Anda di halaman 1dari 29

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/354777689

SKB ATR BPN

Conference Paper · September 2021

CITATIONS READS

0 4,754

1 author:

Annisa Rizkia Pohan


University of Sumatera Utara
6 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Annisa Rizkia Pohan on 23 September 2021.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


KUMPULAN SOAL SELEKSI KEMAMPUAN BIDANG (SKB)
KEMENTRIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL

1. Ada 5 kriteria yang dilakukan BPN dalam upaya penyelesaian kasus pertanahan. Adapun yang
dimaksud dalam kriteria 4 (K4) adalah…
a. Penerbitan surat pemberitahuan penyelesaian kasus pertanahan dan pemberitahuan kepada
semua pihak yang bersengketa.
b. Penerbitan Surat Keputusan tentang pemberian hak atas tanah, pembatalan sertifikat hak atas
tanah, pencatatan dalam buku tanah atau perbuatan hukum lainnya sesuai Surat
Pemberitahuan Penyelesaian Kasus Pertanahan.
c. Pemberitahuan Penyelesaian Kasus Pertanahan yang ditindaklanjuti mediasi oleh BPN
sampai pada kesepakatan berdamai atau kesepakatan yang lain disetujui oleh pihak yang
bersengketa.
d. Pemberitahuan Penyelesaian Kasus Pertanahan yang menyatakan bahwa penyelesaian kasus
pertanahan yang telah ditangani bukan termasuk kewenangan BPN dan dipersilakan untuk
diselesaikan melalui instansi lain.
e. Pemberitahuan Penyelesaian Kasus Pertanahan yang intinya menyatakan bahwa penyelesaian
kasus pertanahan akan melalui proses perkara di pengadilan.

Pembahasan:
Sehubungan dengan hal tersebut, dalam upaya penyelesaiannya dikategorikan dalam beberapa kriteria
sebagai berikut:
1. Kriteria 1 (K1):
Penerbitan surat pemberitahuan penyelesaian kasus pertanahan dan pemberitahuan kepada semua
pihak yang bersengketa.
2. Kriteria 2 (K2):
Penerbitan Surat Keputusan tentang pemberian hak atas tanah, pembatalan sertifikat hak atas tanah,
pencatatan dalam buku tanah atau perbuatan hukum lainnya sesuai Surat Pemberitahuan Penyelesaian
Kasus Pertanahan.
3. Kriteria 3 (K3):
Pemberitahuan Penyelesaian Kasus Pertanahan yang ditindaklanjuti mediasi oleh BPN sampai pada
kesepakatan berdamai atau kesepakatan yang lain disetujui oleh pihak yang bersengketa.
4. Kriteria 4 (K4):
Pemberitahuan Penyelesaian Kasus Pertanahan yang intinya menyatakan bahwa penyelesaian kasus
pertanahan akan melalui proses perkara di pengadilan.
5. Kriteria 5 (K5):
Pemberitahuan Penyelesaian Kasus Pertanahan yang menyatakan bahwa penyelesaian kasus
pertanahan yang telah ditangani bukan termasuk kewenangan BPN dan dipersilakan untuk
diselesaikan melalui instansi lain.

2. Penanganan suatu kasus pertanahan yang disampaikan atau diadukan dan ditangani oleh
Badan Pertanahan Nasional RI dilakukan dengan tahapan sebagai berikut kecuali…
a. Pengolahan data pengaduan, penelitian lapangan/koordinasi/investigasi.
b. Analisis/Penyusunan Risalah Pengolahan Data/surat keputusan.
c. Menyusun suatu rekomendasi penyelesaian kasus.
d. Penyelenggaraan gelar kasus/penyiapan berita acara.
e. Monitoring dan evaluasi terhadap hasil penanganan kasus

© Annisa Rizkia Pohan melalui berbagai sumber


Pembahasan:
Penanganan suatu kasus pertanahan yang disampaikan atau diadukan dan ditangani oleh Badan
Pertanahan Nasional RI dilakukan dengan tahapan:
1. Pengolahan data pengaduan, penelitian lapangan/koordinasi/investigasi.
2. Penyelenggaraan gelar kasus/penyiapan berita acara.
3. Analisis/Penyusunan Risalah Pengolahan Data/surat keputusan.
4. Monitoring dan evaluasi terhadap hasil penanganan kasus untuk suatu kasus pertanahan
tertentu yang dianggap strategis, dilaksanakan pembentukan tim penanganan kasus potensi
konflik strategis.

3. Secara garis besar Tipologi kasus pertanahan dikelompokkan menjadi beberapa hal berikut
kecuali….
a. Penguasaan tanah tanpa hak
b. Sengketa batas
c. Jual satu kali dalam setahun
d. Sertifikat ganda
e. Akta jual beli palsu

Pembahasan:
Menurut BPN RI, secara garis besar tipologi konflik pertanahan dapat dikelompokkan
menjadi sepuluh bagian yaitu:
1. Penguasaan tanah tanpa hak, yaitu perbedaan persepsi, nilai atau pendapat, kepentingan
mengenai status penguasaan di atas tanah tertentu yang tidak atau belum dilekati hak
(tanah Negara) maupun yang telah dilekati hak oleh pihak tertentu.
2. Sengketa batas yaitu perbedaan pendapat, nilai kepentingan mengenai letak, batas dan
luas bidang tanah yang diakui satu pihak yang telah ditetapkan oleh Badan Pertanahan
Nasional Republik Indonesia maupun yang masih dalam proses penetapan batas.
3. Sengketa waris, yaitu perbedaan persepsi, nilai atau pendapat, kepentingan mengenai
status penguasaan di atas tanah tertentu yang berasal dari warisan.
4. Jual berkali-kali, yaitu perbedaan persepsi, nilai atau pendapat, kepentingan mengenai
status penguasaan di atas tanah tertentu yang diperoleh dari jual beli kepada lebih dari 1
(satu) orang.
5. Sertifikat ganda, yaitu perbedaan persepsi, nilai atau pendapat, kepentingan mengenai
suatu bidang tanah tertentu yang memiliki sertifikat hak atas tanah lebih dari 1 (satu). Dan
sertifikat pengganti, yaitu perbedaan persepsi, nilai atau pendapat, kepentingan mengenai
suatu bidang tanah tertentu yang telah diterbitkan sertipikat hak atas tanah pengganti.
6. Akta jual beli palsu, yaitu perbedaan persepsi, nilai atau pendapat, kepentingan
mengenai suatu bidang tanah tertentu karena adanya Akta Jual Beli palsu.
7. Kekeliruan penunjukan batas, yaitu perbedaan pendapat, nilai kepentingan mengenai
letak, batas dan luas bidang tanah yang diakui satu pihak yang teiah ditetapkan oleh Badan
Pertanahan Nasional Republik Indonesia berdasarkan penunjukan batas yang salah. Dan
tumpang tindih, yaitu perbedaan pendapat, nilai kepentingan mengenai letak, batas dan
luas bidang tanah yang diakui satu pihak tertentu karena terdapatnya tumpang tindih batas
kepemilikan tanahnya.
8. Putusan pengadilan, yaitu perbedaan persepsi, nilai atau pendapat, kepentingan
mengenai putusan badan peradilan yang berkaitan dengan subyek atau obyek hak atas
tanah atau mengenai prosedur penerbitan hak atas tanah tertentu.

BPN mengelompokkan kasus pertanahan menjadi delapan tipologi, yaitu:


1. Penguasaan dan pemilikan tanah

© Annisa Rizkia Pohan melalui berbagai sumber


2. Penetapan hak dan pendaftaran tanah
3. Batas atau letak bidang tanah
4. Pengadaan/pembebasan tanah
5. Tanah objek landreform
6. Tuntutan ganti rugi tanah partikelir
7. Tanah ulayat/adat
8. Pelaksanaan putusan pengadilan

Selain itu, BPN juga membagi kasus pertanahan berdasarkan sector, yaitu pertanahan,
perkebunan, kehutanan dan pertambangan. Pengelompokkan tipologi tersebut dilakukan BPN
untuk memudahkan pemetaan dan penanganan kasus di internal BPN. Namun,
pengelompokkan itu belum dapat memetakan pihak-pihak terkait dan Langkah koordinasi apa
yang diperlukan serta langkah kebijakan yang harus dilakukan gna penanganan dan
pencegahan kasus pertanahan tersebut.

4. Jenis sengketa mengenai perbedaan pendapat, nilai kepentingan mengenai letak, batas dan
luas bidang tanah yang diakui satu pihak yang telah ditetapkan oleh Badan Pertanahan
Nasional Republik Indonesia maupun yang masih dalam proses penetapan batas disebut…
a. Kekeliruan penunjukan batas
b. Sengketa batas
c. Penguasaan tanah tanpa hak
d. Sengketa waris
e. Tumpang tindih

Pembahasan:
Sengketa batas yaitu perbedaan pendapat, nilai kepentingan mengenai letak, batas dan luas
bidang tanah yang diakui satu pihak yang telah ditetapkan oleh Badan Pertanahan Nasional
Republik Indonesia maupun yang masih dalam proses penetapan batas.

5. Dalam hukum Agraria diatur mengenai hak-hak keagrariaan, berikut adalah contohnya
kecuali…
a. Hak Milik
b. Hak Guna Bangunan
c. Hak Guna Kelompok
d. Hak Guna Usaha
e. Hak Sewa

Pemabahasan:
Hak-hak agrarian menurut pasal 16 ayat (1) UU No. 5/1960:
I. Hak-hak atas tanah:
1. Hak milik
2. Hak guna usaha
3. Hak guna bangunan
4. Hak pakai
5. Hak sewa
6. Hak membuka tanah
7. Hak memungut hasil hutan
8. Hak-hak lain yang tidak termasuk dalam hak-hak tsb di atas yang akan ditetapkan dengan
undang-undang serta hak-hak yang sifatnya sementara sebagai yang disebut dalam pasal
53

© Annisa Rizkia Pohan melalui berbagai sumber


II. Hak atas air dan hak ruang angkasai sebagai yang dimaksud dalam pasal 4 ayat (3):
1. Hak guna air
2. Hak pemeliharaan dan penangkapan ikan
3. Hak guna ruang kuasa

6. Sengketa tanah antara lain sebagai berikut, kecuali….


a. Sengketa administratif
b. Sengketa perdata
c. Sengketa pidana
d. Sengketa konsumtif
e. Sengketa mengenai pemilikan, transaksi

Pembahasan:
1. Sengketa tanah adalah perselisihan antara orang perseorangan, badan hukum atau lembaga
yang tidak berdampak luas secara sosio-politis. Penekanan yang tidak berdampak luas inilah
yang membedalan definisi sengketa tanah dengan denfinisi konflik pertanahan. Sengketa
tanah dapat berupa sengketa administratif, sengketa perdata, sengketa pidana terkait
dengan pemilikan, transaksi, pendaftaran, penjaminan, pemanfaatan, penguasaan dan
sengketa hak ulayat.
2. Konflik pertanahan merupakan perselisihan pertanahan antara orang perseorangan,
kelompok, golongan, organisasi, badan hukum atau lembaga yang mempunyai kecendrungan
atau sudah berdampak luas secara sosio-politis.
3. Perkara pertanahan adalah perselisihan pertanahan yang penyelesaiannya dilaksanakan oleh
lembaga peradilan atau putusan lembaga peradilan yang masih dimintakan penanganan
perselisihannya di BPN RI.

7. Menurut Peraturan Kepala BPN RI Nomor 3 Tahun 2011 mengenai Pengelolaan Pengkajian
dan Penanganan Kasus Pertanahan, kasus pertanahan termasuk…
a. Sengketa mengenai harga tanah yang meningkat secara cepat
b. Perebutan wilayah kekuasaan tanah/hak milik
c. Sengketa tanah, bangunan pemerintah yang menempati wilayah tanah rakyat
d. Sengketa, konflik dan perkara pertanahan yang disampaikan kepada BPN RI
e. Segala bentuk yang berhubungan dengan tanah yang diadukan oleh masyarakat ke BPN

Pembahasan:
Berdasarkan Peraturan Kepala BPN RI Nomor 3 Tahun 2011 mengenai Pengelolaan
Pengkajian dan Penanganan Kasus Pertanahan, pada:
Poin b. - bahwa pengelolaan pengkajian dan penanganan kasus pertanahan merupakan sarana
untuk menyelesaikan sengketa, konflik dan perkara pertanahan dan memperkecil potensi
timbulnya masalah pertanahan.

8. Berikut adalah beberapa tujuan pelayanan pengukuran bidang tanah yang dilakukan oleh
Badan Pertanahan Nasional, kecuali…
a. Pengukuran dalam rangka kegiatan inventarisasi / pengadaan tanah
b. Pengukuran bidang untuk keperluan pengembalian batas
c. Pengukuran untuk kepentingan laporan tahunan
d. Pengukuran atas permintaan instansi dan / atau masyarakat untuk mengetahui luas tanah
e. Pengukuran dalam rangka pembuatan peta situasi lengkap (topografi)

© Annisa Rizkia Pohan melalui berbagai sumber


Pembahasan:
Tidak ada sumber yang sangat relevan.

9. Kementerian Agraria dan Tata Ruang terdiri atas beberapa nomenklatur, kecuali…
a. Direktorat Jenderal Tata Ruang
b. Direktorat Jenderal Infrastruktur Keagrariaan
c. Direktorat Jenderal Hubungan Hukum Keagrariaan
d. Direktorat Jenderal Pengawasan Sengketa
e. Direktorat Jenderal Penataan Agraria

Pembahasan:
Kementrian Agraria dan Tata Ruang terdiri atas:
1. Sekretariat Jenderal
2. Direktorat Jenderal Tata Ruang
3. Direktorat Jenderal Infrastruktur Keagrariaan
4. Direktorat Jenderal Hubungan Hukum Keagrariaan
5. Direktorat Jenderal Penataan Agraria
6. Direktorat Jenderal Pengadaan Tanah
7. Direktorat Jenderal Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan Tanah
8. Direktorat Jenderal Penanganan Masalah Agraria, Pemanfaatan Ruang dan Tanah
9. Inspektorat Jenderal
10. Staf Ahli Bidang Landreform dan Hak Masyarakat atas Tanah
11. Staf Ahli Bidang Masyarakat Adat dan Kemasyarakatan
12. Staf Ahli Bidang Ekonomi Pertanahan

10. Beberapa penyebab munculnya kasus-kasus pertanahan sangat bervariasi, antara lain sebagai
berikut kecuali…
a. Harga tanah yang meningkat dengan cepat
b. Kondisi masyarakat yang semakin sadar dan peduli akan kepentingan/haknya
c. Iklim keterbukaan yang digariskan pemerintah
d. Perebutan hak milik berdasarkan warisan turun temurun tanpa bukti jelas
e. Pengadaan tanah untuk pembangunan: pengurusan, peralihan, serta pembebanan hak atas
tanah

Pembahasan:
Penyebab munculnya kasus-kasus pertanahan adalah:
1. Kurang tertibnya administrasi pertanahan di masa lampau
2. Hargata tanah meningkat dengan cepat, terutama di kota-kota, disebabkan semakin
banyaknya permintaan akan tanah, baik karena pertumbuhan penduduk yang cepat, maupun
cepatnya laju pembangunan.
3. Iklim keterbukaan sebagai salah satu kebijaksanaan yang digariskan pemerintah.
4. Adanya pihak-pihak yang menggunakan kesempatan untuk mencari keuntungan materiil yang
tidak wajar atau menggunakannya untuk kepentingan politik, termasuk para “perantara” atau
“kuasa hukum”.

Secara garis besar, kasus-kasus pertanahan dapa dikelompokkan menjadi lima kelompok kasus
pertanahan yaitu:
a. Kelompok Pertama
Penggarapan secara tidak sah atas areal perkebunan, tanah kehutanan, tanah negara dan lain-
lain tanah pemerintah (Undang-undang No. 51 Prp, Tahun 1960).

© Annisa Rizkia Pohan melalui berbagai sumber


b. Kelompok Kedua
Masalah pertanahan yang berkaitan dengan pelaksanaan landreform (Pelaksanaan Undang-
undang Nomor 1 Tahun 1958, tanah absentee, tanah kelebihan batas maksimum).
c. Kelompok Ketiga
Masalah pertanahan yang berkaitan dengan pelaksanaan pendaftaran tanah (tanda bukti bekas
hak adat, sertipikat cacat hukum, sertipikat aspal, sertipikat palsu, sertipikat ganda).
d. Kelompok Keempat
Masalah yang timbul sebagai ekses- pelaksanaan pembebasan tanah untuk pembangunan
(ganti rugi), santunan, recognisi, penggusuran, pemilik tidak bersedia melepaskan hak).
e. Kelompok Kelima
Sengketa perdata melalui Badan peradilan (lamanya proses di pengadilan, banding, kasasi,
peninjauan kembali, masalah status quo, eksekusi sulit dilaksanakan, dan lain-lain).

11. Salah satu fitur terbaru yang dikeluarkan oleh Badan Pertanahan Nasional dalam rangka
menjawab tantangan era Teknologi Informasi adalah dengan meluncurkan layanan online
untuk mengecek sertipikat yang bernama…
a. BPN Mobile
b. Aplikasi Sentuh Tanahku
c. Sertifikat Online
d. Tanah Online
e. Aplikasi Validasi Tanahku

Pembahasan:
Melalui aplikasi Sentuh Tanahku ini masyarakat dapat dengan mudah mengakses informasi
tentang pertanahan, misalnya sebelum melakukan jual beli tanah, masyarakat dapat
memperoleh informasi tentang tanah tersebut atau ketika masyarakat ingin mengetahui lokasi
tanah tersebut dapat tersaji di peta. Masyarakat juga dapat mengetahui persyaratan balik nama
atau informasi pelayanan pertanahan lainnya, baik persyaratan, waktu proses maupun
biayanya.

12. Sebuah asosiasi nasional yang bergerak dalam pengembangan perumahan dan permukiman
di Indonesia yaitu….
a. Asosiasi Pengembang Permukiman dan Perumahan Indonesia
b. Organisasi Pembangunan dan Pengembangan Perumahan Permukiman Indonesia
c. Asosiasi Pembangunan Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia
d. Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia
e. Organisasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia

Pembahasan:
Adapun asosiasi perumahan yang berperan serta dalam komitmen bersama tersebut antara
lain:
1. REI (Real Estate Indonesia)
2. APERSI (Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia)
3. HIMPERRA (Himpunan Pengembang Permukiman dan Perumahan Rakyat)
4. APERNAS (Asosiasi Pengembang Rumah Sederhana Sehat Nasional)
5. PI (Pengembang Indonesia)
6. ASPRUMNAS (Asosiasi Pengembang dan Pemasar Rumah Nasional)
7. PIN (Asosiasi Properti Indonesia)
8. APERSI Bersatu
9. PERWIRANUSA (Perkumpulan Wirausahawan Rumah Rakyat Nusantara)

© Annisa Rizkia Pohan melalui berbagai sumber


10. ASPERI (Asosiasi Pengembang Perumahan Rakyat Indonesia)
11. APERNAS Jaya
12. ASPRIN (Asosiasi Pengembang Perumahan Rakyat Indonesia)
13. APPERINDO (Asosiasi Pengusaha Perumahan Indonesia)
14. PARSINDO (Perkumpulan Pengembang Real estat Indonesia)
15. PERPESMA (Asosiasi Perkumpulan Pengembang Sukses Bersama)
16. APPEPI (Asosiasi Penyiapan dan Penyediaan Papan Indonesia),
17. DEPRINDO (Developer Properti Indonesia)
18. AP2ERSI (Asosiasi Pengembang Perumahan Rakyat Indonesia)
19. APSI (Asosiasi Properti Syariah Indonesia)
20. Perkumpulan APERSI

13. Warna Kuning Emas yang ada di dalam logo Badan Pertanahan Nasional memiliki makna
simbolis yang berarti….
a. Bumi, alam raya dan cerminan dapat dipercaya dan teguh
b. Kehangatan, pencerahan, intelektual dan kemakmuran
c. Kebijaksanaan, kedewasaan serta keseimbangan
d. Bidang bumi yang berada diluar jangkauan wilayah kerja BPN RI
e. Kemakmuran, keadilan, kesejahteraan sosial dan keberlanjutan

Pembahasan:

© Annisa Rizkia Pohan melalui berbagai sumber


14. Wadah atau area untuk berkarya bagi BPN RI yang berhubungan langsung dengan unsur-unsur
yang ada didalam bumi yang meliputi tanah, air dan udara digambarkan…
a. Gambar 4 (empat) butir padi
b. Gambar sumbu
c. Gambar 11(sebelas) bidang grafis bumi
d. Gambar garis tegak lurus
e. Gambar lingkaran bumi

Pembahasan:
Dapat dilihat di pembahasan sebelumnya.
15. Dalam logo Badan Pertanahan Nasional terdapat gambar 4 (empat) butir padi yang
melambangkan…
a. Kebijaksanaan, kedewasaan serta keseimbangan
b. Sumber penghidupan manusia
c. Kemakmuran dan kesejahteraan
d. Poros keseimbangan
e. Agenda pertanahan yang akan dan telah dilakukan BPN RI

Pembahasan:
Dapat dilihat di pembahasan sebelumnya.
16. Sejak didirikan pada tahun 2005, pertanahan nasional dikembangkan atas dasar 4 prinsip
pengelolaan sebagai berikut kecuali
a. Pengelolaan pertanahan harus mampu berkonstribusi pada kesejahteraan masyarakat,
b. Pengelolaan pelayanan dan pelaksanaan pendaftaran, serta sertifikasi tanah secara
menyeluruh di seluruh Indonesia.
c. Pengelolaan pertanahan harus mampu berkonstribusi pada keadilan penguasaan dan
pemilikan tanah,
d. Pengelolaan pertanahan harus mampu berkonstribusi pada keberlanjutan sistem
kemasyarakatan dan Kebangsaan Indonesia,
e. Pengelolaan pertanahan harus mampu berkonstribusi pada harmoni sosial

© Annisa Rizkia Pohan melalui berbagai sumber


Pembahasan:
Diawali dari tahun 2005, pertanahan nasional dibangun dan dikembangkan atas dasar empat
(4) prinsip pengelolaan:
1. Pengelolaan pertanahan harus mampu berkonstribusi pada kesejahteraan masyarakat
2. Pengelolaan pertanahan harus mampu berkonstribusi pada keadilan penguasaan dan
pemilikan tanah
3. Pengelolaan pertanahan harus mampu berkonstribusi pada keberlanjutan sistem
kemasyarakatan dan Kebangsaan Indonesia
4. Pengelolaan pertanahan harus mampu berkonstribusi pada harmoni sosial

17. Berikut ini termasuk dalam fungsi BPN RI, kecuali…


a. Pengaturan dan penetapan hak-hak atas tanah
b. Perumusan kebijakan teknis di bidang pertanahan
c. Pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang pertanahan
d. Menciptakan tenaga peneliti di bidang pertanahan
e. Pengawasan dan pengendalian penguasaan pemilikan tanah

Pembahasan:
Dalam melaksanakan tugasnya, BPN menyelenggarakan fungsi:
1. Perumusan kebijakan nasional di bidang pertanahan.
2. Perumusan kebijakan teknis di bidang pertanahan.
3. Koordinasi kebijakan, perencanaan dan program di bidang pertanahan.
4. Pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang pertanahan.
5. Penyelenggaraan dan pelaksanaan survei, pengukuran dan pemetaan di bidang
pertanahan.
6. Pelaksanaan pendaftaran tanah dalam rangka menjamin kepastian hukum.
7. Pengaturan dan penetapan hak-hak atas tanah.
8. Pelaksanaan penatagunaan tanah, reformasi agraria dan penataan wilayah-wilayah
khusus.
9. Penyiapan administrasi atas tanah yang dikuasai dan/atau milik negara/daerah bekerja
sama dengan Departemen Keuangan.
10. Pengawasan dan pengendalian penguasaan pemilikan tanah.
11. Kerja sama dengan lembaga-lembaga lain.
12. Penyelenggaraan dan pelaksanaan kebijakan, perencanaan dan program di bidang
pertanahan.
13. Pemberdayaan masyarakat di bidang pertanahan.
14. Pengkajian dan penanganan masalah, sengketa, perkara dan konflik di bidang pertanahan.
15. Pengkajian dan pengembangan hukum pertanahan.
16. Penelitian dan pengembangan di bidang pertanahan.
17. Pendidikan, latihan dan pengembangan sumber daya manusia di bidang pertanahan.
18. Pengelolaan data dan informasi di bidang pertanahan.
19. Pembinaan fungsional lembaga-lembaga yang berkaitan dengan bidang pertanahan.
20. Pembatalan dan penghentian hubungan hukum antara orang, dan/atau badan hukum
dengan tanah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
21. Fungsi lain di bidang pertanahan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

18. Berikut merupakan empat prinsip pertanahan nasional meliputi, kecuali…


a. Pengelolaan pertanahan harus mampu berkontribusi pada keamanan dan kesejahteraan
masyarakat

© Annisa Rizkia Pohan melalui berbagai sumber


b. Pengelolaan pertanahan harus mampu berkonstribusi pada keberlanjutan sistem
kemasyarakatan dan kebangsaan Indonesia
c. Pengelolaan pertanahan harus mampu berkonstribusi pada keadilan penguasaan dan
pemilikan tanah
d. Pengelolaan pertanahan harus mampu berkonstribusi pada harmoni sosial
e. Pengelolaan pertanahan harus mampu berkonstribusi pada kesejahteraan masyarakat

Pembahasan:
Diawali dari tahun 2005, pertanahan nasional dibangun dan dikembangkan atas dasar empat
(4) prinsip pengelolaan:
1. Pengelolaan pertanahan harus mampu berkonstribusi pada kesejahteraan masyarakat,
2. Pengelolaan pertanahan harus mampu berkonstribusi pada keadilan penguasaan dan
pemilikan tanah,
3. Pengelolaan pertanahan harus mampu berkonstribusi pada keberlanjutan sistem
kemasyarakatan dan Kebangsaan Indonesia,
4. Pengelolaan pertanahan harus mampu berkonstribusi pada harmoni sosial.

19. Dalam melaksanakan fungsinya, BPN menjalankan beberapa program pertanahan, antara lain
sebagai berikut kecuali….
a. Prona
b. Perpajakan
c. Redistribusi
d. IP4T
e. UKM

Pembahasan:
Dalam melaksanakan fungsinya BPN menjalankan beberapa program pertanahan, selang lain:
1. Prona: Program ini bertujuan untuk mempercepat pemenuhan hak bagi rakyat agar
memiliki kepemilikan yang pasti terhadap tanah mereka.
2. Redistribusi: Dengan tujuan untuk memperbaiki keadaan sosial ekonomi rakyat dengan
cara mengadakan pembagian tanah yang adil dan merata atas sumber penghidupan rakyat
tani berupa tanah, sehingga dengan pembagian terrsebut dapat dicapai pembagian hasil
yang adil dan merata.
3. IP4T: kegiatan pendataan penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah
yang diolah dengan sistem informasi geografis, sehingga menghasilkan peta dan informasi
mengenai penguasaan atas tanah
4. SMS: memudahkan masyarakat yang sedang berurusan dengan kantor pertanahan untuk
mengetahui perkembangan urusannya, tanpa harus datang ke kantor pertanahan. Dengan
layanan ini pula, masyarakat dapat dengan mudah memperoleh informasi biaya layanan
dan menyampaikan pengaduan tentang layanan pertanahan
5. Pertanian: Sertifikasi lahan pertanian
6. UKM: Sertifikasi tanah untuk UMKM
7. Konsolidasi: kebijaksanaan pertanahan mengenai penataan kembali penguasaan dan
penggunaan tanah serta usaha pengadaan tanah untuk kepentingan pembangunan dalam
rangka meningkatkan lingkungan dan pemeliharaan sumber daya alam dengan melibatkan
partisipasi aktif masyarakat.
8. Rutin: sertifikat dan pemeliharaan data. Sertifikat iuntuk bidang tanah yang belum
bersertifikat sementara, kalau pemeliharaan data untuk tanah yang sudah bersertifikat
kemudian ingin dialihkan baik melalui jual beli atau cara lainnya

© Annisa Rizkia Pohan melalui berbagai sumber


20. Pemanfaatan tanah hak guna usaha dan hak guna bangunan untuk usaha patungan dalam
rangka penanaman modal asing terdapat dalam…..
1. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1980
2. Keputusan Presiden No. 131 Tahun 1961
3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 1980
4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2012
5. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 1980

Pembahasan:
1. KEPPRES No. 23 Tahun 1980 tentang Pemanfaatan Tanah Hak Guna Usaha dan Hak
Guna Bangunan Untuk Usaha Patungan Dalam Rangka Penanaman Modal Asing
2. Keputusan Presiden (KEPPRES) Nomor 131 Tahun 1961. Organisasi Penyelenggaraan
Landreform
3. KEPPRES No. 54 Tahun 1980 tentang Kebijaksanaan Mengenai Pencetakan Sawah
4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum
5. KEPPRES No. 55 Tahun 1980 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Penyelenggaraan
Landreform

21. Penyediaan Dan Penggunaan Tanah Untuk Keperluan Tempat Pemakaman ditetapkan dalam:
a. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1977
b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1988
c. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1987
d. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1977
e. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 1991

Pembahasan:
1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1977 Tentang Perwakafan
Tanah Milik
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1988 Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Tentang Rumah Susun
3. PP No. 9 Tahun 1987 Tentang Penyediaan Penggunaan Tanah Untuk Keperluan Tempat
Pemakaman
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1977 tentang Pemilikan Tanah
Pertanian Secara Guntai (Absentee) bagi Para Pensiunan
5. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Tentang Sungai

22. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1977 mengatur mengenai…
a. Pemilikan Tanah Petanian Secara Guntai (Absentee) Bagi Para Pensiunan Pegawai Negeri
b. Perwakafan Tanah Milik
c. Pelaksanaan Pembagian Tanah dan Pemberian Ganti Kerugian
d. Hubungan Sewa-Menyewa Perumahan
e. Penggunaan Tanah-Tanah Untuk Lintas Lintas Kereta Api

Pembahasan:
1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1977 tentang Pemilikan
Tanah Pertanian Secara Guntai (Absentee) bagi Para Pensiunan
2. Pelaksanaan Pembagian Tanah dan Pemberian Ganti Kerugian PP No. 224 Tahun 1961
3. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 49 Tahun 1963. Hubungan Sewa Menyewa Perumahan

© Annisa Rizkia Pohan melalui berbagai sumber


4. PP No. 12 Tahun 1964 tentang Peruntukkan Dan Penggunaan Tanah-Tanah untuk Lintas-
Lintas Kereta Api Dalam Wilayah Jakarta Raya.

23. Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum ditegaskan di dalam…
a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2009
b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2011
c. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009
d. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009
e. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2012

Pembahasan:
Dulu Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2012, sekarang sudah Peraturan
Presiden Nomor 36 tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan
Untuk Kepentingan Umum, Pasal 1 Angka 3.
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan
Mineral Dan Batubara
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2010 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik

24. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1956 membahas tentang…


a. Nasionalisasi Perusahaan-Perusahaan Milik Belanda
b. Penggunaan dan Penetapan Luas Tanah Untuk Tanaman-Tanaman Tertentu
c. Perumahan dan Pemukiman
d. Pengawasan Terhadap Pemindahan Hak Atas Tanah-Tanah Perkebunan
e. Pernyataan Perlunya Beberapa Tanah Partikelir Dikembalikan Menjadi Tanah Negeri

Pembahasan:
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 86 Tahun 1958 tentang Nasionalisasi
Perusahaan-Perusahaan Milik Belanda
2. PERPU No. 38 Tahun 1960 tentang Penggunaan Dan Penetapan Luas Tanah Untuk
Tanaman-Tanaman Tertentu.
3. PP Nomor 12 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Perumahan Dan Kawasan
Permukiman
4. UU No. 6 Tahun 1953 tentang Pernyataan Perlunya Beberapa Tanah Partikelir
Dikembalikan Menjadi Tanah Negeri.

25. Undang-undang yang mengatur mengenai Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda-Benda
Yang Berkaitan Dengan Tanah yaitu ....
a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1996
b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004
c. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1999
d. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997
e. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1995

Pembahasan:
1. Undang-Undang (Uu) No. 4 Tahun 1996 Tentang Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta
Benda-Benda Yang Berkaitan Dengan Tanah

© Annisa Rizkia Pohan melalui berbagai sumber


2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air
Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa Presiden Republik Indonesia
3. Undang-Undang No. 25 Tahun 1999 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah
Pusat Dan Daerah
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 Tentang Undang-Undang
Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
5. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas

26. Ketentuan pasal 16, dijumpai lembaga–lembaga hak atas tanah yang keberadaanya dalam
Hukum Tanah Nasional diberi sifat “sementara”. Hak–hak yang dimaksud antara lain,
kecuali…
a. Hak gadai
b. Hak usaha bagi hasil
c. Hak menumpang
d. Hak sewa untuk usaha pertanian
e. Hak pemanfaatan lahan kosong

Pembahasan:
Pasal 16 Ayat (1) UUPA menyatakan bahwa terdapat hak-hak atas tanah antara lain
sebagai berikut: hak milik; hak guna usaha; hak guna bangunan; hak pakai; hak sewa; hak
membuka tanah; dan hak memungut hasil hutan. Selain itu, diakui pula hak-hak lain yang
diatur pada peraturan lain dan hak lain yang memiliki sifat sementara.
Hak atas tanah yang bersifat sementara, yaitu Hak atas tanah yang sifatnya sementara,
dalam waktu singkat diusahakan akan dihapus sebab mengandung sifat-sifat pemerasan,
feodal, dan yang tidak sesuai dengan jiwa atau asas-asas UUPA. Macam-macam hak atas
tanah yang bersifat sementara ini adalah Hak Gadai (Gadai Tanah), Hak Usaha Bagi Hasil
(Perjanjian Bagi Hasil), Hak Menumpang, dan Hak Sewa Tanah Pertanian. (Pasal 53 UUPA).

27. Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional, Provinsi dan Kantor
Pertanahan Kabupaten/Kota ditetapkan di…
a. Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2006
b. Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2006
c. Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 9 tahun 1999
d. Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 3 tahun 1999
e. Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2006

Pembahasan:
1. Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 2006 Tentang Organisasi
dan Tata Kerja Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia.
2. Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Ri Nomor 4 Tahun 2006 Tentang Tata Cara
Penertiban Tanah Terlantar.
3. Peraturan Menteri Negera Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 9 Tahun
1999 Tentang Cara Pemberian dan Pembatalan Hak Atas Tanah dan Hak Pengelolaan
4. Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun
1999 Tentang Pelimpahan Kewenangan Pemberian Dan Pembatalan Keputusan Pemberian
Hak Atas Tanah Negara

© Annisa Rizkia Pohan melalui berbagai sumber


5. Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2006 tentang Badan Pertanahan Nasional.

28. Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2006
mencakup peraturan tentang…
a. Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada Badan Pertanahan
Nasional
b. Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 1997
c. Tata Cara Pemberian dan Pembatalan Hak Atas Tanah Negara dan Hak Pengelolaan
d. Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi dan
Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota
e. Organisasi dan Tata Kerja Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia

Pembahasan:
1. PP No. 128 Tahun 2015 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak
yang Berlaku pada Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran
Tanah
3. Peraturan Menteri Negera Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 9 Tahun
1999 Tentang Cara Pemberian dan Pembatalan Hak Atas Tanah dan Hak Pengelolaan

29. Peraturan terkait pendaftaran tanah dan lahan diatur dalam


a. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997
b. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 1985
c. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1992
d. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 1999
e. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 1987

Pembahasan:
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 1985 Tentang Undang-Undang
Republik Indonesia nomor 17 tahun 1985 tentang Pengesahan United Nations Convention
On The Law Of The Sea (konvensi perserikatan bangsa-bangsa tentang hukum laut)
2. Undang-Undang Republik Indonesia. Nomor 5 Tahun 1992. Tentang. Benda Cagar
Budaya. Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa
3. PP No. 11 Tahun 1999 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia
Ke Dalam Modal Perusahaan Umum (Perum) Pengembangan Keuangan Koperasi
4. PP No. 15 Tahun 1987 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II
Malang dan Kabupaten Daerah Tingkat II Malang

30. Tanah yang tidak dipunyai dengan sesuatu hak atas tanah disebut…
a. Tanah Negara atau tanah yang dikuasai langsung oleh Negara
b. Tanah pemerintah
c. Tanah sertifikasi
d. Tanah warisan
e. Tanah hasil sita

31. Segala persoalan Hukum Tanah di Indonesia diatur dalam ketentuan…

© Annisa Rizkia Pohan melalui berbagai sumber


a. Undang-Undang No. 5 Tahun 1960
b. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2010
c. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997
d. Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2006
e. UU No. 14 Tahun 1960

Pembahasan:
1. PP No. 13 Tahun 2010 tentang Jenis Dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak
Yang Berlaku Pada Badan Pertanahan Nasional
2. PP No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah
3. Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2006 Tentang Badan Pertanahan
Nasional
4. PERPU No. 14 Tahun 1960 tentang Perubahan Undang-Undang No. 12 Tahun 1951
Tentang Penghapusan Badan hukum Algemene Volkscredietbank.

32. Kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka proses pendaftaran tanah untuk pertama kali,
meliputi pengumpulan dan penetapan kebenaran data fisik dan data yuridis mengenai satu atau
beberapa obyek pendaftaran tanah untuk keperluan pendaftarannya disebut juga…
a. Pendaftaran Tanah Secara Sistematik
b. Pendaftaran Tanah Untuk Pertama Kali
c. Pendaftaran Tanah Secara Sporadik
d. Yuridis
e. Ajudikasi

Pembahasan:
Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:
1. Pendaftaran tanah adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan Oleh Pemerintah secara terus
menerus, berkesinambungan dan teratur, meliputi pengumpulan, pengolahan, pembukuan,
dan penyajian serta pemeliharaan data fisik dan data yuridis, dalam bentuk peta dan daftar,
mengenai bidang-bidang tanah dan satuan-satuan rumah susun, termasuk pemberian surat
tanda bukti haknya bagi bidang-bidang tanah yang sudah ada haknya dan hak milik atas
satuan rumah susun serta hak-hak tertentu yang membebaninya.
2. Bidang tanah adalah bagian permukaan bumi yang merupakan satuan bidang yang
berbatas.
3. Tanah Negara atau tanah yang dikuasai langsung oleh Negara adalah tanah yang tidak
dipunyai dengan sesuatu hak atas tanah.
4. Hak pengelolaan adalah hak menguasai dari Negara yang kewenangan pelaksanannya
sebagian dilimpahkan kepada pemegangnya.
5. Hak atas tanah adalah hak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 Undang-undang Nomor
5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria, selanjutnya disebut UUPA.
6. Data fisik adalah keterangan mengenai letak, batas dan luas bidang tanah dan satuan rumah
susun yang didaftar, termasuk keterangan mengenai adanya bangunan atau bagian
bangunan di atasnya.
7. Data yuridis adalah keterangan mengenai status hukum bidang tanah dan satuan rumah
susun yang didaftar, pemegang haknya dan hak pihak lain serta beban-beban lain yang
membebaninya.

© Annisa Rizkia Pohan melalui berbagai sumber


8. Ajudikasi adalah kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka proses pendaftaran tanah untuk
pertama kali, meliputi pengumpulan dan penetapan kebenaran data fisik dan data yuridis
mengenai satu atau beberapa obyek pendaftaran tanah untuk keperluan pendaftarannya.
9. Pendaftaran tanah untuk pertama kali adalah kegiatan pendaftaran tanah yang dilakukan
terhadap obyek tanah yang belum didaftar berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 10
Tahun 1961 tentang Pendaftaran Tanah atau Peraturan Pemerintah ini.
10. Pendaftaran tanah secara sistematik adalah kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kali
yang dilakukan secara serentak yang meliputi semua obyek pendaftaran tanah yang belum
didaftar dalam wilayah atau bagian wilayah suatu desa/kelurahan.
11. Pendaftaran tanah secara sporadik adalah kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kali
mengenai satu atau beberapa obyek pendaftaran tanah dalam wilayah atau bagian wilayah
suatu desa/kelurahan secara individual atau massal.
12. Pemeliharaan data pendaftaran tanah adalah kegiatan pendaftaran tanah untuk
menyesuaikan data fisik dan yuridis dalam peta pendaftaran, daftar tanah, daftar nama,
surat ukur, buku tanah, dan sertifikat dengan perubahan-perubahan yang terjadi kemudian.
13. Titik dasar teknik adalah titik yang mempunyai koordinat yang diperoleh dari suatu
pengukuran dan perhitungan dalam suatu sistem tertentu yang berfungsi sebagai titik
kontrol atau titik ikat untuk keperluan pengukuran dan rekonstruksi batas.
14. Peta dasar pendaftaran adalah peta yang memuat titik-titik bidang dasar teknik dan unsur-
unsur geografis, seperti sungai, jalan, bangunan dan batas fisik bidang-bidang tanah.
15. Peta pendaftaran adalah peta yang menggambarkan bidang atau bidang-bidang tanah untuk
keperluan pembukuan tanah.
16. Daftar tanah adalah dokumen dalam bentuk daftar yang memuat identitas bidang tanah
dengan suatu sistem penomoran.
17. Surat ukur adalah dokumen yang memuat data fisik suatu bidang tanah dalam bentuk peta
dan uraian.
18. Daftar nama adalah dokumen dalam bentuk daftar yang memuat keterangan mengenai
penguasaan tanah dengan sesuatu hak atas tanah, atau hak pengelolaan dan mengenai
pemilikan hak milik atas satuan rumah susun oleh orang perseorangan atau badan hukum
tertentu.
19. Buku tanah adalah dokumen dalam bentuk daftar yang memuat data yuridis dan data fisik
suatu obyek pendaftaran yang sudah ada haknya.
20. Sertifikat adalah surat tanda bukti hak sebagaimana dimaksud dalam pasal 19 ayat (2)
huruf c UUPA untuk hak atas tanah, hak pengelolaan, tanah wakaf, hak milik atas satuan
rumah susun dan hak tanggungan yag masing-masing sudah dibukukan dalam buku tanah
yang bersangkutan.
21. Menteri adalah Menteri yang bertanggung jawab dibidang agraria/pertanahan.
22. Badan Pertanahan Nasional adalah Lembaga Pemerintah Non Departemen yang bidang
tugasnya meliputi bidang pertanahan.
23. Kantor Pertanahan adalah unit kerja Badan Pertanahan nasional di wilayah kabupaten atau
kotamadya, yang melakukan pendaftaran hak atas tanah dan pemeliharaan daftar umum
pendaftaran tanah.
24. Pejabat Pembuat Akta Tanah, selanjutnya disebut PPAT adalah Pejabat umum yang diberi
kewenangan untuk membuat akta-akta tanah tertentu.

33. Pejabat umum yang diberi kewenangan untuk membuat akta-akta tanah tertentu disebut…

© Annisa Rizkia Pohan melalui berbagai sumber


a. Pengacara
b. Konsultan pertanahan
c. Ahli hukum tanah
d. Pejabat Pembuat Akta Tanah
e. Notaris

Pembahasan:
Pejabat Pembuat Akta Tanah, selanjutnya disebut PPAT, adalah pejabat umum yang diberi
kewenangan untuk membuat akta-akta otentik mengenai perbuatan hukum tertentu mengenai
hak atas tanah atau Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun.

34. Berikut adalah pengertian dari surat ukur yaitu….


a. Dokumen dalam bentuk daftar yang memuat identitas bidang tanah dengan suatu sistim
penomoran.
b. Dokumen yang memuat data fisik suatu bidang tanah dalam bentuk peta dan uraian.
c. Dokumen dalam bentuk daftar yang memuat keterangan mengenai penguasaan tanah
d. Dokumen dalam bentuk daftar yang memuat data yuridis dan data fisik suatu obyek
pendaftaran tanah yang sudah ada haknya.
e. Surat tanda bukti untuk hak atas tanah, hak pengelolaan, tanah wakaf

Pembahasan:
Surat ukur adalah dokumen yang memuat data fisik suatu bidang tanah dalam bentuk peta dan
uraian.

35. Pendaftaran tanah secara sporadik artinya adalah…


a. Kegiatan pendaftaran tanah untuk menyesuaikan data fisik dan data yuridis dalam peta
pendaftaran
b. Kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka proses pendaftaran tanah untuk pertama kali
c. Kegiatan pendaftaran tanah yang dilakukan terhadap obyek pendaftaran tanah yang belum
didaftar berdasarkan peraturan pemerintah nomor 10 tahun 1961
d. Kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kali yang dilakukan secara serentak yang
meliputi semua obyek pendaftaran tanah yang belum didaftar dalam wilayah atau bagian
wilayah suatu desa/kelurahan.
e. Kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kali mengenai satu atau beberapa obyek
pendaftaran tanah dalam wilayah atau bagian wilayah suatu desa/kelurahan secara
individual atau massal

Pembahasan:
Pendaftaran tanah secara sistematik adalah kegiatan pendaftarantanah untuk pertama kali
yang dilakukan secara serentak yang meliputi semuaobyek pendaftaran tanah yang belum
didaftar dalam wilayah atau bagian wilayah suatu desa atau kelurahan.

36. Yang dimaksud sebagai idata yuridis tanah adalah sebagai berikut….
a. Keterangan mengenai status hukum bidang tanah dan satuan rumah susun yang didaftar,
pemegang haknya dan hak pihak lain serta beban-beban lain yang membebaninya.

© Annisa Rizkia Pohan melalui berbagai sumber


b. Keterangan mengenai letak, batas dan luas bidang tanah dan satuan rumah susun yang
didaftar, termasuk keterangan mengenai adanya bangunan atau bagian bangunan di
atasnya.
c. Keterangan mengenai tanah yang tidak dipunyai dengan sesuatu hak atas tanah
d. Dokumen yang memuat data fisik suatu bidang tanah dalam bentuk peta dan uraian
e. Dokumen dalam bentuk daftar yang memuat identitas bidang tanah dengan suatu sistim
penomoran

37. Berikut adalah yang dimaksud dengan pendaftaran tanah yaitu…


a. Sistem pendataan tanah yang dilakukan oleh pemerintah terhadap tanah masyarakat
b. Tanah masyarakat yang didaftarkan ke kantor pertanahan setempat untuk disahkan menjadi
hak milik
c. Rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah secara terus menerus,
berkesinambungan dan teratur, meliputi pengumpulan, pengolahan, pembukuan, dan lain-
lain
d. Kegiatan yang dilakukan oleh warga masyarakat dan pihak kecamatan dalam rangka
mendaftarkan hak milik tanah
e. Pengumpulan data kepemilikan hak atas tanah di suatu wilayah tertentu

38. Istilah untuk surat nomor tagihan pajak atas tanah/bangunan yang dimaksudkan, yang
sekarang dikenal dengan Surat Pajak Hasil Bumi dan Bangunan (SPPT PBB) yaitu…
a. Verponding
b. Erfpacht
c. Verponding
d. Egindom
e. Swapercht

Pembahasan:
1. Verponding adalah surat nomor tagihan pajak atas tanah/bangunan yang dimaksudkan
2. Eigendom adalah suatu hak kepemilikan terhadap suatu asset tanah atau bangunan.
3. Hak Erfpacht merupakan hak kebendaan yang memberikan kewenangan yang paling luas
kepada pemegang haknya untuk menikmati sepenuhnya akan kegunaan tanah kepunyaan
pihak lain

39. Tanah bekas milik kerajaan dinamakan dengan nama….


a. Tanah Absentee
b. Tanah Swapraja
c. Tanah eigendom
d. Tanah negara
e. Tanah warisan budaya

Pembahasan:
1. Tanah absentee tidak akan ditemukan dalam peraturan perundangan, namun dapat
dipahami bahwa tanah absentee adalah pemilikan tanah yang letaknya di luar daerah
tempat tinggal yang empunya.

© Annisa Rizkia Pohan melalui berbagai sumber


40. Tanah pertanian yang dimiliki oleh perorangan atau keluarga yang bedomisili di luar disebut
juga…
a. Tanah eigendom
b. Tanah Swapraja
c. Tanah Absentee
d. Verponding
e. Erfpacht

41. Beberapa penyebab hilangnya Sertipikat Hak Milik (SHM) adalah sebagai berikut, kecuali….
a. Penyerahan sukarela oleh pemiliknya
b. Tanah tersebut ditelantarkan dalam jangka waktu tertentu
c. Tanah tersebut musnah karena bencana alam
d. Pencabutan hak oleh Negara
e. Dokumen SHM hilang atau rusak

Pembahasan:
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan
Dasar Pokok-Pokok Agraria Pasal 27:
Hak milik hapus bila:
a. Tanahnya jatuh kepada negara:
- Karena pencabutan hak berdasarkan pasal 18;
→ Untuk kepentingan umum, termasuk kepentingan bangsa dan negara serta kepentingan
bersama dari rakyat, hak-hak atas tanag dapat dicabut, dengan memberi ganti kerugian
yang layak dan menurut cara yang diatur dengan Undang-undang.
- Karena penyerahan dengan sukarela oleh pemiliknya;
- Karena ditelantarkan;
- Karena ketentuan pasal 21 ayat (3) – orang asing yang memperoleh hak milik karena
pewarisan tanpa wasiat atau percampuran harta karena perkawinan, demikian pula warga-
negara Indonesia yang mempunyai hak milik dan kehilangan kewarganegaraan dan
26 (2)
b. Tanahnya musnah

42. Yang termasuk hak sekunder atau derivatif adalah sebagai berikut kecuali…
a. Hak Sewa di atas tanah Hak Milik / HGB / HGU (Right Of Lease Building)
b. Hak tanah bersama
c. Hak sewa atas tanah pertanian
d. Hak usaha bagi hasil
e. Hak menumpang (Hak Numpang Karang)

Pembahasan:
Hak Sekunder (derivatif) yaitu hak yang timbul atau dibebankan diatas hak atas tanah yang
sudah ada. Hak ini bisa timbul karena perjanjian antara pemilik tanah sebagai pemegang hak
primer dan calon pemegang Hak Sekunder.Yang termasuk Hak atas tanah ini antara lain:
1. Hak sekunder yang ditumpangkan di atas hak primer yang yang memiliki derajat yang
lebih tinggi misalnya HGB/HGU/Hak Pakai di atas tanah Hak Milik

© Annisa Rizkia Pohan melalui berbagai sumber


2. Hak sewa di atas tanah Hak Milik/ HGB/ HGU/ Hak Pengelolaan atas tanah negara,
Seseorang atau suatu badan hukum mempunyai hak sewa atas tanah, Apabila ia berhak
mempergunakan tanah milik orang lain untuk keperluan bangunan dengan membayar
kepada pemiliknya sejumlah uang sebagai sewa, perjanjian sewa tanah yang
dimaksudkan dalam pasal ini tidak boleh disertai syarat-syarat yang mengandung
unsur-unsur pemerasan
3. Hak sewa atas tanah pertanian
4. Hak membuka tanah dan memungut hasil hutan, Hak membuka tanah dan memungut
hasil hutan hanya dapat dipunyai oleh warganegara Indonesia dan diatur dengan Peraturan
Pemerintah. Dengan mempergunakan hak memungut hasil hutan secara sah tidak dengan
sendirinya diperoleh hak milik atas tanah itu.
5. Hak usaha bagi hasil
6. Hak menumpang (Hak Numpang Karang), Hak numpang karang dan hak usaha
tergolong hak kebendaan.
7. Hak Jaminan atas tanah, yang terdiri dari gadai dan hak tanggungan, namun yang
seringkali digunakan hanyalah hak tanggungan. Hak tanggungan sendiri adalah adalah hak
atas tanah beserta benda-benda yang berkaitan dengan tanah yang dijadikan sebagai
jaminan untuk pelunasan utang tertentu, yang memberikan kedudukan diutamakan kreditor
tertentu terhadap kreditor-kreditor lainnya

43. Yang dimaksud dengan hak milik atau sertipikat hak milik secara teoritis adalah sebagai
berikut…
a. Hak individual primer yang bersifat perdata, terkuat, dan terpenuh yang bisa dimiliki turun-
temurun tanpa ada batas waktu berakhirnya, atas kepemilikan tanah pada kawasan dengan
luas tertentu yang telah disebutkan dalam sertifikat tersebut
b. Hak individu atau kelompok atas suatu lahan kosong yang ditetapkan oleh pemerintah
c. Bukti kepemilikan atas suatu tanah dan bangunan diatasnya serta kekayaan alam yang
terkandung didalammnya
d. Dokumen milik pribadi yang membuktikan kepemilikan atas suatu bidang tanah yang legal
secara hukum

44. Salah satu terobosan dan inovasi dalam Renstra Kementrian ATR BPN di tahun 2018 dalam
rangka pelayanan adalah sebagai berikut…
a. Outlet yang menyebar di tiap kecamatan
b. Pengadaan online services
c. Sertifikasi tanah wakaf
d. Peluncuran 7 layanan utama

45. Sebutkan visi yang terkandung didalam renstra 2015-2019…


a. Tercapainya kesejahteraan dan kemandirian dalam menghadapi tantangan industri
b. Terwujudnya indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong
royong
c. Meningkatkan kesejahteraan dan meminimalisir konflik agraria
d. Mencapai pertumbuhan ekonomi yang berlandaskan ekonomi kerakyatan dan
kesejahteraan bersama

© Annisa Rizkia Pohan melalui berbagai sumber


Pembahasan:
• Visi pembangunan nasional tahun 2015-2019 adalah “Terwujudnya Indoensia yang
berdaulat mandiri dan kepribadian berdasarkan gotong royong.”
• Misi yang diemban untuk memenuhi visi yang telah dirumuskan adalah:
1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang
kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim, dan mencerminkan
kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan;
2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan dan demokratis berlandaskan negara
hukum;
3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara
maritim;
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indoensia yang tinggi, maju dan sejahtera;
5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing;
6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat dan
berbasiskan kepentingan nasional;
7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.

46. Misi yang menjadi tujuan untuk mewujudkan visi dalam renstra 2015 - 2019 diantaranya
kecuali…
a. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah
b. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri
c. Memperkecil konflik suku dan ras dan menjunjung tinggi pluralism
d. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera

Pembahasan:
• Misi yang diemban untuk memenuhi visi yang telah dirumuskan adalah:
1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang
kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim, dan mencerminkan
kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan;
2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan dan demokratis berlandaskan negara
hukum;
3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara
maritim;
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indoensia yang tinggi, maju dan sejahtera;
5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing;
6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat dan
berbasiskan kepentingan nasional;
7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.

47. Keberadaan Agenda Prioritas (Nasional) sebagai upaya pencapaian visi misi Presiden
diidentifikasi oleh BPN RI sebagai berikut, kecuali…
a. Membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya
b. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pemanfaatan lahan kosong
c. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah daerah dan desa dalam
kerangka negara kesatuan

© Annisa Rizkia Pohan melalui berbagai sumber


d. Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum
yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya

Pembahasan:
Beberapa area strategis yang potensial harus direspon dan/atau ditindaklanjuti oleh
kementerian dalam lima tahun kedepan terkait dengan keberadaan Agenda Prioritas
(Nasional) sebagai upaya pencapaian Visi Misi Presiden dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Agenda ke dua: membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan
terpercaya
2. Agenda ke tiga: membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah daerah
dan desa dalam kerangka negara kesatuan.
3. Agenda ke empat: memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan
penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya
4. Agenda ke lima: meningkatkan kualitas hidup manusia indonesia.
5. Agenda ke enam: meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar
internasional.
6. Agenda ke tujuh: mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor sektor
ekonomi strategik

48. Beberapa upaya yang akan dilaksanakan sampai dengan 2019 dalam meminimalisir terjadinya
sengketa lahan adalah sebagai berikut kecuali….
a. Penyiapan model-model penanganan sengketa
b. Inisiasi peradilan pertanahan
c. Pelaksanaan putusan pengadilan yang sudah incracht dan pemaparan perkara/sengketa
secara mingguan
d. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk penanganan perkara/sengketa
e. Merumuskan peraturan baru terkait sengketa dengan pola dan masalah baru

49. Peraturan undang-undang 26 Tahun 2007 membahas tentang…..


a. Manajemen konflik lahan
b. Penataan Ruang
c. Pengaturan Hak Milik
d. Pencabutan Hak Milik

50. Undang-undang nomor 26 tahun 2008 membahas tentang….


a. Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
b. Penyelenggaraan Penataan Ruang
c. Pengadaan Tanah bagi Pembangunan dan Kepentingan Umum
d. Pengadaan Tanah untuk Perkebunan

51. Jelaskan tujuan Hukum Agraria Nasional!


Pembahasan:
Tujuan Hukum Agraria Nasional dimuat dalam Penjelasan Umum UUPA yaitu:
a) Meletakan dasar-dasar penyusunan Hukum Agraria Nasional, yang akan merupakan alat
untuk membawakan kemakmuran, kebahagiaan, dan keadilan bagi negara dan rakyat,
terutama rakyat tani dalam rangka maayarakat yang adil dan makmur.

© Annisa Rizkia Pohan melalui berbagai sumber


b) Meletakan dasar-dasar untuk mengadakan kesatuan dan kesederhanaan dalam hukum
pertanahan
c) Meletakan dasar-dasar untuk memberikan kepastian hukum mengenai hak-hak atas tanah
bagi rakyat seluruhnya.

52. Jelaskan konsepsi pemilikan tanah menurut hukum tanah nasional? Apa nama konsepsinya?
Pembahasan:
Pada dasarnya konsepsi hukum tanah nasional memakai konsepsi hak ulayat setelah melalui
proses saner. Yaitu konsepsi yang komunalistik religius yang memungkinkan penguasaan
tanah secara individual, dengan hak-hak atas tanah yang bersifat pribadi sekaligus
mengandung unsur kebersamaan dgn tetap memperhatikan kepentingan sosial.

53. Jelaskan apa saja perubahan fundamental dari Hukum Agraria Nasional terhadap Hukum
Agraria lama!
Pembahasan:
a) Semua ciri-ciri yang ada dalam Hukum Agraria Lama diganti dengan ciri-ciri yang baru di
dalam Hukum Agraria Nasional
b) Merubah Sifat-sifat yang terkandung dalam Hukum Agraria lama yaitu : Sifat DUALISME
menjadi bersifat UNIFIKASI
c) Dasar aturan yang berlaku pada Hukum Agraria lama yaitu KUH Perdata diganti dengan
Hukum Agraria Nasional yaitu UUPA yang bersumber dari Hukum Adat
d) Pada saat berlakunya Hukum Agraria Lama Hak kepemilikan atas tanah tidak dibatas
sehingga timbulnya TANAH PARTIKELIR yang merugikan masyarakat setelah
berlakunya Hukum Agraria Nasional kepemilikan atas tanah terbatas sesuai dengan
peruntukannya
e) Pada saat berlakunya Hukum Agraria Lama negara dapat memiliki hak atas tanah negara
setelah berlakunya Hukum Agraria Nasional tanah negara menjadi Tanah dikuasai Negara

54. Jelaskan bagian hukum adat yang digunakan dalam Hukum Tanah Nasional disertai dengan
contohnya masing-masing!
Pembahasan:
Adapun Bagian dari Hukum Tanah Adat yang digunakan pada Hukum Agraria Nasional
diantaranya:
1) Asas – asas Hukum Tanah Adat
Asas-asas yang diadopsi dari Hukum Tanah Adat ke dalam Hukum Agraria Nasional
meliputi:
a) ASAS KEBERSAMAAN. Asas ini mengandung arti bahwa Hak milik atas tanah adat
tidak hanya melayani pemiliknya saja tetapi harus memperhatikan kepentingan bersama
(Pasal 6 UUPA). Asas Kebersamaan ini merupakan inti dari masyarakat Adat (Comunal)
b) ASAS PEMISAHAN HORISONTAL adalah asas yang menyatakan bahwa antara
tanah dan bangunan atau segala sesuatu yang diatasnya itu dipisahkan secara horizontal
sehingga bisa terjadi pemilik tanah bukan pemilik bangunan. Akibat hukum yang perlu
diperhatikan dalam asas horizontal adalah:
1. Dapat dibeli Tanahnya saja
2. Dapat dibeli Bangunannya saja
3. Dapat dibeli dua-duanya

© Annisa Rizkia Pohan melalui berbagai sumber


Namua pada perkembangannya asas horizontal ini terus disesuaikan mengingat banyak
bangunan yang permanent sehingga tidak bisa dijual tanahnya saja
c) ASAS PERLEKATAN (ACCESSIE/NATRECKKING). Menurut asas ini, bangunan
dan tanaman yang ada di atas tanah merupakan satu kesatuan, bangunan dan tanaman
tersebut bagian dari tanah yang bersangkutan. Hak atas tanah dengan sendirinya, karena
hukum meliputi juga pemilikan bangunan dan tanaman yang ada di atas tanah yang
dihaki, kecuali kalau ada kesepakatan lain dengan pihak yang membangun dan
menanamannya.

2) Lembaga Hukum Tanah Adat


1. berlakunya Hukum Agraria Nasional salah satunya adalah Lembaga Jual Beli Hak Tanah
Adat. Pada jual-beli Tanah Adat, perbuatan hukum pemindahan hak atas tanah dari
penjual kepada pembeli dan pembeli membayar harga itu. Jual-beli Tanah menurut
Hukum Tanah Adat diawali dengan panjer dan diselesaiakan didepan Kepala Desa dan
bersifat TERANG. Maksunya Kepala Desa mewakili seluruh warganya.
2. Sedangkan Jual-Beli tanah menurut BW diawali dengan PERJANJIAN. Kemudian
setelah berlakunya Hukum Agraria Nasional dengan dikeluarkannya UUPA peran
Kepala Desa digantikan oleh PPAT (Pejabat Pembuat Akte Tanah ), yang membuat Akte
Jual-Beli Tanah dan didaftarkan di kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN) untuk
mendapatkan SERTIFIKAT sebagai alat bukti yang kuat. Sehingga Perpindahan Hak
Atas Tanah menjadi Hak Milik adalah setelah dibuatnya AKTE JUAL BELI oleh PPAT.

55. Sebutkan Hierarchie/tingkatan Hak Penguasaan atas tanah menurut UUPA?


Pembahasan:
Hirarki hak penguasaan atas tanah menurut UUPA adalah :
a) Hak Bangsa Indonesia (Ps.1 UUPA) adalah HAT yg tertinggi memiliki aspek perdata dan
public, Hak Bangsa artinya seluruh Wilayah RI yang meliputi bumi, air dan ruang angkasa
merupakan karunia Tuhan YME dan merupakan kekayaan dan memiliki hubungan abadi
dengan Bangsa Indonesia.
b) Hak menguasai dari Negara (Ps.2 UUPA) sebagaimana diatur dalam Ps.33 (3) UUD’45,
bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya termasuk ruang angkasa
dikuasai oleh Negara. Negara memiliki kewenangan untuk mengatur dan menentukan
peruntukan serta hubungan-hubungan hukum antara orang/bangsa dengan bumi, air, dan
ruang angkasa;
c) Hak Ulayat masyarakat hukum adat sepanjang menurut kenyataannya masih ada (Ps.3
UUPA);
d) Hak-hak Individu/Perorangan yang terdiri dari :
• HAT (Ps.4 UUPA) meliputi (Primer=HM, HGU, HGB, HP yang diberikan oleh Negara,
Sekunder = HGB, HP yang diberikan oleh pemilik tanah, Hak Gadai, Usaha Bagi Hasil,
Hak Menumpang, Hak Sewa dsb.)
• Wakaf (Ps. 49 UUPA)
• Hak jaminan atas tanah/HT (Ps. 23, 33, 39, 51 UU 4/96)

© Annisa Rizkia Pohan melalui berbagai sumber


56. Hak atas tanah apa yang dapat dikonversi menjadi HM?
Pembahasan:
Hak atas tanah yang dapat dikonversi menjadi HM adalah Bekas Hak Barat (eigendom milik
pribumi) dikonversi menjadi HM, Bekas Hak Barat milik badan hukum dikonversi menjadi
HGB, Bekas Hak Barat yang sifatnya sementara Hak Opstal, Erfpact, masing- masing
dikonversi menjadi HGB dan HGU.
Hak bekas Tanah Adat, Hak yang tunduk pada hukum barat yaitu Hak Eigendom, Erfpach,
opstal, setelah berlakunya UUPA yang dapat dikonversi menjadi hak milik yaitu HGB.

57. Apa yang dimaksud dengan hak Agrarisch eigendom dan apa bedanya dengan Hak Eigendom?
Pembahasan:
Hak agrarisch Eigendom (Agrarische Eigendom Recht), termaktub dalam pasal 51 ayat 7 IS.
(Indische Staatsregelling) s. 1870 No. 117, yang berbunyi: Tanah milik rakyat asli atas
permintaan yang berhak dapat diberikan kepadanya dengan hak eigendom disertai syarat
pembatasan yang perlu yang akan diatur dalam Undang-undang (ordonantie) dan yang harus
tercantum dalam surat tanda eigondom itu, yakni mengenai kewajibankewajiban kepada
negara dan desa dan juga tentang hak untuk menjualnya kepada orang yang tidak termasuk
golongan rakyat asli. Perbedaan Hak Eigendom Agraria (hak milik agraria) dengan Hak Milik
Perseorangan (Erferlijk individueel bezitsrecht).

Hak Milik Agraria Hak Milik Perseorangan


(Hak Eigendom Agraria) (Erferlijk individueel bezitsrech)
1. Mempunya surat tanda bukti hak yang 1. Tidak mempunya surat tanda bukti hak
lebih kuat kedudukannya sehingga kedudukannya lemah
2. Bisa dioperkan kepada bukan bangsa 2. Tidak bisa dioperkan
Indonesia 3. Tidak mungkin jatuh kepada selain
3. Bila jatuh bukan pada bangsa Indonesia, bangsa Indonesia
maka otomatis tunduk pada BW 4. Tidak dapat digunakan sebagai
4. Dapat digunakan sebagai tanggungan tanggungan pinjaman
pinjaman (hypotik) 5. Tunduk pada hukum
5. Tunduk pada pasal 51 ayat 7 IS dan pasal
4 ayat 1 A.B.S. 1870/118-S. 1872/117

58. Mengapa asas Domein merugikan tanah rakyat?


Pembahasan:
Azas domain merugikan rakyat karena azas domain merupakan salah satu peraturan pelaksana
dari agrarisch wet yang bertujuan untuk mengembangkan modal swasta. Dimana setiap tanah
yang tidak dapat dibuktikan oleh pemiliknya sebagai hak eigendom maka tanah itu menjadi
tanah Negara, Negara sebagai pemilik (eigenaar) sehingga Negara bisa melakukan perbuatan
hukum terhadap tanah tersebut. Rakyat sebagai bezitter.

59. Sebutkan sebab hapusnya Hak Milik?


Pembahasan:
HM hilang/dihapus apabila:
a. Tanahnya jatuh kepada Negara:
1) Karena pencabutan hak berdasarkan Pasal 18 (Kepentingan Umum)

© Annisa Rizkia Pohan melalui berbagai sumber


2) Karena penyerahan dengan sukarela oleh pemiliknya.
3) Karena diterlantarkan
4) Karena ketentuan Pasal 21 (3), Pasal 26 (2) (perubahan status WN)
b. Tanahnya musnah

60. Apa fungsi Asas Domein bagi pemerintah Belanda?


Pembahasan:
a. Sebagai landasan hukum bagi pemerintah yang mewakili Negara sebagai pemilik tanah,
untuk memberikan tanah dengan hak barat yg diatur KUHPerdata, seperti hak erfpacht,
hak opstal dll
b. Untuk pembuktian kepemilikan, jika tidak dapat dibuktikan maka tanah tersebut dikuasai
negara (eigendomà tanah domein negara). Asas ini bertentangan dengan UUPA yang mana
negara sebagai penguasa/ hanya mengatur.

61. Mengapa Hak milik adat yang diterjemahkan menjadi INLAN_BEZIT RECHT sebenarnya
tidak tepat?
Pembahasan:
Karena pemegang Inlan-bezit Recht justru yang seharusnya sebagai eigenaar atas tanah adat
bukan sebagai pemilik hak menguasai (bezitter) atas tanah domein negara

62. Jelaskan apakah ada bertentangan UUPA yang dasarnya hukum adat mengatur HGB, HGU
yang tidak dikenal dalam Hukum Adat!
Pembahasan:
Tidak bertentangan, karena hukum adat sebagai sumber hukum utama (bukan satusatunya
sumber hukum) sehingga dimungkinkan sumber lainnya. Misal : Pendaftaran tanah untuk
sertipikat tidak diatur dalam hukum adat, tetapi dikenal dengan istilah “Girik, Pethok D, Pipil”
dll

63. Uraiakan konsepsi pemilikan tanah dalam Hukum Tanah Nasional ? Apa nama konsepsinya?
Pembahasan:
Pada dasarnya konsepsi hukum tanah nasional memakai konsepsi hak ulayat setelah melalui
proses saner. Yaitu konsepsi yang komunalistik religius yang memungkinkan penguasaan
tanah secara individual, dengan hak-hak atas tanah yang bersifat pribadi sekaligus
mengandung unsur kebersamaan dgn tetap memperhatikan kepentingan sosial.

64. Siapa yang dapat menjadi subyek dari Hak Milik dan Hak Guna Bangunan?
Pembahasan:
a. Subyek HM : Pasal 21 ayat 1, 2 & 3 :
1) WNI
2) Oleh pemerintah ditetapkan badan hk yang dapat memiliki HM
3) WNA karena pewarisan atau percampuran perkawinan dalam jangka waktu 1 tahun
harus melepaskan haknya dan jika dalam jangka 1 tahun tidak melepaskan maka haknya
hapus demi hukum dan tanahnya jatuh pada negara.
b. Subyek HGB : Pasal 36 ayat 1 : WNI dan Badan hukum yang didirikan menurut hukum
indonesia dan berkedudukan di Indonesia

© Annisa Rizkia Pohan melalui berbagai sumber


65. Apa isi dari Hak menguasai Negara seperti yang diatur dalam pasal 2 ayat 2 UUPA?
Pembahasan:
a. Mengatur dan menyelengarakan, peruntukan, penggunaan, persediaan dan pemeliharaan
bumi, air dan ruang angkasa.
b. Menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang-orang dengan bumi,
air dan ruang angkasa
c. Menentukan dan mengaut hubungan-hubungan hukum antara orang-orang dengan
perbuatan hukum yang mengenai bumi, air dan ruang angkasa.

66. Apa bedanya tanah negara pada asas domein dengan Tanah negara setelah UUPA?
Pembahasan:
Tanah Negara pada Asas Domein Tanah Negara setelah UUPA
1. Negara sebagai eigenaar, rakyat sebagai 1. Negara hanya menguasai, bangsa
bezitter Indonesia sebagai pemiliknya
2. Negara dapat melakukan perbuatan 2. Mengatur dan menyelengarakan,
hukum terhadap tanah misal : menjual peruntukan, penggunaan, persediaan dan
kepada pihak asing pemeliharaan bumi, air dan ruang
angkasa

67. Uraikan 2 hubungan fungsional antara hukum adat dan hukum tanah nasional?
Pembahasan:
Dua Hubungan fungsional Hukum Adat dan Hukum Tanah Nasional yaitu:
a. Hukum Tanah Adat berfungsi sebagai sumber utama dalam membuat aturan-aturan
pembentukan Hukum Agraria Nasional Hukum Tanah Adat dijadikan sebagai sumber
pokok, akan tetapi bukan menjadikan Hukum Tanah Adat sebagai satu-satunya sumber
pembentukan Hukum Agraria Nasional, masih dimungkinkan sumber lain diluar Hukum
Tanah Adat
b. Hukum Tanah Adat dijadikan sumber utama dalam mengambil bahan-bahan untuk
pembentukan Hukum Agraria Nasional. Ada beberapa bagian dari Hukum tanah Adat yang
menjadi bahan-bahan yang digunakan untuk pembentukan Hukum Agraria Nasional .
yaitu:
• Asas-asas Hukum Tanah Adat
• Lembaga Hukum tanah Adat
• Konsepsinya Hukum Tnah Adat
• Sistem Hukum Tanah Adat

68. Uraikan hubungan fungsional antara hukum adat dan hukum tanah nasional?
Pembahasan:
Hukum tanah nasional didasarkan pada hukum adat sebagai sumber utama dan dalam
hubungannya dengan hukum tanah nasional, norma-norma hukum adat berfungsi sebagai
hukum yang melengkapi.

69. Jelaskan bahwa azas domain ternyata merugikan rakyat!


Pembahasan:

© Annisa Rizkia Pohan melalui berbagai sumber


Azas domain merugikan rakyat karena azas domain merupakan salah satu peraturan pelaksana
dari agrarisch wet yang bertujuan untuk mengembangkan modal swasta. Dimana setiap tanah
yang tidak dapat dibuktikan oleh pemiliknya sebagai hak eigendom maka tanah itu menjadi
tanah Negara, Negara sebagai pemilik (eigenaar) sehingga Negara bisa melakukan perbuatan
hukum terhadap tanah tersebut. Rakyat sebagai bezitter.

70. Apa persamaan dan perbedaan antara Hak Tangungan dengan tanah sebagai jonggolan?
Pembahasan:
Persamaan : Ada kreditor, ada debitor, ada utang dan ada jaminannya.
Perbedaan : Hak Tanggungan Eksekusinya berupa Lelang sedangkan jonggolan eksekusinya
adalah tanah digarap oleh kreditor atau disewa sampai hutang tersebut lunas. Hak Tanggungan
didahului dengan tahap pemberian dilakukan di hadapan PPAT lahirlah APHT kemudian
tahap pendaftaran pada Kantor Pertanahan dan dilahirkan Sertipikat baru yaitu Sertipikat Hak
tanggungan, sedangkan pada jonggolan masih menggunakan hukum adat dan tidak diterbitkan
hak baru.

71. Apakah dimungkinkan seorang WNA dapat memperoleh HM? Jelaskan disertai dengan dasar
hukumnya!
Pembahasan:
WNA dimungkinkan memperoleh HM, atas dasar pewarisan tanpa wasiat (ab Intestato) atau
percampuran harta karena perkawinan (WNA dengan WNI); perubahan status
kewarganegaraan (dari WNI menjadi WNA). Pasal 21 ayat (3) UUPA, dengan ketentuan
dalam jangka waktu 1 tahun setelah diperolehnya HM tersebut wajib dilepaskan dan bilamana
tidak dilepaskan, maka tanah HM tersebut menjadi tanah Negara.

72. Apa Bedanya HM dan HGB dan apa persamaannya? Jawaban:


Pembahasan:
HAT bersifat tetap, dapat dimiliki WNI, dapat diagunkan dengan dibebani HT Perbedaan HM
dengan HGB:
1. HGB adalah Hak untuk mendirikan dan mempunyai bangunan atas tanah yg bukan miliknya
dan memiliki jangka waktu 30 tahun Pasal 35 (1).
2. HM tidak dapat dimiliki WNA atau Badan Hukum terkecuali sesuai dengan ketentuan Pasal
21 (1, 2, 3, 4), HGB dapat dimiliki WNI, Badan Hukum Indonesia.
3. HGB Jangka waktu terbatas 30 tahun: Pasal 35 (1) dan dpt diperpanjang 20 thn: Pasal 35 (2)
sedangkan HM tidak terbatas.

© Annisa Rizkia Pohan melalui berbagai sumber

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai