Anda di halaman 1dari 15

Pengantar Kedudukan Keuangan Daerah

Perspektif Perundang-undangan Baru


Filosofi & Hakekat Anggaran

Konstitusi
Mengamanatkan agar anggaran dipergunakan untuk
SEBESAR-BESARNYA KEMAKMURAN RAKYAT

Meningkatkan Menurunkan
Menyejahterakan
Kualitas Pelayanan Kemiskinan &
Masyarakat
Publik Pengangguran
Pembagian Urusan Pemerintahan di Indonesia

Berdasarkan pasal 9 UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, urusan pemerintahan diklasifikasikan
menjadi tiga (3), yakni: 1) Urusan Pemerintahan Absolut; 2) Urusan Pemerintahan Konkuren; dan 3) Urusan
Pemerintahan Umum. Urusan konkuren dibagi menjadi dua, yakni urusan wajib dan urusan pilihan. Urusan wajib
juga dibagi menjadi dua, yakni urusan wajib yang terkait pelayanan dasar dan urusan wajib non pelayanan dasar.
Politik Anggaran

• UU-Perppu-Perpres-Permen
Kebijakan
• Perda-Pergub-Perbup-Perwali

• Alur Penganggaran
Kepentingan • Pemetaan Aktor
Politik • Relasi Kuasa (Power)

Anggaran
• Skala Prioritas
Alokasi • Mekanisme
• Prosedur

• Penerima Manfaat
Distribusi • Diuntungkan vs Dirugikan
Politik Anggaran --- KUBUS POWER (Power Cube) – John Gaventa

PLACES
Global

National
SPACES
Local Claimed/Created
Invited
Formal
Visible Hidden Invisible
POWER
REGULASI PERENCANAAN & PENGANGGARAN DAERAH

• UU 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional


• UU 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
• UU 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah → akan direvisi menjadi RUU
Hubungan Keuangan Pusat dan Daerah (HKPD)
• PP 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah mencabut PP 58 Tahun 2005;
• PMK 120/2020 tentang Peta Kapasitas Fiskal Daerah
• Permendagri 90/2019 tentang Klasifikasi, Kodefikasi, dan Nomenklatur Perencanaan Pembangunan dan
Keuangan Daerah;
• Permendagri 31 Tahun 2019 tentang Pedoman Penyusunan RKPD 2020
• Permendagri 33 Tahun 2019 tentang Pedoman Penyusunan APBD 2020
• Perda tentang APBD → Perkada tentang Penjabaran APBD
Perubahan Postur APBN 2020
Postur APBN Tahun 2020 dan Perubahannya
Alokasi Belanja Negara Tahun 2020 dan Persentasenya
UU No 20/2019 Pepres no 54/2020 (Revisi I) Pepres no 72/2020 (Revisi II)
3.000 2.500 80,0%
70,8% 72,1%
66,3% 70,0%
2.000
60,0%
2.000

50,0%
1.500

Trilliun Rp
2.613,82 2.739,17
2.540,42
33,7% 40,0%
1.000 29,2% 27,9%
Trilliun (Rp)

1.000
30,0%

2.233,20 1.760,88 1.699,95 20,0%


0 500
10,0%
(307,2258) 1.683,477 1.851,101 1.975,240 856,9453 762,7189 763,9256
0 0,0%
-1.000 UU No 20/2019 Pepres No Pepres No UU No 20/2019 Pepres No Pepres No
(852,9360)
54/2020 (Revisi I) 72/2020 (Revisi 54/2020 (Revisi I) 72/2020 (Revisi
(1.039,217)
II) II)

Belanja Pemerintah Pusat TKDD


-2.000
▪/▪/ Belanja Pemerintah Persentase Belanja Pemerintah Pusat & TKDD thd Total Belanja Negara
Pendapatan Negara Belanja Negara Defisit

• Defisit anggaran terkoreksi semakin dalam dari –Rp307,2 triliun menjadi –Rp1.029,2 triliun (6,34% terhadap PDB).
• Alokasi Belanja Negara untuk Pemerintah Pusat semakin besar mencapai Rp1.975,2 triliun (72,1%) sedangkan TKDD fluktuatif
sebesar Rp763,9 triliun (27,9%) terhadap Total Belanja Negara Rp2.739,1 triliun.
Besaran TKDD 2020
Total Transfer Ke Daerah Dan Dana Desa TA 2020
1.000

100
Trilliun Rp

384,382
427,09

128,771
130,28
117,58

86,419

71,190
53,787
72,25

72,00
10

19,557
18,500

21,43
15,00
384,38

128,77

1,320
89,81

54,19

13,50

19,56

71,19
1,32

1,32
1
DBH DAU DAK FISIK DAK NON FISIK DID OTSUS DANA DANA DESA
KEISTIMEWAAN

Pepres No. 78/2019 PMK No.35/PMK.07/2020 Pepres 72/2020

Seluruh Komponen TKDD berkurang/tetap kecuali Dana Insentif Daerah (DID) yang
mendapatkan tambahan sebesar Rp3,5 Triliun berdasarkan Perpres 72/2020
Ranah politik anggaran pada Siklus Penganggaran Daerah
Politik anggaran tahunan daerah …
Musrenbang
National
Penyusunan
Pembahasan dan
RKPD
6 Penetapan KUA-PPAS
Musrenbang
5
Province Renja
SKPD 7
Penyusunan
Musrenbang
Kab/Kota
4 3a RKA-SKPD
RPJMD
8
DAU dll.

Forum SKPD 3 Renstra


Pembahasan
SKPD Pelaksanaan
Dan Pengelolaan
10 RAPBD
RPJM-Desa APBD

Musrenbang- 2 12
kecamatan Penetapan APBD
1
Musrenbang-desa
Kedudukan Keuangan Daerah Kab. Kebumen →
PMK 120/2020 tentang Peta Kapasitas Fiskal Daerah

Perhitungan Kapasitas Fiskal Kab/Kota

KFDkab/kota = Pendapatan – [Pendapatan yang Penggunaannya


Sudah Ditentukan + Belanja Tertentu]

Pendapatan yang sudah ditentukan: Belanja Tertentu :


1. DBH Cukai tembakau; 1. Belanja Pegawai;
2. DAK Fisik; 2. Belanja Bunga;
3. DAK Non Fisik 3. Belanja Bagi Hasil;
4. Dana Otonomi Khusus; 4. Alokasi Dana Desa.
5. DBH SDA Mineral & Gas dalam Kerangak Otsus
6. Dana Desa (DD)

Indeks Kapasitas Fiskal Kabupaten Kebumen termasuk Tinggi


Isu Penting dalam PP 12/2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah

• Bagan Akun Standar (BAS) Daerah yang telah diselaraskan dengan BAS Pemerintah Pusat,
• Kewajiban penyampaian informasi keuangan daerah dimana PPKD wajib menyusun dan menyajikan
laporan keuangan bulanan dan semesteran untuk disampaikan kepada Menteri dan menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang keuangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan,
• Pemerintah Provinsi melakukan konsolidasi laporan keuangan Pemerintah Daerah kabupaten/kota di
lingkup daerah provinsi,
• Diberlakukannya sistem aplikasi yang terintegrasi yaitu Aplikasi Sistem Informasi Pemerintah Daerah
(SIPD).
• Pemda wajib mengimplementasikan peraturan ini selambatnya 2 tahun sejak PP 12 ini diundangkan,
artinya paling lambat pada Tahun 2021
Permendagri 90/2019 →
Urusan, Bidang Urusan, Program, Kegiatan, dan Sub Kegiatan

Klasifikasi perencanaan pembangunan dan keuangan daerah terdiri atas:


a) Program penunjang urusan Pemerintah daerah;
b) Urusan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar;
c) Urusan wajib yang tidak berkaitan dengan pelayanan dasar;
d) Urusan pilihan;
e) Unsur pendukung urusan pemerintahan;
f) Unsur penunjang urusan pemerintahan;
g) Unsur pengawas;
h) Unsur kewilayahan;
i) Unsur pemerintahan umum; dan Program Kegiatan
j) Unsur kekhususan.

Program Kegiatan Sub-Kegiatan


Permendagri 90/2019 →
Belanja Berdasarkan Fungsi Pemerintahan
Sub Fungsi :
1. Urusan wajib yang berkaitan
dengan pelayanan dasar;
Belanja Berdasarkan Fungsi, meliputi: 2. Urusan wajib yang tidak
1. Pelayanan umum dengan kode 1; berkaitan dengan pelayanan
2. Ketertiban dan keamanan dengan kode 2; dasar;
3. Ekonomi dengan kode 3; 3. Urusan pilihan;
4. Perlindungan lingkungan hidup dengan kode 4; 4. Unsur pendukung urusan
5. Perumahan dan fasilitasi umum dengan kode 5; pemerintahan;
6. Kesehatan dengan kode 6; 5. Unsur penunjang urusan
7. Pariwisata dengan kode 7; pemerintahan;
8. Pendidikan dengan kode 8; dan 6. Unsur pengawas;
9. Perlindungan sosial dengan kode 9. 7. Unsur kewilayahan;
8. Unsur pemerintahan umum;
dan;
9. Unsur kekhususan.
TERIMA KASIH

FITRA TV @seknasfitra

Seknas FITRA @seknasfitra

www.seknasfitra.org

Anda mungkin juga menyukai