pengembangan
profesi sekurang-kurangnya 20 (dua puluh) angka
kredit.
18
Pasal 12
(1) Surveyor Pemetaan yang secara bersama-sama
membuat karya tulis/karya ilmiah di bidang
kegiatan survei dan kegiatan pemetaan,
pembagian angka kreditnya ditetapkan sebagai
berikut:
a. 60% (enam puluh persen) bagi penulis utama;
b. 40% (empat puluh persen) bagi semua
penulis pembantu.
BAB VI
PENILAIAN DAN PENETAPAN ANGKA KREDIT
Pasal 13
(1) Surveyor Pemetaan yang menurut perhitungan
sendiri telah dapat memenuhi jumlah angka kredit
yang ditentukan untuk kenaikan jabatan/pangkat,
secara hirarkhi dapat mengusulkan penilaian dan
penetapan angka kredit kepada Pejabat yang
berwenang menetapkan angka kredit.
(2) Penilaian dan penetapan angka kredit Surveyor
Pemetaan dilakukan sekurang-kurangnya 2 (dua)
kali dalam 1 (satu) tahun, yaitu 3 (tiga) bulan
sebelum periode kenaikan pangkat Pegawai Negeri
Sipil.
Pasal 14
(1) Pejabat yang berwenang menetapkan angka
kredit, adalah:
a. Kepala BAKOSURTANAL atau pejabat lain yang
ditunjuk, bagi Surveyor Pemetaan Madya yang
bekerja di lingkungan BAKOSURTANAL dan
Instansi lainnya.
19
b. Sekretaris Utama BAKOSURTANAL atau
pejabat lain yang ditunjuk serendah-
rendahnya eselon II, bagi Surveyor Pemetaan
Pelaksana Pemula sampai dengan Surveyor
Pemetaan Penyelia dan Suveyor Pemetaan
Pertama sampai dengan Surveyor Pemetaan
Muda yang bekerja di lingkungan
BAKOSURTANAL.
c. Kepala Dinas/Kantor/Badan di Propinsi yang
membidangi survei dan pemetaan bagi
Surveyor Pemetaan Pelaksana Pemula sampai
dengan Surveyor Pemetaan Penyelia dan
Surveyor Pemetaan Pertama sampai dengan
Surveyor Pemetaan Muda yang bekerja di
lingkungan Pemerintah Daerah Propinsi.
d. Kepala Dinas/Kantor/Badan di Kabupaten/
Kota yang membidangi survei dan pemetaan
bagi Surveyor Pemetaan Pelaksana Pemula
sampai dengan Surveyor Pemetaan Penyelia
dan Surveyor Pemetaan Pertama sampai
dengan Surveyor Pemetaan Muda yang
bekerja di lingkungan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota.
e. Pimpinan Instansi yang bersangkutan atau
Pejabat lain yang ditunjuk serendah-
rendahnya eselon II, bagi Surveyor Pemetaan
Pelaksana Pemula sampai dengan Surveyor
Pemetaan Penyelia dan Surveyor Pemetaan
Pertama sampai dengan Surveyor Pemetaan
Muda yang bekerja di luar instansi tersebut
huruf a sampai dengan huruf d.
(2) Dalam melaksanakan tugasnya, pejabat
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dibantu
oleh:
20
b. Tim Penilai jabatan Surveyor Pemetaan
BAKOSURTANAL bagi Sekretaris Utama
BAKOSURTANAL atau pejabat lain yang
ditunjuk serendah-rendahnya eselon II, yang
selanjutnya disebut Tim Penilai
BAKOSURTANAL.
c. Tim Penilai Jabatan Surveyor Pemetaan
Propinsi bagi Kepala Dinas/Kantor/Badan di
Propinsi yang membidangi survei dan
pemetaan, yang selanjutnya disebut Tim
Penilai Propinsi.
d. Tim penilai jabatan Surveyor Pemetaan
Kabupaten/Kota bagi Kepala
Dinas/Kantor/Badan di Kabupaten/Kota yang
membidangi survei dan pemetaan yang
selanjutnya disebut Tim Penilai
Kabupaten/Kota.
e. Tim penilai jabatan Surveyor Pemetaan
Instansi bagi pimpinan instansi yang
bersangkuatan atau pejabat lain yang ditunjuk
serendah-rendahnya eselon II, yang
selanjutnya disebut Tim Penilai Instansi.
Pasal 15
(1) Susunan dan keanggotaan Tim Penilai
sebagaimana dimaksud dalam pasal 14 ayat (2)
terdiri dari Pegawai Negeri Sipil dengan susunan
sebagai berikut:
a. Seorang Ketua merangkap anggota;
b. Seorang Wakil Ketua merangkap anggota;
c. Seorang Sekretaris merangkap Anggota;
d. Sekurang-kurangnya 4 (empat) orang
Anggota;
(2) Pembentukan dan susunan anggota Tim Penilai
ditetapkan oleh:
a. Kepala BAKOSURTANAL atau pejabat lain yang
ditunjuk untuk Tim Penilai Pusat.
21
b. Sekretaris Utama BAKOSURTANAL atau
pejabat lain yang ditunjuk serendah-
rendahnya eselon II untuk Tim Penilai
BAKOSURTANAL
c. Kepala Dinas/Kantor/Badan di Propinsi yang
membidangi survei dan pemetaan untuk Tim
Penilai Propinsi.
d. Kepala Dinas/Kantor/Badan di Kabupaten/Kota
yang membidangi survei dan pemetaan untuk
Tim Penilai Kabupaten/Kota.
e. Pimpinan Instansi yang bersangkutan atau
pejabat lain yang ditunjuk serendah-
rendahnya eselon II untuk Tim Penilai
Instansi.
(3) Anggota Tim Penilai adalah Surveyor Pemetaan
atau pejabat lainnya di lingkungan
BAKOSURTANAL atau Instansi lainnya, dengan
ketentuan:
a. Jabatan/pangkatnya serendah-rendahnya
sama dengan jabatan/pangkat dari Surveyor
Pemetaan yang dinilai.
b. Memiliki keahlian dan kemampuan untuk
menilai prestasi kerja Surveyor Pemetaan, dan
c. Dapat aktif melakukan penilaian prestasi kerja
Surveyor Pemetaan.
Pasal 16
(1) Pegawai Negeri Sipil yang telah menjadi Anggota
Tim Penilai dalam 2 (dua) masa jabatan berturut-
turut dapat diangkat kembali setelah melampaui
tenggang waktu 1 (satu) masa jabatan.
22
(3) Dalam hal Tim Penilai belum dapat dibentuk
karena belum memenuhi persyaratan yang
ditentukan, maka Penilaian angka kredit bagi
surveyor pemetaan yang ada di lingkungan
masing-masing dilaksanakan oleh Tim Penilai
Kabupaten/Kota lain atau Tim Penilai Propinsi,
atau Tim Penilai BAKOSURTANAL, atau Tim Penilai
Pusat.
Pasal 17
Tata kerja dan tata cara penilaian Tim Penilai ditetapkan
oleh Kepala BAKOSURTANAL selaku Pimpinan Instansi
Pembina Jabatan Surveyor Pemetaan.
Pasal 18
Usul penetapan angka kredit Surveyor Pemetaan
diajukan oleh:
a. Sekretaris Utama BAKOSURTANAL atau pejabat lain
yang ditunjuk serendah-rendahnya eselon II, Kepala
Dinas/Kantor/Badan di Propinsi yang membidangi
survei dan pemetaan, Kepala Dinas/Kantor/Badan di
Kabupaten/Kota yang membidangi survei dan
pemetaan, Pimpinan instansi yang bersangkutan
atau pejabat lain yang ditunjuk serendah-rendahnya
eselon II kepada Kepala BAKOSURTANAL atau
pejabat lain yang ditunjuk, untuk angka kredit
Surveyor Pemetaan Madya yang bekerja di
lingkungan BAKOSURTANAL dan instansi lainnya.
b. Kepala Bagian yang membidangi urusan
kepegawaian kepada Sekretaris Utama
BAKOSURTANAL atau pejabat lain yang ditunjuk
serendah-rendahnya eselon II, untuk angka kredit
Surveyor Pemetaan Pelaksana Pemula sampai
dengan Surveyor Pemetaan Penyelia dan Surveyor
Pemetaan Pertama sampai dengan Surveyor
Pemetaan Muda yang bekerja di lingkungan
BAKOSURTANAL.
23
c. Pejabat serendah-rendahnya eselon III yang
membidangi urusan kepegawaian kepada Kepala
Dinas/Kantor/Badan di Propinsi yang membidangi
survei dan pemetaan, untuk angka kredit Surveyor
Pemetaan Pelaksana Pemula sampai dengan
Surveyor Pemetaan Penyelia dan Surveyor Pemetaan
Pertama sampai dengan Surveyor Pemetaan Muda
yang bekerja di lingkungan Pemerintah Daerah
Propinsi.
d. Pejabat serendah-rendahnya eselon IV yang
membidangi urusan kepegawaian kepada Kepala
Dinas/Kantor/Badan di Kabupaten/Kota yang
membidangi survei dan pemetaan, untuk angka
kredit Surveyor Pemetaan Pelaksana Pemula sampai
dengan Surveyor Pemetaan Penyelia dan Surveyor
Pemetaan Pertama sampai dengan Surveyor
Pemetaan Muda yang bekerja di lingkungan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.
e. Pejabat serendah-rendahnya eselon III yang
membidangi urusan kepegawaian kepada Pimpinan
Instansi yang bersangkutan atau pejabat lain yang
ditunjuk serendah-rendahnya eselon II, untuk angka
kredit Surveyor Pemetaan Pelaksana Pemula sampai
dengan Surveyor Pemetaan Penyelia dan Surveyor
Pemetaan Pertama sampai dengan Surveyor
Pemetaan Muda yang bekerja di lingkungan instansi
masing-masing.
Pasal 19
24
BAB VII
PEJABAT YANG BERWENANG MENGANGKAT DAN
MEMBERHENTIKAN DALAM
DAN DARI JABATAN
Pasal 20
Pejabat yang berwenang mengangkat dan
memberhentikan Pegawai Negeri Sipil dalam dan dari
jabatan Surveyor Pemetaan, adalah Pejabat Pembina
Kepegawaian yang bersangkutan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
BAB VIII
SYARAT PENGANGKATAN DALAM JABATAN
SURVEYOR PEMETAAN
Pasal 21
(1) Pegawai Negeri Sipil yang diangkat untuk pertama
kali dalam jabatan Surveyor Pemetaan tingkat
terampil harus memenuhi syarat sebagai berikut :
a. Serendah-rendahnya berijasah Sekolah
Lanjutan Tingkat Atas;
b. Serendah-rendahnya menduduki pangkat
Pengatur Muda, golongan ruang II/a ;
c. Telah mengikuti dan lulus pendidikan dan
pelatihan fungsional di bidang survei dan
pemetaan; dan
d. Setiap unsur penilaian prestasi kerja sekurang-
kurangnya bernilai baik dalam 1 (satu) tahun
terakhir.
25
a. Serendah-rendahnya berijasah Sarjana (S1)/
Diploma IV sesuai dengan kualifikasi yang
ditentukan untuk jabatan Surveyor Pemetaan
tingkat ahli;
b. Serendah-rendahnya menduduki pangkat
Penata Muda golongan ruang III/a;
c. Telah mengikuti dan lulus pendidikan dan
pelatihan fungsional di bidang survei dan
pemetaan; dan
d. Setiap unsur penilaian prestasi kerja sekurang-
kurangnya bernilai baik dalam 1 (satu) tahun
terakhir.
Pasal 22
Di samping persyaratan sebagaimana dimaksud Pasal
21, pengangkatan dalam jabatan Surveyor Pemetaan
harus :
a. Sesuai dengan formasi jabatan Surveyor Pemetaan
yang ditetapkan oleh Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara.
b. Memenuhi angka kredit kumulatif minimal yang
ditentukan untuk jenjang jabatannya.
26
Pasal 23
Pasal 24
Surveyor Pemetaan tingkat terampil yang memiliki/
memperoleh ijazah Sarjana (S-1)/ Diploma IV dapat
diangkat sebagai Surveyor Pemetaan tingkat ahli,
sepanjang ijasah yang dimiliki sesuai dengan kualifikasi
yang ditentukan untuk jabatan Surveyor Pemetaan dan
memenuhi jumlah angka kredit yang ditentukan.
27
BAB IX
PEMBEBASAN SEMENTARA, PENGANGKATAN
KEMBALI, PEMBERHENTIAN DAN PERPINDAHAN
DARI JABATAN SURVEYOR PEMETAAN
Pasal 25
(1) Surveyor Pemetaan Pelaksana Pemula pangkat
Pengatur Muda golongan ruang II/a sampai
dengan Surveyor Pemetaan Penyelia pangkat
Penata golongan ruang III/c dibebaskan
sementara dari jabatannya apabila dalam jangka
waktu 5 (lima) tahun sejak menduduki pangkat
terakhir tidak dapat mengumpulkan angka kredit
yang ditentukan untuk kenaikan pangkat setingkat
lebih tinggi.
(2) Surveyor Pemetaan Pertama pangkat Penata Muda
golongan ruang III/a sampai dengan Surveyor
Pemetaan Madya pangkat Pembina Tingkat I
golongan ruang IV/b, dibebaskan sementara dari
jabatannya apabila dalam jangka waktu 5 (lima)
tahun sejak menduduki pangkat terakhir tidak
dapat mengumpulkan angka kredit yang
ditentukan untuk kenaikan pangkat setingkat lebih
tinggi.
(3) Surveyor Pemetaan Penyelia pangkat Penata
Tingkat I golongan ruang III/d dibebaskan
sementara dari jabatannya apabila dalam setiap
tahun sejak diangkat dalam pangkat/jabatan
terakhir tidak dapat mengumpulkan angka kredit
sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) dari kegiatan
survei, kegiatan pemetaan dan atau
pengembangan profesi.
(4) Surveyor Pemetaan Madya pangkat Pembina
Utama Muda, golongan ruang IV/c dibebaskan
sementara dari jabatannya apabila dalam setiap
tahun sejak menduduki pangkat/jabatan terakhir
tidak dapat mengumpulkan angka kredit 20 (dua
puluh) yang berasal dari kegiatan survei, kegiatan
pemetaan, dan atau pengembangan profesi.
28
(5) Di samping pembebasan sementara sebagaimana
dimaksud ayat (1), ayat (2), ayat (3) dan ayat (4),
Surveyor Pemetaan juga dibebaskan sementara
dari jabatannya, apabila:
a. Dijatuhi hukuman disiplin Pegawai Negeri Sipil
dengan tingkat hukuman disiplin sedang atau
berat berupa jenis hukuman disiplin
penurunan pangkat;
b. Diberhentikan sementara sebagai Pegawai
Negeri Sipil;
c. Ditugaskan secara penuh di luar jabatan
Surveyor Pemetaan;
d. Menjalani cuti di luar tanggungan negara,
kecuali untuk persalinan keempat dan
seterusnya; atau
e. Menjalani tugas belajar lebih dari 6 (enam)
bulan.
Pasal 26
(1) Surveyor Pemetaan yang telah selesai menjalani
pembebasan sementara sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 25 dapat diangkat kembali dalam
jabatan Surveyor Pemetaan.
(2) Pengangkatan kembali dalam jabatan Surveyor
Pemetaan sebagaimana dimaksud ayat (1), dapat
menggunakan angka kredit terakhir yang
dimilikinya dan dari prestasi dibidang survei dan
pemetaan yang diperoleh selama tidak menduduki
jabatan Surveyor Pemetaan.
Pasal 27
29
mengumpulkan angka kredit yang ditentukan untuk
kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi;
Pasal 28
BAB X
PENYESUAIAN DALAM JABATAN DAN ANGKA
KREDIT
Pasal 29
(1) Pegawai Negeri Sipil yang pada saat ditetapkan
keputusan ini telah bertugas sebagai Surveyor
Pemetaan berdasarkan keputusan pejabat yang
berwenang, dapat disesuaikan/inpassing dalam
jabatan Surveyor Pemetaan, dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. Disesuaikan dalam jabatan Surveyor Pemetaan
tingkat terampil, apabila memenuhi syarat:
1. serendah-rendahnya berijasah Sekolah
Lanjutan Tingkat Atas;
2. serendah-rendahnya menduduki pangkat
Pengatur Muda, golongan ruang II/a; dan
30
3. setiap unsur penilaian prestasi kerja
sekurang-kurangya bernilai baik dalam 1
(satu) tahun terakhir.
b. Disesuaikan dalam jabatan Surveyor Pemetaan
ahli, apabila memenuhi syarat:
1. serendah-rendahnya berijasah Sarjana
(S-1)/ Diploma IV sesuai dengan kualifikasi
yang ditentukan untuk jabatan Surveyor
Pemetaan;
2. serendah-rendahnya menduduki pangkat
Penata Muda, golongan ruang III/a; dan
3. setiap unsur penilaian prestasi kerja
sekurang-kurangya bernilai baik dalam 1
(satu) tahun terakhir.
BAB XI
PENUTUP
Pasal 30
Petunjuk pelaksanaan keputusan ini, diatur lebih lanjut
oleh Kepala Badan Koordinator Survey dan Pemetaan
Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian Negara.
31
Pasal 31
Apabila ada perubahan mendasar sehingga Keputusan ini
tidak sesuai lagi dengan perkembangan keadaan, maka
Keputusan ini dapat ditinjau kembali.
Pasal 32
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 3 Desember 2002
MENTERI
PENDAYAGUNAAN APARATUR
NEGARA
t.t.d.
FEISAL TAMIN
32
LAMPIRAN I : KEPUTUSAN MENTERI
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
NOMOR : 134/KEP/M. PAN/12/2002
TANGGAL : 3 DESEMBER 2002
33
1 2 3 4 5 6 7
b. Menyusun desain kerangka kontrol
survei
1) Sederhana Setiap Desain 0.14 Surveyor Pemetaan
Pelaksana Lanjutan
2) Semi Detil Setiap Desain 0.27 Surveyor Pemetaan
Penyelia
c. Melakukan penyiapan fasilitas desain Setiap Dokumen 0.04 Surveyot Pemetaan
Kerangka kontrol survei Pelaksana
5. Membuat rencana operasional survei
lapangan :
a. Menyusun rencana operasioan
survei lapangan
1) Sederhana Setiap Dokumen 0.06 Surveyor Pemetaan
Pelaksana
2) Semi Detil Setiap Dokumen 0.15 Surveyor Pemetaan
Pelaksana Lanjutan
3) Detil Setiap Dokumen 0.31 Surveyor Pemetaan
Penyelia
b. Menyusun Penyiapan fasilitas Setiap Dokumen 0.04 Surveyor Pemetaan
rencana operasional survei Pelaksana Pemula
lapangan
6. Menyusun pedoman pengecekan Setiap Juklak 0.12 Surveyor Pemetaan
peralatan mekanis Penyelia
7. Mengecek peralatan :
a. Mekanis Setiap Laporan 0.02 Surveyor Pemetaan
Pelaksana Pemula
b. Optis Setiap Laporan 0.02 Surveyor Pemetaan
Pelaksana
c. Elektronik Setiap Laporan 0.03 Surveyor Pemetaan
Pelaksana Lanjutan
8. Merawat peralatan
a. Mekanis Setiap Laporan 0.01 Surveyor Pemetaan
Pelaksana Pemula
b. Optis Setiap Laporan 0.02 Surveyor Pemetaan
Pelaksana
c. Elektronik Setiap Laporan 0.07 Surveyor Pemetaan
Pelaksana Lanjutan
34
1 2 3 4 5 6 7
B. Melakukan survei 1. Melakukan orientasi/pendahuluan/ Setiap Laporan 0.10 Surveyor Pemetaan
lapangan rekonesen secara sederhana Penyelia
2. Membuat sketsa/gambar
a. Sederhana Setiap Sketsa Deskripsi 0.03 Surveyor Pemetaan
Pelaksana Pemula
b. Semi Detil Setiap Sketsa Deskripsi 0.06 Surveyor Pemetaan
Pelaksana
c. Detil Setiap Sketsa Deskripsi 0.25 Surveyor Pemetaan
Pelaksana Lanjutan
3. Melakukan Pengukuran
a. Sederhana Setiap Tbl/Bk.Ukr/Dgrm 0.04 Surveyor pemetaan
Pelaksana Pemula
b. Semi Detil Setiap Tbl/Bk.Ukr/Dgrm 0.08 Surveyor Pemetaan
Pelaksana
c. Detil Setiap Tbl/Bk.Ukr/Dgrm 0.25 Surveyor Pemetaan
Pelaksana Lanjutan
4. Melakukan Pengamatan Survei Setiap Laporan 0.36 Surveyor Pemetaan
Sederhana Penyelia
5. Melakukan Perekaman Sederhana Setiap Laporan 0.22 Surveyor Pemetaan
Penyelia
6. Menggambar hasil pengamatan survei
dan membuat deskripsi :
a. Sederhana Setiap Peta/Laporan 0.03 Surveyor Pemetaan
Pelaksana Pemula
b. Semi Detil Setiap Peta/Laporan 0.06 Surveyor Pemetaan
Pelaksana
c. Detil Setiap Peta/Laporan 0.25 Surveyor Pemetaan
Pelaksana Lanjutan
C. Melakukan pemrosesan 1. Menghitung Data Survei
data hasil survei a. Sederhana Setiap Laporan 0.07 Surveyor Pemetaan
Pelakana Pemula
b. Semi Detil Setiap Laporan 0.08 Surveyor Pemetaan
Pelaksana
35
1 2 3 4 5 6 7
c. Detil Setiap Laporan 0.35 Surveyor Pemetaan
Pelaksana Lanjutan
2. Melakukan analisa dan evaluasi data Setiap Llaporan 0.48 Surveyor Pemetaan
survei secara sederhana. Penyelia
3. Menyajikan data hasil survey secara Setiap 0.20 Surveyor Pemetaan
manual/sederhana Tbl/Gmbr/Dskrp Penyelia
D. Memasyrakatkan hasil 1. Menyebarluaskan hasil survei melalui mass Setiap Naskah 0.12 Surveyor Pemetaan
Survei media internal. Penyelia
2. Memberikan Pelayanan Informasi secara Setiap Laporan 0.16 Surveyor Pemetaan
sederhana. Penyelia
III. KEGIATAN PEMETAAN A. Melakukan persiapan 1. Melakukan persiapan pengumpulan dan
pemetaan pengolahan data :
a. Menyusun petunjuk pelaksanaan Setiap Juklak 0.46 Surveyor Pemetaan
pengumpulan dan pengolahan data Penyelia.
b. Melakukan penyiapan fasilitas Setiap Dokumen 0.06 Surveyor Pemetaan
pengumpulan dan pengolahan data Pelaksana
2. a. Menyusun persiapan analisa dan Setiap Juklak 0.12 Surveyor Pemetaan
evaluasi data Pelaksana Lanjutan
3. Membuat desain kerangka kontrol Setiap Juklak 0.30 Surveyor Pemetaan
pemetaan Penyelia
a. Menyusun petunjuk evaluasi desain
kerangka kontrol pemetaan
b. Menyusun desain kerangka kontrol
pemetaan
1). Sederhana Setiap Desain 0.02 Surveyor Pemetaan
Pelaksana Lanjutan
2). Semi Detil Setiap Desain 0.10 Surveyor Pemetaan
Penyelia
4. Menyusun rencana operasional pemetaan
a. Sederhana Setiap Laporan 0.03 Surveyor Pemetaan
Pelaksana
b. Semi Detil Setiap Laporan 0.12 Surveyor Pemetaan
Pelaksana Lanjutan
36
1 2 3 4 5 6 7
c. Detil Setiap Laporan 0.38 Surveyor Pemetaan
Penyelia
a. Menyiapkan bahan-bahan untuk pemetaan
a. Analog Setiap Laporan 0.03 Surveyor Pemetaan
Pelaksana Pemula
b. Digital Setiap Laporan 0.07 Surveyor Pemetaan
Pelaksana
5. Menguji bahan bahan penunjang Setiap Laporan 0.06 Surveyor Pemetaan
Penyelia
7. Menyiapkan perangkat pemetaan
a. Analog Setiap Laporan 0.06 Surveyor Pemetaan
Pelaksana Pemula
b. Digital Setiap Laporan 0.06 Surveyor Pemetaan
Pelaksana
8. Merawat peralatan : Setiap Laporan 0.02 Surveyor Pemetaan
a. Mekanis Pelaksana Pemula
b. Optis Setiap Laporan 0.12 Surveyor Pemetaan
Pelaksana
c. Elektronik Setiap Laporan 0.34 Surveyor Pemetaan
Pelaksana Lanjutan
9. Membuat Desain peta skala besar Setiap Laporan 0.68 Surveyor Pemetaan
Penyelia
B. Melakukan Pemetaan 1. Melakukan Pengumpulan data analog
a. Utama Setiap Laporan 0.25 Surveyor Pemetan
Pelaksana Lanjutan
b. Penunjang Setiap Laporan 0.07 Surveyor Pemetaan
Pelaksana
2. Melakukan pengumpulan data digital Setiap Laporan 0.30 Surveyor Pemetaan
penunjang Penyelia
3. Melakukan pengolahan dan analisa data Setiap Laporan 0.30 Surveyor Pemetaan
analog. Penyelia
37
1 2 3 4 5 6 7
4. Menyajikan data hasil pemetaan secara Setiap Peta 0.14 Surveyor Pemetaan
sederhana Penyelia
5. Melakukan penggambaran titik kontrol
hasil ukuran
a. Sederhana Setiap Laporan 0.02 Surveyor Pemetaan
Pelaksana Pemula
b. Semi detil Setiap Laporan 0.03 Surveyor Pemetaan
Pelaksana
c. Detil Setiap Laporan 0.12 Surveyor Pemetaan
Pelaksana Lanjutan
6. Melakukan pengukuran detil/pembuatan
lembar peta
a. Mekanis Setiap Laporan 0.03 Surveyor Pemetaan
Pelaksana Pemula
b. Optis Setiap Laporan 0.04 Surveyor Pemetaan
Pelaksana
c. Elektronik Setiap Laporan 0.15 Surveyor Pemetaan
Pelaksana Lanjutan
6. Melakukan pengolahan data secara Setiap Tbl/Dgrm/lap 0.32 Surveyor Pemetaan
sederhana Penyelia
8. Melakukan penggambaran :
a. Sederhana Setiap Peta/Skts/Gbr 0.04 Surveyor Pemetaan
Pelaksana Pemula
b. Semi detil Setiap Peta/Skts/Gbr 0.06 Surveyor Pemetaan
Pelaksana
c. Detil Setiap Peta/Skts/Gbr 0.20 Surveyor Pemetaan
Pelaksana Lanjutan
9. Melakukan pengecekan lapangan dan Setiap Laporan 0.20 Surveyor Pemetaan
toponomi secara sederhana Penyelia
10. Melakukan proses kartografi secara Setiap Peta 0.12 Surveyor Pemetaan
sederhana Penyelia
11. Melakukan proses triangulasi udara Setiap Titik Kontrol 0.12 Surveyor Pemetaan
secara sederhana Penyelia
12. Melakukan penafsiran, dilinasi dan Setiap Laporan 0.12 Surveyor Pemetaan
simbolisasi secara sederhana Penyelia
38
1 2 3 4 5 6 7
13. Melakukan ploting :
a. Sederhana Setiap Peta 0.02 Surveyor Pemetaan
Pelaksana
b. Semi detil Setiap Peta 0.08 Surveyor Pemetaan
Pelaksana Lanjutan
c. Detil Setiap Peta 0.20 Surveyor Pemetaan
Penyelia
14. Membuat mosaik citra
a. Kontrol Setiap Mosaik 0.16 Surveyor Pemetaan
Peta Foto Pelaksana Lanjutan
b. Semi kontrol Setiap Mosaik 0.05 Surveyor Pemetaan
Peta Foto Pelaksana
c. Uncontrol Setiap Mosaik 0.02 Surveyor Pemetaan
Peta Foto Pemula
C. Memasyarakatkan hasil Memberikan Pelayanan Informasi secara Setiap Laporan 0.16 Surveyor Pemetaan
pemetaan sederhana Penyelia
IV PENGEMBAGAN A. Melakukan kegiatan 1. Karya ilmiah hasil penelitian, pengkajian,
PROFESI karya tulis ilmiah survei dan atau evaluasi di bidang survei dan
dibidang survei dan pemetaan yang dipublikasikan;
a. dalam bentuk buku yang diterbitkan dan Setiap Buku 12,5 Semua jenjang
pemetaan
diedarkan secara nasional
b. dalam majalah ilmiah yang diakui oleh Setiap Naskah 6 Semua jenjang
instansi yang berwenang
2. Karya tulis berupa tinjauan atau ulasan ilmiah
hasil gagasan sendiri dalam bidang survei
dan pemetaan yang tidak dipublikasikan
tetapi didokumentasikan pada perpustakaan
instansi bersangkutan dalam bentuk :
a. Buku Setiap Buku 8 Semua jenjang
b. Makalah Setiap Naskah 4 Semua jenjang
39
1 2 3 4 5 6 7
3. Makalah berupa tinjauan atau ulasan ilmiah
hasil gasasan sendiri dalam bidang survei dan
pemetaan yang tidak dipublikasikan tetapi
didokumentasikan pada perpustakaan
instansi yang bersangkutan :
a. Buku Setiap Buku 7,5 Semua jenjang
b. Makalah Setiap Makalah 3,5 Semua jemjang
4. Tulisan ilmiah popular di bidang survei dan Setiap Karya Semua jenjang
pemetaan yang disebarluaskan melalui media 2
masa
5. Menyampaikan prasaran berupa tinjauan Setiap Naskah Semua jenjang
gagasan atau ulasan ilmiah di bidang survei 2,5
dan pemetaan dalam pertemuan ilmiah
B. Menerjemahkan/ 1. Terjemahan/saduran buku di bidang survei
menyadur buku dan dan pemetaan yang dipublikasikan :
bahan lainnya di bidang a. Dalam bentuk buku yang diterbitkan Setiap Buku 7 Semua jenjang
survei dan pemetan atau diedarkan secara nasional
b. Dalam majalah ilmiah yang diakui oleh Setiap Naskah 3 Semua jenjang
instansi yang berwenang.
2. Terjemahan/saduran buku di bidang survei
dan pemetaan yang tidak dipublikasikan :
a. Dalam bentuk buku Setiap Buku 3 Semua jenjang
b. Dalam bentuk makalah Setiap Makalah 1,5 Semua jenjang
V PENUNJANG TUGAS A. Mengajar atau melatih Mengajar atau melatih pada pendidikan dan Setiap 2 jam 0,04 Semua jenjang
SURVEYOR pelatihan pegawai pelajaran
PEMETAAN B. Mengikuti seminar atau 1. Tingkat internasional/nasional
lokakarya a. Pemrasaran Setiap kegiatan 3 Semua jenjang
b. Moderator/pembahas/nara sumber Setiap kegiatan 2 Semua jenjang
c. Peserta Setiap kegiatan 1 Semua jenjang
C. Menjadi anggota Tingkat internasional/nasional
organisasi profesi survei Sebagai pengurus aktif Setiap tahun 1 Semua jenjang
dan pemetaan Sebagai anggota Setiap tahun 0,5 Semua jenjang
40
1 2 3 4 5 6 7
D. Menjadi anggota tim Menjadi anggota aktif tim penilai Surveyor Tahun 0,5 Semua jenjang
Penilai Jabatan Pemetaan
Fungsional Surveyor
Pemetaan
E. Memperoleh Tanda kehormatan Satyalencana Karya Satya : Setiap piagam 3 Semua jenjang
Penghargaan 1. 30 (tiga puluh) tahun
kesarjanaan lainnya 2. 20 (dua puluh) tahun Setiap piagam 2 Semua jenjang
3. 10 (sepuluh) tahun Setiap piagam 1 Semua jenjang
F. Memperoleh gelar Memperoleh ijazah/gelar yang tidak sesuai
kesarjanaan lainnya. dengan bidang tugasnya
1. Sarjana/DIV Ijazah 5 Semua jenjang
2. Sarjana Muda/DIII Ijazah 3 Semua jenjang
3. Diploma II Ijasah 1 Semua jenjang
MENTERI
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
ttd.
FEISAL TAMIN
41
LAMPIRAN II : KEPUTUSAN MENTERI
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
NOMOR : 134/KEP/M. PAN/12/2002
TANGGAL : 3 DESEMBER 2002
42
1 2 3 4 5 6 7
5. Membuat rencana operasional survei lapangan
a. Menyusun desain rencana operasional Setiap Desain 0.54 Surveyor Pemetaan
survei lapangan Madya
b. Menyusun petunjuk pelaksanaan rencana Setiap Juklak 0.38 Surveyor Pemetaan
operasional survei lapangan Muda
c. Menyusun petunjuk evaluasi rencana Setiap Juklak 0.16 Surveyor Pemetaan
operasional survei lapangan Pertama
6. Menyusun pedoman pengecekan peralatan : Setiap Juklak Surveyor Pemetaan
a. Optis 0.08 Pertama
b. Elektronik Setiap Juklak 0.20 Surveyor Pemetaan
Muda
7. Menyusun rencana survei
a. Jangka Pendek Setiap Rencana 0.22 Surveyor Pemetaan
Pertama
b. Jangka Menengah Setiap Rencana 0.40 Surveyor Pemetaan
Muda
c. Jangka Panjang Setiap Rencana 0.54 Surveyor Pemetaan
Madya
B. Melakukan survei 1. Melakukan orientasi/pendahuluan/ rekonesen
lapangan b. Semi Detil Setiap Laporan 0.10 Surveyor Pemetaan
Pertama
c. Detil Setiap Laporan 0.30 Surveyor Pemetaan
Muda
2. Melakukan pengamatan survei Setiap Laporan 0.36
b. Semi Detil Surveyor Pemetaan
Pertama
c. Detil Setiap Laporan 0.84 Surveyor Pemetaan
Muda
3. Melakukan perekaman
b. Semi Detil Setiap Laporan 0.20 Surveyor Pemetaan
Pertama
c. Detil Setiap Laporan 0.64 Surveyor Pemetaan
Muda
4. Melakukan Penafsiran Data Survei
a. Sederhana Setiap Llaporan 0.16 Surveyor Pemetaan
Pertama
b. Semil Detil Setiap Llaporan 0.52 Surveyor Pemetaan
Muda
c. Detil Setiap Lapoaran 1.11 Surveyor Pemetaan
Madya
43
1 2 3 4 5 6 7
5. Melakukan survei dan pengujian hasil
penafsiran data survei
a. Sederhana Setiap Laporan 0.16 Surveyor Pemetaan
Pertama
b. Semi Detil Setiap Laporan 0.36 Surveyor Pemetaan
Muda
c. Detil Setiap Laporan 0.66 Surveyor Pemetaan
Madya
6. Melakukan penyempurnaan hasil
penafsiran data survei
a. Sederhana Setiap Peta/Laporan 0.06 Surveyor Pemetaan
Pertama
b. Semi detil Setiap Peta/Laporan 0.20 Surveyor Pemetaan
Muda
c. Detil Setiap Peta/Laporan 0.45 Surveyor Pemetaan
Madya
9. Mengendalikan mutu survei
b. Sederhana Setiap Laporan 0.09 Surveyor Pemetaan
Pertama
c. Semi Detil Setiap Laporan 0.26 Surveyor Pemetaan
Muda
d. Detil Setiap Laporan 0.51 Surveyor Pemetaan
Madya
C. Melakukan pemrosesan 1. Melakukan analisa evaluasi data Setiap Laporan 0.24 Surveyor Pemetaan
data hasil survei a. Semi Detil Pertama
b. Detil Setiap Laporan 0.56 Surveyor Pemetaan
Muda
2. Menyajikan data hasil survei
a. Secara otomatis Setiap/Tbl/Gmbr/ 0.19 Surveyor Pemetaan
Deskrip Pertama
b. Secara otomatis/komputer/digital Setiap/Tbl/Gmbr/ 0.48 Surveyor Pemetaan
Deskrip Muda
3. Mengendalikan mutu data survei Surveyor Pemetaan
a. Sederhana Setiap Laporan 0.14 Pertama
b. Semi detil Setiap Laporan 0.38 Surveyor Pemetaan
Muda
c. Detil Setiap Laporan 0.90 Surveyor Pemetaan
Madya
44
1 2 3 4 5 6 7
D. Melakukan supervisi 1. Melakukan supervisi survei
survei a. Sederhana Setiap Laporan 0.16 Surveyor Pemetaan
Pertama
b. Semi Detil Setiap Laporan 0.40 Surveyor Pemetaan
Muda
c. Detil Setiap Laporan 0.66 Surveyor Pemetaan
Madya
E. Memasyarakatkan hasil 1. Menyebarluaskan hasil survei melalui mass
survei media
a. Nasional Setiap Naskah 0.08 Surveyor Pemetaan
Pertama
b. Regional Setiap Naskah 0.24 Surveyor Pemetaan
Muda
c. Internasional Setiap Naskah 0.60 Surveyor Pemetaan
Madya
2. Memberikan pelayanan informasi
a. Semi detil Setiap Laporan 0.15 Surveyor Pemetaan
Pertama
b. Detil Setiap Laporan 0.50 Surveyor Pemetaan
Muda
3. Memberikan jasa konsultasi
a. Sederhana Setiap Laporan 0.10 Surveyor Pemetaan
Pertama
b. Semi Detil Setiap laporan 0.40 Surveyor pemetaan
Muda
c. Detil Setiap laporan 0.90 Surveyor Pemetaan
Madya
III KEGIATAN A. Melakukan persiapan 1. Melakukan persiapan pengumpulan dan
PEMETAAN Pemetaan Pengolahan data
a. Menyusun desain pengumpulan- Setiap Desain 0.60 Surveyor Pemetaan
pengumpulan dan pengolahan data Madya
45
1 2 3 4 5 6 7
3. Membuat desain kerangka kontrol
pemetaan
a. Menyusun petunjuk pelaksanaan Setiap Juklak 0.60 Surveyor Pemetaan
desain kerangka kontrol pemetaan Madya
b. Menyusun petunjuk evaluasi desain Surveyor Pemetaan
kontrol pemetaan Setiap Juklak 0.30 Muda
c. Menyusun desain kerangka kontrol Surveyor Pemetaan
pemetaan secara detil Setiap Desain 0.09 Pertama
d. Melakukan penyiapan fasilitas desain Surveyor Pemetaan
kerangka kontrol pemetaan Setiap Dokumen 0.08 Muda
4. Membuat rencana operasional pemetaan
a. Menyusun desain rencana Setiap Desain 0.43 Surveyor Pemetaan
operasional pemetaan Pertama
b. Menyusun petunjuk pelaksanaan Surveyor Pemetaan
rencana operasional pemetaan Setiap Juklak 0.38 Muda
c. Menyusun petunjuk evaluasi desain Surveyor Pemetaan
rencana operasional pemetaan Setiap Juklak 0.15 Pertama
5. Menyusun rencana pemetaan
a. Jangka Pendek Setiap Program 0.22 Surveyor Pemetaan
Pertama
b. Jangka Menengah Setiap Program 0.40 Surveyor Pemetaan
Muda
c. Jangka Panjang Setiap Program 0.54 Surveyor Pemetaan
Madya
6. Menyusun pedoman dan metode
pemetaan
a. Menyusun desain pedoman dan Setiap Desain 0.87 Surveyor Pemetaan
metoda pemetaan Madya
b. Menyusun spek teknis pemetaan Setiap Spek Teknis 0.35 Surveyor Pemetaan
Pertama
c. Menyusun juklak pemetaan Setiap Juklak 0.64 Surveyor Pemetaan
Muda
7. Menguji bahan-bahan dengan bahan
utama Setiap Laporan 0.05 Surveyor Pemetaan
Pertama
8. Membuat desain peta Surveyor Pemetaan
a. Skala Kecil Setiap Desain 0.48 Muda
b. Skala Menengah Setiap Desain 0.31 Surveyor Pemetaan
Pertama
46
1 2 3 4 5 6 7
B. Melakukan pemetaan 1. Melakukan pengumpulan data digital Setiap Laporan 0.30 Surveyor Pemetaan
utama Pertama
2. Memilih dan menentukan kreteria data
analog Setiap Laporan 0.20 Surveyor Pemetaan
a. Utama Muda
b. Penunjang Setiap Laporan 0.04 Surveyor Pemetaan
Pertama
3. Memilih dan menentukan kreteria data
digital Setiap Laporan 0.20 Surveyor Pemetaan
a. Utama Muda
b. Penunjang Setiap Laporan 0.04 Surveyor Pemetaan
Pertama
4. Melakukan pengolahan dan analisa data Setiap Laporan 0.43 Surveyor Pemetaan
digital Pertama
5. Menyajikan data hasil pemetaan Surveyor Pemetaan
a. Semi detil Peta 0.10 Pertama
b. Detil Setiap Peta 0.34 Surveyor Pemetaan
Muda
6. Melakukan penyempurnaan peta
a. Sederhana Setiap Peta 0.12 Surveyor Pemetaan
Pertama
b. Semi Detil Setiap Peta 0.30 Surveyor Pemetaan
Muda
c. Detil Setiap Peta 0.51 Surveyor Pemetaan
Madya
7. Melakukan pengolahan data
a. Semi detil Setiap Tbl/Dgrm/lap 0.21 Surveyor Pemetaan
Pertama
b. Detil Setiap Tbl/Dgrm/Lap 0.50 Surveyor Pemetaan
Muda
47
1 2 3 4 5 6 7
8. Melakukan koreksi hasil penggambaran
a. Sederhana
Setiap Peta/Skts/Gbr 0.06 Surveyor Pemetaan
Pertama
b. Semi detil Setiap Peta/Skts/Gbr 0.18 Surveyor Pemetaan
Muda
c. Detil Setiap Peta/Skts/Gbr 0.36 Surveyor Pemetaan
Madya
9. Melakukan pengecekan lapangan dan Setiap Laporan 0.20 Surveyor Pemetaan
toponimi Pertama
a. Semi detil
b. Detil Setiap Laporan 0.50 Surveyor Pemetaan
Muda
10. Melakukan proses kartografi
a. Semi detil Setiap Peta 0.12 Surveyor Pemetaan
Pertama
b. Detil Setiap Peta 0.40 Surveyor Pemetaan
Muda
11. Melakukan kontrol mutu pemetaan
a. Sederhana Setiap Laporan 0.12 Surveyor Pemetaan
Muda
b. Semi detil Setiap Laporan 0.36 Surveyor Pemetaan
Madya
c. Detil Setiap Laporan 0.60 Surveyor Pemetaan
Madya
12. Melakukan proses triangulasi udara
a. Sederhana Setiap Titk Kontrol 0.10 Surveyor Pemetaan
Pertama
b. Detil Setiap Titk Kontrol 0.30 Surveyor Pemetaan
Muda
17. Melakukan penafsiran, diliniasi dan
simbolisasi
a. Semi detil Setiap Laporan 0.16 Surveyor Pemetaan
Pertama
b. Detil Setiap Laporan 0.48 Surveyor Pemetaan
Muda
48
1 2 3 4 5 6 7
C. Melakukan supervisi 1. Melakukan Supervisi pemetaan
pemetaan a. Analog Setiap Laporan 0.20 Surveyor Pemetaan
Muda
b. Digital Setiap Laporan 0.75 Surveyor Pemetaan
Madya
D. Memasyarakatkan hasil 1. Menyebarluaskan hasil pemetaan
pemetaan melalui mass media
a. Internal Setiap Naskah 0.09 Surveyor Pemetaan
Pertama
b. Nasional Setiap Naskah 0.24 Surveyor Pemetaan
Muda
c. Regional Setiap Naskah 0.30 Surveyor Pemetaan
Muda
d. Internasional Setiap Naskah 0.60 Surveyor Pemetaan
Madya
2. Memberiikan Pelayanan Informasi
a. Semi detil Setiap Laporan 0.15 Surveyor Pemetaan
Pertama
b. Detil Setiap Laporan 0.40 Surveyor Pemetaan
Muda
3. Memberikan Jasa Konsultasi Pemetaan
a. Sederhana Setiap Laporan 0.10 Surveyor Pemetaan
Pertama
b. Semi detil Setiap Laporan 0.40 Surveyor Pemetaan
Muda
c. Detil Setiap Laporan 0.90 Surveyor Pemetaan
Madya
49
1 2 3 4 5 6 7
IV PENGEMBANGAN A. Melakukan kegiatan 1. Karya ilmiah hasil penelitian, pengkajian,
PROFESI karya tulis/karya survei dan atau evaluasi di bidang survei
ilmiah di bidang dan pemetaan yang dipublikasikan
survei dan a. dalam bentuk buku yang diterbitkan
pemetaan dan diedarkan secara nasional Setiap Buku 12,5 Semua jenjang
b. dalam majalah ilmiah yang diakui Setiap Naskah 6 Semua jenjang
instansi yang berwenang
2. Karya tulis berupa tinjauan atau ulasan
Ilmiah hasih gagasan sendiri dalam bidang
survei dan pemetaan yang tidak
dipublikasikan pada perpustakaan tetapi
didokumentasi pada perpustakaan instansi
bersangkutan dalam bentuk :
a. Buku Setiap Buku 8 Semua jenjang
b. Makalah Setiap Makalah 4 Semua jenjang
3. Makalah berupa tinjauan atau ulasan ilmiah
hasih gagasan sendiri dalam bidang survei
dan pemetaan yang tidak dipublikasikan,
tetapi didokumentasikan pada perpustakaan
instansi bersangkutan :
a. Buku Setiap Buku 7,5 Semua jenjang
b. Makalah Setiap Makalah 3,5 Semua jenjang
4. Tulisan ilmiah popular di bidang survei dan Setiap Naskah 2 Semua jenjang
pemetaan yang disebarluaskan melalui
media masa.
5. Menyampaikan prasaran berupa tinjauan Setiap Naskah 2,5 Semua jenjang
gagasan atau ulasan ilmiah di bidang survei
dan pemetaan dalam pertemuan ilmiah
B. Menerjemahkan/ 1. Terjemahan/saduran buku di bidang survei
menyadur buku dan dan pemetaan yang dipublikasikan :
bahan lainnya di a. Dalam bentuk buku yang diterbitkan
bidang survei dan atau diedarkan secara nasional Setiap Buku 7 Semua jenjang
pemetaan b. Dalam majalah ilmiah yang diakui Setiap Naskah 3 Semua jenjang
oleh instansi yang berwenang
2. Terjemahan/saduran buku di bidang survei
dan pemetaan yang tidak dipublikasikan :
a. Dalam bentuk buku Setiap Buku 3 Semua jenjang
b. Dalam bentuk makalah Setiap Makalah 1,5 Semua Jenjang
50
1 2 3 4 5 6 7
V PENUNJANG A. Mengajar atau melatih Mengajar atau melatih pada pendidikan dan Semua Jenjang
TUGAS pelatihan pegawai Setiap 2 jam pelajaran 0.04
SURVEYOR B. Mengikuti seminar 1. Tingkat internasional/nasional Semua Jenjang
PEMETAAN atau lakakarya a. Pemrasaran Setiap kegiatan 3
b. Moderator/pembahas/nara Setiap kegiatan 2 Semua Jenjang
sumber
c. Peserta Setiap kegiatan 1 Semua Jenjang
C. Menjadi anggota Tingkat internasional/nasional Setiap kegiatan 1 Semua Jenjang
organisasi profesi
survei dan pemetaan
D. Menjadi anggota tim Menjadi anggota aktif tim penilai Surveyor Setiap Tahun 0.5 Semua Jenjang
Penilai Jabatan Pemetaan
Fungsional Survei dan
Pemetaan
D. Memperoleh piagam 1. Tanda kehormatan Satyalancana Karya Setiap piagam 3 Semua Jenjang
kehormatan Satya
a. 30 (tiga puluh) tahun
b. 20 (dua puluh) tahun Setiap piagam 2 Semua Jenjang
c. 10 (sepuluh) tahun Setiap piagam 1 Semua Jenjang
2. Gelar kehormatan akademis Gelar 15 Semua Jenjang
F. Memperoleh gelar Memperoleh ijazah/gelar yang tidak sesuai
kesarjanaan lainnya dengan bidang tugasnya
1. Doktor Ijazah/gelar 15 Semua Jenjang
2. Pasca sarjana Ijazah gelar 10 Semua Jenjang
3. Sarjana/DIV Ijazah gelar 5 Semua Jenjang
MENTERI
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
ttd.
FEISAL TAMIN
51
LAMPIRAN III : KEPUTUSAN MENTERI
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
NOMOR : 134/KEP/M. PAN/12/2002
TANGGAL : 3 DESEMBER 2002
MENTERI
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
ttd.
FEISAL TAMIN
52
LAMPIRAN IV : KEPUTUSAN MENTERI
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
NOMOR : 134/KEP/M. PAN/12/2002
TANGGAL : 3 DESEMBER 2002
I UTAMA
A. Pendidikan
B. Kegiatan survei >80% 80 120 160 240 320 440 560
C. Kegiatan pemetaan
D. Peengembangan profesi
II PENUNJANG
Penunjang Tugas Surveyor <20% 20 30 40 60 80 110 140
Pemetaan
JUMLAH 100% 100 150 200 300 400 550 700
MENTERI
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
ttd.
FEISAL TAMIN
53
LAMPIRAN V : KEPUTUSAN MENTERI
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
NOMOR : 134/KEP/M. PAN/12/2002
TANGGAL : 3 DESEMBER 2002
MENTERI
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
ttd.
FEISAL TAMIN
54
LAMPIRAN VI : KEPUTUSAN MENTERI
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
NOMOR : 134/KEP/M. PAN/12/2002
TANGGAL : 3 DESEMBER 2002
MENTERI
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
ttd.
FEISAL TAMIN
55
MENTERI
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
NOMOR : PER/60/M.PAN/6/2005
TENTANG
PERUBAHAN ATAS
KETENTUAN LAMPIRAN I DAN ATAU LAMPIRAN II
KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
TENTANG JABATAN FUNGSIONAL DAN ANGKA KREDITNYA
56
4. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994
tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri
Sipil (Lembaran Negara Tahun 1994 Nomor 22,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3547);
57
11. Peraturan Presiden Nomor 11 Tahun 2005
tentang Perubahan Kelima Atas Keputusan
Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan,
Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga
Pemerintah Non Departemen.
MEMUTUSKAN
Pasal I
58
Pasal 2
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 1 Juni 2005
MENTERI
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
ttd.
TAUFIQ EFFENDI
59
BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL
(BAKOSURTANAL)
Jl. Raya Jakarta Bogor Km. 46. Cibinong Bogor
Telpon : 021-8752062,8752063 Fax. 021-8752064
http://www.bakosurtanal.go.id
KEPUTUSAN BERSAMA
KEPALA BADAN KOORDINASI
SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL
DAN
KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA
NOMOR : 0T.02/60-KA/VII/2003
NOMOR : 26 Tahun 2003
TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL SURVEYOR
PEMETAAN DAN ANGKA KREDITNYA
60
3. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1966 tentang
Pemberhentian/Pemberhentian Sementara Pegawai
Negeri;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 tentang
Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2003;
61
MEMUTUSKAN
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Keputusan Bersama ini, yang dimaksud dengan:
62
7. Instansi pembina jabatan fungsional Surveyor Pemetaan
adalah instansi yang secara fungsional bertanggung jawab
dalam kegiatan survei dan pemetaan, dalam hal ini Badan
Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional
(BAKOSURTANAL).
BAB II
USUL DAN PENETAPAN ANGKA KREDIT
Pasal 2
(1) Usul penetapan angka kredit Surveyor Pemetaan
disampaikan setelah menurut perhitungan Surveyor
Pemetaan yang bersangkutan, jumlah angka kredit yang
disyaratkan untuk kenaikan jabatan/pangkat setingkat
lebih tinggi telah dapat dipenuhi, dan dibuat sesuai
contoh formulir sebagai berikut:
a. Lampiran I.a. sampai dengan I.d untuk Surveyor
Pemetaan Tingkat Terampil;
b. Lampiran II.a sampai dengan II.c untuk Surveyor
Pemetaan Tingkat Ahli.
(2) Setiap usul penetapan angka kredit Surveyor Pemetaan
dilampiri dengan:
a. Surat pernyataan melakukan kegiatan survei dan
pemetaan dan bukti fisiknya, dibuat sesuai contoh
formulir sebagaimana tersebut pada Lampiran III;
b. Surat pernyataan melakukan kegiatan
pengembangan profesi dan bukti fisiknya, dibuat
sesuai contoh formulir sebagaimana tersebut pada
Lampiran IV;
c. Surat pernyataan melakukan kegiatan penunjang
tugas Surveyor Pemetaan dan bukti fisiknya, dibuat
sesuai contoh formulir sebagaimana tersebut pada
Lampiran V;
d. Salinan atau fotokopi Ijasah/Surat Tanda Tamat
Pendidikan dan Pelatihan (STTPL) dan atau
keterangan/penghargaan yang pernah diterima
(apabila ada) yang disahkan oleh pejabat yang
berwenang.
63
(3) Penilaian dan penetapan angka kredit untuk kenaikan
pangkat, dilakukan selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan
sebelum periode kenaikan pangkat sebagai berikut:
a. Untuk kenaikan pangkat periode April, angka kredit
ditetapkan selambat-lambatnya pada bulan Januari
tahun yang bersangkutan.
b. Untuk kenaikan pangkat periode Oktober, angka
kredit ditetapkan selambat-lambatnya pada bulan
Juli tahun yang bersangkutan.
Pasal 3
(1) Setiap usul penetapan angka kredit bagi Surveyor
Pemetaan harus dinilai secara seksama oleh Tim Penilai,
dengan berpedoman pada Lampiran I atau Lampiran II
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor 134/KEP/M.PAN/12/2002.
(2) Hasil penilaian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
ditetapkan oleh pejabat yang berwenang menetapkan
angka kredit dengan menggunakan contoh formulir
sebagaimana tersebut pada Lampiran VI, dengan
ketentuan:
a. Asli Penetapan Angka Kredit (PAK) disampaikan
kepada Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN)
atau Kepala Kantor Regional BKN yang
bersangkutan; dan
b. Tembusan PAK disampaikan kepada:
1) Surveyor Pemetaan yang bersangkutan;
2) Pimpinan Unit Kerja Surveyor Pemetaan yang
bersangkutan;
3) Sekretaris Tim Penilai yang bersangkutan;
4) Pejabat yang berwenang menetapkan angka
kredit;
5) Kepala Biro Kepegawaian/Bagian Kepegawaian
Instansi/ Badan Kepegawaian Daerah (BKD)
yang bersangkutan.
(3) Apabila pejabat yang berwenang menetapkan angka
kredit berhalangan sehingga tidak dapat menetapkan
angka kredit dalam batas waktu sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 ayat (3), maka pejabat yang berwenang
64
menetapkan angka kredit sebagaimana ditentukan
dalam Pasal 14 ayat (1) Keputusan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
134/KEP/M.PAN/12/2002 dapat mendelegasikan
kepada pejabat lain satu tingkat lebih rendah.
(4) Dalam rangka pengendalian dan tertib administrasi
penetapan angka kredit, maka spesimen tanda tangan
pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit dan
pejabat yang menerima delegasi wewenang untuk
menetapkan angka kredit sebagaimana dimaksud dalam
ayat (3) disampaikan kepada Kepala BKN atau Kepala
Kantor Regional BKN yang bersangkutan.
(5) Apabila terdapat pergantian pejabat yang berwenang
menetapkan angka kredit, maka spesimen tanda tangan
pejabat yang menggantikan disampaikan kepada Kepala
BKN atau Kepala Kantor Regional BKN yang
bersangkutan.
BAB III
TIM PENILAI
Pasal 4
(1) Syarat pengangkatan untuk menjadi Anggota Tim Penilai
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (2)
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor 134/KEP/M.PAN/12/2002, yaitu:
a. Sekurang-kurangnya menduduki jabatan/ pangkat
setingkat dengan jabatan/pangkat Surveyor
Pemetaan yang dinilai;
b. Mempunyai kompetensi untuk menilai prestasi kerja
Surveyor Pemetaan; dan
c. Dapat aktif melakukan penilaian.
(2) Masa jabatan Anggota Tim Penilai sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) adalah 3 (tiga) tahun dan
dapat diangkat kembali untuk masa jabatan berikutnya.
(3) Anggota Tim Penilai yang telah menjabat dalam 2 (dua)
masa jabatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2),
dapat diangkat kembali setelah melampaui tenggang
waktu 1 (satu) masa jabatan.
65
(4) Jumlah Anggota Tim Penilai yang berasal dari Surveyor
Pemetaan harus lebih banyak dari pada Anggota Tim
Penilai yang berasal dari pejabat lain bukan Surveyor
Pemetaan.
(5) Dalam hal komposisi jumlah Anggota Tim Penilai
sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) tidak dapat
dipenuhi, maka Anggota Tim Penilai dapat diangkat dari
pejabat lain yang mempunyai kompetensi dalam bidang
survei dan pemetaan.
Pasal 5
(1) Tugas pokok Tim Penilai Pusat adalah:
a. Membantu Kepala BAKOSURTANAL atau pejabat lain
yang ditunjuk dalam menetapkan angka kredit bagi
Surveyor Pemetaan Madya yang berkerja di
lingkungan BAKOSURTANAL dan Instansi lainnya;
dan
b. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh
Kepala BAKOSURTANAL atau pejabat lain yang
ditunjuk, yang berhubungan dengan penetapan
angka kredit sebagaimana dimaksud pada huruf a.
(2) Tugas pokok Tim Penilai BAKOSURTANAL adalah:
a. Membantu Sekretaris Utama BAKOSURTANAL atau
pejabat lain yang ditunjuk serendah-rendahnya
eselon II dalam menetapkan angka kredit bagi
Surveyor Pemetaan Pelaksana Pemula sampai
dengan Surveyor Pemetaan Penyelia dan Surveyor
Pemetaan Pertama sampai dengan Surveyor
Pemetaan Muda di lingkungan BAKOSURTANAL; dan
b. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh
Sekretaris Utama BAKOSURTANAL atau pejabat lain
yang ditunjuk serendah-rendahnya eselon II yang
berhubungan dengan penetapan angka kredit
sebagaimana dimaksud pada huruf a.
(3) Tugas pokok Tim Penilai Propinsi adalah:
a. Membantu Kepala Dinas/Kantor/Badan di Propinsi
yang membidangi survei dan pemetaan dalam
menetapkan angka kredit bagi Surveyor Pemetaan
Pelaksana Pemula sampai dengan Surveyor
66
Pemetaan Penyelia dan Surveyor Pemetaan Pertama
sampai dengan Surveyor Pemetaan Muda di
lingkungan Pemerintah Daerah Propinsi; dan
b. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh
Kepala Dinas/Kantor/Badan di Propinsi yang
membidangi survei dan pemetaan yang
berhubungan dengan penetapan angka kredit
sebagaimana dimaksud pada huruf a.
(4) Tugas pokok Tim Penilai Kabupaten/Kota adalah:
a. Membantu Kepala Dinas/Kantor/Badan di
Kabupaten/Kota yang membidangi survei dan
pemetaan dalam menetapkan angka kredit bagi
Surveyor Pemetaan Pelaksana Pemula sampai
dengan Surveyor Pemetaan Penyelia dan Surveyor
Pemetaan Pertama sampai dengan Surveyor
Pemetaan Muda di lingkungan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota; dan
b. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh
Kepala Dinas/Kantor/Badan di Kabupaten/Kota yang
membidangi survei dan pemetaan yang
berhubungan dengan penetapan angka kredit
sebagaimana dimaksud pada huruf a.
(5) Tugas pokok Tim Penilai Instansi adalah:
a. Membantu Pimpinan Instansi yang bersangkutan
atau Pejabat lain yang ditunjuk serendah-rendahnya
eselon II dalam menetapkan angka kredit bagi
Surveyor Pemetaan Pelaksana Pemula sampai
dengan Surveyor Pemetaan Penyelia dan Surveyor
Pemetaan Pertama sampai dengan Surveyor
Pemetaan Muda yang bekerja di luar instansi
BAKOSURTANAL, Pemerintah Daerah Propinsi dan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota; dan
b. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh
Pimpinan Instansi yang bersangkutan atau Pejabat
lain yang ditunjuk serendah-rendahnya eselon II yang
berhubungan dengan penetapan angka kredit
sebagaimana dimaksud pada huruf a.
(6) Apabila Tim Penilai Kabupaten/Kota belum dapat
dibentuk karena belum memenuhi kriteria Tim Penilai
yang ditentukan, maka penilaian prestasi kerja Surveyor
Pemetaan dilakukan oleh Tim Penilai Kabupaten/Kota
67
lain terdekat atau Tim Penilai Propinsi yang
bersangkutan, atau Tim Penilai BAKOSURTANAL atau
Tim Penilai Pusat.
(7) Apabila Tim Penilai Propinsi belum dapat dibentuk karena
belum memenuhi kriteria Tim Penilai yang ditentukan,
maka penilaian prestasi kerja Surveyor Pemetaan
dilakukan oleh Tim Penilai BAKOSURTANAL atau Tim
Penilai Pusat.
(8) Apabila Tim Penilai Instansi belum dapat dibentuk karena
belum memenuhi kriteria Tim Penilai yang ditentukan,
maka penilaian prestasi kerja Surveyor Pemetaan
dilakukan oleh Tim Penilai BAKOSURTANAL atau Tim
Penilai Pusat.
(9) Dalam hal terdapat Anggota Tim Penilai yang
berhalangan sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan atau
pensiun, maka Ketua Tim Penilai dapat mengusulkan
penggantian Anggota Tim Penilai kepada Pejabat yang
berwenang menetapkan Tim Penilai.
(10) Dalam hal terdapat Anggota Tim Penilai yang turut
dinilai, Ketua Tim Penilai dapat mengangkat Anggota Tim
Penilai Pengganti.
(11) Tata kerja dan tata cara Tim Penilai dalam melakukan
penilaian ditetapkan oleh Kepala BAKOSURTANAL selaku
Pimpinan Instansi Pembina Jabatan Surveyor
Pemetaan.
Pasal 6
Pasal 7
68
Nomor 134/KEP/M.PAN/12/2002, dapat membentuk Tim
Penilai Teknis yang anggotanya terdiri dari para ahli, baik
Pegawai Negeri Sipil atau bukan Pegawai Negeri Sipil
yang mempunyai kemampuan teknis yang diperlukan.
BAB IV
KENAIKAN JABATAN DAN PANGKAT
Pasal 8
69
pelaksanaan pekerjaan dalam Daftar Penilaian
Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) sekurang-kurangnya
bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir.
70
Tingkat I golongan ruang III/b sampai dengan
Surveyor Pemetaan Madya pangkat Pembina Tingkat
I golongan ruang IV/b.
(8) Penetapan kenaikan pangkat sebagaimana dimaksud
dalam ayat (7) dapat didelegasikan atau dikuasakan
kepada pejabat lain di lingkungannya.
(9) Kenaikan pangkat Pegawai Negeri Sipil Daerah
Kabupaten/Kota yang menduduki jabatan Surveyor
Pemetaan Muda pangkat Penata Tingkat I golongan
ruang III/d untuk menjadi Surveyor Pemetaan Madya
pangkat Pembina golongan ruang IV/a sampai dengan
Pembina Tingkat I golongan ruang IV/b ditetapkan oleh
Gubernur yang bersangkutan setelah mendapat
pertimbangan teknis Kepala Kantor Regional BKN yang
bersangkutan.
(10) Kenaikan pangkat Pegawai Negeri Sipil Daerah
Kabupaten/Kota ditetapkan oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian Kabupaten/Kota yang bersangkutan
setelah mendapat pertimbangan teknis Kepala Kantor
Regional BKN bagi:
a. Surveyor Pemetaan Pelaksana Pemula pangkat
Pengatur Muda golongan ruang II/a untuk menjadi
Surveyor Pemetaan Pelaksana pangkat Pengatur
Muda Tingkat I golongan ruang II/b, sampai dengan
Surveyor Pemetaan Penyelia pangkat Penata Tingkat
I golongan ruang III/d; dan.
b. Surveyor Pemetaan Pertama pangkat Penata Muda
golongan ruang III/a untuk menjadi Penata Muda
Tingkat I golongan ruang III/b sampai dengan
Surveyor Pemetaan Muda pangkat Penata Tingkat I
golongan ruang III/d.
(11) Penetapan kenaikan pangkat sebagaimana dimaksud
dalam ayat (10) dapat didelegasikan atau dikuasakan
kepada pejabat lain dilingkungannya.
Pasal 9
Surveyor Pemetaan Tingkat Terampil yang menduduki pangkat
Pengatur Tingkat I, golongan ruang II/d ke bawah apabila
memperoleh ijasah Strata 1 (S1)/Diploma IV, dapat dipertim-
bangkan kenaikan pangkatnya menjadi Penata Muda, golongan
71
ruang III/a dan jabatan Surveyor Pemetaan Tingkat Ahli,
dengan ketentuan:
1. Ijasah/Surat Tanda Tamat Belajar harus sesuai dengan
tugas pokok dan kualifikasi yang ditentukan untuk jabatan
Surveyor Pemetaan yang ditetapkan oleh Kepala
BAKOSURTANAL;
2. Sekurang-kurangnya telah 1 (satu) tahun dalam pangkat
terakhir;
3. Setiap unsur penilaian prestasi kerja atau pelaksanaan
pekerjaan dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan
(DP-3) sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 1 (satu)
tahun terakhir;
4. Sekurang-kurangnya memenuhi jumlah angka kredit
kumulatif minimal yang ditentukan untuk pangkat Penata
Muda, golongan ruang III/a.
Pasal 10
72
lebih tinggi tersebut, yang berasal dari kegiatan survei
dan pemetaan dan/atau pengembangan profesi.
(4) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3),
berlaku juga bagi Surveyor Pemetaan yang naik pangkat
setingkat lebih tinggi dalam jenjang jabatan yang sama.
BAB V
PENGANGKATAN, PEMBEBASAN SEMENTARA, DAN
PEMBERHENTIAN DALAM DAN DARI JABATAN
Pasal 11
Pasal 12
(1) Untuk menjamin tingkat kinerja Surveyor Pemetaan
dalam mencapai angka kredit untuk kenaikan
jabatan/pangkat, dalam pengangkatan Surveyor
Pemetaan harus memperhitungkan keseimbangan antara
beban kerja dengan jumlah Surveyor Pemetaan sesuai
jenjang jabatannya.
(2) Pengangkatan Surveyor Pemetaan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1), harus didasarkan pada formasi
jabatan Surveyor Pemetaan yang ditetapkan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara setelah mendapat
pertimbangan teknis Kepala BKN.
73
Pasal 13
Pasal 14
74
b. Diberhentikan sementara sebagai Pegawai Negeri
Sipil berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 4
Tahun 1966; atau
c. Ditugaskan secara penuh di luar jabatan Surveyor
Pemetaan; atau
d. Cuti di luar tanggungan negara, kecuali untuk
persalinan keempat dan seterusnya; atau
e. Tugas belajar lebih dari 6 ( enam) bulan.
(5) Surveyor Pemetaan yang dibebaskan sementara
sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) huruf a, selama
menjalani masa hukuman disiplin tetap melaksanakan
tugas pokoknya, tetapi kegiatan tersebut tidak dapat
ditetapkan angka kreditnya.
(6) Surveyor Pemetaan yang dibebaskan sementara
sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) huruf e, selama
pembebasan sementara dapat dipertimbangkan kenaikan
pangkatnya secara pilihan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku apabila:
a. Sekurang-kurangnya telah 4 (empat) tahun dalam
pangkat terakhir; dan
Pasal 15
Surveyor Pemetaan diberhentikan dari jabatannya apabila:
1. Dijatuhi hukuman disiplin tingkat berat yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap, kecuali jenis hukuman
disiplin berat berupa penurunan pangkat; atau
2. Dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak dibebaskan
sementara dari jabatannya sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 14 ayat (1), tidak dapat mengumpulkan angka kredit
yang ditentukan untuk kenaikan pangkat setingkat lebih
tinggi; atau
3. Dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak dibebaskan
sementara dari jabatannya sebagaimana dimaksud dalam
75
Pasal 14 ayat (2) atau ayat (3), tidak dapat mengumpulkan
angka kredit yang ditentukan.
BAB VI
PENGANGKATAN KEMBALI DALAM JABATAN
SURVEYOR PEMETAAN
Pasal 16
Pasal 17
76
BAB VII
PERPINDAHAN JABATAN
Pasal 18
(1) Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dari jabatan lain ke
dalam jabatan Surveyor Pemetaan atau perpindahan
jabatan dapat dipertimbangkan setelah memenuhi syarat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21, Pasal 22, dan
Pasal 23 Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara Nomor 134/KEP/M.PAN/12/2002.
(2) Pangkat awal yang ditetapkan bagi Pegawai Negeri Sipil
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah sama
dengan pangkat yang dimilikinya, sedang jenjang
jabatan Surveyor Pemetaan ditetapkan sesuai dengan
angka kredit yang diperoleh dari kegiatan unsur utama
dan unsur penunjang setelah penilaian dan penetapan
angka kredit oleh pejabat yang berwenang.
(3) Bagi Surveyor Pemetaan yang karena perpindahan
jabatan memiliki pangkat/golongan ruang lebih tinggi
dari jabatan Surveyor Pemetaan yang diperolehnya
dapat mengajukan kenaikan jabatan satu tingkat lebih
tinggi setelah 1 (satu) tahun dalam jabatannya dan
memenuhi angka kredit yang ditentukan untuk kenaikan
jabatan tersebut.
BAB VIII
PENYESUAIAN/INPASSING DALAM JABATAN
DAN ANGKA KREDIT
Pasal 19
(1) Pegawai Negeri Sipil yang telah melaksanakan
tugas/kegiatan survei dan pemetaan berdasarkan
keputusan/surat pernyataan melakukan tugas dari
pejabat yang berwenang dan pada saat ditetapkan
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor 134/KEP/M.PAN/12/2002 masih melaksanakan
tugas/ kegiatan tersebut, dapat diangkat dalam jabatan
Surveyor Pemetaan melalui penyesuaian/inpassing
dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Untuk Surveyor Pemetaan Tingkat Terampil harus
memenuhi syarat:
77
1) Serendah-rendahnya berijasah SLTA;
2) Serendah-rendahnya menduduki pangkat
Pengatur Muda golongan ruang II/a; dan
3) Setiap unsur penilaian prestasi kerja atau
pelaksanaan pekerjaan dalam Daftar Penilaian
Pelaksanaan Pekerjaan (DP-3) sekurang-
kurangnya bernilai baik dalam 1 (satu) tahun
terakhir.
b. Untuk Surveyor Pemetaan Tingkat Ahli harus
memenuhi syarat:
1) Serendah-rendahnya berijasah Strata I
(S1)/Diploma IV (D.IV);
2) Serendah-rendahnya menduduki pangkat Penata
Muda golongan ruang III/a; dan
3) Setiap unsur penilaian prestasi kerja atau
pelaksanaan pekerjaan dalam Daftar Penilaian
Pelaksanaan Pekerjaan (DP-3) sekurang-
kurangnya bernilai baik dalam 1 (satu) tahun
terakhir.
(2) Jenjang jabatan dan jumlah angka kredit
penyesuaian/inpassing sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1), didasarkan pada pendidikan, pangkat, dan
masa kerja dalam pangkat terakhir sebagaimana
dimaksud dalam Lampiran V atau Lampiran VI
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor 134/KEP/M.PAN/12/2002.
(3) Masa kerja dalam pangkat terakhir untuk
penyesuaian/inpassing sebagaimana dimaksud dalam
Lampiran V atau Lampiran VI Keputusan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
134/KEP/M.PAN/12/2002 dihitung dalam pembulatan ke
bawah, yaitu :
a. Kurang dari 1 (satu) tahun, dihitung kurang 1 (satu)
tahun;
b. 1 (satu) tahun sampai dengan kurang dari 2 (dua)
tahun, dihitung 1 (satu) tahun;
c. 2 (dua) tahun sampai dengan kurang dari 3 (tiga)
tahun, dihitung 2 (dua) tahun;
d. 3 (tiga) tahun sampai dengan kurang dari 4 (empat)
78
tahun, dihitung 3 (tiga) tahun; dan
e. 4 (empat) tahun atau lebih, dihitung 4 (empat)
tahun.
(4) Penyesuaian/inpassing dalam jabatan dan angka kredit
Surveyor Pemetaan, ditetapkan oleh pejabat yang
berwenang mengangkat dan memberhentikan Surveyor
Pemetaan dengan menggunakan contoh formulir
sebagaimana tersebut dalam Lampiran X.
(5) Penyesuaian/inpassing dalam jabatan dan angka kredit
Surveyor Pemetaan sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) dilakukan setelah memperhitungkan formasi jabatan
Surveyor Pemetaan.
Pasal 20
(1) Penyesuaian/inpassing dalam jabatan dan angka kredit
Surveyor Pemetaan, ditetapkan terhitung mulai tanggal
1 Oktober 2003, dan harus selesai ditetapkan selambat-
lambatnya pada tanggal 31 Maret 2004;
(2) Pegawai Negeri Sipil yang dalam masa
penyesuaian/inpassing telah dapat dipertimbangkan
kenaikan pangkatnya, maka sebelum disesuaikan dalam
jabatan dan angka kredit terlebih dahulu
dipertimbangkan kenaikan pangkatnya agar dalam
penyesuaian/inpassing jabatan dan angka kredit telah
digunakan pangkat yang terakhir.
(3) Terhitung mulai periode kenaikan pangkat 1 April 2004,
kenaikan pangkat Surveyor Pemetaan, sudah ditetapkan
dengan angka kredit di samping memenuhi syarat lain
yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
BAB IX
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 21
79
terakhir, kenaikan pangkatnya setingkat lebih tinggi dapat
dipertimbangkan mulai periode kenaikan pangkat berikutnya,
setelah penetapan penyesuaian/inpassing dalam jabatan dan
angka kredit Surveyor Pemetaan dan kepadanya diberikan
angka kredit minimal untuk pangkat yang ditetapkan.
Pasal 22
Surveyor Pemetaan yang sedang dibebaskan sementara
karena:
1. Dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang atau berat (ke-
cuali pemberhentian sebagai Pegawai Negeri Sipil); atau
2. Ditugaskan secara penuh di luar jabatan Surveyor
Pemetaan; atau
3. Cuti di luar tanggungan negara,
apabila mencapai batas usia pensiun Pegawai Negeri Sipil,
diberhentikan dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil
dengan mendapatkan hak-hak kepegawaian sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 23
80
e. Pengembangan sistem informasi jabatan Surveyor
Pemetaan; dan
f. Fasilitasi penyusunan dan penetapan etika profesi
Surveyor Pemetaan.
BAB X
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 24
Petunjuk teknis pelaksanaan yang belum diatur dalam
Keputusan Bersama ini akan diatur kemudian oleh Kepala
BAKOSURTANAL dan Kepala BKN baik secara bersama-sama
atau sendiri-sendiri sesuai dengan bidang tugas masing-
masing.
Pasal 25
Untuk memperjelas dan mempermudah pelaksanaan
Keputusan Bersama ini, dilampirkan Keputusan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
134/KEP/M.PAN/12/2002 sebagaimana tersebut pada Lampiran
XI.
Pasal 26
Keputusan Bersama ini disampaikan kepada yang
berkepentingan untuk dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
Pasal 27
Keputusan Bersama ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Jakarta
pada tanggal : 14 Juli 2003
KEPALA KEPALA
BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA BADAN KOORDINASI SURVEI
DAN PEMETAAN NASIONAL
ttd. ttd.
81
CONTOH : LAMPIRAN I.a : KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA
DAFTAR USUL PENETAPAN ANGKA KREDIT BADAN KOORDINASI SURVEI DAN
SURVEYOR PEMETAAN PELAKSANA PEMULA PEMETAAN NASIONAL DAN KEPALA
BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA
NOMOR : OT.02/60-KA/VIII2003
NOMOR : 26 Tahun 2003
TANGGAL : 14 Jull 2003
I KETERANGAN PERORANGAN
1 Nama :
2 NIP :
3 Nomor Seri KARPEG :
4 Tempat dan tanggal lahir :
5 Jenis kelamin :
6 Pendidikan yang telah diperhitungkan angka kreditnya :
7 Pangkat/golongan ruang/TMT :
Jabatan Surveyor Pemetaan Pelaksana
8
Pemula
9 Masa Kerja Golongan Lama :
Baru :
10 Unit Kerja :
82
ANGKA KREDIT MENURUT
NO UNSUR YANG DINILAI INSTANSI PENGUSUL TIM PENILAI
LAMA BARU JUMLAH LAMA BARU JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8
UNSUR UTAMA
I PENDIDlKAN
A. Pendidlkan sekolah dengan
mempero/eh ijazah/gelar
1. Diploma III
2. Diploma II
3. SlTA/Diploma I
83
1 2 3 4 5 6 7 8
III. KEGIATAN PEMETAAN
A. Melakukan persiapan pemetaan
1. Menyiapkan bahan-bahan untuk pemetaan analog.
2. Menyiapkan perangkat pemetaan analog
3. Merawat peralatan pemetaan mekanis.
B. Melakukan pemetaan
1. Melakukan penggambaran titik kontrol hasil ukuran sederhana.
2. Melakukan pengukuran detail/pemuatan lembar peta mekanis.
3. Melakukan penggambaran sederhana.
4. Membuat mosaik citra uncontrol.
JUMLAH
1.
2.
3.
4.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
Dst.
JUMLAH
84
1 2 3 4 5 6 7 8
V. PENGEMBANGAN PROFESI
A. Melakukan kegiatan karya tulis/karya ilmiah dibidang
survei dan pemetaan
1. Karya tulis ilmiah penelitian, pengkajian, survei dan atau
evaluasi di bidang survei dan pemetaan yang dipublikasikan:
a. Dalam bentuk buku yang diterbitkan
dan diedarkan secara naslonal
b. Dalam majalah ilmiah yang diakui
oleh instansi yang berwenang
85
1 2 3 4 5 6 7 8
2. Terjemahan/saduran dalam bidang survei dan pemetaan
yang tidak dipublikasikan
a. Dalam bentuk buku
b. Dalam bentuk makalah
86
LAMPlRAN USUL/BAHAN YANG DINILAI
1
2
3 ........... , Tanggal...............
Pejabat Pengusul
NIP.
NIP.
NIP.
87
CONTOH : LAMPIRAN I.b : KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA
DAFTAR USUL PENETAPAN ANGKA KREDIT BADAN KOORDINASI SURVEI DAN
SURVEYOR PEMETAAN PELAKSANA PEMETAAN NASIONAL DAN KEPALA
BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA
NOMOR : OT.02/60-KA/VlI/2003
NOMOR : 26 Tahun 2003
TANGGAL : 14 Juli 2003
I KETERANGAN PERORANGAN
1 Nama :
2 NIP :
3 Nomor Seri KARPEG :
4 Tempat dan tanggal lahir :
5 Jenis kelamin :
6 Pendidikan yang telah diperhitungkan angka kreditnya :
7 Pangkat/golongan ruang/TMT :
8 Jabatan Surveyor Pemetaan Pelaksana
9 Masa Kerja Golongan Lama :
Baru :
10 Unit Kerja :
88
ANGKA KREDIT MENURUT
NO UNSUR YANG DINlLAI INSTANSI PENGUSUl TIM PENlLAI
LAMA BARU JUMLAH LAMA BARU JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8
UNSUR UTAMA
I. PENDIDlKAN
A Pendidikan sekolah dengan
Memperoleh ijazah/gelar
1. Diploma III
2. Diploma II
3. SLTA/ Diploma I
89
1 2 3 4 5 6 7 8
III. KEGIATAN PEMETAAN
A. Melakukan persiapan pemetaan
1. Melakukan fasilitas pengumpulan dan pengolahan data.
2. Menyusun rencana operasional pemetaan sederhana.
3. Menyiapkan bahan-bahan untuk pemetaan digital.
4. Menyiapkan perangkat pemetaan digital.
5. Merawat peralatan optis.
B. Melakukan pemetaan
1. Melakukan pengumpulan data analog penunjang.
2. Melakukan penggambaran titik kontrol hasil ukuran semi detail.
3. Melakukan pengukuran detail/ pembuatan lembar peta optis.
4. Melakukan penggambaran semi detail.
5. Melakukan plotting sederhana.
6. Membuat mosaik citra semi kontrol.
JUMLAH
1.
2.
3.
4.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
dsl
JUMLAH
90
1 2 3 4 5 6 7 8
V. PENGEMBANGAN PROFESI
A. Melakukan kegiatan karya tulis/karya ilmiah dibidang
survei dan pemetaan
1. Karya tulis ilmiah hasil penelitian, pengkajian, survei dan atau
evaluasi di bidang survei dan pemetaan yang dipublikasikan:
a. Dalam bentuk buku yang diterbitkan
dan diedarkan secara nasional
b. Dalam majalah ilmiah yang diakui
oleh instansi yang berwenang
91
1 2 3 4 5 6 7 8
2. Terjemahan/saduran dalam bidang survei dan pemetaan
yang tidak dipublikasikan
a. Dalam bentuk buku
b. Dalam bentuk makalah
92
LAMPlRAN USUL/BAHAN YANG DINILAI
1
2
3 ........... , Tanggal...............
Pejabat Pengusul
NIP.
NIP.
NIP.
93
CONTOH : LAMPIRAN I.c : KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA
DAFTAR USUL PENETAPAN ANGKA KREDIT BADAN KOORDINASI SURVEI DAN
SURVEYOR PEMETAAN PELAKSANA LANJUTAN PEMETAAN NASIONAL DAN KEPALA
BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA
NOMOR : OT.02/60-KA/VlI/2003
NOMOR : 26 Tahun 2003
TANGGAL : 14 Juli 2003
I KETERANGAN PERORANGAN
1 Nama :
2 NIP :
3 Nomor Seri KARPEG :
4 Tempat dan tanggal lahir :
5 Jenis kelamin :
6 Pendidikan yang telah diperhitungkan angka kreditnya :
7 Pangkat/golongan ruang/TMT :
8 Jabatan Surveyor Pemetaan Pelaksana
9 Masa Kerja Golongan Lama :
Baru :
10 Unit Kerja :
94
ANGKA KREDIT MENURUT
NO UNSUR YANG DINlLAI INSTANSI PENGUSUl TIM PENlLAI
LAMA BARU JUMLAH LAMA BARU JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8
UNSUR UTAMA
I. PENDIDlKAN
A Pendidikan sekolah dengan
Memperoleh ijazah/gelar
1. Diploma III
2. Diploma II
3. SLTA/ Diploma I
95
1 2 3 4 5 6 7 8
III KEGIATAN PEMETAAN
A. Melakukan persiapan pemetaan
1. Melakukan penyiapan fasilitas analisa dan evaluasl data.
2. Menyusun desain kerangka kontrol pemetaan sederhana.
3. Menyusun rencana operasional pemetaan semi detail.
4. Merawat peralatan elektronik.
B. Melakukan pemetaan
1. Melakukan pengumpulan data analog utama.
2. Melakukan penggambaran titik kontrol hasil ukuran detail.
3. Melakukan pengukuran detail/ pembuatan lembar peta elektronis.
4. Melakukan penggambaran detail.
5. Melakukan plotting semi detail.
6. Membuat mosaik citra semi kontrol.
JUMLAH
1.
2.
3.
4.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
dst.
JUMLAH
96
1 2 3 4 5 6 7 8
V PENGEMBANGAN PROFESI
A. Melakukan kegiatan karya tulis/ karya ilmiah dibidang
Survei dan pemetaan
1. Karya tulis ilmiah hasil penelitian, pengkajian, survei dan atau
evaluasi di bidang survei dan pemetaan yang dipublikasikan:
a. Dalam bentuk buku yang diterbitkan dan diedarkan secara nasional
b. Dalam majalah ilmiah yang diakui oteh Instansi yang berwenang
97
1 2 3 4 5 6 7 8
2. Terjemahan/saduran dalam bidang survei dan pemetaan
yang tidak dipublikasikan
a. Dalam bentuk buku
b. Dalam bentuk makalah
98
LAMPlRAN USUL/BAHAN YANG DINILAI
1
2
3 ........... , Tanggal...............
Pejabat Pengusul
NIP.
NIP.
NIP.
99
CONTOH : LAMPIRAN I.d : KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA
DAFTAR USUL PENETAPAN ANGKA KREDIT BADAN KOORDINASI SURVEI DAN
SURVEYOR PEMETAAN PENYELIA PEMETAAN NASIONAL DAN KEPALA
BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA
NOMOR : OT.02/60-KA/VlI/2003
NOMOR : 26 Tahun 2003
TANGGAL : 14 Juli 2003
I KETERANGAN PERORANGAN
1 Nama :
2 NIP :
3 Nomor Seri KARPEG :
4 Tempat dan tanggal lahir :
5 Jenis kelamin :
6 Pendidikan yang telah diperhitungkan angka kreditnya :
7 Pangkat/golongan ruang/TMT :
8 Jabatan Surveyor Pemetaan Pelaksana
9 Masa Kerja Golongan Lama :
Baru :
10 Unit Kerja :
100
ANGKA KREDlT MENURUT
NO UNSUR YANG DINILAI INSTANSI PENGUSUL TIM PENILAI
LAMA BARU JUMLAH LAMA BARU JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8
UNSUR UTAMA
I. PENDIDIKAN
A Pendidikan sekolah dengan
memperoleh ijazah/gelar
1. Diploma III
2. Diploma II
3. SLTA/ Diploma I
101
1 2 3 4 5 6 7 8
III. KEGIATAN PEMETAAN
A. Melakukan persiapan pemetaan
1. Menyusun petunjuk pelaksanaan pengumpulan dan pengolahan data.
2. Membuat desain kerangka kontrol pemetaan
a. Menyusun petunjuk evaluasi desain kerangka kontrol pemetaan
b. Menyusun desain kerangka kontrol pemetaan semi detail.
3. Mevusun rencana operasional pemetaan detail.
4. Menguji bahan-bahan penunjang.
5. Membuat desain peta skala besar.
B. Melakukan pemetaan
1. Melakukan pengumpulan data digital penunjang.
2. Melakukan pengolahan dan analisa data analog.
3. Menyajikan data hasil pemetaan sederhana.
4. Melakukan pengolahan data sederhana.
5. Melakukan pengecekan lapangan dan toponimi sederhana.
6. Melakukan proses kartografi sederhana.
7. Melakukan proses triangulasi udara sederhana.
8. Melakukan penafsiran, diliniasi, dan simbolisasi sederhana.
9. Melakukan plotting detail.
C. Memasyarakatkan hasil pemetaan dengan memberikan pelayanan informasi
pemetaan sederhana.
JUMLAH
1.
2.
3.
4.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
dst.
JUMLAH
102
1 2 3 4 5 6 7 8
V PENGEMBANGAN PROFESI
A. Melakukan kegiatan karya tulis/ karya ilmiah dibidang
Survei dan pemetaan
1. Karya tulis ilmiah hasil penelitian, pengkajian, survei dan atau
evaluasi di bidang survei dan pemetaan yang dipublikasikan:
a. Dalam bentuk buku yang diterbitkan dan diedarkan secara nasional
b. Dalam majalah ilmiah yang diakui oteh Instansi yang berwenang
103
1 2 3 4 5 6 7 8
2. Terjemahan/saduran dalam bidang survei dan pemetaan
yang tidak dipublikasikan
a. Dalam bentuk buku
b. Dalam bentuk makalah
104
LAMPlRAN USUL/BAHAN YANG DINILAI
1
2
3 ........... , Tanggal...............
Pejabat Pengusul
NIP.
NIP.
NIP.
105
CONTOH : LAMPIRAN II.a: KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA
DAFTAR USUL PENETAPAN ANGKA KREDIT BADAN KOORDINASI SURVEI DAN
SURVEYOR PEMETAAN PERTAMA PEMETAAN NASIONAL DAN KEPALA
BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA
NOMOR : OT.02/60-KA/VIII2003
NOMOR : 26 Tahun 2003
TANGGAL : 14 Jull 2003
DAFTAR USUL PENETAPAN ANGKA KREDIT
JABATAN SURVEYOR PEMETAAN PERTAMA
NOMOR:
I KETERANGAN PERORANGAN
1 Nama :
2 NIP :
3 Nomor Seri KARPEG :
4 Tempat dan tanggal lahir :
5 Jenis kelamin :
6 Pendidikan yang telah diperhitungkan angka kreditnya :
7 Pangkat/golongan ruang/TMT :
8 Jabatan Surveyor Pemetaan Pelaksana
9 Masa Kerja Golongan Lama :
Baru :
10 Unit Kerja :
106
ANGKA KREDIT MENURUT
NO UNSUR YANG DINILAI INSTANSI PENGUSUL TIM PENILAI
LAMA BARU JUMLAH LAMA BARU JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8
UNSUR UTAMA
I. PENDIDIKAN
A. Pendidikan sekolah dengan
memperoleh ijazah/gelar
1. Doktor (S3)
2. Pasca Sariana (S2)
3. Sarjana (S1)/Diploma IV
107
1 2 3 4 5 6 7 8
C. Melakukan pemrosesan data hasil survei
1. Melakukan analisa dan evaluasi data survei semi detail
2. Menyajikan data hasil survei secara otomatis.
3. Mengendalikan mutu data survei sederhana.
D. Melakukan supervisi survei
Melakukan supervisi survei sederhana.
E. Memasyarakatkan hasil survei
1. Menyebarluaskan hasil survei melalui mass media nasional.
2. Memberikan pelayanan informasi semi detail.
3. Memberikan jasa konsultasi sederhana.
III. KEGIATAN PEMETAAN
A Melakukan persiapan pemetaan
1. Menyusun desain kerangka kontrol pemetaan detail.
2. a. Menyusun desain rencana operasional pemetaan.
b. Menyusun petunjuk evaluasi desain rencana operasional pemetaan.
3. Menyusun rencana pemetaan jangka pendek.
4. Menyusun pedoman dan metoda pemetaan berupa spek teknis
pemetaan.
5. Menguji bahan-bahan dengan bahan utama.
6. Membuat desain peta skala menengah.
B. Melakukan pemetaan
1. Melakukan pengumpulan data digital utama.
2. Memilih dan menentukan kriteria data analog penunjang.
3. Memilih dan menentukan kriteria data dioital penunjang.
4. Melakukan pengolahan dan analisa data digital.
5. Menyajikan data hasil pemetaan semi detail.
6. Melakukan penyempurnaan peta sederhana.
7. Melakukan pengolahan data semi detail.
8. Melakukan koreksi hasil penggambaran sederhana.
9. Melakukan pengecekan lapangan dan toponimi semi detail.
10. Melakukan proses kartografi semi detail.
11. Melakukan proses triangulasi udam sederhana.
12. Melakukan penafsiran deliniasi dan simbolisasi semi detail.
C. Memasyaratkan hasil pemetaan
1. Menyebarluaskan hasil pemetaan internal.
2. Memberikan pelayanan informasi pemetaan semi detail.
3. Memberikan jasa konsultasi pemetaan sederhana.
JUMLAH
108
1 2 3 4 5 6 7 8
1.
2.
3.
4.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
Dst.
JUMLAH
109
1 2 3 4 5 6 7 8
V. PENGEMBANGAN PROFESI
A. Melakukan kegiatan karya tulis/karya ilmiah dibidang
survei dan pemetaan
1. Karya tulis ilmiah hasil penelitian, pengkajian, survei dan atau
Evaluasi di bidang survei dan pemetaan yang dipublikasikan:
a. Dalam bentuk buku yang diterbitkan
dan diedarkan secara nasional
b. Dalam majalah ilmiah yang diakui
oleh instansi yang berwenang
110
1 2 3 4 5 6 7 8
2. Terjemahan/saduran buku di bidang survei dan pemetaan
yang tidak dipublikasikan
a. Dalam bentuk buku
b. Dalam bentuk makalah
111
LAMPlRAN USUL/BAHAN YANG DINILAI
1
2
3 ........... , Tanggal...............
Pejabat Pengusul
NIP.
NIP.
NIP.
112
CONTOH : LAMPIRAN II.b: KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA
DAFTAR USUL PENETAPAN ANGKA KREDIT BADAN KOORDINASI SURVEI DAN
SURVEYOR PEMETAAN MUDA PEMETAAN NASIONAL DAN KEPALA
BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA
NOMOR : OT.02/60-KA/VIII2003
NOMOR : 26 Tahun 2003
TANGGAL : 14 Jull 2003
DAFTAR USUL PENETAPAN ANGKA KREDIT
JABATAN SURVEYOR PEMETAAN MUDA
NOMOR:
I KETERANGAN PERORANGAN
1 Nama :
2 NIP :
3 Nomor Seri KARPEG :
4 Tempat dan tanggal lahir :
5 Jenis kelamin :
6 Pendidikan yang telah diperhitungkan angka kreditnya :
7 Pangkat/golongan ruang/TMT :
8 Jabatan Surveyor Pemetaan Pelaksana
9 Masa Kerja Golongan Lama :
Baru :
10 Unit Kerja :
113
ANGKA KREDIT MENURUT
NO UNSUR YANG DINILAI INSTANSI PENGUSUL TIM PENILAI
LAMA BARU JUMLAH LAMA BARU JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8
UNSUR UTAMA
l. PENDlDlKAN
A. Pendidikan sekolah dengan
memperoleh ijazah/gelar
1. Doktor (S3)
2. Pasca Sariana (S2)
3. Sarjana (S1)/Diploma IV
114
1 2 3 4 5 6 7 8
C. Melakukan pemrosesan data hasil survei
1. Melakukan analisa dan evaluasi data survei detail.
2. Menyajikan data hasil survei secara otomatis/komputer/detail.
3. Mengendalikan mutu data survei semi detail.
D. Melakukan supervisi survei semi detail.
E. Memasyarakatkan hasil survei
1. Menyebarluaskan hasil survei melalui mass media regional.
2. Memberikan pelayanan informasi detail.
3. Memberikan jasa konsultasi semi detail.
115
1 2 3 4 5 6 7 8
D. Memasyarakatkan hasil pemetaan
1. Menyebarluaskan hasil pemetaan melalui mass media.
a. Menyebarluaskan hasil pemetaan nasional.
b. Menyebarluaskan hasil pemetaan regional.
2. Memberikan pelayanan informasi detail.
3. Memberikan jasa konsultasi pemetaan semi detail.
JUMLAH
1.
2.
3.
4.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
dst.
JUMLAH
116
1 2 3 4 5 6 7 8
V. PENGEMBANGAN PROFESI
A. Melakukan kegiatan karya tulis/karya ilmiah dibidang
survei dan pemetaan
1. Karya tulis ilmiah hasil penelitian, pengkajian, survei dan atau
evaluasi di bidang survei dan pemetaan yang dipublikasikan:
a. Dalam bentuk buku yang diterbitkan
dan diedarkan secara nasional
b. Dalam majalah ilmiah yang diakui
oleh instansi yang berwenang
117
1 2 3 4 5 6 7 8
2. Terjemahan/saduran buku di bidang survei dan pemetaan
yang tidak dipublikasikan
a. Dalam bentuk buku
b. Dalam bentuk makalah
118
LAMPlRAN USUL/BAHAN YANG DINILAI
1
2
3 ........... , Tanggal...............
Pejabat Pengusul
NIP.
NIP.
NIP.
119
CONTOH : LAMPIRAN II.c: KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA
DAFTAR USUL PENETAPAN ANGKA KREDIT BADAN KOORDINASI SURVEI DAN
SURVEYOR PEMETAAN MADYA PEMETAAN NASIONAL DAN KEPALA
BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA
NOMOR : OT.02/60-KA/VIII2003
NOMOR : 26 Tahun 2003
TANGGAL : 14 Jull 2003
DAFTAR USUL PENETAPAN ANGKA KREDIT
JABATAN SURVEYOR PEMETAAN MADYA
NOMOR:
I KETERANGAN PERORANGAN
1 Nama :
2 NIP :
3 Nomor Seri KARPEG :
4 Tempat dan tanggal lahir :
5 Jenis kelamin :
6 Pendidikan yang telah diperhitungkan angka kreditnya :
7 Pangkat/golongan ruang/TMT :
8 Jabatan Surveyor Pemetaan Pelaksana
9 Masa Kerja Golongan Lama :
Baru :
10 Unit Kerja :
120
ANGKA KREDIT MENURUT
NO UNSUR YANG DINlLAI INSTANSI PENGUSUL TIM PENlLAI
LAMA BARU JUMLAH LAMA BARU JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8
UNSUR UTAMA
I. PENDIDIKAN
A. Pendidikan sekolah dengan
memperoleh ijazah/gelar
1. Doktor (S3)
2. Pasca Sariana (S2)
3. Sarjana (S1)/Diploma IV
121
1 2 3 4 5 6 7 8
JUMLAH
dst.
JUMLAH
122
1 2 3 4 5 6 7 8
V. PENGEMBANGAN PROFESI
A. Melakukan kegiatan karya tulis/karya ilmiah dibidang
survei dan pemetaan
1. Karya tulis ilmiah hasil penelitian, pengkajian, survei dan atau
evaluasi di bidang survei dan pemetaan yang dipublikasikan:
a. Dalam bentuk buku yang diterbitkan
dan diedarkan secara nasional
b. Dalam majalah ilmiah yang diakui
oleh instansi yang berwenang
123
1 2 3 4 5 6 7 8
2. Terjemahan/saduran buku di bidang survei dan pemetaan
yang tidak dipublikasikan
a. Dalam bentuk buku
b. Dalam bentuk makalah
124
LAMPlRAN USUL/BAHAN YANG DINILAI
1
2
3 ........... , Tanggal...............
Pejabat Pengusul
NIP.
NIP.
NIP.
125
CONTOH LAMPIRAN III : KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN
SURAT PERNYATAAN MELAKUKAN KOORDINASi SURVEI DAN PEMETAAN
KEGIATAN SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN
KEPEGAWAIAN NEGARA
NOMOR :
NOMOR :
TANGGAL :
SURAT PERNYATAAN
MELAKUKAN KEGIATAN SURVEI DAN PEMETAAN
Nama :........................................................................................
NIP :........................................................................................
Pangkat/golongan ruang/TMT :........................................................................................
Jabatan :........................................................................................
Unit Kerja :.........................................................................................
Menyatakan bahwa :
Nama :........................................................................................
NIP :........................................................................................
Pangkat/golongan ruang/TMT :........................................................................................
Jabatan :........................................................................................
Unit Kerja :.........................................................................................
1.
2.
3.
4.
5.
Demikian Surat Pernyataan ini dibuat, untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Nama Jelas
NIP
126
CONTOH LAMPIRAN IV : KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN
SURAT PERNYATAAN MELAKUKAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN
KEGIATAN PENGEMBANGAN PROFESI NASIONAL DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN
NEGARA
NOMOR :
NOMOR :
TANGGAL :
SURAT PERNYATAAN
MELAKUKAN KEGIATAN PENGEMBANGAN PROFESI
Nama :........................................................................................
NIP :........................................................................................
Pangkat/golongan ruang/TMT :........................................................................................
Jabatan :........................................................................................
Unit Kerja :.........................................................................................
Menyatakan bahwa :
Nama :........................................................................................
NIP :........................................................................................
Pangkat/golongan ruang/TMT :........................................................................................
Jabatan :........................................................................................
Unit Kerja :.........................................................................................
1.
2.
3.
4.
5.
Demikian Surat Pernyataan ini dibuat, untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Nama Jelas
NIP
127
CONTOH LAMPIRAN V : KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN
SURAT PERNYATAAN MELAKUKAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN
KEGIATAN PENUNJANG TUGAS NASIONAL DAN KEPALA BADAN
SURVEYOR PEMETAAN KEPEGAWAIAN NEGARA
NOMOR :
NOMOR :
TANGGAL :
SURAT PERNYATAAN
MELAKUKAN KEGIATAN PENUNJANG TUGAS SURVEYOR PEMETAAN
Nama :........................................................................................
NIP :........................................................................................
Pangkat/golongan ruang/TMT :........................................................................................
Jabatan :........................................................................................
Unit Kerja :.........................................................................................
Menyatakan bahwa :
Nama :........................................................................................
NIP :........................................................................................
Pangkat/golongan ruang/TMT :........................................................................................
Jabatan :........................................................................................
Unit Kerja :.........................................................................................
1.
2.
3.
4.
5.
Demikian Surat Pernyataan ini dibuat, untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Nama Jelas
NIP
128
CONTOH LAMPIRAN VI : KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN
PENETAPAN ANGKA KREDIT KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN
SURVEYOR PEMETAAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN
TINGKAT TERAMPIL/AHLI KEPEGAWAIAN NEGARA
NOMOR :
NOMOR :
TANGGAL :
A. KETERANGAN PERORANGAN
1. NAMA :
2. NIP :
3. NOMOR SERI KARPEG :
4. JENIS KELAMIN :
5. PENDIDIKAN YANG TELAH DIPERHITUNGKAN :
ANGKA KREDITNYA
6. PANGKAT/GOL. RUANG/TMT :
7. JABATAN SURVEYOR PEMETAAN :
8. MASA KERJA GOLONGAN LAMA :
BARU :
9. UNIT KERJA :
B. PENETAPAN ANGKA KREDIT LAMA BARU JUMLAH
1. UNSUR UTAMA
a. Pendidikan
1). Pendidikan Sekolah dan memperoleh Ijazah/gelar
2). Pendidikan dan Pelatihan fungsional di bidang
Surveyor Pemetaan dan memperoleh Surat Tanda
Tamat Pendidikan dan Pelatihan (STTPL) atau
sertifikat
b. Kegiatan survei dan pemetaan
c. Pengembangan profesi
JUMLAH UNSUR UTAMA
2. UNSUR PENUNJANG
Penunjang tugas Surveyor Pemetaan
JUMLAH UNSUR PENUNJANG
JUMLAH UNSUR UTAMA DAN UNSUR PENUNJANG
C. DAPAT DIPERTIMBANGKAN UNTUK DINAIKKAN DALAM
jabatan................................................pangkat .......................
TMT..................................................
Ditetapkan di : .........................
Pada tanggal :..........................
...................................................
Nama Jelas
NIP.
Asli disampaikan dengan hormat kepada :
Kepala BKN atau Kepala Kantor Regional BKN *) di ..............
129
CONTOH LAMPIRAN VII : KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN
KEPUTUSAN PENGANGKATAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN
PERTAMA KALI/PENGANGKATAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN
KEMBALI DALAM JABATAN KEPEGAWAIAN NEGARA
SURVEYOR PEMETAAN NOMOR :
NOMOR :
TANGGAL :
KEPUTUSAN
........................................................................................................................
NOMOR : .........................................................
TENTANG
PENGANGKATAN PERTAMA KALI/PENGANGKATAN KEMBALI
DALAM JABATAN SURVEYOR PEMETAAN
Menimbang : a. bahwa sebagai pelaksanaan dari Pasal 21 dan Pasal 26 Keputusan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : 134/KEP/M.PAN/12/2002 tanggal 3
Desember 2002, dipandang perlu untuk mengangkat/mengangkat kembali *)
Saudara ............. dalam jabatan Surveyor Pemetaan.
b. ....................................................................................................................
....................................................................................................................
.....
MEMUTUSKAN :
Menetapkan
b. NIP : ........................................................
130
Kedua : ............................................................................................................................
Ketiga : ............................................................................................................................
Keempat : Apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam Keputusan ini, akan
diadakan perbaikan dan perhitungan kembali sebagaimana mestinya.
Asli Keputusan ini disampaikan kepada Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan
untuk diketahui dan diindahkan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : ...........................
Pada tanggal : .............................
.....................................................
Nama jelas
NIP.
Tembusan :
1. Kepala Badan Kepegawaian Negara/Kantor Regional BKN yang bersangkutan*);
2. Kepala Biro/Bagian Kepegawaian Instansi/Badan Kepegawaian Daerah (BKD) yang bersangkutan;
3. Pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit;
4. Kepala Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara/Kepala Biro/Bagian Keuangan Daerah yang bersangkutan *).
5. Pejabat Instansi lain yang berkepentingan.
*) Coret yang tidak perlu.
131
CONTOH LAMPIRAN VIII : KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN
KEPUTUSAN PEMBEBASAN KOORDINASI SURVEi DAN PEMETAAN
SEMENTARA DARI JABATAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN
SURVEYOR PEMETAAN KEPEGAWAIAN NEGARA
NOMOR :
NOMOR :
TANGGAL :
KEPUTUSAN
........................................................................................................................
NOMOR : .........................................................
TENTANG
PEMBEBASAN SEMENTARA DARI JABATAN SURVEYOR PEMETAAN
b. ....................................................................................................................
....................................................................................................................
.....
MEMUTUSKAN :
Menetapkan
b. NIP : ..................................................
Kedua : Saudara ................. dapat diangkat kembali dalam jabatan ........ apabila telah
.............................................................
132
Ketiga : ............................................................................................................................
Keempat : Apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam Keputusan ini, akan
diadakan perbaikan dan perhitungan kembali sebagaimana mestinya.
Asli Keputusan ini disampaikan kepada Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan
untuk diketahui dan diindahkan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : .............................
Pada tanggal : .........................
.....................................................
Nama jelas
NIP.
Tembusan :
1. Kepala Badan Kepegawaian Negara/Kantor Regional BKN yang bersangkutan*);
2. Kepala Biro/Bagian Kepegawaian Instansi/Badan Kepegawaian Daerah (BKD) yang bersangkutan;
3. Pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit;
4. Kepala Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara/Kepala Biro/Bagian Keuangan Daerah yang bersangkutan *).
5. Pejabat Instansi lain yang berkepentingan.
*) Coret yang tidak perlu.
133
CONTOH LAMPIRAN IX : KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN
KEPUTUSAN PEMBERHENTIAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN
DARI JABATAN SURVEYOR NASIONAL DAN KEPALA BADAN
PEMETAAN KEPEGAWAIAN NEGARA
NOMOR :
NOMOR :
TANGGAL :
KEPUTUSAN
........................................................................................................................
NOMOR : .........................................................
TENTANG
PEMBERHENTIAN DARI JABATAN SURVEYOR PEMETAAN KARENA DIJATUHI HUKUMAN DISIPLIN
TINGKAT BERAT DAN TELAH MEMPUNYAI KEKUATAN HUKUM TETAP/TIDAK DAPAT MENGUMPULKAN
ANGKA KREDIT YANG DITENTUKAN*)
MEMUTUSKAN :
Menetapkan
134
Ketiga : **).......................................................................................................................
Keempat : Apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam keputusan ini, akan
diadakan perbaikan dan perhitungan kembali sebagaimana mestinya.
Asli Keputusan ini disampaikan kepada Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan
untuk diketahui dan diindahkan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : ...........................
Pada tanggal : ...........................
.....................................................
Nama jelas
NIP.
Tembusan :
1. Kepala Badan Kepegawaian Negara/Kantor Regional BKN yang bersangkutan*);
2. Kepala Biro/Bagian Kepegawaian Instansi/Badan Kepegawaian Daerah (BKD) yang bersangkutan;
3. Pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit;
4. Kepala Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara/Kepala Biro/Bagian Keuangan Daerah yang bersangkutan *).
5. Pejabat Instansi lain yang berkepentingan.
*) Coret yang tidak perlu.
**) diisi apabila ada penambahan diktum yang dianggap perlu.
135
CONTOH LAMPIRAN X : KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN
KEPUTUSAN PENYESUAIAN/ KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN
INPASSING DALAM JABATAN DAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN
ANGKA KREDIT SURVEYOR PEMETAAN KEPEGAWAIAN NEGARA
NOMOR :
NOMOR :
TANGGAL :
KEPUTUSAN
........................................................................................................................
NOMOR : .........................................................
TENTANG
PENYESUAIAN/INPASSING DALAM JABATAN DAN ANGKA KREDIT
SURVEYOR PEMETAAN
MEMUTUSKAN :
Menetapkan
b. NIP : ..................................................
Ketiga : ............................................................................................................................
136
Keempat : Apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam Keputusan ini, akan
diadakan perbaikan dan perhitungan kembali sebagaimana mestinya.
Asli Keputusan ini disampaikan kepada Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan
untuk diketahui dan diindahkan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : ...........................
Pada tanggal : ...........................
.....................................................
Nama jelas
NIP.
Tembusan :
1. Kepala Badan Kepegawaian Negara/Kantor Regional BKN yang bersangkutan*);
2. Kepala Biro/Bagian Kepegawaian Instansi/Badan Kepegawaian Daerah (BKD) yang bersangkutan;
3. Pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit;
4. Kepala Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara/Kepala Biro/Bagian Keuangan Daerah yang bersangkutan *).
5. Pejabat Instansi lain yang berkepentingan.
*) Coret yang tidak perlu.
137
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 16 TAHUN 1994
TENTANG
JABATAN FUNGSIONAL PEGAWAI NEGERI SIPIL
138
6. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1980
tentang Pengangkatan Dalam Pangkat Pegawai
Negeri Sipil (Lembaran Negara Tahun 1980 Nomor
6, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3156);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1994
tentang Pendidikandan Pelatihan Jabatan Pegawai
Negeri Sipil (Lembaran Negara Tahun 1994 Nomor
20, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3545);
MEMUTUSKAN :
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Pasal 3
BAB III
WEWENANG PENETAPAN JABATAN FUNGSIONAL,
DAN ANGKA KREDIT
140
Pasal 4
Pasal 5
Pasal 6
BAB IV
PENGANGKATAN DANPEMBINAAN
Pasal 7
141
Pasal 8
Pasal 9
Pasal 10
Pasal 11
142
Pasal 12
BAB V
TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL
Pasal 13
BAB VI
KETENTUAN LAIN
Pasal 14
143
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 15
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 18 April1994
PRESIDEN REPUBLIKINDONESIA
ttd.
SOEHARTO
Diundangkan diJakarta
pada tanggal 18 April1994
MENTERI NEGARA SEKRETARIS NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
ttd.
MOERDIONO
144
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 16 TAHUN 1994
TENTANG
JABATAN FUNGSIONAL PEGAWAI NEGERI SIPIL
UMUM
145
PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Cukup jelas.
Pasal 2
Ayat (1)
Jabatan-jabatan di dalam suatu rumpun jabatan tidak bersifat
statis, akan tetapi dapat berkembang sesuai dengan
perkembangan ilmu dan teknologi, sehingga dapat terjadi
pemerkayaan jabatan di dalam suatu rumpun jabatan.
Ayat (2)
lihat penjelasan Pasal 3 huruf a.
Pasal 3
Huruf a
Jabatan fungsional keahlian adalah kedudukan yang
menunjukkan tugas yang dilandasi oleh pengetahuan,
metodologi dan teknis analisis yang didasarkan atas disiplin ilmu
yang bersangkutan dan/atau berdasarkan akreditas tertentu.
Sedangkan jabatan fungsional ketrampilan adalah kedudukan
yang menunjukkan tugas yang mempergunakan prosedur dan
teknik kerja tertentu serta dilandasi kewenangan penanganan
berdasarkan sertifikasi yang ditentukan.
146
Sebagai contoh : dalam rumpun jabatan pranata komputer
dilihat dari tugas pokok yang meliputi perancangan sistem dan
pengembangan sistem, seorang sistem Analis adalah termasuk
pejabat fungsional keahlian. Sedangkan Programer Komputer
yang mempunyai tugas menjabarkan perancangan sistem,
menyusun program operasional dan perawatannya adalah
termasuk pejabat fungsional ketrampilan. Legalisasi keahlian
dan kewenangan penanganan dari kedua jabatan fungsional
tersebut ditetapkan dalam bentuk sertifikat.
Huruf b
Yang dimaksud dengan etika profesi adalah norma-norma atau
kaidah-kaidah yang ditetapkan oleh disiplin ilmu pengetahuan
dan organisasi profesi yang harus dipatuhi oleh pejabat
fungsional di dalam melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya.
Organisasi profesi dibentuk dan menjadi wadah bagi para
pejabat fungsional sesuai dengan rumpun jabatan fungsional
yang bersangkutan.
Huruf c
Untuk menetapkan jenjang jabatan pada setiap jabatan
fungsional, baik jabatan keahlian maupun jabatan fungsional
ketrampilan dilakukan melalui evaluasi jabatan sesuai dengan
faktor-faktor penilaian yang ditetapkan dengan memperhatikan
karakteristik jabatan yang bersangkutan.
Huruf d
Pejabat fungsional pada hakekatnya adalah seseorang yang
mempunyai tanggung jawab hasil pelaksanaan tugas dan
kewenangan pelaksanaan tugas secara mandiri. Di dalam
melaksanakan tugasnya pejabat fungsional tidak mutlak harus
bekerja sendiri. Dia dapat dibantu oleh tenaga fungsional yang
lain, namun tanggung jawab hasil pelaksanaan tugas dan
kewenangan pelaksanaan tugas tetap melekat pada pejabat
fungsional tersebut.
Contoh, seseorang Apoteker didalam meracik obat dapat
dibantu oleh Asisten Apoteker. Namun hasil kerja Asisten
Apoteker tetap menjadi tanggung jawab Apoteker. Dilain pihak
tanggung jawab mandiri seorang Asisten Apoteker adalah dapat
meracik obat sesuai dengan prosedur kerja yang dilakukan
untuk keperluan tersebut.
147
Huruf e
Penetapan jabatan fungsional dalam suatu unit organisasi
dimungkinkan sepanjang jabatan fungsional tersebut sesuai
dengan tugas dan fungsi dari organisasi yang bersangkutan.
Pasal 4
Cukup jelas
Pasal 5
Cukup jelas
Pasal 6
Cukup jelas
Pasal 7
Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam suatu jabatan fungsional
disamping perlu mempertimbangkan lingkup tugas organisasi
dengan rincian tugas jabatan fungsional, harus pula
mempertimbangkan beban kerja yang ada yang memberi
kemungkinan untuk pencapaian angka kredit bagi pejabat
fungsional yang bersangkutan.
Pasal 8
Ayat (1)
Pejabat yang berwenang adalah pejabat yang mempunyai
kewenangan mengangkat dan/atau memberhentikan Pegawai
Negeri Sipil berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Ayat (2)
Tim Penilai terdiri dari pejabat-pejabat fungsional dan dibantu
oleh pejabat yang menangani bidang kepegawaian yang
mempunyai jabatan serendah-rendahnya sama dengan pejabat
fungsional yang dinilai.
Tim Penilai memberikan pertimbangan kepada pejabat yang
berwenang menetapkan angka kredit dan kenaikan pangkat
pejabat fungsional yang bersangkutan.
Pembentukan Tim Penilai ditetapkan sebagai berikut :
1) Tim Penilai Pusat ditetapkan oleh pimpinan instansi
pembina jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada
Pasal 11 Peraturan Pemerintah ini.
148
2) Tim Penilai Instansi ditetapkan oleh pimpinan instansi
pengguna jabatan fungsional.
3) Mekanisme pendelegasian wewenang oleh instansi
pembina.
4) Tim Penilai Pusat mempunyai kewenangan untuk menilai
pejabat fungsional golongan II dan golongan III.
Pasal 9
Angka Kredit yang dipakai sebagai penilaian prestasi kerja
merupakan salah satu unsur dari Daftar Penilaian Pelaksanaan
Pekerjaan (DP3) Pegawai Negeri Sipil, oleh karenanya maka unsur-
unsur lain yang dipersyaratkan dalam DP3 bagi kenaikan pangkat
atau kenaikan jabatan perlu dipenuhi oleh setiap pejabat fungsional.
Pasal 10
Perpindahan antar jabatan fungsional persyaratannya ditetapkan
untuk jabatan yang besangkutan, sedangkan untuk jabatan
struktural persyaratannya ditentukan dalam Peraturan Pemerintah
tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan
Struktural.
Pasal 11
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan pembinaan adalah penetapan dan
pengendalian terhadap standar profesi yang meliputi
kewenangan penanganan prosedur pelaksanaan tugas dan
metodologinya. Dalam pembinaan tersebut termasuk
didalamnya penetapan petunjuk teknis yang diperlukan.
Ayat (2)
Instansi pembina jabatan fungsional adalah instansi yang
menggunakan jabatan fungsional yang mempunyai bidang
kegiatan sesuai dengan tugas pokok instansi tersebut atau
instansi yang apabila dikaitkan dengan bidang tugasnya
dianggap mampu untuk ditetapkan sebagai pembina jabatan
fungsional.
Contoh, Departemen Kesehatan sebagai Pembina Jabatan
Fungsional Doketer, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
sebagai Pembina Jabatan Fungsional Guru dan Biro Pusat
Statistik sebagai Pembina Jabatan Fungsional Pranata
Komputer.
149
Pasal 12
Kebijaksanaan umum pendidikan dan pelatihan jabatan fungsional
ditetapkan oleh Lembaga Administrasi Negara. Pendidikan dan
Pelatihan penjenjangan teknis fungsional dilaksanakan oleh instansi
pembina jabatan fungsional, sedangkan pendidikan dan latihan
lainnya dapat dilaksanakan oleh masing-masing instansi dengan
koordinasi instansi pembina jabatan fungsional.
Sertifikat keahlian dan ketrampilan diberikan oleh instansi pembina
jabatan fungsional dengan pembinaan Lembaga Administrasi
Negara.
Pasal 13
Ayat (1)
Besarnya tunjangan jabatan fungsional ditetapkan berdasarkan
jenjang jabatan fungsional yang telah ditetapkan.
Ayat (2)
Besarnya tunjangan jabatan fungsional ditetapkan dengan
Keputusan Presiden atas usul Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara setelah terlebih dahulu mendapat pertimbangan
dari Menteri Keuangan.
Pasal 14
Cukup jelas.
Pasal 15
Cukup jelas.
150
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 87 TAHUN 1999
TENTANG
RUMPUN JABATAN FUNGSIONAL PEGAWAI NEGERI SIPIL
151
3. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977
tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil
(Lembaran Negara Tahun 1977 Nomor 11,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3098)
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun
1997 (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 19);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1980
tentang Pengangkatan Dalam Pangkat Pegawai
Negeri Sipil (Lembaran Negara Tahun 1980 Nomor
6, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3156);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1991
tentang Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil
secara Langsung (Lembaran Negara Tahun 1991
Nomor 28, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3438);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994
tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil
(Lembaran Negara Tahun 1994 Nomor 22,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3547);
MEMUTUSKAN :
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan :
1. Jabatan fungsional Pegawai Negeri Sipil yang
selanjutnya dalam Keputusan Presiden ini disebut
jabatan fungsional adalah kedudukan yang
152
menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan
hak seorang Pegawai Negeri Sipil dalam suatu satuan
organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya
didasarkan pada keahlian dan/atau ketrampilan
tertentu, serta bersifat mandiri.
2. Rumpun jabatan fungsional adalah himpunan jabatan
fungsional keahlian dan/atau jabatan fungsional
ketrampilan yang mempunyai fungsi dan tugas yang
berkaitan erat satu sama lain dalam melaksanakan
salah satu tugas umum pembangunan.
3. Jenis rumpun jabatan fungsional adalah perumpunan
jabatan fungsional ditinjau dari perpaduan pendekatan
antara jabatan dan bidang ilmu pengetahuan yang
digunakan sebagai dasar untuk melaksanakan tugas
dan fungsi jabatan dalam rangka pelaksanaan tugas
umum pemerintahan.
4. Jabatan fungsional Keahlian adalah jabatan fungsional
kualifikasi profesional yang pelaksanaan tugas dan
fungsinya mensyaratkan penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi dibidang keahliannya.
Tugas utama Jabatan Fungsional Keahlian meliputi
pengembangan pengetahuan, penerapan konsep dan
teori, ilmu dan seni untuk pemecahan masalah dan
pemberian pengajaran dengan cara yang sistematis.
BAB II
TUJUAN PENETAPAN RUMPUN JABATAN FUNGSIONAL
Pasal 2
BAB III
JENIS RUMPUN JABATAN FUNGSIONAL DAN
JENJANG JABATAN FUNGSIONAL
Bagian Pertama
Jenis Rumpun Jabatan Fungsional
154
Pasal 3
Bagian Kedua
Jenjang Jabatan Fungsional
Pasal 4
Jabatan-jabatan yang dihimpun dalam rumpun jabatan
fungsional dapat dikategorikan dalam jabatan fungsional
keahlian atau jabatan fungsional ketrampilan.
Pasal 5
(1) Jabatan fungsional keahlian adalah jabatan
fungsional yang pelaksanaan tugasnya:
a. Mensyaratkan kualifikasi profesional dengan
pendidikan serendah-rendahnya berijasah
Sarjana (Strata-1);
b. Meliputi kegiatan yang berkaitan dengan
penelitian dan pengembangan, peningkatan
dan penerapan konsep dan teori serta metode
operasional dan penerapan disiplin ilmu
pengetahuan yang mendasari pelaksanaan
tugas dan fungsi jabatan fungsional yang
bersangkutan;
c. Terikat pada etika profesi tertentu yang
ditetapkan oleh ikatan profesinya.
155
(2) Berdasarkan penilaian terhadap bobot jabatan
fungsional, maka jabatan fungsional keahlian dibagi
dalam 4 (empat) jenjang jabatan yaitu:
a. Jenjang Utama, yaitu jenjang jabatan fungsional
keahlian yang tugas dan fungsi utamanya bersifat
strategis nasional yang mensyaratkan kualifikasi
profesional tingkat tertinggi dengan kepangkatan
mulai dari Pembina Utama Madya, golongan
ruang IV/d sampai dengan Pembina Utama,
golongan ruang IV/e
b. Jenjang Madya, yaitu jenjang jabatan fungsional
keahlian yang tugas dan fungsi utamanya bersifat
strategis sektoral yang mensyaratkan kualifikasi
profesional tingkat tinggi dengan kepangkatan
mulai dari Pembina, golongan ruang IV/a sampai
dengan Pembina Utama Muda, golongan ruang
IV/c.
c. Jenjang Muda, yaitu jenjang jabatan fungsional
keahlian yang tugas dan fungsi utamanya bersifat
teknis operasional yang mensyaratkan kualifikasi
profesional tingkat lanjutan dengan kepangkatan
mulai dari Penata, golongan ruang III/c sampai
dengan Penata Tingkat I, golongan ruang III/d.
d. Jenjang Pertama, yaitu jenjang jabatan fungsional
keahlian yang tugas dan fungsi utamanya bersifat
operasional yang mensyaratkan kualifikasi
profesional tingkat dasar dengan kepangkatan
mulai dari Penata Muda, golongan ruang III/a
sampai dengan Penata Muda Tingkat I, golongan
ruang III/b.
Pasal 6
(1) Jabatan fungsional ketrampilan adalah jabatan
fungsional yang pelaksanaan tugasnya:
a. Mensyaratkan kualifikasi teknisi profesional
dan/atau penunjang profesional dengan
156
pendidikan serendah-rendahnya Sekolah
Menengah Umum dan Sekolah Menengah
Kejuruan dan setinggi-tingginya setingkat Diploma
III (D-3);
b. Meliputi kegiatan teknis operasional yang
berkaitan dengan penerapan konsep atau metoda
operasional dari suatu bidang profesi;
c. Terikat pada etika profesi tertentu yang
ditetapkan oleh ikatan profesinya.
(2) Berdasarkan penilaian bobot jabatan fungsional,
maka jabatan fungsional ketrampilan dibagi dalam 4
(empat) jenjang jabatan yaitu:
a. Jenjang Penyelia, adalah jenjang jabatan
fungsional ketrampilan yang tugas dan fungsi
utamanya sebagai pembimbing, pengawas, dan
penilai pelaksanaan pekerjaan pejabat fungsional
tingkat di bawahnya yang mensyaratkan
pengetahuan dan pengalaman teknis operasional
penunjang beberapa cabang ilmu pengetahuan
tertentu dengan kepangkatan mulai dari Penata,
golongan ruang III/c sampai dengan Penata
Tingkat I, golongan ruang III/d.
b. Jenjang Pelaksana Lanjutan, adalah jenjang
jabatan fungsional ketrampilan yang tugas dan
fungsi utamanya sebagai pelaksana tingkat
lanjutan dan mensyaratkan pengetahuan dan
pengalaman teknis operasional penunjang yang
didasari oleh suatu cabang ilmu pengetahuan
tertentu, dengan kepangkatan mulai dari Penata
Muda, golongan ruang III/a sampai dengan
Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b.
c. Jenjang Pelaksana, adalah jenjang jabatan
fungsional ketrampilan yang tugas dan fungsi
utamanya sebagai pelaksana dan mensyaratkan
pengetahuan dan pengalaman teknis operasional
penunjang yang didasari oleh suatu cabang ilmu
pengetahuan tertentu dengan kepangkatan mulai
157
dari Pengatur Muda Tingkat I, golongan ruang
II/b sampai dengan Pengatur Tingkat I, golongan
ruang II/d.
d. Jenjang Pelaksana Pemula, adalah jenjang
jabatan fungsional ketrampilan yang tugas dan
fungsi utamanya sebagai pembantu pelaksana
dan mensyaratkan pengetahuan dan pengalaman
teknis operasional penunjang yang didasari oleh
suatu cabang ilmu pengetahuan tertentu dengan
kepangkatan Pengatur Muda, golongan ruang
II/a.
Pasal 7
Jenjang jabatan fungsional keahlian atau jabatan
fungsional ketrampilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
5 dan Pasal 6 didasarkan pada penilaian bobot masing-
masing jabatan fungsional dan ditetapkan oleh Menteri
yang bertanggung jawab di bidang pendayagunaan
aparatur negara.
Pasal 8
(1) Kepada Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dalam
jabatan fungsional keahlian atau jabatan fungsional
ketrampilan diberikan tunjangan jabatan fungsional.
(2) Besarnya tunjangan jabatan fungsional untuk
masing-masing jenjang jabatan fungsional keahlian
adalah :
158
c. Jenjang Muda, setinggi-tingginya sama
dengan tunjangan jabatan struktural eselon
IIIa;
BAB IV
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 9
Jabatan Fungsional yang telah ditetapkan berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku sebelum
ditetapkannya Keputusan Presiden ini, tetap berlaku
dengan ketentuan harus sudah disesuaikan selambat-
lambatnya 3 (tiga) tahun terhitung setelah Keputusan
Presiden ini ditetapkan.
159
BAB V
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 10
Pasal 11
ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 30 Juli 1999
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
ttd
160
LAMPIRAN KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 87 TAHUN 1999
TANGGAL 30 JULI 1999.
a. Pranata Nuklir;
b. Pengamat Meteorologi dan Geofisika;
c. Pengawas Radiasi.
161
pada bidang teknik, ilmu pengetahuan alam dan sosial serta
melaksanakan kegiatan teknis yang berhubungan dengan penerapan
konsep, prinsip dan metode operasional ilmu matematika, statistika
dan aktuaria.
Statistisi.
Asisten Statistisi.
3. Rumpun Kekomputeran
Pranata Komputer.
162
4 Rumpun Arsitek, Insinyur dan yang berkaitan
a. Teknik Pengairan;
b. Teknik Jalan dan Jembatan;
c. Teknik Penyehatan dan Lingkungan;
d. Teknik Bangunan dan Perumahan;
e. Surveyor dan Pemeta;
f. Penyelidik Bumi.
a. Peneliti;
b. Perekayasa.
163
Contoh jabatan fungsional ketrampilan :
164
7. Rumpun Kesehatan
a. Dokter;
b. Dokter Gigi;
c. Apoteker;
d. Perawat;
e. Penyuluh Kesehatan Masyarakat.
a. Asisten Apoteker;
b. Asisten Penyuluh Kesehatan Masyarakat;
c. Terapis Wicara;
d. Asisten Perawat.
Dosen.
165
9. Rumpun Pendidikan Tingkat Taman Kanak-kanak, Dasar,
Lanjutan dan Sekolah Khusus
Guru Ahli.
Guru Terampil.
a. Pengawas Sekolah;
b. Ahli Kurikulum;
c. Ahli Pengujian;
d. Pamong Belajar;
e. Widyaiswara.
166
Contoh jabatan fungsional ketrampilan :
a. Teknisi Penerbangan;
b. Teknisi Pelayaran.
167
13. Rumpun Pengawas Kualitas dan Keamanan
a. Pengawas Ketenagakerjaan;
b. Penguji Mutu Barang;
c. Penera;
d. Pengawas Farmasi dan Makanan.
a. Akuntan;
b. Auditor.
168
Contoh jabatan fungsional ketrampilan:
Asisten Auditor.
169
Contoh jabatan fungsional ketrampilan:
a. Analis Manajemen;
b. Analis Kepegawaian.
170
19. Rumpun Hak Cipta, Paten dan Merek
a. Pemeriksa Paten;
b. Pemeriksa Merek.
Agen.
171
21. Rumpun Arsiparis, Pustakawan dan yang berkaitan
a. Arsiparis;
b. Pustakawan.
a. Asisten Arsiparis;
b. Asisten Pustakawan.
a. Pekerja Sosial;
b. Penyuluh KB.
172
23. Rumpun Penerangan dan Seni Budaya
Pamong Budaya.
Penyuluh Agama.
173
25. Rumpun Politik dan Hubungan Luar Negeri
Diplomat.
ttd.
174
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 51 TAHUN 2003
TENTANG
175
5. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang
Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, dan
Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara
Tahun 2003 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4263);
6. Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 tentang
Rumpun Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil;
MEMUTUSKAN :
Pasal 1
Pasal 2
Pasal 3
176
Pasal 4
Pasal 5
Pasal 6
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 8 Juli 2003
MEGAWATI SOEKARNOPUTRI
Edy Sudibyo
177
LAMPIRAN
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : 51 TAHUN 2003
TANGGAL : 8 JULI 2003
BESARNYA
NO. JABATAN JABATAN
TUNJANGAN
FUNGSIONAL
1 2 3 4
1 Surveyor Pemetaan Rp. 700.000,00
Surveyor Pemetaan
Tingkat Ahli Madya
ttd.
MEGAWATI SOEKARNOPUTRI
Salinan sesuai dengan aslinya
SEKRETARIAT KABINET RI
Kepala Biro Peraturan
Perundang-undangan II
ttd.
Edy Sudibyo
178