Anda di halaman 1dari 30

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

DIREKTORAT JENDERAL C!PTA KARYA


Jl. Panamura No.20 Kebayoran Baru Jakana Selatan 12110 Telepon/Facsimile 1021) 722-1772. 725-1668

Yth
1. Para Gubernur;
2. Para Bupati/Walikota; dan
3. Para Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah.

SURAT EDARAN
Nomor: 4e /SE/DC|2O2L

TENTANG

TATA CARA VERIFIKASI HASIL PENILAIAN LOKASI PERUMAHAN KUMUH DAN


PERMUKIMAN KUMUH

A Umum
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
l4lPRTlMl2Ol8 tentang Pencegahan dan Peningkatan Kualitas terhadap
Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh Pasal 36 ayat (6)
mengamanatkan pelaksanaan verifikasi terhadap hasil penilaian lokasi
perumahan kumuh dan permukiman kumuh sebelum ditetapkan oleh
Bupati/Walikota dan oleh Gubernur, khusus bagi Provinsi DKI Jakarta.
Pelaksanaan verilikasi terhadap hasil penilaian lokasi perumahan kumuh dan
perrnukiman kumuh dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah sesuai dengan kewenangannya sebagaimana tercantum dalam
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2O14 tentang Pemerintahan Daerah pada
Lampiran D. SUB Urusan Perumahan dan Kawasan Permukiman.
Dalam rangka melaksanakan verifikasi terhadap hasil penilaian lokasi
perumahan kumuh dan permukiman kumuh diperlukan adanya pedoman
tentang tata cara verilikasi penetapan lokasi perumahan kumuh dal
permukiman kumuh.
Untuk memberikan panduan sebagai acuan pelaksanaan verifikasi terhadap
hasil penilaian lokasi perumahan kumuh dan permukiman kumuh bagi
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah perlu disusun Tata Cara Verifrkasi
Hasil Penilaian Lokasi Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh.

B Dasar Pembentukan
1. Undang- Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2O11 Nomor
7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5188);
2 Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2Ol4 Nomor 244,
Tambahan Lembaral Negara Republik Indonesia Nomor S5g7),
sebagaimana telah diubah melalui undang- Undang Nomor 9 Taiun 2015
tentang Perubahan Kedua Atas Undang- undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah (r.,embaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2ol5 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5679);
3 Undang- Undang Nomor l1 Tahun 2O2O tentang Cipta Keda (t embaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2o2o Nomor 245, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6573);
4 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2016 tentang penyelenggaraan
Perumahan dan Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 101, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5883) sebagaimana telah diubah melalui peraturan
Pemerintah Nomor 12 Tahun 2o2l tentang perubahan Atas peraturan
Pemerintah Nomor 14 Tahun 2016 tentang penyelenggaraan perumahan
dan Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2021 Nomor 22, Tambahan r,embaran Negara Republik Indonesia Nomor
66241;
5 Keputusan Presiden Nomor lgs/TpA Tahun 2o2o tentangpemberhentian
dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan pimpinan Tinggi Madya di
Lingkungan Kementerian pekerjaan Umum dan perumahan Rakyat;
6 Peraturan Menteri Pekerjaan umum dan perumahan Rakyat Nomor
14 /PRT lM 12018 tentang pencegahan dan peningkatan Kualitas terhadap
Perumahan Kumuh dan permukiman Kumuh (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2018 Nomor 7g5);
7 Peraturan Menteri Pekerjaan umum dan perumahan Rakyat Nomor
13
Tahun 2o2o tentang organisasi dan Tata Keq'a Kementerian pekerjaan
Umum dan Perumahan Rarryat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2020 Nomor 473);
8 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan perumahan Ralryat Nomor
16
Tahun 2020 tentang organisasi dan Tata Kerja Unit pelaksana Teknis
di
Kementerian Peke{aan umum dan perumahan Rarryat (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 554) sebagaimana telah
diubah
dengan Peraturan Menteri pekerjaan umum dan perumahan Rakyat
Nomor 26 Tahun 2o20 tentang perubahan Atas peraturan Menteri
Peke{aan Umum Dan perumahan Ralcyat Nomor 16 Tahun 2020 Tentang
Organisasi Dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Di Kementerian
Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2020 Nomor 1144).

C Maksud dan Tfrjuan


surat Edaran ini dimaksudkan sebagai pedoman bagi pemerintah pusat dan
Pemerintah Daerah dalam pelalsanaan verifikasi hasil penilaian lokasi
perumahan kumuh dan permukiman kumuh.

surat Edaran ini bertujuan untuk mewujudkan hasil penetapan lokasi


perumahan kumuh dan permukiman kumuh yang sesuai dengan peraturan
perundang-undangan dan kondisi di lapangan.

D Ruang Lingkup
Lingkup Surat Edaran ini meliputi:
1 Kewenangan verifikasi hasil penilaian lokasi perumahan kumuh dan
permukiman kumuh;
2. Lingkup verifikasi hasil penilaian lokasi perumahan kumuh dan
permukiman kumuh;
3. Tata cara pelaksanaan verifikasi dan penetapan hasil verifikasi
perumahan kumuh dan permukiman kumuh; dan
4. Pengawasan dan Evaluasi pelaksanaan verifikasi.

E Kewenangan verifikasi Hasil Penilaian Lokasi perumahan Kumuh dan


Permukiman Kumuh
1. Hasil penilaian lokasi yang dilakukan oleh pemerintah Daerah
Kabupaten/ Kota melalui organisasi perangkat Daerah yang membidangi
urusan Perumahan dan Kawasan permukiman harus mendapatkan
verilikasi dari Pemerintah Pusat dan pemerintah Daerah provinsi sesuai
dengan kewenangannya sebelum ditetapkan.
2. Pemerintah Pusat melakukan verifikasi untuk usulan lokasi perumahan
kumuh dan permukiman kumuh dengan luas 15 hektare atau lebih.
3. Verilikasi untuk usulan lokasi perumahan kumuh dan permukiman
kumuh oleh Pemerintah Pusat dilaksanakan oleh Balai prasarana
Permukiman Wilayah.
4. Pemerintah Daerah Provinsi melakukan verifikasi untuk usulan lokasi
perumahan kumuh dan permukiman kumuh dengan luas 10_15 hektare.
5. verifikasi untuk usulan lokasi perumahan kumuh dan permukiman
kumuh oleh Pemerintah Daerah provinsi dilaksanakan oleh organisasi
Perangkat Daerah yang membidangi urusan Perumahan dan Kawasan
Permukiman.
6 Tim verifikasi yang terdiri dari Balai Prasarana Permukiman Wilayah
(BPPW), Balai Pelaksana Penyedia Perumahan (BPPP), dan Organisasi
Perangkat Daerah (OPD) yang membidangi urusan Perumahan dan
Kawasan Permukiman Provinsi ditetapkan melalui Surat Keputusan (SK)
Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah.

F Lingkup Verifikasi Hasil Penilaian Lokasi Perumahan Kumuh dan Permukiman


Kumuh
Verilikasi hasil penilaian lokasi perumahan kumuh dan permukiman kumuh
dilaksanakan melalui:
1. Pengecekan kesesuaian proses dan format identifikasi dan penilaian
lokasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
2. Pengecekan kesesuaian delineasi lokasi perumahan kumuh dan
permukiman kumuh menggunakan aplikasi;
3. Pelaksanaan rapat verifikasi bersama Pemerintah Pusat, Pemerintah
Daerah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/ Kota; dan
4. Pengecekan kesesuaian delineasi lokasi perumahan kumuh dan
permukiman kumuh dengan metode sampling.

G Tata Cara Pelaksanaan Verifikasi Dan Penetapan Hasil Verifikasi Lokasi


Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
Ketentuan lebih rinci mengenai Tata Cara Pelaksanaan Verifikasi Hasil
Penilaian Lokasi Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh tercantum pada
Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Surat Edaran ini.

H Pengawasan dan Evaluasi Pelaksanaan Verifikasi Hasil penilaian Lokasi


Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
1. Pengawasan dan Evaluasi terhadap proses verifikasi hasil penilaian lokasi
perumahan kumuh dan permukiman kumuh dilakukan oleh Direktorat
Pengembangan Kawasan Permukiman.
2. Pengawasan dan evaluasi mencakup jumlah Kabupaten/ Kota yang telah
melakukan identifikasi dan penilaian lokasi terhadap perumahan kumuh
dan permukiman kumuh, proses verifikasi hasil penilaian lokasi
perumahan kumuh dan permukiman kumuh, dan kepatuhan prosedur.
3. Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman menyampaikan hasil
pengawasan dan evaluasi secara berkala setiap 6 (enam) bulan kepada
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat c.q. Direktur Jenderal
Cipta Karya.

I Penutup
Surat Edaran ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Demikian atas perhatian Saudara disampaikan terima kasih.

Tembusan:
l. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (sebagai laporan);
2. Direktur Jenderal Perumahan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 30 Agustus 2021

DIREKTUR JENDERAL CIPIA

NIP. 196 17t996032002


LAMPIRAN
SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL CIPTA KARYA
NOMOR 4e lSE|DCl2O2t
TENTANG
TATA CARA VERIFIKASI HASIL PENILAIAN LOKASI
PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH

TATA CARA VERIFIKASI HASIL PENILAIAN LOKASI PERUMAHAN KUMUH DAN


PERMUKIMAN KUMUH

I. PENGERTIAN

Dalam Surat Edaran Ini yang dimaksud dengan:


l. Perumahan Kumuh adalah Perumahan yang mengalami penurunan
kualitas fungsi sebagai tempat hunian.
2. Permukiman Kumuh adalah Permukiman yang tidak layak huni karena
ketidakteraturan bangunan, tingkat kepadatan bangunan yang tinggi, dan
kualitas bangunan serta Sarana dan Prasarana yang tidak memenuhi
syarat.
3. Lokasi Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh merupakan satuan
perumahan dan/ atau permukiman dalam lingkup wilayah Kabupaten/Kota
yang dinilai tidak laik huni karena ketidakteraturan bangunan, tingkat
kepadatan bangunan yang tinggi, dan kualitas bangunan serta sarana dan
prasarana yang tidak memenuhi syarat;
4. Verifikasi Hasil Penilaian Lokasi Perumahan Kumuh dan Permukiman
Kumuh yang selanjutnya disebut Verifikasi adalah pemeriksaan kesesuaian
dengan peraturan perundang-undangan terkait proses dan prosedur
penilaian lokasi perumahan kumuh dan permukiman kumuh yang
diusulkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota;
5. Identifikasi Lokasi adalah bagian dari proses pendataan lokasi yang
dilakukan untuk mengidentilikasi perumahan kumuh dan permukiman
kumuh berdasarkan aspek kondisi kekumuhan, legalitas tanah, dan
pertimbangal lain;
6. Penilaian lokasi adalah bagian dari proses pendataan lokasi yang dilakukan
untuk menilai hasil identihkasi lokasi dan skala prioritas penanganan
berdasarkan aspek kondisi kekumuhan, legalitas tanah, dan pertimbangan
lain.
7 Penetapan lokasi adalah proses penetapan hasil identilikasi dan penilaian
lokasi perumahan kumuh dan permukiman kumuh yang dilakukan oleh
Pemerintah Daerah dalam bentuk keputusan bupati/walikota atau
gubemur khusus untuk Provinsi DKI Jakarta setelah melalui verilikasi.

II. PENDAHULUAN

A LATAR BELAKANG
Perumahan Kumuh dan Permukiman kumuh merupakan masalah
kompleks di perkotaan yang mencakup persoalan lingkungan, sosial, dan
ekonomi. Pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan
kumuh dan permukiman kumuh dilakukan untuk mencegah tumbuh dan
berkembangnya perumahan kumuh dan permukiman kumuh baru serta
untuk menjaga dan meningkatkan kualitas dan fungsi perumahan dan
permukiman. Dalam rangka melaksanakan pencegahan dan peningkatan
kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh, perlu
didukung keterpaduan peran Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
sesuai dengan kewenangannya. Undang- Undang Nomor 23 Tatrun 2OL4
tentang Pemerintahan Daerah pada Lampiran D. Sub Urusan Perumahan
dan Kawasan Permukiman mengamanatkan pembagian kewenangan dalam
Penataan peningkatan kualitas kawasan permukiman kumuh dimana
Pemerintah Pusat memiliki kewenangan penataan permukiman kumuh
dengan luas 15 hektare atau lebih, Pemerintah Daerah provinsi memiliki
kewenangan penataan peningkatan kualitas kawasan permukiman kumuh
pada luas hektare, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota memiliki
1O- 15

kewenangan penataan peningkatan kualitas kawasan permukiman kumuh


dengan luas di bawah l0 hektare.
Dalam pelaksanaan pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman
kumuh diperlukan data baseline luasan lokasi permukiman kumuh yang
sesuai dengan kondisi di lapangan dan proses yang dilakukan dalam
mendapatkan data baseline luasan lokasi permukiman kumuh yang sesuai
dengan peraturan perundang- undangan.

Peraturan Menteri Pekerjaan umum dan perumahan Rakyat Nomor


14{PRTlMl2ol8 tentang Pencegahan dan peningkatan Kualitas terhadap
Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh mengamanatkan penetapan
lokasi Perumahan Kumuh dan permukiman Kumuh didahului proses
pendataan yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota
dengan melibatkan peran masyarakat. Proses pendataan meliputi
identifikasi lokasi dan penilaian lokasi. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
dan Perumahan Ralryat Nomor l4/PRTlMl2Ol8 Pasal 36 ayat (6)
mengamanatkan Hasil penilaian lokasi harus mendapatkan verifikasi dari
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Provinsi sesuai dengan
kewenangannya sebelum ditetapkan.

Dalam pelaksanaan identifikasi dan penilaian lokasi permukiman kumuh


terdapat beberapa permasalahan yang timbul yaitu luasan kumuh tidak
sesuai dengan fakta di lapangan, tidak ada data numerik tingkat
kekumuhan, satuan variabel dan/atau penerapan indikator penilaian
kurang sesuai dengan peraturan perundang-undangan, standar peta yang
digunakan tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Hal ini
menyebabkan data lokasi permukiman kumuh yang ditetapkan dalam
Keputusan Bupati/Walikota tentang Penetapan Lokasi Permukiman
Kumuh tidak sesuai dengan kondisi di lapangan sehingga data baseline
nasional yang bersumber dari Surat Keputusan tersebut tidak
mencerminkan kondisi riil di lapangan. Selain permasalahan tersebut,
permasalahan lain adalah dalam melakukan identifikasi dan penilaian
lokasi, beberapa Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota belum melibatkan
peran masyarakat.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, sesuai dengan amanat peraturan


Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 14lpRTlMl2OlS
tentang Pencegahan dan Peningkatan Kualitas terhadap perumahan
Kumuh dan Permukiman Kumuh Pasal 36 ayat (6) maka perlu dilakukan
verifikasi terhadap hasil penilaian lokasi perumahan kumuh dan
permukiman kumuh sesuai dengan kewenangan pemerintah pusat
dan/atau Pemerintah Daerah Provinsi menurut Undang- Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan sesuai dengan peraturan
Menteri PUPR Nomor 14|PRTlMl2OlS tentang pencegahan dan
Peningkatan Kualitas terhadap perumahan Kumuh dan permukiman
Kumuh.

Dalam rangka mengoordinasikan peran tersebut dan memberikan panduan


sebagai acuan pelaksanaan verifikasi terhadap hasil penilaian lokasi
perumahan kumuh dan permukiman kumuh bagi pemerintah pusat dan
Pemerintah Daerah perlu disusun Tata cara verilikasi Hasil penilaian
Lokasi Perumahan Kumuh dan permukiman Kumuh.
B MAKSUD DAN TUJUAN
Pedoman Tata Cara Verifikasi Hasil Penilaian Lokasi Perumahan Kumuh
Dan Permukiman Kumuh ini disusun dengan maksud untuk memberikan
panduan bagi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dalam
pelaksanaan verifikasi hasil penilaian lokasi perumahan kumuh dan
permukiman kumuh.

Disusunnya Pedoman Tata Cara Verifrkasi Hasil Penilaian L,okasi


Perumahan Kumuh Dan Permukiman Kumuh memiliki tujuan untuk
mewujudkan hasil penetapan lokasi perumahan kumuh dan permukiman
kumuh yang sesuai dengan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
dan kondisi di lapangan.

III. LANDASAN HUKUM VERIFIKASI HASIL PENILAIAN LOKASI PERUMAHAN


KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH

Pelaksanaan Verifikasi Hasil Penilaian Lokasi Perumahan Kumuh dan


Permukiman Kumuh didasarkan atas amanat Undang- Undang Nomor 1 Tahun
2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, yang kemudian diatur
lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2016 tentang
Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman dan Peraturan Menteri
Peke{aan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor l4lPRTlMl2018 tentang
Pencegahan dan Peningkatan Kualitas terhadap Perumahan Kumuh dan
Permukiman Kumuh. Pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap
perumahan kumuh dan permukiman kumuh harus dilaksanakan sesuai dengan
kewenangan pemerintah yang tercantum dalam Undang- Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

A Undang- Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan


Permukiman

Perumahan dan kawasan permukiman adalah satu kesatuan sistem yang


terdiri atas pembinaan, penyelenggaraan perumahan, penyelenggaraan
kawasan permukiman, pemeliharaan dan perbaikan, pencegahan dan
peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman
kumuh, penyediaan tanah, pendanaan dan sistem pembiayaan, serta peran
masyarakat.

Peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman


kumuh didahului dengan penetapan lokasi perumahan kumuh dan
permukiman kumuh dengan pola-pola penErnganan: a. pemugaran; b.
peremajaan; atau c. pemukimErn kembali. Penetapan lokasi perumahan dan
permukiman kumuh wajib memenuhi persyaratan: a. kesesuaian dengan
rencana tata ruang wilayah nasional, rencana tata ruang wilayah provinsi,
dan rencana tata ruang wilayah Kabupaten/Kota; b. kesesuaian dengan
rencana tata bangunan dan lingkungan; c. kondisi dan kualitas prasarana,
sarana, dan utilitas umum yang memenuhi persyaratan dan tidak
membahayakan penghuni; d. tingkat keteraturan dan kepadatan
bangunan; e. kualitas bangunan; dan f. kondisi sosial ekonomi masyarakat
setempat.

Penetapan lokasi perumahan kumuh dan permukiman kumuh wajib


didahului proses pendataan yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah
dengan melibatkan peran masyarakat.

B Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

Dalam penyelenggaraannya, pembangunan dan pengembangan kawasan


permukiman dilakukan secara terdesentralisasi oleh Pemerintah dan
Pemerintah Daerah dengan melibatkan peran masyarakat. Pemerintah
Pusat akan lebih berperan sebagai pembina, pengarah, dan pengatur, agar
terus dapat tercipta suasana yang semakin kondusif. Antara Pemerintah
Pusat dengan Pemerintah Daerah, juga terdapat pembagian peran dalam
pengaturan, pembinaan, pelaksanaan dan pengendalian mengacu pada
peraturan perundangan yang berlaku. Disamping itu agar terjadi efisiensi
dan efektivitas dalam pembangunan perumahan dan kawasan
permukiman, pelaksanaannya harus ditakukan secara terpadu (baik
sektomya, pembiayaannya, maupun pelakunya).

Terkait penangErnan permukiman kumuh, Undang- Undang Nomor 23


Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah pada Lampiran D. Sub Urusan
Perumahan dan Kawasan Permukiman mengamanatkan pembagran
kewenangan dalam Penataan peningkatan kualitas kawasan permukiman
kumuh dimana Pemerintah Pusat memiliki kewenangan penataan untuk
permukiman kumuh di atas 15 hektare, pemerintah Daerah provinsi
memiliki kewenangan penataan permukiman kumuh pada luas 10_15
hektare, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota memiliki kewenangan
penataan permukiman kumuh dengan luas di bawah 10 hektare.

secara rinci pembagian urusan antara pemerintah pusat, pemerintah


Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota untuk sub
urusan kawasan permukiman serta perumahan dan kawasan permukiman
kumuh dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 1. Pembagrarr Urusan Pemerintah terkait Penarrganan
Permukiman Kumuh
Pemerintah Daerah Pemerinta-h Daerah
Sub Urusan Pemerintah Pusat
Provinsi Kabupaten/Kota
Kawasan a. Penetapan Penataan Penataa-n
Permukiman sistem kawasan peningkatan peningkatan
permukimal. kualitas kawasan kualitas kawasan
b. Penataan permukiman permukiman
peningkatan kumuh dengan luas kumuh dengal luas
kualitas 1O- 15 ha. di bawah 10 ha.
kawasan
permukiman
kumuh dengan
luas 15 ha atau
lebih.
Perumahan Pencegahan
dan Kawasan perumahan dan
Permukiman kawasan
Kumuh permukiman
kumuh pada
Kabupaten/Kota.

C Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 20 16 tentang Penyelenggaraan


Perumahan dan Kawasan Permukiman

Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan


Perumahan dan Kawasan Permukiman mengatur lebih lanjut mengenai
syarat dan tata cara pencegahan, penetapan lokasi, pemugaran,
peremajaan, pemukiman kembali, dan pengelolaan peningkatan kualitas
terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh. pasal 106
mengamanatkan Peningkatan kualitas didahutui dengan penetapan lokasi.
Penetapan lokasi didahului proses pendataan yang dilakukan oleh
Pemerintah Daerah dengan melibatkan peran masyarakat; serta penetapan
lokasi ditetapkan oleh Bupati/Walikota, khusus untuk DKI Jakarta oleh
Gubernur.

Penetapan lokasi ditindaklanjuti dengan perencanaan penanganan


Perumahan Kumuh dan permukiman Kumuh yang dilakukan oleh
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, khusus untuk DKI Jakarta oleh
gubernur.
1 Proses pendataan meliputi:
a. Identilikasi lokasi; dan
b. Penilaian lokasi.
2 Identilikasi lokasi dan penilaian lokasi ditakukan terhadap:
a. Kondisi kekumuhan;
c. legalitas tanah; dan
d. Pertimbangan lain.

D Peraturan Menteri Pekeq'aan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor


14 lPRTlMl2018 tentang Pencegahan dan Peningkatan Kualitas terhadap
Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor


14|PRTlMl20l8 tentang Pencegahan dan Peningkatan Kualitas terhadap
Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh Pasal 29 mengamanatkan
Penetapan lokasi Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh didahului
proses pendataan yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota
dengan melibatkan peran masyarakat. Proses pendataan meliputi
identifikasi lokasi dan penilaian lokasi. Identilikasi lokasi dan penilaian
lokasi dilakukan terhadap kondisi kekumuhan, legalitas tanah, dan
pertimbangan lain.

Kriteria perumahan kumuh dan permukiman kumuh merupakan kriteria


yang digunakan untuk menentukan kondisi kekumuhan pada perumahan
kumuh dan permukiman kumuh. Kriteria perumahan kumuh dan
permukiman kumuh meliputi kriteria kekumuhan ditinjau dari: Kriteria
Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh dapat ditinjau dari 7 aspek
yang meliputi:

I Kriteria kekumuhan ditinjau dari aspek Bangunan Gedung mencakup:


a. Ketidakteraturanbangunan
b. Tingkat kepadatan bangunan yang tinggi yang tidak sesuai
dengan ketentuan rencana tata ruang; dan/ atau
c. Kualitas bangunan yang tidak memenuhi syarat.
2 Kriteria kekumuhan ditinjau dari aspek Jalan Lingkungan mencakup:
a. Jaringan jalan lingkungan tidak melayani seluruh lingkungan
Perumahan atau Permukiman; dan/ atau
b. Kualitas permukaan jalan lingkungan buruk.
a Kriteria kekumuhan ditinjau dari aspek Drainase Lingkungan
mencakup:
a. Drainase lingkungan tidak tersedia;
b. Drainase lingkungan tidak mampu mengalirkan limpasan air
hujan sehingga menimbulkan genangan; dan/atau
c. Kualitas konstruksi drainase lingkungan buruk.
4 Kriteria kekumuhan ditinjau dari aspek Pengelolaan persampahan
mencakup:
a. Prasarana dan Sarana persampahan tidak memenuhi persyaratan
teknis; dan/ atau
b. Sistem pengelolaan persampahan tidak memenuhi persyaratan
teknis.
5 Kriteria kekumuhan ditinjau dari aspek Pengelolaan Air Limbah
mencakup:
a. Sistem pengelolaan air limbah tidak memenuhi persyaratan
teknis; dan/ atau
b. Prasarana dan Sarana pengelolaan air limbah tidak memenuhi
persyaratan teknis.
6 Kriteria kekumuhan ditinjau dari aspek Sistem Penyediaan Air Minum
mencakup:
a. Akses aman air minum tidak tersedia; dan/ atau
b. Kebutuhan air minum minimal setiap individu tidak terpenuhi.
7 Kriteria kekumuhan ditinjau dari aspek Proteksi Kebakaran
mencakup:
a. Prasarana proteksi kebakaran tidak tersedia; dan
b. Sarana proteksi kebakaran tidak tersedia.

Identifikasi lokasi dilakukan sesuai dengan prosedur pendataan identifikasi


lokasi Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh. penilaian lokasi
dilakukan untuk menilai hasil identifikasi lokasi dan skala prioritas
penanganan berdasarkan aspek kondisi kekumuhan, legalitas tanah, dan
pertimbangan lain. Penilaian lokasi dihitung berdasarkan formulasi
penilaian dan formulasi penentuan skala prioritas penanganan.

Pada Pasal 36 ayat (6) disebutkan bahwa hasil penilaian lokasi harus
mendapatkan verifikasi dari Pemerintah Pusat dan pemerintah Daerah
Provinsi sesuai dengan kewenangannya sebelum ditetapkan. Lokasi yang
telah dinilai dan diverifikasi ditetapkan oleh pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota dengan keputusan bupati/wali kota, khusus untuk DKI
Jakarta oleh gubernur dengan keputusan gubemur tentang penetapan
lokasi Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh. Hasil penetapan
lokasi dilengkapi dengan:
I Tabel daftar lokasi perumahan Kumuh
dan permukiman Kumuh
Tabel daftar lokasi berisi data terkait
nama lokasi, luas, lingkup
administratif, titik koordinat, kondisi
kekumuhan, status tanah dan
prioritas penangan€rn untuk setiap
lokasi perumahaa Kumuh dan
Permukiman Kumuh yang ditetapkan
2 Peta sebaran perumahan Kumuh
darr permukiman Kumuh
Peta sebaran lokasi dibuat dalam suatu
wilayah daerah
Kabupaten/Kota, khusus DKI Jakarta
dalam suatu wilayah daerah
provinsi berdasarkan tabel daftar
lokasi.
F!rcr.F. r.t .ti (B.ru,

rDEltl,lxartr PEI!..IAT vttl'n(^ar ,l^!rt,


lDatEt rotrat PrElln-al^.i to&r8, lltlr lal q)r/llt I
dlv'x4llllEB!Lb, I
qrlbr/ ou&-.,,;r'
I
I
I
I
llrYoEur^i DAr tatrtoal^t
IttEflrrAr ttallrEllt
Erltrc^lr /rr rUIUE
tltrtc^tlr

I
I rDtFttttta/L[
I LOrA&
ltrtrAlAi VTllItA^)U EAIIL llllt/tlat ur(rr!
taIAat ltitl,ar^t Loxlll rl.lulx@h&E6u/
I
I w.r,rd./ o"b.-- bb I
I I
I I
I I
Fatlhtun UhE I

Bagan 1. Proses Verifikasi Hasil penilaiarr


Lokasi permukiman Kumuh
terhadap Keseluruhan proses penanganan permukiman
Kumuh

PrG.€s.Pendataan old| p€m€rintah Daerah Kabupat€n/ Kota dengn


ndibatkan p€ran masyarakat

.{sr!
76%
,

IDET{TIFIKASI LOXASI
TABEL
DAFIAR
r+
LOKASI PENLAIAI,I LOXASI
PETA

+
SEBARAN

VERIFIKASI
dCr PrriEint l pus.t c,an
P€nEint h D.e..h pro{nsi
PC]GTAPAN LO(ASi
Perumahan Kumuh dan pe.rnutiman (umuh

+
Orlaxulan Ol€h Pernda XabuOoten/ (ata

PE RE rtar{tAlt PE }.lATlreAI,IAN

BaBan 2. Proses pendataan perumahan


Kumuh dan permukiman Kumuh
Iv. MEKANISME VERIFIKASI HASIL PENILAIAN LOKASI PERUMAHAN KUMUH DAN
PERMUKIMAN KUMUH

Verifikasi hasil penilaian lokasi perumahan kumuh dan permukiman kumuh


merupakan tahapan sebelum penetapan lokasi perumahan kumuh dan
permukiman kumuh. Verifrkasi dilakukan setelah proses penilaian lokasi yang
dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota selesai dilaksanakan'
Verifikasi dapat dilaksanakan dalam rangka penetaPan lokasi baru atau dalam
rangka peninjauan ulang.

Verifikasi dilakukan sesuai dengan usulan Pemerintah Daerah Kabupaten / Kota


yang diusulkan kepada Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Pusat.
Verifikasi dilakukan melalui:

1. Pengecekan kesesuaian proses dan format identifrkasi dan penilaian lokasi


sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pengecekan dilakukan setelah Pemerintah Daerah Kabupaten / Kota


mengunggah kelengkapan data di Sistem Informasi Pengembangan
Kawasan Permukiman (SI PKP

http: / /sim.ciptakarya.pu.so.id/ sipkp/index.php/loein). Pengecekan


dilakukan untuk mengetahui kesesuaian proses dan format dari data yang
telah diunggah oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dengan ketentuan
pada Peraturan Menteri PUPR Nomor 14 /PRl lM/2O18 tentang Pencegahan
dan Peningkatan Kualitas terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman
Kumuh.

2 Pengecekan kesesuaian deliniasi lokasi perumahan kumuh dan


permukiman kumuh menggunakan aplikasi;

Pengecekan kesesuaian delineasi dilakukan dengan melakukan ouerlag


peta sebaran perumahan kumuh dan permukiman kumuh dengan data
spasial Kabupaten/Kota dalam bentuk .shp yang telah diunggah ke SI PKP.
Dari hasil ouerlag diharapkan akan didapatkan delineasi perumahan
kumuh dan permukiman kumuh yang sesuai dengan kondisi di lapangan.
3 Pelaksanaan rapat verifikasi bersama Pemerintah Pusat, Pemerintah
Daerah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/ Kota, dan ATR/ BPN.

Tujuan rapat ini yaitu untuk melakukan konlirmasi terkait deliniasi


perumahan kumuh dan permukiman kumuh hasil ouerlag aplikasi dalam
SI PKP dan juga konfirmasi terkait status legalitas tanah.

4 Pengecekan kesesuaian delineasi lokasi perumahan kumuh dan


permukiman kumuh dengan metode sampling.
Pengecekan dilakukan pada deriniasi perumahan kumuh dan permukiman
kumuh yang belum sesuai dengan kondisi di lapangan hasil dari ouerray
aplikasi pada SI PKP dan hasil konfrrmasi rapat verilikasi bersama
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah provinsi, pemerintah
Kabupaten/Kota, dan ATR/BPN.

Pengecekan kesesuaian deliniasi dengan metode sampring ini perlu


melibatkan masyaralat saat melakukan pengecekan di lapangan.

( o-*u*r ( Bclun s.!u.ai)

PUSAT PROSES VERIFXIIaI


(BPPW)
>15 he
a ruatauxAr DRGta Dtr
Pe!.hohon€n ,IOnlfAT
KAB/I(OTA
-EE
Vcriikasi ) PROVIITSI
(Dlner PLP) XEAEAUAIAIT DEII!'EAAI
{Iral. PAPI 1G15 hr

Erdl P.otlrL!
LoL.d XUEE.h NA"PAT VERIFXAAI
(dI rt .16 Ed BDNSASA Dt PNOVIIIEI
\r-- ,r-
E dI PEll.b
LhdflDul PROVIIlSI
(lcr6 Erf __l
L--,-r I PUSAT

ErdlP.oll.L!
bl.ra lftrarlh
(./d rO E l PEf,(}ECETAIC AADLIIG DT
L--.r - ,r"PltllcA,l

PENETAPAJ|
(sK BUP/wAL)
( Had nctorrc"raari (sudah !.suai)

Bagan 3' Mekanisme verifikasi Hasil penilaian Lokasi perumahan Kumuh


dan permukiman Kumuh

V. TATA CARA PELAKSANAAN VERIFIKASI

A. Pelaksanaan penyiapan dan penyampaian permohonan Verilikasi Hasil


Penilaian rokasi perumahan Kumuh dan permukiman Kumuh di witayah
Kabupaten/Kota/provinsi DKI Jakarta.
1. Bupati/Walikota/Gubernur DKI Jakarta menugaskan OpD yang
membidangi perumahan dan Kawasan permukiman untuk merakukan
pendataan lokasi. pendataan Lokasi dilakukan dalam rangka
penetapan l0kasi baru (belum memiliki SK rokasi) maupun
peninjauan
ulang lokasi (sudah memiliki SK rokasi). pendataan lokasi dimulai
dengan identifrkasi lokasi.
2' opD yang membidangi perumahan dan Kawasan permukiman
untuk
melakukan Identilikasi lokasi perumahan kumuh dan permukiman
kumuh dilakukan terhadap 3 (tiga) aspek meliputi kondisi
kekumuhan, legalitas tanah, dan pertimbangan lain mengacu pada
ketentuan di dalam Peraturan Menteri pekerjaan umum dan
Perumahan Ralryat Nomor l4/PKllM/2O18 tentang pencegahan dan
Peningkatan Kualitas terhadap perumahan Kumuh dan permukiman
Kumuh.
3' Hasil identifikasi lokasi dilanjutkan dengan penilaian lokasi oleh opD
yang membidangi Perumahan dan Kawasan permukiman
Kabupaten/ Kota/ Provinsi DKI Jakarta.
a. Penilaian lokasi dilakukan untuk menilai hasil identifikasi lokasi
dan skala prioritas penanganan berdasarkan aspek kondisi
kekumuhan, legalitas tanah, dan pertimbangan lain.
b. Penilaian lokasi berdasarkan aspek kondisi kekumuhan
mengklasifikasikan kondisi kekumuhan ringan, sedang, dan
berat.
c. Penilaian lokasi berdasarkan aspek legalitas tanah terdiri atas
klasifikasi status tanah legal dan status tanah tidak legal.
d. Penilaian lokasi berdasarkan pertimbangan lain terdiri atas
pertimbangan lain kategori rendah, pertimbangan lain kategori
sedang, dan pertimbangan lain kategori tinggi.
4. OPD yang membidangi Perumahan dan Kawasan permukiman
Kabupaten/Kota/Provinsi DKI Jakarta menyampaikan hasil
identifikasi dan penilaian sebagai dasar usulan penetapan lokasi
perumahan kumuh dan permukiman kumuh kepada
Bupati/Walikota/Gubernur DKI Jakarta.
a. usulan penetapan lokasi memuat tabel daJtar lokasi perumahan
Kumuh dan Permukiman Kumuh; dan peta sebaran perumahan
Kumuh dan permukiman Kumuh.
b. Tabel daftar lokasi berisi data terkait nama lokasi, luas, lingkup
administratif, titik koordinat, kondisi kekumuhan, status tanah
dan prioritas penanganan untuk setiap rokasi perumahan Kumuh
dan Permukiman Kumuh yang ditetapkan.
c. Peta sebaran lokasi dibuat dalam suatu wilayah daerah
Kabupaten/ Kota, khusus DKI Jakarta dalam suatu wilayah
daerah provinsi berdasarkan tabel daftar lokasi.
d. Buku profil Lokasi perumahan kumuh dan permukiman kumuh.
e. Data Spasial Kabupaten/Kota dalam bentuk .shp yang berupa:
1) Citra satelit beresolusi tinggi yang bersumber
dari lembaga
penerbangan dan
Antariksa Nasiona-l (LAPAN) dengan
format
Temporary Instructton File Format
lttlI.l;
2l peta jalan yang
bersumber dari Badan Informasi Geospasial
(BIG) dengan format shapefles (shp.);
3) peta sungai yang bersumber dari BIG dengan format
shapefles (shp.);
4) peta batas administrasi
kecamatan dan kelurahan dari BIG
dengan sistem dafum UTM mengikuti
batas daerahnya
masing_masing dengan format shapeT?es (shp.);
5) peta banjir skala 1:25000
dengan sistem datum UTM
mengikuti batas daerahnya masing_masing
dalam format
shape.fles (shp.);
6) peta usulan delineasi permukiman
kumuh skala l:1O00
dengan sistem datum UTM mengikuti batas
daerahnya
masing_masing dalam format shcpeT?es (shp.).
f. Dokumentasi kondisi kekumuhan sesuai dengan
7 indikator
kumuh yang dilengkapi dengan titik koordinat (geo
tagging).
5' Bupati/walikota mengusulkan permohonan verifikasi
terhadap
usulan penetapan lokasi perumahan kumuh dan permukiman
kumuh
kepada:
a. Gubemur untuk luasan lokasi permukiman kumuh
10_15
hektare; dan
b. Menteri pUpR c.q. Direlrhrr Jenderal Cipta Karya untuk luasan
lokasi permukiman kumuh di atas 15 helrtare.
Khusus bagr Gubernur DKI Jakarta, permohonan
ditujukarr kepada
Menteri pupR c.q. Direktur Jenderal cipta Karya untuk luasan
lokasi
permukiman kumuh di atas 15 hektare.
6' usulan verifikasi dari Bupati/watikota/Gubernur
DKI disampaikan
melalui aplikasi SI pKp dengan alamat laman:

B Pelaksanaan verifikasi Hasil pen,aian r,okasi perumahan


Kumuh dan
Permukiman Kumuh di wilayah Kabupaten/Kota.
l. Verifikasi oleh pemerintah pusat
a. Kepala BppW menerima Surat permohonan Verifikasi
dan
kelengkapan sesuai dengan yang diprasyaratkan
dari
Bupati/Wa1ikota melalui notifrkasi dari SI pKp.
b. Kepala BPPW menugaskan Tim Verilikator Balai untuk
melakukan pengecekan kelengkapan Surat permohonan
Verifikasi dan melakuk€rn proses Verifikasi.
c. Tim Verifikator Balai melakukan verifikasi kesesuaian proses dan
format penilaian lokasi perumahan kumuh dan permukiman
kumuh melalui aplikasi SI pKp (waktu 2 ha/.).
d. Tim Verifikator Balai melakukan verifikasi delineasi lokasi
perumahan kumuh dan permukiman kumuh menggunakan
aplikasi SI pKp (waktu 2hanl.
e. Tim Verilikator Balai mengadakan rapat verilikasi bersama
dengan Pemerintah Daerah Provinsi dan pemerintah Daerah
Kabupaten/ Kota untuk mengkonfirmasi hasil verifikasi yang telah
dilakukan (waktu 3 hari).
f. Tim Verifikator Balai melakukan pengecekan di lapangan
terhadap delineasi lokasi perumahan kumuh dan permukiman
kumuh yang tidak sesuai dengan hasil rapat verifikasi bersama
(waktu 7 hari).
g. Tim Verilikator Balai menyampaikan hasil verilikasi kepada
Kepala BPPW (waktu 2 haril.
h. Kepala BPPW menyampaikan hasil verifikasi melalui aplikasi SI
PKP kepada Bupati/Walikota/Gubernur DKI (waktu 2 hari).
i. Surat penyampaian hasil verifikasi melampirkan format dalam
formulir 01 .

2. Verifrkasi oleh Pemerintah Daerah provinsi


a. Gubernur menerima Surat permohonan Verifikasi dan
kelengkapan sesuai dengan yang diprasyaratkan dari
Bupati/Walikota melalui notifikasi dari SI pKp.
b. Gubernur menugaskan OpD yang membidangi perumahan dan
Kawasan Permukiman provinsi yang kemudian membentuk Tim
Verifikator provinsi untuk melakukan pengecekan kelengkapan
surat Permohonan Verifikasi dan melakukan proses Verifikasi.
c' Tim Verifikator provinsi merakukan verifikasi kesesuaian proses
dan format penilaian lokasi perumahan kumuh dan permukiman
kumuh melalui aplikasi SI pKp (wal<tu 2 haril.
d. Tim verilikator provinsi merakukan verifikasi delineasi lokasi
perumahan kumuh dan permukiman kumuh menggunakan
aplikasi SI pKp (waktu 2 hari).
e Tim Verilikator Provinsi mengadakan rapat verifikasi bersama
dengan Pemerintah Daerah Pusat dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/ Kota untuk mengkonfirmasi hasil verilikasi yang telah
dilakukan (waktu 3 hari).
f Tim Verifikator Provinsi melakukan pengecekan di lapangan
terhadap delineasi lokasi perumahan kumuh dan permukiman
kumuh yang tidak sesuai dengan hasil rapat verifikasi bersama
(waktu 7 hari).
Tim Verifikator Provinsi menyampaikan hasil verifikasi kepada
Kepala OPD yang membidangi Perumahan dan Kawasan
Permukiman Provinsi (waktu 2 hari).
h Gubernur menyampaikan hasil verifikasi melalui aplikasi SI PKP
kepada Bupati/Walikota paling lambat (waktu 2 }rarrl.
Surat penyampaian hasil verifikasi melampirkan format dalam
formulir 02.

C Tindak Lanjut Terhadap Hasil Verifikasi


l OPD yang membidangi Perumahan dan Kawasan Permukiman di
Kabupaten/ Kota/ Provinsi DKI Jakarta melakukan pemeriksaan
terhadap hasil verifikasi yang dilakukan Pemerintah Daerah Provinsi
dan Pemerintah Pusat melalui SI PKP.
2. Hasil verifikasi memuat:
a. keputusan hasil penilaian lokasi permukiman kumuh dan
permukiman kumuh yang telah sesuai dengan ketentuan
identifikasi dan penilaian lokasi perumahan kumuh dan
permukiman kumuh; atau
b. rekomendasi perbaikan/penyesuaian terhadap hasil penilaian
lokasi perumahan kumuh dan permukiman kumuh.
3. Bupati/Walikota/Gubernur DKI Jakarta yang mendapatkan hasil
verifikasi yang menyebutkan usulan yang telah sesuai dengan
ketentuan identifikasi dan penilaian lokasi perumahan kumuh dan
permukiman kumuh dapat menetapkan Surat Keputusan
Bupati/Walikota/ Gubernur DKI Jakarta tentang Penetapan Lokasi
Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh.
4. Bupati/Walikota/Gubemur DKI Jakarta yang menerima hasil
rekomendasi perbaikan/penyesuaian melalui aplikasi SI pKp terhadap
hasil penilaian lokasi perumahan kumuh dan permukiman kumuh
menindaklanjuti hasil rekomendasi tersebut berdasarkan hasil
verihkasi.
5 Bupati/Walikota/Gubernur DKI Jakarta menugaskan OPD terkait
untuk melakukan penyesuaian paling lambat 14 (empat belas) hari
setelah rekomendasi diterima melalui aplikasi SI PKP.
6 Hasil Perbaikan disampaikan oleh OPD terkait kepada
Bupati/Walikota/Gubernur DKI Jakarta untuk selanjutnya dilakukan
diajukan permohonan verifikasi kembali kepada Gubemur dan
Direktur Jenderal Cipta Karya c.q Kepala Balai melalui aplikasi SI PKP.
d
6 Y
'6>
s EE
z
o-
gi
E a 6 P.-
_
'E O.

E- (-g 9 s6P IS
o
z
Stts* c tv ta
E!: 3;
r,l
J(d EE i F=
!,TEE EIEeE€
EE3'I: EE{tr6'3
F F I6-9 EP o-9r d
rr.r&FO.E aEidES
D ..: ci .,i + ut .:cit'i+ui
D
V )F
z
v c
D I
N
>$3
ir'4
rd 'Er0
o. rn
z
o
E Ie
D 9o
D
V
z z O
U) zr,l
J a

r
0- E
D
u *!
r
rI] x\o
*dl\

6 eEt
V
o
J
z
s
=ig
E9i
fr3
,TO
L
J
2 rlc E
frl a
A s q cE '6
:! g
J
6 r Eas Erar$Er g!
Il iY
E-
os
Bi{TE u € I cdo I
-E
.qE tt aa L-q
P

6 I s r*s(i id -cJ E.r..5 T* BT


gor EE€
-.c 8o E
;
rl
Eiiig gEeetrt o.g
Ede
E
x E cll
$EI E E5 E
E
u
E cIEx YPo.Een'6 AE
Egs
.iE.o
E
SOPE Eli6ne r:
rn
z -!.6ddir
!- EE"-.b b 5s;
rr€t
EgE
c 6F
= E
F E.S t
F frIE!EE 3
6lrE c-E
i: EE iiEt -C6-
AEE ; 9 *
!1 CL

zfr at EcE
g E.
E .Ir
=
o EI!gEgE EI

I ;5 E 1;3 '=E=
: id! 3 IEI E
I ro eiEE$ ? =# S s"
;5EgB? qj
63
Vtr EEiEEa
EEI$;flE=
,nE;C.tda
9 Ebs
3EE
slc9 ? 0.d
6-gd
P
* 5e
E id cY
E.A! 3
r
Fii!
qE j $EEIE
,lo gt* EE E*; 't 5 :gE *5:E b E Bra E
d-.

rdF
p.6 BE i 3 br
E> I oh E i::6
# Eg
E $;E;E EE;E{{IE E
&A *EE
t 0a5 pE
!
!ate I e? 5 E.g >
D
J Ef{*:tE
=g{
E& bs;E S
EEE E E.! $iEIgEFE iEOV a.!]( aaEei t0!.?EE
rtd, .cC

o N \o
z
d
.l{ dE da
'E> !z ri E :Ed :E al
'c

'cq ,, cE.E
!, \'=-9
>-o d e 6 .g- A
sa'A I s is-E
E
.E u g!; ;q g
EE* ! Eqn 5 83 3
ip: 3* FHe T
d 9E a q
F6E B
d!:
EE Eeflt
E*€&0rn
.ra
o.
Etr
xtr
Ee
Ei 3 E SE E E 5E
q o-dcl
EEEEE EEEES
;EEEEE 'dc EJ 5 6 R* b
a>,]tEo. tbr*b
a>.v a o,
..: ci t.i a vi :c !0 a& .i ci r,i + urd

E
E 5 5
t
ct a\ t- a! C\

t-
L

s
'-

J l
'6 o.
'd
d c- dc Io. i
a !cO
!.ll o.
d E8 Y
a
$*
(
,Y
tE 8B :g .E
6
E
E€ dal
IC
ts>\ gl a EEE
E6 Ec 'a E&:
d6
:1 !
c*
5!E
'6h '6 h0
dE
3€# d
50, 996 ,i(
OE ,EE g! > ;E f d E T.F
sEg 6c l!.-'q 6r
!,
dq=
sEb 9 axp
q,
i5 da E !.E 3EE
a-c EsE d EU _HC
:6E
E E.€ .EE E.A Eq
E E'E
6tsts
--9.!
9'3 f; go !El-
>o. >a >ts ErE e 9.(i
c,q c! '6 6E
F >iJ 'cd 2 .]{l
-lE 6it
TF
J{6
{€g EiE.
-9cE
p,
E -! IIfl;
,A E?
dE!
dc5 S e.! 6a gq $s E 'a> &E:E
E3? E3t 'arn
q.=0. EA Ei* EI E 60
5;E *rs
E 9o
!,-E d,irc '6
ttr >t $F* E
.x>b(
E gE
9bg d;3 fie EEE E &-$ 6B ':s>d
)a). c.{ >-v E Bdg 9t EES
6
q a!
B! E*ET
ii? O-EF r cri Jh ta .!-\ c - tri r .t
fr$t Bg! E eq 'c ,:r !F!S b oqr
6EE
?cd J 6 -!r
!6B9!9 3 Ec jE+t
gE?
EeE
>9- >B o3
?E E Asi
^ r 6*
.tcl?
xiio. E E{ E dA .lE a, e= o. c!
giE X o.E i:e E ?ea FO.:(! a!
F1Ci,
Eo-
trE ESEE

t- @ q\ a ol
E
o. o.
g 5
I3 p

E .-6
E {ofrI
E E *s
g "6
qE $ aEe
t! ,. -6

ElSs!
6Stdd ;gEI:
..i ci ci + .i cici+

E
A

P
F

lr-
L
.td
1
!6tr
-inc, EH
-de)
I
.E
O'EE o oEt
c d.!
O-r -i
.! ESn
s $r E
d
o
a
g€s
ql 8:d
E! c
rr-r
Ev
al oH.9
E
6 :o -e
$ s!
a
E!" a ,aa
T FE .ll.a

V
4i E
!l
Vc
{I E

o<E
=,79
r({
od o<c
"1,
u({
a z 6t E., .E E!!
OE !e 5
.o
o
EB b ;=
o>ab
tr3
d 9
xo s$!
*6 q
s-e
9A
a.!
& E"$E
.*6 C
6c- e.E
3 1E B9
\E 3es
\= 6.
.EJtq
't -3 E.6 )
q q i6 Ez
o.t qin
YEC
a
a dgd tr, A ,igE
\o a. o\ o
N
ql
'6> e
a gb
'd .-
z _Eo.
d q*.- e >p
E'aE I s
o
z
"I:*t s E_s,x?-vt
-E9=
I '5iq e: EtEaEE
fll
;:3€E TE#EEi
E E3s! E R o-EE E
rLE F0.E AEEdES
*..i<'i+'ri

E
B

d
2a
FrLO
=g= a,*

Y>
*o
a&
o.Q
o

u
z )z
a tr,l
,l o
o
A. o

I
qF
x9
o.-
o.o
o<Y

Fb
<Y
Bi
L
E oq E
,5 !r6 a

oa-
.9. -a r! g
H Eie o E AE
E*Eu$Ei g! Eei"s
i-c q 3 o&
E
8EE6; 3E-ig sde E .gE
EE!; .!a-E

o
E E &Ea 5
dtgEgsl
cE
{{
E-V
d{ E!
g go.r
EE{
,, E : E

cd
B;tEs =dI
9-6b
8 E EI E a5 6
o O EU NY
g EJ Eq, EEgf,IFg
O,E
^u iE5 ; >Et El; E !
L tiqeE<-b gE .rE-o EEsE
o.
.q
z
F
F i n d alr e
! nE!,.i h g !Ei {sE
'd h €E g E a E! i
d
[< o II{;EI ET!; Ef,
;71'\dZa :! h EbE
a,
tr-U!
I E* vb,c6 - Edeasi
E
E &E!E r
a

o
o
(d
a ! 5 d t:.c 5 ?:EBI-V
3Es
e ro
: d! 'I
J U= E -a-c!
! IEI i
r! EE;E €i r
EE{ Et E,#$ e
d s{E$!B$: pE tEs * ( d cl
PEEd?
$* si 4
IiiE EE TEE
dE!58
E
6-gd ?
q_E
gd qE, E;AP
( E5(- :gE
lr E
o t 5E! 5;5 'EE
E :l^ tr.) €S;a
BE i BE* I5! E O ! iD *
E
o
tr i 9c E c 2 EE;E{i:! EE*
c u6
o o. I E).I co
uk I d- IiEE ;
*HE r e?
't& 5
"EEiggE FI EI E!f,E E3. a e"$dE!
=€{
oi EEESEEEE
6SEEE! (.) A.! E rov Er€
'r'.'
d E.].
a!t( t5E A3 s;;i i
o N o
z
6
o j x
'a> :a IE
t.9 E*E
gE .to 'E
{E
'E
>.o
O.
6 sI3
gBE.
t
EeE J s u lt c- 5
EE*
-E!: ?r
! SE'E - F
H_>
.ra ED.
E*EEtsE ( 3 ;ro
b-E
e Yd A6o
HtrtsE 6 3E
E3 ;$EEE
:c6 ax ..i.ici

,E .E .E
E
!l 5
t
(t a\ i-- <\ N

t_

__t
C

c a,
6"= !E ,lt g o
d= q 6
ET
5 u!
E 3r
oc r! c,9
dE d'd X
4
bE HE
83. v)
EBs _ug ET
EO>H B-c
x: -.8
eli ot
:Eg $Ei
c.V EE: 6V td
d=
Edl b*# BE 66 '6tJl $ E'g
-
'6' >-g i s& E3 d 6lE
,ll:E € c!!
o.!( .l 6
rill
.EE
o.

_cD 3*E -rh =ai


3E 'dk> E€ i eB a
?
H3. E!!
'e4 9 EE t*E E
sd ! Z'a .v= Ta da-c
q gE s dc
dd
qt
U:E
o..:E
'E -g
!r- EE' -.-
P:6 ci,
d,
(v
:56
o-
E!
.6 it E
a 5>
Cc
E9
;!
dl ll
erE
clt
'l(
:h E q.,r.
99c ae 4' G.I
t<o E rc5 Er
EE
el od E
o:6 xn
€E
dE s,F t -qi9
+ !g
6' ?r
di=

EF EX. ldc e .:.2 E.6 -v


,a c'! E 'd .a a.
1e a 2x EE;o .{E
?1c T EE .E e! .l: .EdE ,5e qs
'!e !, .t
E CO.
'E 6-
9 >,o)
E>:
QC E
p:
o. i!
ir 5
lL:6 & EE &o- d=
cF./) Lll i!
bEE 3cc €Eg e.E E E9 €+; 9&
ESg ,!i c; .yl.c - x.6 ! EA
l-E a dE EdsH H o>' !ia
E
g$3 E &q 6gr
!EEi >Y' .9dE Ed
T9H s Ec ,? e ti
't e 8F e E{ .jlE Ca
ai- E
o!
5tS ir3.! ts I A.il
,3gE 6 Eig FE E FA(/] F!X! 6.YO 5-C

t- @ cl1
o N
E,3
-i: g
o
c E:
,p .p
EgE E

BBE g 'E&

$!iEt' E
g EEe
*i E Tt
5 .ll -

6-ot
C E(!_Ol-
EE

;fgsfl ;iEiE i*€tE


qrJFatr
$ 6 ..i oi ni + j cici+
'ri

'E

=
F

t
dL
'6
+ L -u
€.8.! 'a
!
E ${ r YE o idc2
2

! (x
{EE E U?38 o dEe
F 50 .E
E a-d jPll d d.!
a-d !
5l.F E g*E d
{
a
3g;E
t?
gs H 5ld
tY - c
5:d
EY -
J 3A si€ :o h
L ,a- t6
'EflIg -v Fi x !?a
clli 4i 4i
E;1? Y
n
E,
x,
oYc
E
!c
o6 !;s E

.a
eo E!
>9
^o 6
a
p
:!t
b- E
Eo .E
u(E
Ei!i
9t
EE*q €;
O >4
E
-oE
,l& ;= b
o >o.
\c s
es;c i-sE 6* & EEE
E'9?E
E>E.F
o
.16 c xc *6 C
? eI
B tEe ;E
=d
\E
398
\: o
Eas^E tt c €x a
EaZ
q. Q,I 0.!
ESEE E
iBE
o!(o. AE
o, pc ,Hg$

@ t. o\ o
6I
VII. FORMAT HASIL VERIFIKASI DAN REKOMENDASI, DAN UNDANGAN
RAPAT VERIFIKASI BERSAMA

1. Format Formulir Hasil Verifikasi dan Rekomendasi oleh pemerintah


Pusat
Contoh:

FORMULIR O1
HASIL VERIFIKASI DAN REKOMENDASI OLEH PEMERINTAH PUSAT

Nama Kabupaten/ Kota


Nama Provinsi
Tanggal

CATATAN HASIL VEzuFIKASI DAN REKOMENDASI


REKOMENDASI
MASAI-AH YANG
NO KONTEN PENYELESAIAN/
DITEMUKAN
PEI{YEMPURNAAN
A KES ESUAIAN PROSES DAN FORMAT IDENTIFIKASI DAN PENILAIAN LOKASI
1

2
dst
B KESESUAIAN DELINEASI LOKASI
1

2
dst
C CATATAN HASIL RAPAT BERSAMA
1

2
dst
D KESESUAIAN PENGECEKAN DI I..A,PANGAN
1

2
dst

Ketua Tim Verifikator Balai... Kepala BPPW ...

NIP NIP. .
2 Format Formulir Hasil Verifikasi dan Rekomendasi oleh Pemerintah
Daerah Provinsi
Contoh:

FORMULIR 02
HASIL VEzuFIKASI DAN REKOMENDASI OLEH PEMERINTAH DAERAH PROVINSI

Nama Kabupaten/ Kota


Nama Provinsi
Tanggal

CATATAN HASIL VERIFIKASI DAN REKOMENDASI


REKOMENDASI
MASAI.,AH YANG
NO KONTEN PEIVYELESAIAN/
DITEMUKAN
PEI{YEMPURNAAN
A KESESUAIAN PROSES DAN FORMAT IDENTIFIKASI DAN PENILAIAN LOKASI
1

2
dst
B KESESUAIAN DELINEASI LOKASI
I
2
dst
C CATATAN HASIL RAPAT BERSAMA
I
2
dst
D KESESUAIAN PENGECEKAN DI LAPANGAN
1

2
dst

Ketua Tim Verifikator Provinsi.. . Kepala Dinas ...

NIP. ... NIP


J Format Undangan Rapat Verifikasi Bersama
Contoh:

KOP INSTANSI

Nomor :

Lampiran : 1 (satu) berkas


Hal : Undangan Rapat Verifikasi Bersama terhadap Penilaian Lokasi
Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh Kabupaten/Kota ....

Yth.
I OPD yang membidangi Perumahan dan Kawasan Permukiman Provinsi
2 OPD yang membidangi Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten/Kota
J Kepala Kantor Wilayah Kementeriar ATR/BPN
4

di-
tempat

Sehubungan dengan kegiatan Verifikasi terhadap Penilaian lakasi Perumahan


Kumuh dan Permukiman Kumuh Kabupaten/Kota ...., terdapat beberapa hal yang
membutuhkan konfirmasi dari Bapak/Ibu. Bersama ini, kami mohon kesediaan Bapak dan
Ibu untuk hadir pada rapat Verifikasi Bersama terhadap Penilaian l,okasi Perumahan
Kumuh dan Permukiman Kumuh Kabupaten/Kota .... yang akan dilaksanakan pada:
Hari/Tanggal
Waktu
Tempat/Tautan
o Meeting ID
c Passuord
Demikian kami sampaikan. Atas perhatian dan kehadiran Bapak/Ibu, kami ucapkan
terima kasih.
Kepala Balai
Prasarana Permukiman Wilayah,

NIP. ...

Tembusan:

DIREKTUR JENDERAL CIPTA A

Ir. DIANA K SUMASTUTI M.T.


NIP. 19670 7t996032002

Anda mungkin juga menyukai