Anda di halaman 1dari 2

1.

Agar saudara jelaskan apa yang dimaksud dengan kepailitan dan Penundaan Kewajiban
Pembayaran Utang (PKPU) beserta dasar hukumnya?
Berdasarkan Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan
Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (“UU Kepailitan”), Kepailitan adalah sita umum atas semua
kekayaan Debitor Pailit yang pengurusan dan pemberesannya dilakukan oleh Kurator di bawah
pengawasan Hakim Pengawas.
Sedangkan, berdasarkan Pasal 222 UU Kepailitan jo. Pasal 228 ayat [5] UU Kepailitan, PKPU
sendiri tidak diberikan definisi oleh UU Kepailitan. Akan tetapi, dari rumusan pengaturan mengenai
PKPU dalam UU Kepailitan kita dapat melihat bahwa PKPU adalah sebuah cara yang digunakan oleh
debitur maupun kreditur dalam hal debitur atau kreditur menilai debitur tidak dapat atau diperkirakan
tidak akan dapat lagi melanjutkan pembayaran utang-utangnya yang sudah jatuh waktu dan dapat
ditagih, dengan maksud agar tercapai rencana perdamaian (meliputi tawaran pembayaran sebagian atau
seluruh utang kepada kreditur) antara debitur dan kreditur agar debitur tidak perlu dipailitkan.
2. Agar saudara sebutkan dan jelaskan pihak-pihak yang dapat mengajukan pailit beserta dasar
hukumnya?
Jawaban atas pertanyaan tersebut terdapat di dalam Pasal 2 UU 37/2014, yaitu:

 Debitor yang mempunyai dua atau lebih Kreditor dan tidak membayar lunas sedikitnya satu
utang yang telah jatuh waktu dan dapat ditagih, dinyatakan pailit dengan putusan Pengadilan,
baik atas permohonannya sendiri maupun atas permohonan satu atau lebih kreditornya.
 Dapat juga diajukan oleh kejaksaan untuk kepentingan umum.
 Dalam hal Debitor adalah bank, permohonan pernyataan pailit hanya dapat diajukan oleh Bank
Indonesia.
 Dalam hal Debitor adalah Perusahaan Efek, Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan,
Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, permohonan pernyataan pailit hanya dapat diajukan
oleh Badan Pengawas Pasar Modal.
 Dalam hal Debitor adalah Perusahaan Asuransi, Perusahaan Reasuransi, Dana Pensiun, atau
Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang kepentingan publik, permohonan
pernyataan pailit hanya dapat diajukan oleh Menteri Keuangan.
Jika diuraikan maka terdapat 6 pihak yang dapat mengajukan permohonan pailit antara lain:
1. Debitor yang memiliki hutang yang telah jatuh tempo terhadap 2 kreditor atau lebih dan tidak
dapat membayar salah satu dari hutang tersebut;
2. Kreditor yang meminjamkan uang kepada Debitor dengan mengajak 1 Kreditor lainnya untuk
mengajukan permohonan pailit;
3. Kejaksaan, atas alasan kepentingan umum;
4. Bank Indonesia, apabila debitornya adalah Bank;
5. Badan pengawas Pasar Modal, apabila debitor adalah Perusahaan Efek; dan
6. Menteri Keuangan, apabila debitornya adalah BUMN di bidang kepentingan public, perusahaan
dana pensiun, asuransi dan reasuransi.

3. Agar saudara jelaskan prosedur pengajuan permohonan pailit & pengajuan Gugatan Pailit di
Pengadilan Niaga?
Permohonan pailit bisa dilakukan jika telah memenuhi beberapa syarat dan prosedur yang
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Adapun syarat permohonan pailit yang harus
dipenuhi tersebut diantaranya:
1. Terdapat debitur (orang/badan yang berhutang) yang memiliki dua bahkan lebih kreditur
(orang/badan yang memberikan hutang/dihutangi), dimana minimal 1 diantaranya sudah jatuh
tempo dan bisa ditagih, maka terhadap kondisi tersebut dapat dinyatakan pailit dengan
keputusan pengadilan, baik itu atas permohonan pailit debitur sendiri ataupun atas permohonan
dari satu maupun lebih para krediturnya.
2. Hutang yang sudah jatuh tempo/dapat ditagih tidak dapat dibayar.
Tata Cara yang benar dalam mengajukan permohonan pailit berdasarkan pada Undang-Undang
No 37 Tahun 2004 mengenai kepailitan adalah seperti berikut ini:

 Permohonan pernyataan proses Pailit harus diajukan pada ketua pengadilan. Permohonan ini
diajukan melalui panitera sesuai dengan pasal 6 ayat 2;
 Selanjutnya Panitera akan menyampai kan permohonan tersebut kepada ketua pengadilan.
Permohonan penyataan Pailit tersebut paling lambat 2 hari setelah tanggal permohonan pailit
didaftarkan. Dalam tempo 3 hari sesudah mendaftar kan tanggal permohonan, pengadilan akan
menetapkan hari persidangan;
 Sidang pemeriksaan akan dilakukan dalam waktu paling lama 20 hari sesudah pendaftaran
tanggal permohonan pailit (pasal 6);
 Selanjutnya pengadilan akan memanggil pihak debitur apabila pihak kreditur, Kejaksaan ,Bank
Indonesia, Badan Pengawas Pasar Modal atau Menteri Keuangan yang mengajukan
permohonan pailit (pasal 8);
 Pengadilan bisa memanggil pihak Kreditur apabila pernyataan Pailit diajukan oleh Debitur dan
ada keraguan jika persyaratan pailit sudah terpenuhi (pasal 8);
 Proses pemanggilan biasanya dilakukan oleh juru sita dengan menggunakan surat kilat tercatat
paling lama 7 hari sebelum proses persidangan pertama dilaksanakan (pasal 8 ayat 2);
 Putusan kepailitan dari pengadilan mengenai permohonan pailit harus bisa dikabulkan jika ada
fakta yang memang membuktikan jika persyaratan pailit sudah lengkap dan keputusan tersebut
harus segera diucapkan, paling lambat selama 60 hari setelah tanggal pendaftaran (pasal 8); dan
 Keputusan mengenai permohonan pailit ini harus memuat secara lengkap segala pertimbangan
hukum yang mendasari keputusan tersebut lengkap dengan pendapat dari majelis hakim dan
wajib diucapkan dalam persidangan yang terbuka untuk umum dan bisa dilakukan lebih dulu
sekalipun pada putusan tersebut terdapat usaha hukum (pasal 8 ayat 7).

Anda mungkin juga menyukai