Direktorat PPKBLU
Januari 2023
• Definisi Dewas belum termasuk dalam satu kesatuan dengan • Menambahkan Sekretaris Dewas, Komite Audit dan Sekretariat
organ pendukung (Sekretaris Dewas, Komite Audit dan Dewas sebagai organ Dewas dalam definisi Dewas dan
Sekretariat Dewas) serta belum ada definisi dan penghasilan menambahkan definisi dan penghasilan Sekretariat Dewas
Sekretariat Dewas
• Mengatur KSO sebagai mekanisme pengelolaan aset. • Mengubah istilah “KSO” menjadi “Pemanfaatan Aset”, untuk
menyelaraskan dengan ketentuan pada PP 23/2005 jo PP
74/2012
• Belum diatur mengenai penilaian tata Kelola dan kinerja BLU • Menambahkan ketentuan mengenai penilaian tata Kelola dan
(maturity rating BLU)
kinerja BLU (maturity rating)
• Belum terdapat penegasan terkait salah satu syarat substantif • Diatur bahwa pemenuhan salah satu syarat substantif BLU yang
BLU yang harus merupakan satker yang menyelenggarakan harus merupakan satker yang menyelenggarakan pelayanan
pelayanan umum yang menghasilkan pendapatan umum yang menghasilkan pendapatan dibuktikan dengan
dokumen rencana tarif layanan
• Belum adanya ketentuan mengenai pelimpahan kewenangan • Menambahkan ketentuan mengenai Kewenangan untuk menunjuk
penunjukan Tim Penilai usulan penetapan penerapan PPK-BLU tim penilai dapat dilimpahkan kepada DJPb
• Belum adanya pengaturan mekanisme perbaikan • Menegaskan bahwa dalam hal terdapat perintah perbaikan
dokumen administratif oleh calon BLU pasca sidang penilaian dokumen persyaratan administratif oleh tim penilai, Satker
menyampaikan perbaikan kepada DJPb dengan ditembuskan
kepada Menteri/Pimp Lembaga pengusul paling lama 15 (lima
belas) hari kerja setelah ditetapkannya surat perintah perbaikan
dokumen persyaratan administratif.
• Belum ada penegasan mekanisme pembentukan BLU yang • Menegaskan bahwa proses pembentukan BLU yang diamanatkan
diamanatkan oleh UU/PP/Perpres. oleh UU/PP/Perpres mutatis mutandis dengan proses
pembentukan BLU pada umumnya.
• Mengatur penerapan PKBLU dapat dicabut berdasarkan hasil • Mengganti ketentuan bahwa penerapan PPKBLU dapat dicabut
monev dan penilaian kinerja. berdasarkan hasil monev serta penilaian tata kelola dan kinerja BLU.
• Belum diatur mengenai tindak lanjut yang harus dilakukan oleh • Menambahkan kewajiban yang harus dilakukan dalam masa transisi
satker BLU yang dicabut dan berubah menjadi satker BLU menjadi satker PNBP yaitu menyampaikan usulan jenis dan tarif atas
terkait kewajiban penyusunan tarif PNBP jenis penerimaan negara bukan pajak dalam hal berubah status
menjadi Satker penerimaan negara bukan pajak
• Belum ada penegasan mengenai perubahan jenis pelayanan • Menegaskan bahwa yang memerlukan sidang penilaian ulang
umum yang memerlukan sidang penilaian ulang adalah apabila terjadi perubahan jenis dan bidang pelayanan
umum atau berdasarkan hasil analisis Menkeu c.q. DJPb
memerlukan siding penilaian ulang
• Belum diatur adanya persyaratan melampirkan peraturan • Menambahkan persyaratan berupa peraturan Menteri/Pimpinan
menteri mengenai organisasi dan tata kerja BLU dalam Lembaga mengenai Organisasi dan Tata Kerja BLU dalam
pengajuan usulan perubahan nomenklatur BLU pengajuan usulan perubahan nomenklatur BLU
• Belum mengatur ketentuan penyusunan RPMK mengenai tarif • Menambahkan ketentuan bahwa Penyusunan RPMK mengenai
BLU tarif BLU dilakukan sesuai dengan teknik penyusunan
peraturan perundang-undangan.
• Belum diatur secara jelas 3 (tiga) jenis RBA yang disusun oleh • Diatur bahwa BLU menyusun RBA dalam rangka pagu indikatif, RBA
BLU sebagai lampiran RKAKL, dan RBA Definitif
• Pelibatan DJA dalam analisis RBA bersifat opsional • Pelibatan DJA dalam analisis RBA bersifat wajib
• Diatur bahwa dalam menyusun RBA yang merupakan bagian RKA-KL • Ditambahkan bahwa dalam menyusun RBA yang merupakan
hanya mengacu pada RSB dan pagu anggaran KL bagian dari RKA-K/L juga mempertimbangkan hasil analisis RBA
yang dilakukan oleh DJPb dan DJA
• Menegaskan ketentuan Pagu Anggaran BLU dalam RKA-K/L yang
• Belum menegaskan terkait ketentuan pagu anggaran KL pada Pasal
sumber dananya berasal dari pendapatan BLU dan surplus anggaran
11 ayat (3a) PP 74/2012 yang dirinci dalam satu program, satu
BLU, dirinci dalam satu program, satu kegiatan, satu klasifikasi rincian
kegiatan, satu KRO, dan jenis belanja
output, dan jenis belanja
Direktorat Jenderal Perbendaharaan 9
Pokok - Pokok Pengaturan Bab V – Pengelolaan Keuangan
BLU
• Definisi dan ketentuan investasi jk.pendek belum diatur secara jelas • Menegaskan definisi dan ketentuan investasi jangka pendek sehingga
dan kurang harmonis dengan pengaturan akuntansi BLU serta hanya lebih jelas dan harmonis dengan pengaturan akuntansi BLU serta
terbatas pada deposito. memperluas opsi instrumen investasi jk.pendek, tidak terbatas pada
deposito on call/deposito berjangka.
• Memperluas dasar pertimbangan penentuan bauran instrument
• Dalam menentukan bauran instrument investasi, hanya investasi sehingga tidak terbatas hanya pada kredibilitas bank tetapi
mensyaratkan untuk mempertimbangkan kredibilitas bank, belum kredibilitas lembaga penyedia instrument investasi untuk
mengakomodir lembaga penyedia instrument investasi selain bank mengakomodir instrument selain deposito
Direktorat Jenderal Perbendaharaan 10
Pokok - Pokok Pengaturan Bab V – Pengelolaan Keuangan
BLU
• Pedoman pengelolaan piutang yang ditetapkan oleh Pemimpin BLU • Menambahkan ketentuan mengenai keharusan memuat
belum diharuskan memuat mengenai keringanan piutang pengaturan keringanan piutang dalam pedoman pengelolaan
piutang yang ditetapkan oleh Pemimpin BLU
• Belum mengatur sanksi apabila Pemimpin BLU tidak melaksanakan • Mengatur pengenaan sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-
pengelolaan piutang. undangan bagi Pemimpin BLU yang tidak melaksanakan pengelolaan
piutang BLU
• Mengatur bahwa kebutuhan belanja operasional yang dapat dibiayai • Menambahkan ketentuan bahwa kebutuhan belanja operasional yang
dari pinjaman jk.pendek hanya pengeluaran yang dimaksudkan dapat dibiayai dari pinjaman jk.pendek tidak hanya kebutuhan
memberikan manfaat jangka pendek pengeluaran yang memberikan manfaat jangka pendek tetapi juga
yang memberikan manfaat jangka panjang dalam hal kewajiban
pembayaran telah jatuh tempo.
• Mengatur bahwa batasan pemanfaatan aset dan/atau KSM • Menyesuaikan kembali dengan PP 74/2012 sehingga
hanya dalam rangka tugas dan fungsi pada BLU (tidak sesuai Pemanfaatan Aset dan/atau KSM tidak terbatas dalam rangka
dengan PP 74/2012) tugas dan fungsi saja tetapi boleh untuk hal yang berkaitan atau
dalam rangka mendukung Tugas dan Fungsi BLU.
• Tarif yang dikenakan kepada masyarakat terhadap layanan • Tarif yang dikenakan kepada masyarakat terhadap layanan yang
yang dihasilkan dari KSO dan/atau KSM ditetapkan oleh dihasilkan dari Pemanfaatan Aset dan/atau KSM ditetapkan
Pemimpin BLU sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
• Belum mengatur jenis mitra pemanfaatan aset dan/atau KSM • Menambahkan mitra “badan hukum lainnya sesuai ketentuan
yang berupa badan hukum lainnya sesuai ketentuan peraturan peraturan perundang-undangan”
perundang-undangan, seperti: Tapera, BPJS, LPEI, PTNBH, dll.
• Belum mengatur jelas jenis pemanfaatan aset • Memperjelas istilah sewa, BSG dan BGS.
• Belum diatur mengenai jangka waktu sewa dalam • Mengatur ketentuan jangka waktu sewa dalam rangka
rangka kerjasama infrastruktur paling lama 50 tahun (menyelaraskan
Kerjasama infrastruktur dengan PMK 115/2020)
Direktorat Jenderal Perbendaharaan 13
Pokok - Pokok Pengaturan Bab V – Pengelolaan Keuangan
BLU
• Jangka waktu pelaksanaan KSM dibatasi paling lama 5 (lima) tahun • Menambahkan ketentuan bahwa jangka waktu KSM dapat melebihi
5 (lima) tahun setelah mendapat persetujuan Menkeu
• Belum diatur mengenai jenis imbalan dari pelaksanaan KSM • Memperjelas bahwa imbalan yang diterima dari pelaksanaan KSM
berupa kompensasi tetap, imbal hasil, dan/atau manfaat ekonomi
lainnya
• Belum terdapat pengaturan terkait pemilihan mitra untuk BGS/BSG • Mengatur pemilihan mitra BGS/BSG yang merupakan penugasan
yang merupakan penugasan pemerintah pemerintah, dapat dilakukan melalui mekanisme penunjukan
langsung. (Menyelaraskan dengan KMK 213/2021)
• Mekanisme pemilihan mitra yang ditetapkan oleh Pemimpin BLU • Menambahkan ketentuan bahwa mekanisme pemilihan mitra yang
hanya terbatas untuk pemanfaatan aset selain tanah dan/atau ditetapkan lebih lanjut oleh Pemimpin BLU, berlaku untuk sewa, BGS,
bangunan BSG, pemanfaatan aset berupa peralatan dan mesin milik Mitra, dan
KSM dengan kemampuan manajerial yang dimiliki Mitra
• Belum diatur mengenai dokumen persyaratan permohonan • Mengatur ketentuan bahwa persetujuan Menkeu terkait jangka waktu
persetujuan Menkeu terkait jangka waktu kerjasama yg melebihi kerjasama yg melebihi ketentuan standar, melampirkan analisis dan
ketentuan standar. evaluasi aspek finansial, teknis, hukum, sosial
• Belum diatur mengenai penyampaian laporan keuangan • Menambahkan ketentuan bahwa laporan keuangan
disampaikan kepada Dit.PPKBLU dan Kanwil DJPb setempat.
• Mengatur bahwa pemindahan saldo BLU ke BLU lain (transfer • Mengubah ketentuan bahwa pemindahan saldo BLU tidak lagi
kas BLU) hanya terbatas pada keadaan darurat dan/atau terbatas pada keadaan darurat dan/atau menghadapi
menghadapi ancaman yang membahayakan perekonomian ancaman yang membahayakan perekonomian nasional
nasional dan/atau stabilitas sistem keuangan dan belum ada dan/atau stabilitas sistem keuangan, tetapi untuk:
opsi pemindahan saldo dengan pengembalian a. meningkatkan layanan BLU; dan/atau
b. mempertahankan keberlanjutan layanan BLU.
• Pemindahan saldo dapat berupa pemindahan dengan
pengembalian atau tanpa pengembalian.
• Membatasi bahwa penilaian atas pengelolaan surplus/dana • Memperluas ketentuan bahwa penilaian atas pengelolaan
kelolaan BLU dalam rangka penarikan surplus/dana kelolaan, surplus/dana kelolaan BLU dalam rangka penarikan
mempertimbangkan hasil temuan BPK surplus/dana kelolaan mempertimbangkan hasil temuan
aparat pemeriksa, tidak hanya terbatas hasil temuan
BPK.
• Tidak ada pengaturan bagi BLU yang membutuhkan • Menambahkan ketentuan bahwa dalam hal BLU melaksanakan
pengecualian komposisi anggota Dewas mandat layanan yang berasal lebih dari 1 (satu) Kementerian
Negara/Lembaga, komposisi keanggotaan Dewan Pengawas
dapat dikecualikan dari ketentuan, dengan persetujuan Menteri
Keuangan.
• Belum ada ketentuan threshold pembentukan Komite Audit • Menambahkan ketentuan mengenai kriteria pembentukan
Komite Audit dimana hanya boleh dibentuk pada BLU yang
memiliki nilai omzet lebih besar dari Rp. 175 Miliar.
• Belum ada ketentuan mengenai penyampaian laporan dan • Menambahkan ketentuan apabila BLU memiliki Dewas, maka penyampaian
persetujuan apabila BLU belum memiliki Dewas laporan kepada Dewas dan hal-hal yang perlu mendapatkan persetujuan
oleh Dewas dilakukan oleh pejabat yang ditunjuk oleh Menteri/Pimpinan
Lembaga
Direktorat Jenderal Perbendaharaan
19
Pokok - Pokok Pengaturan Bab V – Pengelolaan Keuangan
BLU
• Belum ada ketentuan yang mengatur KAP untuk menyampaikan: • Menambahkan ketentuan bahwa laporan pemeriksaan yang
a. Laporan hasil pemeriksaan atas laporan keuangan BLU yang terdiri dari:
memuat opini; a. Laporan hasil pemeriksaan atas laporan keuangan BLU yang
b. Laporan hasil pemeriksaan atas Sistem Pengendalian Intern; memuat opini;
c. Laporan hasil pemeriksaaan atas kepatuhan terhadap b. Laporan hasil pemeriksaan atas Sistem Pengendalian Intern;
ketentuan peraturan perundang-undangan. c. Laporan hasil pemeriksaaan atas kepatuhan terhadap
kepada Pemimpin BLU, Dewan Pengawas atau pejabat yang ketentuan peraturan perundang-undangan.
ditunjuk, Menteri/Pimpinan Lembaga, dan Menteri Keuangan c.q. disampaikan oleh KAP kepada Pemimpin BLU, Dewan Pengawas
Direktur Jenderal Perbendaharaan atau pejabat yang ditunjuk, Menteri/Pimpinan Lembaga, dan
Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Perbendaharaan paling
lambat 10 (sepuluh) hari setelah batas akhir penyampaian Laporan
Keuangan Kementerian/Lembaga audited.
• Belum diatur bagaimana perlakuan apabila honorarium dan • Menambahkan ketentuan bahwa dalam hal honorarium dan insentif Komite
insentif komite audit dan/atau sekretariat dewas belum Audit dan/atau Sekretariat Dewan Pengawas belum ditetapkan dalam KMK
ditetapkan dalam KMK Remunerasi Remunerasi, Menteri/Pimpinan Lembaga mengajukan usulan honorarium
dan insentif Komite Audit dan/atau Sekretariat Dewan Pengawas untuk
ditetapkan dalam Keputusan Menteri Keuangan secara kolektif.
• Membatasi penggunaan metode dalam proses analisis dan • Memperluas ketentuan mengenai metode yang digunakan dalam
evaluasi jabatan, hanya pada metode 10 (sepuluh) faktor proses analisis dan evaluasi jabatan menjadi “metode yang disusun
penimbang Kementerian Keuangan cq Direktorat Jenderal Perbendaharaan” agar
tidak terbatas pada metode 10 (sepuluh) faktor penimbang saja,
• Belum terdapat pengaturan mengenai apa yang harus • Dalam hal ketentuan insentif Ketua dan Anggota Dewas masih
dilakukan apabila di dalam KMK Remunerasi diatur bahwa belum sesuai dengan ketentuan pada PMK, maka Menteri/Pimpinan
insentif Ketua dan Anggota Dewas masih belum sesuai dengan Lembaga mengajukan usulan insentif Ketua dan Anggota Dewas untuk
ketentuan pada PMK ditetapkan dalam KMK secara kolektif.
• Belum diatur mengenai panduan bagi Pemimpin BLU dalam • Dalam rangka menjaga tata kelola implementasi remunerasi BLU, maka
menyusun pedoman internal mengenai tata cara pemberian ditambahkan ketentuan bahwa Dirjen Perbendaharaan menyampaikan
remunerasi Surat Tindak Lanjut atas penetapan KMK kepada Pemimpin BLU
dengan ditembuskan kepada Menteri/Pimpinan Lembaga.
• Belum mengatur waktu dimulainya pelaksanaan penilaian • Menambahkan pengaturan bahwa penilaian terhadap laporan
terhadap laporan pelaksanaan tata kelola dan kinerja BLU pelaksanaan tata kelola dan kinerja BLU oleh assessor
oleh assessor independen. independen, mulai dilaksanakan pada waktu yang ditetapkan
oleh Dirjen Perbendaharaan
• Perjanjian kerja sama antara BLU dengan pihak lain yang masih menggunakan nomenklatur KSO sebelum berlakunya
PMK Revisi, dinyatakan masih tetap berlaku sampai berakhirnya perjanjian.
• Keanggotaan Komite Audit yang telah ditetapkan sebelum berlakunya Peraturan Menteri ini, tetap berlaku sampai dengan
berakhirnya masa jabatan keanggotaan Komite Audit sebagaimana telah ditetapkan dalam keputusan Dewan Pengawas.
• Menggabungkan seluruh pasal yang mengatur ketentuan mengenai penyampaian data, informasi, usulan, laporan, dokumen
kepada Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Perbendaharaan dalam proses pengelolaan BLU dilakukan melalui sistem
informasi yang dibangun oleh Direktorat Jenderal Perbendaharaan, diatur dalam 1 Pasal.