Anda di halaman 1dari 11

Permasalahan Drainase Perkotaan

Abstrak
Saat ini begitu banyak permasalahan lingkungan yang terjadi. Mulai dari banjir,
polusi udara, longsor, hingga kurangnya air bersih. Berbagai permasalahan itu
terjadi akibat kelalaian kita dalam menjaga lingkungan. Kini banjir sudah umum
terjadi di kawasan perkotaan. Persoalan ini diakibatkan karena berbagai hal, salah
satu penyebabnya adalah kurangnya perhatian dalam mengelola sistem drainase.
Sistem drainase sendiri terdiri dari empat macam, yaitu sistem drainase primer,
sistem drainase sekunder, sistem drainase tersier dan sistem drainase kuarter.
Sistem drainase ini memiliki peran dan fungsinya masing-masing. Sudah
seharusnya bahwa fungsi drainase ini tidak dialihfungsikan atau berfungsi ganda
sebagai saluran irigasi, yang kini marak terjadi. Alih fungsi ini tidak hanya
menimbulkan satu permasalahan saja, tetapi nantinya akan timbula kekacauan
dalam penanganan sistem drainase pula. Jenis-jenis drainase dibagi berdasarkan
letak salurannya, sejarah terbentuknya, berdasarkan konstruksi, dan berdasarkan
fungsinya. Sepanjang aliran drainase banyak ditemukan bangunan pendukung serta
pelengkapnya. Bangunan-bangunan pendukung drainase dibagi menjadi dua, yaitu
bangunan struktur dan bangunan non struktur. Sedangkan bangunan pelengkap
saluran drainase adalah catch basin, inlet, headwall, shipon, manhole, gorong-
gorong, bangunan terjun, dan bangunan got miring. Pada sistem drainase dan
bangunan pelengkap saluran drainase banyak ditemukan permasalahan yang
terjadi. Permasalahan-permasalahan ini terjadi akibat adanya peningkatan debit
pada saluran drainase. Penyebab lainnya adalah karena peningkatan jumlah
penduduk, amblesan tanah, penyempitan dan pendangkalan saluran, serta sampah
di saluran drainase. Oleh karena itu, sudah seharusnya masyaraka dan Pemkot
menyadari pentingnya fungsi saluran drainase, khususnya drainase di perkotaan,
serta permasalahan yang terjadi di perkotaan.
Keyword : drainase perkotaan

Pendahuluan
Air adalah sumber kehidupan manusia yang harus dijaga kelestariannya. Namun,
permasalahan air adalah permasalahan yang tidak kunjung usai. Segala bentuk
permasalahannya serta sistemnya patut dijadikan permasalahan utama dalam
kehidupan perkotaan, khususnya sistem drainase perkotaan. Banyak yang menjadi
permasalahan dan kendala dalam sistem drainase perkotaan. Mulai dari sampah,
sungai tercemar, pembuangan limbah di saluran drainase, hingga banjir. Selain itu
faktor pertambahan penduduk juga ikut memberikan kontribusi dalam
permasalahan sistem drainase di perkotaan. Pertumbuhan penduduk dan
pembangunan yang begitu cepat menyebabkan perubahan tata guna lahan. Banyak
lahan yang awalnya berupa daerah resapan, kini telah berubah menjadi kawasan
pemukiman, industri, perkantoran dan perdagangan. Dampak yang nyata dari
perubahan tata guna lahan tersebut adalah meningkatnya aliran permukaan
sekaligus menurunkan resapan air tanah. Selanjutnya akibat yang timbul adalah
distribusi air yang timpang antara musim penghujan dengan musim kemarau. Debit
banjir meningkat dan ancaman kekeringan semakin nyata. Bencana banjir maupun
kekeringan telah menimbulkan kerugian yang sangat besar, bahkan juga memakan
korban. Segala permasalahan lingkungan tersebut merupakan tanggung jawab kita
yang harus diselesaikan bersama.
Berdasarkan siklus air, air hujan turun ke bumi kemudian meresap di dalam tanah.
Air yang meresap ke dalam tanah ini akan mengalir menuju hilir. Sedangkan air
hujan yang tidak dapat meresap ke dalam tanah, melimpas, menjadi genangan di
permukaan atau mengalir ke sungai. Air sungai mengalir menuju hilir atau
bermuara di lautan. Siklus ini akan terus berulang hingga air dari penguapan laut
turun kembali sebagai hujan. Siklus air alami ini tidak akan menyebabkan
permasalahan ketika air tidak ”diganggu” alirannya. Gangguan ini dapat berupa
pembatasan gerak air, pencemaran lingkungan atau juga pengurangan jumlah air
yang meresap ke tanah. Namun, permasalahan saat ini adalah keterbatasan dalam
penyediaan jumlah air bersih. Hal ini disebabkan oleh air hujan yang turun ke
permukaan tanah, tidak diberi kesempatan untuk meresap ke dalam tanah sebagai
cadangan air tanah. Akibatnya tanah tidak memiliki cadangan air tanah sehingga
mengakibatkan kekeringan. Sementara itu, saat hujan turun jalan-jalan tergenang
oleh air hujan atau bahkan luapan air dari saluran drainase. Hal ini disebabkan
karena penyempitan dan pengurangan saluran drainase akibat meningkatnya
jumlah penduduk. Permasalahan drainase ini juga diperparah oleh banyaknya
sedimentasi tanah dan sampah di saluran drainase dan sungai.
Drainase yang berasal dari kata to drain yang berarti mengeringkan atau
mengalirkan air drainase. Ini merupakan suatu sistem pembuangan air bersih dan
air limbah dari daerah pemukiman, badan jalan dan permukaan perkerasan lainnya.
Selain itu juga dapat berupa penyaluran kelebihan air, baik air hujan, air limbah
maupun air kotor lainnya. Air kotor ini berasal dari suatu kawasan yang mengalir
menuju bangunan resapan buatan. Sistem drainase juga dapat didefinisikan
sebagai pembuangan air permukaan atau air tanah dari suatu daerah baik secara
gravitasi maupun dengan pompa (Sutanto 1992:199). Pemahaman secara umum
mengenai drainase perkotaan adalah suatu ilmu dari drainase yang
mengkhususkan pengkajian pada kawasan perkotaan. Ini merupakan suatu sistem
pengeringan dari pengaliran air di wilayah perkotaan yang meliputi pemukiman,
kawasan industri dan perdagangan, rumah sakit, lapangan olahraga, lapangan
terbang, instalasi listrik dan telekomunikasi. Selain itu juga termasuk tempat-
tempat lainnya yang merupakan bagian dari sarana kota yang berfungsi
mengendalikan kelebihan air permukaan, sehingga menimbulkan dampak negatif
dan dampak memberikan manfaat bagi kegiatan kehidupan manusia.
Jenis Drainase
A. Menurut Letak Saluran
1. Drainase Permukaan Tanah, yaitu saluran drainase yang berada di atas
permukaan tanah, yang berfungsi untuk mengalirkan air limpasan permukaan.
Analisa alirannya merupakan analisa open channel flow.
2. Drainase Bawah Permukaan, yaitu saluran drainase yang bertujuan mengalirkan
air limpasan permukaan melalui media di bawah permukaan tanah karena alasan-
alasan tertentu. Alasan tersebut antara lain karena tuntutan fungsi permukaan
tanah yang tidak memperbolehkan adanya saluran di permukaan tanah, seperti
lapangan sepak bola, taman, dan lapangan terbang.

B. Menurut Sejarah Terbentuknya


1. Drainase Alamiah, yaitu sistem drainase yang terbentuk secara alami dan tidak
ada unsur campur tangan manusia. Pada daerah yang belum berkembang, drainase
terjadi secara alamiah sebagai bagian dari siklus hidrologi. Drainase alami ini
berlangsung tidak secara statis, melainkan terus berubah secara konstan menurut
keadaan fisik lingkungan sekitar.
2. Drainase Buatan, yaitu saluran drainase yang dibentuk berdasarkan analisis ilmu
drainase, untuk mentukan debit akibat hujan, dan dimensi saluran. Drainase buatan
dibagi menjadi 3 berdasarkan tempatnya, yaitu
a) Drainase jalan raya
Salah satu aspek terpenting dalam perencanaan jalan raya adalah melindungi jalan
dari permukaan air dan air tanah. Genangan air di permukaan jalan memperlambat
laju kendaraan dan memberikan andil terjadinya kecelakaan akibat permukaan
jalan yang licin. Berdasarkan fungsinya drainase jalan dibedakan menjadi drainase
permukaan dan drainase bawah permukaan. (Suripin, 2004)
1) Drainase permukaan
Drainase permukaan ditujukan untuk menghilangkan air hujan dari permukaan jalan
sehingga lalu lintas dapat melaju dengan aman dan efisien, serta untuk
menampung air tanah dan air permukaan yang menuju jalan. Fungsi yang lain
adalah untuk membawa air menyeberang alinement jalan secara terkendali. Fungsi
drainase ini memerlukan bangunan drainase melintang, seperti gorong-gorong dan
jembatan. Disamping itu juga untuk meminimalkan penetrasi air hujan ke dalam
struktur jalan.
2) Drainase bawah permukaan
Drainase bawah permukaan ditujukan untuk mencegah masuknya air kedalam
struktur jalan dan mengeluarkan air dari struktur jalan, sehingga tidak
menimbulkan kerusakan pada jalan.
b) Drainase lapangan terbang
Sistem drainase yang memadai untuk membuang air permukaaan dan air dari
bawah permukaan pada lapangan terbang merupakan komponen vital untuk
keselamatan pesawat dan umur peerkerasan. Drainase yang tidak memadai
mengakibatkan terbentuknya gelombang pada perkerasan yang membahayakan
pesawat pada saat tinggal landas maupun mendarat. Drainase yang tidak baik juga
dapat mempercepat kerusakan perkerasan. Drainase lapangan terbang berfungsi
untuk membuang air permukaan dan air bawah tanah dari lapangan terbang. Selain
itu, juga berfungsi untuk intersepsi dan mengalirkan air permukaan dan air tanah
yang berasal dari lapangan terbang. (Suripin, 2004)
Berdasarkan fungsinya, drainase lapangan terbang terdiri dari dua bagian, yaitu
drainase permukaan dan drainase bawah permukaan. (Suripin, 2004)
1) Drainase permukaan
Drainase permukaan berfungsi untuk menangani air permukaan, khususnya air
yang berasal dari air hujan.
2) Drainase bawah permukaan
Drainase bawah permukaan berfungsi untuk membuang air dari base course dan air
bawah permukaan, serta menerima dan membuang air dari l lapisan tembus air.
c) Drainase lapangan olahraga
Drainase lapangan olahraga direncanakan berdasarkan infiltrasi atau resapan air
hujan pada lapisan tanah, dan tidak boleh terjadi genangan air. Batas antara
keliling lapangan sepakbola dengan jalur atletik harus memiliki collector drain.

C. Menurut Konstruksi
1. Saluran Terbuka, yaitu sistem saluran yang biasanya direncanakan hanya untuk
menampung dan mengalirkan air hujan, namun pada umumnya sistem saluran ini
berfungsi sebagai saluran campuran. Pada pinggiran kota, saluran terbuka ini
biasanya tidak diberi lining (lapisan pelindung). Akan tetapi, saluran terbuka di
dalam kota harus diberi lining dengan beton, mansory (pasangan batu).
2. Saluran Tertutup, yaitu saluran untuk air kotor yang mengganggu kesehatan
lingkungan. Sistem drainase ini baik untuk diterapkan di daerah perkotaan,
terutama dengan tingkat penduduk yang tinggi.

D. Menurut Fungsi
1. Single Purpose, yaitu saluran yang berfungsi untuk mengalirkan satu jenis air
buangan saja.
2. Multi Purpose, yaitu saluran yang berfungsi untuk mengalirkan beberapa jenis
buangan, baik secara bercampur maupun bergantian.

Sistem Drainase Perkotaan


Sistem drainase perkotaan diklasifikasikan menjadi empat, yaitu
1. Drainase Primer
Drainase primer adalah saluran drainase yang menghubungkan antara drainase
sekunder dengan sungai
2. Drainase Sekunder
Drainase sekunder adalah saluran drainase yang menghubungkan saluran tersier
dengan saluran primer (dibangun dari beton/plesteran semen)
3. Drainase Tersier
Drainase tersier adalah saluran drainase yang menghubungkan saluran kuarter
dengan saluran sekunder
4. Drainase Kuarter
Drainase kuarter adalah saluran drainase untuk mengalirkan limbah rumah tangga
menuju saluran sekunder, berupa plesteran, pipa dan tanah

Bangunan-bangunan Sistem Drainase dan Pelengkapnya


A. Bangunan-bangunan Sistem Drainase
Menurut Suripin (2004:196), bangunan-bangunan dalam sistem drainase terdiri dari
bangunan struktur dan bangunan non struktur.
1. Bangunan Struktur
Bangunan struktur adalah bangunan bangunan pasangan disertai dengan
perhitungan-perhitungan kekuatan tertentu. Contoh bangunan struktur adalah:
- Bangunan rumah pompa
- Bangunan tembok penahan tanah
- Bangunan terjunan yang cukup tinggi
- Jembatan
2. Bangunan Non Struktur
Bangunan non struktur adalah bangunan pasangan atau tanpa pasangan, tidak
disertai dengan perhitungan-perhitungan kekuatan tertentu yang biasanya
berbentuk siap pasang. Contoh bangunan non struktur adalah:
- Pasangan (saluran Cecil tertutup, tembok talud saluran, manhole/bak control
saluran Cecil, street inlet)
- Tanpa pasangan adalah jenis saluran yang berupa saluran tanah dan saluran
tanah berlapis rumput
B. Bangunan Pelengkap Saluran Drainase
Bangunan pelengkap saluran drainase diperlukan untuk melengkapi suatu sistem
saluran untuk fungsi-fungsi tertentu. Bangunan-bangunan pelengkap sistem
drainase, yaitu
1. Catch Basin/Watershed
Catch Basin adalah bangunan dimana air masuk ke dalam sistem saluran tertutup
dan air mengalir bebas di permukaan tanah menuju match basin. Catch basin
dibuat pada tiap persimpangan jalan, pada tempat-tempat yang rendah, dan
tempat parkir.
2. Inlet
Inlet dibuat bila terdapat saluran terbuka dimana pembuangannya akan
dimasukkan ke dalam saluran tertutup yang lebih besar. Inlet harus diberi saringan
agar sampah tidak masuk ke dalam saluran tertutup.
3. Headwall
Headwall adalah konstruksi khusus pada outlet saluran tertutup dan ujung goronng-
gorong yang berguna untuk melindungi dari longsor dan erosi.
4. Shipon
Shipon dibangun bila ada persilangan dengan sungai. Shipon dibangun dibawah
penampang sungai, karena tertanam di dalam tanah maka pada waktu
pembangunannya harus dibuat secara kuat sehingga tidak terjadi keretakan atau
kerusakan konstruksi.
5. Manhole
Untuk pemeliharaan sistem saluran drainase tertutup di setiap saluran diberi
manhole pertemuan, perubahan dimensi, perubahan bentuk selokan tiap 10-25 m.
Lubang manhole dibuat sekecil mungkin supaya ekonomis, cukup, asal dapat
dimasuki oleh orang dewasa. Biasanya lubang manhole berdiameter 60 cm dengan
tutup dari besi tulang.
6. Gorong-gorong
7. Bangunan terjun
8. Bangunan got miring
Fungsi Drainase
1. Mengeringkan daerah becek dan genangan air
2. Mengalirkan air permukaan ke badan air (sumber air permukaan dan bawah
permukaan tanah) dan bangunan resapan
3. Pengendali kebutuhan air permukaan
4. Mengendalikan akumulasi limpasan air hujan yang berlebihan
5. Mengendalikan erosi akibat air hujan yang berlebih
6. Menurunkan permukaan air tanah pada tingkat yang ideal
7. Mengurangi kerusakan jalan dan bangunan akibat genangan air pada waktu
hujan
8. Memperbaiki kualitas lingkungan masyarakat dan meningkatkan kesehatan
masyarakat di perkotaan

Permasalahan Drainase Perkotaan


1. Peningkatan debit
Perubahan tata guna lahan yang selalu terjadi akibat perkembangan kota dapat
mengakibatkan peningkatan aliran permukaan dan debit banjir. Manajemen
sampah yang kurang baik memberi kontribusi percepatan pendangkalan saluran
drainase dan sungai. Kapasitas sungai dan saluran drainase menjadi berkurang,
sehingga tidak mampu menampung debit yang terjadi, air meluap dan terjadi
genangan. (Suripin 2004:226)
2. Peningkatan jumlah penduduk
Meningkatnya jumlah penduduk perkotaan yang sangat cepat, merupakan akibat
dari pertumbuhan maupun urbanisasi. Peningkatan jumlah penduduk selalu diikuti
oleh penambahan infrastruktur perkotaan, disamping itu peningkatan penduduk
juga selalu diikuti oleh peningkatan limbah, baik cair maupun padat. (Suripin
2004:226)
3. Amblesan tanah
Amblesan tanah terjadi akibat pengambilan air tanah yang berlebihan,
mengakibatkan beberapa bagian kota berada di bawah muka air laut pasang.
Akibatnya sistem drainase gravitasi terganggu dan tidak dapat bekerja tanpa
pompa. (Suripin 2004:226)
4. Penyempitan dan pandangkalan saluran
Penyempitan saluran drainase dipengaruhi oleh faktor peningkatan jumlah
penduduk (Suryokusumo 2008:81). Peningkatan jumlah penduduk yang sangat
pesat mengakibatkan berkurangnya lahan untuk saluran drainase. Banyak
pemukiman yang didirikan di atas saluran drainase sehingga aliran drainase
menjadi tersumbat. Sampah penduduk pun juga tidak jarang dijumpai di aliran
drainase, terutama di perkotaan. Hal ini karena kesadaran penduduk yang rendah
terhadap kebersihan lingkungannya
5. Limbah sampah dan pasang surut
Saluran drainase di perkotaan kadang memilliki fungsi ganda, yaitu sebagai saluran
drainase itu sendiri dan sebagai saluran irigasi, yang pada akhirnya akan
menimbulkan masalah tersendiri. Hal lain yang juga sering menjadi permasalahan
pengelolaan infrastruktur ini adalah berkaitan dengan perbedaan sistem, dimensi,
dan konstruksi drainase. Beberapa contoh perbedaan terkait pengelolaaan drainase
seperti yang dijelaskan oleh Suryokusumo (2008:81-82) adalah sistem drainase di
wilayah hulu mempunyai sistem tertutup, sedangkan di wilayah hilir dengan sistem
terbuka. Sementara itu, konstruksi drainase bersifat permanen sedangkan saluran
irigasi bersifat teknis. Contoh lain yang lebih ekstrem adalah sistem drainase di
wilayah hulu memliki dimensi yang besar, sedangkan di wilayah hulu dimensinya
justu kecil, akibatnya muncul genangan dan luapan air dari jaringan drainase yang
ada. Crossing utilitas atau yang sering disebut tumpang tindih merupakan
permasalahan tersendiri bagi sektor drainase dengan utilitas lain seperti pipa air
minum, pipa air limbah, dan kabel telekomunikasi. Arah saluran yang menuju
sungai juga bisa menjadi masalah tersendiri karena jika tidak terkendali justru akan
menjadi masalah baru bagi daerah yang secara geografis wilayahnya berada di
bawah. Penambahan debit air sungai dari drainase akan berakibat munculnya banjir
di wilayah hilir.
Banjir merupakan permasalahan yang paling sering dijumpai di kota-kota besar.
Menurut Suripin (2004:10) akar permasalahan banjir di perkotaan berawal dari
pertambahan penduduk yang sangat cepat. Pertumbuhan penduduk di atas rata-
rata pertumbuhan nasional, akibat urbanisasi. Pertambahan penduduk yang tidak
diimbangi dengan penyediaan sarana dan prasarana perkotaan yang memadai,
mengakibatkan pemanfaatan lahan perkotaan menjadi acak-acakan. Hal inilah yang
menyebabkan persoalan drainase perkotaan menjadi sangat kompleks. Selain itu
permasalahan-permasalahan tersebut juga disebabkan oleh tingkat kesadaran
masyarakat yang masih rendah dan tidak peduli dengan permasalahan yang
dihadapi kota.
Permasalahan lain yang dihadapi dalam pembangunan drainase di perkotaan
adalah lemahnya koordinasi dan sinkronisasi dengan komponen infrastruktur yang
lain (Suripin 2004:12). Akibatnya sering dijumpai tiang listrik di tengah saluran
drainase, dan pipa air bersih. Seringkali penggalian saluran drainase tidak sengaja
merusak prasarana yang sudah ada atau yang ditanam dalam tanah. Biasanya
kesalahan ini terjadi karena tidak adanya informasi yang akurat, dokumen yang
tidak ada, atau perencanaan pematokan di lapangan tidak melibatkan instalasi
pengendali tata ruang.

Penanganan Drainase Perkotaan


1. Mengadakan penyuluhan akan pentingnya kesadaran membuang sampah
2. Membuat bak kontrol serta saringan agar sampah yang masuk ke saluran
drainase dapat dibuang dengan cepat agar tidak terjadi endapan
3. Pemberian sanksi kepada siapapun yang melanggar aturan, terutama membuang
sampah sembarangan, agar masyarakat mengetahui pentingnya manfaat saluran
drainase
4. Peningkatan daya guna air, meminimalkan kerugian serta memperbaiki
konservasi lingkungan, dan
5. Mengelola limpasan dengan cara mengembangkan fasilitas untuk menahan air
hujan, menyimpan air hujan maupun pembuatan fasilitas
6. Membuat saluran tambahan untuk mengurangi daerah tangkapan
7. Perbaikan dan normalisasi saluran drainase, serta mengembalikan fungsi
drainase yang sesungguhnya
8. Pembuatan stasiun pompa dan kolam penampungan untuk menampung air hujan
yang berlebih
9. Penambahan untuk pengadaan ruang terbuka hijau yang berfungsi sebagai
resapan air hujan, khususnya di perkotaan

Penutup
Dengan adanya suatu sistem drainase di perkotaan maka akan diperoleh banyak
manfaat pada kawasan perkotaan yang bersangkutan, yaitu meningkatnya kualitas
kesehatan, kebersihan, dan kenyamanan daerah pemukiman dan perkotaan.
Namun dengan adanya manfaat dari drainase, terdapat pula beberapa masalah
yang timbul. Permasalahan drainase di perkotaan yang tidak kunjung usai
mengakibatkan menurunnya kualitas lingkungan di perkotaan. Banjir pun kini sering
terjadi. Tidak hanya di kota-kota besar saja, tetapi hampir di seluruh kota di
Indonesia kini mengalami permasalahan yang sama. Tersumbatnya saluran
drainase oleh sampah penduduk serta penyempitan saluran drainase merupakan
faktor utama penyebab banjir.
Kesadaran masyarakat yang rendah, tidak akan memperbaiki keadaan perkotaan
yang semrawut. Permasalahan drainase membutuhkan penanganan yang serius.
Sudah seharusnya Pemkot dan masyarakat memperhatikan permasalahan ini.

jenis Drainase dan permasalahanya


Posted on 23/12/2007 by ratho| 1 Komentar
1. Drainase yang meliputi jenis, system, dan permasalahannya:
Drainase merupakan salah satu factor pengembangan irigasi yang berkaitan dalam pengolahan
banjir (float protection), sedangkan irigasi bertujuan untuk memberikan suplai air pada tanaman .
Drainase dapat juga diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dalam kaitannya
dengan salinitas.
a) Jenis – jenis drainase :
• Menurut sejarah terbentuknya :
1. Drainase alamiah (natural drainage)
Terbentuk secara alamiah , tidak terdapat bangunan penunjang
2. Drainase buatan (artificial drainage)
Dibuat dengan tujuan tertentu, memerlukan bangunan khusus
• Menurut letak bangunan :
1. Drainase permukaan tanah (surface drainage)
Suatu system pembuangan air untuk menyalurkan air dipermukaan tanah. Hal ini berguna untuk
mencegah adanya genangan.
2. Drainase bawah permukaan tanah (subsurface drainage)
Suatu sistem pembuangan untuk mengalirkan kelebihan air dibawah tanah.
Pada jenis tanaman tertentu drainase juga bermanfaat untuk mengurangi ketinggian muka air
tanah sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik.
• Menurut fungsi :
1. Single purpose
Suatu jenis air buangan : air hujan, limbah domestic, limbah industri dll
2. Multi purpose
Beberapa jenis air buangan tercampur
• Menurut kontruksi :
1. Saluran terbuka
2. Saluran tertutup
Untuk air kotor disaluran yang terbentuk di tengah kota.
b) Sistem dan permasalahan drainase
Sistem drainase dibagi menjadi:
1. tersier drainage
2. secondary drainage
3. main drainage
4. sea drainage
Permasalahan drainase:
Permasalah drainase perkotaan bukanlah hal yang sederhana. Banyak faktor yang mempengaruhi
dan pertimbangan yang matang dalam perencanaan, antara lain :
1. Peningkatan debit
manajemen sampah yang kurang baik memberi kontribusi percepatan pendangkalan
/penyempitan saluran dan sungai. Kapasitas sungai dan saluran drainase menjadi berkurang,
sehingga tidak mampu menampung debit yang terjadi, air meluap dan terjadilah genangan.
2. Peningkatan jumlah penduduk
meningkatnya jumlah penduduk perkotaan yang sangat cepat, akibat dari pertumbuhan maupun
urbanisasi. Peningkayan jumlah penduduk selalu diikuti oleh penambahn infrastruktur perkotaan,
disamping itu peningkatn penduduk juga selalu diikuti oleh peningkatan limbah, baik limbah cair
maupun pada sampah.
3. Amblesan tanah
disebabkan oleh pengambilan air tanah yang berlebihan, mengakibatkan beberapa bagian kota
berada dibawah muka air laut pasang.
4. Penyempitan dan pendangkalan saluran
5. reklamasi
6. limbah sampah dan pasang surut
c) Penanganan drainase perkotaan :
1. Diadakan penyuluhan akan pentingnya kesadaran membuang sampah
2. Dibuat bak pengontrol serta saringan agar sampah yang masuk ke drainase dapat dibuang
dengan cepat agar tidak mengendap
3. pemberian sanksi kepada siapapun yang melanggar aturan terutama pembuangan sampah
sembarangan agar masyarakat mengetahui pentingnya melanggar drainase.
4. Peningkatan daya guna air, meminimalkan kerugian serta memperbaiki konservasi
lingkungn.
5. Mengelola limpasan dengan cara mengembangkan fasilitas untuk menahan air hujan,
menyimpan air hujan maupun pembuatan fasilitas resapan.
2 a. Drainase Jalan Raya
Drainase jalan raya dibedakan untuk perkotaan dan luar kota.Umumnya di perkotaan dan luar
perkotaan,drainase jalan raya selalu mempergunakan drainase muka tanah (Surface drainage). Di
perkotaan saluran muka tanah selalu ditutup sebagai bahu jalan atau trotoar. Walaupun juga
sebagaiman diluar perkotaan, ada juga saluran drainase muka tanah tidak tertutup (terbuka lebar),
dengan sisi atas saluran rata dengan muka jalan sehingga air dapat masuk dengan bebas.
Drainase jalan raya pi perkotaan elevasi sisi atas selalu lebih tinggi dari sisi atas muka jalan .Air
masuk ke saluran melalui inflet. Inflet yang ada dapat berupa inflet tegak ataupun inflet
horizontal. Untuk jalan raya yang lurus, kemungkinan letak saluran pada sisi kiri dan sisi kanan
jalan. Jika jalan ke arah lebar miring ke arah tepi, maka saluran akan terdapat pada sisi tepi jalan
atau pada bahu jalan, sedangkan jika kemiringan arah lebar jalan kea rah median jalan maka
saluran akan terdapat pada median jalan tersebut. Jika jalan tidak lurus ,menikung, maka
kemiringan jalan satu arah , tidak dua arah seperti jalan yang lurus. Kemiringan satu arah pada
jalan menikung ini menyebabkan saluran hanya pada satu sisi jalan yaitu sisi yang rendah. Untuk
menyalurkan air pada saluran ini pada jarak tertentu,direncanakan adanya pipa nol yang
diposisikan dibawah badan jalan untuk mengalirkan air dari saluran.
b. Drainase Lapangan Terbang
Drainase lapangan terbang pembahasannya difokuskan pada draibase area run way dan shoulder
karena runway dan shoulder merupakan area yang sulit diresapi , maka analisis kapasitas / debit
hujan memepergunakan formola drainase muka tanah atau surface drainage.
Kemiringan keadan melintang untuk runway umumnya lebih kecil atau samadengan 1,50 % ,
kemiringan shoulder ditentukan antara 2,50 % sampai 5 %.Kemiringan kea rah memanjang
ditentukan sebesar lebih kecil atau sama dengan 0,10 % ,ketentuan dari FAA. Amerika Serikat ,
genangan air di permukaan runway maksimum 14 cm, dan harus segera dialirkan.
Di sekeliling pelabuhan udara terutama di sekeliling runway dan shoulder , harus ada saluran
terbuka untuk drainase mengalirkan air (Interception ditch) dari sis luar lapangan terbang.
c. Drainase Lapangan Olahraga
Drainase lapangan olahraga direncanakan berdasarkan infiltrasi atau resapan air hujan pada
lapisan tanah, tidak run of pada muka tanah (sub surface drainage) tidak boleh terjadi genangan
dan tidak boleh tererosi.Kemiringan lapangan harus lebih kecil atau sama dengan 0,007. Rumput
di lapangan sepakbola harus tumbuh dan terpelihara dengan baik. Batas antara keliling lapangan
sepakbola dengan lapangan jalur atletik harus ada collector drain.
This entry was posted in Civil Enginering. Bookmark the permalink.
One Response to jenis Drainase dan permasalahanya

1. tembemlucu | 04/04/2009 pukul 19:55 | Masuk log untuk membalas


waaaaaaaaahhh~ makasi postingannya yah , membantu ngerjain tugas saya nih ! makasii
makasiiiiii , minta linknya doong ^^
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk mengirim sebuah komentar.
• Cari itu!
Top of Form

Pencarian untuk:
Bottom of Form

• Entri Terkini
○ Sejarah Struktur Baja
○ Fungsi Wanita dalam rumah tangga
○ 7 HAL YANG TIDAK BISA KITA RUBAH
○ Kasih Sayang Seorang Ibu
○ jenis Drainase dan permasalahanya
○ Penyidikan Tanah
○ Beton Bertulang
○ hidup

• Tautan
○ cerita seru
○ civil
○ WordPress.org

Anda mungkin juga menyukai