Anda di halaman 1dari 94

MODUL 03

DASAR-DASAR TEKNIK DAN MANAJEMEN


DRAINASE PERKOTAAN
LATAR BELAKANG
• Seiring dengan pertumbuhan penduduk perkotaan
yang amat pesat di Indonesia, permasalahan
drainase semakin meningkat pula pada umumnya
melampaui kemampuan penyediaan prasarana dan
sarana perkotaan. Akibatnya permasalahan banjir
atau genangan semakin meningkat pula.
• Pada umumnya penanganan sistem drainase di
banyak kota di Indonesia masih bersifat parsial,
sehingga tidak menyelesaikan permasalahan banjir
dan genangan secara tuntas.
LATAR BELAKANG

Sampai saat ini kinerja penanganan drainase


dinilai oleh masyarakat masih sangat rendah,
masih banyaknya kota-kota besar yang
mengalami banjir setiap musim hujan.
LATAR BELAKANG
LATAR BELAKANG
Pengelolaan drainase perkotaan harus
dilaksanakan secara menyeluruh, mengacu pada
SIDLACOM dimulai dari tahap Survey, Investigation
(investigasi), Design (perencanaan), Land
Acquisation (pembebasan lahan), Construction
(konstruksi), Operation (operasi) dan Maintenance
(pemeliharaan), serta ditunjang dengan
peningkatan kelembagaan, pembiayaan serta
partisipasi masyarakat.
MAKSUD & TUJUAN
• Maksud:
Para pengelola sistem drainase perkotaan diharapkan
menjadi paham terhadap fungsi drainase dan faktor-
faktor yang berpengaruh dalam pembangunan drainase
perkotaan.

• Tujuan:
mewujudkan penanganan sistem drainase perkotaan
yang berwawasan lingkungan yang dapat dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku.
ISTILAH-ISTILAH
• Urban Drainage
Urban = Perkotaan
Drainage = Drainase
Urban Drainage = Drainase Perkotaan

• Drainase (Drainage): adalah prasarana yang


berfungsi mengalirkan air permukaan ke badan air
atau ke bangunan resapan buatan
• Sistem Drainase Perkotaan
adalah sistem drainase dalam wilayah
administrasi kota dan daerah perkotaan
(urban). Sistem tersebut berupa jaringan
pembuangan air yang berfungsi
mengendalikan atau mengeringkan kelebihan
air permukaan di daerah permukiman yang
berasal dari hujan lokal, sehingga tidak
mengganggu masyarakat dan dapat
memberikan manfaat bagi kegiatan manusia.
• Drainase Berwawasan Lingkungan
Adalah pengelolaan drainase yang tidak
menimbulkan dampak yang merugikan
bagi lingkungan.
POLA PENGELOLAAN DRAINASE YANG
BERWAWASAN LINGKUNGAN

Pola Ditensi Pola Retensi


Menampung air Selain menampung juga
sementara meresapkan (misalnya
dengan membuat sumur
(misalnya dengan
resapan, saluran resapan,
membuat kolam bidang resapan atau
penampung) kolam resapan)
Kolam detensi Kolam retensi
SUNGAI
adalah:
Alur di permukaan tanah Sungai mengalirkan
tempat mengalirnya aliran sebagian air sebagai
permukaan yang aliran dasar (base
mempunyai Daerah Aliran flow) dari kumpulan
Sungai (DAS), yang mata air di dalam DAS
mengalir dari tempat yang nya mulai dari daerah
tinggi menuju ke muara pegunungan sampai
nya di laut. ke pantai (laut)
BENTUK IDEAL SUNGAI

Middle Lower
Course Course Erosive Base
Head Waters
Meandering

a) Longitudinal Section
Straight

Sea
Braided Meandering
Braided
b) Planform
c) Detailed Planform
SISTEM FLUVIAL IDEAL

Zone 1 ( Produksi )
Zone 1 ( Tra nsfer ) Zone 3 ( Deposition )
Dra ina ge Ba sin

Pengenda lia n Hulu Pengenda lia n Hilir


( Up strea m Control ) ( Down strea m Control )

( Clima te, La nd use ) ( Ba se Level )


• Satuan Wilayah Sungai
adalah hamparan permukaan
bumi yang dialiri oleh sungai yang
ditetapkan dengan peraturan
WILAYAH SUNGAI sebagai Basis
Wilayah Pengelolaan S.D.Air
mengapa ?
1. Sifat alami air yg mengalir secara dinamis dari (bisa lintas wil.
Kab/Kota, dan lintas Prop, bahkan lintas Negara)
2. Keterdapatan air mengikuti siklus hidrologi, (ada DAS/DPS yg
secara alami kaya air dan ada pula DAS yg selalu kekurangan
air).
3. Air adalah karunia Tuhan, dan menjadi sumber kehidupan;
(setiap orang berhak mendapatkan air untuk kelangsungan
hidupnya).
4. Mencegah timbulnya konflik dan sekaligus menempatkan air
sebagai unsur pemersatu antar wilayah.
5. Efektivitas dan efisiensi pengelolaan.
• Kala ulang adalah waktu hipotetik dimana
probabilitas kejadian debit atau hujan
dengan besaran tertentu akan disamai atau
dilampaui sekali dalam jangka waktu
tersebut;

• Debit banjir rencana adalah debit


maksimum dari suatu sistem drainase yang
didasarkan kala ulang tertentu yang dipakai
dalam perencanaan;
• Daerah genangan adalah kawasan yang
tergenang air akibat tidak berfungsinya
sistem drainase yang mengganggu dan
atau merugikan aktivitas masyarakat;

• Daerah Tangkapan Air (DTA) adalah


daerah yang mengalirkan air hujan ke
dalam saluran dan atau badan air
penerima lainnya;
Badan Air
Adalah tempat pengolahan air yang terakhir,
yang dapat melakukan proses memperbaiki diri
sendiri (self purification).
Dapat berupa sungai, danau, rawa dan
laut yang menerima aliran dari sistem
drainase perkotaan
Apa hubungannya dengan outlet drainase?
Desain?
• Bangunan pelengkap
adalah bangunan air yang melengkapi
sistem drainase berupa, gorong-gorong,
bangunan pertemuan bangunan
terjunan, siphon, talang, tali air/street
inlet, pompa, dan pintu air;
b. Sistem drainase utama :
Sistem jaringan drainase yang secara struktur
terdiri dari :
 Saluran drainase primer, yang menampung
aliran dari saluran-saluran sekunder,
 Saluran sekunder . Yang menampung aliran
dari saluran-saluran tersier.
 Saluran tersier , yang menampung air dari
daerah alirannya masing-masing.

Jaringan Drainase Lokal dapat langsung


mengalirkan alirannya ke saluran primer, sekunder
maupun tersier.
FUNGSI DRAINASE PERKOTAAN

1. Mengeringkan bagian wilayah kota yang permukaan


lahannya lebih rendah dari genangan;
2. Mengalirkan kelebihan air permukaan ke badan air
terdekat;
3. Mengendalikan sebagian air permukaan akibat hujan
yang dapat dimanfaatkan untuk persediaan air dan
kehidupan akuatik;
4. Meresapkan air permukaan untuk menjaga kelestarian
air tanah.
LAYOUT DRAINASE PERKOTAAN

LEGENDA

Catchment Area Sistem Minor

Catchment Area Sistem Major

Saluran Drainase Major

Saluran Drainase Minor


10 APRIL 2004
29 April 2004
Pemeliharaan yg tidak baik
DAMPAK URBANISASI
Peningkatan limpasan permukaan (run off)
Hujan Hujan

Evapo- Evapo-
transpirasi Runoff transpirasi Runoff

Infiltrasi Infiltrasi

Pre-Urbanisasi Post-Urbanisasi
DAMPAK URBANISASI
Peningkatan debit puncak dan penurunan waktu konsentrasi
Q

Rural
t
Q

Semi-urban
t
Q

City t
KAWASAN RESAPAN AIR
Hujan

Lereng Tidak Stabil

Peresapan 75% Evapotranspirasi

Limpasan 25%

Airtanah
(Bebas) Evaporasi
Mata Air
Infiltrasi
Muka Airtanah
(Bebas) Airtanah
(Bertekan) Dataran Banjir

Lapisan Kedap Air


PENGEMBANGAN DAS (TIDAK TERKENDALI)

Peresapan 25%
Pada musim kemarau
• Erosi tinggi
air sungai nyaris kering
• Longsor

Limpasan 75%

• Banjir bandang
• Pendangkalan sungai dan muara
• Daerah banjir meluas
• Peresapan air berkurang
• Muka air tanah turun,
• Mata Air kering
• Terjadi intrusi air laut
SISTEM DRAINASE
PERKOTAAN
Dapat ditinjau dari 2 sisi

Satuan Wilayah Sungai Administrasi Perkotaan


Kumpulan anak-anak Kumpulan jaringan anak
sungai yang berada di anak sungai dan saluran
dalam Satuan Wilayah pada masing-masing
Sungai yang tergolong Derah Alirannya dimana
mikro pada orde sungai penanganannya menjadi
tingkat 2 atau 3 yang kewenangan pemerintah
sepenuhnya berada di Kabupaten/Kota sekalipun
dalam batas administrasi sebagai ibukota propinsi
perkotaan
Pengendalian Banjir
(Flood Control)
Untuk areal urban Untuk Daerah Aliran
Adalah upaya untuk
Sungai
mengendalikan aliran banjir
pada sungai yang melintasi Adalah upaya untuk
kota agar muka air banjir Menghindari
tidak melampaui tanggul
terjadinya banjir pada
kiri dan tanggul kanannya
(overtopping) yang akan lahan-lahan produktif
menyeb abkan
banjir/genangan
Pengendalian Banjir (Flood
Control)
Untuk Areal Urban Pengendalian banjir
merupakan tanggung
Upaya untuk jawab Pemerintah Propinsi
mengendalikan aliran
permukaan dalam atau Pemerintah Pusat
sungai maupun dalam Konstruksi/bangunan air
badan airyang lainnya pada sistem flood control
agar tidak meluap atau antara lain berupa:
menggenangi daerah
perkotaan. - Tanggul
- Bangunan bagi
- Pintu air
- Saluran flood way.
Berdasarkan fisiknya:

a. Sistem saluran primer :


• Adalah saluran utama yang menerima masukan
aliran dari saluran-saluran sekunder.
• Dimensi saluran ini relatif besar sebab letak saluran
paling hilir.
• Akhir saluran primer adalah badan air.

b. ..
b. Sistem saluran sekunder :
• Adalah saluran terbuka atau tertutup yang berfungsi menerima
aliran air dari saluran –saluran tersier dan limpasan air dari
permukaan sekitarnya, serta meneruskan air ke saluran
primer.
• Dimensi saluran tergantung pada debit yang dialirkan.
c. Sistem saluran tersier :
• Adalah saluran drainase yang menerima aliran langsung dari
saluran –saluran drainase lokal, atau langsung dari saluran-
saluran kiri kanan jalan perumahan.
• Umumnya saluran tersier ini adalah saluran-saluran
kiri – kanan jalan didepan perumahan.
• Rencana induk sistem drainase
perkotaan berwawasan lingkungan
adalah perencanaan dasar drainase yang
menyeluruh dan terarah, pada suatu
daerah perkotaan yang mencakup
perencanaan jangka panjang, jangka
menengah dan jangka pendek sesuai
dengan Rencana Umum Tata Ruang Kota;
Pengelolaan drainase
perkotaan seharusnya
dilaksanakan secara
menyeluruh
Mengacu: SIDLACOM DITUNJANG OLEH

Survey,Investigasi, Ditunjang oleh


perencanaan, peningkatan
kelembagaan ,
pembebasan lahan ,
pembiayaan dan
konstruksi, operasi partisipasi
dan pemeliharaan masyarakat.
DESIGN
SURVEY & OPERATION
INVESTIGATION COMPUTATION, &
ANALYSIS, MAINTENANCE
DATA: • Approach • Preventive
• Existing & • Assumption • Corrective
• Record • Formulas • Emergency
• One River System

POST
Prediction of CONSTRUCTION
Morphological
Changes • Survey
• Monitoring
• Evaluation
“SIDCOM” PEKERJAAN DI SUNGAI
SISWOKO
PENINGKATAN PEMAHAMAN
MENGENAI SISTEM DRAINASE
KEPADA PIHAK YANG TERLIBAT

Dilakukan secara Penanganan


berkesinambungan permasalahan
drainase dapat
kepada:
dilakukan secara
• Pelaksana terus menerus
• Masyarakat dengan sebaik-
baiknya.
MAKSUD DAN TUJUAN
PEMBUATAN DAN
DISEMINASI MODUL

MAKSUD Tujuan
Modul ini disampaikan Untuk mewujudkan
Dengan maksud agar penanganan sistem
menjadi pegangan bagi perencana drainase perkotaan yang
dan pelaksana dalam rangka
berwawasan lingkungan
penanganan drainase perkotaan
dapat dilaksanakan sesuai
dengan mengacu pada
dengan ketentuan
SIDLAKOM
ketentuan yang berlaku.
PROSES TERJADINYA BANJIR DI
PERKOTAAN

Diakibatkan oleh faktor kondisi alam dan


ulah manusia
BANJIR DAN MASALAH BANJIR

“A relatively high flow or stage in a river, markedly higher


DEFINISI than the usual; also the inundation of low land that may
BANJIR (FLOOD) result therefrom. A body of water, rising, swelling and
overflowing the land not usually thus covered”
(SUMBER: Multilingual Technical Dictionary on Irrigation and Drainage, ICID)

BANJIR/FLOOD

BUDI DAYA DI DATARAN


BANJIR
flood plain occupation
/development

TIDAK MENIMBULKAN MASALAH TIMBUL MASALAH/problem


BAHKAN DAPAT BERMANFAAT
BAGI KEHIDUPAN MASALAH BANJIR
no problem at all Flood problem
SISWOKO
PROSES TERJADINYA MASALAH
BANJIR
KEGIATAN MANUSIA (DINAMIS)
KONDISI ALAM (STATIS)
* PEMBUDI DAYAAN
• Geografi
DATARAN BANJIR
• Topografi
• Geometri alur * tata ruang/peruntukan
sungai: dataran banjir yg tdk sesuai
kemiringan dasar * tata ruang/pengelolaan DAS
meandering • permukiman di bantaran
“bottle-neck” sungai
sedimentasi * pembangunan drainase
MASALAH
ambal alam
BANJIR * bangunan sungai/silang
PERISTIWA ALAM * sampah padat
(DINAMIS) * prasarana pengendali
banjir yang terbatas
* curah hujan tinggi * amblesan permukaan tanah
* pembendungan: * persepsi masyarakat yang
dari laut/pasang keliru thd banjir
dari sungai induk
* kenaikan muka air laut
* amblesan tanah
akibat “global warming”, dsb.
* pendangkalan
Kondisi Alam Statis
Geografi
• Apabila kota dibangun • Apabila kota di bangun di
di daerah pegunungan tepi pantai, pengaruh
pasang laut akan
akan menyebabkan menyebabakan sebagian
lahan resapan air akan aliran tidak dapat mengalir
tertutup oleh secara gravitasi, yang
akan menyebabkan
bangunan dan genangan. Aliran air
infrastruktur kota dan dalam sungai akan
akan eningkatkan mengalami kenaikan
akibat back water yang
debit banjir yang akan dapat menyebabakan
mengancam kota yang over toping dan dapat
ada di bagian hilir menyebabakan banjir di
dalam kota.
Topografi
Kondisi topografi yang bergelobang,
maka untuk kota yang berada di bagian
rendah akan rawan terkena banjir dan
genangan
GEOMETRI ALIRAN
SUNGAI
Kemiringan dasar sungai Meandering umumnya
yang terlalu besar akan terjadi pada alur sungai
menimbulkan gerusan sebagai sungai tua dimana
dasar sungai. Hal semacam ini kemiringan alur sungai
akan menyebabkan sudah berkurang.,
sedimentasi pada bagian kecepatan berkurang,
hilir yang datar yang dapat terjadi pengendapan yang
menyebabkan saluran/ membelokkan aliran
sungai cepat menjadi Sungai.
dangkal.
KONDISI ALAM
(DINAMIS)
Curah Hujan Tingginya Pasang
Intensitas hujan Surut air laut
yang tinggi Faktor penyebab
merupakan faktor Banjir untuk kota
penyebab terjadinya pantai
Banjir dan genangan
KEGIATAN MANUSIA
(DINAMIS)
• Penyimpangan RUTR • Pembuangan sampah
pada bantaran banjir oleh masyarakat ke
yang tidak sesuai dalam saluran drainase.
dengan peruntukan • Bangunan persilangan
,dan di Daerah Aliran yang tidak terencana
Sungai. dengan baik seperti
• Permukiman di adanya pipa PDAM,
bantaran sungai dan di Telpon dan listrik yang
atas saluran drainase melintang di
• Pengambilan air tanah penampang saluran
yang berlebihan • Pemeliharaan rutin yang
menyebabkan terabaikan
penurunan tanah
FAKTOR YANG BERPENGARUH
DALAM SISTEM DRAINASE
PERKOTAAN
Intensitas Hujan
Definisi Data curah hujan
Intensitas hujan adalah Dikumpulkan di stasiun-
derasnya hujan yang stasiun hujan Lembaga
jatuh pada luas daerah Meteorologi dan Geofisika
tertentu (BMG) Kementrian
Ukurannya: akumulasi Perhubungan.
tinggi hujan (mm) dalam Data hujan diperlukan untuk:
angka waktu tertentu • Perhitungan dimensi
(menit) saluran
i (mm/menit) • Perhitungan dimensi
bangunan-bangunan
drainase
• Air hujan sebagian meresap ke dalam tanah,
menguap dan sebagian lagi dialirkan ke
permukaan yang lebih rendah. Hal ini
tergantung dari porositas tanah tadah hujannya
(kondisi geologi setempat), disamping kerapatan
vegetasi/tanaman. Besarnya aliran dinyatakan
dalam istilah debit air (Q) dalam satuan volume
tiap satuan waktu (m3/det)
Catchment Area

Catchment area atau daerah tangkapan air


(daerah pematusan) adalah area dimana air
permukaanya mengalir ke badan air yang
sama baik berupa sungai atau danau,
mengikuti arah contour topografi area
tersebut.
PERTUMBUHAN DAERAH PERKOTAAN
a. Pertumbuhan fisik kota
- Urbanisasi vs Ketersediaan lahan
- Meningkatnya runoff
[ tata ruang kota]
b. Keseimbangan pembangunan antar kota dan dalam
kota
[Pengembangan daerah pendukung/daerah belakang]
c. Faktor sosial ekonomi dan budaya
[Kesadaran Masyarakat]
Faktor Medan dan
Lingkungan
a. Topografi
• Elevasi, keberadaan jaringan saluran drainase,
jalan, sawah, perkampungan, badan air.
• Kemungkinan pengendapan dan pencemaran
b. Kestabilan Tanah
• masalah longsor yang disebabkan kandungan air tanah
c. Pengempangan
• Pengaruh pasang surut laut atau waduk, fluktuasi
permukaan air di saluran penerima alirannya(backwater)
Ilustrasi implementasi manajemen
struktural, a.l.:
Ilustrasi implementasi manajemen
struktural, a.l.:

Hindari
permukiman ilegal Menjaga ruang
sepanjang sungai terbuka hijau

Hindari permukiman
ilegal sekeliling
bozem
PENGARUH PASANG PADA
PERILAKU BANJIR DAN
DRAINASE

Pengaruh pasang di dalam sungai bisa cukup


jauh. Pola pasang itu ketika bergerak, masuk
sungai atau saluran akan ditahan dan akhirnya
mengecil dan hilang. Penetrasi pasang ini
dibarengi dengan penggagasan air laut asin.
PENGARUH PASANG PADA
PERILAKU BANJIR DAN
DRAINASE
Besar dan jauhnya penggerusan pasang dan air asin
terutama tergantung pada aliran sungai.
Penggerusan tersebut akan selalu lebih besar pada
sungai dengan aliran yang mempunyai debit rendah
daripada yang debitnya tinggi. Morfologi sungai juga
mempunyai pengaruh. Di beberapa sungai buaian
pasang dan penggogosan air asin masih bisa dilihat
sampai 100 - 200 km masuk ke daratan.
PENGARUH PASANG PADA
PERILAKU BANJIR DAN
DRAINASE
Keragaman pasang pada arus air di pantai biasanya bisa
diramalkan dengan tingkat kepercayaan cukup baik, bila
digunakan suatu program pengukuran dan atau tebal
pasang yang ada. Namun peramalan tersebut akan lebih
sukar untuk sungai-sungai pasang. Metode komputasi
banyak tersedia untuk menghitung aras air pada jarak yang
berlainan, yang masuk semakin ke hulu sungai, dan untuk
berbagai kondisi luahnya.
PENGATURAN
WEWENANG DAN TANGGUNG
JAWAB
Undang –Undang RI
Nomor 7 tahun 2004

• Wewenang dan tanggung Jawab Pemerintah


• Wewenang dan tanggung Jawab Pemerintah
Provinsi
• Wewenang dan tanggung Jawab Pemerintah
Kabupaten/Kota
Peraturan
Perundang-undangan RI
No. 38 Tahun 2007
tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara
Pemerintah, Pemerintah Daerah Propinsi dan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
Wewenang dan Tanggung Jawab
Pemerintah

a. Menetapkan kebijakan nasional sumber daya air;


b. Menetapkan pola pengelolaan sumber daya air
pada wilayah sungai lintas provinsi, wilayah sungai
lintas negara, dan wilayah sungai strategis nasional;
c. Menetapkan rencana pengelolaan sumber daya
airpada wilayah sungai lintas propinsi,wilayah
sungai lintas negara dan wilayah sungai strategis
nasional;
d. ....
Wewenang dan Tanggung Jawab
Pemerintah
d. Menetapkan dan mengelola kawasan lindung sumber
daya air pada wilayah sungai lintas provinsi, wilayah
sungai lintas negara, dan wilayah sungai strategis
nasional;
e. Melaksanakan pengelolaan sumber daya air pada
wilayah sungai lintas propinsi,wilayah sungai lintas
negara dan wilayah sungai strategis nasional;
f. Mengatur, menetapkan, dan memberi ijin atas
penyediaan , peruntukan penggunaan dan
pengusahaan sumber daya air pada wilayah sungai
lintas propinsi,wilayah sungai lintas negara dan
wilayah sungai strategis nasional;
Wewenang dan Tanggung Jawab
Pemerintah
j. Mengatur, menetapkan dan memberi rekomendasi
teknis atas penyediaan, peruntukan, penggunaan, dan
pengusahaan air tanah pada cekungan air tanah lintas
provinsi, wilayah sungai lintas negara, dan wilayah
sungai strategis nasional;
k. Membentu Dewan Sumber Daya Air Nasional, dewan
sumber daya air pada wilayah sungai lintas
propinsi,wilayah sungai lintas negara dan wilayah
sungai strategis nasional;
l. Memfasilitasi penyelesaian sengketa antar propinsi
dalam pengelolaan sumber daya air.
m. ...
Wewenang dan Tanggung Jawab
Pemerintah
j. Menetapkan norma, standar, kriteria, dan pedoman
pengelolaan sumber daya air;
k. k. Menjaga efektifitas, efisiensi, kualitas, dan
ketertiban pelaksanaan pengelolaan sumber daya air
pada wilayah sungai lintas propinsi, wilayah sungai
lintas negara dan wilayah sungai strategis nasional; dan
l. Memberikan bantuan teknis dalam pengelolaan
sumber daya air kepada pemerintah propinsi dan
pemerintah kabupaten/kota.
Wewenang dan Tanggung
Jawab Pemerintah Propinsi

a. Menetapkan kebijakan pengelolaan sumber daya


air di wilayah berdasarkan kebijakan nasional
sumber daya air dengan memperhatikan
kepentingan propinsi sekitarnya;
b. Menetapkan pola pengelolaan sumber daya air
pada wilayah sungai lintas kabupaten/kota;
c. Menetapkan rencana pengelolaan sumber daya air
pada wilayah sungai lintas kabupaten/kota, dengan
memperhatikan kepentingan propinsi lainnya;
d. ...
Wewenang dan Tanggung
Jawab Pemerintah Propinsi

d. Menetapkan dan mengelola kawasan lindung


sumber air;
e. Melaksanakan pengelolaan sumber daya air pada
wilayah sungai lintas kabupaten/kota;
f. mengatur, menetapkan, dan memberi ijin atas
penyediaan, peruntukan, penggunaan, dan
pengusahaan sumberdaya alir pada wilayah sungai
lintas kabupaten/kota;
g. ....
Wewenang dan Tanggung
Jawab Pemerintah Propinsi
g. Mengatur, menetapkan, dan memberi rekomendasi
atas penyediaan, pengambilan, peruntukan,
penggunaan, f. dan pengusahaan sumberdaya alir

pada wilayah sungai lintas kabupaten/kota;


h. Membentuk dewan sumber daya air atau dengan
nama lain di tingkat propinsi dan/atau pada wilayah
sungai lintas kabupaten/kota;
i. Memfasilitasi penyelesaian sengketa antar
kabupaten/kota dalam pengelolaan sumber daya air.
Wewenang dan Tanggung
Jawab Pemerintah Propinsi

j. Membantu kabupaten/kota pada wilayahnya


dalam memenuhi kebutuhan pokok masyarakat
atas air;
k. Menjaga efektifitas, efisiensi, kualitas, dan
ketertiban
l. Memberikan bantuan teknis dalam pengelolaan
sumber daya air kepada pemerintah
kabupaten/kota
Wewenang dan Tanggung Jawab
Pemerintah Kabupaten/Kota

a. Menetapkan kebijakan pengelolaan sumber daya air di


wilayahnya berdasarkan kebijakan nasional sumber daya air
dan kebijakan pengelolaan sumber daya air propinsi dengan
memperhatikan kepentingan kabupaten/kota sekitarnya;
b. Menetapkan pola pengelolaan sumber daya air pada
wilayah sungai dalan satu kabupaten/kota;
c. Menetapkan rencana pengelolaan sumber daya air pada
wilayah sungai dalam satu kabupaten/kota, dengan
memperhatikan kepentingan kabupaten/kota sekitarnya;
d. ...
Wewenang dan Tanggung Jawab
Pemerintah Kabupaten/Kota

d. Menetapkan dan mengelola kawasan lindung


sumber air pada wilayah sungai dalam stu
kabupaten/kota;
e. Melaksanakan pengelolaan sumber daya air pada
wilayah sungai dalam satu kabupaten/kota dengan
memperhatikan kabupaten/kota sekitarnya ;
f. Mengatur, menetapkan, dan memberi ijin atas
penyediaan, peruntukan, penggunaan, dan
pengusahaan sumberdaya alir tanah di wilayahnya
serta sumber daya air pada wilayah sungai dalam
satu kabupaten/kota;
g. ...
Wewenang dan Tanggung Jawab
Pemerintah Kabupaten/Kota

g. Membentuk dewan sumber daya air atau dengan


nama lain di tingkat kabupaten/kota dan/atau pada
wilayah sungai dalam satu kabupaten/kota;
h. Memenuhi kebutuhan pokok minimal sehari-hari
atas air bagi masyarakat di wilayahnya; dan
i. Menjaga efektivitas, efisiensi, kualitas, dan
ketertiban pelaksanaan pengelolaan sumber daya air
pada wilayah sungai dalam satu kabupaten/kota.
PENGATURAN
PENGATURAN

Pemerintah
1. Penetapan kebijakan dan strategi nasional
dalam penyelenggaraan drainase dan
pematusan
2. Penetapan NSPK penyelenggaraan drainase
dan pemantauan genangan
PENGATURAN
Pemerintah Daerah Propinsi
1. Penetapan peraturan daerah kebijakan dan
strategi propinsi berdasarkan kebijakan dan
strategi nasional.
2. Penetapan peraturan daerah NSPK propinsi
berdasarkan SPM yang ditetapkan oleh
pemerintah di wilayah propinsi.
PENGATURAN
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota
1. Penetapan peraturan daerah kebijakan dan
strategi Kabupaten/Kota berdasarkan
kebijakan nasional dan provinsi.
2. Penetapan peraturan daerah NSPK drainase
dan pemanfaatan genangan di wilayah
kabupaten/kota berdasarkan SPM yang
disusun oleh pemerintah pusat dan provinsi.
PEMBINAAN
PEMBINAAN
Pemerintah
1. Fasilitas bantuan teknik pembangunan,
pemeliharan dan pengelolaan drainase
2. Peningkatan kapasitas teknik dan
manajemen penyelenggaraan drainase
dan pematusan genangan secara
nasional.
PEMBINAAN

Pemerintahan Daerah Propinsi


1. Bantuan teknik pembangunan,
pemeliharan dan pengelolaan drainase
2. Peningkatan kapasitas teknik dan
manajemen penyelenggaraan drainase dan
pematusan genangan di wilayah provinsi.
PEMBINAAN

Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota


Peningkatan kapasitas teknik dan
manajemen penyelenggaraan drainase
dan pematusan genangan di wilayah
Kabupaten/Kota
PEMBANGUNAN
Pemerintah
1. Fasilitasi penyelesaian masalah dan permasalahan
operasionalisasi sistem drainase dan penanggulangan
banjir lintas provinsi.
2. Fasilitasi penyelenggaraan pembangunan dan
pemeliharaan PS drainase dan pengendalian banjir di
kawasan khusus dan strategi nasional.
3. Fasilitasi penyusunan rencana induk penyelenggaran
prasarana sarana drainase dan pengendalian banjir skala
nasional.
PEMBANGUNAN
Pemerintahan Daerah Provinsi
1. Fasilitasi penyelesaian masalah dan
permasalahan operasionalisasi sistem drainase
dan penanggulangan banjir kabupaten/kota.
2. Fasilitasi penyelenggaraan pembangunan dan
pemeliharaan PS drainase di wilayah provinsi.
3. Penyusunan rencana induk PS drainase skala
regional/lintas daerah
PEMBANGUNAN
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota
1. Penyelesaian masalah dan permasalahan
operasionalisasi sistem drainase dan
penanggulangan banjir di wilayah kabupaten/kota,
serta koordinasi dengan daerah sekitarnya.
2. Penyelenggaraan pembangunan dan pemeliharaan
PS drainase di wilayah kabupaten/kota.
3. Penyusunan rencana induk PS drainase skala
kabupaten/kota.
PENGAWASAN
Pemerintahan
1. Evaluasi kinerja penyelenggaraan sistem
drainase dan pengendalian banjir secara
nasional
2. Pengawasan dan pengendalian
penyelenggaraan drainase dan pengendalian
banjir secara lintas provinsi.
3. Pengawasan dan pengendalian NSPK
PENGAWASAN
Pemerintahan Daerah Provinsi
1. Evaluasi di provinsi terhadap penyelenggaraan
sistem drainase dan pengendalian banjir di
wilayah provinsi.
2. Pengawasan dan pengendalian penyelenggaraan
drainase dan pengendalian banjir lintas
kabupaten/kota.
3. Pengawasan dan pengendalian atas pelaksanan
NSPK
PENGAWASAN
Pemerintahan Derah Kabupaten/Kota
1. Evaluasi terhadap penyelenggaraan sistem
drainase dan pengendalian banjir di wilayah
kabupaten/kota.
2. Pengawasan dan pengendalian penyelenggaraan
drainase dan pengendalian banjir di
kabupaten/kota
3. Pengawasan dan pengendalian atas pelaksanaan
NSPK.
Konsep Panyusunan Kelembagaan
Pengelola bidang PLP di
Kab/Kota th 2010

• Secara lebih khusus konsep panduan kelembagaan


pengelola bidang PLP di Kabupaten/kota disajikan
tersendiri.
PRODUK PENGATURAN
YANG SUDAH ADA

• SK SNI 02-2453-2002 , tentang Tata Cara Perencanaan


Teknis Sumur Resapan Air Hujan untuk Lahan Pekarangan.
• SK SNI 02-2406-1991 , tentang Tata Cara Perencanaan
Umum Drainase Perkotaan
• SK SNI 06-2459-2002 , tentang spesifikasi sumur Resapan
Air Hujan untuk Lahan Pekarangan
PENUTUP

KEBERHASILAN DALAM PENANGANAN DRAINASE PERKOTAAN


TERGANTUNG PADA TEKAD UNTUK MENANGANI PERMASALAHAN
DRAINASE DAN PENGENDALIAN BANJIR YANG DILANDASI OLEH
INDIKASI BAHWA KEBUTUHAN DRAINASE PERKOTAAN SUDAH
SANGAT TINGGI, AGAR TIDAK MENIMBULKAN KERUGIAN MORIL
DAN MATERIIL YANG SANGAT BESAR YANG MENGANCAM
PERPUTARAN RODA PEREKONOMIAN KOTA .
Sekian
Terima kasih
Sumber :
Ir. Anggrahini Syafii, M.Sc
Dr. Ir. Suseno Darsono, M.Sc
Prof. Dr. Ir. Suripin, M.Eng

Anda mungkin juga menyukai