Anda di halaman 1dari 32

LATAR BELAKANG

 Terdapat 63 daerah yang ditetapkan tertinggal (Perpres No. 63 Tahun 2020 tentang Penetapan
Daerah Tertinggal Tahun 2020-2024), khususnya di wilayah Timur Indonesia.
 Kriteria daerah tertinggal:
 perekonomian masyarakat;
 sumber daya manusia;
 sarana dan prasarana;
 kemampuan keuangan daerah;
 aksesibilitas;
 karakteristik daerah.
 Upaya Pemerintah untuk meningkatkan distribusi barang (pokok dan penting) pada daerah 3 TP
(Tertinggal, Terluar, Terdepan, Perbatasan):
 Penyediaan subsidi keperintisan angkutan darat, laut dan udara serta penyeberangan;
 Penyedian layanan program tol laut yang terintegrasi dengan jembatan udara;
 Penyediaan sarana keperintisan;
 Pembangunan infrastruktur terminal, bandara dan pelabuhan untuk mendukung layanan keperintisan, tol laut
dan jembatan udara di daerah terpencil hingga perbatasan

1
PERMASALAHAN dan TANTANGAN

 Rendahnya aksesibilitas dan konektivitas daerah 3 TP ke pusat-pusat


pertumbuhan, fasilitas pendidikan, kesehatan, ekonomi sangat terbatas
 Disparitas harga barang yang bukan hanya berimplikasi pada tingginya
biaya hidup masyarakat tetapi juga pada kebutuhan biaya pembangunan
infrastruktur yang tinggi

2
TOL LAUT 1
TRAYEL TOL LAUT

4
Sumber: Ditjen Hubla, Kemenhub, 2021
TRAYEL TOL LAUT
2019 2020 2021
Pola Subsidi dan 1. Subsidi Operasional Kapal 20 Trayek 1. Subsidi Operasional Kapal 19 Trayek 1. Subsidi Operasional Kapal 19 Trayek
Trayek 2. Subsidi Kontainer 1 trayek 2. Subsidi Kontainer 1 Trayek 2. Subsidi Kontainer 6 Trayek
3. Subsidi Muatan 5 Trayek 3. Subsidi Muatan 5 Trayek
Pagu Anggaran Rp. 264,284,083,000,- Rp. 364.108.105.000 Rp. 435.658.116.000
Realisasi Anggaran BUMN Rp. 172.178.463.630 BUMN Rp. 276.636.590.088 t.t
Swasta Rp. 49.969.417 Swasta Rp. 87.471.514.912
500,00 450.000,00 435.658
400.000,00 364.108
450,00 447,63
435,66 350.000,00
Anggaran Subsidi (Milyar Rp)

400,00 300.000,00 264.284 87.471,51


364,11 250.000,00
350,00
335,05 200.000,00 49,97
300,00
150.000,00
276.636,59
264,28 100.000,00
250,00 172.178,46
218,99 50.000,00
200,00
-
150,00 2019 2020 2021
2016 2017 2018 2019 2020 2021 Realisasi Anggaran BUMN Realisasi Anggaran Swasta Anggaran

• Anggaran biaya/subsidi dialokasikan untuk meng-cover (1) biaya operasional kapal dan/atau (2) kontainer dan muatan angkutan laut
• Subsidi untuk moda angkutan lain (untuk pra dan purna angkutan Tol Laut) dialokasikan secara terpisah
• Terdapat penurunan anggaran dari Rp 447,63 milyar pada tahun 2018 menjadi Rp 264,28 milyar pada tahun 2019 (atau hingga 40,96%)
• Pada tahun 2019, realisasi anggaran 34,83% lebih rendah daripada alokasi anggaran anggaran
5
Sumber: Ditjen Hubla, Kemenhub, 2021
OPERASI DAN PRODUKSI ANGKUTAN TOL LAUT
Aspek Tol Laut 2019 Tol Laut 2020 Tol Laut 2021
Armada 19 kapal 26 kapal (14 kapal negara, 5 kapal 30 kapal (14 kapal negara, 5 kapal
milikPT. PELNI, 5 kapal PT. ASDP, 2 milik PT. PELNI, 5 kapal PT. ASDP, 6
kapal swasta) kapal swasta)
Trayek 20 trayek 26 trayek 30 trayek
Operator 1. Penugasan 19 Trayek 1. Penugasan 20 Trayek 1. Penugasan 21 Trayek
a) PT PELNI 13 Trayek (Karena a) PT. PELNI 8 Trayek a) PT. PELNI 9 Trayek
Ada Pengalihan Operator) b) PT. ASDP 7 Trayek b) PT. ASDP 7 Trayek
b) PT. ASDP 2 Trayek c) PT Djakarta Lloyd 5trayek c) PT Djakarta Lloyd 5 Trayek
c) PT. Djakarta Lloyd 4 Trayek 2. Pelelangan 6 Trayek 2. Pelelangan 9 Trayek
2. Pelelangan 1 Trayek (Diawal
Tahun 7 Trayek) Swasta
Pelabuhan 1. 4 Pelabuhan Pangkal 1. 3 Pelabuhan Pangkal 1. 4 Pelabuhan Pangkal
2. 5 Pelabuhan Transhipment 2. 6 Pelabuhan Transhipment 2. 5 Pelabuhan Transhipment
3. Total 72 Pelabuhan Singgah 3. Total 100 Pelabuhan Singgah 3. Total 103 Pelabuhan Singgah
Muatan Berangkat 7.199 Teus 13.852 Teus 18.011 Teus
Muatan Balik 868 Teus (12% dari muatan 4.303 Teus (31%) 5.869 Teus (32,5%)
berangkat)
Jarak Yang 314.815 Nm (583.037 Km) 583.396 Nm (1.080.449 Km) 752.581 Nm (1.393.779 Km)
Terhubung
6
Sumber: Ditjen Hubla, Kemenhub, 2021
LOAD FACTOR TOL LAUT

• Muatan berangkat rata-rata = 43,73%


• Muatan balik rata-rata = 11,67%
• Terdapat 6 trayek dengan muatan berangkat diatas 70%
• Rute dengan skema subsidi operasional memiliki load factor yang lebih tinggi 7
KINERJA OPERASI TOL LAUT -1
1. Operasi dan Produksi Tol Laut 50,0
47,8
45,0 44,8
Anggaran Muatan Jumlah Jumlah 40,0
43,6

(x10M Rp) (x10rb ton) Armada Trayek 35,0


33,5
36,4
36,3

2016 21,9 8,1 6 6 30,0 30


25,0 26,4 26
23,3 24,0
2017 33,5 23,3 13 13 20,0 21,9
19 20
19
2018 44,8 24,0 19 18 15,0 18
13
10,0 8,1
2019 26,4 26,4 19 20 5,0 6
6
2020 36,4 36,3 26 26 -
2016 2017 2018 2019 2020 2021
2021 43,6 47,8 30 30
Anggaran (x10M Rp) Muatan (x10rb ton)
Sumber: Kemenhub, 2021 - diolah Jumlah Armada Jumlah Trayek

2. Efisiensi dan Efektifitas Angkutan Tol Laut 120,0


• Efisiensi yang dihitung dari volume muatan/alokasi anggaran 100,0 99,8 99,6
109,6

(dinyatakan dalam ton/100jt Rp) menunjukkan trend yang cenderung


80,0
naik, tahun 2021 dengan muatan 109,63 ton per Rp 100 jt anggaran. 69,6
• Efektifitas yang dihitung dari jumlah trayek/alokasi anggaran 60,0
53,6
(trayek/100M Rp) menunjukkan trend naik, tahun 2021 dengan 6,9 40,0
37,2
trayek per Rp 100 M anggaran. Walaupun pada tahun 2019 pernah
20,0 17,9 13,2 13,9 15,9
mencapai angka 7,6 trayek/Rp 100 M. 13,6 13,3
3,9 4,0 7,6 7,1 6,9
0,0 2,7
• Efektifitas yang dihitung dari jumlah muatan/jumlah trayek (1000 2016 2017 2018 2019 2020 2021
ton/trayek) menunjukkan trend naik, tahun 2021 dengan 15.900 Muatan/Anggaran (ton/110jt Rp) Trayek/Anggaran (trayek/100M Rp)
ton/trayek. Walaupun pada tahun 2017 pernah mencapai angka lebih Muatan/Trayek (1000 ton/trayek)
tinggi 17.900 ton/trayek.
8
KINERJA OPERASI TOL LAUT -2
800 4. Keseimbangan Supply – Demand
• Loading factor yang rendah mengindikasikan operasi angktuan Tol
Ongkos Angkut (USD/TEU)

700
Laut yang belum efisien dan efektif
600
• Beberapa bahan pangan di daerah 3TP menunjukkan volume
500 Peningkatan ukuran kapal permintaan/kebutuhan yang lebih tinggi daripada pasokan
700 -> 2.500 TEUs akan
400 menurunkan ongkos angkut
• Terdapat (indikasi) permasalahan keseimbangan supply dan
50% (~ USD 500/TEUs) demand (dan kebutuhan)
300
200
100
-
- 5.000 10.000 15.000 20.000 25.000
700 2500 TEUs Ukuran Kapal (TEUs)

Sumber: Diadaptasi dari Malchow (2017)


3. Efisiensi Ukuran Kapal dan Loading Factor
• Angkutan Tol Laut sejauh ini menggunakan kapal dengan ukuran
ukuran 75-400 TEUS – berimplikasi pada biaya angkut (per
TEUS) yang cenderung tinggi
• Namun demikian, kondisi saat ini, dengan ukuran kapal tersebut
loading factor masih sangat rendah (43,73% trip berangkat dan
11,67% trip balik)

9
KINERJA OPERASI TOL LAUT -3
5. Permasalahan Teknis dan Operasional Tol Laut
ü Keterbatasan aksesibilitas Pelabuhan dan integrasi dengan jaringan pelayanan moda angkutan
lain
ü Keterbatasan fasilitas bongkat muat dan lapangan penumpukan/pergudangan di Pelabuhan
menyebabkan waktu singgah kapal pada suatu pelabuhan dapat cukup lama dan biaya bongkar
yang tinggi (dan double handling)
ü Operasi bongkar-muat barang di Pelabuhan masih mengandalkan tenaga kerja lokal dengan jam
Pelabuhan kerja yang terbatas dan dikerjakan secara manual sehingga membutuhkan waktu lama

ü Tol Laut belum teritegrasi dengan moda transportasi lain di wilayah 3T, menyebabkan distribusi
barang tidak menjangkau wilayah keseluruhan (atau membutuhkan biaya yang tinggi)
ü Konektivitas antar trayek Tol Laut yang belum terpadu, menyebabkan operasi angkutan yang
tidak efisien dan efektif, antara lain trayek yang terlalu lama/panjang menyebabkan pelaku usaha
lebih memilih operator komersial dan komoditas yang mudah rusak/perishable tidak dapat Trayek
terangkut
ü Jenis kapal yang belum/tidak sesuai dengan komoditas angkut
ü Terdapat indikasi ‘persaingan’ muatan tol laut (bapokting, sesuai Permendag No. 53/2020
dengan muatan barang komersial
ü Pemintaan muatan balik yang sangat rendah
ü Produk unggulan yang potensial belum sepenuhnya memanfaatkan tol laut
Kapal dan Muatan ü Belum semua wilayah (daerah hinterland pelabuhan tujuan tol laut) menginformasikan potensi
komoditas lokalnya
10
PERUBAHAN DISPARITAS HARGA -1
Papua Papua Barat
200,0% 120,0%
100,0%
150,0%
80,0%

100,0% 60,0%
40,0%
50,0% 20,0%
0,0%
0,0% Beras Minyak Tepung Semen Daging Telur Daging Cabe Bawang
-20,0%
Beras Minyak Tepung Semen Daging Telur Daging Cabe Bawang goreng terigu sapi ayam ayam merah merah
goreng terigu sapi ayam ayam merah merah -40,0%

Sebelum Tol Laut (2016) Sesudah Tol Laut (2019) Sebelum Tol Laut (2016) Sesudah Tol Laut (2019)

¨ Program Tol Laut belum secara signifikan mengatasi Maluku Utara


70,0%
isu disparitas harga (dari 9 jenis komoditas)
60,0%
¨ Sebelum Tol Laut (2016), rata-rata disparitas harga
50,0%
barang di Papua 46,7%, di Papua Barat 45,9% dan di 40,0%
Maluku Utara 24,4% 30,0%
¨ Sesudah Tol Laut (2019) menjadi 41,6% di Papua, 20,0%
35,9% di Papua Barat dan 18,2% di Maluku Utara 10,0%
¨ Perubahan penurunan harga barang masih pada 0,0%
lingkup terbatas di sekitar Pelabuhan Tujuan (di -10,0% Beras Minyak Tepung Semen Daging Telur Daging Cabe Bawang
goreng terigu sapi ayam ayam merah merah
Daerah 3TP) -20,0%

Sebelum Tol Laut (2016) Sesudah Tol Laut (2019)


Sumber: Dit. Transportasi, Bappenas, 2020, Ditjen Hubla, 2021
11
JEMBATAN UDARA 2
ANGKUTAN UDARA PERINTIS
§ Angkutan Udara Perintis Penumpang Angkutan Udara Perintis Penumpang
§ Angkutan Udara Perintis Kargo Kegiatan penumpang dalam negeri yang melayani
Angkutan Udara Perintis
§ Subsidi Udara Kargo jaringan dan rute penerbangan dari dan ke daerah
§ Angkutan Bahan Bakar Minyak (BBM) tertinggal, terpencil, terluar dan perbatasan serta
secara komersial belum menguntungkan (termasuk
daerah yang terkena bencana) dengan diberikan
§ Rp 606.999.448.466 (tahun 2021)
Alokasi Anggaran subsidi operasi
§ Rp 550.152.966.618 (tahun 2022)

§ Tahun 2021: Angkutan Udara Perintis Kargo


ü 214 rute angkutan penumpang Kegiatan kargo dalam negeri yang melayani jaringan
dan rute penerbangan dari dan ke daerah tertinggal,
ü 39 rute kargo
terpencil, terluar dan perbatasan serta secara
ü 10.435 drum BBM penumpang dan 1.939 drum BBM kargo komersial belum menguntungkan (termasuk daerah
Operasi/Pelayanan § Tahun 2022: yang terkena bencana) dengan diberikan subsidi
ü 229 rute angkutan penumpang operasi
ü 41 rute kargo
ü 8.759 drum BBM penumpang dan 1.683 drum BBM kargo Subsidi Udara Kargo
Kegiatan angkutan udara kargo dalam negeri yang
RUMUSAN PERMASALAHAN ANGKUTAN UDARA PERINTIS melayani rute penerbangan dari dan ke bandar udara
• Kinerja Operasional/Pelayanan yang ditetapkan dengan diberikan subsidi operasi
ü Keterbatasan armada angkutan udara
ü ‘Persaingan’ dengan angkutan udara komersial
ü Manajemen dan regulasi pelayanan
• Aksesibilitas Bandara Angkutan Bahan Bakar Minyak
Layanan keperintisan yang belum merata dan berkesinambungan, sehingga masih terdapat wilayah yang belum Kegiatan yang mendukung program perintis
mendapatkan layanan keperintisan dengan frekuensi sesuai kebutuhan penumpang dan perintis kargo dengan memberikan
subsidi biaya angkut BBM di lokasi yang tidak
• Keselamatan
terdapat depo pengisian Avtur.
ü Masih terdapat prasarana perintis di kawasan 3TP yang belum memadai dari aspek keselamatan
ü Terdapat bandara yang masih belum laik diterbangi.
ü Kompetensi sumber daya manusia yang perlu ditingkatkan, terutama pilot
Sumber: Ditjen Hubud, Kemenhub, 2022

Sumber: Dit. Transportasi, Bappenas, 2021

13
SEBARAN ANGKUTAN UDARA PERINTIS
Peta Perintis Wilayah Papua
Manokwari
& Papua Barat TA. 2022
Sorong
Untuk sebaran rute angkutan
udara perintis pada wilayah
Papua dan Papua Barat terdapat
Jayapura 10 Korwil/KPA yaitu Sorong,
Manokwari, Elelim, Nabire,
Nabire Timika, Wamena, Dekai, Tanah
Merah, Merauke serta Oksibil
Wamena dengan total rute sebanyak 143
Rute Perintis Penumpang dan 34
Timika rute perintis kargo serta 1 rute
Dekai subsidi angkutan udara kargo.

Keterangan :
Tanah Merah
Jumlah Kota Terhubungi sebanyak :
67 kota untuk wilayah Papua dan
Papua Barat

Merauke
Sumber: Ditjen Hubud, Kemenhub, 2022

14
SEBARAN JEMBATAN UDARA (2022)
Korwil Tarakan Korwil Dekai
5 rute perintis kargo 11 rute perintis kargo
1. Tarakan – Binuang 1. Dekai – Holuwun
2. Tarakan – Laong Bawan 2. Dekai – Anggruk
3. Tarakan – Long Ampung 3. Dekai – Silimo
4. Tarakan – Long Sule 4. Dekai – Ninia
5. Tarakan – Long Layu 5. Dekai – Pasema
6. Dekai – Sobaham Korwil Oksibil
7. Dekai – Soba 11 rute perintis kargo
Tarakan 8. Dekai – Kosarek 1. Oksibil – Kowirok
9. Dekai – Fantehiek 2. Oksibil – Okibab
10. Dekai – Langda 3. Oksibil – Borme
11. Dekai – Dagi baru 4. Oksibil – Bime
Korwil Masamba 5. Oksibil – Teraplu
2 rute perintis kargo 6. Oksibil – Batom
1. Masamba – Seko 7. Oksibil – Aboy
2. Masamba – Rampi 8. Oksibil – Tinibil
9. Oksibil – Okbab
10. Oksibil – Merauke
Masamba 11. Oksibil – Dipikinzz
Timika
Wamena

Pelabuhan Dekai Oksibil


Poumako
Korwil Timika
• 9 rute perintis kargo Tanah
1. Timika – Ilaga Merah
2. Timika – Beoga
Pelabuhan 3. Timika – Kenyam
Surabaya 4. Tmika – Sinak
Pelabuhan
5. Timika – Jila Merauke
6. Timika – Alama Korwil Tanah Merah Merauke
7. Timika – Arwanop 4 rute perintis kargo
8. Timika – Enggolok 1. Tanah Merah – Koroway baru
9. Timika – Bilorai 2. Tanah Merah – Manggelum
• 1 rute angkutan udara kargo 3. Tanah Merah – Bomakia
1. Timika – Wamena 4. Tanah Merah – Yaniruma
Sumber: Ditjen Hubud, Kemenhub, 2022
15
PERUBAHAN DISPARITAS HARGA JEMBATAN UDARA
Kontribusi Jembatan Udara Terhadap 120.000
Perubahan Disparitas Harga
100.000
Program Jembatan Udara pada periode
Januari-Agustus 2022 telah berimplikasi
80.000
pada penurunan harga 12 jenis komoditas di
daerah yang dilayani, sebesar 31,0%, pada
60.000
lokasi-lokasi yang dilayani Program
Jembatan Udara 40.000

20.000
t.t t.t t.t t.t
-

pi
u

s
ng h

r
m

l
ah
ai

la

to

ga
ra

ra
b

rig
ra
el

sa
iu

Gu
Ca

er

bo

se
cu

am

m
d

te
m

ng
m
Ke

ya

an
e

ng

ng

ay
gi
pr

ra

Ik
re
an

re

Da
pu

ng
s

lu
go

go
ra

Te

gi

Te
Ba
Be

Da
k
ya

ya
in

in
M

M
Jembatan Udara Non Jembatan Udara

Sumber: Sistem Informasi Gerai Maritim, 2022 - diolah


16
ANGKUTAN JALAN dan PENYEBERANGAN 3
ANGKUTAN BARANG PERINTIS DENGAN MODA ANGKUTAN JALAN
Anggara 2020 *) 2021 2022 **)
Pagu Anggaran Rp. 22,000,000,000,- t.t Rp. 13,506,859,360,-
Realisasi Anggaran Rp. 6,300,549,377,- Rp. 7,969,246,081,- Rp. 10,506,859,360,- ***)
Keterangan:
*) Kegiatan baru dilaksanakan bulan Juli, 1.Plb. Malahayati – PT. Aceh Distribusindo Raya Blangbintang (96 km)
Aceh 2. Plb. Malahayati – PT. Aceh Distribusindo Raya Meulaboh (560 km)
menunggu kesiapan PT DAMRI
**) Terdapat pemanfaatan anggaran (Rp 2 Lintasan 5 Kendaraan
Tanah Merah 1.Plb. Merauke – Tanah Merah
3 milyar) untuk pelaksanaan kegiatan
(Bovendigoel) Bovendigoel
mudik gratis
1 Lintasan 30 Kendaraan
***) Perkiraan, realisasi Per Juli 2022 Rp.
6,556,477,019.98 (62,3 %)

per Juli 2022


Total melayani 17 lintasan
dengan 74 kendaraan
– PO Fanani
– Landasan Angkatan laut
– PT. MTI Tj. Selor
– SBL Kota Ranai 1.Plb. Nunukan – Kota
– Bandara Mozes Kilangin
Plb. Selat – CV Anambas 1 Lintasan 8 Kendaraan – Gudang Budi Utomo
Natuna Lampa – CV BKU – Gudang Bula Jaya
6 Lintasan 16 Kendaraan – Mitra Niaga
Mimika 1.Plb. Pomako – Inat Negel

5 Lintasan 15 Kendaraan
Sumber: Ditjen Hubdat, Kemenhub, 2022
18
ANGKUTAN PENYEBERANGAN No Lintasan Jarak (Mil) Ket
Maluku Utara
1 Bitung - Ternate (Bastiong) 148 Komersil
2 Bastiong - Sidangle 12 Komersil
Doi Daruba 3 Bastiong - Rum 16 Komersil
No Lintasan Jarak (Mil) Ket 4 Bastiong - Sofifi 13 Komersil
Tobelo
Bitung Doro Maluku 5 Bitung (Sulut) – Tobelo 222 Komersil
Subaim 1 Namlea -Galala 85 Komersil 6 Tobelo - Daruba 38 Komersil
Batang BastiongSindangole 2 Galala - Poka 0,5 Komersil 7 Tobelo - Pulau Doi 55 Perintis
dua Rum Sofifi 3 Waipirit - Hunimua 13 Komersil 8 Tobelo - Subaim 42 Perintis
Moti Gita Patani
Makian Weda 4 Namlea - Manipa 36 Perintis 9 Bastiong - Batang Dua 80 Perintis
Kayoa Sarpele 5 Ambalau - Galala 70 Perintis 10 Bastiong - Mati 37 Perintis
Gebe Waigeo
Saketa Gag 6 Ambalau - Namrole 17 Perintis 11 Bastiong - Gita 26 Perintis
Babang Manokwari 7 Teluk Bara - Sanana 75 Perintis 12 Moti - Makian 10 Perintis
Arefi Klademak
Kalobo Mokmer 8 Geser - Aimanang 5 Perintis 13 Makian - Kayoa 27 Perintis
Madopolo Dulbatan Numfor 14 Kayoa - Babang 42 Perintis
9 Geser - Gorom 38 Perintis
Banggai Wejim 15 Babang - Saketa 26 Perintis
Mangole Obi Linmalas Kabuena 10 Wahai - Fak fak 176 Perintis
Folley 11 Wahai - Waigama 81 Perintis 16 Daworo - Sofifi 8 Perintis
Bobong Sanana Waren 12 Letwurung - Dawelor 13 Perintis 17 Babang - Madapolo 59 Perintis
13 Lakor - Moa 27 Perintis 18 Madapolo - Obi 37 Perintis
Babo 19 Obi - Sanana 115 Perintis
Teluk Bara Wahai Wasior 14 Lakor - Sermatang 49 Perintis
Manipa Waipirit Lakor Fak Fak 15 Kisar - Damer 110 Perintis 20 Sanana - Mangole 5 Perintis
Namlea 21 Mangole - Bobong 90 Perintis
Kayeli Hunimua Amahai Nabire 16 Kisar - Leti 40 Perintis
Poka Nusa laut Aimanang 22 Weda - Patani 65 Perintis
Namrole Kaimana 17 Kisar - Ilwaki 92 Perintis
Ambalau Galala Geser Gorom 18 Kisar - Moa 50 Perintis 23 Patani - Gebe 63 Perintis
19 Ilwaki - Teluk Gurita 126 Perintis 24 Teluk Bara - Sanana 75 Perintis
Kasui Poumako 25 Gag - Gebe 74 Perintis
Kur 20 Larat - Tual 126 Perintis
21 Larat - Saumlaki 113 Perintis 26 Banggai - Bobong 75 Perintis
Banda Eli Papua Barat
22 Larat - Wunlah 50 Perintis
Tayando Lamerang Agats 52 Waigeo - Sorong (Kalandemak) 43 Perintis
Elat 23 Larat - Yaru 16 Perintis
Tual Dobo 53 Sorong (Kalandemak) - Arefi 58 Perintis
Weduar 24 Saumlaki - Dobo 260 Perintis
Benjina 54 Sorong (Kalandemak) - Linmalas 80 Perintis
Tabarfane 25 Saumlaki - Adaut 16 Perintis
55 Sorong (Kalandemak) - Folley 75 Perintis
26 Saumlaki - Seira 47 Perintis
56 Sorong (Kalandemak) - Wejim 80 Perintis
Damar Larat 27 Tayando - Tual 38 Perintis
57 Sorong (Kalandemak) - Dulbatan 75 Perintis
Wunlah 28 Tayando - Kur 43 Perintis
58 Sorong (Kalandemak) - Kalobo 20 Perintis
Dawelor Seira 29 Tayando - Tam 18 Perintis 59 Sorong (Kalandemak) - Sarpele 85 Perintis
30 Tual - Teor 86 Perintis
Moa 60 Sorong (Kalandemak) - Gag 90 Perintis
Ilwaki Letwurung Saumlaki 31 Tual - Aimanang 187 Perintis 61 Sorong (Kalandemak) - Waigama 143 Perintis
Kisar Leti Adaut 32 Tual - Kur 59 Perintis
Sermata 62 Sorong (Kalandemak) - Fak Fak 197 Perintis
33 Tual - Banda Eli 55 Perintis 63 Sorong (Kalandemak) - Babo 243 Perintis
Teluk 34 Tual - Tam 50 Perintis 64 Manokwari - Numfor 50 Perintis
Gurita Keterangan : 35 Tual - Weduar 30 Perintis 65 Manokwari - Biak 146 Perintis
36 Tual - Dobo 109 Perintis 66 Manokwari - Wasior 130 Perintis
Jalur Penyeberangan Perintis 37 Tual - Elat 23 Perintis 67 Fak Fak - Kaimana 165 Perintis
Jalur Penyeberangan Komersil 38 Tual - Kaimana 164 Perintis 68 Fak - fak - Wahai 176 Perintis
39 Dobo - pomako 210 Perintis
Pelabuhan Penyeberangan 40 Dobo - Bejina 40 Perintis
69 Wasior - Nabire 117 Perintis
Papua
41 Dobo Tabarfane 42 Perintis 70 Gorom - Kesui 43 Komersil
42 Dobo - Lamerang 0,8 Perintis 71 Kesui - Teor 19 Perintis
43 Aimanang - Ambon 170 Perintis 72 Kur - Kesui 57 Perintis
44 Amahai - Nalahia 23 Perintis 73 Wasior - Samabusa/Nabire 117 Perintis
45 Gorom - Kasui 43 Perintis 74 Waren - Nabire 110 Perintis
46 Wunlah - Seira 41 Perintis 75 Nabire - Serui 110 Perintis
Sumber: Dit. Transportasi SDP, Ditjen Hubdat, Kemenhub, 2021 47
48
Kesui - Teor
Kesui - Kur
19
57
Perintis
Perintis
76
77
Dobo - Pomako
Pomako - Agats
210
126
Perintis
Perintis
19
DUKUNGAN JARINGAN JALAN NASIONAL dan PROVINSI TERHADAP
PELABUHAN TOL LAUT di PAPUA BARAT

Tj. Perak/Makassar – Manokwari Sorong – Jayapura (T-19)

Ka
im
an
a-
Bi a
k

Sorong Manokwari
Jayapura/B
iak –
Manokwar
i
Oransbari
Pelabuhan Non Tol Laut :
Pel. Manokwari dilayani Jalan Nasional dan Jalan Kota Manokwari.
Tj. P
erak

Pelabuhan Tol Laut :


q Pel. Sorong dilayani Jalan Nasional, Jalan Provinsi dan Jalan Kota
–Ons

q Pel. Oranbari, Pel. Wasior dilayani Jalan Nasional


ba ri

W
Kokas

as
q Pel. Fak Fak, Pel.Kokas dan Pel.Kaimana dilayani oleh Jalan Provinsi
(T- 0

Wasior

io
r-
9)

Fak fak

Na
bi
re
KEMANTAPAN JALAN

) Kaimana
Jalan Nasional dan Jalan Provinsi:
11
(T- • Kemantapan Jalan baik + sedang 67,38%
ak
er
Tj
.P • Ruas Jalan Makbon-Mega (IRI:11,519), Furwanta-Warmenu

kF
ak (IRI:22,948), Ambuni-Tandia (IRI:13,11) dan Bofuer-Warmenu
F a
a k– ak (T
-30) Pomako -
Kokas
(IRI:21,874)
7) -

er Per
(T b o

.P na – Tj.
a Do

j
T a i ma
-2

k–K
an –

era
im ke

Tj. P
Ka rau
e
M

20
POLA DISTRIBUSI BARANG 4
ALUR DISTRIBUSI BARANG
Gudang Gerai Maritim

KONSUMEN/
Consignee memesan
melalui aplikasi tol laut RESELLER
(SITOLAUT),

SUPPLIER SHIPPER PELABUHAN OPERATOR PELABUHAN CONSIGNEE


ASAL TUJUAN
Subsidi operasional
kapal atau subsidi Kapal Tiba di POD, Consignee Distribusi dari Oransbari ke distrik terjauh di
1. Shipper melakukan validasi DO, Melakukan Pengambilan Kab. Manokwari Selatan menggunakan truk
reservasi container pada operator dan angkutan/muatan
Kontainer di Pelabuhan Truck (Trf Rp. 4,5 – 5 jt), Double Cabin (Trf
meng-upload bukti pembayaran atas Tujuan. Rp. 3 – 3,5 jt)
reservasi container (Surabaya)
PETI KEMAS
2. Operator memvalidasi reservasi dari Gudang Gerai Maritim DITUMPUK DI
shipper, validasi pembayaran, cetak Bill DERMAGA
of Loading (BL), Kapal berangkat dari
POL
Jarak Pelabuhan
menuju Gudang Gerai
Maritim sejauh + 800 m Catatan:
ü Hasil laut belum dipasarkan ke wilayah barat
Indonesia dikarenakan belum ada jaringan pasarnya.
Peti Kemas ü Belum dibentuknya BUMD sebagai operator dan
ditumpuk di manajemen Gerai Maritim
Pelabuhan dermaga
Oransbari -
Manokwari
Selatan
Contoh Kasus di Manowari Selatan
22
TRAYEK TOL LAUT – Papua Barat
Keterangan : Rute Tol Laut
Jalan Arteri Primer
Tj. Perak/Makassar – Manokwari q T09: Tanjung Perak-Oransbari-Wasior-
Sorong – Jayapura (T-19) Jalan Kolektor Primer 1 Nabire-Serui-Waren-Sarmi-Tanjung Perak
Jalan Kolektor Primer 2/3 (jarak 4.072 nmi).
Waisai Trayek Tol Laut T-11 q T11: Tj. Perak-Fak Fak-Kaimana-Timika
Trayek Tol Laut T-22 (Pomako)-Agats-Elat-Tj. Perak (jarak 3.290
Trayek Tol Laut T-09 nmi).
Korido
FEF Trayek Tol Laut T-19 q T19: Merauke – Pomako-Kokas-Sorong-
Sorong Manokwari Jayapura - Trayek Tol Laut T-27 Biak/Korido-Depapre/Jayapura-Sorong-
Jayapura/B
iak Biak Biak Trayek Tol Laut T-30 Merauke (jarak 3.047 nmi).
– Manokw
Kumurkek ari (T- 22) Trayek Pelayanan Umum q T22: Biak-Teba-Bagusa-Trimuris-
Seget Biak – Te ba
Peg. Arfak Oransbari Kasonaweja-Teba-Biak-Brumsi-Biak (jarak
Jalur Darat
Teminabuan 524 nmi).
mi Teba Penyeberangan/Perintis
Tj. P

Serui i - Sar q T27: Merauke-Dobo-Elat-Tual-Kaimana-


u Pelabuhan Umum
Ser
erak

Pelabuhan yang di lewati Tol Laut


Biak-Serui-Nabire-Elat-Merauke (jarak
2.816 nmi).

Bintuni
Ons

Waren q T30: Tj. Perak-Kaimana-Tj. Perak (jarak


ba r i

2.688 nmi).
Kokas Dari Pelabuhan Manokwari
(T-09

Wasior
Fak fak q Distribusi ke kabupaten/kota menggunakan kapal perintis/pelayaran umum (angkutan orang dan barang),
)

dilakukan oleh reseller


Bula q Distribusi ke Kabupaten/Kota juga dilakukan melalui jalur darat (Kab. Peg. Arfak, Kab. Manokwari Selatan,
Nabire
Kab. Teluk Bintuni) dilakukan oleh reseller menggunakan truck/double cabin

) Dari Pelabuhan Tol Laut Oransbari


11 Kaimana
(T- q Barang diambil sendiri oleh pemesan untuk dibawa ke reseller melalui jalur darat ke setiap distrik di Kab.
a k
er Manokwari Selatan (Distrik Dataran Isim dan Neney masih sulit dijangkau karena ketersediaan jaringan jalan
.P
– Tj yang belum memadai).
F ak q Bongkar muat dilakukan secara manual di areal dermaga dikarenakan keterbatasan infrastruktur
ak kepelabuhanan (crane dan forklif)
F T-30)
ak

. Per ak (
(T Kai e –

er Tj
a

n a– Dari Pelabuhan Tol Laut Sorong


7) an

.P a im a
- uk

Pomako
-2 m

Tj k–K
bo ra

r a q Distribusi ke Kabupaten/Kota menggunakan kapal perintis/pelayaran umum/penyeberangan (angkutan


Do Me

e
Tj. P orang dan barang) dilakukan oleh reseller
q Distribusi ke Kabupaten/Kota juga dilakukan melalui jalur darat (Kab. Tambraw, Kab. Maybrat, Kab. Sorong
Selatan, Seget) dilakukan oleh reseller menggunakan truck/double cabin.
q Pendistribusian ke Pulau Kabare wilayah kepulauan Raja Ampat di Kesyahbandaran Waisai, yang saat ini
dilayani oleh kapal perintis, terkendala Hukum adat yang meminta Ganti Rugi fasilitas ada Dermaga..
q Pulau Fani dilayani sabuk 96 hanya berlabuh untuk mengakut perbekalan di pos penjagaan pulau terluar
23
PERMASALAHAN ALUR DISTRIBUSI BARANG ke DAERAH 3TP
TATA NIAGA
§ Consignee memesan melalui aplikasi tol laut (SITOLAUT), Disperindagkop (Tidore) mengkoordinasi pendaftaran dari consignee dengan
membuat Delivery Order (DO) ke shipper – selanjutnya, pengiriman barang ke daerah 3TP dilakukan setelah proses pembayaran
divalidasi
1 § Pada saat terjadi ‘kekurangan’ volume pengiriman barang, (20-22 ton/cont. dari sebelumnya 24 ton/cont.), reseller mengambil barang
komersial (tanpa subsidi) di Ternate – dengan pertimbangan transaksi di Ternate bisa dilakukan dengan konsinyasi sedangkan melalui
Tol Laut harus bayar dimuka (memberikan kesulitan untuk reseller dengan modal terbatas)
§ Sebaga catatan, transaksi Tol Laut harus dibayar dimuka (memberikan kesulitan untuk reseller dengan modal terbatas)

SUBSIDI
§ Anggaran biaya/subsidi dialokasikan untuk meng-cover biaya transportasi barang secara terpisah berbasis moda angkutan
(transportasi laut, biaya kepelabuhanan dan biaya transportasi pra dan purna angkutan)
2 § Pada Program Tol Laut, subsidi dialokasikan untuk operasional kapal atau subsidi angkutan/muatan
§ Masih ditemui biaya angkut yang bervariasi dan tidak transparan, berimplikasi pada tingginya harga jual di hinterland tujuan

OPERASIONAL & DISTRIBUSI BARANG DI HINTERLAND TUJUAN


§ Di pelabuhan tujuan, (1) consignee melakukan pengambilan kontainer untuk distribusi ke wilayah tujuan (Tidore Kepulauan di Pulau
Tidore dan Pulau Halmahera menggunakan truk/mobil box (dan penyeberangan) atau melalui jalur darat menggunakan truck/double
cabin (misalnya ke Kab. Tambraw, Kab. Maybrat, Kab. Sorong Selatan, Seget); (2) reseller melakukan pengambilan barang di gudang
3 (Gerai Maritim Tidore) pelabuhan.
§ Terdapat tambahan biaya dari Pelabuhan tujuan sampai dengan konsumen Misalnya biaya distribusi dari Oransbari ke wilayah
Manokwari Selatan dan sekitarnya yang relatif mahal menggunakan truk (Rp. 4,5-5 jt), double cabin (Trf Rp. 3-3,5 jt), bahkan ke
Pegunungan Arfak menggunakan truk mencapai hingga Rp 18 – 20 juta
§ Frekuensi kedatangan kapal yang terbatas dan jadwal kedatangan kapal tidak teratur (contohnya di Pulau Buru) berimplikasi pada
tersendatnya distribusi barang yang pada akhirnya memicu kenaikan harga barang dan potensi muatan balik tidak terangkut

DISPARITAS HARGA
4 § Masih terdapat biaya angkut yang bervariasi dan tidak transparan, berimplikasi pada tingginya harga jual di hinterland tujuan
§ Disparitas harga barang di hinterland tujuan yang belum teratasi sebagai implikasi dari ‘terputusnya’ subsidi angkutan Tol Laut yang
hanya sampai di Pelabuhan tujuan dan tidak terhubung dengan subsidi moda lain.
§ Selain implikasi dari biaya purna angkutan tol laut, juga terdapat potensi permainan harga oleh reseller di hinterland tujuan, setelah
dari pelabuhan tujuan
24
ASAL TUJUAN PERGERAKAN 5
ASAL TUJUAN PERGERAKAN

ZONA
ZONA TUJUAN

ZONA

ASAL
ZONA
ZONA

26
ASAL TUJUAN PERGERAKAN

ZONA adalah suatu wilayah dengan


ZONA
ZONA karakteristik yang sama
(misal Wilayah Perumahan, Wilayah
Jasa, Wilayah Pendidikan, dan lainnya)

ZONA
Keterbatasan masalah data zona dengan
karakteristik yang sama

ZONA dibentuk berdasarkan wilayah


administratif (misal: Zona Provinsi, Zona
Kota, Zona Kabupaten, Zona Kecamatan,
ZONA Zona Kelurahan/Desa)
ZONA

27
PERGERAKAN MANUSIA DAN BARANG
Pergerakan Antar Zona
Berupa:
ZONA
ZONA
ZONA
ZONA
Pergerakan Pergerakan
ZONA
ZONA Orang Barang
ZONA
ZONA
ZONA ZONA

ZONA ZONA
ZONA
ZONA ZONA

28
ASAL TUJUAN TRANSPORTASI NASIONAL

ASAL TUJUAN TRANSPORTASI NASIONAL SISTEM ZONA pada data ATTN


(ATTN) merupakan produk BADAN PENELITIAN 1. Zona berbasis pulau besar dan gugus pulau
DAN PENGEMBANGAN KEMENTERIAN 2. Zona berbasis provinsi
PERHUBUNGAN (BALITBANGHUB) 3. Zona berbasis kabupaten/kota

PENGELOMPOKKAN BARANG (KOMODITAS)


Dimulai Dari Tahun 2001 Karakteristik pergerakan barang sangat
tergantung jenis barang. Agar data pola
pergerakan barang mudah dikelola dan juga
Terbaru adalah ATTN 2016 bermanfaat bagi pihak-pihak yang
berkepentingan, maka barang dikelompokkan.
Barang dibagi ke dalam 33 kelompok barang
(sesuai Keputusan Menteri Perhubungan KM 71
tahun 2005 tentang “Pengangkutan
Barang/Muatan antar Pelabuhan Laut di dalam
Negeri”)

29
KOMODITAS BARANG ATTN 2016

No. Jenis Komoditas No. Jenis Komoditas


1 Minyak Bumi (Crude Oil) 18 Gula
2 Gas 19 Garam
3 BBM (Fuel) 20 Buah
4 Batu Bara 21 Sayur
5 Barang Tambang Lainnya 22 Daging dan Ternak
6 Kayu Gelondongan dan Produk Hutan 23 Ikan
7 Pengolahan Kayu dan Produk Hutan 24 Biji-Bijian Pertanian
8 CPO 25 Biji-Bijian Lainnya
9 Minyak Goreng 26 Kopi
10 Bahan Kimia 27 Beras
11 Pupuk 28 General Cargo Makanan
12 Semen 29 Karet
13 Pasir Besi dan Biji Besi 30 Tekstil
14 Besi dan Baja 31 General Cargo Non Makanan
15 Suku Cadang 32 Elektronika Telekomunikasi dan Audio
16 Kendaraan Roda 2 dan 3 33 Elektronika Rumahan dan Kantor
17 Kendaraan Roda 4 dan Lebih
30
ASAL TUJUAN TRANSPORTASI NASIONAL

https://attn-barang.dephub.go.id/data/site/front/?page=pergerakan

31
TUGAS KELOMPOK
• Kelompok dengan jumlah anggota maksimal 6 orang
• Bentuk tugas mengenai “Sesuatu” yang berkaitan dengan Sistem Konektivitas Transportasi, baik
itu di dalam negeri (level nasional, regional, provinsi, kota/kabupaten) ataupun luar negeri
• Dibuat dalam bentuk paparan (powerpoint)
• Jadwal Presentasi ditentukan oleh Dosen Kelas Hari ini
• Sistem Penilaian: Aspek Penilaian: Keaktifan dari anggota maupun audien dan
Pemahaman/pengetahuan masing-masing anggota

PRESENTASI

32

Anda mungkin juga menyukai