Jl. Akses Tol Cimanggis, Cikeas, Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat.
Telp. (021) 8674586
Editor:
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas tersusunnya Modul Kebijakan
Teknis Pertanahan yang menjadi pegangan bagi peserta Pelatihan Penguatan
Kompetensi Teknis Bidang Tugas Jabatan Penata Pertanahan. Modul ini dapat
terselesaikan karena kerjasama Tim Penyusun Modul yang sudah dirangkum melalui
beberapa kali workshop dan dukungan dari berbagai pihak di lingkungan Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional.
Untuk itu dalam kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional;
2. Tim Penyusun Modul;
3. Semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya Modul ini.
Akhir kata, semoga Modul ini dapat memberikan manfaat bagi peserta
pelatihan. Kritik dan saran dengan senang hati akan diterima untuk perbaikan modul
ini.
i
Modul PKTBT
Penata Pertanahan: Kebijakan Teknis Pertanahan
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................. i
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iii
DAFTAR TABEL................................................................................................. iv
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL ................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG ............................................................................ 1
B. DESKRIPSI SINGKAT ......................................................................... 2
C. TUJUAN PEMBELAJARAN DAN INDIKATOR HASIL BELAJAR ..... 2
D. MATERI POKOK DAN SUB MATERI POKOK ................................... 2
BAB II PENYUSUNAN KEBIJAKAN TEKNIS PERTANAHAN .......................... 3
A. PERMASALAHAN PELAKSANAAN KEBIJAKAN TEKNIS
PERTANAHAN .................................................................................... 3
B. PENGUMPULAN FORMULASI KEBIJAKAN TEKNIS PERTANAHAN
............................................................................................................. 5
RANGKUMAN ............................................................................................. 6
EVALUASI ................................................................................................... 7
UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT ...................................................... 7
BAB III DISEMINASI KEBIJAKAN TEKNIS PERTANAHAN .............................. 8
A. PENYEBARLUASAN KEBIJAKAN TEKNIS PERTANAHAN ............ 8
RANGKUMAN ........................................................................................... 10
LATIHAN ................................................................................................... 10
UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT .................................................... 10
BAB IV PENUTUP ............................................................................................. 11
A. KESIMPULAN ................................................................................... 11
B. TINDAK LANJUT .............................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 12
ii
Modul PKTBT
Penata Pertanahan: Kebijakan Teknis Pertanahan
DAFTAR GAMBAR
iii
Modul PKTBT
Penata Pertanahan: Kebijakan Teknis Pertanahan
DAFTAR TABEL
iv
Modul PKTBT
Penata Pertanahan: Kebijakan Teknis Pertanahan
PETUNJUK PENGGUNAAN
MODUL
Pengguna dapat mempelajari keseluruhan isi materi modul ini yang dilakukan
secara berurutan. Pastikan terlebih dahulu urutan materi pada saat memahami setiap
bagian dalam modul ini, karena masing-masing urutan materi saling berkaitan. Agar
proses pembelajaran dapat berlangsung dengan lancar dan tujuan pembelajaran
tercapai dengan baik, maka dari itu dianjurkan untuk:
1. Membaca dengan cermat materi yang ada dan pahami tujuan pembelajaran
terlebih dahulu yang tersedia pada setiap awal bab, apabila ada hal-hal yang
kurang jelas dapat bertanya dengan fasilitator saat kegiatan pembelajaran
berlangsung;
2. Mengerjakan latihan dan evaluasi yang tersedia pada setiap akhir bab modul
ini;
3. Membentuk kelompok diskusi untuk membahas materi tertentu dan studi kasus
yang diberikan untuk memperdalam pemahaman materi;
4. Mempelajari bahan dari sumber lain sesuai referensi yang tercantum pada
daftar pustaka di akhir modul ini untuk memperluas wawasan;
5. Mengaitkan materi yang diperoleh dengan kondisi lingkungan kerja dan
cobalah rencanakan implementasinya bila perlu.
v
Modul PKTBT
Penata Pertanahan: Kebijakan Teknis Pertanahan
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Undang-Undang Dasar Tahun 1945 mengamanatkan bahwa tanah harus
dipergunakan bagi sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Salah satu program
Nawacita adalah membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-
daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan. Untuk mewujudkan sebesar-
besarnya untuk kemakmuran rakyat dan dalam rangka pelaksanaan Nawacita
tersebut, diperlukan ketersediaan tanah untuk pembangunan.
Salah satu kewajiban negara adalah mengatur tanah rakyat, oleh karena itu
wajib menyelenggarakan pembangunan, yang dalam pelaksanaannya membutuhkan
tanah sebagai dasar keputusan pembangunan berkelanjutan. Pihak Perorangan,
Badan Hukum milik Swasta, Badan Hukum milik Pemerintah, dan Instansi Pemerintah
baik Pusat maupun Daerah memerlukan tanah untuk pelaksanaan tugasnya maupun
untuk kepentingan lainnya, namun untuk tanah milik instansi pemerintah pusat,
instansi daerah, dan Badan Usaha Milik Negara/Daerah (BUMN/D) yang telah
terdaftar sebagai Barang Milik Negara (BMN) dapat digunakan untuk pelaksanaan
tugas pemerintahan dan/atau untuk kepentingan lain sesuai dengan peruntukannya
dalam aturan tata ruang.
Tanah merupakan aspek penting dalam kehidupan manusia. Namun
pengelolaan tanah dan pertanahan di Indonesia belum cukup baik dan bahkan sering
menimbulkan gejolak sosial di masyarakat. Persoalan tanah bukan hanya persoalan
hak tanah semata, tetapi juga menyangkut keadilan dan kehidupan sosial
kemasyarakatan. Terjadinya kasus pertanahan tersebut menunjukkan belum baiknya
administrasi pertanahan di Indonesia dan belum kuatnya kepastian hukum hak atas
tanah. Hal itu memberikan gambaran bahwa tanah belum dapat memberikan atau
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu, peran negara sangat penting
dalam mengelola sumber daya alam, termasuk tanah, agar sumber daya alam dan
tanah itu benar-benar mendatangkan kemakmuran bagi rakyat Indonesia.
1
Modul PKTBT
Penata Pertanahan: Kebijakan Teknis Pertanahan
B. DESKRIPSI SINGKAT
Mata Pelatihan ini membahas tentang mekanisme kebijakan teknis pertanahan
dalam kegiatan penataan pertanahan yang meliputi penyusunan dan diseminasi
kebijakan teknis pertanahan.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN DAN INDIKATOR HASIL BELAJAR
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta mampu memahami konsep
kebijakan teknis pertanahan dengan baik. Indikator keberhasilan dari pembelajaran
ini peserta mampu:
1. Menjelaskan konsep prosedur penyusunan keijakan teknis pertanahan dan
diseminasi kebijakan pertanahan dengan baik;
2. Menjelaskan konsep mekanisme diseminasi kebijakan teknis pertanahan
dengan baik.
D. MATERI POKOK DAN SUB MATERI POKOK
1) Penyusunan Kebijakan Teknis Pertanahan
a. Permasalahan pelaksanaan kebijakan teknis pertanahan;
b. Pengumpulan formulasi kebijakan teknis pertanahan.
2) Diseminasi Kebijakan Teknis Pertanahan
a. Penyebarluasan Kebijakan Teknis Pertanahan
2
Modul PKTBT
Penata Pertanahan: Kebijakan Teknis Pertanahan
BAB II
PENYUSUNAN KEBIJAKAN
TEKNIS PERTANAHAN
3
Modul PKTBT
Penata Pertanahan: Kebijakan Teknis Pertanahan
4
Modul PKTBT
Penata Pertanahan: Kebijakan Teknis Pertanahan
5
Modul PKTBT
Penata Pertanahan: Kebijakan Teknis Pertanahan
Dengan karekateristik yang melekat pada konsep lahan, maka pada masa kini
maupun yang akan datang tetap memunculkan masalah baru terutama terhadap
tekanan Persoalan Ruang dan implikasinya yang tentunya akan menimbulkan;
a. Konflik Ruang (Ruang Lindung VS Ruang Budidaya)
b. Kompetisi Ruang ( Ruang Eksploitasi Sumber daya Alam)
c. Akses Atas Ruang ( Ruang Privat dan Ruang Publik) dan;
d. Tekanan Pertumbuhan (Pemanfaatan Ruang Perkotaan dan Perdesaan.
RANGKUMAN
Kementerian ATR/BPN mengklasifikasi kasus pertanahan menjadi konflik,
sengketa, dan perkara. Konflik merupakan permasalahan pertanahan yang memiliki
nuansa/aspek sosial dan politik yang luas, sedangkan sengketa adalah permasalahan
pertanahan yang tidak memiliki nuansa sosial politik yang begitu luas, umumnya
permasalahan antar individu. Kemudian, perkara merupakan konflik dan sengketa
yang sudah masuk ke pengadilan, baik pengadilan negeri, tinggi, maupun PTUN.
Sengketa dan konflik pertanahan terjadi karena adanya perbedaan persepsi,
pendapat, kepentingan, dan nilai antara dua pihak atau lebih mengenai status tanah,
6
Modul PKTBT
Penata Pertanahan: Kebijakan Teknis Pertanahan
EVALUASI
1. Deskripsikan menurut pemahaman anda terkait permasalahan mendasar
pelaksanaan kebijakan pertanahan di Indonesia!
2. Jelaskan secara ringkas mekanisme/ketentuan dalam penyusunan formulasi
kebijakan teknis pertanahan!
UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT
7
Modul PKTBT
Penata Pertanahan: Kebijakan Teknis Pertanahan
BAB III
DISEMINASI KEBIJAKAN
TEKNIS PERTANAHAN
8
Modul PKTBT
Penata Pertanahan: Kebijakan Teknis Pertanahan
9
Modul PKTBT
Penata Pertanahan: Pengembangan Pertanahan
RANGKUMAN
Penyebarluasan kebijakan dan peraturan perundang-undangan pertanahan
dimaksudkan agar masyarakat mengerti, dan memahami maksud-maksud yang
terkandung dalam peraturan perundang-undangan dimaksud, sehingga dapat
melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan yang dimaksud.
Diseminasi kebijakan dan peraturan perundang-undangan pertanahan
tersebut bagi daerah dilakukan melalui sosialisasi dalam kegiatan pembinaan oleh
kepala kantor wilayah BPN dan kepala kantor pertanahan maupun pihak yang
ditunjuk untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Masyarakat yang
dimaksud adalah Lembaga Negara, Kementerian/Lembaga Pemerintah Non
Departemen, Pemerintah Daerah dan pihak terkait lainnya dan Masyarakat di
lingkungan non pemerintah lainnya.
Sosialisasi dapat dilakukan dengan cara tatap muka atau dialog langsung,
berupa ceramah, workshop/seminar, pertemuan ilmiah, konferensi pers dan cara
lainnya. Penyebarluasan Peraturan Perundang-undangan tersebut dapat dilakukan
dilakukan melalui media elektronik dan/atau media cetak.
LATIHAN
1. Jelaskan menurut pemahaman saudara apa yang dimaksud dengan
penyebarluasan kebijakan?
2. Deskripsikan secara ringkas bagaimana suatu kebijakan dapat disebarluaskan
agar masyarakat bisa memahami maksud dari kebijakan/peraturan yang
dikeluarkan pemerintah/kementerian.
UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT
10
Modul PKTBT
Penata Pertanahan: Pengembangan Pertanahan
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Modul ini disusun untuk keperluan Pelatihan Penguatan Kompetensi Teknis
Bidang Tugas Penata Pertanahan, dengan tujuan agar setiap peserta Pelatihan
mampu memahami konsep kebijakan teknis pertanahan dan peserta mampu
memberikan kontribusi pemikiran yang berguna dalam kegiatan penataan pertanahan
sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku.
Setelah selesai mempelajari materi dalam modul ini, jangan lupa untuk melatih
pemahaman anda dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam latihan
serta melakukan evaluasi dalam setiap materi.
B. TINDAK LANJUT
Sebagai tindak lanjut dari pembelajaran materi modul ini, maka:
1. Bagi peserta pelatihan diharapkan mampu mengimplementasikan hasil
pembelajaran dari mata pelatihan kebijakan teknis pertanahan;
2. Bagi Fasilitator, diharapkan mampu menyampaikan serta mengembangkan
penyampaian materi dalam modul agar mampu menjadi bahan ajar yang
efektif dalam penyamaan persepsi peserta;
3. Bagi pengelola pelatihan, diharapkan modul sebagai referensi dan bahan
evaluasi bagi Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia serta
pengendalian pelaksanaan pelatihan PKTBT Jabatan Penata Pertanahan
serta untuk penyempurnaan modul pelatihan berikutnya agar lebih baik.
11
Modul PKTBT
Penata Pertanahan: Pengembangan Pertanahan
DAFTAR PUSTAKA
12
Modul PKTBT
Penata Pertanahan: Pengembangan Pertanahan
13