Anda di halaman 1dari 10

RAPAT KOORDINASI TEKNIS PERCEPATAN IMPLEMENTASI

PENERBITAN PERSETUJUAN BANGUNAN GEDUNG DI DAERAH

Peraturan Daerah tentang


Retribusi Persetujuan Bangunan Gedung

DIREKTUR KAPASITAS DAN PELAKSANAAN TRANSFER


DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN

Jakarta, 17 Desember 2021

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


Pengaturan PDRD dalam UU Cipta Kerja dan aturan pelaksanaannya

1 PENGHAPUSAN RETRIBUSI IZIN 2 PENYESUAIAN TARIF 3 PERUBAHAN RETRIBUSI


GANGGUAN

 Penyederhanaan perizinan berusaha salah Retribusi Persetujuan Bangunan Gedung (PBG)


satunya berupa penghapusan izin  Pemerintah dapat melakukan  Meniadakan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan dan
gangguan (HO). penyesuaian tarif Pajak dan Memunculkan Retribusi PBG
Retribusi yang berlaku untuk Retribusi Penggunaan Tenaga Kerja Asing (Penggunaan TKA)
 Retribusi izin gangguan dalam UU No. 28
Proyek Strategis Nasional.  Memberlakukan retribusi Penggunaan TKA sebagai pengganti
Th 2009 tidak diberlakukan lagi.
retribusi perpanjangan izin mempekerjakan tenaga kerja asing.

4 MEKANISME EVALUASI RAPERDA &


PENGAWASAN PERDA
5 INSENTIF
6 PENGENAAN SANKSI

 Menkeu dan Mendagri melakukan evaluasi


INSENTIF FISKAL OLEH DAERAH  Pengenaan sanksi berupa
Raperda & pengawasan Perda secara
 Kepala daerah dapat memberikan insentif fiskal kepada pelaku penundaan atau pemotongan
paralel.
usaha melalui penetapan Perkada. DAU dan/atau DBH.
 Evaluasi dan pengawasan dilakukan melalui DUKUNGAN INSENTIF ANGGARAN  Sanksi tersebut merupakan
pengujian Raperda dan Perda dengan  Dalam hal pelaksanaan penyederhanaan perizinan berusaha ultimum remedium untuk
kepentingan umum, peraturan per-UU-an menyebabkan berkurangnya pendapatan asli daerah yang memastikan kepatuhan.
yang lebih tinggi, serta kebijakan fiskal bersumber dari Pajak dan Retribusi, Pemerintah dapat
nasional. memberikan dukungan insentif anggaran bagi Pemerintah
Daerah.
 Raperda dan Perda yang tidak sesuai harus
diperbaiki oleh Kepala Daerah.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 2


PERUBAHAN RETRIBUSI PERSETUJUAN BANGUNAN GEDUNG (PBG)

Amanat Penyesuaian / Perubahan Perda mengenai Retribusi IMB menjadi Retribusi PBG

• Pasal 346 ayat (3)


Bangunan Gedung yang Urgensi
UU 28 Th
telah berdiri dan belum • Substansi pengaturan IMB sudah
2002 ttg tidak sesuai dengan peraturan
Bangunan memiliki PBG, untuk
PP 16/ perUU yang lebih tinggi (Ps. 18 PP
Gedung memperoleh PBG harus
2021 Perlu 10/2021)
mengurus SLF • Kesinambungan perizinan bangunan
berdasarkan PP Penyesuaian/ Gedung dan potensi pendapatan
UU No. 11 Th • Pasal 347 ayat (2) Pemda perubahan daerah dari retribusi agar tetap
2020 ttg Cipta harus menyediakan PBG peraturan terjaga dg tetap berpedoman pada
Kerja dalam jangka waktu 6 ketentuan yg berlaku.
daerah dan/atau
bulan sejak PP ditetapkan • Perubahan nomenklatur, subjek,
kepala daerah. objek, dan standardisasi formula
yang mencerminkan penyediaan
UU 28 Th PP 10/ Pasal 156 UU 28/2009: layanan berbasis pemenuhan
2009 ttg 2021 standar teknis
pengenaan retribusi
PDRD • Jaminan keselamatan melalui
harus ditetapkan dalam kewajiban penerbitan sertifikat laik
Perda fungsi (SLF)
• Pembenahan dan standardisasi
perizinan bangunan Gedung
mendongkrak ekosistem investasi
nasional

Tautan untuk mengunduh buku retribusi PBG dan pengaturan perda PBG https://bit.ly/pbgptka KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 3
LANDASAN HUKUM PUNGUTAN DI DAERAH

UU No. 23 Tahun 2014


UUD 1945 Tentang
UU No. 28 Tahun 2009
Tentang PDRD Pemerintahan Daerah
Pasal 23A
Pajak dan pungutan lain Pasal 156 Pasal 286
yang bersifat memaksa
untuk keperluan negara 1. Retribusi ditetapkan 1. Pajak daerah dan retribusi daerah
diatur dengan undang- dengan Peraturan Daerah. ditetapkan dengan undang-undang
undang. 2. Peraturan Daerah tentang yang pelaksanaan di Daerah diatur
Retribusi tidak dapat lebih lanjut dengan Perda.
berlaku surut. 2. Pemerintah Daerah dilarang
3. Dst. melakukan pungutan atau dengan
sebutan lain di luar yang diatur
dalam undang-undang.
3. Dst.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 4


Upaya untuk percepatan Perda Retribusi PBG

Dalam rangka percepatan penetapan peraturan daerah mengenai retribusi PBG, Pemda agar untuk
memperhatikan:
1) Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 011/5976/SJ tanggal 21 Oktober
2) Tata cara penghitungan tarif retribusi PBG dengan berpedoman pada PP No. 16 Tahun 2021
3) Buku Persetujuan Bangunan Gedung
4) Percepatan pembahasan dengan DPRD dengan tetap memenuhi ketentuan prosedur
pembentukan produk hukum daerah

Tautan untuk mengunduh buku retribusi PBG dan pengaturan perda PBG
https://bit.ly/pbgptka

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


Contoh Sistematika Raperda PBG

BAB I KETENTUAN UMUM BAB VII KEDALUARSA PENAGIHAN


BAB II NAMA, OBJEK, SUBJEK BAB VIII PEMERIKSAAN
BAB III GOLONGAN RETRIBUSI BAB IX INSENTIF PEMUNGUTAN
BAB IV CARA MENGUKUR TINGKAT BAB X PENYIDIKAN
PENGGUNAAN JASA BAB XI KETENTUAN PIDANA
BAB V PRINSIP DAN SASARAN BAB XII KETENTUAN PERALIHAN
PENETAPAN BESARAN TARIF BAB XIII KETENTUAN PENUTUP
BAB VI PEMUNGUTAN RETRIBUSI

Catatan:
Pemda dapat menyesuaikan sistematika raperda sesuai kebutuhan daerah

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


MUATAN RAPERDA (NAMA, OBJEK, TARIF) PBG (1)
KEMENTERIAN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
No Materi Raperda Rekomendasi Rumusan Raperda
1 Nama Dengan nama Retribusi PBG dipungut retribusi atas penerbitan PBG dan penerbitan SLF Bangunan Gedung
atau Prasarana Bangunan Gedung.
2 Objek (1) Objek retribusi adalah penerbitan PBG dan SLF.
(2) Penerbitan PBG dan SLF sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi kegiatan layanan konsultasi
pemenuhan standar teknis, penerbitan PBG, inspeksi bangunan gedung, penerbitan SLF dan SBKBG, serta
pencetakan plakat SLF.
(3) Penerbitan PBG dan SLF tersebut diberikan untuk permohonan persetujuan:
a. pembangunan baru;
b. Bangunan Gedung yang sudah terbangun dan belum memiliki PBG dan/atau SLF;
c. PBG perubahan untuk:
i. perubahan fungsi Bangunan Gedung;
ii. perubahan lapis Bangunan Gedung;
iii. perubahan luas Bangunan Gedung;
iv. perubahan tampak Bangunan Gedung;
v. perubahan spesifikasi dan dimensi komponen pada Bangunan Gedung yang mempengaruhi aspek
keselamatan dan/atau kesehatan;
vi. perkuatan Bangunan Gedung terhadap tingkat kerusakan sedang atau berat;
vii. perlindungan dan/atau pengembangan Bangunan Gedung cagar budaya; atau
viii. perbaikan Bangunan Gedung yang terletak di kawasan cagar budaya.
(4) PBG perubahan tidak diperlukan untuk pekerjaan pemeliharaan dan pekerjaan perawatan.
(5) Tidak termasuk objek retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah penerbitan PBG dan SLF untuk
bangunan milik pemerintah pusat, Pemerintah Daerah, atau bangunan yang memiliki fungsi keagamaan.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 7


MUATAN RAPERDA (NAMA, OBJEK, TARIF) PBG (2)
KEMENTERIAN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
No Materi Raperda Rekomendasi Rumusan Raperda
3 Subjek (1) Subjek retribusi PBG adalah setiap orang pribadi atau badan yang memperoleh PBG dan SLF.
(2) Wajib Retribusi PBG yang selanjutnya disebut Wajib Retribusi, adalah orang pribadi atau badan yang
diwajibkan untuk melakukan pembayaran Retribusi PBG.
4 Golongan Retribusi Retribusi PBG digolongkan sebagai Retribusi Perizinan Tertentu.
5 Cara Mengukur Tingkat (1) Besarnya retribusi PBG yang terutang dihitung berdasarkan perkalian antara tingkat penggunaan jasa atas
Penggunaan Jasa penyediaan layanan dan harga satuan retribusi PBG.
(2) Tingkat penggunaan jasa atas penyediaan layanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diukur
berdasarkan formula yang mencerminkan biaya penyelenggaraan penyediaan layanan.
(3) Harga satuan retribusi PBG sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
a. indeks lokalitas dan Standar Harga Satuan Tertinggi untuk Bangunan Gedung; atau
b. Harga satuan retribusi Prasarana Bangunan Gedung untuk Prasarana Bangunan Gedung.
(4) Formula sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri atas formula untuk:
a. Bangunan Gedung; dan
b. Prasarana Bangunan Gedung.
(5) Formula sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a terdiri atas:
a. Luas Total Lantai;
b. Indeks Terintegrasi; dan
c. Indeks Bangunan Gedung Terbangun.
(6) Formula sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b terdiri atas:
a. Volume;
b. Indeks Prasarana Bangunan Gedung; dan
c. Indeks Bangunan Gedung Terbangun.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 8


MUATAN RAPERDA (NAMA, OBJEK, TARIF) PBG (3)
KEMENTERIAN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
No Materi Raperda Rekomendasi Rumusan Raperda

6 Prinsip Penetapan (1) Prinsip dan sasaran penetapan besaran tarif retribusi PBG didasarkan pada tujuan untuk menutup sebagian atau seluruh *) (agar
Struktur dan dipilih salah satu) biaya penyelenggaraan penerbitan PBG dan SLF.
Besarnya Tarif (2) Biaya penyelenggaraan penerbitan PBG dan SLF sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi penerbitan dokumen PBG dan SLF,
Retribusi inspeksi Penilik bangunan, penegakan hukum, penatausahaan, dan biaya dampak negatif dari penerbitan PBG dan SLF tersebut.

7 Struktur dan (1) Struktur dan besaran tarif retribusi PBG ditetapkan berdasarkan kegiatan pemeriksaan pemenuhan standar teknis dan layanan
Besarnya Tarif konsultasi untuk:
Retribusi a. Bangunan Gedung
Tarif retribusi PBG untuk Bangunan Gedung dihitung berdasarkan Luas Total Lantai (LLt) dikalikan Indeks Lokalitas (Ilo) dikalikan
Standar Harga Satuan Tertinggi (SHST) dikalikan Indeks Terintegrasi (It) dikalikan Indeks Bangunan Gedung Terbangun (Ibg) atau
dengan rumus: LLt x (Ilo x SHST) x It x Ibg
b. Prasarana Bangunan Gedung
Tarif retribusi PBG untuk Prasarana Bangunan Gedung dihitung berdasarkan Volume (V) dikalikan Indeks Prasarana Bangunan
Gedung (I) dikalikan Indeks Bangunan Gedung Terbangun (Ibg) dikalikan harga satuan retribusi prasarana bangunan gedung
(HSpbg) atau dengan rumus: : V x I x Ibg x HSpbg
2) Indeks terintegrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung berdasarkan indeks fungsi (If) dikalikan penjumlahan dari bobot
parameter (bp) dikalikan indeks parameter (Ip) dikalikan faktor kepemilikan (Fm) atau dengan rumus If x ∑ (bp x Ip) x Fm
3) Struktur dan besaran tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 9


KEMENTERIAN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

TERIMA KASIH
Direktorat Jenderal Kementerian Keuangan RI
Perimbangan
Keuangan

DitjenPK @DitjenPK direktorat jenderal 1500420


ditjenpk perimbangan keuangan
Kemenkeu RI

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Anda mungkin juga menyukai