Terdapat 63 daerah yang ditetapkan tertinggal (Perpres No. 63 Tahun 2020 tentang Penetapan
Daerah Tertinggal Tahun 2020-2024), khususnya di wilayah Timur Indonesia.
Kriteria daerah tertinggal:
perekonomian masyarakat;
sumber daya manusia;
sarana dan prasarana;
kemampuan keuangan daerah;
aksesibilitas;
karakteristik daerah.
Upaya Pemerintah untuk meningkatkan distribusi barang (pokok dan penting) pada daerah 3 TP
(Tertinggal, Terluar, Terdepan, Perbatasan):
Penyediaan subsidi keperintisan angkutan darat, laut dan udara serta penyeberangan;
Penyedian layanan program tol laut yang terintegrasi dengan jembatan udara;
Penyediaan sarana keperintisan;
Pembangunan infrastruktur terminal, bandara dan pelabuhan untuk mendukung layanan keperintisan, tol laut
dan jembatan udara di daerah terpencil hingga perbatasan
1
PERMASALAHAN dan TANTANGAN
2
TOL LAUT 1
TRAYEL TOL LAUT
4
Sumber: Ditjen Hubla, Kemenhub, 2021
TRAYEL TOL LAUT
2019 2020 2021
Pola Subsidi dan 1. Subsidi Operasional Kapal 20 Trayek 1. Subsidi Operasional Kapal 19 Trayek 1. Subsidi Operasional Kapal 19 Trayek
Trayek 2. Subsidi Kontainer 1 trayek 2. Subsidi Kontainer 1 Trayek 2. Subsidi Kontainer 6 Trayek
3. Subsidi Muatan 5 Trayek 3. Subsidi Muatan 5 Trayek
Pagu Anggaran Rp. 264,284,083,000,- Rp. 364.108.105.000 Rp. 435.658.116.000
Realisasi Anggaran BUMN Rp. 172.178.463.630 BUMN Rp. 276.636.590.088 t.t
Swasta Rp. 49.969.417 Swasta Rp. 87.471.514.912
500,00 450.000,00 435.658
400.000,00 364.108
450,00 447,63
435,66 350.000,00
Anggaran Subsidi (Milyar Rp)
• Anggaran biaya/subsidi dialokasikan untuk meng-cover (1) biaya operasional kapal dan/atau (2) kontainer dan muatan angkutan laut
• Subsidi untuk moda angkutan lain (untuk pra dan purna angkutan Tol Laut) dialokasikan secara terpisah
• Terdapat penurunan anggaran dari Rp 447,63 milyar pada tahun 2018 menjadi Rp 264,28 milyar pada tahun 2019 (atau hingga 40,96%)
• Pada tahun 2019, realisasi anggaran 34,83% lebih rendah daripada alokasi anggaran anggaran
5
Sumber: Ditjen Hubla, Kemenhub, 2021
OPERASI DAN PRODUKSI ANGKUTAN TOL LAUT
Aspek Tol Laut 2019 Tol Laut 2020 Tol Laut 2021
Armada 19 kapal 26 kapal (14 kapal negara, 5 kapal 30 kapal (14 kapal negara, 5 kapal
milikPT. PELNI, 5 kapal PT. ASDP, 2 milik PT. PELNI, 5 kapal PT. ASDP, 6
kapal swasta) kapal swasta)
Trayek 20 trayek 26 trayek 30 trayek
Operator 1. Penugasan 19 Trayek 1. Penugasan 20 Trayek 1. Penugasan 21 Trayek
a) PT PELNI 13 Trayek (Karena a) PT. PELNI 8 Trayek a) PT. PELNI 9 Trayek
Ada Pengalihan Operator) b) PT. ASDP 7 Trayek b) PT. ASDP 7 Trayek
b) PT. ASDP 2 Trayek c) PT Djakarta Lloyd 5trayek c) PT Djakarta Lloyd 5 Trayek
c) PT. Djakarta Lloyd 4 Trayek 2. Pelelangan 6 Trayek 2. Pelelangan 9 Trayek
2. Pelelangan 1 Trayek (Diawal
Tahun 7 Trayek) Swasta
Pelabuhan 1. 4 Pelabuhan Pangkal 1. 3 Pelabuhan Pangkal 1. 4 Pelabuhan Pangkal
2. 5 Pelabuhan Transhipment 2. 6 Pelabuhan Transhipment 2. 5 Pelabuhan Transhipment
3. Total 72 Pelabuhan Singgah 3. Total 100 Pelabuhan Singgah 3. Total 103 Pelabuhan Singgah
Muatan Berangkat 7.199 Teus 13.852 Teus 18.011 Teus
Muatan Balik 868 Teus (12% dari muatan 4.303 Teus (31%) 5.869 Teus (32,5%)
berangkat)
Jarak Yang 314.815 Nm (583.037 Km) 583.396 Nm (1.080.449 Km) 752.581 Nm (1.393.779 Km)
Terhubung
6
Sumber: Ditjen Hubla, Kemenhub, 2021
LOAD FACTOR TOL LAUT
700
Laut yang belum efisien dan efektif
600
• Beberapa bahan pangan di daerah 3TP menunjukkan volume
500 Peningkatan ukuran kapal permintaan/kebutuhan yang lebih tinggi daripada pasokan
700 -> 2.500 TEUs akan
400 menurunkan ongkos angkut
• Terdapat (indikasi) permasalahan keseimbangan supply dan
50% (~ USD 500/TEUs) demand (dan kebutuhan)
300
200
100
-
- 5.000 10.000 15.000 20.000 25.000
700 2500 TEUs Ukuran Kapal (TEUs)
9
KINERJA OPERASI TOL LAUT -3
5. Permasalahan Teknis dan Operasional Tol Laut
ü Keterbatasan aksesibilitas Pelabuhan dan integrasi dengan jaringan pelayanan moda angkutan
lain
ü Keterbatasan fasilitas bongkat muat dan lapangan penumpukan/pergudangan di Pelabuhan
menyebabkan waktu singgah kapal pada suatu pelabuhan dapat cukup lama dan biaya bongkar
yang tinggi (dan double handling)
ü Operasi bongkar-muat barang di Pelabuhan masih mengandalkan tenaga kerja lokal dengan jam
Pelabuhan kerja yang terbatas dan dikerjakan secara manual sehingga membutuhkan waktu lama
ü Tol Laut belum teritegrasi dengan moda transportasi lain di wilayah 3T, menyebabkan distribusi
barang tidak menjangkau wilayah keseluruhan (atau membutuhkan biaya yang tinggi)
ü Konektivitas antar trayek Tol Laut yang belum terpadu, menyebabkan operasi angkutan yang
tidak efisien dan efektif, antara lain trayek yang terlalu lama/panjang menyebabkan pelaku usaha
lebih memilih operator komersial dan komoditas yang mudah rusak/perishable tidak dapat Trayek
terangkut
ü Jenis kapal yang belum/tidak sesuai dengan komoditas angkut
ü Terdapat indikasi ‘persaingan’ muatan tol laut (bapokting, sesuai Permendag No. 53/2020
dengan muatan barang komersial
ü Pemintaan muatan balik yang sangat rendah
ü Produk unggulan yang potensial belum sepenuhnya memanfaatkan tol laut
Kapal dan Muatan ü Belum semua wilayah (daerah hinterland pelabuhan tujuan tol laut) menginformasikan potensi
komoditas lokalnya
10
PERUBAHAN DISPARITAS HARGA -1
Papua Papua Barat
200,0% 120,0%
100,0%
150,0%
80,0%
100,0% 60,0%
40,0%
50,0% 20,0%
0,0%
0,0% Beras Minyak Tepung Semen Daging Telur Daging Cabe Bawang
-20,0%
Beras Minyak Tepung Semen Daging Telur Daging Cabe Bawang goreng terigu sapi ayam ayam merah merah
goreng terigu sapi ayam ayam merah merah -40,0%
Sebelum Tol Laut (2016) Sesudah Tol Laut (2019) Sebelum Tol Laut (2016) Sesudah Tol Laut (2019)
13
SEBARAN ANGKUTAN UDARA PERINTIS
Peta Perintis Wilayah Papua
Manokwari
& Papua Barat TA. 2022
Sorong
Untuk sebaran rute angkutan
udara perintis pada wilayah
Papua dan Papua Barat terdapat
Jayapura 10 Korwil/KPA yaitu Sorong,
Manokwari, Elelim, Nabire,
Nabire Timika, Wamena, Dekai, Tanah
Merah, Merauke serta Oksibil
Wamena dengan total rute sebanyak 143
Rute Perintis Penumpang dan 34
Timika rute perintis kargo serta 1 rute
Dekai subsidi angkutan udara kargo.
Keterangan :
Tanah Merah
Jumlah Kota Terhubungi sebanyak :
67 kota untuk wilayah Papua dan
Papua Barat
Merauke
Sumber: Ditjen Hubud, Kemenhub, 2022
14
SEBARAN JEMBATAN UDARA (2022)
Korwil Tarakan Korwil Dekai
5 rute perintis kargo 11 rute perintis kargo
1. Tarakan – Binuang 1. Dekai – Holuwun
2. Tarakan – Laong Bawan 2. Dekai – Anggruk
3. Tarakan – Long Ampung 3. Dekai – Silimo
4. Tarakan – Long Sule 4. Dekai – Ninia
5. Tarakan – Long Layu 5. Dekai – Pasema
6. Dekai – Sobaham Korwil Oksibil
7. Dekai – Soba 11 rute perintis kargo
Tarakan 8. Dekai – Kosarek 1. Oksibil – Kowirok
9. Dekai – Fantehiek 2. Oksibil – Okibab
10. Dekai – Langda 3. Oksibil – Borme
11. Dekai – Dagi baru 4. Oksibil – Bime
Korwil Masamba 5. Oksibil – Teraplu
2 rute perintis kargo 6. Oksibil – Batom
1. Masamba – Seko 7. Oksibil – Aboy
2. Masamba – Rampi 8. Oksibil – Tinibil
9. Oksibil – Okbab
10. Oksibil – Merauke
Masamba 11. Oksibil – Dipikinzz
Timika
Wamena
20.000
t.t t.t t.t t.t
-
pi
u
s
ng h
r
m
l
ah
ai
la
to
ga
ra
ra
b
rig
ra
el
sa
iu
Gu
Ca
er
bo
se
cu
am
m
d
te
m
ng
m
Ke
ya
an
e
ng
ng
ay
gi
pr
ra
Ik
re
an
re
Da
pu
ng
s
lu
go
go
ra
Te
gi
Te
Ba
Be
Da
k
ya
ya
in
in
M
M
Jembatan Udara Non Jembatan Udara
5 Lintasan 15 Kendaraan
Sumber: Ditjen Hubdat, Kemenhub, 2022
18
ANGKUTAN PENYEBERANGAN No Lintasan Jarak (Mil) Ket
Maluku Utara
1 Bitung - Ternate (Bastiong) 148 Komersil
2 Bastiong - Sidangle 12 Komersil
Doi Daruba 3 Bastiong - Rum 16 Komersil
No Lintasan Jarak (Mil) Ket 4 Bastiong - Sofifi 13 Komersil
Tobelo
Bitung Doro Maluku 5 Bitung (Sulut) – Tobelo 222 Komersil
Subaim 1 Namlea -Galala 85 Komersil 6 Tobelo - Daruba 38 Komersil
Batang BastiongSindangole 2 Galala - Poka 0,5 Komersil 7 Tobelo - Pulau Doi 55 Perintis
dua Rum Sofifi 3 Waipirit - Hunimua 13 Komersil 8 Tobelo - Subaim 42 Perintis
Moti Gita Patani
Makian Weda 4 Namlea - Manipa 36 Perintis 9 Bastiong - Batang Dua 80 Perintis
Kayoa Sarpele 5 Ambalau - Galala 70 Perintis 10 Bastiong - Mati 37 Perintis
Gebe Waigeo
Saketa Gag 6 Ambalau - Namrole 17 Perintis 11 Bastiong - Gita 26 Perintis
Babang Manokwari 7 Teluk Bara - Sanana 75 Perintis 12 Moti - Makian 10 Perintis
Arefi Klademak
Kalobo Mokmer 8 Geser - Aimanang 5 Perintis 13 Makian - Kayoa 27 Perintis
Madopolo Dulbatan Numfor 14 Kayoa - Babang 42 Perintis
9 Geser - Gorom 38 Perintis
Banggai Wejim 15 Babang - Saketa 26 Perintis
Mangole Obi Linmalas Kabuena 10 Wahai - Fak fak 176 Perintis
Folley 11 Wahai - Waigama 81 Perintis 16 Daworo - Sofifi 8 Perintis
Bobong Sanana Waren 12 Letwurung - Dawelor 13 Perintis 17 Babang - Madapolo 59 Perintis
13 Lakor - Moa 27 Perintis 18 Madapolo - Obi 37 Perintis
Babo 19 Obi - Sanana 115 Perintis
Teluk Bara Wahai Wasior 14 Lakor - Sermatang 49 Perintis
Manipa Waipirit Lakor Fak Fak 15 Kisar - Damer 110 Perintis 20 Sanana - Mangole 5 Perintis
Namlea 21 Mangole - Bobong 90 Perintis
Kayeli Hunimua Amahai Nabire 16 Kisar - Leti 40 Perintis
Poka Nusa laut Aimanang 22 Weda - Patani 65 Perintis
Namrole Kaimana 17 Kisar - Ilwaki 92 Perintis
Ambalau Galala Geser Gorom 18 Kisar - Moa 50 Perintis 23 Patani - Gebe 63 Perintis
19 Ilwaki - Teluk Gurita 126 Perintis 24 Teluk Bara - Sanana 75 Perintis
Kasui Poumako 25 Gag - Gebe 74 Perintis
Kur 20 Larat - Tual 126 Perintis
21 Larat - Saumlaki 113 Perintis 26 Banggai - Bobong 75 Perintis
Banda Eli Papua Barat
22 Larat - Wunlah 50 Perintis
Tayando Lamerang Agats 52 Waigeo - Sorong (Kalandemak) 43 Perintis
Elat 23 Larat - Yaru 16 Perintis
Tual Dobo 53 Sorong (Kalandemak) - Arefi 58 Perintis
Weduar 24 Saumlaki - Dobo 260 Perintis
Benjina 54 Sorong (Kalandemak) - Linmalas 80 Perintis
Tabarfane 25 Saumlaki - Adaut 16 Perintis
55 Sorong (Kalandemak) - Folley 75 Perintis
26 Saumlaki - Seira 47 Perintis
56 Sorong (Kalandemak) - Wejim 80 Perintis
Damar Larat 27 Tayando - Tual 38 Perintis
57 Sorong (Kalandemak) - Dulbatan 75 Perintis
Wunlah 28 Tayando - Kur 43 Perintis
58 Sorong (Kalandemak) - Kalobo 20 Perintis
Dawelor Seira 29 Tayando - Tam 18 Perintis 59 Sorong (Kalandemak) - Sarpele 85 Perintis
30 Tual - Teor 86 Perintis
Moa 60 Sorong (Kalandemak) - Gag 90 Perintis
Ilwaki Letwurung Saumlaki 31 Tual - Aimanang 187 Perintis 61 Sorong (Kalandemak) - Waigama 143 Perintis
Kisar Leti Adaut 32 Tual - Kur 59 Perintis
Sermata 62 Sorong (Kalandemak) - Fak Fak 197 Perintis
33 Tual - Banda Eli 55 Perintis 63 Sorong (Kalandemak) - Babo 243 Perintis
Teluk 34 Tual - Tam 50 Perintis 64 Manokwari - Numfor 50 Perintis
Gurita Keterangan : 35 Tual - Weduar 30 Perintis 65 Manokwari - Biak 146 Perintis
36 Tual - Dobo 109 Perintis 66 Manokwari - Wasior 130 Perintis
Jalur Penyeberangan Perintis 37 Tual - Elat 23 Perintis 67 Fak Fak - Kaimana 165 Perintis
Jalur Penyeberangan Komersil 38 Tual - Kaimana 164 Perintis 68 Fak - fak - Wahai 176 Perintis
39 Dobo - pomako 210 Perintis
Pelabuhan Penyeberangan 40 Dobo - Bejina 40 Perintis
69 Wasior - Nabire 117 Perintis
Papua
41 Dobo Tabarfane 42 Perintis 70 Gorom - Kesui 43 Komersil
42 Dobo - Lamerang 0,8 Perintis 71 Kesui - Teor 19 Perintis
43 Aimanang - Ambon 170 Perintis 72 Kur - Kesui 57 Perintis
44 Amahai - Nalahia 23 Perintis 73 Wasior - Samabusa/Nabire 117 Perintis
45 Gorom - Kasui 43 Perintis 74 Waren - Nabire 110 Perintis
46 Wunlah - Seira 41 Perintis 75 Nabire - Serui 110 Perintis
Sumber: Dit. Transportasi SDP, Ditjen Hubdat, Kemenhub, 2021 47
48
Kesui - Teor
Kesui - Kur
19
57
Perintis
Perintis
76
77
Dobo - Pomako
Pomako - Agats
210
126
Perintis
Perintis
19
DUKUNGAN JARINGAN JALAN NASIONAL dan PROVINSI TERHADAP
PELABUHAN TOL LAUT di PAPUA BARAT
Ka
im
an
a-
Bi a
k
Sorong Manokwari
Jayapura/B
iak –
Manokwar
i
Oransbari
Pelabuhan Non Tol Laut :
Pel. Manokwari dilayani Jalan Nasional dan Jalan Kota Manokwari.
Tj. P
erak
W
Kokas
as
q Pel. Fak Fak, Pel.Kokas dan Pel.Kaimana dilayani oleh Jalan Provinsi
(T- 0
Wasior
io
r-
9)
Fak fak
Na
bi
re
KEMANTAPAN JALAN
) Kaimana
Jalan Nasional dan Jalan Provinsi:
11
(T- • Kemantapan Jalan baik + sedang 67,38%
ak
er
Tj
.P • Ruas Jalan Makbon-Mega (IRI:11,519), Furwanta-Warmenu
–
kF
ak (IRI:22,948), Ambuni-Tandia (IRI:13,11) dan Bofuer-Warmenu
F a
a k– ak (T
-30) Pomako -
Kokas
(IRI:21,874)
7) -
er Per
(T b o
.P na – Tj.
a Do
j
T a i ma
-2
k–K
an –
era
im ke
Tj. P
Ka rau
e
M
20
POLA DISTRIBUSI BARANG 4
ALUR DISTRIBUSI BARANG
Gudang Gerai Maritim
KONSUMEN/
Consignee memesan
melalui aplikasi tol laut RESELLER
(SITOLAUT),
Bintuni
Ons
2.688 nmi).
Kokas Dari Pelabuhan Manokwari
(T-09
Wasior
Fak fak q Distribusi ke kabupaten/kota menggunakan kapal perintis/pelayaran umum (angkutan orang dan barang),
)
er Tj
a
.P a im a
- uk
Pomako
-2 m
Tj k–K
bo ra
e
Tj. P orang dan barang) dilakukan oleh reseller
q Distribusi ke Kabupaten/Kota juga dilakukan melalui jalur darat (Kab. Tambraw, Kab. Maybrat, Kab. Sorong
Selatan, Seget) dilakukan oleh reseller menggunakan truck/double cabin.
q Pendistribusian ke Pulau Kabare wilayah kepulauan Raja Ampat di Kesyahbandaran Waisai, yang saat ini
dilayani oleh kapal perintis, terkendala Hukum adat yang meminta Ganti Rugi fasilitas ada Dermaga..
q Pulau Fani dilayani sabuk 96 hanya berlabuh untuk mengakut perbekalan di pos penjagaan pulau terluar
23
PERMASALAHAN ALUR DISTRIBUSI BARANG ke DAERAH 3TP
TATA NIAGA
§ Consignee memesan melalui aplikasi tol laut (SITOLAUT), Disperindagkop (Tidore) mengkoordinasi pendaftaran dari consignee dengan
membuat Delivery Order (DO) ke shipper – selanjutnya, pengiriman barang ke daerah 3TP dilakukan setelah proses pembayaran
divalidasi
1 § Pada saat terjadi ‘kekurangan’ volume pengiriman barang, (20-22 ton/cont. dari sebelumnya 24 ton/cont.), reseller mengambil barang
komersial (tanpa subsidi) di Ternate – dengan pertimbangan transaksi di Ternate bisa dilakukan dengan konsinyasi sedangkan melalui
Tol Laut harus bayar dimuka (memberikan kesulitan untuk reseller dengan modal terbatas)
§ Sebaga catatan, transaksi Tol Laut harus dibayar dimuka (memberikan kesulitan untuk reseller dengan modal terbatas)
SUBSIDI
§ Anggaran biaya/subsidi dialokasikan untuk meng-cover biaya transportasi barang secara terpisah berbasis moda angkutan
(transportasi laut, biaya kepelabuhanan dan biaya transportasi pra dan purna angkutan)
2 § Pada Program Tol Laut, subsidi dialokasikan untuk operasional kapal atau subsidi angkutan/muatan
§ Masih ditemui biaya angkut yang bervariasi dan tidak transparan, berimplikasi pada tingginya harga jual di hinterland tujuan
DISPARITAS HARGA
4 § Masih terdapat biaya angkut yang bervariasi dan tidak transparan, berimplikasi pada tingginya harga jual di hinterland tujuan
§ Disparitas harga barang di hinterland tujuan yang belum teratasi sebagai implikasi dari ‘terputusnya’ subsidi angkutan Tol Laut yang
hanya sampai di Pelabuhan tujuan dan tidak terhubung dengan subsidi moda lain.
§ Selain implikasi dari biaya purna angkutan tol laut, juga terdapat potensi permainan harga oleh reseller di hinterland tujuan, setelah
dari pelabuhan tujuan
24
ASAL TUJUAN PERGERAKAN 5
ASAL TUJUAN PERGERAKAN
ZONA
ZONA TUJUAN
ZONA
ASAL
ZONA
ZONA
26
ASAL TUJUAN PERGERAKAN
ZONA
Keterbatasan masalah data zona dengan
karakteristik yang sama
27
PERGERAKAN MANUSIA DAN BARANG
Pergerakan Antar Zona
Berupa:
ZONA
ZONA
ZONA
ZONA
Pergerakan Pergerakan
ZONA
ZONA Orang Barang
ZONA
ZONA
ZONA ZONA
ZONA ZONA
ZONA
ZONA ZONA
28
ASAL TUJUAN TRANSPORTASI NASIONAL
29
KOMODITAS BARANG ATTN 2016
https://attn-barang.dephub.go.id/data/site/front/?page=pergerakan
31
TUGAS KELOMPOK
• Kelompok dengan jumlah anggota maksimal 6 orang
• Bentuk tugas mengenai “Sesuatu” yang berkaitan dengan Sistem Konektivitas Transportasi, baik
itu di dalam negeri (level nasional, regional, provinsi, kota/kabupaten) ataupun luar negeri
• Dibuat dalam bentuk paparan (powerpoint)
• Jadwal Presentasi ditentukan oleh Dosen Kelas Hari ini
• Sistem Penilaian: Aspek Penilaian: Keaktifan dari anggota maupun audien dan
Pemahaman/pengetahuan masing-masing anggota
PRESENTASI
32