Nasional
Edisi Tahun 2023
Jl. Akses Tol Cimanggis, Cikeas, Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat.
Telp. (021) 8674586
Penanggung Jawab:
1. Dr. Agustyarsyah, S.SiT., S.H., M.P.
Subject Matter Expert:
1. Ninuk Dwi Agustiningrum Setyowati, S.Si.
2. Fernaldy M Amin, S.H., M.Si.
Content Author:
1. Ir. Achmad Taufiq Hidayat, M.Si.
Editor:
1. Tim PPSDM Kementerian ATR/BPN
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas tersusunnya modul
yang menjadi pegangan bagi peserta Pelatihan Penataan Akses Reforma
Agraria melalui Pemberdayaan Tanah Masyarakat. Modul ini dapat
terselesaikan karena kerjasama Tim Penyusun Modul yang sudah dirangkum
melalui beberapa kali workshop dan dukungan dari berbagai pihak di
lingkungan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional.
Untuk itu dalam kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional;
2. Direktorat Pemberdayaan Tanah Masyarakat Kementerian Agraria dan
Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional;
3. Tim Penyusun Modul;
4. Semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya Modul ini.
Akhir kata, semoga Modul ini dapat memberikan manfaat bagi peserta
pelatihan. Kritik dan saran dengan senang hati akan diterima untuk
perbaikan modul ini.
i
...
DAFTAR ISI
ii
...
DAFTAR GAMBAR
iii
...
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1
Masyarakat mengusulkan adanya perbaikan pelaksanaan Penataan
Akses dengan menyusun kegiatan yang disebut dengan Kegiatan
Penataan Kelembagaan (Penerima Akses Tahun Kedua). Kegiatan
Penataan Kelembagaan ini memiliki dua kegiatan penting, yaitu
pembentukan kelembagaan dan penguatan kapasitas kelembagaan.
Pengembangan kebijakan baru dalam Kegiatan Penanganan
Akses Reforma Agraria ini dalam kaitannya secara khusus dengan
kegiatan Penataan Kelembagaan ialah mewadahi kegiatan fasilitasi
pembentukan kelembagaan dan penguatan kapasitas kelembagaan.
Peranan penting keberadaan kelembagaan ekonomi mlalui kelompok
usaha ini agar memudahkan pemberian fasilitasi akses oleh pemangku
kepentingan terkait serta mendorong kemandirian usaha secara
bersama-sama.
B. DESKRIPSI SINGKAT
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
2
2. Mengaplikasikan mekanisme implementasi penataan kelembagaan
sesuai prosedur ketentuan yang berlaku.
3. Mengaplikasikan mekanisme pembentukan kelompok usaha sesuai
prosedur ketentuan yang berlaku.
3
BAB II
MASYARAKAT
4
media/sarana yang dibentuk berdasarkan kesamaan atau kesesuaian jenis
usaha dengan tujuan mempermudah komunikasi dan koordinasi dalam
pendampingan kepada masyarakat. Kesamaan bidang usaha ini tidak
terbatas pada kesamaan produk atau komoditas hasil usaha, tetapi
kesesuaian dalam rantai ekonomi suatu bidang usaha.
5
Kegiatan pembentukan kelembagaan berdasarkan jenis bidang
usaha memberikan beberapa keuntungan antara lain mempermudah
koordinasi antar anggota dengan instansi pendamping, mempermudah
pemberian pelatihan atau pendampingan lainnya.
Dalam pelaksanaannya, kegiatan fasilitasi, pendampingan,
maupun pemberian akses bantuan oleh Kementerian/Lembaga maupun
pemangku kepentingan lain, mensyaratkan adanya pembentukan
kelompok usaha. Kegiatan Peningkatan dan Pengembangan kapasitas
kelembagaan menekankan pada pemberdayaan kelompok/organisasi
masyarakat seperti Kelompok Tani, Kelompok Sadar Wisata, Kelompok
Usaha Bersama dan lain sebagainya. Kelembagaan ekonomi subjek
Penanganan Akses Reforma Agraria ini juga dapat dikembangkan dalam
bentuk Kelembagaan Koperasi.
Nama kelembagaan ekonomi, disebut juga Kelompok Masyarakat
Penanganan Akses Reforma Agraria, dapat dibentuk mengikuti nama
yang telah diatur di masing-masing lingkungan Kementerian, seperti
Kelembagaan Petani, yakni lembaga yang ditumbuhkembangkan dari,
oleh, dan untuk petani guna memperkuat dan memperjuangkan
kepentingan petani, mencakup Kelompok Tani, Gabungan Kelompok
Tani, Asosiasi Komoditas Pertanian, dan Dewan Komoditas Pertanian
Nasional. Nama kelembagaan pada sektor lain mengikuti ketentuan
peraturan perundang-undangan yang ada. Penyebutan Kelembagaan
Ekonomi dalam kegiatan pengembangan usaha dan akses pemasaran
selanjutnya disebut sebagai Kelompok Usaha Masyarakat baik berbadan
hukum atau belum berbadan hukum baik terdaftar atau belum
terdaftar/memiliki Surat Keterangan atau Surat Pengantar dari
Pemerintah Desa atau pejabat yang berwenang. Klasifikasi kelembagaan
ekonomi masyarakat belum berbadan hukum, antara lain:
1. Kelompok Tani (Poktan) dan/atau Kelompok Wanita Tani (KWT)
2. Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan)
3. Kelompok Nelayan
4. Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan)
6
5. Kelompok Usaha Bersama (KUB)
6. Kelompok Pra-koperasi yang dikembangkan dari kelompok
usaha untuk pengusulan koperasi.
7
Badan hukum ini dapat berperan sebagai mitra bagi kelompok
usaha subjek Reforma Agraria. Sebagai contoh, BUMDesa didirikan oleh
pemerintah desa untuk menampung hasil usaha atau menopang hasil
usaha kelompok tani maupun kelompok usaha UKM di desa tersebut.
a. Penguatan Kelembagaan
8
Penguatan Kelembagaan terhadap subjek yang belum memiliki
keanggotaan kelompok usaha. Kedua, kegiatan Penguatan
Kapasitas Kelembagaan dilakukan terhadap subjek yang sudah
memiliki kelompok usaha. Kegiatan ini dapat dilakukan untuk
memfasilitasi dalam rangka memberdayakan kembali atau
memberi penguatan kapasitas kepada kelompok-kelompok yang
sudah berkembang atau sudah berjalan maupun pernah
dibentuk.
Proses penentuan kegiatan antara dua kemungkinan di
atas, diawali dengan kegiatan asesmen data subjek dan data
kelembagaan berdasarkan hasil pemetaan sosial. Data asesmen
ini penting sebagai dasar pelaksanaan kegiatan selanjutnya
yakni terhadap subjek yang belum memiliki kelompok usaha
perlu dilakukan fasilitasi melalui Pembentukan Kelembagaan.
Sementara itu, subjek yang sudah memiliki kelompok usaha
dapat dilanjutkan pada kegiatan Penguatan Kapasitas
Kelembagaan dengan catatan bahwa subjek dan pengurus
kelompok usahanya tersebut bersedia mengikuti kegiatan
Penataan Kelembagaan.
2) Pembentukan Kelembagaan
9
Pembentukan Kelembagaan ini meliputi kegiatan
pembentukan kelompok usaha yang beranggotakan subjek
Penanganan Akses Reforma Agraria dengan jumlah keanggotaan
yang disepakati bersama dengan jumlah minimal keanggotaan
sesuai peraturan perundangan yang berlaku di
Kementerian/Lembaga terkait. Fasilitasi pembentukan kelompok
ini juga dilakukan kegiatan pendampingan dalam penyusunan
perencanaan dan pembuatan perangkat keorganisasian di dalam
kelompok usaha.
10
kembali visi dan misi kelompok usaha untuk dilakukan kegiatan
pengembangan kapasitas kelembagaan.
b. Pendampingan Kewirausahaan/Kelembagaan
11
dan koordinasi terkait peluang fasilitasi akses dan keberlanjutan
kegiatan pemberdayaan. Kegiatan ini dapat dilakukan terpisah
antara subjek yang sudah memiliki kelompok usaha dengan subjek
yang sedang dalam tahap pembentukan kelompok usaha. Kegiatan
ini juga mencakup fasilitasi pendaftaran kelompok usaha ke dalam
sistem informasi yang ada. Kegiatan ini dilaksanakan melalui rapat
bersama mengenai peluang pembentukan kelompok oleh OPD
dengan mengundang perwakilan pemangku kepentingan dan
masyarakat dampingan dari subjek Penanganan Akses Reforma
Agraria.
Kegiatan fasilitasi kerja sama untuk kelembagaan kepada
subjek yang sudah memiliki kelompok usaha dilakukan melalui
kegiatan Koordinasi mengenai potensi penguatan kelembagaan dan
rencana pendampingan kewirausahaan/kelembagaan,
pembaharuan informasi dan aktivitas kelembagaan, serta peluang
fasilitasi akses melalui rapat koordinasi bersama stakeholder.
Dalam kegiatan ini, Kantor Pertanahan maupun Kantor
Wilayah pertanahan dapat mengembangkan kegiatan berupa
penjajakan kerja sama maupun menindaklanjuti kerja sama yang
telah diinisiasi sebelumnya ke dalam dokumen kerja sama, baik
melalui Nota Kesepahaman/Memorandum of Understanding (MoU)
maupun Perjanjian Kerja Sama (PKS). Pembahasan penjajakan
maupun tindaklanjut kerja sama dapat dikoordinasikan didalam
forum GTRA, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda)
atau Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah
(Musrenbangda). Sebagai bentuk dukungan terhadap penguatan
kolaborasi dalam fasilitasi kerja sama, Kementerian ATR/BPN telah
menginisiasi penjajakan dan penerbitan kerja sama dengan
beberapa stakeholder baik tingkat nasional dan daerah.
12
d. Penyusunan SK Pembentukan Kelompok Masyarakat
e. Pelaksanaan Anggaran
13
dengan ketentuan yang termuat di dalam Petunjuk Teknis
Penanganan Akses Reforma Agraria (Tahun Pertama). Penyusunan
laporan tabulasi data diperoleh dari data asesmen subjek dan
kelembagaan serta data hasil penyusunan rencana aksi.
14
4) Mempermudah koordinasi dan distribusi akses terhadap
pendampingan dan/atau bantuan antar pemangku
kepentingan.
RANGKUMAN
Kegiatan Penataan Kelembagaan merupakan salah satu
pengembangan kebijakan Penanganan Akses secara berkelanjutan sebagai
RO Tahun kedua. Pengembangan ini merupakan upaya untuk mewadahi
subjek PARA ke secara kelembagaan agar memudahkan proses fasilitasi
akses oleh stakeholder. Pokok-pokok kegiatan Penataan Kelembagaan
berdasarkan kebijakan Penanganan Akses Reforma Agraria tahun 2023,
terdiri dari: 1) penguatan kelembagaan, 2) pendampingan
kewirausahaan/kelembagaan, 3) pembentukan kerja sama dan 4)
penyusunan Surat Keputusan (SK) Pembentukan Kelompok Masyarakat. Di
15
samping itu, terdapat penjelasan mengenai 5) pelaksanaan anggaran dan 6)
pelaporan hasil kegiatan.
EVALUASI
1. Pengertian Kelembagaan Ekonomi adalah ...
a. kelembagaan subjek Penanganan Akses Reforma Agraria yang
belum terdaftar dan belum berbadan hukum namun memiliki
kegiatan pemanfaatan dan peningkatan produktivitas lahan dari
hulu sampai hilir di sektor ekonomi.
b. kelembagaan subjek Penanganan Akses Reforma Agraria yang
sudah terdaftar dan berbadan hukum dan memiliki kegiatan
pemanfaatan dan peningkatan produktivitas lahan dari hulu
sampai hilir di sektor ekonomi.
c. kelembagaan subjek Penanganan Akses Reforma Agraria, baik yang
terdaftar maupun belum terdaftar, yang berbadan hukum yang
tidak berbadan hukum, yang memiliki kegiatan pemanfaatan dan
peningkatan produktivitas lahan dari hulu sampai hilir di sektor
ekonomi.
d. kelembagaan subjek Penanganan Akses Reforma Agraria sudah
terdaftar namun tidak berbadan hukum dan memiliki kegiatan
pemanfaatan dan peningkatan produktivitas lahan dari hulu
sampai hilir di sektor ekonomi.
2. Pokok-pokok kegiatan Penataan Kelembagaan berdasarkan kebijakan
Penanganan Akses Reforma Agraria tahun 2023 terdiri atas ...
a. pemetaan sosial, pembentukan kelompok, pembentukan kerja
sama, penyusunan SK, pelaksanaan anggaran, dan pelaporan hasil
kegiatan.
b. pemetaan sosial, penguatan kelembagaan, pendampingan
kewirausahaan/kelembagaan, penyusunan SK, pelaksanaan
anggaran, pelaporan hasil kegiatan, dan pemasaran hasil usaha.
c. penguatan kelembagaan, pendampingan
kewirausahaan/kelembagaan, pembentukan kerja sama,
penyusunan SK, pelaksanaan anggaran, dan pelaporan hasil
kegiatan.
d. pembentukan kerja sama, penyusunan SK, pelaksanaan anggaran,
pelaporan hasil kegiatan, dan pemasaran hasil usaha
16
3. Yang bukan merupakan kelembagaan ekonomi untuk kelembagaan
subjek Reforma Agraria adalah ...
a. POKDAKAN
b. HIPMI
c. Kelompok Nelayan
d. POKTAN
e. Kelompok Usaha Bersama
4. Pada saat kegiatan apa, Kantor Pertanahan dapat mengundang
narasumber/praktisi/tenaga ahli untuk membantu kegiatan yang
berkaitan dengan kelembagaan ini?
a. Penguatan Kelembagaan
b. Pembentukan Kerja Sama
c. Pendampingan Kewirausahaan/Kelembagaan
d. Penyusunan SK Pembentukan Kelompok Masyarakat
e. Pembentukan Kelompok
5. Pada kegiatan pembentukan kerja sama, berdasarkan hasil asesmen
data kelembagaan dilakukan Fasilitasi Pembentukan Kerja Sama
terhadap 2 (dua) kegiatan yakni ...
a. fasilitasi pebentukan kerja sama bagi yang belum ada kelompok
dan fasiliasi penguatan kerja sama terhadap yang sudah ada
kelompok
b. fasilitasi pembentukan kerja sama bagi yang sudah ada kelompok
dan fasilitasi penguatan kerja sama terhadap yang belum ada
kelompok
c. fasilitasi pembentukan kerja sama terhadap kelompok yang
berbadan hukum dan yang tidak berbadan hukum
d. penguatan pembentukan kerja sama terhadap kelompok yang
berbadan hukum dan yang tidak berbadan hukum
e. fasilitasi penguatan pembentukan kerja sama terhadap kelompok
yang telah terdaftar dan yang tidak terdaftar
17
UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT
Setelah menyelesaikan pembelajaran materi Dasar Penataan
Kelembagaan Pemberdayaan Masyarakat dan apabila berhasil menjawab
pertanyaan evaluasi dengan baik, maka saudara dianggap telah mampu
memahami materi - materi pada bab ini. Selanjutnya saudara dapat
mengikuti pembelajaran pada bab berikutnya. Sebaliknya, apabila belum
dapat menjawab pertanyaan pada evaluasi dengan baik, maka saudara
diminta untuk mempelajari kembali materi pada bab ini dengan lebih
seksama hingga saudara dapat menjawab pertanyaan dalam evaluasi dengan
baik.
18
BAB III
19
A. PENGUATAN KELEMBAGAAN
20
5) Memotivasi masyarakat untuk berpartisipasi dalam
seluruh kegiatan yang berkaitan dengan program
pemberdayaan tanah masyarakat;
6) Menyusun laporan bulanan kepada Kepala Seksi
Penataan dan Pemberdayaan di Kantor Pertanahan;
7) Menyusun dan menyampaikan laporan akhir
pelaksanaan kegiatan Penataan Kelembagaan Penerima
Akses Reforma Agraria yang diketahui oleh minimal
Koordinator Substansi pada seksi Penataan dan
Pemberdayaan kepada Pejabat Pembuat Komitmen.
Dalam pelaksanaan tugasnya, jika Tenaga Pendukung
Penataan Kelembagaan mengalami hambatan dan/atau kendala,
dapat disampaikan dan didiskusikan bersama dengan Konsultan
Perorangan Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional.
Pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh Tenaga Pendukung
wajib dilaporkan kepada Kantor Pertanahan yang meliputi:
1) Laporan Bulanan;
2) Rencana Kegiatan Pendampingan.
3) Laporan Akhir
Laporan akhir secara khusus disiapkan berkaitan dengan
pelaksanaan kegiatan Penataan Kelembagaan sebagai
pertanggungjawaban sekaligus bahan evaluasi dan perbaikan.
Setiap pelaporan kegiatan Tenaga Pendukung mengacu pada
semua perkembangan (progress) kegiatan yang dilakukan kepada
subjek Penanganan Akses Reforma Agraria di lokasi untuk
diserahkan ke Kantor Pertanahan sesuai dengan kebijakan agenda
pelaksanaan Penanganan Akses Reforma Agraria.
Adapun output dari kegiatan ini yaitu SK dari Kantor
Pertanahan terkait Penangkatan Tenaga Pendukung Penataan
Kelembagaan Penanganan Akses Tahun 2023 disertai Dokumen
Rencana Rekrutmen Tenaga Pendukung dan Kerangka Acuan
Kerja.
21
2. Asesmen Data Subjek Dan Kelembagaan
22
ketentuan pembentukan kelompok, prasyarat pengajuan
kelompok, dan ketentuan lain mengenai kebutuhan data/informasi
pendukung untuk kegiatan pembentukan dan pendampingan
kelompok. Di samping itu, Tenaga Pendukung dapat berkoordinasi
dengan OPD.
23
keanggotaan. Asesmen ini perlu dilakukan sebagai dasar
persetujuan bagi subjek yang akan bergabung pada kelompok
dampingan/kelompok usaha yang sudah ada, baik yang sudah
memperoleh SK Kepala Desa/SK OPD terkait, maupun sudah
terdaftar dalam sistem informasi di Kementerian/Lembaga terkait.
Lembar asesmen persetujuan keanggotaan kelompok usaha
diterbitkan melalui persetujuan perwakilan ketua kelompok atau
yang ditunjuk untuk menerima anggota baru dari subjek
Penanganan Akses Reforma Agraria. Kejelasan persetujuan ini akan
memberi keamanan dan kenyamanan pada subjek dan anggota
dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan selanjutnya, seperti
penguatan kapasitas kelembagaan maupun pengembangan usaha
bersama.
24
5. Pembentukan Kelembagaan Melalui Kelompok Usaha
1) Persiapan
Persiapan data dan tabulasi kelembagaan berdasarkan
sektor usaha sebagaimana sudah dilakukan pada tahap
asesmen data. Penyusunan asesmen kelompok eksisting dan
potensi pembentukan kelompok baru ini bagian dari tahap
persiapan.
25
fasilitasi penyediaan dokumen maupun penerbitan surat
keterangan dari Pemerintah Desa yang akan diperlukan dalam
kegiatan penguatan kelembagaan. Tenaga Pendukung juga
berkoordinasi dengan pemerintah desa terkait pelaksanaan
kegiatan fasilitasi pertemuan untuk pengusulan pembentukan
maupun pendaftaran kelompok.
26
Pendampingan Kewirausahaan/Kelembagaan dengan
ketentuan pada sub-bab Penguatan Kapasitas Kelembagaan.
6. Penguatan Kapasitas Kelembagaan
1) Persiapan
Kegiatan persiapan berupa penyediaan data dan bahan
penyusunan asesmen subjek dan sektor usaha serta potensi
sektor ekonomi. Data ini diambil dari pemetaan sosial maupun
hasil pendalaman ketika melakukan pendampingan.
27
pemasaran sebagai pengembangan dari penyusunan rencana
yang sudah disusun ketika kegiatan Penetapan Model.
Penyusunan Rencana Aksi ini akan dijelaskan pada Bab IV.
Penyusunan Rencana Aksi Penataan Kelembagaan ini perlu
dilakukan pematangan untuk rencana kegiatan di tahun
ketiga (Pengembangan Usaha dan Akses Pemasaran) melalui
kegiatan Pendampingan Kewirausahaan/Kelembagaan.
B. PENDAMPINGAN KEWIRAUSAHAAN/KELEMBAGAAN
28
Kegiatan ini juga dapat melibatkan OPD setempat termasuk
lembaga dan badan usaha yang terkait. Pelibatan ini memiliki
konsekuensi anggaran perjalanan dinas dibebankan kepada instansi
masing-masing. Mengenai pelaksanaan kunjungan dan jumlah lokasi
yang dikunjungi, Kantor Pertanahan menyesuaikan kegiatan tersebut
dengan pertimbangan lokasi keberadaan kelompok-kelompok usaha
bersama, jangkuan aksesbilitas transportasi, serta ketersediaan sumber
daya dan alokasi anggaran.
29
Kegiatan pembahasan mengenai tindak lanjut ini menyesuaikan
kondisi dan sumber daya yang mendukung pelaksanaan koordinasi
bersama stakeholder. Kantor Pertanahan dapat berkomunikasi dan
meminta arahan dari Kantor Wilayah Pertanahan maupun Direktorat
Pemberdayaan Tanah Masyarakat berkenaan dengan rencana dan
implementasi kerja sama yang telah disepakati bersama stakeholder.
30
Pengajuan Data Kelembagaan dari Kantor Pertanahan dengan
melampirkan bukti penerimaan pendaftaran atau salinan formulir
pendaftaran/pengajuan kelompok dan Dokumen Rancangan
Rencana Aksi Penataan Kelembagaan.
Kegiatan lanjutan dalam Fasilitasi Pembentukan Kerja Sama
terhadap subjek yang belum berkelompok ini dapat dilaksanakan
dalam bentuk kegiatan pendaftaran kelompok usaha maupun
pendaftaran legalisasi kepada Kementerian/Lembaga terkait.
Ketentuan penjelasan mengenai pendaftaran ini dapat melihat pada
sub-bab Fasilitasi Pembentukan Kerja Sama terhadap subjek yang
sudah memiliki kelompok usaha.
31
pendamping mengenai berbagai peluang, proses dan berbagai
ketentuan mengenai pembentukan dan penguatan kelembagaan.
Kegiatan ini dapat dilakukan melalui rapat bersama.
Kegiatan lanjutan dalam penguatan kapasitas kelembagaan
ialah Fasilitasi pengajuan pendaftaran kelompok usaha di Sistem
Informasi pada Kementerian/Lembaga terkait. Keberadaan sistem
informasi tersebut dapat mengikuti perkembangan kebijakan
sistem pendataan dari Kementerian/Lembaga. Pendaftaran
kelompok usaha ke database perencanaan dan penganggaran
sasaran penerima manfaat program di sistem informasi di
Kementerian/Lembaga, antara lain: Sistem Informasi Manajemen
Penyuluhan Pertanian (SIMLUHTAN), Kartu Usaha Kelautan dan
Perikanan (KUSUKA) mendaftar secara online melalui situs
satudata.kkp.go.id atau mengumpulkan formulir ke Dinas
Kelautan dan Perikanan atau Unit Pelaksana Teknis terdekat, dan
dua pintu sistem informasi yang saling terhubung, yakni Satu Data
KUMKM (Koperasi dan UKM) dan Small Medium Enterprises Station
(SMEsta). Mengenai perkembangan sistem informasi tersebut
mengikuti ketentuan yang berlaku dari Kementerian/Lembaga
terkait.
Berkaitan Fasilitasi Kerjasama untuk penguatan kapasitas
kelembagaan melalui pendaftaran kelompok ke dalam sistem
informasi Kementerian/Lembaga dapat berubah maupun
bertambah atau berganti sistem basis data sesuai kebijakan
masing-masing Kementerian/Lembaga. Oleh karena itu, Tenaga
Pendukung penataan kelembagaan perlu secara aktif berkoordinasi
dengan OPD setempat mengenai berbagai ketentuan pendaftaran
kelompok usaha. Output kegiatan fasilitasi ini ialah fasilitasi
pengajuan data kelembagaan/kelompok ke Kementerian/Lembaga
terkait dengan keluaran berupa dokumen tanda terima pendaftaran
dari OPD. Kegiatan serah terima ini dapat dituangkan dalam Surat
Pengantar Pengajuan Data Kelembagaan (lampiran 6) dari Kantor
32
Pertanahan dengan melampirkan bukti penerimaan pendaftaran
atau salinan formulir pendaftaran/pengajuan kelompok.
RANGKUMAN
Implementasi Penataan Kelembagaan dimulai dari kegiatan persiapan
dan pengadaan Tenaga Pendukung, dilanjutkan dengan kegiatan
pembentukan kelompok, penguatan kelembagaan yang terdiri dari kegiatan
penguatan kapasitas kelembagaan dan pendampingan
kewirausahaan/kelembagaan, pembentukan kerja sama, dan dilanjutkan
kegiatan penerbitan SK Pembentukan Kelompok Masyarakat oleh Kepala
Kantor Pertanahan. Secara prinsip, pelaksanaan ini bergantung pada data
yang diperoleh dari asesmen subjek dan kelembagaan karena akan
menentukan kegiatan di dalam Penguatan Kelembagaan dan Pembentukan
Kerja Sama dimana pada dua kegiatan ini dibedakan antara kelompok subjek
33
yang belum memiliki kelompok usaha dengan kelompok subjek yang sudah
memiliki kelompok usaha. Dalam proses fasilitasi Penataan Kelembagaan,
keberadaan fasilitasi penyusunan rencana aksi merupakan bagian penting
agar kelompok usaha dapat memiliki arahan dan perencanaan sekaligus
akan menjadi bahan penting dalam kegiatan di tahun ketiga, yakni Kegiatan
Pengembangan Usaha dan Akses Pemasaran.
EVALUASI
1. Jelaskan menurut pemahaman saudara apa yang dimaksud dengan
penguatan kelembagaan?
2. Deskripsikan secara ringkas bagaimana Fasilitasi Pembentukan Kerja
Sama baik terhadap pembentukan kelompok maupun terhadapan
penguatan kelompok!
3. Sebutkan tata cara pembentukan suatu kelompok masyarakat secara
garis besar!
4. Deskripsikan menurut pemahaman anda terkait pendampingan
kewirausahaan/kelembagaan!
34
BAB IV
35
6) Mendorong keberlanjutan kegiatan Penanganan Akses
sehingga manfaat dan dampak dari kegiatan-kegiatan
Penanganan Akses semakin dapat dirasakan para subjek.
Jumlah anggota kelompok yang akan diajukan dapat
mengikuti ketentuan jumlah minimal yang ada di kebijakan
kementerian/lembaga terkait. Berdasarkan ketentuan peraturan
yang berlaku disebutkan Kelembagaan ekonomi bidang pertanian
melalui pembentukan Poktan ditumbuhkembangkan dari, oleh dan
untuk Petani di bidang pertanian, perkebunan dan peternakan
dengan jumlah anggota antara 20 sampai dengan 30 orang petani
atau disesuaikan dengan kondisi lingkungan masyarakat dan
usaha taninya.2 Jumlah Gabungan Kelompok Tani maupun
Gabungan Kelompok Nelayan dibentuk dari beberapa kelompok
menjadi 1 (satu) kelompok dalam 1 (satu) desa.
Selanjutnya, ketentuan pembentukan KUB Nelayan dan
Pokdakan dibentuk minimal 10 orang. Dalam bidang perikanan ini
juga dibentuk Unit Pelayanan Pengembangan dengan ketentuan
minimal terdiri dari 2 (dua) Pokdakan dalam 1 (satu) kecamatan.3
Di samping itu, ketentuan pembentukan UKM terdiri dari Koperasi
Primer yang beranggotakan minimal 9 (sembilan) orang) dan
Koperasi Sekunder dibentuk minimal 3 (tiga) koperasi.4
2. Tata Cara Pembentukan Kelembagaan
Tata cara pembentukan kelembagaan disusun mengikuti
ketentuan yang berlaku di Kementerian/Lembaga terkait dimana
Kantor Pertanahan dapat menyesuaikannya dengan sebaran sektor
ekonomi dari subjek Penanganan Akses Reforma Agraria. Kantor
pertanahan dapat berkoordinasi dengan OPD terkait mengenai
Kemudahan, Pelindungan, Dan Pemberdayaan Koperasi Dan Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah
36
peluang pembentukan kelembagaan dan fasilitasi penguatannya
berdasarkan rancangan kerja dan konsultasi bersama subjek
Reforma Agraria.
Secara garis besar, tata cara pembentukan kelompok
masyarakat ialah terdiri dari beberapa tahap, antara lain:
1) Persiapan
Persiapan data dan tabulasi kelembagaan berdasarkan
sektor usaha sebagaimana sudah dilakukan pada tahap
asesmen data. Penyusunan asesmen kelompok eksisting dan
potensi pembentukan kelompok baru ini bagian dari tahap
persiapan (Petunjuk Teknis Lampiran 2).
37
Kegiatan fasilitasi pembentukan
kepengurusan/perangkat keorganisasian dan tata
kelembagaan organisasi dilakukan bersama narasumber/
praktisi maupun berkoordinasi dengan petugas di lingkungan
OPD terkait. Kegiatan ini juga dapat secara langsung
difasilitasi oleh Tenaga Pendukung Penataan Kelembagaan
pada saat melakukan kunjungan ke lokasi kelompok.
Secara umum, pembentukan pengurus Kelompok Usaha
paling sedikit terdapat ketua, sekretaris dan bendahara.
Masing-masing keorganisasian Kelompok Usaha ini
menyesuaikan kebutuhan dan konteks daerah.
38
berupa anggaran dasar/ anggaran rumah tangga (AD/ART)
dalam Kelompok Usaha memuat paling sedikit:
39
Data dari komponen ini diperoleh dari hasil pemetaan sosial
mengenai sektor-sektor ekonomi utama penghidupan keluarga
sasaran penerima manfaat Penanganan Akses Reforma Agraria
yang diusahakan keluarga, yaitu: Pertanian-perkebunan,
peternakan, perikanan nelayan, perikanan budidaya dan/atau
kewirausahaan/UKM, Pariwisata dan/atau jasa. Tenaga
Pendukung mengolah informasi mengenai kondisi ekonomi yang
meliputi potensi usaha, hasil, dan modal produksi serta penjualan
hasil produksi. Perolehan data sektor ekonomi ini disesuaikan
dengan jenis sektor yang diusahakan oleh keluarga, sehingga dapat
ditemukan lebih dari satu sektor usaha yang dikerjakan oleh
masing-masing anggota keluarga.
Data hasil tabulasi ini menjadi bahan pertimbangan dalam
menyusun rencana kegiatan intervensi kegiatan pemberdayaan dan
pembentukan kelompok usaha berdasarkan kesamaan sektor
usaha. Data ini pula dapat menjadi basis informasi untuk
penyusunan peta potensi dan subjek yang akan dikomunikasikan
kepada OPD terkait, seperti penyusunan rencana definitif kelompok
tani maupun Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok Tani (RDKK)
di sektor pertanian.
2. Kendala ekonomi
Data yang diperoleh dari komponen ini secara spesifik
ditujukan untuk mengenali kondisi aktual, hambatan, dan kendala
dalam sektor ekonomi subjek Penanganan Akses Reforma Agraria.
Data ini menjadi bahan pertimbangan penting dalam kegiatan
pendampingan dan fasilitasi, serta membantu mencari solusi atau
pemecahan jalan keluar untuk peningkatan ekonomi dan
pendapatan yang diolah terlebih dahulu ke dalam perencanaan
kerja melalui kelompok.
3. Program/bantuan/pendampingan sektor usaha
Data pemetaan sosial dari komponen ini menggambarkan
pengalaman subjek penanganan akses dalam kegiatan
40
pemberdayaan, pendampingan maupun bantuan yang berkenaan
dengan sektor usaha. Data dasar ini menjadi bahan peninjauan
lebih lanjut dalam penyusunan rancangan kegiatan
pendampingan/ fasilitasi serta potensi kolaborasi maupun
keberlanjutan fasilitasi lintas Kementerian/Lembaga.
4. Usaha tambahan dan/atau nilai tambah
Data mengenai usaha tambahan dan/atau nilai tambah ini
diperoleh untuk mengenali minat, keinginan, serta motivasi mereka
untuk peningkatan nilai tambah atau diversifikasi usaha bagi
anggota keluarga yang belum/ingin mengembangkan sumber
pendapatan ekonomi yang akan ditampung melalui kelompok
usaha.
5. Kelembagaan Ekonomi Bersama/Koperasi
Data pemetaan sosial dari komponen ini cukup penting untuk
membantu mengenali keberadaan dan keikutsertaan subjek
Penanganan Akses Reforma Agraria dalam koperasi/lembaga usaha
bersama lainnya. Data ini menjadi bahan tindak lanjut dalam
kegiatan intervensi yang menyangkut pembentukan kelembagaan,
peningkatan kapasitas kelembagaan, dan fasilitasi kerja sama
antar lembaga.
41
2. Renaksi penataan kelembagaan dan persiapan untuk kegiatan
tahun ketiga
3. Pengembangan penyusunan renaksi didasarkan pada konsep
manajemen produk (manajemen fungsi strategis dalam siklus
produksi yang berurusan langsung dengan pengembangan produk,
pembenahan bisnis, peluncuran produk, hingga strategi
pemasaran)
4. Komponen Renaksi meliputi: area pengembangan; tujuan;
identifikasi kendala; identifikasi kebutuhan; kegiatan fasilitasi
akses; sarana prioritas kegiatan; rincian kegiatan; stakeholders;
dan target output.
5. Pengembangan penyusunan Rencana Aksi dan rincian rencana
pendampingan dalam Pengembangan Usaha dan Akses Pemasaran
ini didasarkan pada konsep manajemen usaha berbasis produk,
yaitu manajemen fungsi strategis dalam siklus produksi yang
berurusan langsung dengan pengembangan produk, pembenahan
bisnis, peluncuran produk, hingga strategi pemasaran. Contoh
penyusunan Renaksi adalah sebagai berikut:
42
Rencana Aksi Kegiatan Penatan Kelembagaan dan Persiapan Kegiatan Tahun Ketiga (Pengembangan Usaha dan Akses Pemasaran)
Pengembangan penyusunan Rencana Aksi dan rincian rencana pendampingan dalam Pengembangan Usaha dan Akses Pemasaran ini didasarkan pada konsep manajemen produk, yaitu manajemen fungsi strategis dalam siklus produksi yang berurusan langsung
dengan pengembangan produk, pembenahan bisnis, peluncuran produk, hingga strategi pemasaran
Fasilitasi pendampingan
Pembentukan perangkat Terfasilitasinya penyusunan AD- Menyesuaikan kesepakatan Menyesuaikan kesepakatan
Mendorong pengembangan penyusunan AD-ART dan
keorganisasian (menyesuaikan kondisi (menyesuaikan kondisi ART , Susunan keorganisasian bersama antara subyek dengan bersama antara subyek dengan
ekonomi bersama subyek Perangkat Keorganisasian
daerah/ kelompok) daerah/ kelompok) fieldstaff fieldstaff
Penanganan Akses Reforma
Agraria sebagaimana
Fasilitasi pendampingan Terbangunnya jiwa
ketentuan di
Pembentukan Penguatan sosial penguatan sosial kelembagaan - keorganisasian sebagai bagian
1 Kementerian/Lembaga
Kelompok kelembagaan antar kelompok dalam bentuk dari penguatan ekonomi
teknis agar memperoleh outbond, workshop, arisan, dsb bersama
kesempatan fasilitasi akses
yang lebih luas dan intens
bagi subyek yang belum Fasilitasi pengesahan
Diperoleh surat
memiliki kelompok Kelembagaan - Surat
Legalitas Kelembagaan keterangan/surat keputusan
Keterangan dari Pemerintah
dari Pemerintah Desa setempat
Desa
Fasilitasi pendampingan
Terfasilitasinya kegiatan
peguatan usaha kelompok -
Penguatan Kapasitas pendampingan penguatan
Fasilitasi pelatihan
Kelembagaan kepasitas kelembagaan -
Mendorong pengembangan kepemimpinan maupun
kewirausahaan
kelembagaan perkoperasian
ekonomi kepada subyek
yang sudah memiliki 1. Terfasilitaisnya pendaftaran
kelompok untuk lebih aktif 1. Fasilitasi Pendaftaran pada sistem
Penguatan
2 dan giat serta berkembang Kelembagaan - fasilitasi dari informasi/database di
Kelembagaan
dalam mendorong OPD di lingkungan Kementerian Kementerian/Lembaga melalui
partisipasi bersama untuk Pengembangan terkait serrah terima data kelompok
penguatan ekonomi Perencanaan Usaha 2. Fasilitasi penyusunan 2, Terfasilitasinya transfer
anggotanya proposal kegiatan/fasilitasi pengetahuan dalam pngajuan
pendampingan kepada dan penyusunan proposal untuk
stakeholder perencanaan pengembangan
ekonomi kelompok
1. Tersedianya bahan baku yang
1. Pembinaan/workshop
menopang proses produksi
pengenalan karakteristik bahan
2. Ada keberlanjutan
baku
ketersediaan stok dalam jangka
Pengelolaan Bahan baku 2. Pembinaan/workshop
waktu tertentu
pengelolaan bahan baku
3. Jika memungkinakan ada
3. Fasilitasi kerja sama dengan
kerja sama, ada keberlanjutan
penyedia bahan baku
dan kemandirian jaringan usaha
1. Pembinaan/workshop desain
1. Tersedianya desain produk
produk yang memiliki nilai
yang memiliki kekhasan/ nilai
Pengembangan Desain produk tersendiri
produk tersendiri sesuai dengan
2. Pembinaan/ workshop desain
jenis usaha
produk
Penilaian produk pada aspek
ini dimaksudkan untuk 1. Pembinaan/workshop
menjaga mutu produk
Pengembangan mendalami tingkat kesiapan
3 2. Fasilitasi pendaftaran 1. Tersedianya perijinan usaha
Produk (Inbound) produk yang diusahakan
oleh subyek RA sebelum sertipikat PIRT/Ijin usaha/ijin untuk mendukung mutu produk
menjangkau pasar Pengelolaan Mutu produk edar 2. Adanya transfer pengetahuan
3. Fasilitasi Pendaftaran tentang peningkatan mutu
sertipikat halal maupun BPOM produk
4. Fasilitasi keterampilan
produksi dalam menjaga mutu
1. Tersedianya atau adanya
kemampuan stok produk untuk
menunjang perluasan pasar
1. Fasilitasi workshop/ 2. Adanya transfer pengetahuan
Pengelolaan Persediaan/stok pendampingan pengelolaan tentang pengelolaan stok
stok produksi produk, seperti membuat
produk tahan lama atau
manajemen gudang
penyimpanan
1. Fasilitasi workshop/ 1. Terfasilitasinya transfer
Manajemen aset pendampingan mengelola aset pengetahuan tentang
usaha manajemen aset usaha
1. Terfasilitasinya transfer
1. Fasilitasi workshop/
Pengembangan Desain Produk pengetahuan tentang seluk
pendampingan desain produk
beluk desain produk
1. Fasilitasi penyediaan/
Penilaian pembenahan bantuan aset produksi atau 1. Adanya penyediaan atau
produk dimaksudkan untuk teknologi tepat guna pendukung bantuan aset produksi atau
mendalami kesiapan produksi teknologi tepat guna
Penyediaan dan
perencanaan dan 2. Fasilitasi kerja sama 2. adanya kerjasama R&D
Pengelolaan
operasional dalam penelitian dan pengembangan pengembangan TTG
Manajemen Bisnis/ Alat/mesin/teknologi
4 sistem/siklus produksi, (R&D) teknologi tepat guna 3. Adatanya kegiatan transfer
Sistem Produksi tepat guna
pengendalian dan atau alat pendukung produksi pengetahuan dalam
pegawasan produksi, 3. Fasilitasi manajemen alat/ memanajemen aset atau
meliputi pengelolaan aset, teknologi pendukung produksi teknologi pendukung produksi
cash flow, manajemen kerja maupun keterampilan terkait
1. Terlaksananyanya
dan sebagainya
kerjasama/PKS dan tersedianya
bukti dokumen perjanjian
Pengelolaan modal 1. Fasilitasi akses permodalan terkait fasilitasi akses
usaha dan manajemen 2. Fasilitasi manajemen permodalan
cash flow keuangan 2. Terlaksananya kegiatan
fasilitasi akses permodalan
atau pelatihan terkait
manajemen keuangan/
1. Fasilitasi workshop/
1. Terfasilitasinya kegiatan
pendampingan pengelolaan
transfer pengetahuan tentang
standar produk
Pengelolaan Standar produk pengelolaan standar produk
2. Fasilitasi workshop/
Penilaian ini dimaksudkan 2. Terdaftarkannya prosuk
pendampingan pendaftaran
untuk mendalami kelayakan berstandar
produk berstandar
produk UKM yang meliputi 1. Terfasilitasinya kegiatan
kualitas, kuantitas dan pendampingan pengemasan
Peluncuran Produk 1. Fasilitasi workshop/
kontrol terhadap produk produk
5 (penjajakan Pengembangan Pengemasan pendampingan pengelolaan
paska produksi sebelum 2. Terfasilitasinya kegiatan
konsumen) pengemasan produk
dipasarkan serta pemberian alat2 pendukung
pemahaman pelaku usaha pengemasan produk
1.. Terfasilitasinya workshop/
terhadap target konsumen 1. Fasilitasi workshop/ pendampingan mengenal
yang disasar
pendampingan mengenal dan target konsumen yang sejalan
Pengelolaan Target Konsumen memahami konsumen sebagai dengan kegiatan lain, misalnya
target pemasaran/ pengguma diversifikasi usaha atau
produk peningkatan nilai tambah
produk
1. Terfasilitasinya akses ke
1. Fasilitasi penyediaan
pemasaran online
pemasaran online
2. Terfasilitasinya akses pe
2. Fasilitasi pengediaan
pemasaran pasar modern
pemasaran off-line/ pameran/
Pengelolaan Jalur Pemasaran 3. Terfasilitasinya kerja sama
stand café
dengan off-taker
3. Fasilitasi transfer
4. Terfasilitasinya pengetahuan
pengetahuan pemasaran
tentang berbagai hal
4. Fasilitasi kerja sama offtaker
Penilaian ini dimaksudkan menyangkut pemasaran
untuk mendalami aspek
pemasaran, kesiapan 1. Terfasilitasinya workshop/
6 Pemasaran (outbond) memasuki jangkauan pasar pendampingan branding produk
1. Fasilitasi workshop/
yang lebih luas dan faktor yang bagus
pendampingan branding produk
pendukung pemasaran yang Pengembangan 2. Terlaksananya kegiatan
2. Fasilitasi workshop/
baik Branding produk (nilai pendampingan pembuatan foto
pendampingan pembuatan
produk) dan/atau video produk
narasi branding (contoh: foto /
3. Terfasilitasinya pemberian
video)
pemberian alat/aset pendukung
dalam branding produk
1. Terfasilitasinya workshop/
1. Fasilitasi workshop/ pendampingan promosi produk
Pengelolaan dan
pendampingan promosi produk 2. Terlaksananya kegiatan
Strategi Promosi produk
on-line dan/atau off-line promosi produk melalui
pameran/ event
43
D. TABULASI DATA HASIL SURVEI MONITORING
44
pemasaran dengan memotret kendala peluang, kendala dan
tantangan akses pemasaran data lama dan peluang
pengembangannya untuk tahun ketiga.
RANGKUMAN
Kegiatan penting dalam Penataan Kelembagaan ialah memastikan
keberadaan kelompok usaha, sehingga pengetahuan tentang fasilitasi
pembentukan kelompok usaha ini sangat penting. Tata cara pembentukan
kelembagaan disusun mengikuti ketentuan yang berlaku di
Kementerian/Lembaga terkait dimana Kantor Pertanahan dapat
menyesuaikannya dengan sebaran sektor ekonomi dari subjek Penanganan
Akses Reforma Agraria yang diperoleh setelah asesmen data. Kemampuan
dalam mengolah dan menyajikan data menjadi kebutuhan penting yang
mendukung pada kegiatan yang beragam, seperti asesmen awal untuk
pemetaan sunjek dan kelembagaan, kebutuhan data untuk pengembangan
kelompok usaha, serta kebutuhan data untuk menyusun perencanaan,
seperti Rencana Aksi Penataan Kelembagaan; maupun data untuk pelaporan
kegiatan Penataan Kelembagaan dan Monitoring potensi Peningkatan
Pendapatan.
45
EVALUASI
1. Berikut merupakan komponen dalam asesmen data subjek dan
kelembagaan, kecuali...
a. Potensi sektor ekonomi
b. Kendala ekonomi
c. Perkembangan pemanfaatan tanah
d. Kelembagaan ekonomi bersama/koperasi
e. Program/bantuan/pendampingan sektor usaha
46
UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT
Setelah menyelesaikan materi pembelajaran pembentukan kelompok
usaha dan apabila berhasil menjawab pertanyaan evaluasi dengan baik,
maka saudara dianggap telah mampu memahami materi-materi pada bab ini.
Selanjutnya saudara dapat mengikuti pembelajaran pada bab berikutnya.
Sebaliknya apabila belum dapat menjawab pertanyaan pada evaluasi dengan
baik, maka saudara diminta untuk mempelajari kembali materi pada bab ini
dengan lebih seksama hingga saudara dapat menjawab pertanyaan dalam
evaluasi dengan baik.
47
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. TINDAK LANJUT
48
KUNCI JAWABAN
1. C
2. C
3. B
4. C
5. A
1. E
2. C
3. C
4. A
5. D
6. B
1. C
2. D
3. A
4. E
5. B
49
DAFTAR PUSTAKA
50
51