Anda di halaman 1dari 24

Sosialisasi

Peraturan Menteri Keuangan


Nomor PMK 202/PMK.05/2022
tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 129/PMK.05/2020 tentang
Pedoman Pengelolaan Badan Layanan Umum

Direktorat PPKBLU
Januari 2023

© 2022 Direktorat Jenderal Perbendaharaan


Latar Belakang
PMK 129/PMK.05/2020 merupakan omnibus law pengaturan BLU yang menyatukan 15 PMK menjadi 1 PMK. Substansi PMK BLU
Pedoman Pengelolaan BLU Simpel merupakan penggabungan dari pengaturan terkait pengelolaan BLU yang ditetapkan dari tahun
(PMK BLU Simpel) 2006 sampai dengan 2019 sehingga PMK terdiri dari 319 Pasal.

Latar Belakang diperlukannya Penyempurnaan Regulasi


Sistem penerimaan dan pembayaran, investasi jangka
 Fleksibilitas pendek, pemindahan saldo dengan atau tanpa pengembalian
Penguatan Pengaturan Implementasi Remunerasi, Persyaratan kompetensi Pejabat
Sesuai Karakteristik  Proses Bisnis dan Tata Kelola Keuangan, penyusunan kontrak kinerja dan implementasi
dan Tuntutan maturity rating

 Kelembagaan Organ Dewas meliputi Komite Audit dan Sekretariat Dewas

• UU Nomor 9 tahun 2018 ttg PNBP (pengenaan sanksi


pengelolaan piutang, keringanan denda dll)
Penyelarasan Regulasi PNBP, Pemanfaatan BMN,
• PMK Nomor 115/PMK.06/2020 tentang
Pengelolaan Piutang Pemanfaaatan BMN
(jangka waktu pemanfaatan s.d 50 th)
• PMK 163/PMK.06/2020
(Fleksibilitas tentang
penghapusan Pengelolaan Piutang
piutang)
Negara
Tindak Lanjut Rekomendasi BPK atas LKPP Pengaturan khusus terhadap dana BLU yang penggunaannya
sudah dibatasi oleh ketentuan peraturan perundang-undangan
2021 yang lain, tidak boleh ditarik tanpa pengembalian oleh BUN
Rekomendasi
• 18 (delapan belas) pasal dan 30 (tiga puluh) ayat, dihapus
Simplifikasi Penyederhanaan Peraturan • Re-clustering bab sesuai dengan substansi untuk lebih
memudahkan pemahaman pengaturan antar pasal-pasal
Direktorat Jenderal Perbendaharaan 2
Pokok - Pokok Pengaturan Bab I – Ketentuan
Umum
PMK 129/PMK.05/2020 PMK 202/PMK.05/2022
Ketentuan Umum Ketentuan Umum

• Definisi Dewas belum termasuk dalam satu kesatuan dengan • Menambahkan Sekretaris Dewas, Komite Audit dan Sekretariat
organ pendukung (Sekretaris Dewas, Komite Audit dan Dewas sebagai organ Dewas dalam definisi Dewas dan
Sekretariat Dewas) serta belum ada definisi dan penghasilan menambahkan definisi dan penghasilan Sekretariat Dewas
Sekretariat Dewas

• Mengatur KSO sebagai mekanisme pengelolaan aset. • Mengubah istilah “KSO” menjadi “Pemanfaatan Aset”, untuk
menyelaraskan dengan ketentuan pada PP 23/2005 jo PP
74/2012
• Belum diatur mengenai penilaian tata Kelola dan kinerja BLU • Menambahkan ketentuan mengenai penilaian tata Kelola dan
(maturity rating BLU)
kinerja BLU (maturity rating)

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 3


Pokok - Pokok Pengaturan Bab II – Tujuan dan
Asas
PMK 129/PMK.05/2020 PMK 202/PMK.05/2022
Asas Asas
• Belum ada penegasan bahwa kekayaan BLU merupakan • Menambahkan ketentuan sesuai UU 1/2004 bahwa BLU
kekayaan negara yang tidak dipisahkan dan dimanfaatkan merupakan kekayaan negara yang tidak dipisahkan dan
sepenuhnya untuk kegiatan BLU dimanfaatkan sepenuhnya untuk kegiatan BLU.

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 4


Pokok - Pokok Pengaturan Bab III – Persyaratan, Penetapan,
Pencabutan

PMK 129/PMK.05/2020 PMK 202/PMK.05/2022


Persyaratan Persyaratan
• Belum diatur mengenai taksonomi/clustering BLU secara • Diperkenalkan taksonomi/clustering BLU berdasarkan jenis dan
tegas bidang pelayanan sebagai berikut:
a. Jenis pelayanan umum penyediaan barang dan/atau jasa
pelayanan umum yang dapat berupa:
1) bidang kesehatan,
2) bidang pendidikan, dan
3) bidang lainnya;
b. Jenis pelayanan pengelolaan
tertentuumum
untuk wilayah/kawasan
tujuan
masyarakat atau layanan umum; dan/atau
meningkatkan
c. Jenis pelayanan umum pengelolaan dana perekonomian
khusus dalam
rangka meningkatkan ekonomi dan/atau pelayanan kepada
masyarakat.

• Belum terdapat penegasan terkait salah satu syarat substantif • Diatur bahwa pemenuhan salah satu syarat substantif BLU yang
BLU yang harus merupakan satker yang menyelenggarakan harus merupakan satker yang menyelenggarakan pelayanan
pelayanan umum yang menghasilkan pendapatan umum yang menghasilkan pendapatan dibuktikan dengan
dokumen rencana tarif layanan

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 5


Pokok - Pokok Pengaturan Bab III – Persyaratan, Penetapan,
Pencabutan

PMK 129/PMK.05/2020 PMK 202/PMK.05/2022


Penetapan Penetapan

• Belum adanya ketentuan mengenai pelimpahan kewenangan • Menambahkan ketentuan mengenai Kewenangan untuk menunjuk
penunjukan Tim Penilai usulan penetapan penerapan PPK-BLU tim penilai dapat dilimpahkan kepada DJPb

• Belum adanya pengaturan mekanisme perbaikan • Menegaskan bahwa dalam hal terdapat perintah perbaikan
dokumen administratif oleh calon BLU pasca sidang penilaian dokumen persyaratan administratif oleh tim penilai, Satker
menyampaikan perbaikan kepada DJPb dengan ditembuskan
kepada Menteri/Pimp Lembaga pengusul paling lama 15 (lima
belas) hari kerja setelah ditetapkannya surat perintah perbaikan
dokumen persyaratan administratif.

• Belum ada penegasan mekanisme pembentukan BLU yang • Menegaskan bahwa proses pembentukan BLU yang diamanatkan
diamanatkan oleh UU/PP/Perpres. oleh UU/PP/Perpres mutatis mutandis dengan proses
pembentukan BLU pada umumnya.

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 6


Pokok - Pokok Pengaturan Bab III – Persyaratan, Penetapan,
Pencabutan

PMK 129/PMK.05/2020 PMK 202/PMK.05/2022


Pencabutan dan Perubahan Pencabutan dan Perubahan

• Mengatur penerapan PKBLU dapat dicabut berdasarkan hasil • Mengganti ketentuan bahwa penerapan PPKBLU dapat dicabut
monev dan penilaian kinerja. berdasarkan hasil monev serta penilaian tata kelola dan kinerja BLU.

• Belum diatur mengenai tindak lanjut yang harus dilakukan oleh • Menambahkan kewajiban yang harus dilakukan dalam masa transisi
satker BLU yang dicabut dan berubah menjadi satker BLU menjadi satker PNBP yaitu menyampaikan usulan jenis dan tarif atas
terkait kewajiban penyusunan tarif PNBP jenis penerimaan negara bukan pajak dalam hal berubah status
menjadi Satker penerimaan negara bukan pajak

• Belum ada penegasan mengenai perubahan jenis pelayanan • Menegaskan bahwa yang memerlukan sidang penilaian ulang
umum yang memerlukan sidang penilaian ulang adalah apabila terjadi perubahan jenis dan bidang pelayanan
umum atau berdasarkan hasil analisis Menkeu c.q. DJPb
memerlukan siding penilaian ulang

• Belum diatur adanya persyaratan melampirkan peraturan • Menambahkan persyaratan berupa peraturan Menteri/Pimpinan
menteri mengenai organisasi dan tata kerja BLU dalam Lembaga mengenai Organisasi dan Tata Kerja BLU dalam
pengajuan usulan perubahan nomenklatur BLU pengajuan usulan perubahan nomenklatur BLU

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 7


Pokok - Pokok Pengaturan Bab IV – Standar dan Tarif
Layanan

PMK 129/PMK.05/2020 PMK 202/PMK.05/2022


Tarif Layanan Tarif Layanan
• Dasar perhitungan tarif layanan hanya berdasarkan 2 (dua) hal • Menambahkan ketentuan bahwa selain biaya per unit layanan
yaitu biaya per unit layanan atau hasil per investasi dana atau hasil per investasi dana, dasar penyusunan tarif layanan
juga dapat berdasarkan kebijakan pemerintah.

• Belum mengatur ketentuan penyusunan RPMK mengenai tarif • Menambahkan ketentuan bahwa Penyusunan RPMK mengenai
BLU tarif BLU dilakukan sesuai dengan teknik penyusunan
peraturan perundang-undangan.

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 8


Pokok - Pokok Pengaturan Bab V – Pengelolaan Keuangan
BLU

PMK 129/PMK.05/2020 PMK 202/PMK.05/2022


Rencana Strategis Bisnis Rencana Strategis Bisnis
• Belum terdapat pengaturan apabila periode Renstra BLU tidak linear • Menambahkan ketentuan bahwa RSB 5 (lima) tahunan disusun
dengan mengacu kepada Rencana Strategis Kementerian
dengan periode Renstra KL dan/atau apabila Renstra KL tidak
Negara/Lembaga dan/atau Surat Menteri/Pimpinan Lembaga
mencantumkan hal-hal yang terkait dengan arah strategis BLU
mengenai kebijakan strategis Kementerian Negara/Lembaga untuk
periode RSB yang akan disusun

Rencana Bisnis dan Anggaran Rencana Bisnis dan Anggaran


• Belum memasukkan pendapatan hibah sebagai pendapatan BLU • Menambahkan pendapatan hibah sebagai pendapatan BLU

• Belum diatur secara jelas 3 (tiga) jenis RBA yang disusun oleh • Diatur bahwa BLU menyusun RBA dalam rangka pagu indikatif, RBA
BLU sebagai lampiran RKAKL, dan RBA Definitif

• Pelibatan DJA dalam analisis RBA bersifat opsional • Pelibatan DJA dalam analisis RBA bersifat wajib

• Mengganti frasa “diketahui” menjadi “ditandatangani” dalam


• Revisi RBA Definitif hanya perlu diketahui oleh Dewas pengesahan revisi RBA

• Diatur bahwa dalam menyusun RBA yang merupakan bagian RKA-KL • Ditambahkan bahwa dalam menyusun RBA yang merupakan
hanya mengacu pada RSB dan pagu anggaran KL bagian dari RKA-K/L juga mempertimbangkan hasil analisis RBA
yang dilakukan oleh DJPb dan DJA
• Menegaskan ketentuan Pagu Anggaran BLU dalam RKA-K/L yang
• Belum menegaskan terkait ketentuan pagu anggaran KL pada Pasal
sumber dananya berasal dari pendapatan BLU dan surplus anggaran
11 ayat (3a) PP 74/2012 yang dirinci dalam satu program, satu
BLU, dirinci dalam satu program, satu kegiatan, satu klasifikasi rincian
kegiatan, satu KRO, dan jenis belanja
output, dan jenis belanja
Direktorat Jenderal Perbendaharaan 9
Pokok - Pokok Pengaturan Bab V – Pengelolaan Keuangan
BLU

PMK 129/PMK.05/2020 PMK 202/PMK.05/2022


Pendapatan dan Belanja Pendapatan dan Belanja
• Rincian penggunaan belanja pada BLU diatur secararigid • Meningkatkan fleksibilitas penggunaan belanja BLU dgn
sebagaimana tertuang dalam BAS menghilangkan batasan rincian penggunaan belanja pada BLU
sehingga penjelasan penggunaan cukup mengacu pada Kepdirjen
Perbendaharaan mengenai BAS

Pengelolaan Kas Pengelolaan Kas


• Belum ada penegasan jenis sistem perbankan dan/atau sistem • Menambahkan mekanisme sistem perbankan dan/atau sistem
pembayaran elektronik lain dalam pembayaran elektronik seperti: CMS, Kartu Kredit, Internet Banking,
transaksi penerimaan/pengeluaran Mobile Banking, Electronic Money/e-wallet,QRIS, sistem lainnya
sesuai peraturan per-UU-an
• Mengatur bahwa pelimpahan kas dari Rek.Ops Penerimaan ke • Mengubah ketentuan bahwa pelimpahan dari Rek.Ops Penerimaan ke
Rek.Ops Pengeluaran yang dilakukan dalam rangka penyaluran Rek.Ops Pengeluaran yang dilakukan dalam rangka penyaluran dana
dana terdiri dari berlanja terkait dgn layanan dan penyaluran layanan hanya terdiri dari belanja terkait dengan layanan saja, tidak
pembiayaan. termasuk penyaluran pembiayaan

• Definisi dan ketentuan investasi jk.pendek belum diatur secara jelas • Menegaskan definisi dan ketentuan investasi jangka pendek sehingga
dan kurang harmonis dengan pengaturan akuntansi BLU serta hanya lebih jelas dan harmonis dengan pengaturan akuntansi BLU serta
terbatas pada deposito. memperluas opsi instrumen investasi jk.pendek, tidak terbatas pada
deposito on call/deposito berjangka.
• Memperluas dasar pertimbangan penentuan bauran instrument
• Dalam menentukan bauran instrument investasi, hanya investasi sehingga tidak terbatas hanya pada kredibilitas bank tetapi
mensyaratkan untuk mempertimbangkan kredibilitas bank, belum kredibilitas lembaga penyedia instrument investasi untuk
mengakomodir lembaga penyedia instrument investasi selain bank mengakomodir instrument selain deposito
Direktorat Jenderal Perbendaharaan 10
Pokok - Pokok Pengaturan Bab V – Pengelolaan Keuangan
BLU

PMK 129/PMK.05/2020 PMK 202/PMK.05/2022


Pengelolaan Piutang Pengelolaan Piutang
• Pedoman Pengelolaan Piutang oleh Pemimpin BLU harus melalui • Mengatur bahwa Pedoman Pengelolaan Piutang yang diatur
persetujuan Menteri/Pimpinan Lembaga Pemimpin BLU tidak lagi memerlukan persetujuan Menteri/Pimp
Lembaga

• Pedoman pengelolaan piutang yang ditetapkan oleh Pemimpin BLU • Menambahkan ketentuan mengenai keharusan memuat
belum diharuskan memuat mengenai keringanan piutang pengaturan keringanan piutang dalam pedoman pengelolaan
piutang yang ditetapkan oleh Pemimpin BLU

• Menambahkan ketentuan bahwa Penghapusan piutang BLU tidak


• Penghapusan piutang BLU hanya bisa dilakukan dalam hal dinyatakan hanya dapat dilakukan dalam hal dinyatakan PSBDT oleh PUPN tetapi
sebagai PSBDT oleh PUPN
juga dalam hal dinyatakan PPNTO oleh Menteri/Pimpinan Lembaga

• Belum mengatur sanksi apabila Pemimpin BLU tidak melaksanakan • Mengatur pengenaan sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-
pengelolaan piutang. undangan bagi Pemimpin BLU yang tidak melaksanakan pengelolaan
piutang BLU

Pengelolaan Utang Pengelolaan Utang

• Mengatur bahwa kebutuhan belanja operasional yang dapat dibiayai • Menambahkan ketentuan bahwa kebutuhan belanja operasional yang
dari pinjaman jk.pendek hanya pengeluaran yang dimaksudkan dapat dibiayai dari pinjaman jk.pendek tidak hanya kebutuhan
memberikan manfaat jangka pendek pengeluaran yang memberikan manfaat jangka pendek tetapi juga
yang memberikan manfaat jangka panjang dalam hal kewajiban
pembayaran telah jatuh tempo.

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 11


Pokok - Pokok Pengaturan Bab V – Pengelolaan Keuangan
BLU

PMK PMK 202/PMK.05/2022


129/PMK.05/2020 Pemberian Pinjaman ke BLU

Pemberian Pinjaman ke BLU • Diganti dengan pengaturan mengenai pemindahan saldo


• Mengatur mekanisme pinjam meminjam antar BLU BLU ke BLU lain (transfer kas antar BLU)
*) selengkapnya akan dijelaskan pada Bagian Surplus
dan Defisit

Pengelolaan Barang Pengelolaan Barang


• Belum ada pengaturan bahwa PBJ pada BLU harus selaras • Menambahkan ketentuan bahwa Peraturan Pemimpin BLU
dengan peraturan LKPP mengenai PBJ pada BLU, disusun dengan memperhatikan
peraturan LKPP mengenai pedoman pengadaan barang/jasa
yang dikecualikan pada pengadaan barang/jasa pemerintah.

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 12


Pokok - Pokok Pengaturan Bab V – Pengelolaan Keuangan
BLU

PMK 129/PMK.05/2020 PMK 202/PMK.05/2022


Pengelolaan Aset Pengelolaan Aset
• Mengatur bahwa aset BLU dapat dijadikan dasar penerbitan • Mengubah pengaturan sehingga dasar penerbitan surat
surat berharga. berharga bukan “aset BLU” melainkan “manfaat dari
pengelolaan aset BLU”.

• Mengatur bahwa batasan pemanfaatan aset dan/atau KSM • Menyesuaikan kembali dengan PP 74/2012 sehingga
hanya dalam rangka tugas dan fungsi pada BLU (tidak sesuai Pemanfaatan Aset dan/atau KSM tidak terbatas dalam rangka
dengan PP 74/2012) tugas dan fungsi saja tetapi boleh untuk hal yang berkaitan atau
dalam rangka mendukung Tugas dan Fungsi BLU.

• Tarif yang dikenakan kepada masyarakat terhadap layanan • Tarif yang dikenakan kepada masyarakat terhadap layanan yang
yang dihasilkan dari KSO dan/atau KSM ditetapkan oleh dihasilkan dari Pemanfaatan Aset dan/atau KSM ditetapkan
Pemimpin BLU sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

• Belum mengatur jenis mitra pemanfaatan aset dan/atau KSM • Menambahkan mitra “badan hukum lainnya sesuai ketentuan
yang berupa badan hukum lainnya sesuai ketentuan peraturan peraturan perundang-undangan”
perundang-undangan, seperti: Tapera, BPJS, LPEI, PTNBH, dll.

• Belum mengatur jelas jenis pemanfaatan aset • Memperjelas istilah sewa, BSG dan BGS.

• Belum diatur mengenai jangka waktu sewa dalam • Mengatur ketentuan jangka waktu sewa dalam rangka
rangka kerjasama infrastruktur paling lama 50 tahun (menyelaraskan
Kerjasama infrastruktur dengan PMK 115/2020)
Direktorat Jenderal Perbendaharaan 13
Pokok - Pokok Pengaturan Bab V – Pengelolaan Keuangan
BLU

PMK 129/PMK.05/2020 PMK 202/PMK.05/2022


Pengelolaan Aset Pengelolaan Aset
• Belum ada penegasan bahwa imbalan wajib dari pemanfaatan aset • Memperjelas bahwa Pemimpin BLU menetapkan kompensasi tetap
dengan skema sewa, adalah berupa kompensasi tetap. dan dapat mengenakan imbal hasil kepada Mitra

• Jangka waktu pelaksanaan KSM dibatasi paling lama 5 (lima) tahun • Menambahkan ketentuan bahwa jangka waktu KSM dapat melebihi
5 (lima) tahun setelah mendapat persetujuan Menkeu

• Belum diatur mengenai jenis imbalan dari pelaksanaan KSM • Memperjelas bahwa imbalan yang diterima dari pelaksanaan KSM
berupa kompensasi tetap, imbal hasil, dan/atau manfaat ekonomi
lainnya

• Belum terdapat pengaturan terkait pemilihan mitra untuk BGS/BSG • Mengatur pemilihan mitra BGS/BSG yang merupakan penugasan
yang merupakan penugasan pemerintah pemerintah, dapat dilakukan melalui mekanisme penunjukan
langsung. (Menyelaraskan dengan KMK 213/2021)

• Mekanisme pemilihan mitra yang ditetapkan oleh Pemimpin BLU • Menambahkan ketentuan bahwa mekanisme pemilihan mitra yang
hanya terbatas untuk pemanfaatan aset selain tanah dan/atau ditetapkan lebih lanjut oleh Pemimpin BLU, berlaku untuk sewa, BGS,
bangunan BSG, pemanfaatan aset berupa peralatan dan mesin milik Mitra, dan
KSM dengan kemampuan manajerial yang dimiliki Mitra
• Belum diatur mengenai dokumen persyaratan permohonan • Mengatur ketentuan bahwa persetujuan Menkeu terkait jangka waktu
persetujuan Menkeu terkait jangka waktu kerjasama yg melebihi kerjasama yg melebihi ketentuan standar, melampirkan analisis dan
ketentuan standar. evaluasi aspek finansial, teknis, hukum, sosial

Direktorat Jenderal Perbendaharaan


14
Pokok - Pokok Pengaturan Bab V – Pengelolaan Keuangan
BLU

PMK 129/PMK.05/2020 PMK 202/PMK.05/2022


Akuntansi, Pelaporan, Pertanggungjawaban Akuntansi, Pelaporan, Pertanggungjawaban
• Mengatur bahwa laporan keuangan diaudit dan diberi opini • Menambahkan ketentuan bahwa laporan keuangan yang
oleh auditor diaudit dan diberi opini oleh auditor adalah laporan keuangan
yang memiliki nilai omzet atau aset tertentu:
a. realisasi Nilai Omzet menurut laporan realisasi anggaran
tahun terakhir, paling sedikit Rp30.000.000.000,00 (tiga
puluh miliar rupiah); atau
b. Nilai Aset menurut neraca tahun terakhir paling sedikit
Rp75.000.000.000,00 (tujuh puluh lima miliar rupiah)

• Belum diatur mengenai penyampaian laporan keuangan • Menambahkan ketentuan bahwa laporan keuangan
disampaikan kepada Dit.PPKBLU dan Kanwil DJPb setempat.

Direktorat Jenderal Perbendaharaan


15
Pokok - Pokok Pengaturan Bab V – Pengelolaan Keuangan
BLU

PMK 129/PMK.05/2020 PMK 202/PMK.05/2022


Surplus dan Defisit Surplus dan Defisit
• Belum ada pengecualian mengenai penarikan surplus • Menambahkan ketentuan bahwa penarikan dana yang dikelola
anggaran dan/atau dana kelolaan tanpa pengembalian pada oleh BLU tanpa pengembalian, dikecualikan terhadap BLU yang
BLU yang penarikan dan pemanfaatan dananya diatur penarikan dan pemanfaatan dananya diatur dalam peraturan
dalam peraturan perundang-undangan tersendiri perundang-undangan tersendiri

• Mengatur bahwa pemindahan saldo BLU ke BLU lain (transfer • Mengubah ketentuan bahwa pemindahan saldo BLU tidak lagi
kas BLU) hanya terbatas pada keadaan darurat dan/atau terbatas pada keadaan darurat dan/atau menghadapi
menghadapi ancaman yang membahayakan perekonomian ancaman yang membahayakan perekonomian nasional
nasional dan/atau stabilitas sistem keuangan dan belum ada dan/atau stabilitas sistem keuangan, tetapi untuk:
opsi pemindahan saldo dengan pengembalian a. meningkatkan layanan BLU; dan/atau
b. mempertahankan keberlanjutan layanan BLU.
• Pemindahan saldo dapat berupa pemindahan dengan
pengembalian atau tanpa pengembalian.

• Membatasi bahwa penilaian atas pengelolaan surplus/dana • Memperluas ketentuan bahwa penilaian atas pengelolaan
kelolaan BLU dalam rangka penarikan surplus/dana kelolaan, surplus/dana kelolaan BLU dalam rangka penarikan
mempertimbangkan hasil temuan BPK surplus/dana kelolaan mempertimbangkan hasil temuan
aparat pemeriksa, tidak hanya terbatas hasil temuan
BPK.

Direktorat Jenderal Perbendaharaan


16
Pokok - Pokok Pengaturan Bab V – Pengelolaan Keuangan
BLU

PMK 129/PMK.05/2020 PMK


Tata Kelola - Kelembagaan 202/PMK.05/2022
• Mengatur bahwa tugas unit usaha adalah • Menegaskan Tata
bahwaKelola
tugas - Kelembagaan
unit usaha melakukan
melakukan pengembangan layanan pengembanganadalah
usaha dan/atau layanan dalam
rangka mengoptimalkan sumber pendanaan untuk mendukung
kegiatan BLU
Tata Kelola – Pejabat Pengelola
Tata Kelola – Pejabat
• Salah satu persyaratan pejabat pengelola BLU non PNS hanya Pengelola
dibatasi “bukan pengurus partai politik”.
• Meluaskan ketentuan bahwa salah satu persyaratan pejabat
pengelola BLU non PNS tidak hanya dibatasi bukan pengurus partai
• Salah satu kriteria pengangkatan pejabat pengelola BLU adalah
politik, tetapi juga bukan anggota partai politik.
bahwa ybs harus berkomitmen bekerja penuh waktu
• Menegaskan ketentuan salah satu kriteria pengangkatan pejabat
• Belum diatur siapa yang berwenang mengangkat pejabat pengelola pengelola BLU bahwa ybs harus berkomitmen bekerja penuh waktu
sesuai dengan tugas dan fungsi jabatannya
• Menambahkan ketentuan bahwa pejabat pengelola diangkat oleh
• Terdapat pengaturan bahwa Pejabat keuangan baru dapat diangkat Menteri/Pimpinan Lembaga atau pejabat yang ditunjuk
setelah mendapat persetujuan Menkeu.
• Mengubah ketentuan menjadi “Pejabat keuangan harus memiliki
kompetensi mengenai pengelolaan keuangan BLU yang dibuktikan dengan
sertifikat pelatihan pengelolaan keuangan BLU yang diselenggarakan oleh
• Pejabat Pengelola dari tenaga profesional non-PNS diangkat Menteri Keuangan dalam jangka waktu paling lambat 3 (tiga) bulan sejak
dengan mekanisme kontrak menduduki jabatan sebagai Pejabat Keuangan.”
• Menegaskan ketentuan bahwa Pejabat Pengelola non PNS bukan
Direktorat Jenderal Perbendaharaan
melalui mekanisme kontrak melainkan melalui pengangkatan.
Pokok - Pokok Pengaturan Bab V – Pengelolaan Keuangan
BLU

PMK 129/PMK.05/2020 PMK 202/PMK.05/2022


Tata Kelola - Kepegawaian Tata Kelola - Kepegawaian
• Belum ada pengaturan mengenai aspek-aspek yang • Menambahkan ketentuan bahwa Persetujuan dari Menteri
dipertimbangkan dalam memproses persetujuan Menkeu Keuangan atas jumlah dan komposisi Pegawai dari tenaga
terkait perubahan jumlah dan komposisi Pegawai dari tenaga profesional non-PNS mempertimbangkan kondisi keuangan dan
profesional non-PNS kesesuaian dengan Rencana Strategis Bisnis BLU.

Dewan Pengawas Dewan Pengawas


• Belum ada pengaturan bahwa KL mengajukan usulan anggota • Menambahkan ketentuan bahwa untuk BLU yang telah
Dewas dalam hal threshold omzet atau aset BLU telah memenuhi syarat minimum pembentukan Dewas, Pembina
terpenuhi. Teknis mengajukan usulan anggota Dewas kepada Menkeu.

• Tidak ada pengaturan bagi BLU yang membutuhkan • Menambahkan ketentuan bahwa dalam hal BLU melaksanakan
pengecualian komposisi anggota Dewas mandat layanan yang berasal lebih dari 1 (satu) Kementerian
Negara/Lembaga, komposisi keanggotaan Dewan Pengawas
dapat dikecualikan dari ketentuan, dengan persetujuan Menteri
Keuangan.

• Belum ada ketentuan threshold pembentukan Komite Audit • Menambahkan ketentuan mengenai kriteria pembentukan
Komite Audit dimana hanya boleh dibentuk pada BLU yang
memiliki nilai omzet lebih besar dari Rp. 175 Miliar.

Direktorat Jenderal Perbendaharaan


18
Pokok - Pokok Pengaturan Bab V – Pengelolaan Keuangan
BLU

PMK PMK 202/PMK.05/2022


129/PMK.05/2020 Dewan Pengawas
• Menambahkan ketentuan mengenai jumlah dan komposisi Komite
Dewan Pengawas Audit, dimana jumlah Komite Audit 3 (tiga) orang termasuk ketua
• Belum ada ketentuan mengenai komposisi Komite Audit dengan komposisi keanggotaan terdiri atas:
a. 1 (satu) orang berasal dari unsur Dewan Pengawas sebagai Ketua
Komite Audit;
b. 1 (satu) orang berasal dari unsur pejabat/pegawai Kementerian
Keuangan atau pejabat/pegawai Kementerian Negara/Lembaga;
c. 1 (satu) orang berasal dari unsur tenaga ahli.

• Belum ada ketentuan threshold pembentukan • Menambahkan ketentuan bahwa:


Sekretariat Dewas dan ketentuan detail terkait Sekretariat  Sekretariat Dewas dapat dibentuk apabila BLU memenuhi syarat minimum
realisasi nilai omzet tahunan menurut laporan realisasi anggaran tahun
Dewas.
terakhir, lebih besar dari Rp. 175 Miliar
 Anggota sekretariat Dewas dapat berasal dari pegawai BLU,
pejabat/pegawai Kementerian Negara/Lembaga, pejabat/pegawai
Kementerian Keuangan, atau professional.
 Sekretariat Dewas beranggotakan paling banyak 2 (dua) orang
 Masa jabatan anggota Sekretariat Dewas paling lama 5 (lima) tahun
sesuai dgn masa keanggotaan Dewas, dgn tidak mengurangi hak Dewas
utk memberhentikannya sewaktu-waktu.

• Belum ada ketentuan mengenai penyampaian laporan dan • Menambahkan ketentuan apabila BLU memiliki Dewas, maka penyampaian
persetujuan apabila BLU belum memiliki Dewas laporan kepada Dewas dan hal-hal yang perlu mendapatkan persetujuan
oleh Dewas dilakukan oleh pejabat yang ditunjuk oleh Menteri/Pimpinan
Lembaga
Direktorat Jenderal Perbendaharaan
19
Pokok - Pokok Pengaturan Bab V – Pengelolaan Keuangan
BLU

PMK 129/PMK.05/2020 PMK 202/PMK.05/2022


Pemeriksaan Ekstern Pemeriksaan Esktern
• Belum ada pengaturan mengenai teknis proses pemilihan KAP • Menambahkan ketentuan dalam hal penunjukan KAP
dilaksanakan melalui pengadaan langsung dengan permintaan
penawaran atau tender, proses pemilihan dapat dilakukan oleh
unit yang bertanggungjawab terhadap layanan pengadaan
barang dan jasa pada BLU dengan tidak menghilangkan
kewajiban Dewan Pengawas untuk melakukan penunjukan KAP.

• Belum ada ketentuan yang mengatur KAP untuk menyampaikan: • Menambahkan ketentuan bahwa laporan pemeriksaan yang
a. Laporan hasil pemeriksaan atas laporan keuangan BLU yang terdiri dari:
memuat opini; a. Laporan hasil pemeriksaan atas laporan keuangan BLU yang
b. Laporan hasil pemeriksaan atas Sistem Pengendalian Intern; memuat opini;
c. Laporan hasil pemeriksaaan atas kepatuhan terhadap b. Laporan hasil pemeriksaan atas Sistem Pengendalian Intern;
ketentuan peraturan perundang-undangan. c. Laporan hasil pemeriksaaan atas kepatuhan terhadap
kepada Pemimpin BLU, Dewan Pengawas atau pejabat yang ketentuan peraturan perundang-undangan.
ditunjuk, Menteri/Pimpinan Lembaga, dan Menteri Keuangan c.q. disampaikan oleh KAP kepada Pemimpin BLU, Dewan Pengawas
Direktur Jenderal Perbendaharaan atau pejabat yang ditunjuk, Menteri/Pimpinan Lembaga, dan
Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Perbendaharaan paling
lambat 10 (sepuluh) hari setelah batas akhir penyampaian Laporan
Keuangan Kementerian/Lembaga audited.

Direktorat Jenderal Perbendaharaan


20
Pokok - Pokok Pengaturan Bab V – Pengelolaan Keuangan
BLU

PMK 129/PMK.05/2020 PMK 202/PMK.05/2022


Remunerasi Remunerasi
• Belum terdapat pengaturan bahwa remunerasi dapat • Menambahkan ketentuan bahwa anggota Sekretariat Dewan
diberikan kepada anggota Sekretaris Dewan Pengawas Pengawas dapat diberikan remunerasi

• Belum diatur bagaimana perlakuan apabila honorarium dan • Menambahkan ketentuan bahwa dalam hal honorarium dan insentif Komite
insentif komite audit dan/atau sekretariat dewas belum Audit dan/atau Sekretariat Dewan Pengawas belum ditetapkan dalam KMK
ditetapkan dalam KMK Remunerasi Remunerasi, Menteri/Pimpinan Lembaga mengajukan usulan honorarium
dan insentif Komite Audit dan/atau Sekretariat Dewan Pengawas untuk
ditetapkan dalam Keputusan Menteri Keuangan secara kolektif.

• Membatasi penggunaan metode dalam proses analisis dan • Memperluas ketentuan mengenai metode yang digunakan dalam
evaluasi jabatan, hanya pada metode 10 (sepuluh) faktor proses analisis dan evaluasi jabatan menjadi “metode yang disusun
penimbang Kementerian Keuangan cq Direktorat Jenderal Perbendaharaan” agar
tidak terbatas pada metode 10 (sepuluh) faktor penimbang saja,

• Belum terdapat pengaturan mengenai apa yang harus • Dalam hal ketentuan insentif Ketua dan Anggota Dewas masih
dilakukan apabila di dalam KMK Remunerasi diatur bahwa belum sesuai dengan ketentuan pada PMK, maka Menteri/Pimpinan
insentif Ketua dan Anggota Dewas masih belum sesuai dengan Lembaga mengajukan usulan insentif Ketua dan Anggota Dewas untuk
ketentuan pada PMK ditetapkan dalam KMK secara kolektif.

• Belum diatur mengenai panduan bagi Pemimpin BLU dalam • Dalam rangka menjaga tata kelola implementasi remunerasi BLU, maka
menyusun pedoman internal mengenai tata cara pemberian ditambahkan ketentuan bahwa Dirjen Perbendaharaan menyampaikan
remunerasi Surat Tindak Lanjut atas penetapan KMK kepada Pemimpin BLU
dengan ditembuskan kepada Menteri/Pimpinan Lembaga.

Direktorat Jenderal Perbendaharaan


21
Pokok - Pokok Pengaturan Bab VI – Tata Kelola dan Kinerja
BLU

PMK 129/PMK.05/2020 PMK 202/PMK.05/2022


Tata Kelola dan Kinerja Tata Kelola dan Kinerja
• Pengaturan mengenai Kontrak kinerja hanya mewajibkan • Menambahkan pengaturan bahwa seluruh BLU wajib
kepada BLU yang sudah menerapkan KMK Remunerasi. menyusun Kontrak Kinerja antara Pemimpin BLU dengan
Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Perbendaharaan.

• Belum mengatur waktu dimulainya pelaksanaan penilaian • Menambahkan pengaturan bahwa penilaian terhadap laporan
terhadap laporan pelaksanaan tata kelola dan kinerja BLU pelaksanaan tata kelola dan kinerja BLU oleh assessor
oleh assessor independen. independen, mulai dilaksanakan pada waktu yang ditetapkan
oleh Dirjen Perbendaharaan

Direktorat Jenderal Perbendaharaan


22
Pokok - Pokok Pengaturan

Bab VIA – Ketentuan Peralihan

• Perjanjian kerja sama antara BLU dengan pihak lain yang masih menggunakan nomenklatur KSO sebelum berlakunya
PMK Revisi, dinyatakan masih tetap berlaku sampai berakhirnya perjanjian.

• Keanggotaan Komite Audit yang telah ditetapkan sebelum berlakunya Peraturan Menteri ini, tetap berlaku sampai dengan
berakhirnya masa jabatan keanggotaan Komite Audit sebagaimana telah ditetapkan dalam keputusan Dewan Pengawas.

Bab VIB – Ketentuan Lain-Lain

• Menggabungkan seluruh pasal yang mengatur ketentuan mengenai penyampaian data, informasi, usulan, laporan, dokumen
kepada Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Perbendaharaan dalam proses pengelolaan BLU dilakukan melalui sistem
informasi yang dibangun oleh Direktorat Jenderal Perbendaharaan, diatur dalam 1 Pasal.

Direktorat Jenderal Perbendaharaan


23
Terima Kasih

www.djpb.kemenkeu.go.id @ditjenperbendaharaan Direktorat Jenderal Perbendaharaan @DJPbKemenkeu_RI


DJPb.KemenkeuRI
- DJPb Kemenkeu RI

© 2022 Direktorat Jenderal Perbendaharaan 24

Anda mungkin juga menyukai