Anda di halaman 1dari 121

KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/

BADAN PERTANAHAN NASIONAL


SEKRETARIAT JENDERAL

Jalan Sisingamangaraja Nomor 2 Jakarta Selatan 12014 Kotak Pos 1403 Telepon: 7228901, 7393939 email : surat@atrbpn.go.id

Yth. 1. Para Pejabat Pimpinan Tinggi Madya;


2. Para Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama;
3. Para Kepala Kantor Wilayah BPN di Seluruh Indonesia;
4. Ketua Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional (STPN);
5. Para Kepala Kantor Pertanahan di Seluruh Indonesia.
di Tempat

SURAT EDARAN
NOMOR /SE-100/I/2022
TENTANG
PEDOMAN PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN
REALISASI ANGGARAN DI LINGKUNGAN
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL

1. Umum
Bahwa dalam rangka tertib administrasi, akuntabilitas, dan
transparansi pengelolaan anggaran serta keseragaman pertanggungjawaban
pelaksanaan anggaran di lingkungan Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional, maka perlu dibuat pedoman
pelaksanaan dan pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran di lingkungan
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional.

2. Maksud dan Tujuan


Maksud dan tujuan dari Surat Edaran ini agar terdapat keseragaman
dalam pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran di lingkungan
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional.

3. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Surat Edaran ini berisi ketentuan-ketentuan, tata cara
dan prosedur pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran di lingkungan
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional.

4. Dasar...

Melayani, Profesional, Terpercaya


-2-

4. Dasar
a. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1958 tentang Penghapusan Tanah-
Tanah Partikelir (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958
Nomor 2, Tambahan Lembaran Republik Indonesia Negara Nomor 1571);
b. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-
pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor
104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2043);
c. Undang-Undang Nomor 56 Prp. Tahun 1960 tentang Penetapan Luas
Tanah Pertanian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960
Nomor 174, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
2117);
d. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2020 tentang Bea Meterai (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 240, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6571);
e. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor
IX/MPR/2001 tentang Pembaruan Agraria dan Pengelolaan Sumber Daya
Alam;
f. Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2010 tentang Tarif Pemotongan
dan Pengenaan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas Penghasilan yang
Menjadi Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2010 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2010 Nomor 5174);
g. Peraturan Pemerintah Nomor 128 Tahun 2015 tentang Jenis dan Tarif
atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 351,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5804);

h. Peraturan…
-3-

h. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2018 tentang Pajak Penghasilan


atas Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak
yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2018 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6214);
i. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/
Jasa Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018
Nomor 33) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor
12 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 16
Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Lembaran
Negara Tahun 2021 Nomor 63);
j. Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2018 tentang Reforma Agraria
(Lembaran Negara Tahun 2018 Nomor 172);
k. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2020 tentang Tunjangan Kinerja
Pegawai di Lingkungan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020
Nomor 17);
l. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2020 tentang Kementerian Agraria
dan Tata Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020
Nomor 83);
m. Peraturan Presiden Nomor 48 Tahun 2020 tentang Badan Pertanahan
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 84);
n. Keputusan Presiden Nomor 113/P Tahun 2019 tentang Pembentukan
Kementerian Negara dan Pengangkatan Menteri Negara Kabinet Indonesia
Maju Periode Tahun 2019-2024;
o. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 113/PMK.05/2012 tentang
Perjalanan Dinas Dalam Negeri bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri, dan
Pegawai Tidak Tetap (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012
Nomor 678);

p. Peraturan…
-4-

p. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tentang Tata


Cara Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor
1191) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 178/PMK.05/2018 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tentang Tata Cara Pembayaran
Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1736);
q. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 214/PMK.05/2013 tentang Bagan
Akun Standar (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor
1618);
r. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 243/PMK.03/2014 tentang Surat
Pemberitahuan (SPT) (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 1974) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 9/PMK.03/2018 tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 243/PMK.03/2014 tentang Surat
Pemberitahuan (SPT) (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018
Nomor 180);
s. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 164/PMK.05/2015 tentang Tata
Cara Pelaksanaan Perjalanan Dinas Luar Negeri (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 1272) sebagaimana telah beberapa kali
diubah, terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
181/PMK.05/2019 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 164/PMK.05/2015 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Perjalanan Dinas Luar Negeri (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2019 Nomor 1547);
t. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 72/PMK.05/2016 tentang Uang
Makan bagi Pegawai Aparatur Sipil Negara (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 645);

u. Peraturan…
-5-

u. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 80/PMK.05/2017 tentang Tata Cara


Pembayaran Tunjangan Kinerja Pegawai pada Kementerian
Negara/Lembaga (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor
865);
v. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 145/PMK.05/2017 tentang Tata
Cara Pembayaran atas Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
Sebelum Barang/Jasa Diterima (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2017 Nomor 1475);
w. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 231/PMK.03/2019 tentang Tata
Cara Pendaftaran dan Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak,
Pengukuhan dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, serta
Pemotongan dan/atau Pemungutan, Penyetoran, dan Pelaporan Pajak
bagi Instansi Pemerintah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019
Nomor 1746);
x. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 60/PMK.02/2021 tentang Standar
Biaya Masukan Tahun Anggaran 2022 (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2021 Nomor 658);
y. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 123/PMK.02/2021 tentang Standar
Biaya Keluaran Tahun Anggaran 2022 (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2021 Nomor 1042);
z. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 180/PMK.02/2021 tentang Jenis
dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Kebutuhan
Mendesak atas Pelayanan Pertimbangan Teknis Pertanahan yang Berlaku
pada Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 1334);
aa. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 199/PMK.02/2021 tentang Tata
Cara Revisi Anggaran (Berita Negara Tahun 2021 Nomor 1429);

bb. Peraturan…
-6-

bb. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi


Birokrasi Nomor 6 Tahun 2015 tentang Pedoman Pembatasan
Pertemuan/Rapat di Luar Kantor Dalam Rangka Peningkatan Efisiensi
dan Efektivitas Kerja Aparatur (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 492);
cc. Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor
7 Tahun 2007 tentang Panitia Pemeriksaan Tanah;
dd. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 6 Tahun 2018 tentang Pendaftaran Tanah Sistematis
Lengkap (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 501);
ee. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 16 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 985);
ff. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 17 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 986);
gg. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 9 Tahun 2021 tentang Surveyor Berlisensi (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 55);
hh. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 12 Tahun 2021 tentang Pertimbangan Teknis Pertanahan
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 331);
ii. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 18 Tahun 2021 tentang Tata Cara Penetapan Hak
Pengelolaan dan Hak Atas Tanah (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2021 Nomor 1202);
jj. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-22/PB/2013
tentang Ketentuan Lebih Lanjut Pelaksanaan Perjalanan Dinas Dalam
Negeri bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri dan Pegawai Tidak Tetap;
kk. Peraturan…
-7-

kk. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-16/PJ/2016 tentang


Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran dan Pelaporan
Pajak Penghasilan Pasal 21 dan/atau Pajak Penghasilan Pasal 26
Sehubungan dengan Pekerjaan, Jasa dan Kegiatan Orang Pribadi;
ll. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-31/PB/2016
tentang Tata Cara Pembayaran Penghasilan bagi Pegawai Pemerintah
Non Pegawai Negeri yang Dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Direktur
Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-8/PB/2019 tentang Perubahan
atas Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-
31/PB/2016 tentang Tata Cara Pembayaran Penghasilan bagi Pegawai
Pemerintah Non Pegawai Negeri yang Dibebankan pada Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara;
mm. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor 23/PJ/2020 tentang Bentuk
dan Tata Cara Pembuatan Bukti Pemotongan/Pemungutan Unifikasi
Serta Bentuk, Isi, Tata Cara Pengisian, dan Penyampaian Surat
Pemberitahuan Masa Pajak Penghasilan Unifikasi;
nn. Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor KEP-
135/PB/2020 tentang Kodefikasi Segmen Akun pada Bagan Akun
Standar;
oo. Surat Edaran Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Nomor
HK.02.02/I/3065/2021 Tanggal 1 September 2021 tentang Batas Tarif
Tertinggi Pemeriksaan Rapid Diagnostic Test Antigen (RDT-Ag);
pp. Surat Edaran Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Nomor
HK.02.02/I/3843/2021 Tanggal 27 Oktober 2021 tentang Batas Tarif
Tertinggi Pemeriksaan Reverse Transcription Polymerase Chain Reaction
(RT-PCR).

5. Dalam…
-8-

5. Dalam rangka tertib administrasi, akuntabilitas, dan transparansi


pengelolaan anggaran dan keseragaman pertanggungjawaban pelaksanaan
anggaran di lingkungan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional perlu disampaikan ketentuan-ketentuan, tata cara dan
prosedur pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran di lingkungan
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional sebagai
berikut:
A. Pembebanan dan Penetapan Honorarium
1. Pembebanan honorarium Penanggung Jawab Pengelola Keuangan,
Pengelola PNBP, Pengelola SAI, dan Pengurus/Penyimpan Barang Milik
Negara (BMN) menggunakan akun 521115 dan bagi Pegawai Aparatur
Sipil Negara (Pegawai ASN) dikenakan Pajak Penghasilan Pasal 21
sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2010 dengan tarif:
TARIF PAJAK
GOL Memiliki NPWP Tidak Memiliki NPWP
IV 15% 18%
III 5% 6%
II 0% 0%

2. Tim dan Sekretariat Tim Pelaksana Kegiatan


a. Ketentuan pembentukan Tim Pelaksana Kegiatan sebagai berikut:
1) mempunyai keluaran (output) jelas dan terukur;
2) bersifat koordinatif yang mengharuskan untuk mengikutsertakan
unit Eselon I/Kementerian Negara/Lembaga/Instansi
Pemerintah lainnya. Untuk Satuan Kerja di daerah yang tidak
memiliki mitra kerja Eselon I dapat menyesuaikan dengan
melibatkan Satuan Kerja lain yang terkait;
3) bersifat temporer, pelaksanaannya perlu diprioritaskan;
4) khusus untuk pejabat negara/pegawai Aparatur Sipil Negara
diberikan sepanjang merupakan tugas tambahan di samping
tugas pokoknya sehari-hari;
5) dilakukan…
-9-

5) dilakukan secara selektif, efektif dan efisien; dan


6) tim yang telah terbentuk selama tiga tahun berturut-turut,
dilakukan evaluasi terhadap urgensi dan efektivitas
keberadaan tim dimaksud untuk dipertimbangkan menjadi
tugas dan fungsi suatu unit organisasi.
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
menerima tunjangan kinerja sesuai dengan peraturan perundang-
undangan mengenai tunjangan kinerja dengan tunjangan kinerja
pada kelas jabatan tertinggi lebih besar atau sama dengan
Rp25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah) dan kurang dari
Rp40.000.000,00 (empat puluh juta rupiah) masuk klasifikasi II
dalam pemberian honorarium tim kegiatan, maka pemberian
honorarium Pejabat Negara, Pejabat Eselon I, Pejabat Eselon II,
Pejabat Eselon III, Pejabat Eselon IV, pelaksana, dan pejabat
fungsional dalam satu tahun hanya diperkenankan menerima
honorarium 2 (dua) tim yang bersumber dari DIPA Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional.
Untuk tim yang keanggotaannya berasal dari lintas Eselon I di
lingkungan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional, jumlah orang dalam tim tersebut dibatasi maksimal
sebanyak 25 (dua puluh lima) orang, sedangkan untuk tim yang
keanggotaannya selain berasal dari Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional juga melibatkan Kementerian
Negara/Lembaga lain dapat lebih dari 25 (dua puluh lima) orang
dengan tetap mempertimbangkan prinsip-prinsip pengelolaan
keuangan negara yaitu akuntabilitas, efektif, efisien dengan
memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.
b. Sekretariat Tim Pelaksana Kegiatan yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari tim pelaksana kegiatan. Sekretariat tim pelaksana
kegiatan hanya diperuntukkan untuk menunjang tim pelaksana
aaa.
kegiatan…
-10-

kegiatan yang ditetapkan oleh Presiden/Menteri. Jumlah sekretariat


tim pelaksana kegiatan sebagai berikut:
1) paling banyak 10 (sepuluh) orang untuk tim sekretariat yang
mendukung tim pelaksana kegiatan yang ditetapkan oleh
Presiden;
2) paling banyak 7 (tujuh) orang untuk tim sekretariat yang
mendukung tim pelaksana kegiatan yang ditetapkan oleh
Menteri/Pejabat setingkat Menteri.
c. Pembayaran honorarium tim pelaksana kegiatan per tim dapat
dilakukan dengan cara Uang Persediaan (UP)/Pembayaran Langsung
(LS) ke rekening Bendahara atau rekening bank para penerima
honorarium. Akun yang digunakan adalah 521213.

3. Honorarium Pengadaan Barang/Jasa:


a. Honorarium Pejabat Pengadaan Barang/Jasa diberikan kepada
seseorang yang diangkat oleh Pengguna Anggaran (PA)/KPA sebagai
Pejabat Pengadaan Barang/Jasa untuk melaksanakan pemilihan
penyedia barang/jasa melalui pengadaan langsung, penunjukan
langsung, dan/atau e-purchasing sesuai ketentuan yang berlaku.
Pejabat pengadaan yang bukan pejabat fungsional pengelola
pengadaan barang/jasa maka mendapatkan honorarium setiap
bulan sebesar maksimal Rp680.000,00/bulan, berapa pun jumlah
Satuan Kerja yang dilayani tanpa harus menunggu telah
mengerjakan 30 (tiga puluh) paket pengadaan barang/jasa.
Sedangkan pejabat pengadaan barang/jasa yang telah menjadi
pejabat fungsional pengelola pengadaan barang/jasa diberikan
honorarium setelah mengerjakan 30 (tiga puluh) paket pengadaan
barang/jasa dengan besaran honorarium maksimal
Rp680.000,00/bulan.

PEJABAT…
-11-

Skema pemberian honorarium pejabat pengadaan barang/jasa

b. Honorarium Kelompok Kerja Pemilihan Unit Kerja Pengadaan Barang


dan Jasa (UKPBJ) diberikan kepada seseorang yang diangkat oleh
PA/KPA menjadi Kelompok Kerja Pemilihan di UKPBJ untuk
melaksanakan pemilihan penyedia barang/jasa sesuai ketentuan
yang berlaku. Besaran honorarium satuan per paket (OP) sesuai
pagu pengadaan. Dalam hal anggota Panitia Pengadaan Barang/Jasa
dan Kelompok Kerja UKPBJ telah menerima tunjangan fungsional
pengelola pengadaan barang/jasa, maka honorarium tersebut dapat
diberikan setelah anggota Panitia Pengadaan Barang/Jasa dan
Kelompok Kerja UKPBJ mengerjakan 30 (tiga puluh) paket dan
diberikan maksimal sebesar Rp44.000.000,00 (empat puluh empat
juta rupiah) per orang per tahun.

PANITIA…
-12-

c. Honorarium Perangkat Unit Kerja Pengadaan Barang dan Jasa


(UKPBJ) diberikan kepada Pegawai Aparatur Sipil Negara yang
berdasarkan surat keputusan pejabat yang berwenang diberi tugas
tambahan sebagai perangkat pada UKPBJ. Yang dimaksud dengan
UKPBJ adalah unit yang struktur organisasinya dilekatkan pada unit
organisasi yang sudah ada. Dalam hal UKPBJ sudah merupakan
struktur organisasi tersendiri dan perangkat UKPBJ telah diberikan
remunerasi sesuai ketentuan yang berlaku, maka perangkat UKPBJ
tidak diberikan honorarium.
d. Akun yang digunakan adalah 521213.

3. Honorarium…
-13-

3. Honorarium Kegiatan Pelaksanaan Seminar/Rapat/Sosialisasi/


Diseminasi/Bimtek/Workshop/Sarasehan/Simposium/Lokakarya/FG-
D/Kegiatan Sejenis yang diberikan kepada Pejabat Negara/Pegawai
Aparatur Sipil Negara baik yang dilaksanakan di dalam negeri maupun
di luar negeri yang dilaksanakan secara langsung (offline) maupun
daring (online) melalui aplikasi secara live dan bukan rekaman/hasil
tapping, baik di dalam negeri maupun di luar negeri, tidak termasuk
untuk kegiatan diklat/pelatihan.
a. Honorarium Narasumber/Pembahas
Penunjukan dan pembayaran honorarium Narasumber/Pembahas
dapat diberikan dengan ketentuan:
1) Satuan jam yang digunakan dalam pemberian honorarium
narasumber/pembahas adalah 60 (enam puluh) menit baik
dilakukan secara panel maupun individual;
2) Narasumber berasal dari luar kementerian negara/lembaga
penyelenggara atau dari perguruan tinggi di luar satker
penyelenggara;
3) Khusus Kegiatan Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan, narasumber
dapat diberikan sepanjang berasal dari luar Bagian Anggaran (BA)
penyelenggara;
4) Hanya dapat diberikan oleh satker penyelenggara;
5) Honorarium narasumber/pembahas dapat diberikan dengan
ketentuan sepanjang berasal dari luar unit Kementerian Agraria dan
Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional.
6) Honorarium Narasumber/Pembahas untuk setiap materi pada
kegiatan rapat, seminar, dan sejenisnya diatur sebagai berikut:
(a) Narasumber setingkat pejabat Eselon I dan pejabat Eselon II
dapat membawa maksimal 2 (dua) orang pendamping sebagai
narasumber;

(b) Narasumber…
-14-

(b) Narasumber setingkat pejabat Eselon III dapat membawa


maksimal 1(satu) orang pendamping sebagai narasumber; atau
(c) Narasumber setingkat pejabat Eselon IV ke bawah tanpa
pendamping.
b. Honorarium Moderator
Honorarium Moderator dapat diberikan dengan ketentuan:
1) dilaksanakan secara langsung (offline) maupun daring (online)
melalui aplikasi secara live dan bukan rekaman/hasil tapping baik
di dalam negeri maupun di luar negeri, tidak termasuk untuk
kegiatan diklat/pelatihan.
2) sepanjang berasal dari luar unit Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional.
3) khusus Kegiatan Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan, moderator
dapat diberikan sepanjang berasal dari luar Bagian Anggaran (BA)
penyelenggara;
4) hanya dapat diberikan oleh satker penyelenggara.
c. Honorarium Pembawa Acara
Honorarium Pembawa Acara dapat diberikan dengan ketentuan
apabila dihadiri oleh Menteri/Pejabat Setingkat dengan peserta
kegiatan minimal 300 (tiga ratus) orang dan sepanjang dihadiri dari
luar Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional/Lembaga lainnya/masyarakat baik dilaksanakan secara
langsung (offline) maupun daring (online) melalui aplikasi secara live
dan bukan rekaman/hasil tapping.
d. Honorarium Panitia
Honorarium panitia dapat diberikan dengan ketentuan apabila
peserta yang menjadi sasaran utama kegiatan berasal dari luar
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional/lembaga lainnya/masyarakat serta dilaksanakan secara
langsung (offline).

Dalam…
-15-

Dalam hal pelaksanaan kegiatan memerlukan tambahan panitia yang


berasal dari non-pegawai Aparatur Sipil Negara harus dilakukan
secara selektif dengan mempertimbangkan urgensi, dengan besaran
honorarium mengacu pada besaran honorarium untuk anggota
panitia.
Jumlah panitia yang dapat diberikan honorarium maksimal 10%
(sepuluh persen) dari jumlah peserta dengan mempertimbangkan
efisiensi dan efektivitas. Dalam hal jumlah peserta kurang dari 40
(empat puluh) orang, jumlah panitia yang dapat diberikan
honorarium paling banyak 4 (empat) orang.
Pembayaran honorarium narasumber/pembahas, moderator,
pembawa acara menggunakan akun 522151, sedangkan honor
panitia menggunakan akun 521213.
Honorarium Pegawai ASN dan bukan pegawai ASN kegiatan
Pelaksanaan Seminar/Rapat/Sosialisasi/Diseminasi/Bimtek/
Workshop/Sarasehan/Simposium/Lokakarya/FGD/Kegiatan sejenis
dikenakan Pajak Penghasilan Pasal 21 dengan tarif:
TARIF PAJAK
Uraian
Memiliki NPWP Tidak Memiliki NPWP
Pegawai ASN

Gol. IV 15 % 18 %
Gol. III 5% 6%
Gol. II 0% 0%
Bukan Pegawai ASN

Jumlah Bruto x 50% x Jumlah Bruto x 50%


Penghitungan Tarif pasal 17 ayat (1)*) x (Tarif pasal 17 ayat
(1)*) + 20%)
Keterangan:
*) Lapisan tarif pasal 17 ayat (1):

Lapisan…
-16-

Lapisan Penghasilan Kena Pajak Dipakai


Sampai dengan Rp50.000.000,00 5%
di atas Rp50.000.000,00 s.d. Rp250.000.000,00 15%
di atas Rp250.000.000,00 s.d. Rp500.000.000,00 25%
di atas Rp500.000.000,00 30%

e. Honorarium Narasumber/Pembahas Pakar/Praktisi/Profesional


1) Satuan biaya honorarium narasumber/pembahas pakar/praktisi/
profesional merupakan satuan biaya yang digunakan untuk
perencanaan kebutuhan honorarium narasumber/pembahas
pakar/praktisi/profesional yang mempunyai keahlian/
profesionalisme dalam ilmu/bidang tertentu dalam kegiatan
seminar/rapat/sosialisasi/diseminasi/workshop/sarasehan/simposi-
um/lokakarya Focus Group Discussion/kegiatan sejenis yang
diselenggarakan baik di dalam negeri maupun di luar negeri yang
dilaksanakan secara langsung (offline) maupun daring (online) melalui
aplikasi secara live dan bukan rekaman/hasil tapping.
2) Untuk kegiatan yang diselenggarakan di luar negeri,
narasumber/pembahas dikelompokkan sebagai berikut:

Kelas A : Narasumber/Pembahas Pakar/Praktisi/Profesional yang


disetarakan dengan Menteri, ketua dan wakil ketua
lembaga negara.
Kelas B : Narasumber/Pembahas Pakar/Praktisi/Profesional yang
disetarakan dengan duta besar yang menjabat kepala
perwakilan, pegawai negeri Gol. IV/c ke atas, perwira
tinggi Anggota Polri/TNI, dan anggota lembaga negara.
Kelas C : Narasumber/Pembahas Pakar/Praktisi/Profesional yang
disetarakan dengan pegawai negeri Gol. III/c sampai
dengan Gol. IV/b dan perwira menengah Anggota
Polri/TNI.
Pembayaran...
-17-

Pembayaran honorarium narasumber/pembahas pakar/praktisi


/profesional menggunakan akun 522151.

f. Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri (PPNPN) yang terdiri atas


Asisten Verifikator Berkas, Operator Komputer, Pengelola Aplikasi,
Petugas Teknisi (Mechanical Electrical), Customer Service Officer, Asisten
Pengadministrasian Umum, Tenaga Satpam, Pengemudi, Petugas
Kebersihan, Pramubakti dan Supir.
Penunjukan dan Pembayaran honorarium Asisten Verifikator
Berkas, Operator Komputer, Pengelola Aplikasi, Petugas Teknisi
(Mechanical Electrical), Customer Service Officer, Asisten
Pengadministrasian Umum Tenaga Satpam, Pengemudi, Petugas
Kebersihan, Pramubakti dan Supir dibebankan tiap bulan yang
diberikan hanya kepada non-pegawai Aparatur Sipil Negara yang
ditunjuk untuk melakukan kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya
berdasarkan surat keputusan pejabat yang berwenang/kontrak kerja.
Dalam 1 (satu) tahun anggaran dapat dialokasikan tambahan
honorarium sebanyak 1 (satu) bulan sebagai tunjangan hari raya
keagamaan.
Dalam hal pengadaan dimaksud melalui pihak ketiga/diborongkan,
alokasi honorarium dapat ditambahkan paling banyak sebesar 25%
(dua puluh lima persen) dari satuan biaya di luar seragam dan
perlengkapan. Dalam hal suatu wilayah yang memiliki upah minimum
lebih tinggi dari pada satuan biaya dalam Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 60/PMK.02/2021 tentang Standar Biaya Masukan Tahun
Anggaran 2022, maka satuan biaya ini dapat dilampaui mengacu pada
ketentuan tersebut sepanjang anggaran tersedia dengan mengukur
efisien dan efektivitas.

Dalam…
-18-

Dalam rangka pelaksanaan kewajiban pemberi kerja untuk membayar


iuran/premi jaminan sosial, maka atas Honorarium Asisten Verifikator
Berkas, Operator Komputer, Pengelola Aplikasi, Petugas Teknisi
(Mechanical Electrical), Customer Service Officer, Asisten
Pengadministrasian Umum, Satpam, Pengemudi, Petugas Kebersihan,
Pramubakti dan Supir/upah minimum di suatu wilayah dapat
ditambahkan iuran/premi jaminan sosial sesuai ketentuan yang
berlaku.
Kegiatan perjalanan dinas yang mengikutsertakan PPNPN, untuk tingkat
biaya perjalanan disesuaikan dengan tingkat
pendidikan/kepatutan/tugas yang bersangkutan.
Pembayaran honorarium PPNPN menggunakan akun 521111. Atas
penghasilan PPNPN yang tidak berkesinambungan sesuai Peraturan
Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-16/PJ/2016, dasar pengenaan PPh
Pasal 21 adalah:

Jumlah Bruto x 5% (tarif pasal 17 ayat (1))

g. Honorarium Rohaniawan
Untuk Rohaniawan pembayarannya menggunakan Akun 521213 dan
bagi Rohaniawan yang merupakan pegawai ASN dikenakan Pajak
Penghasilan Pasal 21 sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun
2010 dengan tarif:

TARIF PAJAK
GOL Memiliki NPWP Tidak Memiliki NPWP
IV 15 % 18 %
III 5% 6%
II 0% 0%

Apabila…
-19-

Apabila rohaniawan bukan merupakan pegawai ASN, dikenakan Pajak


Penghasilan Pasal 21 sesuai Peraturan Direktorat Jenderal Pajak Nomor
PER-16/PJ/2016 adalah:

Jumlah Bruto x 50% x 5% (tarif pasal 17 ayat (1))

B. Biaya Konsumsi
Biaya konsumsi rapat dapat diberikan dengan ketentuan:
1. rapat koordinasi dilaksanakan secara langsung (offline) minimal
selama 2 (dua) jam;
2. jika melibatkan unit Eselon II lainnya/kantor vertikal berdasarkan
struktur organisasi, diberikan konsumsi rapat berupa kudapan/snack;
3. jika melibatkan unit Eselon I lainnya/kementerian negara/lembaga
lainnya/instansi pemerintah/masyarakat, diberikan konsumsi rapat
berupa makan dan kudapan/snack.
C. Perjalanan Dinas dalam Negeri
Perjalanan Dinas dilaksanakan dengan memperhatikan prinsip
selektif, ketersediaan anggaran dan kesesuaian dengan pencapaian
kinerja, efisiensi, akuntabilitas pemberian perintah pelaksanaan
perjalanan dinas dan pembebanan biaya perjalanan dinas.
Perjalanan dinas meliputi perjalanan dinas jabatan dan perjalanan
dinas pindah. Surat Edaran ini hanya mengatur perjalanan dinas jabatan
yang melewati batas kota, perjalanan dinas dalam kota sampai dengan 8
(delapan) jam dan dalam kota lebih dari 8 (delapan) jam.
Unsur biaya perjalanan dinas terdiri atas uang harian, uang
representasi, uang transpor (taksi/bus/kereta api/pesawat/moda
transportasi lainnya) dan biaya penginapan.
Satuan biaya tiket termasuk biaya asuransi, tidak termasuk airport
tax, bagasi, dan biaya retribusi lainnya. Uang harian terdiri atas uang
makan, uang transpor lokal, uang saku dan uang representasi
dibayarkan secara lumpsum, sedangkan biaya transpor dibayarkan
berdasarkan…
-20-

berdasarkan metode at cost serta biaya penginapan dibayarkan dengan


memperhatikan tarif tertinggi sesuai Standar Biaya Masukan. Agar
terdapat keseragaman dalam pertanggungjawaban dan adanya efisiensi
dalam pelaksanaannya, perjalanan dinas jabatan dapat dibagi sebagai
berikut:
1. Perjalanan Dinas Jabatan yang Melewati Batas Kota dengan akun
524111
a. Dilengkapi Surat Tugas dan Surat Perjalanan Dinas (SPD) sesuai
dengan format dalam Lampiran XII;
b. Mendapatkan uang harian yang dibayarkan secara lumpsum;
c. Tarif uang representasi Menteri sebesar Rp250.000,00 (dua
ratus lima puluh ribu rupiah), pejabat Eselon I sebesar
Rp200.000,00 (dua ratus ribu rupiah) dan pejabat Eselon II
sebesar Rp150.000,00 (seratus lima puluh ribu rupiah);
d. Satuan biaya taksi adalah biaya transpor menuju
bandara/pelabuhan/terminal/stasiun keberangkatan atau dari
bandara/pelabuhan/terminal/stasiun kedatangan menuju
tempat tujuan di kota kedatangan dan sebaliknya. Satuan biaya
taksi menggunakan metode at cost (sesuai pengeluaran) dengan
bukti pengeluaran yang dapat dipertanggungjawabkan.
e. Transpor menggunakan pesawat udara dibayar dengan
menggunakan metode at cost. Bukti harga tiket adalah sesuai
tarif harga maskapai dengan memperhatikan ketentuan yang
berlaku.
f. Biaya penginapan/hotel dalam rangka perjalanan dinas biasa
dibayar menggunakan metode at cost, dengan memperhatikan
tarif tertinggi pada Standar Biaya Masukan. Untuk perjalanan
dinas jabatan yang dilakukan oleh Menteri maka ajudan Menteri
dapat menginap pada hotel/penginapan yang sama. Dalam hal
biaya penginapan pada hotel/penginapan yang sama tersebut
lebih tinggi dari satuan biaya hotel/penginapan sebagaimana
diatur…
-21-

diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan mengenai Standar


Biaya, maka ajudan Menteri dapat menggunakan fasilitas kamar
dengan biaya terendah pada hotel/penginapan tersebut.
g. Pegawai Aparatur Sipil Negara golongan III ke bawah atau pejabat
struktural Eselon III, Eselon IV dan Eselon V yang melaksanakan
perjalanan dinas bersama-sama dapat diberikan 1 (satu)
kamar hotel untuk berdua, kecuali dalam Tim berbeda jenis
kelamin, biaya penginapan/hotel yang bisa dibayarkan adalah
batas tertinggi penjumlahan tarif pada Standar Biaya Masukan
masing-masing pelaksana perjalanan dinas.
h. Dalam hal pelaksanaan Perjalanan Dinas tidak menggunakan
biaya penginapan atau tidak diperoleh bukti penginapan, kepada
pelaksana perjalanan dinas dapat diberikan biaya penginapan
sebesar 30% (tiga puluh persen) dari tarif hotel di kota tempat
tujuan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan
mengenai Standar Biaya Masukan. Biaya tersebut dibayarkan
secara lumpsum dan masuk perhitungan dalam Daftar
Pengeluaran Riil (DPR).
i. Biaya pembatalan perjalanan dinas dapat dibebankan pada
Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Satuan Kerja
berkenaan dengan ketentuan seperti diatur dalam Pasal 33 ayat
(2) dan ayat (3), Lampiran I dan Lampiran II Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 113/PMK.05/2012 tentang Perjalanan Dinas
Dalam Negeri bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri, dan Pegawai
Tidak Tetap. Dokumen yang harus dilampirkan dalam rangka
pembebanan biaya pembatalan perjalanan dinas jabatan
meliputi:
1) Surat Pernyataan Pembatalan Tugas Perjalanan Dinas
Jabatan dari atasan Pelaksana SPD, atau paling rendah
Pejabat Eselon II bagi Pelaksana SPD di bawah Pejabat Eselon

III…
-22-

III ke bawah, yang dibuat sesuai format Lampiran I Surat


Edaran ini.
2) Surat Pernyataan Pembebanan Biaya Pembatalan Perjalanan
Dinas Jabatan yang ditandatangani oleh PPK sesuai format
Lampiran II Surat Edaran ini.
3) Pernyataan/Tanda Bukti Besaran Pengembalian Biaya
Transpor dan/atau biaya penginapan dari perusahaan jasa
transportasi dan/atau penginapan yang disahkan oleh PPK.
j. Komponen biaya perjalanan dinas jabatan melewati batas kota
dapat dilihat pada Lampiran III.

2. Perjalanan Dinas Jabatan yang Dilaksanakan di Dalam Kota dengan


Akun 524113
Perjalanan dinas jabatan yang dilaksanakan di dalam kota dibedakan:
a. Perjalanan Dinas Jabatan dalam kota yang dilaksanakan sampai
dengan 8 (delapan) jam.
1) Perjalanan Dinas Jabatan dalam kota yang dilaksanakan
sampai dengan 8 (delapan) jam, apabila penugasan yang
dilaksanakan lebih dari 1 tujuan pelaksanaan dinas jabatan
dan merupakan suatu kesatuan penugasan, hanya diberikan
sebesar 1 (satu) kali biaya transpor dalam kota.
2) Bagi pejabat/pegawai yang telah mendapatkan fasilitas
kendaraan dinas sesuai Surat Keputusan penunjukan
pemegang kendaraan bermotor, maka tidak dapat dibayarkan
uang transpor perjalanan dinas jabatan yang dilaksanakan di
dalam kota.
3) Perjalanan dinas dalam kota yang dilaksanakan sampai
dengan 8 (delapan) jam dapat dilakukan tanpa penerbitan
SPD, bukti kehadiran menggunakan form Lampiran IV Surat
Edaran ini. Besaran transpor dalam kota adalah Rp150.000,00
(seratus lima puluh ribu rupiah)/orang/hari diberikan secara
lumpsum dan dalam hal biaya transpor melebihi satuan biaya
tersebut…
-23-

tersebut dapat dibayarkan sesuai bukti riil moda transportasi


yang digunakan (at cost) menggunakan form Lampiran V.
Pegawai ASN yang melaksanakan perjalanan dinas jabatan
yang dilaksanakan di dalam kota sampai dengan 8 (delapan)
jam dapat diberikan uang makan sepanjang pegawai ASN yang
bersangkutan mengisi daftar hadir kerja pada hari kerja
berkenaan.
4) Komponen biaya perjalanan dinas jabatan dalam kota sampai
dengan 8 (delapan) jam dapat dilihat pada Lampiran VI.
b. Perjalanan Dinas Jabatan yang dilaksanakan lebih dari 8 (delapan)
jam.
1) Perjalanan dinas untuk kegiatan dalam kabupaten/kota yang
memerlukan waktu tempuh melebihi 8 (delapan) jam pergi
pulang termasuk pelaksanaan kegiatannya, dilakukan dengan
penerbitan SPD, bukti kehadiran dengan menggunakan form
Lampiran VII Surat Edaran ini.
2) Besaran transpor dalam kota adalah Rp150.000,00 (seratus
lima puluh ribu rupiah)/orang/hari diberikan secara lumpsum
dan dalam hal biaya transpor melebihi satuan biaya tersebut
dapat dibayarkan sesuai bukti riil moda transportasi yang
digunakan (at cost).
3) Uang harian dibayarkan secara lumpsum dengan besaran
sesuai Peraturan Menteri Keuangan mengenai Standar Biaya.
4) Uang representasi untuk Menteri, Pejabat Eselon I dan Pejabat
Eselon II yaitu:
a. Menteri sebesar Rp125.000,00 (seratus dua puluh lima
ribu rupiah);
b. Pejabat Eselon I sebesar Rp100.000,00 (seratus ribu
rupiah);
c. Pejabat Eselon II sebesar Rp75.000,00 (tujuh puluh lima
ribu rupiah).
5) Komponen…
-24-

5) Komponen biaya perjalanan dinas jabatan di dalam kota lebih


dari 8 (delapan) jam dapat dilihat pada Lampiran VIII.
3. Kegiatan Rapat, Seminar dan Sejenisnya
a. Kegiatan rapat, seminar, dan sejenisnya di luar kantor dapat
dilaksanakan di luar kota maupun di dalam kota, menggunakan
metode fullboard/fullday/halfday.
b. Syarat-syarat kegiatan rapat, seminar, dan sejenisnya di luar kantor
adalah sebagai berikut:
1) Dalam rangka penyelesaian pekerjaan yang perlu dilakukan
secara intensif dan bersifat koordinatif yang sekurang-kurangnya
melibatkan peserta dari Kementerian Negara/Lembaga lainnya
yang terkait pelaksanaan tugas dan fungsi/masyarakat;
2) pelaksanaannya memperhatikan prinsip efisiensi dan efektivitas
kerja dengan mendahulukan penggunaan ruang
rapat/aula/serbaguna/sejenisnya, yang dimiliki oleh kantor.
3) penggunaan fasilitas hotel/pertemuan/rapat villa/cottage/resort
dan/atau fasilitas ruang gedung lainnya yang bukan milik
pemerintah dapat dilaksanakan secara selektif dengan
memenuhi kriteria penyelenggaraan sidang/konvensi/konferensi
internasional/workshop/seminar/simposium/sosialisasi/bimbi-
ngan teknis/sarasehan berskala internasional yang
diselenggarakan di dalam negeri.
c. Untuk uang harian dibayarkan secara lumpsum sebesar uang harian
paket meeting fullboard/fullday/halfday sesuai jumlah hari riil
pelaksanaan rapat/pertemuan, dan besaran biaya satuan biaya
paket kegiatan rapat/pertemuan sesuai dengan Peraturan Menteri
Keuangan mengenai Standar Biaya Masukan.
d. Satuan biaya paket kegiatan rapat, seminar dan sejenisnya di luar
kantor menurut pesertanya terbagi dalam 3 (tiga) jenis, yaitu:

1) Kegiatan…
-25-

1) Kegiatan rapat, seminar dan sejenisnya di luar kantor pejabat


Menteri/setingkat Menteri adalah kegiatan rapat, seminar dan
sejenisnya yang melibatkan pejabat Menteri/setingkat Menteri;
2) Kegiatan rapat, seminar dan sejenisnya di luar kantor pejabat
Eselon I/Eselon II adalah kegiatan rapat, seminar dan sejenisnya
yang melibatan pejabat Eselon I/Eselon II/yang disetarakan;
3) Kegiatan rapat, seminar dan sejenisnya di luar kantor pejabat
Eselon III ke bawah adalah kegiatan rapat, seminar dan
sejenisnya yang melibatkan pejabat Eselon III/yang disetarakan.
e. Kegiatan rapat, seminar, dan sejenisnya di luar kantor dilengkapi
dengan:
1) Hasil output kegiatan rapat, seminar, dan sejenisnya berupa
transkrip hasil rapat/notulen rapat/laporan;
2) Surat undangan yang ditandatangani serendah-rendahnya pejabat
setingkat Eselon II/kepala satuan kerja;
3) Surat tugas bagi peserta;
4) Bukti kehadiran perjalanan dinas jabatan paket meeting
fullboard/fullday/halfday (menggunakan form Lampiran IX);
5) Surat Pernyataan (sesuai dengan Lampiran X);
6) SPD dapat dibuat secara kolektif dengan melampirkan daftar
peserta yang telah disahkan oleh PPK pada satuan kerja
penyelenggara (menggunakan form Lampiran XI dan XII).
f. Kegiatan Rapat, Seminar dan Sejenisnya (Fullboard/Fullday/Halfday)
di Luar Kantor di Dalam Kota.

Uraian…
-26-

Uraian Paket Fullboard (Dalam Paket Fullday Paket Halfday


Kota/Luar Kota)

Waktu Sehari penuh dan Minimal 8 jam Minimal 5 jam


Pelaksanaan menginap tanpa menginap

Fasilitas Fasilitas yang diterima Fasilitas yang Fasilitas yang


adalah komponen diterima adalah diterima adalah
paket mencakup komponen paket komponen paket
minuman selamat mencakup mencakup
datang, akomodasi 1 minuman minuman selamat
(satu) malam, makan 3 selamat datang, datang, makan 1
(tiga) kali, rehat kopi makan 1 (satu) (satu) kali, rehat
dan kudapan 2 (dua) kali, rehat kopi kopi dan
kali, ruang pertemuan dan kudapan 2 kudapan 2 (dua)
dan fasilitasnya (dua) kali, ruang kali, ruang
(screen projector, pertemuan dan pertemuan dan
podium, flip chart, fasilitasnya fasilitasnya
white board, standard (screen projector, (screen projector,
sound system, podium, flip podium, flip chart,
microphone, alat tulis, chart, white white board,
air mineral, dan board, standard standard sound
permen). sound system, system,
microphone, alat microphone, alat
tulis, air mineral, tulis, air mineral,
dan permen). dan permen).

Akun 1. Apabila 524114 524114


dibebankan DIPA
penyelenggara:
524114

2. Apabila
dibebankan DIPA
dari luar kota
penyelenggara:
524119

Uang harian 1. Besaran uang Besaran uang Besaran uang


harian untuk harian untuk harian untuk
semua golongan semua golongan semua golongan
peserta peserta peserta
rapat/pertemuan rapat/pertemuan rapat/pertemuan
sama, namun sama, namun sama, namun
berbeda tarif berbeda tarif berbeda tarif
sesuai dengan sesuai dengan sesuai dengan
lokasi provinsi. lokasi provinsi. lokasi provinsi.

Uraian…
-27-

Uraian Paket Fullboard (Dalam Paket Fullday Paket Halfday


Kota/Luar Kota)
2. Pembayaran uang
harian untuk
kegiatan 1 (satu)
paket meeting
fullboard diberikan 2
(dua) hari, untuk
kegiatan 2 (dua)
paket meeting
fullboard diberikan 3
(tiga) hari dan
seterusnya
Peserta dari luar
Kota/Kantor
Wilayah/Kantor
Pertanahan
Kabupaten/Kota: bagi
peserta yang karena
faktor transportasi
memerlukan waktu
tambahan untuk
berangkat/pulang di
luar waktu
pelaksanaan kegiatan
dapat dialokasikan
biaya penginapan dan
uang harian
perjalanan dinas
sesuai ketentuan
Peraturan Perundang-
undangan, untuk 1
(satu) hari sebelum
dan/atau 1 (satu) hari
sesudah pelaksanaan
Uang Transpor a) Uang transpor Uang transpor Uang transpor
peserta peserta peserta
rapat/pertemuan rapat/pertemuan rapat/pertemuan
dari tempat dari tempat dari tempat
penyelenggaraan penyelenggaraan penyelenggaraan
(lokal) sebesar (lokal) sebesar (lokal) sebesar
Rp150.000,00 Rp150.000,00 Rp150.000,00
(seratus lima (seratus lima (seratus lima
puluh ribu puluh ribu puluh ribu
rupiah). rupiah). rupiah).
b) Uang transpor
peserta dari luar
kota adalah at
cost.

a. Akomodasi…
-28-

a. Akomodasi paket fullboard diatur sebagai berikut:


1) Menteri, Pejabat Eselon I dan Pejabat Eselon II ke atas diberikan 1
(satu) kamar untuk 1 (satu) orang. Pejabat Eselon III ke bawah
diberikan 1 (satu) kamar untuk 2 (dua) orang. Satuan biaya paket
fullboard ini digunakan untuk penghitungan biaya paket fullboard
per peserta dengan akomodasi 1 (satu) kamar untuk 2 (dua)
orang. Sedangkan besaran indeks satuan biaya paket fullboard
untuk pejabat Eselon II ke atas sebagaimana tersebut di atas,
dapat diberikan sebesar 1,5 (satu setengah) kali dari satuan biaya
paket fullboard.
2) Untuk paket fullboard yang dilaksanakan oleh tim yang terdiri
atas beberapa unit Eselon I, beban biaya dapat dibebankan
kepada unit penyelenggara atau dibebankan bersama-sama.
b. Apabila menggunakan kerja sama dengan pihak hotel dikenakan
Pajak Penghasilan Pasal 23 dari nilai bruto tidak termasuk Pajak
Pertambahan Nilai. Namun bila menggunakan Event Organizer (EO)
dipungut Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penghasilan Pasal 23
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 141/PMK.03/2015.
c. Komponen perjalanan dinas yang dilakukan di luar kantor
penyelenggara (hotel/tempat lain) untuk kegiatan
fullboard/fullday/halfday dapat dilihat dalam Lampiran XIII.
3. Ilustrasi penggunaan akun perjalanan dinas jabatan dapat dilihat dalam
Lampiran XIV.
4. Biaya Rapid Tes Antigen-Swab/Swab PCR
a. Batasan tarif tertinggi untuk pemeriksaan Rapid Tes Antigen-Swab
sebesar Rp99.000,00 (sembilan puluh sembilan ribu rupiah) untuk di
Pulau Jawa dan Bali, dan sebesar Rp109.000,00 (seratus sembilan
ribu rupiah) untuk di luar Pulau Jawa dan Bali.

b. Batasan…
-29-

b. Batasan tarif tertinggi untuk pemeriksaan Swab PCR sebesar


Rp275.000,00 (dua ratus tujuh puluh lima ribu) untuk di Pulau Jawa
dan Bali, dan Rp300.000,00 (tiga ratus ribu rupiah) untuk di luar
Pulau Jawa dan Bali.
c. Batasan tarif tersebut dapat berubah dengan berpedoman pada
peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh
Menteri/Pimpinan Lembaga Negara yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang Kesehatan.
5. Biaya Paket Data dan Komunikasi
Biaya paket data dan komunikasi hanya dapat diberikan kepada
pegawai yang dalam pelaksanaan tugasnya sebagian besar
membutuhkan komunikasi secara daring (online). Kepada mahasiswa
yang mengikuti kegiatan belajar mengajar secara daring (online) dan
masyarakat yang terlibat dalam kegiatan secara daring (online) yang
bersifat insidental dapat diberikan biaya paket data sesuai kebutuhan
paling tinggi sebesar Rp150.000,00 (seratus lima puluh ribu rupiah) per
orang/bulan.
Catatan:
Pemberian biaya paket data dan komunikasi dilakukan secara selektif
dengan mempertimbangkan intensitas pelaksanaan tugas dan fungsi
penggunaan media daring (online) dan ketersediaan anggaran, dan
sesuai dengan prinsip tata kelola yang baik dan akuntabilitas.
6. Penggunaan Akun COVID-19
Belanja yang menggunakan akun COVID-19 antara lain:
a. Pengadaan Masker dan Hand Sanitizer;
b. Biaya Penyemprotan Disinfektan;
c. Pengadaan Thermogun (nilai manfaat lebih dari 1 tahun dan melebihi
satuan minimum kapitalisasi);
d. Pengadaan Thermogun (nilai manfaat lebih dari 1 tahun dan tidak
melebihi satuan minimum kapitalisasi);

e. Pengadaan…
-30-

e. Pengadaan tempat cuci tangan;


f. Pengadaan lisensi Aplikasi Video Conference;
g. Biaya Karantina /Isolasi Mandiri.
Matriks petunjuk pelaksanaan pemutakhiran akun COVID-19 terdapat
pada Lampiran XXI.

D. Perjalanan Dinas Luar Negeri


Perjalanan Dinas Luar Negeri adalah perjalanan yang dilakukan ke luar
dan/atau masuk wilayah Republik Indonesia, termasuk perjalanan di luar
wilayah Republik Indonesia untuk kepentingan dinas/negara.
Perjalanan dinas luar negeri meliputi perjalanan dinas jabatan dan
perjalanan dinas pindah.
Surat edaran ini hanya mengatur perjalanan dinas jabatan yang
dilaksanakan oleh pelaksana SPD di lingkungan Kementerian Agraria dan
Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional dan luar lingkungan Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional dengan menggunakan
anggaran Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan.
a. Perjalanan Dinas Jabatan dilakukan untuk keperluan sebagai berikut:
1. melaksanakan tugas dan fungsi yang melekat pada jabatan;
2. mengikuti kegiatan magang di luar negeri;
3. melaksanakan Pengumandahan (Detasering);
4. mengikuti konferensi/sidang internasional, seminar, lokakarya, studi
banding, dan kegiatan-kegiatan yang sejenis;
5. mengikuti dan/ atau melaksanakan pameran dan promosi;
6. mengikuti training, pendidikan dan pelatihan, kursus singkat (short
course), penelitian, atau kegiatan sejenis.
b. Perjalanan dinas luar negeri harus dilengkapi dengan Exit Permit atau Izin
Berangkat ke Luar Negeri, Surat Persetujuan dari Presiden/Pejabat yang
ditunjuk, Surat Tugas, Surat Perjalanan Dinas, dan paspor.
c. Komponen yang dapat dibayarkan adalah:

1. Biaya…
-31-

1. Biaya transpor termasuk biaya transportasi ke terminal


bus/stasiun/bandar udara/pelabuhan dan biaya transportasi dari
terminal bus/ stasiun/bandar udara/pelabuhan.
Satuan biaya tiket pesawat perjalanan dinas luar negeri pergi pulang
(PP) yang tercantum dalam Peraturan Menteri Keuangan mengenai
Standar Biaya Masukan merupakan satuan biaya yang digunakan
untuk perencanaan kebutuhan biaya pembelian tiket pesawat udara
dari bandara di Jakarta ke berbagai bandara kota tujuan di luar
negeri pergi pulang (PP). Satuan biaya tiket termasuk biaya asuransi,
tidak termasuk airport tax dan biaya retribusi lainnya.
2. Dalam pelaksanaan anggaran, satuan biaya tiket perjalanan dinas
luar negeri menggunakan metode at cost (sesuai pengeluaran).
3. Biaya aplikasi visa dan biaya lainnya dalam rangka melaksanakan
Perjalanan Dinas sepanjang dipersyaratkan di negara penerima.
4. Uang harian terdiri atas biaya penginapan, uang makan, uang saku
dan uang transportasi lokal.
5. Golongan uang harian untuk perjalanan dinas bersifat rombongan
dan tidak terpisahkan, dapat ditetapkan mengikuti salah satu
golongan uang harian yang memungkinkan pelaksana Surat
Perjalanan Dinas (SPD) menginap dalam 1 (satu) tempat penginapan
yang sama. Dalam hal golongan uang harian bagi pelaksana SPD yang
ditetapkan tidak memungkinkan mereka menginap dalam 1 (satu)
tempat penginapan yang sama, diatur sebagai berikut:
a) masing-masing golongan yang lebih rendah dapat dinaikkan 1
(satu) tingkat di atasnya; atau
b) dalam hal uang harian untuk golongan sebagaimana dimaksud
huruf a tidak mencukupi, golongan uang hariannya dapat
dinaikkan melebihi 1 (satu) tingkat di atasnya.

6. Tambahan…
-32-

6. Tambahan uang harian dalam hal terdapat hambatan transportasi


dapat diberikan dengan ketentuan:
a) Dibayarkan 30% (tiga puluh persen) dalam hal biaya penginapan
dan/atau makan ditanggung oleh penyedia Moda Transportasi;
b) Dibayarkan 100% (seratus persen) dalam hal biaya penginapan
dan makan tidak ditanggung oleh penyedia Moda Transportasi;
c) Uang harian suami/istri, bagi istri/suami pejabat negara, PNS,
anggota TNI, anggota Polri dan pejabat lainnya yang diizinkan
untuk ikut serta dalam perjalanan dinas jabatan diberikan uang
harian paling tinggi 80%;
d) Dalam hal biaya akomodasi disediakan oleh pengundang/pihak
penyelenggara/pihak di luar negeri kepada pelaksana SPD yang
melaksanakan perjalanan dinas diberikan uang harian paling
tinggi 30% dari tarif uang harian.
7. Uang representasi
d. Perhitungan waktu perjalanan yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas
pergi-pulang:
1. lama perjalanan 1 (satu) sampai dengan 24 (dua puluh empat) jam
dihitung 1 (satu) hari;
2. lama perjalanan 25 (dua puluh lima) sampai dengan 48 (empat puluh
delapan) jam dihitung 2 (dua) hari;
3. lama perjalanan 49 (empat puluh sembilan) sampai dengan 72 (tujuh
puluh dua) jam dihitung 3 (tiga) hari. Diberikan juga uang harian
paling tinggi 40% dari tarif uang harian.
e. Perjalanan dinas luar negeri menggunakan akun 524211/
524212/524219.

E. Pembayaran Tagihan kepada Penyedia Barang dan Jasa


Untuk keseragaman pertanggungjawaban tagihan kepada penyedia
barang dan jasa, perlu disampaikan beberapa hal sebagai berikut:

1. Bentuk…
-33-

1. Bentuk bukti pertanggungjawaban untuk pengeluaran/pembiayaan:


b. Sampai dengan Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) dilengkapi
berkas:
1) bukti pembelian (faktur pembelian/nota pembelian/dan bukti-
bukti lain sejenisnya); dan
2) Faktur pajak/faktur barang/Surat Setoran Pajak (SSP).
c. Untuk biaya di atas Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) sampai
dengan Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) berupa kuitansi
yang telah ditandatangani oleh penyedia barang/jasa dan PPK,
sesuai format Lampiran XV dan dilengkapi berkas:
1) Faktur barang; dan
2) Faktur pajak/Surat Setoran Pajak (SSP).
d. Untuk pengeluaran pengadaan barang/jasa di atas Rp50.000.000,00
(lima puluh juta rupiah) sampai dengan Rp200.000.000,00 (dua
ratus juta rupiah) dan Jasa Konsultasi sampai dengan
Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah) berupa Surat Perintah Kerja
(SPK), dilengkapi berkas:
1) Kuitansi yang telah ditandatangani oleh penyedia barang/jasa
dan PPK sesuai format Lampiran XV;
2) Faktur barang;
3) Faktur pajak/Surat Setoran Pajak (SSP);
4) Jaminan yang dikeluarkan oleh Bank atau lembaga keuangan
lainnya (apabila dipersyaratkan);
5) Surat Kuasa (apabila dipersyaratkan);
6) Berita Acara Pembayaran;
7) Surat permohonan pembayaran;
8) Berita Acara Serah Terima Pekerjaan/Barang;
9) Bukti penyelesaian pekerjaan lainnya sesuai ketentuan;
10) Berita Acara Pemeriksaan Hasil Pekerjaan;

11) Referensi…
-34-

11) Referensi Bank yang menunjukkan nama dan nomor rekening


penyedia barang/jasa;
12) Berkas perizinan pihak ketiga *);
13) Kartu Pengawasan Kontrak (Karwas); dan
14) Nomor Register Kontrak (NRK).
e. Pembiayaan untuk pengadaan barang/jasa lebih dari
Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dan jasa konsultasi lebih
dari Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah) dengan Kontrak/Surat
Perjanjian, dilengkapi berkas:
1) Kuitansi yang telah ditandatangani oleh penyedia barang/jasa
dan PPK sesuai format Lampiran XV;
2) Faktur barang;
3) Faktur pajak/Surat Setoran Pajak (SSP);
4) Jaminan yang dikeluarkan oleh Bank atau lembaga keuangan
lainnya (apabila dipersyaratkan);
5) Surat Kuasa (apabila dipersyaratkan);
6) Berita Acara Pembayaran;
7) Surat permohonan pembayaran;
8) Berita Acara Serah Terima Pekerjaan/Barang;
9) Bukti penyelesaian pekerjaan lainnya sesuai ketentuan;
10) Berita Acara Pemeriksaan Hasil Pekerjaan;
11) Referensi Bank yang menunjukkan nama dan nomor rekening
penyedia barang/jasa;
12) Berkas perizinan pihak ketiga *);
13) Kartu Pengawasan Kontrak (Karwas); dan
14) Nomor Register Kontrak (NRK).
Keterangan:
*) sebagai dasar melakukan pemotongan atau pemungutan PPH, PPN

2. Bea Meterai…
-35-

2. Bea Meterai
Bukti pertanggungjawaban bea meterai mulai tahun 2021 menjadi
tarif tunggal sebesar Rp10.000,00.
3. Pengenaan Pajak
a. PPN
Pembelian barang dan perolehan jasa dari pihak ketiga/rekanan
(Pengusaha Kena Pajak /PKP) yang dibayar oleh bendahara dengan
nilai transaksi di atas Rp2.000.000,00 (dua juta rupiah) dikenakan
PPN sebesar 10%.
Contoh: pembelian alat tulis kantor, penunjang komputer,
penggandaan, penjilidan, pemeliharaan gedung, pembelian seragam
untuk keperluan dinas, pembelian komputer, pembelian mesin
absensi Pegawai, perolehan jasa konstruksi, perolehan jasa
pemasangan mesin absensi, perolehan jasa perawatan AC kantor,
perolehan jasa atas tenaga keamanan dan tagihan lainnya yang
menurut ketentuan harus dikenakan PPN.
Transaksi pembelian barang dan perolehan jasa dari pihak ketiga
yang tidak perlu dipungut PPN oleh bendahara yaitu:
1) Pembayaran yang jumlahnya paling banyak Rp2.000.000,00 (dua
juta rupiah) dan tidak merupakan pembayaran yang terpecah-
pecah;
2) Dengan Kartu Kredit Pemerintah;
3) Pembayaran atas rekening telepon/air/listrik;
4) Pembayaran atas penyerahan Bahan Bakar Minyak dan Bukan
Bahan Bakar Minyak oleh PT Pertamina (Persero);
5) Jasa perhotelan;
6) Jasa pendidikan;
7) Katering;
8) Jasa angkutan umum; dan

9) Pembayaran…
-36-

9) Pembayaran lainnya untuk penyerahan barang atau jasa yang


menurut ketentuan perundang-undangan yang berlaku tidak
dikenakan Pajak Pertambahan Nilai.

b. PPh Pasal 22
Pembelian barang dengan nilai pembelian di atas Rp2.000.000,00
(dua juta rupiah) dan pemecahan nilai pembelian atas suatu
transaksi yang menjadi satu kesatuan tersebut, walaupun nilai
transaksi pembelian yang terpisah kurang dari Rp2.000.000,00 (dua
juta rupiah) namun tetap dilakukan pemungutan PPh Pasal 22
sebesar 1,5%. Apabila pihak ketiga tidak mempunyai NPWP
dikenakan tarif sebesar 3%.
Contoh: pembelian komputer, mebel, mobil dinas, ATK, penunjang
komputer dan barang lainnya oleh Pemerintah kepada Wajib Pajak
penjual barang.
Transaksi pembelian barang dan perolehan jasa dari pihak ketiga
yang tidak perlu dipungut PPh Pasal 22 oleh bendahara yaitu:
1) pembelian barang dengan nilai pembelian paling banyak
Rp2.000.000,00 (dua juta rupiah) dengan tidak dipecah-pecah
dalam beberapa faktur;
2) dengan Kartu Kredit Pemerintah;
3) pembelian bahan bakar minyak, listrik, gas, pelumas, air
minum/PDAM dan benda-benda pos.
c. PPh Pasal 23
Pemotongan PPh Pasal 23 adalah cara pelunasan pajak dalam tahun
berjalan melalui pemotongan pajak atas penghasilan yang
dibayarkan oleh bendahara kepada pihak lain, sebesar 2%. Apabila
pihak ketiga tidak mempunyai NPWP dikenakan tarif sebesar 4%.

d. PPh…
-37-

d. PPh pasal 4 ayat (2)


Pemotongan atau pemungutan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 4 ayat
(2) adalah cara pelunasan pajak dalam tahun berjalan antara lain
melalui pemotongan atau pemungutan pajak yang bersifat final atas
penghasilan tertentu yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
Apabila pihak ketiga tidak mempunyai NPWP dikenakan tarif 100%
lebih tinggi dari tarif pajak terutang. Skema pajak PPh pasal 4 ayat
(2) terdapat pada Lampiran XVI.

e. Pajak PP Nomor 23 Tahun 2018


Mengganti Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 tentang
Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau
Diperoleh Wajib Pajak yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu, yang
terdahulu tarif PPh final 1% (satu persen) menjadi 0,5 % (nol koma
lima persen). Besaran pengenaan pajak PPh Pasal 4 ayat (2) terdapat
pada Lampiran XVI.

f. Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional


tidak melakukan pemotongan dan/atau pemungutan Pajak
Penghasilan untuk setiap transaksi yang merupakan objek
pemotongan dan/atau pemungutan Pajak Penghasilan yang tidak
bersifat final apabila telah menerima fotokopi Surat Keterangan
Bebas Pemotongan dan/atau Pemungutan PPh Pasal 21/Pasal
22/Pasal 23 yang telah dilegalisasi oleh Kantor Pelayanan Pajak
tempat Wajib Pajak menyampaikan kewajiban Surat Pemberitahuan
Tahunan.
g. Dengan diimplementasikannya MPN G-2, penyetoran pajak khusus
pembayaran Uang Persediaan/UP dapat dilakukan dengan
memanfaatkan fasilitas-fasilitas elektronik yang telah disediakan
Direktorat Jenderal Pajak. Salah satu fasilitas tersebut adalah sistem
pembayaran elektronik (billing system) yang memudahkan
penyetoran pajak. Penyetoran pajak melalui sistem pembayaran

elektronik…
-38-

elektronik (billing system) dapat dilakukan melalui 2 kanal sistem


pembayaran elektronik yaitu sse.pajak.go.id dan
djponline.pajak.go.id.
h. Setelah melakukan penyetoran selanjutnya Bendahara Pengeluaran
melaporkan pajak yang telah disetor. Pelaporan pajak dapat
berbentuk dokumen elektronik yang dilaporkan melalui ebupot
unifikasi pada https://ebupotip.pajak.go.id/. Dalam hal Bendahara
tidak atau terlambat melapor dalam jangka waktu yang telah
ditentukan, maka sanksi administrasi adalah dikenai denda sebesar:
1. Rp500.000,00 untuk SPT Masa PPN.
2. Rp100.000,00 untuk SPT Masa Lainnya.
3. Rp100.000,00 untuk SPT Tahunan PPh WP OP.

F. Pembayaran APBN Sebelum Barang/Jasa Diterima


Khusus untuk pembayaran pembuatan komitmen dalam rangka
pengadaan barang/jasa berlaku ketentuan sebagai berikut:
1. Pembayaran tidak boleh dilakukan sebelum barang/jasa diterima;
2. Dalam hal pengadaan barang/jasa yang karena sifatnya harus
dilakukan pembayaran terlebih dahulu, pembayaran atas beban
APBN dapat dilakukan sebelum barang/jasa diterima meliputi:
a. pemberian uang muka kerja;
b. sewa menyewa (tanah, bangunan, kendaraan, peralatan, dan
mesin, jaringan/akses untuk operasionalisasi piranti lunak)
untuk memenuhi kebutuhan operasional Satker;
c. jasa asuransi dan/atau pengambil alih risiko;
d. kontrak penyelenggaraan beasiswa;
e. pekerjaan pemeliharaan (pekerjaan pemeliharaan yang
merupakan masa uji coba dan atau pemeriksaan atas hasil
pelaksanaan pekerjaan pokok, dan atas segala cacat kerusakan
kekurangan yang terjadi selama masa tersebut menjadi tanggung
jawab penyedia barang/jasa);

f. pemasangan…
-39-

f. pemasangan atau penambahan daya listrik oleh perusahaan


listrik negara;
g. pengadaan jurnal asing yang dibayarkan dengan uang persediaan
(dalam hal penyedia barang jasa mempersyaratkan pembayaran
terlebih dahulu); dan/atau
h. pengadaan barang/jasa secara elektronik yang dibayarkan dengan
uang persediaan (dalam hal penyedia barang jasa
mempersyaratkan pembayaran terlebih dahulu).
3. Pembayaran sebelum barang dan/atau jasa diterima juga dilakukan
untuk tagihan pihak ketiga yang diajukan kepada KPPN pada akhir
tahun anggaran sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan yang
mengatur mengenai pedoman pelaksanaan penerimaan dan
pengeluaran negara pada akhir tahun anggaran;
4. Pembayaran atas beban APBN sebagaimana dimaksud pada angka 2
dilakukan setelah penyedia barang/jasa menyampaikan jaminan atas
uang pembayaran yang akan dilakukan;
5. Jaminan sebagaimana dimaksud dalam angka 4 dapat berupa :
a. Surat jaminan (Garansi Bank/Surety Bond);
b. Surat Pernyataan Kesanggupan Penyedia Barang/Jasa (SPKPBJ);
atau
c. Komitmen penyedia barang jasa.
6. Surat Jaminan/(Garansi Bank/Surety Bond) diterbitkan oleh Bank,
Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Penjaminan.
a. Syarat Umum Surat Jaminan sebagai berikut:
1) Menggunakan bahasa Indonesia.
2) Diterbitkan oleh Penjamin yang berkedudukan atau memiliki
perwakilan operasional di Indonesia.
3) Masa berlaku surat jaminan paling singkat sampai dengan
berakhirnya pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan dalam
kontrak.

4) Masa…
-40-

4) Masa pengajuan klaim oleh penerima surat jaminan paling


singkat 30 hari kalender setelah berakhirnya masa berlaku
surat jaminan.
5) Masa pembayaran dari penjamin kepada Penerima jaminan
paling lama 14 hari kerja tanpa syarat setelah diterimanya
pengajuan klaim dari penerima jaminan.
6) Nilai surat jaminan paling sedikit sama dengan nilai pembayaran
kepada penyedia B/J.
7) Dalam pembayaran klaim mengacu kepada Pasal 1832 KUH
Perdata dengan mengesampingkan Pasal 1831 KUH Perdata.
8) Memuat klausul bahwa surat jaminan bersifat Mudah Dicairkan
dan Tidak Bersyarat (Unconditional).
b. Syarat Khusus Surat Jaminan dari Perusahaan Asuransi,
Perusahaan Penjaminan, dan/atau Konsorsium telah dicatat
produknya dan telah mendapatkan izin dari OJK.
c. Surat Jaminan paling sedikit harus memuat:
1) Nama dan alamat penerima jaminan (obligee);
2) Penyedia barang/jasa yang ditunjuk terjamin (principal);
3) Hak penjamin;
4) Nama paket kontrak pekerjaan;
5) Nilai surat jaminan dalam angka dan huruf;
6) Kewajiban pihak penjamin untuk mencairkan surat jaminan
dengan segera kepada penerima jaminan (obligee);
7) Masa berlaku surat jaminan;
8) Dalam pembayaran klaim mengacu kepada Pasal 1832 Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata dengan mengesampingkan
Pasal 1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata; dan
9) Tanda tangan penjamin.

d. Kriteria…
-41-

d. Kriteria Jaminan telah memenuhi persyaratan mudah dicairkan


dan tidak bersyarat (unconditional) tersebut harus dituangkan
dalam surat pernyataan Penerbit Jaminan sebagai lampiran dari
Surat Jaminan sesuai dengan Lampiran XVII.
e. Pengajuan tagihan pembayaran dari penyedia barang dan jasa
kepada PPK yang menggunakan Surat Jaminan (Garansi
Bank/Surety Bond) disertai dengan:
1) surat pernyataan bahwa jaminan telah sesuai kriteria;
2) surat kuasa klaim dari KPA/PPK kepada Kepala KPPN (khusus
jaminan akhir TA).
Persyaratan tersebut di atas digunakan sebagai lampiran SPP dan
SPM yang menggunakan Surat Jaminan (Garansi Bank/Surety
Bond).
f. PPSPM melakukan pengujian atas keaslian dan keabsahan
Jaminan.
g. PPSPM melakukan pengujian dengan cara konfirmasi secara tertulis
kepada penjamin atau melalui laman resmi yang disediakan oleh
penjamin.
h. Surat Jaminan (Garansi Bank/Surety Bond) dikembalikan paling
lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah selesai digunakan
(BAST).
i. Penatausahaan dan pengawasan Surat Jaminan (Garansi
Bank/Surety Bond) diatur sebagai berikut:
1) Asli Jaminan Pembayaran akhir tahun oleh KPPN;
2) Asli jaminan pembayaran uang muka dan jaminan pembayaran
pemeliharaan dilakukan oleh Satker (pada PPSPM).

7. Surat…
-42-

7. Surat Pernyataan Kesanggupan Penyedia Barang/Jasa (SPKPBJ)


SPKPBJ adalah pernyataan yang diterbitkan/dibuat oleh penyedia
barang/jasa yang memuat jaminan atau pernyataan kesanggupan
untuk mengembalikan kepada negara dalam hal penyedia barang/jasa
tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana diatur dalam
kontrak/perjanjian/bentuk perikatan lainnya.
a) Jaminan berupa SPKPBJ digunakan untuk kegiatan:
1) sewa menyewa yang nilainya lebih dari Rp50.000.000,00 (lima
puluh juta rupiah);
2) jasa asuransi dan/atau pengambil alih risiko yang nilainya lebih
dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah);
3) pemasangan atau penambahan daya listrik oleh perusahaan
listrik negara.
b) Penggunaan SPKPBJ untuk kegiatan jasa asuransi dan/atau
pengambil alih risiko adalah pembayaran kegiatan jasa
asuransi/pengambil alih risiko untuk:
1) pegawai non-pegawai yang melaksanakan tugas tertentu
dan/atau yang memenuhi kriteria tertentu sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang undangan;
2) memberikan perlindungan terhadap aset barang milik negara
sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan
mengenai pengasuransian barang milik negara; dan/atau
3) penugasan tertentu dari pemerintah kepada Perusahaan
Asuransi.

c) SPKPBJ digunakan sebagai lampiran SPP atas pembayaran tagihan


tersebut di atas pada huruf a.
d) PPSPM menguji, melakukan konfirmasi SPKPBJ kepada penyedia
barang dan jasa, menatausahakan dan melakukan pengawasan
atas SPKPBJ tersebut.
e) Format SPKPBJ terdapat pada Lampiran XVIII.
8. Komitmen…
-43-

8. Komitmen penyedia barang/jasa.


Jaminan berupa komitmen penyedia barang/jasa digunakan untuk
kegiatan:
a) kontrak penyelenggaraan beasiswa kepada penyelenggara beasiswa
yang tidak termasuk dalam skema bantuan pemerintah
(dilaksanakan kepada penerima beasiswa, Jaminan pembayaran
dilengkapi dengan komitmen dari penerima beasiswa tersebut);
b) sewa menyewa dengan nilai sampai dengan Rp50.000.000,00 (lima
puluh juta rupiah);
c) jasa asuransi dan/atau pengambil alih risiko dengan nilai sampai
dengan Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah);
d) pengadaan jurnal asing yang dibayar dengan uang persediaan; dan
e) pengadaan barang/jasa secara elektronik yang dibayar dengan uang
persediaan.
Komitmen penyedia barang/jasa digunakan sebagai lampiran
pengajuan tagihan dari Penyedia Barang/Jasa kepada PPK. PPK
menguji pencantuman komitmen penyedia dalam perikatan dan
mengawasi terpenuhinya komitmen.

G. Penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan Penyetoran


Pengembalian Belanja
Dalam rangka mempercepat proses penyetoran PNBP dan
Penyetoran Pengembalian Belanja serta percepatan proses Rekonsiliasi
Internal/Eksternal, diatur hal-hal sebagai berikut:
1) Penyetoran pendapatan PNBP agar memperhatikan kode Bagian
Anggaran/Unit Organisasi/Satuan Kerja/Fungsi/Subfungsi/Program/
Kegiatan/Output/Lokasi dan akun pendapatan;
2) Pengembalian belanja ke Kas Negara agar memperhatikan Kode Bagian
Anggaran/Unit Organisasi/Satuan Kerja/Fungsi/Subfungsi/Program/
Kegiatan/Lokasi sesuai SPP/SPM pengeluaran belanja tersebut;

3) Proses…
-44-

3) Proses penyetoran tersebut di atas agar dilakukan melalui Aplikasi


SIMPONI (Sistem Informasi PNBP Online). SIMPONI adalah merupakan
sistem billing yang dikelola oleh Direktorat Jenderal Anggaran
Kementerian Keuangan untuk memfasilitasi pembayaran/penyetoran
PNBP dan penerimaan nonanggaran;
4) SIMPONI memberi kemudahan bagi Wajib Bayar/Wajib Setor untuk
membayar/menyetor PNBP dan penerimaan nonanggaran melalui
berbagai channel pembayaran seperti teller (Over The Counter), ATM
(Automatic Teller Machine), EDC (Electronic Data Capture), maupun
internet banking.
H. Pengaturan Lainnya
1. Bukti Pertanggungjawaban (Evidence)
Bukti Pertanggungjawaban (Evidence) Surat Tugas dalam pekerjaan
lapang, khususnya kegiatan Penyuluhan, Pengukuran lapang minimal
memuat uraian: Nama Petugas, NIP Petugas, Jabatan Petugas dalam
Kegiatan, Lokasi dan Volume, Waktu (mulai dan selesai)/Lama
Pelaksanaan, dan Lampiran XXII (surat tugas dan bentuk nominatif
daftar pembayaran).
2. Pertanggungjawaban Perjalanan Dinas
Pelaksana SPD mempertanggungjawabkan pelaksanaan perjalanan
dinas kepada pemberi tugas dan biaya perjalanan dinas kepada PPK
paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah perjalanan dinas dilaksanakan.
3. Rincian Anggaran Biaya (RAB), Kerangka Acuan Kerja (KAK) dan
Standar Biaya
Dalam rangka pelaksanaan anggaran khususnya pada kegiatan
layanan pertanahan terutama layanan yang memerlukan biaya
operasional lapangan maupun kegiatan non layanan pertanahan,
template kegiatan agar mengacu pada Rincian Anggaran Biaya (RAB)
dan Kerangka Acuan Kerja (KAK)/Term of Reference (TOR) yang dapat

dilihat…
-45-

dilihat dan diunduh pada tautan


https://linktr.ee/PenyusunanPaguAlokasi2022 pada folder
SBK/TemplateRAB, sementara mekanisme pencairan anggarannya
tetap memperhatikan standar biaya yang berlaku;
4. Revisi Anggaran
a. Revisi anggaran bertujuan untuk meningkatkan efektivitas, kualitas
belanja, dan pemanfaatan penggunaan anggaran;
b. Jika target suatu kegiatan sudah tercapai namun masih terdapat
sisa anggaran maka satker agar melakukan optimalisasi dengan
prioritas menambah volume kegiatan dan kebutuhan untuk
mendukung output tersebut dengan memperhatikan ketentuan
revisi anggaran;
c. Revisi kegiatan operasional layanan untuk belanja kegiatan lain
dapat dilakukan setelah satker mendapatkan persetujuan dari
Dirjen teknis terkait.
Contoh:
Revisi pemanfaatan anggaran sumber dana PNBP yang berpotensi
tidak terserap karena perubahan kebijakan, kebutuhan ATK yang
sudah tercukupi, dan lain-lain dapat diubah untuk kegiatan
prioritas.
c. Tata Cara Revisi Anggaran Tahun 2022 mengacu pada Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 199/PMK.02/2021;
d. Salah satu bagian untuk penilaian Indikator Kinerja Pelaksanaan
Anggaran (IKPA) Satker adalah bobot Revisi Anggaran.
5. Pembayaran Tunjangan Kinerja, Uang Makan dan Uang Lembur Bulan
Desember
Pembayaran tunjangan kinerja, uang makan dan uang lembur bulan
Desember dapat dibayarkan pada bulan Desember sepanjang pagu
anggaran tersedia dalam DIPA tahun berjalan. Pengaturan lebih lanjut
terkait pembayaran tersebut menyesuaikan ketentuan langkah-langkah
akhir tahun yang diterbitkan Kementerian Keuangan.
6. Pengelolaan…
-46-

6. Pengelolaan Hibah
a. Pengelolaan Hibah diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan
Republik Indonesia Nomor 99/PMK.05/2017 Tanggal 18 Juli 2017
tentang Administrasi Pengelolaan Hibah;
b. Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Hibah diatur dalam Peraturan
Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 271/PMK.05/2014
Tanggal 31 Desember 2014 tentang Sistem Akuntansi Dan
Pelaporan Keuangan Hibah.
7. Pinjaman atau Hibah Luar Negeri (PHLN) Program Percepatan Reforma
Agraria (PPRA)
Tata cara penganggaran, pelaksanaan, pertanggungjawaban, dan
pelaporan dana Pinjaman atau Hibah Luar Negeri (PHLN) Program
Percepatan Reforma Agraria (PPRA) mengacu pada Petunjuk Teknis
Nomor 2/Juknis-100.03.02/II/2021 Tanggal 17 Februari 2021 tentang
Tata Cara Penganggaran, Pelaksanaan, Pertanggungjawaban, dan
Pelaporan Dana Pinjaman atau Hibah Luar Negeri (PHLN).
8. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)
a. Metode Belanja terkait layanan PNBP dengan tarif 0 Rupiah
Penerimaan 0 rupiah tidak serta merta mengartikan belanja
operasional layanan juga 0 rupiah. Belanja Operasional layanan di
cairkan berdasarkan adanya permohonan terhadap layanan (baik
diberikan tarif 0 maupun tarif normal). Untuk itu belanja
operasional layanan terhadap layanan dengan penerimaan 0 rupiah,
dilakukan sama dengan pekerjaan lainnya yang tarifnya normal
sesuai dengan aturan yang berlaku untuk menghasilkan output
layanan dimaksud.
b. Pembayaran Belanja dengan Sumber Dana PNBP
Perubahan struktur sumber dana terhadap kegiatan prioritas
nasional yang menggunakan sumber dana PNBP memerlukan
pengaturan prioritas pembayaran belanja PNBP. Satker agar
menggunakan sumber dana PNBP terutama untuk prioritas kegiatan
sebagai berikut:
1) Belanja…
-47-

1) Belanja Operasional Layanan;


2) Belanja Kegiatan Prioritas Nasional seperti: PTSL, Redistribusi
Tanah, dan lain-lain (Daftar Lengkap pada Lampiran XXIII);
3) Kegiatan Dukungan Manajemen untuk mendukung operasional
layanan perkantoran seperti listrik, air, internet, lisensi, sarana
internal, prasarana internal, dan lain-lain;
4) Kegiatan lainnya.
c. Setoran PNBP Fungsional
Menindaklanjuti surat Direktur Jenderal Anggaran Nomor S-
7/AG/AG.7/2021 Tanggal 11 Januari 2021 hal Penyampaian
Rencana PNBP Kementerian/Lembaga dalam RAPBN TA, maka di
tahun 2022 terhadap:
1) Seluruh setoran atas PNBP Fungsional pada Kementerian Agraria
dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional wajib disetor oleh
pemohon layanan pertanahan berdasarkan Surat Perintah Setor
(SPS) yang dicetak dari Aplikasi Komputerisasi Kegiatan
Pertanahan (KKP). Pada SPS tersebut telah tercantum jenis
layanan yang dimintakan serta kode billing dengan nominal
setoran yang harus disetorkan oleh pemohon layanan
pertanahan, dengan ketentuan:
a) Satker Pusat menggunakan kode satker 429621;
b) Satker Daerah menggunakan kode masing-masing satker;
2) Kepala Satker agar menunjuk Pejabat/Petugas sebagai kontak
informasi terkait PNBP di satkernya dalam hal konfirmasi data
PNBP dengan tugas antara lain:
a) Memonitor penerimaan;
b) Mencatat penerimaan;
c) Merekapitulasi penerimaan;
d) Melaporkan penerimaan ke KPPN;
e) Memastikan pencatatan dalam Laporan Keuangan.

9. Kegiatan…
-48-

9. Kegiatan Direktorat Jenderal Penetapan Hak dan Pendaftaran Tanah


a. Pengaturan Pembiayaan Honor Sidang Panitia A Kegiatan PTSL
Dalam rangka pembiayaan Honor Sidang Panitia A Kegiatan PTSL,
pembiayaan sebesar Rp28.000,00 kepada 7 orang panitia, dengan
ketentuan per orang dibayarkan sebesar Rp4.000,00 sesuai
penyetaraan analisis biaya berdasarkan PMK Standar Biaya
Masukan. Pembiayaan Honor Sidang Panitia A menggunakan akun
521213, dan dikenakan potongan PPh Pasal 21.
b. Pengaturan Tim Peneliti Tanah
Dengan telah diterbitkannya Peraturan Menteri Agraria dan Tata
Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 18 Tahun 2021
tentang Tata Cara Penetapan Hak Pengelolaan dan Hak Atas Tanah,
maka:
1) Pemeriksaan tanah dilakukan oleh:
a. Panitia A;
b. Panitia B; dan
c. Petugas Konstatasi;
tidak lagi mengatur tentang Tim Peneliti Tanah.
2) Dalam rangka kegiatan Layanan Pendaftaran Tanah dengan tarif
0 Rupiah untuk sertipikasi tanah aset Instansi Pemerintah dan
Pemerintah Daerah, yang semula dilaksanakan pemeriksaan
tanahnya oleh tim peneliti tanah dengan tarif sesuai ketentuan
Pasal 9 Peraturan Pemerintah Nomor 128 Tahun 2015, maka
untuk selanjutnya kegiatan pemeriksaan tanah dilaksanakan
oleh Panitia A dan sesuai dengan pasal 22 ayat (1) Peraturan
Pemerintah Nomor 128 tahun 2015 dan Surat Edaran Sekretaris
Jenderal Nomor KU.01.04/1301-100/VIII/2020 tanggal 19
Agustus 2020 mengenai Pengenaan Tarif Rp0,00 (nol rupiah)
Untuk Sertipikasi Tanah Aset Instansi Pemerintah dan
Pemerintah Daerah menyatakan tarif Pelayanan Pemeriksaan
Tanah oleh Panitia A atau oleh Petugas Konstatasi sebesar
Rp0,00 (nol rupiah).
3) Dalam…
-49-

3) Dalam rangka pelaksanaan anggaran, Satker terlebih dahulu


melakukan revisi POK dengan merubah detail dari Tim Peneliti
Tanah menjadi Panitia Pemeriksaan Tanah A atau Panitia A
(termasuk yang dikenakan tarif 0 rupiah);
10. Kegiatan Direktorat Jenderal Survei dan Pemetaan Pertanahan dan
Ruang
a. Pengaturan kegiatan Pelantikan dan Pengambilan Sumpah Surveyor
Berlisensi
. Kegiatan pelantikan dan pengambilan sumpah harus dilaksanakan
kurang dari 90 (sembilan puluh) hari kalender sejak Surat
Keputusan Pengangkatan di terbitkan. Berikut contoh template
Rincian Kertas Kerja:

Contoh perhitungan:
Jika ada permohonan pelantikan sebanyak 10 orang maka jumlah
PNBP yang akan disetor sejumlah 10 orang x Rp100.000,00 =
Rp1.000.000,00, dari jumlah tersebut dapat digunakan untuk biaya
operasional sebesar 84 % atau Rp840.000,00.
Apabila jumlah peserta pelantikan kurang dari 10 orang, maka
kegiatan tetap dapat dilaksanakan dan dipertanggungjawabkan
secara keuangan. Serta dimungkinkan untuk dilakukan kegiatan
pelantikan lebih dari satu kali dalam satu tahun anggaran yang
sama dengan terlebih dahulu melakukan revisi anggaran dan selama
MP masih tersedia.
b. Pelayanan…
-50-

b. Pelayanan Pemetaan Tematik Kawasan Skala 1:10.000


Kegiatan Layanan Pemetaan Tematik Kawasan Skala 1:10.000
dilaksanakan di kantor wilayah dengan contoh template rincian
kerja sebagai berikut:

Dengan Kapasitas orang survei per hari 20 ha/hari maka 1 OK = 20


Ha. Jika terdapat permohonan seluas 100 ha maka 100/20 = 5 OK.
Contoh Perhitungan:
Terdapat permohonan seluas 100 ha dengan SPS sebesar
Rp4.000.000,00.
Maka biaya operasional lapangan adalah sebesar 80% x 85,54% x
Rp4.000.000,00 = Rp2.737.280,00.
Untuk biaya lapangan perhitungannya yaitu 5 OK x Rp353.750,00 =
Rp1.768.750,00 Biaya tersebut selanjutnya dibayarkan kepada
koordinator, petugas survei dan pembantu lapang. Setiap Petugas
Survei didampingi oleh 2 Pembantu Lapang.

Adapun…
-51-

Adapun pertanggungjawaban keuangan dan output dari kegiatan


layanan antara lain:
1) Persiapan Administrasi dan Teknis
Pertanggungjawaban keuangan terkait kegiatan Persiapan
Administrasi dan Teknis adalah pembelian ATK, Bahan
Penunjang Komputer dan Konsumsi Rapat Persiapan.
Output kegiatan ini berupa: Surat Tanda Terima Berkas Lengkap,
DI 302 dan Surat Tugas.
2) Pelaksanaan Kegiatan Lapangan
Pertanggungjawaban keuangan terkait kegiatan ini adalah biaya
koordinator dan petugas ukur serta pembelian bahan habis pakai
untuk perlengkapan lapangan.
Output kegiatan ini berupa: Gambar Survei.
3) Pengolahan Data dan Penyusunan Laporan
Pertanggungjawaban keuangan terkait kegiatan Pengolahan Data
dan Penyusunan Laporan adalah pembelian bahan untuk
pengolahan data dan penyusunan laporan.
Output kegiatan ini berupa: Peta Tematik Kawasan dan Laporan.
c. Layanan Pengukuran Bidang Tanah Luas 10-1.000 ha
Kegiatan Layanan Pengukuran Bidang Tanah Tanah Luas 10-1.000
ha (untuk modus luasan lebih dari 100 ha) dilaksanakan di kantor
wilayah dengan contoh template rincian kertas kerja sebagai berikut:

Kode…
-52-

PROGRAM/KEGIATAN/
OUTPUT/SUBOUTPUT/
Kode HARGA
KOMPONEN/SUBKOMPONEN/ VOLUME JUMLAH Output
AKUN/DETAIL SATUAN

1 2 3 4 5 6
051 PEMERIKSAAN KELENGKAPAN Surat Tanda
BERKAS & ENTRI DATA 650,000 Terima Berkas
Lengkap
521811 Belanja Barang Persediaan Barang DI 302 & DI 305
Konsumsi:
- ATK 26 Bidang 25,000 650,000

052 PERSIAPAN PENGUKURAN 143,457,080 BA Ekspose


521219 Belanja Barang Non Operasional Surat Tugas, BA
Lainnya Peminjaman Alat
- Biaya Persiapan Pengukuran 26 Bidang 4,290,580 111,555,080
Lapangan
521211 Belanja Bahan
- Fotocopy bahan pendukung 26 Bidang 25,000 650,000
- Pencetakan Peta Kerja 26 Bidang 50,000 1,300,000
- Ekspose rencana (Kanwil, 26 Bidang 576,000 14,976,000
Kantah)
- Koordinasi (bupati, camat, 26 Bidang 576,000 14,976,000
desa)

053 PENGIKATAN BASE


STATION+ORIENTASI LAPANGAN 227,660,160
521219 Belanja Barang Non Operasional
Lainnya
Biaya Pengukuran Lapangan 26 Bidang 8,581,160 223,110,160
521211 Belanja Bahan:
- Fotocopy bahan pendukung 26 Bidang 75,000 1,950,000
- Dokumentasi 26 Bidang 100,000 2,600,000
054 PENGUKURAN LAPANGAN 1,087,867,560 Gambar Ukur
521219 Belanja Barang Non Operasional
Lainnya
- Biaya Pengukuran Lapangan 26 Bidang 30,034,060 780,885,560
521211 Belanja Bahan:
- Perlengkapan Lapangan 26 Bidang 11,432,000 297,232,000
- Fotocopy formulir lapangan 26 Bidang 75,000 1,950,000
- Dokumentasi 26 Bidang 300,000 7,800,000

055 PERHITUNGAN LAPANGAN 7,280,000 Daftar Koordinat


521811 Belanja Barang Persediaan
Barang Konsumsi:
- Cek plot pada peta kerja 26 Bidang 130,000 3,380,000
(pra&post lapangan)
- Pembuatan daftar koordinat & 26 Bidang 150,000 3,900,000
Pelaporan

056 Penggambaran…
-53-

056 PENGGAMBARAN LAPANGAN 49,379,200 Database Geo


KKP
521811 Belanja Barang Persediaan Barang
Konsumsi:
- ATK Olah data lapangan 26 Bidang 1,799,200 46,779,200
- Cetak Gambar Ukur 26 Bidang 100,000 2,600,000

057 PEMBUATAN PETA BIDANG PBT/Konsep SU


TANAH/SURAT UKUR 22,776,000
521811 Belanja Barang Persediaan BA Ekspose
Barang Konsumsi:
- Tinta Plotter, Drafting Film, 26 Bidang 100,000
ATK, Kertas gambar A0 dan A3 2,600,000
- Pelaporan dan Updating 26 Bidang 50,000 1,300,000
Database
- Ekspose Akhir (pusat, Kantah, 26 Bidang 576,000
Kanwil) 14,976,000
- Cetak Laporan (ATK, 26 Bidang 150,000
penggandaan, penjilidan) 3,900,000

058 PENYIMPANAN WARKAH 650,000 Warkah


521811 Belanja Barang Persediaan Barang Laporan
Konsumsi:
- ATK (CD, map warkah, dll) 26 Bidang 25,000 650,000

Yang dimaksud 1 bidang = 1 permohonan


Jumlah 1,539,720,000

Selanjutnya jika terdapat suatu permohonan pengukuran maka dibuatkan


PI (Perincian Internal) dari total izin penggunaan.
Contoh:
Terdapat permohonan seluas 200 ha (1 bidang) dengan SPS sebesar
Rp39.000.000,00
Maka Template perincian internal sebagai berikut:

Penggunaan…
-54-

D. PENGUKURAN…
-55-

D. PENGUKURAN LAPANGAN 70,65 18.856.000

A. BELANJA BAHAN 19,94

- Belanja Bahan 19,94 200 Ha 26.605 5.321.000


1.Perlengkapan Lapangan 19,30 200 Ha 25.760 5.152.000
2.Fotocopy formulir lapangan 0,13 200 Ha 165 33.000
3.Dokumentasi 0,51 200 Ha 675 135.000

B. BELANJA BARANG NON OPERASIONAL LAINNYA 50,72

- Biaya Pengukuran Lapangan 50,72 200 Ha 67.675 13.535.000

E. PERHITUNGAN LAPANGAN 0,47 126.000

A. Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi : 0,47 200 Ha 630 126.000


1. Cek plot pada peta kerja (pra&post lapangan) 0,22 200 Ha 290 58.000
2. Pembuatan daftar koordinat & Pelaporan 0,25 200 Ha 335 67.000

F. PENGGAMBARAN LAPANGAN 3,21 855.000

A. Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi : 3,21 200 Ha 4.275 855.000


1. ATK Olah data lapangan 3,04 200 Ha 4.050 810.000
2. Cetak Gambar Ukur 0,17 200 Ha 225 45.000

G. PEMBUATAN PETA BIDANG TANAH/SURAT UKUR 1,48 394.000

A. Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi : 1,48 200 Ha 1.970 394.000


1. Tinta Plotter, Drafting Film, ATK, 0,17 200 Ha 225 45.000
2. Pelaporan dan Updating Database 0,08 200 Ha 110 22.000
3. Ekspose Akhir (pusat, Kantah, Kanwil) 0,97 200 Ha 1.295 259.000
4. Cetak Laporan (ATK, penggandaan, penjilidan) 0,25 200 Ha 335 67.000

H. PENYIMPANAN WARKAH 0,04 11.000

A. Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi : 0,04 200 Ha 55 11.000


1. ATK (CD, map warkah, dll) 0,04 200 Ha 55 11.000

JUMLAH : 100 - - 26.683.000

Contoh…
-56-

Contoh RKAKL Layanan Pengukuran Bidang Tanah Luas 10-1.000 ha


(Kantor Wilayah BPN Provinsi) (untuk modus luasan kurang dari 100 ha)

PROGRAM/KEGIATAN/
OUTPUT/SUBOUTPUT/
Kode HARGA
KOMPONEN/SUBKOMPONEN/ VOLUME JUMLAH Output
AKUN/DETAIL SATUAN

1 2 3 4 5 6
051 PEMERIKSAAN KELENGKAPAN Surat Tanda
BERKAS & ENTRI DATA 1,250,000 Terima Berkas
Lengkap
521811 Belanja Barang Persediaan Barang DI 302 & DI 305
Konsumsi:
- ATK 50 Bidang 25,000 1,250,000 Surat Tugas

052 PERSIAPAN PENGUKURAN 52,535,700 BA Ekspose


521219 Belanja Barang Non Operasional Surat Tugas, BA
Lainnya Peminjaman Alat
- Biaya Persiapan Pengukuran 50 Bidang 15,714 785,700
Lapangan
521211 Belanja Bahan
- Fotokopi bahan pendukung 50 Bidang 25,000 1,250,000
- Pencetakan Peta Kerja 50 Bidang 50,000 2,500,000
- Ekspose rencana (Kanwil, 50 Bidang 480,000 24,000,000
Kantah)
- Koordinasi (bupati, camat, 50 Bidang 480,000 24,000,000
desa)

053 PENGIKATAN BASE


STATION+ORIENTASI LAPANGAN 10,321,400

521219 Belanja Barang Non Operasional


Lainnya
Biaya Pengukuran Lapangan 50 Bidang 31,428 1,571,400
521211 Belanja Bahan:
- Fotokopi bahan pendukung 50 Bidang 75,000 3,750,000
- Dokumentasi 50 Bidang 100,000 5,000,000
054 PENGUKURAN LAPANGAN 518,049,900 Gambar Ukur
521219 Belanja Barang Non Operasional
Lainnya
- Biaya Pengukuran Lapangan 50 Bidang 109,998 5,499,900
521211 Belanja Bahan:
- Perlengkapan Lapangan 50 Bidang 9,876,000 493,800,000
- Fotokopi formulir lapangan 50 Bidang 75,000 3,750,000
- Dokumentasi 50 Bidang 300,000 15,000,000

055 PENGUKURAN…
-57-

055 PERHITUNGAN LAPANGAN 14,000,000 Daftar Koordinat


521811 Belanja Barang Persediaan
Barang Konsumsi:
- Cek plot pada peta kerja 50 Bidang 130,000 6,500,000
(pra&post lapangan)
- Pembuatan daftar koordinat & 50 Bidang 150,000 7,500,000
Pelaporan
056 PENGGAMBARAN LAPANGAN 94,960,000 Database Geo
KKP
521811 Belanja Barang Persediaan Barang
Konsumsi:
- ATK Olah data lapangan 50 Bidang 1,799,200 89,960,000
- Cetak Gambar Ukur 50 Bidang 100,000 5,000,000

057 PEMBUATAN PETA BIDANG 39,000,000 PBT/Konsep SU,


TANAH/SURAT UKUR
521811 Belanja Barang Persediaan BA Ekspose
Barang Konsumsi:
- Tinta Plotter, Drafting Film, 50 Bidang 100,000 5,000,000
ATK, Kertas gambar A0 dan A3
- Pelaporan dan Updating 50 Bidang 50,000 2,500,000
Database
- Ekspose Akhir (pusat, Kantah, 50 Bidang 480,000 24,000,000
Kanwil)
- Cetak Laporan (ATK, 50 Bidang 150,000 7,500,000
penggandaan, penjilidan)

058 PENYIMPANAN WARKAH 1,250,000 Warkah


521811 Belanja Barang Persediaan Barang La
Konsumsi:
- ATK (CD, map warkah, dll) 50 Bidang 25,000 1,250,000

Yang dimaksud 1 bidang = 1 permohonan


Jumlah 731,367,000

d. Layanan Pengukuran Bidang Tanah Luas < 10 ha (Kantor Pertanahan)


Kegiatan Layanan Pengukuran Bidang Tanah Tanah Luas kurang dari
10 ha dilaksanakan di kantor pertanahan dengan contoh template rincian
kertas kerja sebagai berikut:

Kode…
-58-

PROGRAM/KEGIATAN/
OUTPUT/SUBOUTPUT/
Kode Jumlah
KOMPONEN/SUBKOMPONEN/ HARGA
AKUN/DETAIL VOLUME JUMLAH
SATUAN
1 2 3 4 5 6
PEMERIKSAAN 930,000
051 KELENGKAPAN BERKAS &
ENTRI DATA
- Belanja Barang Persediaan
521811 Barang Konsumsi:
ATK 465 paket 2,000 930,000
052 PERSIAPAN PENGUKURAN 8,169,120
Belanja Barang Non
521219 Operasional Lainnya
Biaya Persiapan Pengukuran 465 bidang 7,568 3,519,120
Lapangan
521211 - Belanja Bahan:
Fotokopi bahan pendukung 465 paket 10,000 4,650,000
053 PENGUKURAN LAPANGAN 38,413,650
Belanja Barang Non
521219 Operasional Lainnya
Biaya Pengukuran Lapangan 465 bidang 68,110 31,671,150
Belanja Barang Persediaan
521811 Barang Konsumsi
Bahan Habis Pakai Lapangan 465 bidang 14,500 6,742,500
054 PERHITUNGAN LAPANGAN 2,325,000
- Belanja Barang Persediaan
521811 Barang Konsumsi:
ATK 465 paket 5,000 2,325,000
055 PENGGAMBARAN LAPANGAN 2,790,000
- Belanja Barang Persediaan
521811 Barang Konsumsi:
ATK 465 paket 6,000 2,790,000
PEMBUATAN PETA BIDANG
056 TANAH/SURAT UKUR 2,325,000
- Belanja Barang Persediaan
521811 Barang Konsumsi:
ATK&Penunjang Komputer 465 paket 5,000 2,325,000
057 PENYIMPANAN WARKAH 2,325,000
- Belanja Barang Persediaan
521811 Barang Konsumsi:
ATK&Penunjang Komputer 465 bidang 5,000 2,325,000
Jumlah 57,277,770

Contoh:…
-59-

Contoh:
Terdapat permohonan seluas 520 m2 (1 bidang) HSBK Rp100.000,00 dengan
SPS sebesar Rp200.000,00.
Maka biaya pengukuran lapangan adalah sebesar 80% x (85,54% x
Rp39.000.000,00) = Rp200.000,00 adalah sebesar Rp136.864,00. Sehingga biaya
untuk kegiatan pengukuran dan pemetaan bidang tanah adalah sebesar
Rp136.800,00. Selanjutnya pencairan biaya pengukuran tersebut dapat dicek
pada tabel gradasi luas untuk penentuan jumlah petugas.

REKAPITULASI…
-60-

REKAPITULASI BELANJA PENGGUNAAN LAYANAN PENGUKURAN DAN PEMETAAN BIDANG TANAH


LUAS < 10 Ha

KATEGORI HSBKu NON PERTANIAN KATEGORI HSBKu PERTANIAN


INTERVAL (m2) INTERVAL (Ha)
40.000 60.000 80.000 100.000 120.000 20.000 30.000 40.000 50.000 60.000
0-500 73.900 76.600 79.300 82.100 84.800 1-1,5 342.100 479.000 615.800 752.700 889.600
500-1000 95.800 109.400 123.100 136.800 150.500 1,5-2 479.000 684.300 889.600 1.094.900 1.300.200
1000-1500 123.100 150.500 177.900 205.200 232.600 2-2,5 615.800 889.600 1.163.300 1.437.000 1.710.800
1500-2000 150.500 191.600 232.600 273.700 314.700 2,5-3 752.700 1.094.900 1.437.000 1.779.200 2.121.300
2000-2500 177.900 232.600 287.400 342.100 396.900 3-3,5 889.600 1.300.200 1.710.800 2.121.300 2.531.900
2500-3000 205.200 273.700 342.100 410.500 479.000 3,5-4 1.026.400 1.505.500 1.984.500 2.463.500 2.942.500
3000-3500 232.600 314.700 396.900 479.000 561.100 4-4,5 1.163.300 1.710.800 2.258.200 2.805.700 3.353.100
3500-4000 293.903 404.988 516.072 627.157 738.241 4,5-5 1.300.200 1.916.000 2.531.900 3.147.800 3.763.700
4000-4500 287.400 396.900 506.300 615.800 725.300 5-5,5 1.437.000 2.121.300 2.805.700 3.490.000 4.174.300
4500-5000 314.700 437.900 561.100 684.300 807.400 5,5-6 1.573.900 2.326.600 3.079.400 3.832.100 4.584.900
5000-5500 342.100 479.000 615.800 752.700 889.600 6-6,5 1.710.800 2.531.900 3.353.100 4.174.300 4.995.500
5500-6000 369.500 520.000 670.600 821.100 971.700 6,5-7 1.847.600 2.737.200 3.626.800 4.516.500 5.406.100
6000-6500 396.900 561.100 725.300 889.600 1.053.800 7-7,5 1.984.500 2.942.500 3.900.600 4.858.600 5.816.700
6500-7000 424.200 602.200 780.100 958.000 1.135.900 7,5-8 2.121.300 3.147.800 4.174.300 5.200.800 6.227.300
7000-7500 451.600 643.200 834.800 1.026.400 1.218.000 8-8,5 2.258.200 3.353.100 4.448.000 5.542.900 6.637.900
7500-8000 479.000 684.300 889.600 1.094.900 1.300.200 8,5-9 2.395.100 3.558.400 4.721.800 5.885.100 7.048.400
8000-8500 506.300 725.300 944.300 1.163.300 1.382.300 9-9,5 2.531.900 3.763.700 4.995.500 6.227.300 7.459.000
8500-9000 533.700 766.400 999.100 1.231.700 1.464.400 9,5-9,99 2.668.800 3.969.000 5.269.200 6.569.400 7.869.600
9000-9500 561.100 807.400 1.053.800 1.300.200 1.546.500
9500-9999 588.500 848.500 1.108.500 1.368.600 1.628.600

Contoh…
-61-

Contoh pencairan per tahapan dengan gradasi luas. HSBKu non pertanian = Rp100.000,00
Pengga
Pembu Penyim
Pemeriksaa Perhitungan mbaran
Persiapan Pengukuran Penguk Lapangan atan panan
n Berkas Lapangan Lapanga
INTERVAL PBT/SU Warkah
n TOTAL
(m2)
Jml
Jml
TETAP Jam Satuan VARIABEL TETAP Jam Satuan PU JU Jam Satuan JU ASN VARIABEL TETAP TETAP TETAP TETAP TETAP
PU
ASN
0-500 2.000 0,05 17.500 865 10.000 1 1,2 11.250 13.201 1 1,2 17.500 20.534 33.735 14.500 5.000 6.000 5.000 5.000 82.100
500-1000 2.000 0,13 17.500 2.233 10.000 2 1,5 11.250 34.070 2 1,5 17.500 52.998 87.068 14.500 5.000 6.000 5.000 5.000 136.800
1000-1500 2.000 0,23 17.500 3.943 10.000 2 2,7 11.250 60.166 2 2,7 17.500 93.592 153.758 14.500 5.000 6.000 5.000 5.000 205.200
1500-2000 2.000 0,32 17.500 5.655 10.000 2 3,8 11.250 86.300 2 3,8 17.500 134.245 220.545 14.500 5.000 6.000 5.000 5.000 273.700
2000-2500 2.000 0,42 17.500 7.365 10.000 2 5,0 11.250 112.396 2 5,0 17.500 174.839 287.235 14.500 5.000 6.000 5.000 5.000 342.100
2500-3000 2.000 0,52 17.500 9.075 10.000 2 6,2 11.250 138.492 2 6,2 17.500 215.433 353.925 14.500 5.000 6.000 5.000 5.000 410.500
3000-3500 2.000 0,62 17.500 10.788 10.000 4 5,3 11.250 236.651 2 5,3 17.500 184.062 420.713 14.500 5.000 6.000 5.000 5.000 479.000
3500-4000 2.000 0,71 17.500 12.498 10.000 4 7,1 11.250 319.027 2 7,1 17.500 248.132 567.159 14.500 5.000 6.000 5.000 5.000 627.157
4000-4500 2.000 1,62 17.500 28.415 10.000 6 5,3 11.250 355.534 2 5,3 17.500 184.351 539.885 14.500 5.000 6.000 5.000 5.000 615.800
4500-5000 2.000 1,82 17.500 31.840 10.000 6 5,9 11.250 398.388 2 5,9 17.500 206.572 604.960 14.500 5.000 6.000 5.000 5.000 684.300
5000-5500 2.000 2,01 17.500 35.260 10.000 6 6,5 11.250 441.180 2 6,5 17.500 228.760 669.940 14.500 5.000 6.000 5.000 5.000 752.700
5500-6000 2.000 2,21 17.500 38.680 10.000 8 5,9 11.250 529.142 2 5,9 17.500 205.778 734.920 14.500 5.000 6.000 5.000 5.000 821.100
6000-6500 2.000 2,41 17.500 42.105 10.000 8 6,4 11.250 575.996 2 6,4 17.500 223.999 799.995 14.500 5.000 6.000 5.000 5.000 889.600
6500-7000 2.000 2,60 17.500 45.525 10.000 8 6,9 11.250 622.782 2 6,9 17.500 242.193 864.975 14.500 5.000 6.000 5.000 5.000 958.000
7000-7500 2.000 2,80 17.500 48.945 10.000 8 7,4 11.250 669.568 2 7,4 17.500 260.387 929.955 14.500 5.000 6.000 5.000 5.000 1.026.400
7500-8000 2.000 2,99 17.500 52.370 10.000 8 8,0 11.250 716.422 2 8,0 17.500 278.608 995.030 14.500 5.000 6.000 5.000 5.000 1.094.900
8000-8500 2.000 3,19 17.500 55.790 10.000 8 8,5 11.250 763.207 2 8,5 17.500 296.803 1.060.010 14.500 5.000 6.000 5.000 5.000 1.163.300
8500-9000 2.000 3,38 17.500 59.210 10.000 8 9,0 11.250 809.993 2 9,0 17.500 314.997 1.124.990 14.500 5.000 6.000 5.000 5.000 1.231.700
9000-9500 2.000 3,58 17.500 62.635 10.000 8 9,5 11.250 856.847 2 9,5 17.500 333.218 1.190.065 14.500 5.000 6.000 5.000 5.000 1.300.200
9500-9999 2.000 3,77 17.500 66.055 10.000 8 10,0 11.250 903.632 2 10,0 17.500 351.413 1.255.045 14.500 5.000 6.000 5.000 5.000 1.368.600

SBK…
-62-

Contoh pencairan per tahapan dengan gradasi luas. HSBKu pertanian = Rp50.000,00
SBK pertanian 50.000

Pemeri Perhitun Penggam Penyim


Persiapan Pengukuran Penguk Lapangan Pembuatan TOTAL
ksaan gan baran panan
PBT/SU
INTERVAL Berkas Lapanga Lapanga Warkah
(Ha)
Jml JU Jml Jml JU
TETAP Jam Satuan VARIABEL TETAP Jam Satuan PU Jam Satuan JU ASN VARIABEL TETAP TETAP TETAP TETAP TETAP
ASN PU ASN

1-1,5 2.000 2 0,96 17.500 33.485 20.000 8 5,1 11.250 458.075 2 5,1 17.500 178.140 636.215 40.000 5.000 6.000 5.000 5.000 752.700
1,5-2 2.000 2 1,45 17.500 50.595 20.000 8 7,7 11.250 692.140 2 7,7 17.500 269.165 961.305 40.000 5.000 6.000 5.000 5.000 1.094.900
2-2,5 2.000 2 1,93 17.500 67.700 20.000 8 10,3 11.250 926.136 2 10,3 17.500 360.164 1.286.300 40.000 5.000 6.000 5.000 5.000 1.437.000
2,5-3 2.000 2 2,42 17.500 84.810 20.000 8 12,9 11.250 1.160.201 2 12,9 17.500 451.189 1.611.390 40.000 5.000 6.000 5.000 5.000 1.779.200
3-3,5 2.000 2 2,91 17.500 101.915 20.000 8 15,5 11.250 1.394.197 2 15,5 17.500 542.188 1.936.385 40.000 5.000 6.000 5.000 5.000 2.121.300
3,5-4 2.000 2 3,40 17.500 119.025 20.000 8 18,1 11.250 1.628.262 2 18,1 17.500 633.213 2.261.475 40.000 5.000 6.000 5.000 5.000 2.463.500
4-4,5 2.000 2 3,89 17.500 136.135 20.000 8 20,7 11.250 1.862.327 2 20,7 17.500 724.238 2.586.565 40.000 5.000 6.000 5.000 5.000 2.805.700
4,5-5 2.000 2 4,38 17.500 153.240 20.000 8 23,3 11.250 2.096.323 2 23,3 17.500 815.237 2.911.560 40.000 5.000 6.000 5.000 5.000 3.147.800
5-5,5 2.000 2 4,87 17.500 170.350 20.000 8 25,9 11.250 2.330.388 2 25,9 17.500 906.262 3.236.650 40.000 5.000 6.000 5.000 5.000 3.490.000
5,5-6 2.000 2 5,36 17.500 187.455 20.000 10 24,1 11.250 2.716.509 2 24,1 17.500 845.136 3.561.645 40.000 5.000 6.000 5.000 5.000 3.832.100
6-6,5 2.000 2 5,84 17.500 204.565 20.000 10 26,4 11.250 2.964.459 2 26,4 17.500 922.276 3.886.735 40.000 5.000 6.000 5.000 5.000 4.174.300
6,5-7 2.000 2 6,33 17.500 221.675 20.000 10 28,6 11.250 3.212.409 2 28,6 17.500 999.416 4.211.825 40.000 5.000 6.000 5.000 5.000 4.516.500
7-7,5 2.000 2 6,82 17.500 238.780 20.000 10 30,8 11.250 3.460.286 2 30,8 17.500 1.076.534 4.536.820 40.000 5.000 6.000 5.000 5.000 4.858.600
7,5-8 2.000 2 7,31 17.500 255.890 20.000 10 33,0 11.250 3.708.236 2 33,0 17.500 1.153.674 4.861.910 40.000 5.000 6.000 5.000 5.000 5.200.800
8-8,5 2.000 2 7,80 17.500 272.995 20.000 12 30,5 11.250 4.119.013 2 30,5 17.500 1.067.892 5.186.905 40.000 5.000 6.000 5.000 5.000 5.542.900
8,5-9 2.000 2 8,29 17.500 290.105 20.000 12 32,4 11.250 4.377.173 2 32,4 17.500 1.134.823 5.511.995 40.000 5.000 6.000 5.000 5.000 5.885.100
9-9,5 2.000 2 8,78 17.500 307.215 20.000 12 34,3 11.250 4.635.332 2 34,3 17.500 1.201.753 5.837.085 40.000 5.000 6.000 5.000 5.000 6.227.300
9,5-9,99 2.000 2 9,27 17.500 324.320 20.000 12 36,2 11.250 4.893.416 2 36,2 17.500 1.268.664 6.162.080 40.000 5.000 6.000 5.000 5.000 6.569.400

Tabel…
-63-

Tabel Matriks Dokumen Pertanggungjawaban Kegiatan Layanan


Pengukuran Bidang Tanah
Kompo Dokumen Pertanggungjawaban
nen/Ak Item Pekerjaan dan Penggunaan Output Penerima
keuangan
un
051 PEMERIKSAAN KELENGKAPAN BERKAS & ENTRY DATA Surat Tanda Terima Berkas Lengkap
521811 - Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi : Bukti Pembelian/ DI 302 & DI 306
Kuitansi/SPK/Kontrak Surat Tugas Pihak Ketiga
Barang Persediaan
052 PERSIAPAN PENGUKURAN
521219 Belanja Barang Non Operasional Lainnya ST BA Ekspose
Daftar Nominati Pembayaran BA Peminjaman Alat Petugas sesuai ST
521211 - Belanja Bahan : Bukti Pembelian/Kuitansi/SPK/Kontrak Peta Kerja

053 PENGIKATAN BASE STATION+ORIENTASI LAPANGAN


521219 Belanja Barang Non Operasional Lainnya ST Raw Data hasil pengukuran Petugas sesuai ST
Daftar Nominati Pembayaran
521211 - Belanja Bahan : Bukti Pembelian/Kuitansi/SPK/Kontrak Pihak Ketiga
Kuitansi/SPK/Kontrak

054 PENGUKURAN LAPANGAN


521219 Belanja Barang Non Operasional Lainnya ST Raw Data hasil pengukuran Petugas sesuai ST
Daftar Nominati Pembayaran Gambar Ukur
521211 - Belanja Bahan : Bukti Pembelian/Kuitansi/SPK/Kontrak Pihak Ketiga

055 PERHITUNGAN LAPANGAN


521811 - Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi : Bukti Pembelian/Kuitansi/SPK/Kontrak Daftar Koordinat Pihak Ketiga
Barang Persediaan

056 PENGGAMBARAN LAPANGAN PBT


521811 - Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi : Bukti Pembelian/Kuitansi/SPK/Kontrak Konsep SU Pihak Ketiga
Kuitansi/SPK/Kontrak Database Geo KKP
Barang Persediaan

057 PEMBUATAN PETA BIDANG TANAH/SURAT UKUR Pengesahan PBT/SU


521811 - Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi : Bukti Pembelian/Kuitansi/SPK/Kontrak Barang Persediaan Pihak Ketiga

058 PENYIMPANAN WARKAH


521811 - Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi : Bukti Pembelian/Kuitansi/SPK/Kontrak Warkah Pihak Ketiga
Barang Persediaan

Untuk kegiatan layanan pengukuran dengan tarif penerimaan


sebesar 0 rupiah sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 128
Tahun 2015, anggaran belanja tetap dapat dialokasikan sesuai
dengan perhitungan pembiayaan sebagaimana layanan pengukuran
dan pemetaan bidang tanah lainnya selama MP tersedia dan
dilakukan prosedur pencairan keuangan dan pertanggungjawaban
keuangan sebagaimana layanan biasa. Transportasi, akomodasi dan
konsumsi ditanggung oleh pemohon sesuai pasal 23.

11. Kegiatan…
-64-

11. Kegiatan di Direktorat Jenderal Penataan Agraria


a. Pelaksanaan Anggaran Kegiatan Redistribusi Tanah
Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian terkait dengan
penggunaan anggaran, untuk mencegah terjadinya pembiayaan
ganda terhadap:
1) Tanah-tanah pada lokasi yang pernah dilaksanakan inventarisasi
dan identifikasi subjek dan objek pada tahun sebelumnya, hanya
dapat dibayarkan anggaran tahapan inventarisasi dan
identifikasi subjek dan objek serta anggaran pada tahapan
selanjutnya bila terdapat perubahan subjek dan objek yang telah
diidentifikasi;
2) Tanah yang telah atau pernah ditegaskan menjadi Tanah Objek
Landreform (sudah diterbitkan SK Penegasan TOL) namun belum
diredistribusikan, hanya dapat dibayarkan anggaran tahapan
inventarisasi dan identifikasi subjek dan objek serta anggaran
pada tahapan selanjutnya bila daftar objek dan subjeknya telah
berubah;
Hal lain dalam kegiatan redistribusi tanah yang perlu menjadi
perhatian:
1) Pada komponen 051 Penyuluhan Redistribusi Tanah:
a) Pencairan penyuluhan dilaksanakan dengan perhitungan
jumlah orang dan hari sesuai surat tugas. Dalam hal
diperlukan penambahan petugas penyuluh dan penginapan
karena lokasi jauh, dapat disesuaikan dengan catatan tidak
melebihi total anggaran yang tersedia dan harga satuan
mengacu pada standar biaya yang berlaku di daerah tersebut;
b) Pembayaran penyuluhan dapat dilakukan setelah
dilaksanakan tahapan inventarisasi dan identifikasi subjek
dan objek serta diperoleh daftar hasil inventarisasi dan
identifikasi subjek dan objek yang menunjukkan dapat
dilaksanakannya tahapan redistribusi tanah berikutnya.
2) Pada…
-65-

2) Pada komponen 052 inventarisasi dan identifikasi subjek dan


objek:
a) Anggaran yang dialokasikan untuk pembiayaan inventarisasi
dan identifikasi subjek dan objek sudah termasuk biaya
petugas desa sebesar Rp10.000,00 per bidang;

b) Pada akun 521219 Belanja Barang Non Operasional Lainnya


pada SBK/RAB merupakan akun yang sesuai untuk
digunakan dalam perencanaan anggaran dengan satuan
bidang. Namun demikian, berdasarkan arahan BPK,
pelaksanaan angaran dari akun 521219 harus dilakukan
secara at cost. Untuk itu perlu dilakukan penyesuaian
Petunjuk Operasional Kegiatan (POK) dari satuan bidang ke
satuan Orang/Hari (OH) dan Orang/Transport (OT). Sehingga
evidence yang dihasilkan harus dengan satuan OH dan OT,
bukan satuan bidang. Aspek kewajaran dan akuntabilitas
diperlukan dalam pemenuhan evidence kegiatan.

c) Sisa anggaran sebagai dampak konversi penyesuaian POK


dari satuan bidang menjadi satuan OH dan OT dapat
dioptimalisasi untuk membiayai kegiatan penataan subjek
dan objek dan/atau menambah volume Rincian Output (RO)
Prioritas Nasional (PN).
3) Pada komponen 053 Sidang PPL:
a) Pencairan anggaran konsumsi pada pelaksanaan sidang PPL
disesuaikan dengan daftar hadir;
b) Apabila pada tahap Sidang PPL ditemukan bahwa objek dan
subjek tidak memenuhi syarat sehingga tidak
direkomendasikan untuk ditindaklanjuti, maka tahap yang
telah dilalui dapat direalisasikan anggarannya dengan
dilengkapi Surat Pernyataan Obyek dan Subyek Yang Tidak
Direkomendasikan PPL, yang disusun berdasarkan form
seleksi subjek dan objek;
c) Pada…
-66-

c) Pada akun 521219 Belanja Barang Non Operasional Lainnya


pada SBK/RAB merupakan akun yang sesuai untuk
digunakan dalam perencanaan anggaran dengan satuan
bidang. Namun demikian, berdasarkan arahan BPK,
pelaksanaan angaran dari akun 521219 harus dilakukan
secara at cost. Untuk itu perlu dilakukan penyesuaian
Petunjuk Operasional Kegiatan (POK) dari satuan bidang ke
satuan Orang/Hari (OH) dan Orang/Transpor (OT). Sehingga
evidence yang dihasilkan harus dengan satuan OH dan OT,
bukan satuan bidang. Aspek kewajaran dan akuntabilitas
diperlukan dalam pemenuhan evidence kegiatan.
d) Sisa anggaran sebagai dampak konversi penyesuaian POK
dari satuan bidang menjadi satuan OH dan OT dapat
dioptimalisasi untuk membiayai kegiatan penataan subjek
dan objek dan/atau menambah volume Rincian Output (RO)
Prioritas Nasional (PN).
b. Pelaksanaan Anggaran Rincian Output (RO) Data dan Informasi
Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah
Hal yang perlu mendapat perhatian terkait dengan penggunaan
anggaran kegiatan Data dan Informasi Penguasaan, pemilikan,
Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah:
1) Pada komponen 051 Pelatihan Pembantu Desa:
a) Dalam hal diperlukan penambahan petugas pelatihan
pembantu desa dan biaya penginapan karena lokasi jauh,
dapat disesuaikan dengan catatan tidak melebihi total
anggaran yang tersedia dan harga satuan mengacu pada
standar biaya yang berlaku di daerah tersebut.
2) Pada komponen 052 Penyuluhan, Verifikasi Data P4T dan
Pengumpulan Data Sekunder:

a) Terkait…
-67-

a) Terkait Sub Komponen Penyuluhan Data dan Informasi P4T,


dalam hal diperlukan penambahan petugas penyuluh dan
penginapan karena lokasi jauh, dapat disesuaikan dengan
catatan tidak melebihi total anggaran yang tersedia dan harga
satuan mengacu pada standar biaya yang berlaku di daerah
tersebut.
b) Terkait Verifikasi P4T, Sket dan Toponimi, pada akun 521219
Belanja Barang Non Operasional Lainnya pada SBK/RAB
merupakan akun yang sesuai untuk digunakan dalam
perencanaan anggaran dengan satuan bidang. Namun
demikian, berdasarkan arahan BPK, pelaksanaan angaran
dari akun 521219 harus dilakukan secara at cost. Untuk itu
perlu dilakukan penyesuaian Petunjuk Operasional Kegiatan
(POK) dari satuan bidang ke satuan Orang/Hari (OH) dan
Orang/Transport (OT) pada sub komponen Verifikasi P4T,
Sket dan Toponimi. Sehingga evidence yang dihasilkan harus
dengan satuan OH dan OT, bukan satuan bidang. Aspek
kewajaran dan akuntabilitas diperlukan dalam pemenuhan
evidence kegiatan.
3) Sisa anggaran sebagai dampak konversi penyesuaian POK dari
satuan bidang menjadi satuan OH dan OT untuk dapat
dilakukan dioptimalisasi dengan ketentuan dialokasikan untuk
menambah volume kegiatan Rincian Output (RO) Prioritas
Nasional (PN).
c. Pelaksanaan Anggaran Rincian Output (RO) GTRA Provinsi dan GTRA
Kabupaten/Kota
1) Pada komponen 051 Pembentukan GTRA
a) Honorarium Tim GTRA selama 10 bulan dibayar
sejumlah orang dalam SK, dikenakan PPh Pasal 21.
b) Penerima honorarium Tim GTRA adalah Petugas sesuai
SK atau yang ditugaskan untuk mewakili.
c) Jasa…
-68-

c) Jasa Tenaga Pendukung GTRA direkrut melalui Metode


Pengadaan Langsung, pembayaran dilakukan dengan metode
termin selama 10 bulan (dibayarkan setiap bulan dengan nilai
paket dibagi 10 bulan).
d) Tenaga Pendukung GTRA yang memiliki kinerja baik
berdasarkan hasil evaluasi, dapat diperpanjang kontraknya
pada tahun berikutnya dengan dilakukan pembaharuan
kontrak.
e) Kualifikasi Tenaga Pendukung GTRA dapat berasal dari
lulusan Strata 1 jurusan: Hukum, Perencanaan Wilayah dan
Kota, Geografi, Geodesi, Pertanian, Kehutanan, Ilmu
Komunikasi, Ilmu Kesejahteraan Sosial, Teknik Informatika
atau jurusan lain yang disesuaikan dengan kebutuhan.
Apabila kualifikasi dimaksud tidak dapat terpenuhi karena
keterbatasan sumber daya manusia, maka kriteria dapat
diturunkan menjadi lulusan Diploma 3 dengan penyesuaian
nilai paket Tenaga Pendukung GTRA berdasarkan standar
wilayah setempat.
f) Jumlah, waktu dan nilai kontrak tenaga pendukung GTRA,
dapat disesuaikan dengan kebutuhan wilayah setempat dan
upah minimum provinsi/kabupaten yang berlaku.
g) Honor tenaga pendukung GTRA sudah meliputi biaya
operasional dan nonoperasional.
2) Pada komponen 052 Penyelenggaraan RA
Jumlah narasumber pada Rapat Koordinasi GTRA berasal dari
K/L lain atau OPD yang diundang, dapat disesuaikan dengan
kebutuhan.
3) Optimalisasi anggaran pada RO GTRA Provinsi dan RO GTRA
Kabupaten/Kota, dapat dilakukan untuk menambah volume
rapat, paket meeting dan perjalanan dinas dalam rangka
pelaksanaan tugas GTRA.
d. Pelaksanaan…
-69-

d. Pelaksanaan Anggaran Data Penerima Akses Reforma Agraria


Daerah
1) Pada komponen 051 Pengumpulan Bahan dan Penyusunan
Konsep Kegiatan
a) Tenaga Pendukung direkrut melalui Metode Pengadaan
Langsung, pembayaran dilakukan dengan metode termin
selama 10 bulan (dibayarkan setiap bulan dengan nilai paket
dibagi 10 bulan).
b) Jumlah, waktu dan nilai kontrak tenaga pendukung, dapat
disesuaikan dengan kebutuhan wilayah setempat dan upah
minimum provinsi yang berlaku.
c) Honor tenaga pendukung sudah meliputi biaya operasional
dan nonoperasional.
2) Pada komponen 052 Bimbingan Teknis Pemberdayaan Tanah
Masyarakat
Jumlah narasumber pada Bimbingan Teknis Pemberdayaan
Tanah Masyarakat berasal dari K/L lain, OPD dan pakar/praktisi
yang di undang, dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
3) Pada komponen 053 Tabulasi Data Penerima Akses Reforma
Agraria
Jumlah petugas dan jumlah hari dalam pelaksanaan perjalanan
dinas dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing
wilayah.
4) Optimalisasi anggaran pada RO Data Penerima Akses Reforma
Agraria Daerah, dapat dilakukan untuk menambah volume rapat,
paket meeting dan perjalanan dinas dalam rangka pelaksanaan
tugas Data Penerima Akses Reforma Agraria.

e. Pelaksanaan…
-70-

e. Pelaksanaan Anggaran Rincian Output (RO) Akses Reforma Agraria


1) Pada komponen 051 Penetapan Lokasi
a) Tenaga Pendukung direkrut melalui Metode Pengadaan
Langsung, pembayaran dilakukan dengan metode termin
selama 10 bulan (dibayarkan setiap bulan dengan nilai paket
dibagi 10 bulan).
b) Jumlah, waktu dan nilai kontrak tenaga pendukung, dapat
disesuaikan dengan kebutuhan wilayah setempat dan upah
minimum provinsi yang berlaku.
c) Honor tenaga pendukung sudah meliputi biaya operasional
dan non operasional.
2) Jumlah petugas dan jumlah hari dalam pelaksanaan perjalanan
dinas dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing
wilayah.
3) Optimalisasi sisa anggaran dapat dilakukan untuk menambah
volume Rincian Output (RO) Prioritas Nasional (PN).
f. Pelaksanaan Anggaran dan Pertanggungjawaban Rincian Output
(RO) Neraca Penatagunaan Tanah Kabupaten/Kota dan Rincian
Output (RO) Neraca Penatagunaan Tanah Kecamatan
Hal-hal yang perlu menjadi perhatian:
1) Pada komponen 057 Konsultasi Publik Hasil Neraca
Penatagunaan Tanah
a) Jumlah narasumber pada Konsultasi Publik berasal dari OPD
dan/atau pakar/praktisi yang diundang, dapat disesuaikan
dengan kebutuhan.
b) Jumlah petugas dan jumlah hari dalam pelaksanaan
perjalanan dinas dapat disesuaikan dengan kebutuhan
masing-masing wilayah.

2) Optimalisasi…
-71-

2) Optimalisasi anggaran pada RO Neraca Kabupaten/Kota dan


pada RO Neraca Kecamatan, dapat dilakukan untuk menambah
volume rapat, paket meeting dan perjalanan dinas dalam rangka
pelaksanaan tugas.
g. Pelaksanaan Anggaran dan Pertanggungjawaban Rincian Output
(RO) Neraca PGT Perkebunan
Hal-hal yang perlu menjadi perhatian:
1) Pada komponen 051 Penyiapan Kegiatan
a) Konsultan Perorangan direkrut melalui Metode Pengadaan
Langsung, pembayaran dilakukan dengan metode termin
selama 6 bulan.
b) Jumlah, waktu dan nilai kontrak konsultan perorangan, dapat
disesuaikan dengan kebutuhan wilayah setempat dan upah
minimum provinsi yang berlaku.
c) Honor konsultan perorangan sudah meliputi biaya operasional
dan nonoperasional.
d) Konsultan perorangan dapat menerima honor perjalanan
dinas dalam rangka pelaksanaan penyusunan Neraca PGT
Perkebunan.
2) Jumlah narasumber pada Penyelenggaraan Rapat Koordinasi awal
dan Ekspose Data Neraca Perkebunan berasal dari OPD dan/atau
pakar/praktisi yang diundang, dapat disesuaikan dengan
kebutuhan.
3) Jumlah petugas dan jumlah hari dalam pelaksanaan perjalanan
dinas dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing
wilayah.
4) Optimalisasi anggaran pada RO Neraca PGT Perkebunan, dapat
dilakukan untuk menambah volume rapat, paket meeting dan
perjalanan dinas dalam rangka pelaksanaan tugas.

h. Pelaksanaan…
-72-

h. Pelaksanaan Anggaran Pelaksanaan kegiatan Data Potensi Penataan


Pertanahan Wilayah Pesisir, Pulau-Pulau Kecil, Perbatasan dan
Wilayah Tertentu (WP3WT)
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
1) Jumlah petugas dan jumlah hari dalam pelaksanaan perjalanan
dinas dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing
wilayah.
2) Optimalisasi anggaran pada Kegiatan Data WP3WT, dapat
dilakukan untuk menambah volume rapat dan perjalanan dinas
dalam rangka pelaksanaan tugas.
i. Pelaksanaan Anggaran Pelaksanaan Rincian Output (RO) Data Tanah
Kritis
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
1) Jumlah petugas dan jumlah hari dalam pelaksanaan perjalanan
dinas dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing
wilayah.
2) Optimalisasi anggaran pada RO Data Tanah Kritis, dapat
dilakukan untuk menambah volume rapat dan perjalanan dinas
dalam rangka pelaksanaan tugas.
j. Pelaksanaan Anggaran Pelayanan Pertimbangan Teknis Pertanahan
1) Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
180/PMK.02/2021 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan
Negara Bukan Pajak Kebutuhan Mendesak atas Pelayanan
Pertimbangan Teknis Pertanahan yang Berlaku pada Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional, saat ini
jenis layanan Pertimbangan Teknis Pertanahan (PTP) meliputi:
a) Pelayanan Pertimbangan Teknis Pertanahan dalam rangka
Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang untuk
Kegiatan Berusaha (PTP PKKPR Berusaha);

b) Pelayanan…
-73-

b) Pelayanan Pertimbangan Teknis Pertanahan dalam rangka


Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang untuk
Kegiatan Nonberusaha (PTP PKKPR Non Berusaha);
c) Pelayanan Pertimbangan Teknis Pertanahan dalam rangka
Persetujuan/Rekomendasi KKPR untuk kegiatan yang bersifat
Strategis Nasional (PTP Persetujuan/Rekomendasi KKPR
untuk Kegiatan yang Bersifat Strategis Nasional);
d) Pelayanan Pertimbangan Teknis Pertanahan untuk kegiatan
Penegasan Status dan Rekomendasi Penguasaan Tanah
Timbul (PTP Penegasan Status dan Rekomendasi Penguasaan
Tanah Timbul);
e) Pelayanan Pertimbangan Teknis Pertanahan dalam rangka
Penyelenggaraan Kebijakan Penggunaan dan Pemanfaatan
Tanah (PTP Penyelenggaraan Kebijakan Penggunaan dan
Pemanfaatan Tanah).
2) Adapun Pelayanan Pertimbangan Teknis Pertanahan dalam
rangka Izin Lokasi (PTP Izin Lokasi) berubah menjadi:
a) Pelayanan PTP PKKPR Berusaha >1 ha;
b) Pelayanan PTP PKKPR Non Berusaha > 1 ha;
c) Pelayanan PTP Persetujuan/Rekomendasi KKPR untuk
kegiatan yang bersifat Strategis Nasional;
d) Pelayanan PTP Penegasan Status dan Rekomendasi
Penguasaan Tanah Timbul;
e) Pelayanan PTP Penyelenggaraan Kebijakan Penggunaan dan
Pemanfaatan Tanah > 1 ha.
Dalam rangka pelaksanaan anggaran akibat perubahan
Pelayanan PTP diatas, maka satker melakukan revisi POK sesuai
komponen yang sudah ditentukan.
3) Sedangkan Pelayanan Pertimbangan Teknis Pertanahan dalam
rangka Izin Perubahan Penggunaan Tanah (PTP Izin IPPT)
berubah menjadi:
a) Layanan…
-74-

a) Layanan PTP PKKPR Berusaha ≤1 ha;


b) Layanan PTP PKKPR Non Berusaha ≤ 1 ha;
c) Layanan PTP Penyelenggaraan Kebijakan Penggunaan dan
Pemanfaatan Tanah ≤1 ha.
Dalam rangka pelaksanaan anggaran akibat perubahan
Pelayanan PTP di atas, maka satker melakukan revisi POK sesuai
komponen yang sudah ditentukan.
4) Dalam rangka pelaksanaan anggaran untuk Pelayanan PTP pada
nomor 1) tersebut di atas, maka satker daerah membuat kode
billing setoran dengan kode satker masing-masing menggunakan
akun 425341.

k. Pelaksanaan Anggaran Rincian Output (RO) Layanan Pemantauan


dan Evaluasi di Bidang Penataan dan Pemberdayaan
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
1) Optimalisasi anggaran pada Rincian Output (RO) Layanan
Pemantauan dan Evaluasi di Bidang Penataan dan
Pemberdayaan, dapat dilakukan untuk menambah volume rapat
dan perjalanan dinas dalam rangka pelaksanaan tugas.
Pengaturan lebih lanjut terhadap kegiatan-kegiatan di Direktorat
Jenderal Penataan Agraria diatur lebih lanjut sesuai Petunjuk
Pelaksanaan per kegiatan masing-masing dari unit Direktorat Jenderal
Penataan Agraria.
6. Lain-lain
a. Skema Pajak PPh 21 terdapat pada PPh Pasal 21 Lampiran XIX;
b. Kode Akun Pajak serta Kode Jenis Setoran terdapat pada Lampiran XX.
7. Pada saat berlakunya Surat Edaran ini, maka Surat Edaran Nomor 2/SE-
100.3/II/2021 Tanggal 4 Februari 2021 tentang Pelaksanaan dan
Pertanggungjawaban Realisasi Anggaran dinyatakan tidak berlaku.

8. Surat…
-75-

8. Surat Edaran ini berlaku sejak tanggal 10 Januari 2022, apabila terdapat
perubahan ketentuan terkait dengan pelaksanaan dan pertanggungjawaban
realisasi anggaran, maka Surat Edaran ini akan disesuaikan lebih lanjut.
Demikian Surat Edaran ini untuk dipedomani dan dilaksanakan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal

a.n. Menteri Agraria dan Tata Ruang/


Kepala Badan Pertanahan Nasional
Sekretaris Jenderal,

Himawan Arief Sugoto

Tembusan:
Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional, di
Jakarta.
Lampiran I Surat Edaran Menteri Agraria dan
Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor : /SE-100.3/II/2021
Tanggal : Februari 2021

SURAT PERNYATAAN PEMBATALAN TUGAS PERJALANAN DINAS JABATAN


NOMOR…………………

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : ……………………………………………………………(1)
NIP : ……………………………………………………………(2)
Jabatan : ……………………………………………………………(3)
Unit Organisasi : ……………………………………………………………(4)
Kementerian/Lembaga : ……………………………………………………………(5)
menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa tugas Perjalanan Dinas Jabatan atas
nama:
Nama : ……………………………………………………………(6)
NIP : ……………………………………………………………(7)
Jabatan : ……………………………………………………………(8)
Unit Organisasi : ……………………………………………………………(9)
Kementerian/Lembaga : …………………………………………………………..(10)
dibatalkan atau tidak dapat dilaksanakan disebabkan adanya keperluan dinas
lainnya yang sangat mendesak/penting dan tidak dapat ditunda yaitu …………….
…….…...........................................................(11)........................................................
....

Sehubungan dengan pembatalan tersebut, pelaksanaan perjalanan dinas tidak dapat


digantikan oleh pejabat/pegawai negeri lain.

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya dan apabila di kemudian
hari ternyata surat pernyataan ini tidak benar, saya bertanggung jawab penuh dan
bersedia diproses sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

…………………………………...(12)
Yang Membuat Pernyataan

…………………………………...(13)
PETUNJUK PENGISIAN FORMAT
SURAT PERNYATAAN PEMBATALAN TUGAS PERJALANAN DINAS JABATAN

[1] Diisi nama atasan Pelaksana SPD, yaitu:


a. Kepala Satuan Kerja untuk Perjalanan Dinas Jabatan yang dilakukan oleh
Pelaksana SPD pada Satuan Kerja berkenaan;
b. Atasan langsung kepala satuan kerja untuk Perjalanan Dinas Jabatan yang
dilakukan oleh Kepala Satuan Kerja;
c. Pejabat Eselon II untuk Perjalanan Dinas Jabatan yang dilakukan oleh
Pelaksana SPD dalam lingkup Eselon II/setingkat Eselon II berkenaan; atau
d. Menteri/Pimpinan Lembaga/Pejabat Eselon I untuk Perjalanan Dinas
Jabatan yang dilakukan oleh Menteri/Pimpinan Lembaga/Pejabat Eselon
I/Pejabat Eselon II.
[2] Diisi NIP atasan Pelaksana SPD
[3] Diisi jabatan atasan Pelaksana SPD
[4] Diisi nama Unit Organisasi atasan Pelaksana SPD
[5] Diisi nama kementerian negara/lembaga dari atasan Pelaksana SPD
[6] Diisi nama Pelaksana SPD
[7] Diisi NIP Pelaksana SPD
[8] Diisi jabatan Pelaksana SPD
[9] Diisi nama Unit Organisasi Pelaksana SPD
[10] Diisi nama Kementerian Negara/Lembaga dari Pelaksana SPD
[11] Diisi alasan pembatalan pelaksanaan perjalanan dinas
[12] Diisi tempat, tanggal, bulan, dan tahun ditandatangani surat penyataan
[13] Diisi tanda tangan dan nama jelas atasan Pelaksana SPD
Lampiran II Surat Edaran Menteri Agraria dan
Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor : /SE-100.3/II/2021
Tanggal : Februari 2021

SURAT PERNYATAAN PEMBEBANAN


BIAYA PEMBATALAN PERJALANAN DINAS JABATAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : ……………………………………………………………(1)
NIP : ……………………………………………………………(2)
Jabatan : ……………………………………………………………(3)
Satker : ……………………………………………………………(4)
Kementerian/Lembaga : ……………………………………………………………(5)
menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa Perjalanan Dinas Jabatan berdasarkan
Surat Tugas Nomor: .........tanggal.......... dan SPD Nomor.........tanggal...........atas
nama:
Nama : ……………………………………………………………(6)
NIP : ……………………………………………………………(7)
Jabatan : ……………………………………………………………(8)
Satker : ……………………………………………………………(9)
Kementerian/Lembaga : …………………………………………………………..(10)

dibatalkan sesuai dengan surat Pernyataan Pembatalan Tugas Perjalanan Dinas


Jabatan Nomor ............. tanggal .........

Berkenaan dengan pembatalan tersebut, biaya transpor berupa ………….(11)….. dan


biaya penginapan yang telah terlanjur dibayarkan atas beban DIPA tidak dapat
dikembalikan/refund (sebagian/seluruhnya) sebesar Rp......................(12)….........,
sehingga dibebankan pada DIPA Nomor: ............... tanggal................Satker
............................(13).

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya dan apabila di kemudian
hari ternyata surat pernyataan ini tidak benar dan menimbulkan kerugian negara,
saya bertanggung jawab penuh dan bersedia menyetorkan kerugian negara tersebut
ke Kas Negara.

…………………………………...(14)
Yang Membuat Pernyataan

…………………………………..(15)
PETUNJUK PENGISIAN FORMAT
SURAT PERNYATAAN PEMBATALAN TUGAS PERJALANAN DINAS JABATAN

[1] Diisi nama PPK satuan kerja yang dibebani biaya perjalanan dinasnya
[2] Diisi NIP PPK satuan kerja yang dibebani biaya perjalanan dinasnya
[3] Diisi jabatan PPK satuan kerja yang dibebani biaya perjalanan dinasnya
[4] Diisi nama satuan kerja yang dibebani biaya perjalanan dinasnya
[5] Diisi nama kementerian negara/lembaga dari satuan kerja yang dibebani
biaya perjalanan dinasnya
[6] Diisi nama Pelaksana SPD
[7] Diisi NIP Pelaksana SPD
[8] Diisi jabatan Pelaksana SPD
[9] Diisi nama satuan kerja yang dibebani biaya perjalanan dinasnya
[10] Diisi nama kementerian negara/lembaga dari satuan kerja yang dibebani
biaya perjalanan dinasnya
[11] Diisi transpor yang digunakan
[12] Diisi dengan jumlah rupiah biaya transpor dan penginapan yang tidak dapat
dikembalikan/refund sebagian/seluruhnya
[13] Diisi nomor DIPA, tanggal, dan nama satuan kerja yang dibebani biaya
perjalanan dinasnya
[14] Diisi dengan tempat dan tanggal menandatangani surat penyataan
[15] Diisi tanda tangan dan nama jelas PPK satuan kerja yang dibebani biaya
perjalanan dinasnya
Lampiran III Surat Edaran Menteri
Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional
Nomor : /SE-100.3/II/2021
Tanggal : Februari 2021

KOMPONEN BIAYA PERJALANAN DINAS JABATAN MELEWATI BATAS KOTA

Biaya
Biaya Jumlah Pemetian
Jenis Perjalanan Dinas Biaya
Uang Harian Transpor Hari yang dan
Jabatan Penginapan
Pegawai dibayarkan Angkutan
Jenazah
a. Perjalanan Dinas
Jabatan dalam rangka
Sesuai
pelaksanaan tugas dan √ √ √ -
Penugasan
fungsi yang melekat pada
jabatan
b. Perjalanan Dinas
Jabatan untuk mengikuti Sesuai
√ 1) √ 1) √ 1) -
rapat, seminar dan Penugasan
sejenisnya
c. Perjalanan Dinas Maksimal
Jabatan dalam rangka 90
√ √ 2) √ 3) -
Pengumandahan (Sembilan
(Datasering) puluh) hari

d. Perjalanan Dinas 2 (dua)


Jabatan untuk menempuh √ √ √ -
hari
ujian dinas/ujian jabatan
e. Perjalanan Dinas
Maksimal
Jabatan untuk mengikuti
√ √ √ 2 (dua) -
pendidikan setara
hari
Diploma/S1/S2/S3

f. Perjalanan Dinas Sesuai


Jabatan untuk mengikuti √ 4) √ 5) √ -
Penugasan
pendidikan dan pelatihan

g. Perjalanan Dinas
Jabatan untuk
menjemput/mengantarkan Maksimal
ke tempat pemakaman √ √ √ 3 (tiga) √
jenazah pejabat hari
negara/pegawai negeri
yang meninggal dunia
dalam melakukan
perjalanan dinas
h. Perjalanan Dinas
Jabatan untuk
menjemput/mengantarkan
ke tempat pemakaman Maksimal
jenazah pejabat √ √ √ 3 (tiga) √
negara/pegawai negeri hari
yang meninggal dunia dari
tempat Kedudukan yang
terakhir ke kota tempat
pemakaman

Keterangan :

1. √ 1) : Rincian Biaya Perjalanan Dinas Jabatan untuk mengikuti kegiatan rapat,


seminar, dan sejenisnya berdasarkan Lampiran tersendiri sebagaimana
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Surat Edaran ini.
2. √ 2) : Biaya penginapan diberikan pada saat kedatangan dan selama masa
Pengumandahan (Datasering) dalam hal tidak tersedia rumah dinas.
3. √ 3) : Biaya transpor pegawai diberikan untuk transpor pada saat kedatangan
dan kepulangan.
4. √ 4) : Uang Harian diberikan berupa uang saku sesuai standar biaya selama
mengikuti kegiatan.
5. √ 5) : Biaya Penginapan diberikan 1 (satu) hari pada saat kedatangan dan 1
(satu) hari kepulangan.
6. Jenis Perjalanan Dinas Jabatan pada huruf g dan h: uang harian, biaya
transpor pegawai/keluarga, dan biaya penginapan diberikan paling banyak
untuk 4 (empat) orang.
Lampiran IV Surat Edaran Menteri
Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional
Nomor : /SE-100.3/II/2021
Tanggal : Februari 2021

FORM BUKTI KEHADIRAN


PELAKSANAAN PERJALANAN DINAS JABATAN
DALAM KOTA SAMPAI DENGAN 8 (DELAPAN) JAM

Pejabat/Petugas yang
mengesahkan
No Pelaksana SPD Hari Tanggal
Tanda
Nama Jabatan
Tangan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Keterangan:
1. Diisi nomor urut
2. Diisi nama Pelaksana SPD yang melakukan Perjalanan Dinas
3. Diisi hari pelaksanaan Perjalanan Dinas
4. Diisi tanggal pelaksanaan Perjalanan Dinas sesuai yang tercantum dalam
Surat Tugas
5. Diisi nama pimpinan/pejabat/petugas di Tempat Tujuan Perjalanan Dinas.
6. Diisi jabatan pimpinan/pejabat/petugas di Tempat Tujuan Perjalanan
Dinas.
7. Diisi tanda tangan pejabat sebagaimana dimaksud pada angka (5) yang
ditunjuk untuk menandatangani bukti kehadiran pelaksanaan perjalanan
dinas.

Catatan:
Untuk angka (3) dan (4), apabila penugasan lebih dari 1 (satu) hari, maka diisi
per hari dan per tanggal pelaksanaan Perjalanan Dinas.
Lampiran V Surat Edaran Menteri Agraria
dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional
Nomor : /SE-100.3/II/2021
Tanggal : Februari 2021

DAFTAR PENERIMAAN BIAYA TRANSPOR

DAFTAR : PENERIMAAN BIAYA TRANSPOR


BERDASARKAN : (1)
NOMOR/TANGGAL : (2)
AKUN : (3)

NO NAMA JABATAN GOL. BIAYA TRANSPOR TANDA TANGAN

(4) (5) (6) (7) (8) (9)

JUMLAH (10)

.............,....................(13)

Lunas Bayar,
Pejabat Pembuat Komitmen Bendahara Pengeluaran

(11) (12)

................................ ................................
NIP................................ NIP.............................
Keterangan:

1. Diisi dasar penerimaan biaya transpor


2. Diisi nomor dan tanggal Surat Tugas
3. Diisi akun pencairan biaya transpor
4. Diisi nomor urut penerima biaya transpor
5. Diisi nama penerima biaya transpor
6. Diisi jabatan penerima biaya transpor
7. Diisi golongan penerima biaya transpor
8. Diisi nominal biaya transpor
9. Diisi tanda tangan penerima biaya transpor
10. Diisi jumlah/total penerima biaya transpor
11. Diisi tanda tangan, nama, dan NIP Pejabat Pembuat Komitmen
12. Diisi tanda tangan, nama, dan NIP Bendahara Pengeluaran
13. Diisi tempat dan tanggal penerimaan biaya transpor
Lampiran VI Surat Edaran Menteri
Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional
Nomor : /SE-100.3/II/2021
Tanggal : Februari 2021

KOMPONEN BIAYA PERJALANAN DINAS JABATAN DI DALAM KOTA SAMPAI


DENGAN 8 (DELAPAN) JAM

Biaya Transpor Jumlah Hari Biaya Pemetian


Jenis Perjalanan Dinas
Kegiatan Dalam yang dan Angkutan
Jabatan
Kota dibayarkan Jenazah

a. Perjalanan Dinas Sesuai


√ -
Jabatan biasa Penugasan

b. Perjalanan Dinas
Jabatan untuk mengikuti
√ 1) √ 1) -
rapat, seminar dan
sejenisnya
c. Perjalanan Dinas Keberangkatan
Jabatan untuk menempuh √ dan -
ujian dinas/ujian jabatan Kepulangan
d. Perjalanan Dinas
Keberangkatan
Jabatan untuk mengikuti
√ dan -
pendidikan setara
Kepulangan
Diploma/S1/S2/S3
e. Perjalanan Dinas Sesuai
Jabatan untuk mengikuti √ -
Penugasan
pendidikan dan pelatihan
f. Perjalanan Dinas
Jabatan untuk
menjemput/mengantarkan
ke tempat pemakaman
Dibayarkan 1
jenazah pejabat √ √
(satu) kali
negara/pegawai negeri
yang meninggal dunia
dalam melakukan
perjalanan dinas
g. Perjalanan Dinas
Jabatan untuk
menjemput/mengantarkan
ke tempat pemakaman
jenazah pejabat Dibayarkan 1
√ √
negara/pegawai negeri (satu) kali
yang meninggal dunia dari
Tempat Kedudukan yang
terakhir ke kota tempat
pemakaman
Keterangan :

1. √ 1) : Rincian Biaya Perjalanan Dinas Jabatan untuk mengikuti kegiatan rapat,


seminar, dan sejenisnya berdasarkan Lampiran tersendiri sebagaimana
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Surat Edaran ini.
2. Biaya Transpor Kegiatan Dalam Kota dibayarkan secara lumpsum sesuai
standar biaya dan tidak diberikan kepada pelaksana SPD yang melakukan
rapat dalam komplek perkantoran yang sama.
3. Perjalanan Dinas Jabatan Dalam Kota dapat diberikan sepanjang tidak
menggunakan kendaraan dinas, disertai dengan surat tugas, dan tidak bersifat
rutin.
4. Jenis Perjalanan Dinas Jabatan pada huruf g dan h: biaya transpor
pegawai/keluarga diberikan paling banyak untuk 4 (empat) orang.
5. Lama Pelaksanaan Perjalanan Dinas Jabatan pada huruf c dan d adalah sesuai
waktu yang ditempuh menuju tempat pendidikan/ujian.
Lampiran VII Surat Edaran Menteri Agraria
dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional
Nomor : /SE-100.3/II/2021
Tanggal : Februari 2021

DAFTAR HADIR PENUGASAN


Perjalanan Dinas Jabatan Dalam Kota Lebih Dari 8 (delapan) Jam
………………………………………...…….. 1
Sesuai Surat Tugas Nomor ………………..2
Bulan………………..
Tanggal
Jumlah
No. Nama NIP 1 2 3 dst
Hari
Datang/ Pulang/ Datang/ Pulang/ Datang/ Pulang/ Datang/ Pulang/
Paraf Paraf Paraf Paraf Paraf Paraf Paraf Paraf
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

Pejabat/Petugas yang Penanggung Jawab Kegiatan


Mengesahkan

15 16
(…………….……) (…………………)

Mengetahui
Direktur/Setditjen/Setitjen/Kapus/Kabiro/
Ketua STPN/Kakanwil/Kakantah

17
(…….…...……….)
Keterangan:

1. Diisi nama penugasan/kegiatan


2. Diisi nomor surat tugas
3. Diisi nomor urut Pelaksana SPD
4. Diisi nama Pelaksana SPD
5. Diisi NIP Pelaksana SPD
6. (Nomor 6,8,10,12) Diisi jam kehadiran di tempat tujuan dan paraf Pelaksana
SPD
7. (Nomor 7,9,11,13) Diisi jam kepulangan dari tempat tujuan dan paraf
Pelaksana SPD
14. Diisi jumlah hari kehadiran
15. Diisi Nama/NIP Pimpinan/pejabat/petugas yang mengesahkan kehadiran dan
kepulangan tempat tujuan
16. Diisi Nama/NIP Penanggung jawab kegiatan
17. Diisi Nama/NIP Direktur/Setditjen/Setitjen/Kapus/Kabiro/Ketua STPN/Kakanwil/
Kakantah
Lampiran VIII Surat Edaran Menteri
Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional
Nomor : /SE-100.3/II/2021
Tanggal : Februari 2021

KOMPONEN BIAYA PERJALANAN DINAS JABATAN DI DALAM KOTA LEBIH


DARI 8 (DELAPAN) JAM

Uang Biaya Biaya Jumlah Hari Biaya Pemetian


Jenis Perjalanan
Haria Penginapa Transpor yang dan Angkutan
Dinas Jabatan
n n Pegawai dibayarkan Jenazah
a. Perjalanan Dinas
Jabatan dalam
rangka pelaksanaan Sesuai
√ √ √ -
tugas dan fungsi Penugasan
yang melekat pada
jabatan
b. Perjalanan Dinas
Jabatan untuk
Sesuai
mengikuti rapat, √ 1) √ 1) √ 1) -
Penugasan
seminar dan
sejenisnya
c. Perjalanan Dinas
Jabatan dalam Maksimal 90
rangka √ √ 2) √ 3) (Sembilan -
Pengumandahan puluh) hari
(Datasering)
d. Perjalanan Dinas
Jabatan untuk
√ √ √ 2 (dua) hari -
menempuh ujian
dinas/ujian jabatan
e. Perjalanan Dinas
Jabatan untuk
Maksimal 2
mengikuti √ √ √ -
(dua) hari
pendidikan setara
Diploma/S1/S2/S3
f. Perjalanan Dinas
Jabatan untuk
Sesuai
mengikuti √ 4) √ 5) √ -
Penugasan
pendidikan dan
pelatihan
g. Perjalanan Dinas
Jabatan untuk
menjemput/menga Maksimal 3
ntarkan ke tempat √ √ √ √
(tiga) hari
pemakaman
jenazah pejabat
negara/pegawai
negeri yang
meninggal dunia
dalam melakukan
perjalanan dinas
h. Perjalanan Dinas √ √ √ Maksimal 3 √
Jabatan untuk (tiga) hari
menjemput/menga-
ntarkan ke tempat
pemakaman
jenazah pejabat
negara/pegawai
negeri yang
meninggal dunia
dari Tempat
Kedudukan yang
terakhir ke kota
tempat pemakaman

Keterangan :

1. √ 1) : Rincian Biaya Perjalanan Dinas Jabatan untuk mengikuti kegiatan rapat,


seminar, dan sejenisnya berdasarkan Lampiran tersendiri sebagaimana
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Surat Edaran ini.
2. √ 2) : Biaya penginapan diberikan pada saat kedatangan dan selama masa
Pengumandahan (Datasering) dalam hal tidak tersedia rumah dinas.
3. √ 3) : Biaya transpor pegawai diberikan untuk transpor pada saat kedatangan
dan kepulangan
4. √ 4) : Uang Harian diberikan berupa uang saku sesuai standar biaya selama
mengikuti kegiatan.
5. √ 5) : Biaya Penginapan diberikan 1 (satu) hari pada saat kedatangan dan 1
(satu) hari kepulangan.
6. Biaya Transpor Pegawai diberikan sesuai biaya riil. Dalam hal tidak diperoleh
bukti pengeluaran riil, diberikan berupa biaya transpor kegiatan dalam kota
yang dibayarkan secara lumpsum sesuai standar biaya.
7. Biaya Transpor Pegawai diberikan sepanjang tidak menggunakan kendaraan
dinas, disertai dengan surat tugas, dan tidak bersifat rutin.
8. Jenis Perjalanan Dinas Jabatan pada huruf g dan h: uang harian, biaya
transpor pegawai/keluarga, dan biaya penginapan diberikan paling banyak
untuk 4 (empat) orang.
9. Lama Pelaksanaan Perjalanan Dinas Jabatan pada huruf d dan e adalah sesuai
waktu yang ditempuh menuju tempat pendidikan/ujian.
Lampiran IX Surat Edaran Menteri
Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional
Nomor : /SE-100.3/II/2021
Tanggal : Februari 2021

FORM BUKTI KEHADIRAN PERJALANAN DINAS JABATAN

Form Bukti Kehadiran Pelaksanaan Perjalanan Dinas Jabatan


Paket Meeting : Fullboard/Fullday/Halfday

Kegiatan :
Unit Kerja :
Hari :
Tanggal :
Tempat :

No Pelaksana SPD Jabatan Tanda Tangan


Lampiran X Surat Edaran Menteri Agraria
dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional
Nomor : /SE-100.3/II/2021
Tanggal : Februari 2021

FORMAT SURAT PERNYATAAN

KOP SURAT
………………………………….(1)

SURAT PERNYATAAN
Nomor:……………(2)

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama :………………….. (3)
Jabatan :………………….. (4)
Unit Kerja :………………….. (5)
Lembaga :………………….. (6)
Unit Organisasi :………………….. (7)

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa pekerjaan tersebut harus segera di selesaikan di luar kantor
(dalam/ luar kota) (*) dan tidak/ perlu menginap (*), mengingat pada kantor Kementrian Agraria/ Tata
Ruang……………….…. (8) tidak terdapat fasilitas tersebut di atas untuk menyelenggarakan kegiatan
…………………..…… (9)

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya dan apabila di kemudian hari ternyata surat
pernyataan ini tidak benar, saya bertanggung jawab penuh dan bersedia diproses sesuai dengan
ketentuan hukum yang berlaku.

Mengetahui ………,…………..2014 (10)


Kabag Rumah Tangga/Kabag TU, Penanggung jawab Kegiatan,

(nama) (nama)
NIP………………….(12) NIP……………………..(11)

Menyetujui Menyetujui
Pejabat Pembuat Komitmen Kepala Unit Kerja/Atasan Langsung

(nama) (nama)
NIP…………………..(14) NIP…………………..…(13)
Keterangan:

1. Diisi kop surat unit kerja


2. Diisi nomor surat pernyataan
3. Diisi nama penanggung jawab kegiatan
4. Diisi jabatan penanggung jawab kegiatan
5. Diisi nama unit kerja
6. Diisi nama lembaga
7. Diisi nama unit organisasi atas penanggung jawab kegiatan
8. Diisi nama unit kerja
9. Diisi nama/jenis kegiatan rapat, seminar, dan sejenisnya
10. Diisi tempat, tanggal, bulan, dan tahun ditandatangani surat pernyataan
11. Diisi tanda tangan, nama, dan NIP penanggung jawab kegiatan
12. Diisi nama dan NIP Kabag Rumah Tangga Biro Umum untuk kerja di
Kantor Pusat Kementerian ATR/BPN dan Kabag TU untuk Unit Kerja
Perwakilan ATR/BPN
13. Diisi nama/NIP Kepala Unit Kerja atau Atasan Langsung Penanggung
Jawab Kegiatan
14. Diisi nama/NIP Pejabat Pembuat Komitmen terkait ketersediaan
anggaran dan pertimbangan teknis penyelenggaraan kegiatan
Lampiran XI Surat Edaran Menteri Agraria dan
Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor : /SE-100.3/II/2021
Tanggal : Februari 2021
Lampiran SPD
NOMOR........... TANGGAL................. (1)

DAFTAR PESERTA KEGIATAN ………………………………… (2)


TANGGAL PENYELENGGARAAN …………...SD.……………. (3)
KOTA TEMPAT PENYELENGGARAAN……………………..… (4)
SATUAN KERJA …………………………... (5)
KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA………………………... (6)

Surat Tugas Tanggal


Tempat Tingkat Alat
Nama Pelaksana Kedudukan
Pangkat/ Biaya Angkutan Tiba Lamanya
No Jabatan Asal Keberangkatan Keterangan
SPD/NIP Golongan Perjalanan yang Kembali Perjalanan
Nomor Tanggal Dari Tempat
Dinas digunakan Kedudukan Dinas
Kedudukan Asal
Asal
(7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)

……………………………………………… (20)
PPK SATUAN KERJA PENYELENGGARA

(21) (22)

NAMA/NIP
PETUNJUK PENGISIAN DAFTAR PESERTA
KEGIATAN RAPAT, SEMINAR, DAN SEJENISNYA (LAMPIRAN SPD)

[1] Diisi nomor dan tanggal Surat Perjalanan Dinas (SPD).


[2] Diisi nama/jenis kegiatan rapat, seminar dan sejenisnya.
[3] Diisi tanggal penyelenggaraan kegiatan rapat, seminar dan sejenisnya.
[4] Diisi nama kota tempat penyelenggaraan kegiatan rapat, seminar dan
sejenisnya.
[5] Diisi nama satuan kerja penyelenggara kegiatan rapat, seminar dan
sejenisnya.
[6] Diisi nama kementerian negara/lembaga satuan kerja penyelenggara kegiatan
rapat, seminar dan sejenisnya.
[7] Diisi nomor urut.
[8] Diisi jabatan Pelaksana SPD.
[9] Diisi pangkat dan golongan Pelaksana SPD.
[10] Diisi jabatan Pelaksana SPD.
[11] Diisi kota tempat kedudukan asal/instansi/satuan kerja Pelaksana SPD.
[12] Diisi dengan tingkat biaya perjalanan dinas Pelaksana SPD.
[13] Diisi alat angkutan yang diigunakan/sesuai dengan bukti riil.
[14] Diisi nomor Surat Tugas Pelaksana SPD.
[15] Diisi tanggal Surat Tugas Pelaksana SPD.
[16] Diisi tanggal keberangkatan dari kota tempat kedudukan asal/instansi/
satuan kerja Pelaksana SPD.
[17] Diisi tanggal tiba kembali di tempat kedudukan asal/instansi/satuan kerja
Pelaksana SPD.
[18] Diisi lama waktu dilaksanakannya perjalanan dinas dengan satuan hari atau
jam.
[19] Diisi keterangan lain bilamana diperlukan.
[20] Diisi kota/tempat kedudukan asal PPK Satuan Kerja penyelenggara, dan
tanggal pengesahan PPK.
[21] Diisi tanda tangan PPK Satuan Kerja penyelenggara kegiatan rapat, seminar
dan sejenisnya.
[22] Diisi nama dan NIP PPK Satuan Kerja penyelenggara kegiatan rapat, seminar
dan sejenisnya.
Lampiran XII Surat Edaran Menteri
Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional
Nomor : /SE-100.3/II/2021
Tanggal : Februari 2021
PETUNJUK PENGISIAN SURAT PERJALANAN DINAS (SPD)

Lembar I :
(1) Diisi nama Kementerian Negara/Lembaga dari satuan kerja yang dibebani biaya
perjalanan dinasnya.
(2) Diisi Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) / jenis PPK kegiatan tertentu apabila
dalam satuan kerja terdapat lebih dari 1 (satu) PPK.
(3) Diisi nama / NIP pegawai yang melaksanakan perjalanan dinas (Pelaksana SPD).
(4) Diisi pangkat dan golongan Pelaksana SPD.
(5) Diisi jabatan / instansi Pelaksana SPD.
(6) Diisi tingkat biaya perjalanan dinas Pelaksana SPD.
(7) Diisi maksud dari dilaksanakannya perjalanan dinas.
(8) Diisi jenis alat angkutan/transpor yang digunakan.
(9) Diisi kota tempat kedudukan asal/keberangkatan Pelaksana SPD.
(10) Diisi kota tempat tujuan pelaksanaan perjalanan dinas.
(11) Diisi lama waktu dilaksanakannya perjalanan dinas dengan satuan hari atau
jam.
(12) Diisi tanggal keberangkatan pelaksanaan perjalanan dinas.
(13) Diisi tanggal harus kembali ke tempat kedudukan semula atau tiba di tempat
tujuan baru untuk perjalanan dinas pindah.
(14) Diisi nama pengikut atau yang turut serta dengan pegawai yang melaksanakan
perjalanan dinas, khusus untuk perjalanan dinas pindah. Untuk perjalanan
dinas jabatan, isian ini dikosongkan.
(15) Diisi dengan tanggal lahir pengikut/yang turut serta dengan pegawai yang
melaksanakan perjalanan dinas, khusus untuk perjalanan dinas pindah. Untuk
perjalanan dinas jabatan, isian ini dikosongkan.
(16) Diisi hubungan pengikut dengan Pelaksana SPD, khusus untuk perjalanan dinas
pindah. Untuk perjalanan dinas jabatan, isian ini dikosongkan.
(17) Diisi nama satuan kerja yang dibebani biaya perjalanan dinas.
(18) Diisi kegiatan, output dan akun dalam DIPA yang dibebani.
(19) Diisi Nomor dan tanggal Surat Tugas Pelaksana SPD.
(20) Diisi tempat penandatanganan SPD.
(21) Diisi tanggal penandatanganan SPD.
(22) Diisi nama dan NIP PPK yang menandatangani SPD.
PETUNJUK PENGISIAN SURAT PERJALANAN DINAS (SPD)
KHUSUS DALAM RANGKA RAPAT, SEMINAR DAN SEJENISNYA

Lembar I :
(1) Diisi nama Kementerian Negara/Lembaga dari satuan kerja yang dibebani biaya
perjalanan dinasnya.
(2) Diisi “terlampir”.
(3) Diisi “terlampir”.
(4) Diisi “terlampir”.
(5) Diisi “terlampir”.
(6) Diisi “terlampir”.
(7) Diisi maksud dari dilaksanakannya perjalanan dinas.
(8) Diisi “terlampir”.
(9) Diisi “terlampir”.
(10) Diisi kota tempat tujuan pelaksanaan perjalanan dinas dalam rangka rapat,
seminar, dan sejenisnya.
(11) Diisi “terlampir”.
(12) Diisi “terlampir”.
(13) Diisi “terlampir”.
(14) Tidak perlu diisi/dikosongkan.
(15) Tidak perlu diisi/dikosongkan.
(16) Tidak perlu diisi/dikosongkan.
(17) Diisi nama satuan kerja yang dibebani biaya perjalanan dinas dalam rangka rapat,
seminar, dan sejenisnya.
(18) Diisi kegiatan, output dan akun dalam DIPA yang dibebani.
(19) Diisi “terlampir”.
(20) Diisi tempat penandatanganan SPD.
(21) Diisi tanggal penandatanganan SPD.
(22) Diisi nama dan NIP PPK yang menandatangani SPD.
Lembar II :
I. Diisi dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Biaya Perjalanan Dinas dibebankan pada DIPA Pelaksana SPD
(23) Diisi kota tempat kedudukan asal/keberangkatan Pelaksana SPD.
(24) Diisi nama tempat tujuan perjalanan dinas Pelaksana SPD.
(25) Diisi tanggal keberangkatan perjalanan dinas.
(26) Diisi nama jabatan penanda tangan SPD di tempat kedudukan
asal/keberangkatan.
(27) Diisi tanda tangan dan nama Kepala Satuan Kerja atau Pejabat yang ditunjuk
pada instansi Pelaksana SPD atau Atasan Pelaksana SPD
(28) Diisi NIP Kepala Satuan Kerja atau Pejabat yang ditunjuk pada instansi Pelaksana
SPD.
2. Biaya Perjalanan Dinas dibebankan pada DIPA Satuan Kerja Penyelenggara
(23) Tidak perlu diisi/dikosongkan.
(24) Tidak perlu diisi/dikosongkan.
(25) Tidak perlu diisi/dikosongkan.
(26) Tidak perlu diisi/dikosongkan.
(27) Tidak perlu diisi/dikosongkan.
(Tidak perlu ditandatangani oleh Kepala Satuan Kerja atau Pejabat yang ditunjuk
pada instansi Pelaksana SPD atau Atasan Pelaksana SPD).
(28) Tidak perlu diisi/dikosongkan.

II, III, IV, V Diisi sebagai berikut:


(29) Diisi nama tempat tujuan perjalanan dinas Pelaksana SPD.
(30) Diisi tanggal tiba di tempat tujuan perjalanan dinas.
(31) Diisi nama jabatan penanda tangan SPD di tempat tujuan.
(32) Diisi tanda tangan dan nama penanda tangan SPD di tempat tujuan.
(33) Diisi NIP penanda tangan SPD di tempat kedudukan tujuan.
(34) Diisi nama tempat kedudukan untuk melanjutkan perjalanan dinas.
(35) Diisi nama tempat tujuan perjalanan dinas lanjutan.
(36) Diisi tanggal keberangkatan perjalanan dinas lanjutan.
(37) Diisi nama jabatan penanda tangan SPD di lokasi tempat keberangkatan
lanjutan.
(38) Diisi tanda tangan dan nama penanda tangan SPD di tempat lanjutan
keberangkatan.
(39) Diisi NIP penanda tangan SPD di tempat kedudukan untuk melanjutkan
perjalanan dinas.

VI. Diisi dengan ketentuan sebagai berikut:


1. Biaya Perjalanan Dinas dibebankan pada DIPA Pelaksana SPD
(40) Diisi nama tempat kedudukan semula Pelaksana SPD.
(41) Diisi tanggal tiba di tempat kedudukan semula Pelaksana SPD.
(42) Diisi tanda tangan dan nama Pejabat Pembuat Komitmen.
(43) Diisi NIP Pejabat Pembuat Komitmen.

2. Biaya Perjalanan Dinas dibebankan pada DIPA Satuan Kerja Penyelenggara


(40) Tidak perlu diisi/dikosongkan.
(41) Tidak perlu diisi/dikosongkan.
(42) Tidak perlu diisi/dikosongkan.
(43) Tidak perlu diisi/dikosongkan.
Lampiran XIII Surat Edaran Menteri
Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional
Nomor : /SE-100.3/II/2021
Tanggal : Februari 2021

KOMPONEN PERJALANAN DINAS YANG DILAKSANAKAN DI LUAR KANTOR


PENYELENGGARA (HOTEL/TEMPAT LAIN)
KOMPONEN BIAYA UANG UANG
UANG BIAYA UANG
PERJALANAN SAKU TRANSPOR
HARIAN PENGINAPAN HARIAN1)
DINAS RAPAT PEGAWAI
I. MELEWATI BATAS KOTA
1. Peserta √ 3) - √ 2) √ √
2. Panitia/
√ 3) - √ 2) √ √
Moderator
3. Narasumber - - √ 2) √ √
II. DALAM KOTA LEBIH DARI 8 JAM
1. Peserta √ 3) √ 3) √ √ 4) √
2. Panitia /
√ 3) √ 3) √ √ 4) √
Moderator
3. Narasumber - - √ √ 4) √
III. DALAM KOTA SAMPAI DENGAN 8 JAM
1. Peserta - √ 3) √ - -
2. Panitia /
- √ 3) √ - -
Moderator
3. Narasumber - - √ - -

Keterangan :
1. √ 1) : Uang Harian diberikan 1 (satu) hari pada saat kedatangan
dan 1 (satu) hari pada saat kepulangan.
2. √2) : Biaya transpor kepulangan Pelaksana SPD dalam rangka
mengikuti rapat, seminar, dan sejenisnya dapat dibayarkan
sebesar biaya transpor kedatangan tanpa menyertakan bukti
pengeluaran transpor kepulangan.
3. √3) : Uang Saku Fullboard/Fullday/Halfday diberikan sesuai
dengan paket rapat, seminar, dan sejenisnya yang diatur dalam
Standar Biaya.
4. √4) : Biaya Penginapan diberikan apabila memerlukan waktu
untuk menginap 1 (satu) hari pada saat kedatangan dan/atau 1
(satu) hari pada saat kepulangan.
5. Uang Saku Paket Fullboard/Fullday/Halfday mengikuti ketentuan
yang diatur dalam Standar Biaya
6. Uang Transpor Pegawai diberikan sepanjang tidak menggunakan
kendaraan dinas, disertai dengan surat tugas, dan tidak bersifat
rutin.
Lampiran XIV Surat Edaran Menteri
Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional
Nomor : /SE-100.3/II/2021
Tanggal : Februari 2021

ILUSTRASI PENGGUNAAN AKUN PERJALANAN DINAS 524113, 524114, DAN


524119

No. Jenis Kegiatan Kode Akun Keterangan


1. Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kota
Transport Dalam Kota 524113
2. Yang dilaksanakan di luar kantor dan
di dalam kota Satker Penyelenggara

a. Uang Saku Rapat Paket Untuk peserta,


524114 panitia/moderator,
Halfday/Fullday/Fullboard
524114 dan/atau
b. Uang Harian
narasumber
c. Uang Transpor pegawai
i. Melewati batas kota/ luar kota 524114
ii. Dalam kota 524114
d. Biaya Penginapan
i. Melewati batas kota/ luar kota 524114
ii. Dalam kota (lebih dari 8 jam) 524114
e. Biaya paket meeting 524114
Halfday/Fullday/Fullboard
3. Yang dilaksanakan di luar kota Satker
Penyelenggara
a. Uang saku Paket Fullboard Untuk peserta,
i. Melewati batas kota/luar kota 524119 panitia/moderator,
dan narasumber
ii. Dalam Kota 524119
b. Uang Harian 524119
c. Uang Transpor pegawai
i. Melewati batas kota/luar kota 524119
ii. Dalam Kota 524119
d. Biaya Penginapan
i. Melewati batas kota/ luar kota 524119
ii. Dalam kota (lebih dari 8 jam) 524119
e. Biaya paket meeting (fullboard) 524119
Lampiran XV Surat Edaran Menteri
Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional
Nomor : /SE-100.3/II/2021
Tanggal : Februari 2021

FORMAT KUITANSI

KUITANSI

TA : (1)
Nomor Bukti : (2)
Mata : (3)
Anggaran

KUITANSI/BUKTI PEMBAYARAN

Sudah terima : Pejabat Pembuat Komitmen


dari Satker ........(4).................
Jumlah uang : Rp ............(5)..................
Terbilang : ..................(6).........................................
...............................................................
Untuk : ...................(7)........................................
pembayaran

a.n. Kuasa Pengguna Anggaran Tempat/Tgl. (8)


Pejabat Pembuat Komitmen Jabatan Penerima Uang

Tanda Tangan dan Stempel Tanda Tangan

(10) (9)

(Nama Jelas) (Nama Jelas)


NIP/NRP

Barang/pekerjaan tersebut telah diterima/diselesaikan dengan lengkap dan baik


Pejabat yang bertanggung jawab

Tanda Tangan

(11)

(Nama Jelas)
NIP/NRP
PETUNJUK PENGISIAN KUITANSI

NO URAIAN ISIAN
(1) Diisi tahun anggaran berkenaan
(2) Diisi nomor urut kuitansi/bukti pembukuan
(3) Diisi mata anggaran yang dibebani transaksi pembayaran
(4) Diisi nama satker yang bersangkutan
(5) Diisi jumlah uang dengan angka
(6) Diisi jumlah uang dengan huruf
(7) Diisi uraian pembayaran yang meliputi jumlah barang/jasa dan
spesifikasi teknisnya
(8) Diisi tempat tanggal penerimaan uang
(9) Diisi tanda tangan, nama jelas, stempel perusahaan(apabila ada) dan
meterai sesuai ketentuan
(10) Diisi tanda tangan, nama jelas dan NIP/NRP Pejabat Pembuat
Komitmen serta stempel dinas
(11) Diisi tanda tangan, nama jelas dan NIP/NRP pejabat yang ditunjuk
dan bertanggung jawab dalam penerimaan barang/jasa
Lampiran XVI Surat Edaran Menteri
Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional
Nomor : /SE-100.3/II/2021
Tanggal : Februari 2021

PEMOTONGAN PPH PASAL 4 AYAT (2)


Lampiran XVII Surat Edaran Menteri
Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional
Nomor : /SE-100.3/II/2021
Tanggal : Februari 2021

SURAT PERNYATAAN

Surat jaminan tersebut di atas memenuhi sifat mudah dicairkan dan tidak
bersyarat (unconditional) sebagaimana dimaksud dalam Perpres No. 54
Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana
telah diubah terakhir dengan Perpres No. 4 Tahun 2015

Penjamin memahami dan menyetujui serta akan melaksanakan maksud


“mudah dicairkan” dan “tidak bersyarat (unconditional)” sebagaimana
diatur dalam Peraturan Menteri Nomor .../PMK.05/2017 tentang Tata
Cara Pembayaran atas beban APBN sebelum Barang/Jasa diterima
sebagai berikut:
Meterai
Lampiran XVIII Surat Edaran Menteri
Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional
Nomor : /SE-100.3/II/2021
Tanggal : Februari 2021

SURAT PERNYATAAN KESANGGUPAN PENYEDIA


BARANG/JASA

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Dengan ini menyatakan bahwa Saya bertanggung jawab penuh untuk


Lampiran XIX Surat Edaran Menteri
Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional
Nomor : /SE-100.3/II/2021
Tanggal : Februari 2021

PEMOTONGAN PPH PASAL 21/26


Lampiran XX Surat Edaran Menteri
Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional
Nomor : /SE-100.3/II/2021
Tanggal : Februari 2021

TABEL KODE AKUN PAJAK DAN KODE JENIS SETORAN

1. Kode Akun Pajak 411121 Untuk Jenis Pajak PPh Pasal 21

KODE

JENIS JENIS SETORAN KETERANGAN

SETORAN

100 Masa PPh Pasal 21 untuk pembayaran pajak yang masih


harus disetor yang tercantum dalam SPT
Masa PPh Pasal 21 termasuk SPT
pembetulan sebelum dilakukan
pemeriksaan.
402 PPh Final Pasal 21 atas untuk pembayaran PPh Final Pasal 21
honorarium atau imbalan atas honorarium atau imbalan lain yang
lain yang diterima Pejabat diterima Pejabat Negara, PNS, anggota
Negara, PNS, anggota TNI/POLRI dan para pensiunnya.
TNI/POLRI dan para
pensiunnya

2. Kode Akun Pajak 411122 Untuk Jenis Pajak PPh Pasal 22

KODE

JENIS JENIS SETORAN KETERANGAN

SETORAN
900 Pemungut PPh Pasal 22 untuk pembayaran PPh Pasal 22 yang
non-Bendaharawan dipungut oleh Pemungut selain
Bendaharawan.
910 Pemungut PPh Pasal 22 untuk pembayaran PPh Pasal 22 yang
Bendaharawan APBN dipungut oleh Pemungut Bendaharawan
APBN
920 Pemungut PPh Pasal 22 untuk pembayaran PPh Pasal 22 yang
Bendaharawan APBD dipungut oleh Pemungut Bendaharawan
APBD
3. Kode Akun Pajak 411124 Untuk Jenis Pajak PPh Pasal 23

KODE
JENIS JENIS SETORAN KETERANGAN
SETORAN
100 Masa PPh Pasal 23 untuk pembayaran PPh Pasal 23 yang
harus disetor (selain PPh Pasal 23 atas
dividen, bunga, royalti, dan jasa) yang
tercantum dalam SPT Masa PPh Pasal
23 termasuk SPT pembetulan sebelum
dilakukan pemeriksaan.

104 PPh Pasal 23 atas Jasa untuk pembayaran PPh Pasal 23 yang
harus disetor atas jasa yang dibayarkan
kepada Wajib Pajak dalam negeri yang
tercantum dalam SPT Masa PPh Pasal 23.

4. Kode Akun Pajak 411128 Untuk Jenis Pajak PPh Final

KODE
JENIS JENIS SETORAN KETERANGAN
SETORAN
403 PPh Final Pasal 4 ayat (2) untuk pembayaran PPh Final Pasal 4 ayat
atas Persewaan Tanah (2) atas Persewaan Tanah dan/atau
dan/atau Bangunan Bangunan.

409 PPh Final Pasal 4 ayat (2) untuk pembayaran PPh Final Pasal 4 ayat
atas Jasa Konstruksi (2) atas jasa konstruksi

420 PP 23 tahun 2018 Untuk pembayaran PPh Final 0,5% atas


UKM (Usaha Kecil Menengah)

5. Kode Akun Pajak 411211 Untuk Jenis Pajak PPN Dalam Negeri

KODE
JENIS JENIS SETORAN KETERANGAN
SETORAN
900 Pemungut PPN Dalam untuk pembayaran PPN Dalam Negeri yang
Negeri non-Bendaharawan dipungut oleh Pemungut selain
Bendaharawan.

910 Pemungut PPN Dalam untuk pembayaran PPN Dalam Negeri yang
Negeri Bendaharawan APBN dipungut oleh Pemungut Bendaharawan
APBN

920 Pemungut PPN Dalam untuk pembayaran PPN Dalam Negeri yang
Negeri Bendaharawan dipungut oleh Pemungut Bendaharawan
APBD APBD
Lampiran XXI Surat Edaran Menteri
Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional
Nomor : /SE-100.3/II/2021
Tanggal : Februari 2021

MATRIKS PETUNJUK PELAKSANAAN PEMUTAKHIRAN AKUN COVID-19

Dokumen
No. Uraian Belanja Ketentuan Pelaksanaan Akun
Pertanggungjawaban

1 2 3 5 6

1. Pengadaan Diberikan kepada a. Untuk a. Untuk penyedia


Masker dan pegawai ASN yang mendukung barang/jasa
Hand Sanitizer mendapat penugasan Operasional (≤
Kantor, Rp10.000.000,00):
untuk bekerja di kantor;
menggunakan
• Bukti Pembelian;
akun
Belanja Barang • SSP (Surat Setor
Operasional – Pajak);
Penanganan • Referensi Bank
Pandemi Covid- (bila diperlukan).
19 (521131);
b. Untuk penyedia
b. Untuk barang/jasa
persediaan, (Rp10.000.000,00
menggunakan s.d
akun Rp50.000.000,00):
Belanja barang
• Kuitansi;
persediaan –
Penanganan • Faktur Barang;
Pandemi Covid- • SSP (Surat Setor
19 (521841). Pajak);
2. Biaya a. Untuk yang • Faktur Pajak;
Penyemprotan dilaksanakan • Referensi Bank
Disinfektan secara swakelola, (bila diperlukan).
menggunakan c. Untuk penyedia
akun Belanja
barang/jasa
Barang
Operasional – (≥
Penanganan Rp50.000.000,00)
Pandemi Covid- :
19 (521131); • SPK;
b. Untuk yang • Kuitansi;
dilaksanakan oleh • Faktur Barang;
pihak ketiga, • SSP (Surat Setor
menggunakan Pajak);
akun
Belanja Jasa – • Faktur Pajak;
Penanganan • Berita Acara
Pandemi Covid-19 Pembayaran;
(522192). • Surat
Dokumen
No. Uraian Belanja Ketentuan Pelaksanaan Akun
Pertanggungjawaban
1 2 3 5 6

3. Pengadaan Belanja Modal Permohonan


Thermogun Peralatan dan Mesin – Pembayaran;
(nilai manfaat Penanganan Pandemi • Berita Acara
Covid-19 (532119). Serah Terima;
lebih dari 1
tahun dan • Berita Acara
melebihi satuan Pemeriksaan
Hasil Pekerjaan;
minimum
kapitalisasi) • Referensi Bank ;
• Karwas;
4. Pengadaan Pembelian/pengadaan Belanja Barang
• NRK;
Thermogun agar tetap diinput ke Operasional –
dalam aplikasi SIMAK Penanganan Pandemi • Jaminan Bank
(nilai manfaat
BMN sehingga Covid-19 (521131). Atau Lembaga
lebih dari 1 Keuangan
menghasilkan aset
tahun dan esktrakomptabel Lainnya;
TIDAK melebihi • Dokumen Lain
satuan Yang
minimum Disyaratkan
kapitalisasi) Untuk Kontrak
Yang Dananya
Bersumber Dari
Hibah;
• Disyaratkan
Untuk Kontrak
Yang Dananya
Bersumber Dari
Hibah.
5. Pengadaan a. Apabila nilai di Belanja Pemeliharaan a. Untuk penyedia
tempat cuci bawah Gedung dan barang/jasa (≤
tangan Rp25.000.000,00 Bangunan – Rp10.000.000,00):
tidak terkapitalisasi Penanganan Pandemi • Bukti Pembelian;
sebagai aset tetap, Covid-19 (523114).
sehingga tidak perlu • SSP (Surat Setor
di catat pada aplikasi Pajak);
SIMAK BMN • Referensi Bank
(bila diperlukan).
b. Untuk penyedia
b. Apabila nilai di atas Belanja Modal gedung barang/jasa
Rp25.000.000,00 dan Bangunan (Rp10.000.000,00
terkapitalisasi Penanganan Pandemi s.d
sebagai aset tetap, Covid-19 (533119) Rp50.000.000,00):
sehinga harus dicatat
pada aplikasi SIMAK • Kuitansi;
BMN sebagai • Faktur Barang;
penambahan nilai • SSP (Surat Setor
gedung Pajak);
• Faktur Pajak;
6. Pengadaan a. Pengadaan dilakukan a. Untuk Masa Hak • Referensi Bank
Dokumen
No. Uraian Belanja Ketentuan Pelaksanaan Akun
Pertanggungjawaban
1 2 3 5 6
lisensi Aplikasi pada level Satker; kurang dari atau (bila diperlukan).
Video Conference b. Dilakukan oleh sampai satu c. Untuk penyedia
satker dengan tahun, barang/jasa
besaran sesuai bukti menggunakan
(≥
riil dan tetap akun Belanja
Rp50.000.000,00):
memperhatikan Barang
Operasional – • SPK;
aspek efisiensi,
efektivitas, serta Penanganan • Kuitansi;
kepatutan dan Pandemi Covid-19
• Faktur Barang;
kewajaran. (521131);
• SSP (Surat Setor
b. Untuk Masa Hak
Pajak);
lebih dari satu
tahun, • Faktur Pajak;
menggunakan • Berita Acara
akun Belanja Pembayaran;
Modal Lainnya – • Surat
Penanganan Permohonan
Pandemi Covid-19 Pembayaran;
(536116).
• Berita Acara
Serah Terima;
• Berita Acara
Pemeriksaan
Hasil Pekerjaan;
• Referensi Bank ;
• Karwas;
• NRK;
• Jaminan Bank
atau Lembaga
Keuangan
Lainnya;
• Dokumen Lain
yang
Disyaratkan
untuk Kontrak
yang Dananya
Bersumber dari
Hibah.
Dokumen
No. Uraian Belanja Ketentuan Pelaksanaan Akun
Pertanggungjawaban
1 2 3 5 6

7. Biaya Karantina a. Diberikan kepada Belanja Barang a. Surat Keputusan


/Isolasi Mandiri pegawai yang Operasional – KPA/Kepala
memenuhi kriteria Penanganan Pandemi Satker.
Orang Dalam Covid-19 (521131). b. Kuitansi
Pantauan (ODP)
sehingga harus
melakukan isolasi
mandiri;
b. Apabila tidak
memungkinkan, K/L
atau Satker dapat
menyediakan fasilitas
(mess/asrama/wism
a Satker)
karantina/isolasi
mandiri dengan biaya
yang dapat
dibebankan kepada
APBN atau satker
dapat menggunakan
penginapan atau
sejensinya dengan
mempertimbangkan
efisiensi, efektivitas
dan ketersediaan
dana;
c. KPA/Kepala
Satker/Pejabat
Berwenang
melakukan penilaian
kewajaran dan
pengendalian bahwa
penerima adalah
yang benar-benar
berhak;
d. ASN yang diwajibkan
melaksanakan
protokol isolasi
mandiri ditetapkan
dengan SK
KPA/Kepala Satker;
e. Besaran biaya
menggunakan SBM
Diklat (jika
menggunakan
wisma/asrama
satker) atau uang
harian dan
akomodasi SPD (jika
tidak menggunakan
wisma/asrama
Satker).
Lampiran XXII Surat Edaran Menteri
Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional
Nomor : /SE-100.3/II/2021
Tanggal : Februari 2021

Contoh Format Surat Tugas Lapangan

SURAT TUGAS
KEGIATAN ………………………………………………
NOMOR: …..

Dengan ini Kepala/Ketua .… Kantor Wilayah BPN/Kantor Pertanahan …..


menugaskan kepada:
1. a. Petugas Ukur:
No. Nama NIP/NL Jabatan dalam Tim

b. Dengan tugas:
Melaksanakan Kegiatan ….. Tahun Anggaran …..
2. Lokasi dan Volume Kegiatan:
a. Desa : …..
b. Kecamatan : …..
c. Volume : ….. (Bidang)
3. Waktu:
a. Mulai Tanggal : …..
b. Sampai Tanggal : …..
c. Lama Pelaksanaan : … Hari
4. Biaya dibebankan pada:
DIPA Tahun Anggaran … Kantor Wilayah BPN/Kantor Pertanahan …..
5. Hasil Pelaksanaan Tugas supaya dilaporkan.

Demikian Surat Tugas ini dibuat untuk dilaksanakan dengan penuh tanggung
jawab dan dipergunakan sebagaimana mestinya.

Dikeluarkan di : ..…
Pada Tanggal : …..

Kepala/Ketua …..
Kantor Wilayah BPN/Kantor Pertanahan …..

………………………………………..
NIP. …………………………………..
Contoh Daftar Nominatif

Daftar : Biaya …..


Berdasarkan : …..
Nomor/Tanggal : …..
Kode Kegiatan, Output : …..
Akun : …..

JABATAN JUMLAH
JUMLAH SATUAN TANDA
NO. NAMA DALAM GOL. DITERIMA
BIDANG (RP) TANGAN
TIM (RP)
1 2 3 4 5 6 7 8

JUMLAH

….. , ……………………….

Setuju Bayar, Lunas Bayar,


Pejabat Pembuat Komitmen Bendahara

…………………………………. ………………………………….
NIP. …………………………… NIP. ……………………………
Lampiran XXIII Surat Edaran Menteri
Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional
Nomor : /SE-100.3/II/2021
Tanggal : Februari 2021

Daftar Belanja Kegiatan Prioritas Nasional

No. RO
1 5523.PAC.001 Rancangan Peraturan Pemerintah/Rancangan Peraturan
Presiden Mengenai Penataan Ruang, Penataan Agraria, Pengendalian
dan Penertiban Tanah dan Ruang, Serta Pengenaan Tarif Layanan
2 5543.RBO.001 Peta Dasar Pertanahan
3 5543.RBO.004 Peta Panjang Batas Kawasan Hutan
4 5546.QAA.003 PBT K4 Non Sistematis
5 6412.RBO.U03 Peta Tematik Pertanahan dan Ruang Kategori I
6 6412.RBO.U04 Peta Tematik Pertanahan dan Ruang Kategori II
7 6412.RBO.U05 Peta Tematik Pertanahan dan Ruang Kategori III
8 6412.RBO.U06 Peta Tematik Pertanahan dan Ruang Kategori IV
9 6412.RBO.U07 Peta Tematik Pertanahan dan Ruang Kategori V
10 6413.QAA.U21 PBT Redistribusi Tanah Kategori 1
11 6413.QAA.U22 PBT Redistribusi Tanah Kategori 2
12 6413.QAA.U23 PBT Redistribusi Tanah Kategori 3
13 6413.QAA.U24 PBT Redistribusi Tanah Kategori 4
14 6413.QAA.U25 PBT Redistribusi Tanah Kategori 5
15 4402.QAB.001 DATA TANAH ULAYAT
16 6416.QAA.009 SHAT PTSL PM Kategori 3
17 6416.QAA.010 SHAT PTSL PM Kategori 4
18 6416.QAA.011 SHAT PTSL PM Kategori 5
19 6416.QAA.U06 SHAT PTSL ASN Kategori 6
20 6416.QAA.U10 SHAT PTSL PM Kategori 4
21 6416.QAA.U13 SHAT Non Sistematis Kategori 1
22 6416.QAA.U14 SHAT Non Sistematis Kategori 2
23 6416.QAA.U15 SHAT Non Sistematis Kategori 3
24 6416.QAA.U16 SHAT Non Sistematis Kategori 4
25 6416.QAA.U17 SHAT Non Sistematis Kategori 5
26 6416.QAA.U19 SHAT Redistribusi Tanah
27 6416.QAA.U20 SHAT Konsolidasi Tanah
28 5557.PEA.005 Data GTRA Pusat
29 6418.PEA.002 Data GTRA Kabupaten/Kota
30 6420.RBO.001 Data Lokasi Indikatif Pengadaan Tanah
31 4403.RBO.002 Basis Data Pengadaan Tanah (Data)
32 4404.QCE.002 Surat Pemberitahuan Keputusan Penyelesaian Konflik
Pertanahan
33 6426.QCE.002 Surat Pemberitahuan Keputusan Penyelesaian Sengketa
Pertanahan
34 5573.QCE.002 Surat Pemberitahuan Keputusan Penyelesaian Sengketa
Pertanahan
35 6427.QCE.002 Laporan Hasil Sidang Perkara Pertanahan
36 5576.QCE.002 Laporan Hasil Sidang Perkara Pertanahan
37 5568.PBT.002 Rancangan Perangkat Pengendalian Pemanfaatan Ruang
di Kawasan Lainnya
38 5568.QIA.001 Rekomendasi Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah
39 5568.QIE.001 Rekomendasi Peningkatan Kinerja Kawasan
40 5538.PBT.001 Materi Teknis dan RPP Revisi RTRWN
41 5538.PBT.002 Materi Teknis RTR Nasional (Pulau/Kep dan KSN) di
Pulau Sumatera
42 5538.PBT.003 Materi Teknis RTR Nasional (Pulau/Kep dan KSN) di
Pulau Jawa-Bali
43 5538.PBT.004 Materi Teknis RTR Nasional (Pulau/Kep dan KSN) di
Pulau Sulawesi
44 5538.PBT.005 Materi Teknis RTR Nasional (Pulau/Kep dan KSN) di
Kepulauan Nusa Tenggara
45 5538.PBT.006 Materi Teknis RDTR Calon IKN
46 5539.PBT.001 Dokumen Persetujuan/Rekomendasi Kesesuaian
Kegiatan Pemanfaatan Ruang
47 6668.PBT.033 Materi Teknis dan Ranperkada RDTR Kab/Kota Hasil
Bimbingan Teknis di Pulau Sumatera
48 6668.PBT.034 Materi Teknis dan Ranperkada RDTR Kab/Kota Hasil
Bimbingan Teknis di Pulau Jawa-Bali
49 6668.PBT.049 Materi Teknis dan Ranperkada RDTR Kab/Kota Hasil
Bimbingan Teknis di Pulau Sulawesi
50 6668.PBT.050 Materi Teknis dan Ranperkada RDTR Kab/Kota Hasil
Bimbingan Teknis di Kep Maluku
51 6668.PBT.051 Materi Teknis dan Ranperkada RDTR Kab/Kota Hasil
Bimbingan Teknis di Pulau Papua
52 6668.PBT.052 Materi Teknis dan Ranperkada RDTR Kab/Kota Hasil
Bimbingan Teknis di Kepulauan Nusa Tenggara
53 6668.PBT.035 Materi Teknis dan Ranperkada RDTR Kab/Kota Arahan
Prioritas Nasional Hasil Bantuan Teknis di Pulau Sumatera
54 6668.PBT.036 Materi Teknis dan Ranperkada RDTR Kab/Kota Arahan
Prioritas Nasional Hasil Bantuan Teknis di Pulau Jawa-Bali
55 6668.PBT.053 Materi Teknis dan Ranperkada RDTR Kab/Kota Arahan
Prioritas Nasional Hasil Bantuan Teknis di Pulau Kalimantan
56 6668.PBT.054 Materi Teknis dan Ranperkada RDTR Kab/Kota Arahan
Prioritas Nasional Hasil Bantuan Teknis di Pulau Papua
57 6668.PBT.055 Materi Teknis dan Ranperkada RDTR Kab/Kota Arahan
Prioritas Nasional Hasil Bantuan Teknis di Kepulauan Nusa Tenggara
58 6668.PBT.056 Materi Teknis dan Ranperkada RDTR Kab/Kota Arahan
Prioritas Nasional Hasil Bantuan Teknis di Kepulauan Maluku
59 6669.PBT.001 Fasilitasi Penyusunan RTR Daerah

Anda mungkin juga menyukai