SKRIPSI
DIAJUKAN OLEH
ZULJANNAH
R1D115143
1
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya yang begitu besar kepada penulis sehingga skripsi ini yang
berjudul “Rancangan Sequence Penambangan pada Blok F di PT. Sinar Jaya Sultra
dengan baik. Melalui skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada Bapak Drs. Firdaus, M.Si., selaku pembimbing I dan Bapak
Marwan Zam Mili, ST., MT selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu,
tenaga serta ilmu untuk memberikan bimbingan kepada penulis. Terima kasih atas
Teristimewah penulis ucapkan terima kasih yang tulus dan penghargaan tak
terhingga kepada Ayahanda Almarhum Isram Ladau dan Ibunda Gusnawati atas
limpahan cinta, kasih sayang, doa restu serta dukungan moril dan materi kepada
Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada berbagai pihak yang
1) Bapak Prof. Dr. Muhammad Zamrun F, S.Si., M.Sc., selaku Rektor Universitas
Halu Oleo.
2) Bapak Mulidin, S.Si., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu dan Teknologi
3) Bapak Erwin Anshari S.Si, M.Eng selaku Ketua Jurusan Teknik Pertambangan
iii
4) Bapak Wahab S.Si., MT, selaku Sekretaris Jurusan Teknik Pertambangan yang
5) Bapak Deniyatno, S.Si., MT., Bapak Erwin Anshari, S.Si., M.Eng., dan Ibu
Wd. Rizky Awaliah Nafiu ST., MT selaku dosen-dosen penguji yang telah
memberikan saran dan masukan untuk penulis mulai dari ujian proposal, ujian
7) Bapak Muh. Ihsan, ST selaku Kepala Teknik Tambang PT. Sinar Jaya Sultra
penelitian.
8) Bapak Yoyok Arum selaku Wakil Kepala Teknik Tambang di PT. Sinar Jaya
Sultra Utama, Ibu Sri Adriani, B.S, ST selaku Mine Plan, Muh. Zulfikar A. ST,
selaku junior Mine Plan, Ibu Algiyul Belo Patiung, ST, selaku Geodatabase
9) Ibu Fitrani Amin ST., MT, yang selalu memberikan ilmu pengetahuan yang
begitu banyak, selalu membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini mulai
10) Saudara-saudara kandung penulis yang sangat penulis cintai yaitu Suridno,
Sutriani S.Kep, Rifal Isram, dan Novi Isram yang selalu memberikan cinta kasih
iv
kepada penulis, tiada hentinya mendoakan dan memberikan dukungan materi
11) Sahabat penulis yang sangat dicintai yaitu Nur Afni Pratiwi. A yang selalu
kesah, yang selalu setia menolong penulis mulai awal perkuliahan di tahun 2015
Ode Muh. Zayadi Syaban, Andi Deddi Setiawan, Agrydya Munandar Alfaizy,
Ilham Jaya Saputra Iman, dan Muh. Isnan Yusuf yang selalu memberikan
Rahadiansyah, Muh. Bayu Adji Ramadhan, ST., Arum, Salna, Haris, Syarif,
Muh. Israjuddin, Ferdi, Dandy, Afan, Leris, adriansyah, Opung, Reni, Yaya,
Asman, Maul, Yayat, Anto, Intan Wahyudi, yang selalu membantu penulis
dalam menyelesaikan skripsi serta selalu memberikan kritik dan saran terhadap
penulisan skripsi
15) Kepada Achmad Zulhijjah yang selalu menolong penulis yang selalu bisa
v
16) Sahabat-sahabat KKN (Kuliah Kerja Nyata) penulis yang tergabung dalam
Atari Squad yaitu Nasrin Hamid, S.Pd., Alzaka, S.Ap., Mizan Rezki Arisandi,
Pd., Madu Arum Rusman, Febrianti, Suhartini, S.Ak., dan Yuslan S.Stat
17) Kepada Senior kak Dita Aulia Sari, ST dan kak Wa Ode Rasmawati, ST yang
Penulis memohon maaf atas segala kekurangan yang terdapat di dalam skripsi
ini. Semoga penulisan ini bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan
Zuljannah
vi
RANCANGAN SEQUENCE PENAMBANGAN PADA BLOK F DI
PT. SINAR JAYA SULTRA UTAMA KABUPATEN KONAWE UTARA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
Zuljannah
zuljannahisram96@gmail.com
ABSTRAK
PT. Sinar Jaya Sultra Utama merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di
bidang usaha pertambangan nikel yang berlokasi di Kabupaten Konawe Utara.
Metode penambangan yang dilakukan adalah sistem tambang terbuka dengan
metode penambangan open pit. PT. Sinar Jaya Sultra Utama akan membuka front
penambangan baru yaitu blok F. Desain tambang yang dibuat dengan
memperhatikan parameter geotek dari perusahaan. Stripping ratio yang ditetapkan
yaitu 1.5 : 1 dan CoG yang ditetapkan adalah 1,4 % Ni dengan kadar permintaan
pasar adalah 1,7 % Ni. Jumlah cadangan nikel berdasarkan pit limit yang dirancang
adalah 375.347 ton dengan overburden sebesar 426.681,4 ton. Faktor loosing saat
penambangan adalah 5% dengan perolehan tambang 95%. Rancangan sequence
dibagi berdasarkan target produksi perbulan yaitu 70.000 ton/bulan dan
menghasilkan 5 sequence penambangan. Pada sequence bulan pertama jumlah ore
yang akan dibuka sebesar 75.246,7 ton dan OB 103.440 ton dengan kadar Ni 1,80
%. Sequence bulan ke dua jumlah ore yang akan dibuka sebesar 85.066,5 ton dan
OB 119.724,2 ton dengan kadar Ni 1,83 %. Sequence bulan ke tiga jumlah ore yang
akan dibuka sebesar 74.737,5 ton dan OB 44.497,5 ton dengan kadar Ni 1,85 %.
Sequence bulan ke empat jumlah ore yang akan dibuka sebesar 82.171,2 ton dan
OB 107.899 ton dengan kadar Ni 1,73 %. Sequence bulan ke lima jumlah ore yang
akan dibuka sebesar 58.125 ton dan OB 51.120,7 ton dengan kadar Ni 1,73 %.
vii
PLANNING OF MINING SEQUENCE IN BLOCK F
ON PT. SINAR JAYA SULTRA UTAMA REGENCY NORTH KONAWE
PROVINCE SOUTH SULAWESI
Zuljannah
zuljannahisram96@gmail.com
ABSTRACT
PT. Sinar Jaya Sultra Utama is one of the companies engaged in the nickel mining
which is located in North Konawe District. The mining system used is surface
mining system using open pit mining method. PT. Sinar Jaya Sultra Utama will
open a new mining front, namely Block F. Mine planning was made by considering
geotechnical parameters provided by the company. Stripping ratio was set to be
1,5: 1 and CoG 1,4% Ni with the demand grade was of 1,75% Ni. Nickel reserves
based on the pit limit was designed to be 375.347 tons with overburden of 426.681,4
tons. Loosing factor of mining was 5% with mining recovery was 95%. The
sequence planing was divided based on monthly production target, approximately
70.000 tons/month and generated 5 mine sequences. The number of ore to be
opened for the sequence of the first month was 75.246,7 tons and OB 103.440 tons
with 1,80 % Ni. The number of ore to be opened for the sequence of the second
month was 85.066,5 tons and OB was 119.724,2 tons with 1,83 % Ni. The number
of ore to be opened for the sequence of the third month was 74.737,5 tons and OB
was 44.497,5 tons with 1,85 % Ni. The number of ore to be opened for the sequence
of the fourth month was 82.171,2 tons and OB was 107.899 tons with 1,73 % Ni.
The number of ore to be opened for the sequence of the fifth month was 58.125 tons
and OB was 51.120,7 tons with 1,73 % Ni.
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. ii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
ABSTRACT ......................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................................
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 3
ix
D. Prosedur Penelitian 45
1. Studi Literatur .................................................................................. 46
2. Pengamatan Lapangan ..................................................................... 46
3. Pengambilan dan Pengumpulan data ............................................... 46
4. Pengolahan dan analisis data ........................................................... 46
E. Bagan Alir Penelitian............................................................................. 48
V. PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................ 74
B. Saran ...................................................................................................... 75
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Profil endapan nikel laterit .............................................................. 6
Gambar 2. Plot semivariogram eksperimental .................................................. 11
Gambar 3. Hubungan sudut pada metode penambangan open pit .................... 17
Gambar 4. Bagian-bagian Jenjang .................................................................... 19
Gambar 5. Working bench and safety bench ..................................................... 21
Gambar 6. Jenjang penangkap (catch bench) ................................................... 23
Gambar 7. Bagian-bagian dalam geometri lereng tambang .............................. 24
Gambar 8. Overall slope angle pada lereng pit tambang .................................. 25
Gambar 9. Overall slope angle dengan access ramp ........................................ 26
Gambar 10. Overall slope angle dengan working bench .................................... 27
Gambar 11. Overall slope angle dengan working bench dan ramp .................... 28
Gambar 12. Overall slope angle dengan dua (2) working bench ....................... 29
Gambar 13. Lebar jalan untuk dua jalur............................................................. 31
Gambar 14. Batasan penambangan pada tambang terbuka ................................ 32
Gambar 15. Tampilan 3D blok matriks.............................................................. 35
Gambar 16. Pit limit pada superposisi mineral .................................................. 37
Gambar 17. Pushback penambangan ................................................................. 39
Gambar 18. Peta administrasi daerah penelitian ................................................ 43
Gambar 19. Peta IUP daerah penelitian ............................................................. 44
Gambar 20. Bagan alir penelitian....................................................................... 48
Gambar 21. Sebaran titik bor blok F spasi 25 meter .......................................... 50
Gambar 22. Model endapan bahan galian nikel laterit blok F ........................... 51
Gambar 23. Blokmodel ore 3D dan Blokmodel ore 2D ................................... 53
Gambar 24. Bentuk geometri jenjang desain pit daerah blok F ......................... 56
Gambar 25. Pit limit blok F ............................................................................... 58
Gambar 26. Sequence keseluruhan blok tampak samping ................................. 61
Gambar 27. Sequence keseluruhan blok tampak atas ........................................ 61
Gambar 28. Sequence penambangan bulan pertama .......................................... 64
Gambar 29. Sequence penambangan bulan kedua ............................................. 66
Gambar 30. Sequence penambangan bulan ketiga ............................................. 68
Gambar 31. Sequence penambangan bulan keempat ......................................... 70
Gambar 32. Sequence penambangan bulan kelima ............................................ 72
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Instrumen penelitian............................................................................. 45
Tabel 2. Warna atribut blok model berdasarkan kadar Ni ................................. 54
Tabel 3. Sumberdaya blok F .............................................................................. 54
Tabel 4. Komponen dasar jenjang rancangan pit penambangan ........................ 56
Tabel 5. Hasil perhitungan cadangan berdasarkan pit limit ............................... 59
Tabel 6. Rancangan sequence bulan pertama .................................................... 62
Tabel 7. Sequence penambangan bulan kedua ................................................... 65
Tabel 8. Sequence penambangan bulan ketiga ................................................... 67
Tabel 9. Sequence penambangan bulan keempat ............................................... 68
Tabel 10. Sequence penambangan bulan kelima.................................................. 71
Tabel 11. Jumlah OB dan ore keseluruhan sequence .......................................... 73
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Data titik bor blok F PT. Sinar Jaya Sultra Utama
Lampiran 2 Hasil simulasi rancangan stabilitas lereng PT. Sinar Jaya Sultra Utama
Lampiran 3 Kemajuan Tambang
Lampiran 4 Data dokumentasi lapangan
xiii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
salah satu perusahaan pertambangan yaitu PT. Sinar Jaya Sultra Utama yang
aktifitas pertambangan dalam status Kawasan Hutan Produksi Terbatas, maka pihak
pemegang IUP Operasi Produksi dalam hal ini PT. Sinar Jaya Sultra Utama telah
memperoleh Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH) untuk Hutan Produksi
Sistem penambangan bijih nikel yang diterapkan oleh PT. Sinar Jaya Sultra
Utama adalah sistem open pit mining atau sistem tambang terbuka karena endapan
tahapan awal sampai penutupan tambang. Bentuk dari perecanaan tambang salah
sebagai penentu persyaratan, spesifikasi, dan kriteria teknik untuk mencapai sasaran
serta urutan teknis pengerjaannya. Salah satu hasil rancangan pada perencanaan
1
2
tambang adalah batas akhir penambangan (pit limit). Pit limit yang dirancang
PT. Sinar Jaya Sultra Utama memiliki luasan IUP Operasi Produksi ± 301 Ha
yang terdiri dari 8 blok, namun hanya melakukan kegiatan penambangan pada pit
A dengan luasan 23 Ha yang terdapat di Blok A dan pada Blok B dengan luasan 18
Ha. Saat ini, PT. Sinar Jaya Sultra Utama berencana akan melakukan kegiatan
penambangan di blok baru yaitu blok F, untuk memenuhi target produksi bulanan
yaitu sebanyak 70.000 ton/bulan dengan CoG 1,4 % Ni dan kadar permintaan pasar
sebesar 1,8 % Ni. Blok tersebut mempunyai luas area 26 Ha atau 26.000 m2. Untuk
penambangan pada Blok F di PT. Sinar Jaya Sultra Utama Kabupaten Konawe
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
lokasi penelitian.
dirancang.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan pada hasil penelitian ini adalah dapat memberikan
A. Nikel Laterit
Laterit adalah produk sisa dari pelapukan kimia batuan di permukaan bumi,
dimana berbagai mineral asli atau primer mengalami ketidakstabilan karena adanya
air, kemudian larut atau pecah dan membentuk mineral baru yang lebih stabil.
Laterit penting sebagai batuan induk untuk endapan bijih ekonomi. Proses
terbentuknya nikel laterit dimulai adanya pelapukan yang intensif pada batuan
dekomposisi pada batuan induk. Sebagian unsur Ca, Mg, dan Si akan mengalami
dekomposisi dan beberapa terkayakan secara supergen ( Ni, Mn, Co, Zn) atau
Air resapan yang mengandung CO2 yang berasal dari udara meresap sampai ke
permukaan tanah melindi mineral primer seperti olivin, serpentin, dan piroksen. Air
meresap secara perlahan sampai batas antara zona limonit dan zona saprolit,
transportasi larutan secara horizontal. Untuk bahan-bahan yang sukar atau tidak
mudah larut akan tinggal pada tempatnya dan sebagian turun ke bawah bersama
larutan sebagai larutan koloid. Batuan-batuan seperti Fe, Ni, Dan Co akan
membentuk konsentrasi residual dan konsentrasi celah pada zona yang disebut
dengan zona saprolit, berwarna coklat kuning kemerahan (Rosana, dkk, 2017).
5
Menurut Ahmad dalam Rosana, 2017 profil nikel laterit pada umumnya adalah
1. Tanah Penutup atau Top soil (biasanya disebut “Iron Capping”) tanah residu
berwarna merah tua yang merupakan hasil oksidasi yang terdiri dari masa
hematit, geotit serta limonit. Kadar besi yang terkandung sangat tinggi dengan
2. Zona Limonit berwarna merah coklat atau kuning, berukuran butir halus hingga
lempungan, lapisan kaya besi dari limonit soil yang menyelimuti seluruh area.
3. Zona lapisan antara atau “Silica Boxwork” Zona ini jarang terdapat pada batuan
dari batuan asal. Terkadang terdapat mineral opal, magnesit. Akumulasi dari
garnierit-pimelit di dalam boxwork mungkin berasal dari nikel ore yang kaya
akan silika.
4. Zona saprolit merupakan campuran dari sisa – sisa batuan, bersifat pasiran,
saprolitic rims, vein dari garnierite, nickeliferous quartz, mangan dan pada
beberapa kasus terdapat silika bozwork, bentukan dari suatu zona transisi dari
5. Batuan dasar (bedrock) tersusun atas bongkahan atau blok dari batuan induk
sudah mendekati atau sama dengan batuan dasar). Bagian ini merupakan
sebagai berikut:
1. Batuan asal, untuk terbentuknya endapan nikel laterit adalah batuan ultra basa.
2. Struktur yang umum dijumpai pada zona laterit nikel adalah struktur kekar
(joint)
3. Iklim, yaitu pergantian musim kemarau dan musim penghujan dimana terjadi
Air tanah yang mengandung CO2 memegang peranan penting di dalam proses
pelapukan kimia.
6. Waktu yang cukup lama akan mengakibatkan pelapukan yang cukup intensif
karena akumulasi unsur nikel cukup tinggi. Waktu lateritisasi tiap ketebalan
1998, sumber daya mineral (mineral resource) adalah endapan mineral yang
cadangan (reserve) adalah endapan mineral yang telah diketahui ukuran, bentuk,
sebaran, kuantitas dan kualitasnya dan yang secara ekonomis, teknis, hukum,
Metode inverse distance weighting (IDW) adalah salah satu dari metode
interpolasi akan lebih mirip pada data sampel yang dekat daripada yang lebih jauh.
Bobot (weight) akan berubah secara linier sesuai dengan jaraknya dengan data
8
sampel. Bobot ini tidak akan dipengaruhi oleh letak dari data sampel. Metode ini
Pemilihan nilai pada power sangat mempengaruhi hasil interpolasi. Nilai power
neighbor dimana nilai yang didapatkan merupakan nilai dari data point terdekat.
berikut:
a) Suatu cara penaksiran di mana harga rata - rata suatu blok merupakan kombinasi
linier atau harga rata-rata berbobot (wieghted average) dari data lubang bor di
sekitar blok tersebut. Data di dekat blok memperoleh bobot lebih besar,
sedangkan data yang jauh dari blok bobotnya lebih kecil. Bobot ini berbanding
pangkat. Pilihan dari pangkat yang digunakan (ID1, ID2, ID3, …) berpengaruh
terhadap hasil taksiran, semakin tinggi pangkat yang digunakan, hasilnya akan
(space warping)
Kerugian dari metode IDW adalah nilai hasil interpolasi terbatas pada nilai
yang ada pada data sampel. Pengaruh dari data sampel terhadap hasil interpolasi
disebut sebagi isotropik . Dengan kata lain, karena metode ini menggunakan rata-
rata dari data sampel sehingga nilainya tidak bisa lebih kecil dari minimum atau
lebih besar dari data sampel. Jadi, puncak bukit atau lembah terdalam tidak dapat
9
ditampilkan dari hasil interpolasi model ini. Untuk mendapatkan hasil yang baik,
sampel data yang digunakan harus rapat yang berhubungan dengan variasi lokal.
Jika sampelnya agak jarang dan tidak merata, hasilnya kemungkinan besar tidak
1
𝑤𝑗 = 𝑑𝑖 𝑛 (1)
1
∑𝑖=𝑛
𝑑𝑖 𝑛
Keterangan :
W𝑗 = bobot yang ditaksir
𝑑𝑖 = jarak
n = Pangkat
jarak saja dan belum memperhatikan efek pengelompokan data, sehingga data
dengan jarak yang sama namun mempunyai pola sebaran yang berbeda masih akan
memberikan hasil yang sama. Atau dengan kata lain metode ini belum memberikan
korelasi ruang antara titik data dengan titik data yang lain. (Hustrulid dkk, 2013)
a. Statistik
variogram digunakan untuk memperkirakan nilai variabel spasial pada lokasi yang
eksperimental adalah variogram yang diperoleh dari data yang diamati atau data
10
tingkat kemiripan antara dua contoh yang terpisah oleh jarak h. Variogram
(ℎ)
∑𝑁
𝑖=1[𝑧(𝑥1 − 𝑧(𝑥𝑖+ℎ )]
2
𝑦 = (2)
2𝑁9(ℎ)
Dimana :
γ(h) = variogram untuk arah tertentu dalam jarak h
h = 1d, 2d, 3d, 4d (d = jarak antara conto)
z(xi) = nilai data pada titik xi
z(xi+h) = data pada titik yang berjarak h dari xi
N(h) = jumlah pasangan data
b. Kriging
blok sebagai kombinasi linier dari sampel yang berada di sekitar blok, sedemikian
rupa sehingga taksiran ini tidak bias dan memiliki varians minimum. Metode ini
mengkombinasikan antara pembobotan rata-rata dengan linier dari data titik bor
yang berada disekitarnya, dan juga mengkorelasikan antar sampel sesuai dengan
jarak. Metode ini merupakan metode yang paling umum dipakai dalam penaksiran
tertimbang (weighted average), kriging akan memberikan bobot yang tinggi untuk
sampel di dekat blok, dan sebaliknya bobot yang rendah untuk sampel yang jauh
letaknya. Metode kriging yang digunakan adalah teknik linier (ordinary kriging).
Ordinary kriging cenderung menghasilkan taksiran blok yang lebih merata atau
Pemodelan pada endapan berlapis misalnya batubara atau lainnya akan lebih sesuai
biasanya dapat diterapkan pada bahan galian dengan homogenitas dan kontinuitas
yang tinggi serta kondisi geologi yang sederhana. Kadar pada suatu luasan di
dalam poligon ditaksir dengan nilai sampel yang berada di tengah-tengah poligon
sehingga metoda ini sering disebut dengan metoda poligon daerah pengaruh
teknik yang rinci dan pasti untuk mencapai tujuan dan sasaran kegiatan serta urutan
(mine design) yang mencakup pula kegiatan-kegiatan seperti yang ada pada
perencanaan tambang, tetapi semua data dan informasinya sudah rinci (pemodelan
geologi, pit potensial, pit limit, geoteknik, stripping ratio, dan data pendukung
lainnya).
batas akhir penambangan dalam jangka waktu tertentu sacara aman dan
waktu kurang dari setahun demi kelancaran perencanaan jangka menengah dan
panjang.
perencanaan telah disusun, kadang-kadang terjadi hal-hal yang tak terduga atau
ada perubahan data dan informasi atau timbul hambatan yang sulit untuk
1. Rancangan konsep (conceptual design), yaitu suatu rancangan awal atau titik
tolak rancangan yang dibuat atas dasar analisis dan perhitungan secara garis
besar dan baru dipandang dari beberapa segi yang terpenting, kemudian akan
rancangan lanjutan dari rancangan konsep yang disusun dengan rinci dan
(Prinandi, 2015).
14
ataupun secara aqueous extraction. Ada juga tipe detail yang digunakan dalam
tambang terbuka, namun hanya dilakukan dengan beberapa teknik saja dan lebih
mudah dipahami.
Berdasarkan hal tersebut, ada empat ekstraksi mekanis utama dalam metode
a) Metode open-pit
komoditas yang ditambang. Metode open pit digunakan pada penambangan logam
dan intan. Quarry mine difokuskan pada insdutri mineral dan batuan, serta metode
15
strip mine dan auger mine adalah metode yang sering diterapkan pada endapan batu
bara.
Metode open pit dan strip mine adalah dua metode penambangan permukaan
yang paling dominan di dunia, terhitung sekitar 90% dari total tonase mineral di
permukaan dibandingkan yang lain, sering terkait dengan peralatan yang digunakan
E. Umur Tambang
Umur tambang (life of mine, mine life ) adalah waktu yang dihitung dari jumlah
cadangan dibagi dengan produksi tambang per tahun. Umur tambang sangat
dipengaruhi oleh jumlah cadangan yang bisa ditambang dan tingkat produksi per
Cadangan (ton)
Umur Tambang (tahun) = (3)
Produksi (ton/tahun )
Umur tambang dibuat tidak terlalu cepat ataupun terlalu lama, tergantung dari
tingkat produksi berarti keuntungan yang diperoleh akan lama (balik modalnya
akan terhitung lama), sedangkan terlalu tinggi tingkat produksinya maka biaya
kedalaman lapisan ore sehingga rancangan desain pit dilakukan bukan hanya
berdasarkan pada kedalaman lapisan namun ukuran jarak antar titik bor. Ketentuan
dalam membuat rancangan pushback pit penambangan dengan metode panel, strip
beraturan.
jenjang kerja minimal, slope dan ketinggian jenjang serta lebar jalan. Lebar
bentuk pit pada akhir tiap tahap dengan ditandai setiap perubahannya.
d. Tabel jumlah ton bahan galian, kadarnya, jumlah material total dan nisbah
pengupasan untuk setiap pushback. Tabulasi jumlah dan kadar material per
model cebakan bijih dan metode panel, strip dan block yaitu sebagai berikut:
1. Geometri jenjang
kemiringan lereng (slope), lebar jenjang (bench width, berm), tinggi jenjang (bench
height), dan jalan masuk untuk operasional (ramp) dan dapat dilihat pada gambar 3
untuk hubungan antar sudut pit. Pit limit merupakan batas akhir dari penambangan
Gambar 3. Hubungan sudut pada metode penambangan open pit antara overall slope
angle, inter-ramp angle, dan bench face angle (Hustrulid dkk., 2013)
18
Ada tiga komponen utama dari desain pada sudut lereng metode tambang open
a) Sudut kemiringan pit / overall pit slope keseluruhan dari crest ke toe, ramp dan
material surficial yang lebih lemah, dan lereng yang lebih curam pada
kedalaman tertentu. Selain itu, sudut kemiringan dapat bervariasi di sekitar pit
untuk mengikuti bentuk endapan yang berbeda dan tata letak ramp.
b) Sudut inter-ramp adalah kemiringan, atau lereng, terletak di antara setiap jalan
c) Nilai sudut jenjang / bench face angle tergantung pada jarak vertikal antar
jenjang, atau gabungan beberapa jenjang, dan lebar jenjang yang diperlukan
Crest dan toe merupakan salah satu komponen geometri jenjang dalam
pembuatan desain pit penambangan. Crest adalah titik tertinggi pada suatu jenjang
/ penampang suatu antiklin yang merupakan titik singgung dengan garis horizontal.
Sedangkan toe adalah batas bagian bawah / kaki / dasar suatu jenjang penampang.
Setiap jenjang tunggal memiliki titik tertinggi dan titik terendah yang
terpisahkan oleh jarak yang sama pada tinggi jenjang. Oleh karena itu, tinggi
jenjang tunggal adalah jarak vertikal antara dua titik antara dari titik tertinggi
b. Tinggi Jenjang
L = Lm × SF (4)
Keterangan :
c. Lebar jenjang
Menurut L., Shevyakov (2009) ukuran dimensi lebar jenjang pada tipe
B = N + L + L1 + L2 (5)
Keterangan :
d) Jenjang kerja
(catch bench), lebarnya adalah jarak antara crest dan toe yang diukur sepanjang
permukaan jenjang bagian atas. Lebar jenjang adalah proyeksi horizontal dari muka
kerja. Jenjang kerja adalah suatu jenjang dimana dilakukan proses penambangan.
Lebar yang digali dari jenjang kerja disebut cut. (Hustrulid dkk., 2013)
pada elevasi berbeda. Tinggi jenjang adalah jarak vertikal antara titik tertinggi
(crest) dan terendah (toe). Kemiringan jenjang (bench slope) adalah sudut antara
garis horizontal dan garis muka jenjang, biasanya dinyatakan dalam derajat (°).
Adapun gambar working bench dan safety bench dapat dilihat pada gambar 5.
21
Keterangan :
SB : Safety bench
WB : Working bench (jenjang kerja)
WW : cut (galian yang diambil)
Metode penambangan open pit, badan bijih dan waste yang diambil dari atas
ke bawah di beberapa lapisan horizontal dengan ketebalan yang sama yang disebut
bench / jenjang. Dengan demikian, jenjang adalah komponen utama pada sistem
penambangan terbuka (khususnya open pit). Jenjang sangat penting dalam operasi
(Bullock, 2018).
Setiap jenjang memiliki permukaan atas dan bawah yang dipisahkan oleh
jarak yang sama dengan tinggi jenjang. Dengan demikian, tinggi jenjang adalah
jarak vertikal antara titik tertinggi dari jenjang (crest) dan titik bawah (toe).
lokasi penambangan. Lebar jenjang adalah jarak horisontal yang diukur dari ujung
lantai jenjang sampai batas belakang lantai jenjang. Lebar minimum yang akan
dibuat harus dapat menampung material hasil bongkaran dan peralatan yang
digunakan.
22
2) Posisi kerja dari peralatan yang sedang beroperasi di lantai yang sama
harapan dapat menahan runtuhan batuan pada ukuran jenjang yang telah diskalakan.
daerah-daerah yang rawan terjadi failure (runtuhan), jika dirancang dengan benar,
akan mencegah teradinya runtuhan dari bagian atas lereng pit ke wilayah-wilayah
(2013):
a) Untuk mengumpulkan material yang runtuh dari jenjang yang ada diatasnya
Secara umum lebar jenjang penangkap adalah 2/3 tinggi jenjang sedangkan
pada akhir umur tambang lebar jenjang penangkap dikurangi sampai 1/3 tinggi
Keterangan:
CB: Catch bench
C : cut ( material yang lepas)
Sudut lereng antar jalan (inter-ramp slope angle) adalah sudut lereng gabungan
beberapa jenjang diantara dua jalan angkut. Penetapan sudut lereng jenjang tunggal
(face angle) dan lebar jenjang penangkap (catch bench) berdasarkan sudut lereng
antar jalan tersebut. Sudut lereng keseluruhan (overall slope angle) adalah sudut
yang sebenarnya dari dinding pit keseluruhan, dengan memperhitungkan lebar jalan
lereng semakin banyak material yang harus dikupas, ini berarti stripping ratio
semakin besar. Bagian – bagian dalam geometri lereng tambang dapat dilihat pada
Catch bench
jenjang suatu lereng menurut Hustrulid dkk., (2013) adalah dapat dilihat pada
kemiringan ini diukur dari crest paling atas sampai dengan toe paling akhir dari
front penambangan. Gambar kemiringan lereng (overall slope angle) dapat dilihat
pada gambar 8.
25
H
BH
α°
CB
ß°
H = BH × n (6)
BH
D = CB × (n – 1) + n × ( ) (7)
tan α°
H
Tan ß° = (8)
D
n × BH
Tan ß° = BH (9)
CB ×(n-1)+n ×(tan α°)
Keterangan :
overall slope diberi salah satu jenjang yang dimensi ukurannya lebih lebar dan
digunakan sebagai jalan angkut. Overall slope angle dengan access ramp dapat
R
H
CB
BH
α°
L
ß°
n × BH
Tan ß° = n × BH (10)
nCB × CB + ( tan α° )+R
Keterangan :
Overall slope angle pada jenjang kerja dan beberapa jenjang lain diukur dari
crest sampai toe. Berikut persamaan overall slope angle dengan working bench
WB
H
BH
α°
CB
L
ß°
nBH × BH
Tan ß° = n × BH (11)
WB + (nCB × CB) + ( BH
tan α°
)
Keterangan :
Overall slope terdapat satu jenjang kerja dan satu jenjang untuk jalan angkut
(ramp), lebarnya lebih besar daripada jenjang biasa. Kemiringan jenjang diukur dari
masing-masing crest dan toe pada working bench dan ramp. Overall slope angle
WB
R
H
CB
BH
α°
L
ß°
Gambar 11. Overall slope angle dengan working bench dan ramp
nBH ×BH
Tan ß° = n × BH (12)
WB + (nCB × CB) + R + ( BH
tan α°
)
Keterangan :
5) Overall slope angle dengan dua (2) working bench atau working bench
Overall slope yang ada pada beberapa (dua) bagian jenjangnya digunakan
sebagai working bench. Kemiringan sudutnya diukur dari crest paling atas sampai
toe paling bawah dari jenjang yang ada. Overall slope angle dengan dua (2) working
bench atau working bench dan safety bench dapat dilihat pada gambar 12 berikut
ini.
WB1 / SB1
H WB2 / SB2
BH
α°
CB
L
ß°
Gambar 12. Overall slope angle dengan dua (2) working bench atau working
bench dan safety bench
nBH ×BH
Tan ß° = n ×BH (13)
(nCB × CB) + (WB1 + WB2) +( BH
tan α°
)
nBH ×BH
Tan ß° = n ×BH (14)
(nCB × CB) + (WB1 + SB1) +( BH
tan α°
)
Keterangan :
Ramp adalah jalan yang digunakan di dalam daerah pit penambangan (bench)
dan akan digunakan sesuai dengan arah kemajuan penambangan. Berikut adalah
1) Lebar berm, yaitu jarak antara kaki lereng atas (toe) dengan kepala lereng
2) Tinggi lereng keseluruhan (overall slope height), adalah tinggi total dari lereng
dari permukaan topografi sampai kedalaman terbawah dari desain tambang (pit
bottom).
3) Kermiringan lereng keseluruhan (overall slope), adalah sudut total dari lereng
1
L min = n × Wt + (n + 1) × ( × Wt) (15)
2
Keterangan :
kali lebih lebar dari ukuran truk pada dua arah lurus. Untuk jalan angkut satu arah,
lebar 2 – 2,5 kali dari ukuran truk. Setiap perubahan lebar jalan akan secara
bentuk, ukuran, dimensi, letak dari suatu cebakan mineral yang di batasi dengan
berbagai aspek teknis dan memberikan gambaran dari keadaan mineral setempat.
2. Batas Penambangan
Untuk merancang sebuah batas tambang terbuka disebut ultimate open pit,
metodenya dibedakan oleh ukuran deposit, kuantitas dan kualitas data kemampuan
analisis, dan asumsi dari seorang engineer tersebut. Batas ini menunjukkan jumlah
batubara yang dapat ditambang dan jumlah material buangan (overburden) yang
Ukuran, geometri dan lokasi dari tambang utama sangat penting dalam
stockpile, dan semua fasilitas lain pada tambang tersebut. Pengetahuan tambahan
dari rancangan batas tambang juga berguna dalam membantu pekerjaan eksplorasi
mendatang.
dalam kegiatan penambangan adalah dengan istilah “Stripping ratio” atau nisbah
stripping ratio yang diperoleh dan dibandingkan dengan nilai BESR (Break Even
Stripping Ratio) yang telah dihitung sebelumnya, maka akan diperoleh bahwa
33
secara teknis batasan kegiatan penambangan dalam pit adalah sampai nilai BESR
lubang bukaan dan tergantung pada batas ekonomis dari tambang terbuka. Nisbah
pengupasan untuk tambang logam biasanya antara 1 : 1 dan 3 : 1 tetapi bisa melebihi
sebagai pengupasan / stripping. Oleh karena itu, stripping ratio (kunci utama untuk
merepresentasikan jumlah material yang tidak ekonomis atau waste yang harus
dibuang untuk mengekstrak satu unit / (ukuran volume atau ton) bijih. Rasio
umumnya dinyatakan sebagai meter kubik / meter kubik, ton / ton, atau bahkan
dalam meter kubik / ton untuk beberapa mineral. Jika waste dan bijih memiliki
kerapatan yang sama untuk memperkirakan rasio pengupasan dalam meter kubik /
Salah satu cara untuk menguraikan secara geometri pushback dengan efisien
menunjukkan jumlah dari waste yang harus dipindahkan dan jumlah secara
kuantitas ore yang akan ditambang. Ratio atau perumusan berdasarkan Hustrulid
dkk., (2013) untuk perhitungan stripping ratio terlihat pada persamaan (16) dan
(17) berikut :
Waste (ton)
Stripping Ratio = (16)
Ore (ton)
34
Waste (volume)
Stripping Ratio = (17)
Ore (volume)
pada kerangka model blok. Ukuran blok merupakan fungsi geometri mineralisasi
di daerah penelitian dan sistem penambangan yang akan digunakan. Sketsa model
blok 3D. Variabel yang diperlukan untuk pemodelan adalah topografi daerah
penelitian (topo), informasi geologi, kadar mineral, jenis batuan (rock), masa jenis
(density), persentase blok sebagai sebagai bagian bijih (%ore), dan tonase setiap
blok.
Model blok adalah model komputer yang membagi cebakan bijih menjadi
komputer didasarkan pada kerangka model blok. Model berbentuk balok dengan
dimensi tertentu yang diperoleh dari data lubang bor. Blok memberi informasi yang
diperoleh dari data lubang bor, seperti kadar logam, tipe batuan, density, dan nilai
blok. Blok umumnya berbentuk balok dengan panjang sesi ½ sampai 1/3 jarak
menyediakan sarana untuk pemodelan tubuh 3D dari titik dan interval data seperti
data sampel drillhole. Model blok terdiri dari nilai interpolasi pengukuran yang
35
benar. Model blok menyediakan metode estimasi volume, tonase, dan nilai rata-
properti yang akan dimodelkan. Properti atau atribut mungkin berisi nilai string
numerik atau karakter. Blok dari berbagai ukuran ditentukan oleh pengguna setelah
Batas pit / pit limit secara jelas memberikan ukuran umur tambang. Pit limit
pada metode open pit harus ditetapkan berdasarkan tahap perencanaan (pushback)
dan jumlah mineralisasi yang ditambang, kandungan logam, dan jumlah waste.
Istilah serupa lainnya untuk konsep ini adalah garis besar pit atau kontur pit.
Pit adalah lubang tambang, kuari, atau penggalian yang dikerjakan dengan
open pit dilakukan dalam beberapa tahap yang secara teknis terdiri atas perencanaan
atau pengaturan rencana alternatif, diikuti dengan evaluasi dan pemilihan rencana
optimum. Rancangan batas pit tergantung faktor-faktor yang umumnya tidak dapat
diatur oleh perancang batas-batas geometri badan bijih, sebaran bijih dalam badan
bijih, topografi, sudut lereng maksimum yang aman, dan sebagainya sementara
produksi, peralatan, dan hal lainnya yang dapat ditentukan perancang (Hustrulid
dkk., 2013).
Desain pit limit dapat dilihat pada gambar 16, dimana tergantung pada analisis
a) Model tubuh bijih dimana deposit didiskritisasi ke dalam grid blok, yang
masing-masing terdiri dari volume material dan sifat mineral yang sesuai
b) Nilai setiap blok, yang ditentukan dengan membandingkan harga pasar bijih
c) Model geometrik dari deposit. Model blok yang diproduksi dalam berbagai
cara tergantung pada struktur tubuh bijih. Model blok ini dapat
Material Tertambang
Mineral
inventory
Pit Limit
Gambar 16. Pit limit pada superposisi mineral (Hustrulid dkk., 2013)
Metode yang digunakan dalam merancang ultimate pit limit adalah metode
1) Penampang yang bersilang (cross section) berada pada interval biasa sejajar
satu dengan yang lain dan terhadap sumbu panjang badan bijih.
badan bijih untuk membantu mengetahui batas pit diakhir badan bijih.
bagaimana suatu pit akan ditambang dari titik awal masuk hingga bentuk akhir pit.
Tujuan umum dari mining sequence adalah untuk membagi seluruh volume
yang ada dalam pit ke dalam unit-unit perencanaan yang lebih kecil sehingga
38
mudah ditangani. Adanya mine sequence yang direncanakan dengan baik akan
target produksi yang ingin dicapai dalam waktu tertentu biasa tiap bulan. Hal yang
Geometri dari pushback sangat bergantung dari keadaan lokasi tambang dan
pushback ini membagi final pit dengan jarak horisontal yang sama. Sequential
pushback membagi blok penambangan dengan ukuran yang relatif lebih kecil dan
penambangan yang dirancang secara baik akan memberikan akses ke semua daerah
kerja dan menyediakan ruang kerja yang cukup untuk operasi peralatan kerja
tambang. Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam merencanakan suatu
pemilihan alat berat, hidrologi, target produksi, dan masalah lingkungan (Reza,
2018) .
Dalam setiap periode, terdapat target yang digunakan sebagai acuan untuk
dicapai pada akhir periode penambangan. Target tersebut meliputi target tonase dan
target kualitas.
1. Target Tonase
Setiap blok berisi tonase tertentu dari logam yang diinginkan. Blok juga dapat
terdiri dari batuan sisa yang tidak akan diperhitungkan dalam mencapai target.
2. Target Kualitas
Semua blok penambangan memiliki bijih logam dari kualitas yang berbeda.
Pada proses pemasaran, konsumen menginginkan bijih dengan kualitas yang telah
ditetapkan. Hal ini berarti bahwa pada setiap periode penambangan, satu set blok
40
yang digali dan setelah pencampuran (blending), kualitas bijih harus mendekati atau
1. Menentukan pushback dengan asumsi bahwa bijih terbaik adalah bijih yang
memiliki kadar paling tinggi dan harus memiliki nilai stripping ratio yang
serangkaian pit dibuat dengan menerapkan algoritma ultimate pit limit (Learch
ekonomi, seperti harga komoditas, cut off grade, atau biaya pengolahan dan
penambangan.
2. Menentukan pushback dengan asumsi bahwa bijih terbaik adalah bijih yang
pushback yang memiliki nilai stripping ratio terkecil dari semua kemungkinan
berikut ini:
a) Model blok dibentuk berdasarkan batas deposit, dari blok model ini telah
b) Mempertimbangkan nilai cut off grade (COG), untuk setiap tingkatan COG
berbeda-beda, dalam suatu pit terdiri dari berbagai macam kandungan logam
41
yang sama.
Waktu penelitian dilakukan selama kurang lebih satu bulan di PT. Sinar Jaya
Sulawesi Tenggara. Lokasi ini dapat dengan mudah dijangkau dengan berbagai
sarana transportasi yang ada baik lewat darat, laut, ataupun udara. Lokasi ini dapat
dicapai dengan menggunakan kendaraan roda dua atau roda empat dari Kota
Kendari ke arah utara melalui jalan poros lintas Sulawesi menuju ke Langgikima
Banda, sebelah Selatan berbatasan dengan desa Boenaga, sebelah Barat berbatasan
dengan Marombo Tubumeita, dan sebelah Timur berbatasan dengan Laut banda.
Gambar 18. Peta administrasi daerah penelitian
43
44
B. Metode Penelitian
dalam merencanakan objek penelitian yang masih bersifat baru dan belum
dilakukan penelitian pada lokasi yang diteliti. Dalam hal ini, yang menjadi objek
C. Instrumen Penelitian
D. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dibagi menjadi beberapa tahap yaitu tahap studi literatur,
pengolahan dan analisa data. Berikut adalah tahapan kegiatan penelitian yang di
maksud:
46
1. Studi Literatur
terkait kondisi geologi lokal daerah penelitian serta hal-hal yang terkait dengan
nikel laterit. Pada tahap ini juga dilakukan pendalaman materi mengenai desain pit
segi teknis dan ekonomis serta mempelajari materi tentang sequence penambangan.
2. Pengamatan Lapangan
berupa gambaran umum daerah penelitian seperti data kondisi topografi, kondisi
geoteknik dan hidrologi, dan lokasi batas IUP PT. Sinar Jaya Sultra Utama. Selain
itu, mengumpulkan data sekunder yang akan digunakan dalam pembuatan desain
pit dan perencanaan sequence penambangan di blok F seperti data bor blok F, data
penambangan bijih nikel blok F PT. Sinar Jaya Sultra Utama dengan
Adapun tahap pengolahan dan analisis data dari daerah penelitian adalah:
47
1. Mengolah data sekunder yaitu data pemboran dan data topografi blok F PT.
Sinar Jaya Sultra Utama menggunakan bantuan software Surpac 6.3. Tahap ini
bertujuan untuk menampilkan sebaran titik bor dan pembuatan blok model.
seperti geometri jenjang dan geometri jalan angkut. Kemudian untuk membuat
desain pit dimulai dari sebaran bijih terendah yang akan menjadi pit limitnya.
Pembuatan desain dimulai dari batas kedalaman minimum sampai batas atas
menggunakan bantuan software Surpac 6.3 dengan acuan data cadangan total
Studi Literatur
Pengumpulan Data
Pengolahan Data
1. Menginput data bor ke dalam software Surpac 6.3
2. Menginput data topografi ke dalam software Surpac 6.3
3. membuat block model
4. Membuat pit berdasarkan parameter geoteknik
Analisis data
1. Merancang pit limit penambangan
2. Mengitung cadangan tertambang berdasarkan pit limit Blok
F
3. Membuat sequence penambangan berdasarkan target
produksi bulanan
Selesai
dibuat sesuai yang diharapkan yaitu kondisi dan situasi daerah penambangan,
mengetahui cadangan yang berada pada lokasi yang akan ditambang, keadaan
topografi dan geologi, target produksi, jam kerja, metode penambangan, dan
rencana peralatan mekanis yang akan digunakan. Tujuan yang ingin dicapai dalam
cebakan bijih (jumlah cadangan), yang akan memaksimalkan nilai bersih total dari
cebakan bijih tersebut sebelum memasukkan faktor nilai waktu dari uang.
Hasil eksplorasi yang dilakukan oleh PT. Sinar Jaya Sultra Utama pada Blok F
diperkirakan dengan jarak spasi 100, spasi 50, hingga spasi 25 (ekplorasi rinci)
diperoleh hasil bahwa blok tersebut memiliki prospek dengan kadar yang sesuai
bentuk badan bijih nikel pada batasan-batasan tertentu terkait sebaran secara
batasan kedalaman maksimum bijih nikel yang terendapkan pada suatu daerah.
Nikel laterit merupakan hasil pelapukan dari batuan beku ultrabasa, kemudian
Bentuk dari perlapisan endapan nikel laterit umumnya mengikuti bentuk dari
keadaan morfologi pada blok F PT. Sinar Jaya Sultra Utama yaitu memiliki
geomorfologi bukit bergelombang. Lapisan badan bijih nikel laterit di daerah Blok
F terdiri atas overburden, limonit, saprolit (ore) dan bedrock. Secara umum, model
dan sebaran badan bijih menyebar secara tidak merata pada punggungan bukit dapat
(b)
(a)
Gambar 22. Model endapan bahan galian nikel laterit blok F (a) tampak samping
(b) tampang atas
52
Gambar diatas merupakan sebaran bahan galian nikel dari arah Timur ke Barat
yang berada pada elevasi tertinggi yaitu 234 meter di atas permukaan air laut (mdpl)
dan elevasi terendah 119 meter di atas permukaan air laut. Bagian Timur, badan
bijih (ore) memiliki ketebalan yang tipis karena morfologi lereng (terjal) hal ini
disebabkan karena air hujan yang turun akan segera dialirkan ke bawah lereng
akibatnya sebagian air hujan dibagian puncak lereng tidak sempat meresap secara
vertikal ke bawah sehingga proses pelapukan berjalan sangat lambat atau tidak ada
sama sekali. Hal ini berbeda dengan lokasi topografi yang relatif landai ketika
mendapatkan kiriman air hujan dari atas lereng, air tersebut akan mengalir secara
lateral dengan pergerakan yang sangat lambat dan akan meresap secara vertikal ke
proses pelapukan yang merupakan salah satu faktor terbentuknya zona limonit dan
saprolit.
B. Model blok
dimodelkan secara dinamis sesuai dengan perintah dan data yang ada. Adanya data
topografi dalam model blok 3D bertujuan untuk memberi batasan model cadangan
bijih yang diplot pada peta topografi daerah tersebut. Sehingga untuk setiap elevasi
Endapan nikel laterit yang ditaksir sebagai ore memiliki keberagaman kadar.
PT. Sinar Jaya Sultra Utama menetapkan kadar rata-rata nikel yang masih dapat
ditambang atau Cut of Grade (CoG) sebesar 1,4% Ni dengan grade untuk standar
Ukuran block model yang digunakan yaitu 12,5 × 12,5 × 1 meter, perbedaan
warna pada block model menunjukkan distribusi nikel dengan perbedaan grade
sesuai warna yang diperlihatkan. Pembagian warna dibagi atas kelas ore
berdasarkan kadar nikel laterit. Berikut ini gambar blokmodel untuk blok F.
= < 1,4 % Ni
= 1,4 - 1,69 % Ni
= 1,70 - 1,79 % Ni
= 1,8 – 1,99 % Ni
= ≥ 2,00 % Ni
(a)
(b)
Gambar 23. (a) Block model ore 3D (b) Block model ore 2D
bentuk 3 dimensi dapat dilihat pada gambar bagian (a), sedangkan untuk tampak 2
dimensi dapat dilihat pada bagian (b). Blok model di atas menunjukkan cadangan
bijih nikel dengan tingkat gradasi warna berbeda yang telah diklasifikasikan ke
dalam beberapa kelas kadar Ni. Pemberian warna blok pada gambar di atas sesuai
54
dengan klasifikasi warna yang ditetapkan perusahaan. Pengkelasan ore terdiri dari
5. HGS1 >1,99
Weighted (IDW) menghasilkan jumlah cadangan sebesar 376.390 ton dengan arah
penyebaran dari timur ke barat. Sumberdaya nikel laterit pada lokasi penelitian
terendapkan dengan elevasi terendah yaitu 119 meter di atas permukaan laut (mdpl)
dan elevasi tertinggi 234 mdpl dengan total sumberdaya sebesar 829.261,74 ton
perusahaan. Perancangan pit limit juga harus memperhatikan nilai stripping ratio
perbandingan antara tonase overburden yang akan dikupas dan tonase ore yang
akan diambil. Sedangkan untuk nilai Cut off Grade (CoG) yang ditetapkan oleh
1. Geometri Jenjang
Perhitungan geometri desain pit terkait komponen dasar jenjang yaitu tinggi
jenjang, lebar jenjang penangkap (catch bench), crest dan toe, geometri kemiringan
56
lereng (overall slope angle dan single slope), serta ramp (road acces mining road)
A’
A
Crest
Toe
Standar yang ditetapkan oleh perusahaan dalam perancangan pit limit yang
dibuat memiliki tinggi jenjang 6 m, dengan sudut lereng jenjang (single slope) 55°,
dan sudut lereng keseluruhan (overall slope) 45°, sementara untuk lebar jenjang
penangkap (catch bench) sebesar 2 m (lihat lampiran 2). Ketentuan perameter yang
ditetapkan telah melalui kajian teknis dan ekonomis oleh perusahaan untuk
57
kapasitas maksimal alat berat excavator dalam menjangkau objek material/ bahan
galian. Desain kemiringan sebesar 550 ini dilakukan dengan tujuan untuk
apabila dibuat dengan kemiringan single slope yang lebih curam yang melewati
lebih besar runtuh, dan apabila melewati 60⁰ kemungkinan besar akan terjadi
faktor keamanan yaitu suatu jenjang masih dapat dilanjutkan ke tahap jenjang
selanjutnya dengan perkiraan bahwa jenjang tersebut masih dalam posisi aman
menunjukkan pit limit pada blok F berada pada ketinggian 234 mdpl. Adapun
bentuk akhir pit limit blok F dapat dilihat pada gambar 25.
58
nilai batas kadar ekonomis/CoG (Cut off Grade) yaitu sebesar Ni ≥ 1,40%, maka
hasil yang diperoleh berdasarkan rancangan ultimate pit limit, didapatkan cadangan
yang terbukti yaitu 375.347,04 ton dengan tonase overburden sebesar 484.202 ton,
sehingga diperoleh nilai stripping ratio sebesar 1,22 dengan kadar rata-rata Ni
1,78% dan Fe 22,47 %. Luas rancangan pit limit adalah 9,91 hektar.
3. Jumlah cadangan
Berdasarkan pit limit yang telah dirancang didapatkan rincian hasil perhitungan
cadangan yang ditunjukkan pada tabel 5, dimana hasil estimasi cadangan pada pit
menghasilkan jumlah cadangan dengan Cut off Grade Ni > 1,4 % adalah
375.347,04 ton.
59
4. Umur Tambang
produksi untuk satu pit. Dengan memperhatikan berapa jumlah ore per ton dan
berapa target produksi. Hasil perhitungan umur tambang pada lokasi penelitian
adalah selama 5 bulan dengan jumlah cadangan 375.347,04 ton dengan target
produksi perbulan yaitu 70.000 ton. Perhitungan umur tambang dilakukan dengan
= 375.347,04 ton
70.000 ton/bulan
= 5,36 bulan
= 5 bulan 11 Hari
60
D. Sequence Penambangan
menunjukkan bagaimana suatu pit akan ditambang dari tahap awal hingga tahap
akhir rancangan tambang (pit limit). Tujuan utama dari rancangan sequence
seluruh volume yang ada dalam overall pit ke dalam unit-unit pit penambangan
material pada rancangan pit limit terdiri dari material ore sebesar 375.347,04 ton
dan material overburden sebesar 484.202 ton. Rancangan pit limit selanjutnya
dibagi menjadi unit-unit yang lebih kecil (sequence). Perencanaan sequence ini
dibuat berdasarkan elevasi dan menggunakan metode trial all error (metode coba-
coba) dengan cara menampilkan jumlah material tiap jenjang dan menjumlahkan
Keterangan:
= Sequence 1
= Sequence 2
= Sequence 3
= Sequence 4
= Sequence 5
5. Setiap sequence juga akan menunjukkan jumlah tonase ore dan overburden yang
pada blok F. Luas bukaan tambang adalah 2,28 hektar dan akan dilakukan
sebesar 103.440 ton dan ore yang akan diambil sebesar 71.485 ton dengan
terjadi loose material (material yang hilang) atau kesalahan yang dilakukan
operator pada saat pengambilan bahan galian (ore getting), pada saat proses
ratio pada sequence ini adalah 1,3 : 1. Berdasarkan hasil blending dari setiap
jenjang minimum 2 m, dan sudut kemiringan (single slope) 55o . Titik tertinggi
pada rancangan ini adalah 234 meter diatas permukaan laut (mdpl) dan titik
terendah adalah 156 mdpl. Dalam kegiatan pengupasan dilakukan seiring dengan
pembuatan akses jalan tambang dalam pit. Pada penambangan pertama terdiri dari
= ≤ 1,4
= 1,4 - 1,69
= 1,70 - 1,79
= 1,8 – 1,99
= ≥ 2,00
A
A’
Pada sequence kedua luas bukaan tambang adalah 2,53 hektar, material
overburden yang akan dipindahkan sebesar 119.212,5 ton dan tonase ore 76.093,1
sequence ini adalah 1,48 : 1. Rincian tonase dan volume penambangan pada
sequence kedua ini lebih besar daripada sequence pertama, karena pada sequence
sehingga dapat terjadi pelapukan yang cukup intensif. Dengan topografi landai
enrichment).
memungkinkan dalam pembuatan jalan baru sehingga pada bulan kedua dibuat
jalan baru. Kegiatan produksi ore dilakukan pada elevasi 174 – 138 meter di atas
jenjang 6 m, lebar jenjang minimum 2 m, dan sudut kemiringan (single slope) 55o.
66
= ≤ 1,4
= 1,4 - 1,69
= 1,70 - 1,79
= 1,8 – 1,99
= ≥ 2,00
Sequence ketiga luas bukaan tambang adalah 2,99 hektar, material overburden
yang akan dipindahkan sebesar 44.497,5 ton dan jumlah ore yang akan diambil
adalah sebesar 71.715 ton dengan mengasumsikan mining recovery 95%, nilai
stripping ratio pada sequence ini adalah 0,59 : 1. Rincian tonase dan volume
sudah sangat kecil. Kegiatan pengupasan Overburden dilakukan hanya pada elevasi
137-138 mdpl dan untuk produksi ore dilakukan pada elevasi 136-133 mdpl. Pada
sequence ini hanya mengupas satu jenjang saja dan telah memenuhi target produksi
Titik tertinggi pada rancangan ini adalah 138 mdpl dan titik terendah adalah
= ≤ 1,4
= 1,4 - 1,69
= 1,70 - 1,79
= 1,8 – 1,99
= ≥ 2,00
68
overburden yang akan dipindahkan sebesar 107.899 ton dan tonase ore 78.062,6
ton dengan mengasumsikan mining recovery 95%, nilai stripping ratio pada
sequence ini adalah 1,3 : 1. Rincian penambangan pada sequence kedua ditunjukkan
pada tabel 9.
Berdasarkan tabel 9 di atas, kegiatan produksi waste dan ore terdiri dari 2 sub
blok. Untuk sub blok yang pertama terletak pada elevasi 119 – 131 meter di atas
permukaan air laut dan untuk sub blok ke dua terletak pada elevasi 180 – 204 meter
di atas permukaan air laut. Pada sub blok pertama, material overburden sudah tidak
ada karena telah habis pada saat pengupasan overburden pada sequence bulan ke
tiga, sedangkan ore yang dihasilkan pada elevasi ini yaitu 41.976 ton karena sub
blok ini merupakan sisa bukaan dari sequence 1 hingga sequence 3. Pada sub blok
pertama ini tidak dapat memenuhi target produksi perbulan, sehingga untuk
memenuhi target, maka dilakukan penambangan pada sub blok kedua. Untuk sub
blok kedua material overburden yang akan dipindahkan sebesar 107.899 ton dan
ore yang akan diambil adalah sebesar 40.195,2 ton. Sehingga jika dijumlahkan ore
pada sub blok pertama dan kedua adalah sebesar 82.171,2 ton, berdasarkan hasil
Titik tertinggi pada rancangan ini adalah 204 mdpl dan titik terendah adalah
= ≤ 1,4
= 1,4 - 1,69
= 1,70 - 1,79
= 1,8 – 1,99
= ≥ 2,00
mine out. Dalam hal ini yang tertinggal hanya volume ore sisa, sehingga untuk
volume ore pada sequence ini tidak mencapai target produksi bulanan. Sequence
sebesar 51.120 ton dan jumlah material ore yang akan diambil sebesar 55.219 ton
dengan mengasumsikan mining recovery 95%, nilai stripping ratio pada sequence
ini sudah sangat kecil yaitu 0,87 : 1, hal ini terjadi karena jumlah overburden yang
akan dibuka tinggal sedikit karena telah dilakukan pengupasan sebelumnya pada
sequence bulan ke empat. Berdasarkan hasil blending setiap jenjang diperoleh nilai
Pada sequence kelima luas bukaan tambang adalah 1,3 hektar, Titik
tertinggi pada rancangan ini berada pada elevasi 180 meter di atas permukaan air
laut dan titik terendah pada elevasi 162 meter di atas permukaan air laut. Parameter
= ≤ 1,4
= 1,4 - 1,69
= 1,70 - 1,79
= 1,8 – 1,99
= ≥ 2,00
ore yang akan diambil pada tiap sequence (tiap bulan) dapat dilihat pada tabel 11
di bawah ini.
73
stripping ratio (SR) yang berbeda, dimana nilai stripping ratio tertinggi yaitu pada
bulan kedua dikarenakan dalam bulan ini topografi cenderung landai sehingga
rekahan-rekahan atau pori-pori batuan sehingga dapat terjadi pelapukan yang cukup
kadar nikel, setelah diketahuinya volume waste dan volume ore maka untuk nilai
stripping ratio secara keseluruhan untuk blok F yaitu 1,1 : 1, dimana masih masuk
dalam standard operational procedure (SOP) dari PT. Sinar Jaya Sultra Utama
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
penambangan pada Blok F PT. Sinar Jaya Sultra Utama, berikut adalah kesimpulan
1. Desain pit limit penambangan di blok Blok F PT. Sinar Jaya Sultra Utama
teknis dan ekonomis, geometri tinggi jenjang sebesar 6 meter dan lebar jenjang
2 meter dengan kemiringan 55⁰ menghasilkan luas bukaan sebesar 9,91 Ha.
2. Berdasarkan pit limit yang telah dibuat, total cadangan yang ditambang sebesar
375.347 ton dan overburden sebesar 426.681,4 ton dengan stripping ratio (SR)
3. Berdasarkan total cadangan yang telah di dapatkan, yaitu sebesar 375.347 ton
dan target produksi sebesar 70.000 ton/bulan, maka umur tambang di blok F
adalah 5 bulan.
B. Saran
dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai kebutuhan alat yang akan digunakan dan
Asy’ari, L., Hidayatullah, R., dan Zulfadli, A., 2013, Geologi dan Estimasi Sumber
Daya Nikel Laterit Menggunakan Metode Ordinary Kriging di PT. Aneka
Tambang, tbk. Jurnal Intekna, tahun XIII, No. 1, Mei 2013 : 7-5, Hal. 10
Efendi, R., Yulhendra. D., 2017, Quarterly Plan Penambangan Nikel Tahun 2020
pada Pit X PT. Elit Kharisma Utama Menggunakan Software Maptec
Vulcan 9.1, Jurnal Bina Tambang , Vol.4, No.1
Hustrulid. M., Kuchta, R., Martin. 2013, Open pit Mine Planning & Design. CRC
Press/Balkema : London
Khairul, A., Maryanto, dan Usman, D.N., 2017, Perancangan Tambang (Pit
Design) dan Pentahapan Tambang Batubara Pit Blok 3 dengan Stripping
ratio 7 : 1 di PT Inti Bara Perdana, Desa Lubuk Sini, Kecamatan Taba
Penanjung, Kabupaten Bengkulu Tengah, Provinsi Bengkulu, Prosiding
Teknik Pertambangan, vol. 3, no. 2, ISSN 2460-6499, Hal. 696.
Meagher, C., Dimitrakopoulos, R., Avis, D., 2014, Optimized Open pit Mine
design, Pushbacks and the Gap Problem-A Review, Journal of Mining
Science, Vol. 50 No. 3, ISSN 1062-7391, Hal. 508-526.
Margaret, A. Oliver, and Webster, R., 2015. “Basic Steps in Geostatistics: The
Variogram and Kriging”, Journal of Soil Science, 32, 643–654.
51
52
Newman, A.M., Rubio, E., Caro, R., Weintraub, A., Eurek, K., 2010, A Review or
Operation Research in Mine Planning, Journal Interfaces INFORM, Vol. 40
No. 3. ISSN 0092-2102, Hal. 222-245.
Prinandi, A., 2015, Perencanaan (Desain) Pit Elf Pada Penambangan Batubara Di
PT Milagro Indonesia Miningdesa Sungai Merdeka, Kecamatan Kamboja,
Kabupaten Kutai Kartainegara Provinsi Kalimantan Timur, prosiding
teknik pertambangan, vol. 1, no. 1, ISSN: 2460-6499, Hal. 102-103.
Purwaningsih, D.A., dan Mamas, 2017 Rancangan Teknis Desain Push Back pada
Penambangan Batubara Pit 10 Dan Pit 13 PT. Kayan Putra Utama Coal
Kabupaten Kutai Kartanegara Kalimantan Timur Vol. 1, No. 21
Rafsanjani, M.R., Djamaluddin., Bakri. H, 2016, Estimasi Sumber Daya Bijih Nikel
dengan Menggunakan Metode IDW di Provinsi Sulawesi Tenggara,
Prosiding Teknik Pertambangan, Jurnal Geomina, vol. 04, No. 1, Hal. 20
Rosana, M.F., Yuningsih, E.T., Pambudi, L., 2017, Karakteristik Batuan Asal
Pembentukan Endapan Nikel Laterit di Daerah Madang dan Serakam
Tengah, Padjajaran Geoscience Journal, Vol. 01 No.2, Oktober 2017, ISSN
2597-4033
Sujiman, 2015, Kajian Perhitungan Cadangan Batubara Menggunakan Metode
Block model 2 Dimensi dan Cross Section di Software Surpac Pada PT.
Tanito Harum Kalimantan Timur, Prosiding Teknik Pertambangan, Jurnal
Geologi Pertambangan, vol.1 No. 17 , Februari 2015, Hal. 5
Wyllie, D. C., & Mash, C. W. (2004). Rock Slope Engineering Civil and Mining
4thEdition. USA: Spon Press
xiii
LAMPIRAN I
DATA TITIK BOR BLOK F
Max
NO. Hole_id From To y x z Ni Fe Layer
depth
TB C007F 0 1 0,89 41,36 OB
TB C007F 1 1,5 1,01 38,39 OB
1 TB C007F 1,5 2 4 9626299.2 426325,5 139,67 0,3 7,01 BRK
TB C007F 2 3 0,32 7,13 BRK
TB C007F 3 4 0,25 6,57 BRK
TB C008F 0 0,4 0,97 29,28 OB
TB C008F 0,4 1 2,07 17,42 ORE
TB C008F 1 2 1,58 19,38 ORE
TB C008F 2 3 2,1 14,73 ORE
TB C008F 3 4 2,33 21,03 ORE
TB C008F 4 5 1,86 25,87 ORE
2 9,5 9626301.4 426373,7 139,65
TB C008F 5 6 2,35 20,15 ORE
TB C008F 6 6,5 0,52 6,48 ORE
TB C008F 6,5 7 2,12 15,92 ORE
TB C008F 7 8 1,26 16,27 BRK
TB C008F 8 9 0,45 6,68 BRK
TB C008F 9 9,5 0,28 6,47 BRK
TB C009F 0 1 0,83 42,25 OB
TB C009F 1 2 0,93 42,44 OB
TB C009F 2 3 1,03 41,33 OB
TB C009F 3 4 0,99 41,68 OB
TB C009F 4 5 1,08 27,61 OB
TB C009F 5 6 1,48 35,31 ORE
TB C009F 6 7 1,71 30,78 ORE
TB C009F 7 8 1,93 30,85 ORE
TB C009F 8 9 1,82 30,6 ORE
3 16 9626300.7 426425,1 154,1
TB C009F 9 10 2,36 16,96 ORE
TB C009F 10 11 2,35 22,07 ORE
TB C009F 11 12 2,65 26,24 ORE
TB C009F 12 12,7 2,99 21,79 ORE
TB C009F 12,7 13 0,62 6,01 BRK
TB C009F 13 14 0,66 6,73 BRK
TB C009F 14 14,4 1,69 15,95 BRK
TB C009F 14,4 15 0,54 6,45 BRK
TB C009F 15 16 0,26 6,5 BRK
TB C010F 0 1 0,79 41,4 OB
TB C010F 1 2 0,85 42,03 OB
4 TB C010F 2 3 9 9626300.4 426474,8 163,85 1,08 37,27 OB
TB C010F 3 4 1,18 35,01 OB
TB C010F 4 5 1,23 20,15 OB
xiii
Max
NO. Hole_id From To y x z Ni Fe Layer
depth
TB C010F 5 6 1,11 13,83 BRK
TB C010F 6 7 1,33 16,27 BRK
4 TB C010F 7 8 9 9626300.4 426474,8 163,85 0,3 6,79 BRK
TB C010F 8 9 0,22 6,41 BRK
TB C011F 0 1 0,68 42,72 OB
TB C011F 1 2 0,75 44,1 OB
TB C011F 2 3 0,84 43,43 OB
TB C011F 3 4 0,94 41,6 OB
5 TB C011F 4 4,25 8 9626299.2 426524,9 178,42 1,03 41,52 OB
TB C011F 4,25 5 0,39 7,39 BRK
TB C011F 5 6 0,41 7,46 BRK
TB C011F 6 7 0,34 6,68 BRK
TB C011F 7 8 0,21 5,94 BRK
TB C012F 0 1 1,07 41,25 OB
TB C012F 1 2 1,15 41,07 OB
TB C012F 2 3 1,33 41,96 OB
TB C012F 3 4 1,56 37,28 ORE
TB C012F 4 5 1,62 36,35 ORE
TB C012F 5 6 3,06 20,7 ORE
TB C012F 6 7 2,96 29,37 ORE
TB C012F 7 8 1,9 33,28 ORE
TB C012F 8 9 1,26 38,77 ORE
TB C012F 9 10 1,19 40,16 ORE
TB C012F 10 11 1,46 35,82 ORE
TB C012F 11 12 1,66 29,89 ORE
TB C012F 12 13 1,81 25,71 ORE
TB C012F 13 14 1,95 20,36 ORE
TB C012F 14 15 1,71 24,59 ORE
6 TB C012F 15 16 30,5 9626300.3 426575,1 194,95 1,92 22,69 ORE
TB C012F 16 17 1,68 26,84 ORE
TB C012F 17 18 1,7 23,16 ORE
TB C012F 18 19 1,97 20,79 ORE
TB C012F 19 20 1,82 13,02 ORE
TB C012F 20 21 1,84 15,43 ORE
TB C012F 21 22 1,73 20,38 ORE
TB C012F 22 23 1,25 19,94 ORE
TB C012F 23 24 1,43 21,92 ORE
TB C012F 24 25 1,77 21,41 ORE
TB C012F 25 26 2,13 17,5 ORE
TB C012F 26 27 1,22 13,12 ORE
TB C012F 27 28 1,21 15,86 ORE
TB C012F 28 29 1,48 20,7 ORE
TB C012F 29 30 1,49 16,75 ORE
TB C012F 30 30,5 1,23 7,31 BRK
xiii
Max
NO. Hole_id From To y x z Ni Fe Layer
depth
TB C013F 0 1 1,23 40,38 OB
TB C013F 1 1,6 1,22 29,59 OB
TB C013F 1,6 2 1 18,17 OB
TB C013F 2 2,35 0,29 7,01 OB
TB C013F 2,35 3 0,36 7,47 OB
TB C013F 3 4 1,53 28,96 ORE
7 TB C013F 4 5 9,5 9626299.9 426624,9 212,34 1,83 33,44 ORE
TB C013F 5 6 0,45 7,71 ORE
TB C013F 6 7 1,98 32,83 ORE
TB C013F 7 8 2,38 34,52 ORE
TB C013F 8 8,25 2,23 32,24 ORE
TB C013F 8,25 9 0,44 8,1 BRK
TB C013F 9 9,5 0,28 6,71 BRK
TB C014F 0 1 1,34 38,06 OB
TB C014F 1 2 1,74 26,67 ORE
TB C014F 2 3 1,77 17,31 ORE
8 TB C014F 3 4 7 9626301.1 426676,1 232,78 1,47 16,31 ORE
TB C014F 4 5 0,46 7,88 BRK
TB C014F 5 6 0,58 8,32 BRK
TB C014F 6 7 0,43 7,26 BRK
TB C029F 0 1 0,89 42,18 OB
TB C029F 1 2 0,97 43,3 OB
TB C029F 2 3 0,96 42,73 OB
TB C029F 3 4 1,05 41,96 OB
TB C029F 4 5 1,02 27,74 OB
TB C029F 5 6 1,23 36,44 OB
9 TB C029F 6 6,5 10,5 9626274.9 426299,4 138,11 1,24 32,48 OB
TB C029F 6,5 7 0,42 8,19 BRK
TB C029F 7 8 0,33 7,05 BRK
TB C029F 8 8,6 0,65 9,28 BRK
TB C029F 8,6 9 1,88 18,07 BRK
TB C029F 9 10 0,34 6,97 BRK
TB C029F 10 10,5 0,33 7,28 BRK
TB C030F 0 1 0,9 41,64 OB
TB C030F 1 2 0,95 42,63 OB
TB C030F 2 3 1,01 41,98 OB
TB C030F 3 4 1,06 40,9 OB
TB C030F 4 5 0,98 42,38 OB
10 TB C030F 5 6 19 9626275.3 426324,2 143,83 1,37 40,49 OB
TB C030F 6 7 1,49 35,95 ORE
TB C030F 7 7,5 0,49 8,05 ORE
TB C030F 7,5 8 1,21 26,98 ORE
TB C030F 8 9 1,84 26,01 ORE
TB C030F 9 10 1,85 22,8 ORE
xiii
xiv
Max
NO. Hole_id From To y x z Ni Fe Layer
depth
TB C030F 10 11 0,67 7,74 ORE
TB C030F 11 12 1,94 13,63 ORE
TB C030F 12 12,5 1,97 15,13 ORE
TB C030F 12,5 13 1 7,17 ORE
TB C030F 13 13,4 0,41 6,67 ORE
TB C030F 13,4 14 1,34 19,82 ORE
10 19 9626275.3 426324,2 143,82
TB C030F 14 15 1,38 15,03 ORE
TB C030F 15 16 1,65 12,75 ORE
TB C030F 16 17 1,74 21,93 ORE
TB C030F 17 17,3 2,02 16,46 ORE
TB C030F 17,3 18 0,57 6,76 BRK
TB C030F 18 19 0,26 6,21 BRK
TB C031F 0 1 1 40,16 OB
TB C031F 1 2 1,13 38,69 OB
TB C031F 2 3 1,15 38,95 OB
TB C031F 3 4 1,46 37,01 ORE
TB C031F 4 5 1,49 34,13 ORE
TB C031F 5 6 2,26 29,43 ORE
TB C031F 6 7 2,18 25,93 ORE
TB C031F 7 8 1,95 19,92 ORE
TB C031F 8 9 2,03 20,68 ORE
TB C031F 9 10 2,52 25,75 ORE
TB C031F 10 11 2,47 16,18 ORE
TB C031F 11 12 2,25 16,69 ORE
TB C031F 12 13 2,36 15,91 ORE
11 TB C031F 13 14 26 9626277 426350,3 142,15 2,16 18,02 ORE
TB C031F 14 15 2,22 20,22 ORE
TB C031F 15 16 1,7 18,36 ORE
TB C031F 16 17 1,48 19,91 ORE
TB C031F 17 18 1,48 21,27 ORE
TB C031F 18 19 1,64 19,05 ORE
TB C031F 19 20 1,59 18,79 ORE
TB C031F 20 21 1,57 16,42 ORE
TB C031F 21 22 1,53 20,07 ORE
TB C031F 22 23 1,59 21,07 ORE
TB C031F 23 24 1,64 23,24 ORE
TB C031F 24 24,3 2,05 18,43 ORE
TB C031F 24,3 25 1,46 9,72 ORE
TB C031F 25 26 0,63 7,06 BRK
TB C032F 0 1 1,02 35,07 OB
TB C032F 1 2 1,68 19,94 ORE
12 TB C032F 2 2,5 17,5 9626273.4 426376,3 145,44 1,22 9,98 ORE
TB C032F 2,5 3 0,69 7,01 ORE
TB C032F 3 3,3 0,88 9,17 ORE
xv
Max
NO. Hole_id From To y x z Ni Fe Layer
depth
TB C030F 10 11 0,67 7,74 ORE
TB C030F 11 12 1,94 13,63 ORE
TB C030F 12 12,5 1,97 15,13 ORE
TB C030F 12,5 13 1 7,17 ORE
TB C030F 13 13,4 0,41 6,67 ORE
TB C030F 13,4 14 1,34 19,82 ORE
10 19 9626275.3 426324,2 143,82
TB C030F 14 15 1,38 15,03 ORE
TB C030F 15 16 1,65 12,75 ORE
TB C030F 16 17 1,74 21,93 ORE
TB C030F 17 17,3 2,02 16,46 ORE
TB C030F 17,3 18 0,57 6,76 BRK
TB C030F 18 19 0,26 6,21 BRK
TB C031F 0 1 1 40,16 OB
TB C031F 1 2 1,13 38,69 OB
TB C031F 2 3 1,15 38,95 OB
TB C031F 3 4 1,46 37,01 ORE
TB C031F 4 5 1,49 34,13 ORE
TB C031F 5 6 2,26 29,43 ORE
TB C031F 6 7 2,18 25,93 ORE
TB C031F 7 8 1,95 19,92 ORE
TB C031F 8 9 2,03 20,68 ORE
TB C031F 9 10 2,52 25,75 ORE
TB C031F 10 11 2,47 16,18 ORE
TB C031F 11 12 2,25 16,69 ORE
TB C031F 12 13 2,36 15,91 ORE
11 TB C031F 13 14 26 9626277 426350,3 142,15 2,16 18,02 ORE
TB C031F 14 15 2,22 20,22 ORE
TB C031F 15 16 1,7 18,36 ORE
TB C031F 16 17 1,48 19,91 ORE
TB C031F 17 18 1,48 21,27 ORE
TB C031F 18 19 1,64 19,05 ORE
TB C031F 19 20 1,59 18,79 ORE
TB C031F 20 21 1,57 16,42 ORE
TB C031F 21 22 1,53 20,07 ORE
TB C031F 22 23 1,59 21,07 ORE
TB C031F 23 24 1,64 23,24 ORE
TB C031F 24 24,3 2,05 18,43 ORE
TB C031F 24,3 25 1,46 9,72 ORE
TB C031F 25 26 0,63 7,06 BRK
TB C032F 0 1 1,02 35,07 OB
TB C032F 1 2 1,68 19,94 ORE
12 TB C032F 2 2,5 17,5 9626273.4 426376,3 145,44 1,22 9,98 ORE
TB C032F 2,5 3 0,69 7,01 ORE
TB C032F 3 3,3 0,88 9,17 ORE
Max
NO. Hole_id From To y x z Ni Fe Layer
depth
TB C032F 3,3 4 1,38 18,26 ORE
TB C032F 4 5 0,8 7,15 ORE
TB C032F 5 6 1,37 16,14 ORE
TB C032F 6 6,55 1,25 15,36 ORE
TB C032F 6,55 7 0,43 6,86 ORE
TB C032F 7 8 1,38 16,96 ORE
TB C032F 8 9 2,1 17,68 ORE
TB C032F 9 10 1,84 19,5 ORE
12 17,5 9626273.4 426376,3 145,45
TB C032F 10 11 2,11 18,59 ORE
TB C032F 11 12 2,14 17,88 ORE
TB C032F 12 13 1,85 15,61 ORE
TB C032F 13 14 1,63 17,6 ORE
TB C032F 14 15 1,19 13,18 BRK
TB C032F 15 16 1,35 12,68 BRK
TB C032F 16 17 0,46 6,78 BRK
TB C032F 17 17,5 0,37 7,05 BRK
TB C033F 0 1 1,05 41,03 OB
TB C033F 1 2 1,02 40,8 OB
TB C033F 2 3 1,07 39,7 OB
TB C033F 3 4 1,03 38,4 OB
TB C033F 4 5 1,6 29,72 ORE
TB C033F 5 6 1,79 26,28 ORE
TB C033F 6 7 1,68 23,58 ORE
TB C033F 7 8 2,26 22,43 ORE
TB C033F 8 9 2,15 18,58 ORE
TB C033F 9 10 2,17 18,85 ORE
TB C033F 10 11 1,81 18,35 ORE
TB C033F 11 12 2,01 21,03 ORE
TB C033F 12 13 1,89 22,45 ORE
TB C033F 13 14 1,87 19,1 ORE
13 28 9626273.1 426399,9 150,28
TB C033F 14 15 2 17,64 ORE
TB C033F 15 16 2,29 15,41 ORE
TB C033F 16 16,6 2,14 15,36 ORE
TB C033F 16,6 17 1,19 7,92 ORE
TB C033F 17 18 1,84 20,12 ORE
TB C033F 18 19 1,93 19,05 ORE
TB C033F 19 20 2,22 19,11 ORE
TB C033F 20 21 1,84 18,4 ORE
TB C033F 21 22 2,21 21,68 ORE
TB C033F 22 23 2,03 19,02 ORE
TB C033F 23 24 1,77 16,85 ORE
TB C033F 24 25 1,86 17,3 ORE
TB C033F 25 26 1,5 15,97 ORE
TB C033F 26 26,6 0,55 7,95 BRK
xiii
Max
NO. Hole_id From To y x z Ni Fe Layer
depth
TB C033F 26,6 27 0,28 6,17 BRK
13 28 9626273.1 426399,9 150,28
TB C033F 27 28 0,25 6,3 BRK
TB C035F 0 1 1,15 37,71 OB
TB C035F 1 1,7 1,14 37,69 OB
TB C035F 1,7 2 1,26 18,94 ORE
TB C035F 2 3 1,51 16,5 ORE
14 7 9626275.5 426448,8 153,65
TB C035F 3 4 1,54 15,25 ORE
TB C035F 4 5 0,54 8,44 BRK
TB C035F 5 6 0,3 7,06 BRK
TB C035F 6 7 0,24 6,48 BRK
TB C036F 0 1 0,95 33,55 OB
TB C036F 1 1,75 1,09 12,9 OB
TB C036F 1,75 2 0,34 6,69 OB
TB C036F 2 3 0,38 6,88 OB
15 7 9626274 426475,5 162,03
TB C036F 3 4 1,18 15,18 OB
TB C036F 4 5 1,3 15,57 OB
TB C036F 5 6 0,41 6,51 BRK
TB C036F 6 7 0,3 6,67 BRK
TB C037F 0 1 0,76 39,97 OB
16 15 9626275.5 426499,4 167,79
TB C037F 1 2 0,98 40,22 OB
TB C037F 2 3 1,48 32,41 ORE
TB C037F 3 4 1,57 30,01 ORE
TB C037F 4 5 1,63 29,31 ORE
TB C037F 5 6 1,72 30,49 ORE
TB C037F 6 7 1,8 27,72 ORE
TB C037F 7 8 1,83 26,98 ORE
TB C037F 8 9 1,82 24,94 ORE
16 15 9626275.5 426499,4 167,79
TB C037F 9 10 1,68 29,67 ORE
TB C037F 10 11 1,34 26,6 ORE
TB C037F 11 12 1,55 20,55 ORE
TB C037F 12 12,6 1,58 18,52 ORE
TB C037F 12,6 13 0,31 6,38 BRK
TB C037F 13 14 0,23 6,63 BRK
TB C037F 14 15 0,19 6,03 BRK
TB C038F 0 0,7 0,72 29,67 OB
TB C038F 0,7 1 0,91 15,07 BRK
17 3 9626274.4 426526,1 179,26
TB C038F 1 2 0,31 7,37 BRK
TB C038F 2 3 0,25 7,3 BRK
TB C039F 0 1 0,86 41,09 OB
TB C039F 1 2 1,04 41,69 OB
TB C039F 2 3 1,12 39,78 OB
18 13 9626274.4 426550,4 184,95
TB C039F 3 4 1,05 39,58 OB
TB C039F 4 4,6 1,18 37,04 OB
TB C039F 4,6 5 1,4 14,23 ORE
xiii
Max
NO. Hole_id From To y x z Ni Fe Layer
depth
TB C039F 5 6 1,45 23,83 ORE
TB C039F 6 7 1,23 28,76 BRK
TB C039F 7 8 0,47 6,95 BRK
TB C039F 8 8,3 0,44 7,58 BRK
18 TB C039F 8,3 9 13 9626274.4 426550,4 184,94 0,8 11,73 BRK
TB C039F 9 10 0,47 8,82 BRK
TB C039F 10 11 0,35 6,66 BRK
TB C039F 11 12 0,44 6,4 BRK
TB C039F 12 13 0,44 6,44 BRK
TB C040F 0 1 0,86 42,89 OB
TB C040F 1 2 0,85 43,29 OB
TB C040F 2 3 0,84 42,62 OB
TB C040F 3 4 0,86 42,42 OB
TB C040F 4 5 0,91 40,88 OB
TB C040F 5 5,5 0,99 40,43 OB
TB C040F 5,5 6 1,13 37,55 OB
TB C040F 6 7 1,62 32,46 ORE
TB C040F 7 8 1,91 25,23 ORE
TB C040F 8 8,5 2,12 21,83 ORE
TB C040F 8,5 9 1,83 11,51 ORE
TB C040F 9 10 1,47 10,28 ORE
TB C040F 10 11 1,14 7,92 ORE
TB C040F 11 11,5 1,09 7,83 ORE
TB C040F 11,5 12 1,18 10,9 ORE
19 TB C040F 12 12,5 25 9626275.8 42657,6 191,24 1,95 13,89 ORE
TB C040F 12,5 13 0,99 7,1 ORE
TB C040F 13 14 1,87 13,5 ORE
TB C040F 14 15 1,55 22,79 ORE
TB C040F 15 16 1,33 19,25 ORE
TB C040F 16 17 0,56 16,16 ORE
TB C040F 17 18 1,34 19,77 ORE
TB C040F 18 19 1,44 7,45 ORE
TB C040F 19 19,5 1,92 9,41 ORE
TB C040F 19,5 20 1,78 19,06 ORE
TB C040F 20 21 1,57 17,5 ORE
TB C040F 21 22 1,48 23,08 ORE
TB C040F 22 23 1,6 20,15 ORE
TB C040F 23 23,4 1,31 19,48 BRK
TB C040F 23,4 24 0,58 8,1 BRK
TB C040F 24 25 0,34 7,07 BRK
TB C041F 0 1 1,01 41,08 OB
20 TB C041F 1 2 6 9626272.4 426600,5 197,44 1,04 38,65 OB
TB C041F 2 2,75 1,18 16,94 OB
xiii
Max
NO. Hole_id From To y x z Ni (%) Fe (%) Layer
depth (m)
TB C041F 2,75 3 0,5 7,44 BRK
TB C041F 3 4 0,77 7,45 BRK
20 6 9626272.4 426600,5 197,44
TB C041F 4 5 0,4 6,87 BRK
TB C041F 5 6 0,34 6,87 BRK
TB C042F 0 1 1,11 37,07 OB
TB C042F 1 2 1,41 21,78 OB
TB C042F 2 2,55 0,51 7,38 OB
TB C042F 2,55 3 1,5 18,95 OB
TB C042F 3 4 1,33 16,08 OB
TB C042F 4 4,6 1,24 12,57 OB
TB C042F 4,6 5 0,46 6,62 OB
TB C042F 5 6 1,42 12,82 OB
TB C042F 6 7 0,46 6,98 OB
21 TB C042F 7 8 17 9626275.9 426620,6 204,66 0,96 8,01 OB
TB C042F 8 9 1,6 19,4 ORE
TB C042F 9 10 1,38 16,31 ORE
TB C042F 10 11 1,87 17,05 ORE
TB C042F 11 12 2,16 16,47 ORE
TB C042F 12 13 2,4 17,09 ORE
TB C042F 13 14 2,39 16,88 ORE
TB C042F 14 15 2,47 13,07 ORE
TB C042F 15 16 1,39 7,52 ORE
TB C042F 16 17 0,46 7,1 BRK
TB C043F 0 1 1,3 34,59 OB
TB C043F 1 2 1,07 20,17 OB
22 4 9626273.5 426650,2 215,67
TB C043F 2 3 0,38 7,22 BRK
TB C043F 3 4 0,27 6,91 BRK
TB C044F 0 1 1,24 33,78 OB
TB C044F 1 2 1,37 21,91 OB
TB C044F 2 3 1,47 19,69 OB
TB C044F 3 4 0,93 12,42 OB
23 8 9626275.3 426675,5 226,52
TB C044F 4 5 1,37 16,64 ORE
TB C044F 5 6 1,46 16,25 ORE
TB C044F 6 7 0,52 8,16 BRK
TB C044F 7 8 0,49 7,44 BRK
TB C058F 0 1 0,74 41,94 OB
TB C058F 1 2 0,78 43,01 OB
TB C058F 2 3 0,77 41,81 OB
TB C058F 3 4 0,84 41,55 OB
24 TB C058F 4 5 11 9626249.6 426324,2 143,51 0,91 40,79 OB
TB C058F 5 6 1,14 36,38 OB
TB C058F 6 7 1,16 28,76 OB
TB C058F 7 8 1 20,9 OB
TB C058F 8 9 0,38 7,21 BRK
xiii
Max
NO. Hole_id From To y x z Ni (%) Fe (%) Layer
depth (m)
TB C058F 9 10 0,23 6,34 BRK
24 11 9626249.6 426324,2 143,51
TB C058F 10 11 0,26 6,23 BRK
TB C059F 0 1 0,88 40,24 OB
TB C059F 1 2 1,05 41,71 OB
TB C059F 2 3 1,15 41,42 OB
TB C059F 3 4 1,28 41,01 ORE
25 TB C059F 4 5 9 9626248.6 426374,2 151,98 1,42 39,34 ORE
TB C059F 5 6 1,88 32,75 ORE
TB C059F 6 7 1,51 19,37 ORE
TB C059F 7 8 0,39 7,04 BRK
TB C059F 8 9 0,26 6,77 BRK
TB C061F 0 1 0,92 34,27 OB
TB C061F 1 2 0,66 14,62 BRK
26 TB C061F 2 3 5 9626250.8 426475,8 163,81 0,73 11,88 BRK
TB C061F 3 4 0,29 6,92 BRK
TB C061F 4 5 0,24 6,76 BRK
TB C062F 0 1 0,87 38,93 OB
TB C062F 1 2 1,08 35,39 OB
TB C062F 2 3 1,61 19,31 ORE
TB C062F 3 4 1,86 15,71 ORE
27 6,5 9626247 426525,1 174,05
TB C062F 4 4,2 1,98 15,74 ORE
TB C062F 4,2 5 1,3 7,79 ORE
TB C062F 5 6 0,48 6,25 BRK
TB C062F 6 6,5 0,25 6,12 BRK
TB C063F 0 0,5 0,97 37,25 OB
TB C063F 0,5 1 1,12 27,18 OB
TB C063F 1 2 1,35 21,26 OB
TB C063F 2 3 1,24 25,58 OB
TB C063F 3 4 0,39 7,28 BRK
28 7,5 9626250.1 426575,5 187,06
TB C063F 4 4,25 0,36 7,01 BRK
TB C063F 4,25 5 1,25 21,07 BRK
TB C063F 5 6 0,38 6,72 BRK
TB C063F 6 7 0,45 7,7 BRK
TB C063F 7 7,5 0,3 6,81 BRK
TB C080F 0 1 1,01 40,31 OB
TB C080F 1 2 1,06 38,2 OB
TB C080F 2 3 0,69 12,36 OB
TB C080F 3 4 0,56 11,23 OB
TB C080F 4 5 1,02 11,47 OB
29 13 9626225.5 426300,1 143,02
TB C080F 5 6 1,89 15,11 ORE
TB C080F 6 7 0,55 6,23 BRK
TB C080F 7 8 1,33 11,18 BRK
TB C080F 8 9 1,16 9,73 BRK
TB C080F 9 10 0,73 6,98 BRK
xiii
Max
NO. Hole_id From To y x z Ni (%) Fe (%) Layer
depth (m)
TB C080F 10 11 2,03 15,45 BRK
29 TB C080F 11 12 13 9626225.5 426300,1 143,02 0,52 6,62 BRK
TB C080F 12 13 0,41 6,35 BRK
TB C081F 0 1 0,87 41,71 OB
TB C081F 1 2 1 42,74 OB
TB C081F 2 3 1,15 42,29 OB
TB C081F 3 4 1,58 37,52 ORE
TB C081F 4 5 1,88 26,3 ORE
TB C081F 5 6 1,5 19,28 ORE
30 12 9626224.6 426324,7 143,07
TB C081F 6 7 1,64 18,3 ORE
TB C081F 7 8 1,36 18,42 ORE
TB C081F 8 9 1,15 15,72 BRK
TB C081F 9 10 0,71 11,07 BRK
TB C081F 10 11 0,35 6,68 BRK
TB C081F 11 12 0,27 6,23 BRK
TB C082F 0 1 0,89 40,69 OB
TB C082F 1 2 1,13 40,94 OB
TB C082F 2 3 1,64 38,14 ORE
TB C082F 3 4 1,82 32,19 ORE
TB C082F 4 5 1,67 30,16 ORE
TB C082F 5 6 1,87 21,96 ORE
TB C082F 6 7 1,4 16,13 ORE
TB C082F 7 8 1,51 16,68 ORE
TB C082F 8 9 1,7 18,42 ORE
TB C082F 9 10 1,62 19,11 ORE
TB C082F 10 11 1,68 18,82 ORE
TB C082F 11 12 2,04 21,77 ORE
TB C082F 12 13 1,79 17,06 ORE
31 TB C082F 13 14 27 9626224.9 426349,2 145,48 1,63 13,13 ORE
TB C082F 14 15 1,68 17,76 ORE
TB C082F 15 16 1,68 17,74 ORE
TB C082F 16 17 1,78 17,8 ORE
TB C082F 17 18 1,46 19,3 ORE
TB C082F 18 19 1,39 15,07 ORE
TB C082F 19 20 1,46 16,14 ORE
TB C082F 20 21 1,18 16,42 BRK
TB C082F 21 22 0,97 18,48 BRK
TB C082F 22 23 0,82 18,12 BRK
TB C082F 23 24 0,91 16,07 BRK
TB C082F 24 25 1,25 12,88 BRK
TB C082F 25 26 0,92 9,62 BRK
TB C082F 26 27 0,63 9,11 BRK
TB C083F 0 1 0,75 41,3 OB
32 15 9626225.1 426374,5 151,90
TB C083F 1 2 0,78 42,2 OB
xiii
Max
NO. Hole_id From To y x z Ni (%) Fe (%) Layer
depth (m)
TB C083F 2 3 0,89 42,41 OB
TB C083F 3 4 1,07 42,34 OB
TB C083F 4 5 1,23 39,56 OB
TB C083F 5 6 0,92 14,23 OB
TB C083F 6 7 0,73 9,11 OB
TB C083F 7 8 1,37 22,06 ORE
32 TB C083F 8 9 15 9626225.1 426374,5 151,90 1,72 20,06 ORE
TB C083F 9 10 1,84 23,83 ORE
TB C083F 10 11 1,51 28,53 ORE
TB C083F 11 12 2,03 21,96 ORE
TB C083F 12 13 0,53 7,41 BRK
TB C083F 13 14 0,48 7,39 BRK
TB C083F 14 15 0,27 6,81 BRK
TB C084F 0 1 0,69 41,76 OB
TB C084F 1 2 0,73 42,47 OB
TB C084F 2 3 0,75 42,45 OB
TB C084F 3 4 0,78 42,82 OB
TB C084F 4 5 0,63 40,84 OB
TB C084F 5 6 0,72 38,74 OB
TB C084F 6 7 1,2 29,3 OB
TB C084F 7 8 1,19 21,91 OB
TB C084F 8 9 1,12 22,64 OB
TB C084F 9 10 1,11 19,83 OB
TB C084F 10 11 0,99 17,61 OB
TB C084F 11 12 1,01 17,56 OB
TB C084F 12 13 0,94 19,99 OB
TB C084F 13 14 0,87 17,33 OB
33 TB C084F 14 15 27 9626225 426400,1 156,74 0,93 16,86 OB
TB C084F 15 16 0,86 17,38 OB
TB C084F 16 17 0,73 13,77 OB
TB C084F 17 18 0,86 16,56 OB
TB C084F 18 19 0,89 15,82 OB
TB C084F 19 19,75 0,76 16,06 OB
TB C084F 19,75 20 0,77 11,75 OB
TB C084F 20 21 0,63 14,26 BRK
TB C084F 21 22 0,6 16,43 BRK
TB C084F 22 23 0,53 14 BRK
TB C084F 23 24 0,43 10,24 BRK
TB C084F 24 24,5 0,42 11,63 BRK
TB C084F 24,5 25 0,45 8,78 BRK
TB C084F 25 26 0,27 7,29 BRK
TB C084F 26 27 0,26 7,08 BRK
TB C085F 0 1 0,8 40,61 OB
34 9 9626225 426425,0 162,55
TB C085F 1 2 0,9 39,42 OB
xiii
Max
NO. Hole_id From To y x z Ni (%) Fe (%) Layer
depth (m)
TB C085F 2 3 1,08 14,12 OB
TB C085F 3 4 0,96 16,09 OB
TB C085F 4 5 0,99 22,66 OB
TB C085F 5 6 1,09 18,06 OB
34 9 9626225 426425,0 162,55
TB C085F 6 6,4 1,22 12,12 OB
TB C085F 6,4 7 0,22 6,08 BRK
TB C085F 7 8 0,26 6,17 BRK
TB C085F 8 9 0,22 6,04 BRK
TB C086F 0 1 0,85 40,15 OB
TB C086F 1 2 0,89 40,92 OB
TB C086F 2 3 0,92 38,96 OB
TB C086F 3 4 1,02 37,04 OB
TB C086F 4 5 1,3 34,29 OB
35 TB C086F 5 6 11 9626225.6 426450,6 167,04 1,16 17,84 OB
TB C086F 6 7 1,59 26,41 ORE
TB C086F 7 8 1,16 18,31 BRK
TB C086F 8 9 1,18 17,42 BRK
TB C086F 9 10 0,31 7,18 BRK
TB C086F 10 11 0,33 7,26 BRK
TB C109F 0 1 0,92 40,54 OB
TB C109F 1 2 1,14 40,19 OB
TB C109F 2 3 1,21 22,75 OB
TB C109F 3 4 0,95 12,18 OB
TB C109F 4 5 0,93 9,35 OB
TB C109F 5 6 1,76 18,99 ORE
TB C109F 6 7 2,2 17,81 ORE
TB C109F 7 8 1,97 19,63 ORE
36 TB C109F 8 9 17 9626200.9 426324,8 148,94 2,04 19,02 ORE
TB C109F 9 10 1,8 18,8 ORE
TB C109F 10 11 2,16 21,22 ORE
TB C109F 11 12 2,19 20,8 ORE
TB C109F 12 13 2,56 24,03 ORE
TB C109F 13 14 2,11 19,37 ORE
TB C109F 14 15 0,67 9,75 BRK
TB C109F 15 16 0,39 7,67 BRK
TB C109F 16 17 0,32 7,13 BRK
TB C110F 0 1 0,76 40,59 OB
TB C110F 1 2 0,87 40,35 OB
TB C110F 2 3 0,9 32,94 OB
TB C110F 3 4 1,44 30,17 ORE
37 36 9626199 426375,3 152,31
TB C110F 4 5 1,59 27,68 ORE
TB C110F 5 6 1,5 26,88 ORE
TB C110F 6 7 1,48 23,18 ORE
TB C110F 7 8 1,37 19,34 BRK
xiii
Max
NO. Hole_id From To y x z Ni (%) Fe (%) Layer
depth (m)
TB C110F 8 9 1,26 21,02 BRK
TB C110F 9 10 0,98 16,82 BRK
TB C110F 10 11 1,13 17,13 BRK
TB C110F 11 12 1,1 16,54 BRK
TB C110F 12 13 0,96 14,97 BRK
TB C110F 13 14 0,99 16,81 BRK
TB C110F 14 15 1,07 15,62 BRK
TB C110F 15 16 1,08 15,85 BRK
TB C110F 16 17 1,19 16,11 BRK
TB C110F 17 18 0,99 14,48 BRK
TB C110F 18 19 0,91 12,77 BRK
TB C110F 19 20 1 13,66 BRK
TB C110F 20 21 1,06 17,07 BRK
TB C110F 21 22 0,78 11,4 BRK
37 36 9626199 426375,3 152,53
TB C110F 22 23 0,58 9,47 BRK
TB C110F 23 24 0,56 8,19 BRK
TB C110F 24 25 1,09 14,05 BRK
TB C110F 25 26 1,24 15,51 BRK
TB C110F 26 27 1,21 14,9 BRK
TB C110F 27 28 1,11 12,47 BRK
TB C110F 28 29 0,93 14,01 BRK
TB C110F 29 30 0,98 12,4 BRK
TB C110F 30 31 1,18 20,5 BRK
TB C110F 31 32 1,22 14,34 BRK
TB C110F 32 33 1,28 14,18 BRK
TB C110F 33 34 1,24 15,34 BRK
TB C110F 34 35 1,13 15,54 BRK
TB C110F 35 36 1,15 13,73 BRK
TB C111F 0 1 0,7 40,9 OB
TB C111F 1 2 0,87 41,72 OB
TB C111F 2 3 1,02 31,17 OB
38 TB C111F 3 4 7 9626200.2 426425,1 164,53 1,01 14,92 OB
TB C111F 4 5 0,28 7,18 BRK
TB C111F 5 6 0,25 7,16 BRK
TB C111F 6 7 0,3 7,37 BRK
TB C112F 0 1 0,91 39,81 OB
TB C112F 1 2 0,99 39,58 OB
TB C112F 2 3 1,08 31,7 OB
39 6 9626199.5 426473,5 173,83
TB C112F 3 4 0,49 8,68 BRK
TB C112F 4 5 0,32 7,36 BRK
TB C112F 5 6 0,29 7,07 BRK
TB C137F 0 1 0,71 40,38 OB
40 TB C137F 1 2 6 9626172.9 426450,2 175,63 0,8 41,1 OB
TB C137F 2 3 0,87 20,67 OB
xiii
Max
NO. Hole_id From To y x z Ni (%) Fe (%) Layer
depth (m)
TB C137F 3 4 0,58 13,79 BRK
40 TB C137F 4 5 6 9626172.9 426450,2 175,63 0,28 7,63 BRK
TB C137F 5 6 0,34 7,77 BRK
TB C138F 0 1 0,83 38,57 OB
TB C138F 1 2 0,9 38,37 OB
TB C138F 2 3 1,15 19,77 OB
TB C138F 3 4 1,03 17,98 OB
TB C138F 4 5 1,15 19,66 OB
41 TB C138F 5 6 11 9626173.1 426476,1 179,64 1,07 19,31 OB
TB C138F 6 7 1,48 25,07 ORE
TB C138F 7 8 1,67 23,25 ORE
TB C138F 8 9 1,39 20,92 ORE
TB C138F 9 10 0,38 7,2 BRK
TB C138F 10 11 0,28 6,76 BRK
TB C139F 0 1 0,91 35,13 OB
TB C139F 1 2 1,02 26,2 OB
TB C139F 2 3 1,41 14,63 ORE
TB C139F 3 4 1,23 17,66 ORE
TB C139F 4 5 1,7 17,65 ORE
TB C139F 5 6 1,7 19,83 ORE
TB C139F 6 7 1,4 22,21 ORE
TB C139F 7 8 1,59 28,3 ORE
TB C139F 8 9 1,73 31,39 ORE
42 18 9626175.6 426501,4 174,05
TB C139F 9 10 1,08 16,9 ORE
TB C139F 10 11 1,55 31,22 ORE
TB C139F 11 12 1,64 31,45 ORE
TB C139F 12 13 1,71 17,27 ORE
TB C139F 13 14 1,26 17,98 BRK
TB C139F 14 15 0,87 13,77 BRK
TB C139F 15 16 0,83 13,83 BRK
TB C139F 16 17 0,49 7,32 BRK
TB C139F 17 18 0,31 6,59 BRK
TB C141F 0 1 0,88 26,7 OB
TB C141F 1 2 0,85 19,41 OB
TB C141F 2 3 1,04 19,57 OB
TB C141F 3 4 1,28 19,43 ORE
TB C141F 4 5 1,04 12,66 ORE
TB C141F 5 6 1,73 19,52 ORE
43 12 9626174.8 426551,2 183,11
TB C141F 6 7 2,29 34,84 ORE
TB C141F 7 8 1,84 32,26 ORE
TB C141F 8 9 1,52 17,27 ORE
TB C141F 9 10 1,65 16,27 ORE
TB C141F 10 11 1,09 14,53 BRK
TB C141F 11 12 1,39 17,71 BRK
xiii
Max
NO. Hole_id From To y x z Ni (%) Fe (%) Layer
depth (m)
TB C162F 0 1 0,74 40,18 OB
TB C162F 1 2 0,98 40,95 OB
TB C162F 2 3 1,04 25,65 OB
TB C162F 3 3,5 1,28 22,83 OB
44 7 9626153.1 426424,5 173,40
TB C162F 3,5 4 0,69 8,1 BRK
TB C162F 4 5 0,47 7,21 BRK
TB C162F 5 6 0,94 13,27 BRK
TB C162F 6 7 0,34 6,88 BRK
TB C163F 0 1 0,88 40,68 OB
TB C163F 1 2 0,95 39,16 OB
TB C163F 2 3 0,97 39,92 OB
TB C163F 3 4 1,53 46,63 ORE
TB C163F 4 5 1,27 38,94 ORE
TB C163F 5 6 1,39 38,85 ORE
TB C163F 6 7 1,39 28,76 ORE
TB C163F 7 8 1,74 41,42 ORE
TB C163F 8 9 1,94 24,07 ORE
TB C163F 9 10 1,73 19,34 ORE
45 16 9626150.1 426475,7 185,85
TB C163F 10 11 1,62 24,86 ORE
TB C163F 11 11,7 1,63 20,17 ORE
TB C163F 11,7 12 0,45 7,31 BRK
TB C163F 12 12,6 0,31 6,87 BRK
TB C163F 12,6 13 1,2 14,81 BRK
TB C163F 13 13,45 0,31 6,97 BRK
TB C163F 13,45 14 1,06 15,14 BRK
TB C163F 14 14,7 1,34 18,08 BRK
TB C163F 14,7 15 0,32 7,06 BRK
TB C163F 15 16 0,26 6,69 BRK
TB C164F 0 1 1,05 34,67 OB
TB C164F 1 2 1,18 24,39 OB
TB C164F 2 3 1,84 31,17 ORE
TB C164F 3 4 1,91 26,99 ORE
TB C164F 4 5 1,22 15,07 BRK
TB C164F 5 6 0,84 11,22 BRK
TB C164F 6 7 1,19 11,93 BRK
TB C164F 7 8 1,4 14,02 BRK
46 22 9626147.7 426520,3 183,10
TB C164F 8 9 1,2 12,54 BRK
TB C164F 9 10 0,4 7,06 BRK
TB C164F 10 11 0,57 9,57 BRK
TB C164F 11 12 1,06 16,31 BRK
TB C164F 12 13 0,9 16,53 BRK
TB C164F 13 14 0,75 15,7 BRK
TB C164F 14 15 0,77 15,24 BRK
TB C164F 15 16 0,71 15,57 BRK
xiii
Max
NO. Hole_id From To y x z Ni (%) Fe (%) Layer
depth (m)
TB C164F 16 17 0,29 7,02 BRK
TB C164F 17 18 0,77 15,31 BRK
TB C164F 18 19 0,81 14,12 BRK
46 TB C164F 19 19,7 22 9626147.7 426520,3 183,10 0,81 14,44 BRK
TB C164F 19,7 20 0,33 6,57 BRK
TB C164F 20 21 0,23 6,39 BRK
TB C164F 21 22 0,22 5,96 BRK
TB C187F 0 1 0,84 38,85 OB
TB C187F 1 2 0,97 40,21 OB
TB C187F 2 3 1,12 27,31 OB
47 6 9626125 426425,1 180,00
TB C187F 3 4 0,61 38,67 BRK
TB C187F 4 5 0,38 27,33 BRK
TB C187F 5 6 0,29 26,91 BRK
TB C188F 0 1 0,83 40,03 OB
TB C188F 1 2 0,99 39,36 OB
TB C188F 2 3 1,03 38,19 OB
TB C188F 3 4 1,12 38,25 OB
TB C188F 4 5 1,1 37,54 OB
TB C188F 5 6 1,13 32,54 OB
TB C188F 6 7 1,39 23,25 OB
48 13 9626125.3 426449,8 185,56
TB C188F 7 8 1,47 24,01 ORE
TB C188F 8 8,4 0,59 7,64 ORE
TB C188F 8,4 9 1,74 21,42 ORE
TB C188F 9 10 1,74 18,74 ORE
TB C188F 10 11 1,53 17,76 ORE
TB C188F 11 12 0,63 8,54 BRK
TB C188F 12 13 0,34 7,49 BRK
TB C189F 0 1 0,84 39,38 OB
TB C189F 1 2 1,08 33,02 OB
TB C189F 2 3 1,38 34,18 OB
TB C189F 3 4 1,56 41,3 ORE
TB C189F 4 5 1,6 40,05 ORE
TB C189F 5 6 1,72 41,35 ORE
TB C189F 6 7 1,2 30,07 ORE
TB C189F 7 8 1,64 38,04 ORE
49 TB C189F 8 9 19 9626123.9 426475,5 189,96 1,73 30,35 ORE
TB C189F 9 10 1,71 27,18 ORE
TB C189F 10 11 1,82 23,85 ORE
TB C189F 11 12 1,78 21,86 ORE
TB C189F 12 13 1,74 22,28 ORE
TB C189F 13 13,75 1,93 17,66 ORE
TB C189F 13,75 14 0,97 8,52 ORE
TB C189F 14 14,45 1,46 12,66 ORE
TB C189F 14,45 15 1,59 29,46 ORE
xiii
Max
NO. Hole_id From To y x z Ni (%) Fe (%) Layer
depth (m)
TB C189F 15 16 1,5 21,76 ORE
TB C189F 16 17 1,38 24,29 ORE
49 TB C189F 17 17,6 19 9626123.9 426475.,5 189,96 1,66 22,97 ORE
TB C189F 17,6 18 0,47 8,2 BRK
TB C189F 18 19 0,27 6,75 BRK
TB C190F 0 1 0,8 41,63 OB
TB C190F 1 2 0,84 42,21 OB
TB C190F 2 3 0,86 42,02 OB
TB C190F 3 4 1,01 41,84 OB
TB C190F 4 4,4 1,03 40,31 OB
TB C190F 4,4 5 0,85 33,37 OB
TB C190F 5 5,6 1,23 31,46 OB
50 11 9626128 426498,8 188,37
TB C190F 5,6 6 0,61 7,15 OB
TB C190F 6 7 1,49 22,08 ORE
TB C190F 7 8 1,37 19,53 ORE
TB C190F 8 8,45 1,4 19,89 ORE
TB C190F 8,45 9 0,6 8,1 BRK
TB C190F 9 10 0,25 6,33 BRK
TB C190F 10 11 0,27 6,4 BRK
TB C191F 0 1 0,78 26,11 OB
TB C191F 1 2 0,39 7,73 OB
TB C191F 2 3 0,74 14,45 OB
TB C191F 3 4 0,32 6,79 OB
TB C191F 4 5 0,24 6,46 OB
TB C191F 5 6 1,2 16,79 OB
TB C191F 6 7 1,4 21,18 ORE
TB C191F 7 7,5 1,43 21,92 ORE
TB C191F 7,5 8 1,16 17,5 BRK
TB C191F 8 9 0,36 6,48 BRK
TB C191F 9 10 1,06 17,72 BRK
TB C191F 10 11 1,28 17,74 BRK
51 TB C191F 11 12 23,5 9626121.6 426523,9 189,00 1,4 21,88 BRK
TB C191F 12 12,5 0,93 16,97 BRK
TB C191F 12,5 13 0,29 6,52 BRK
TB C191F 13 13,25 0,33 6,69 BRK
TB C191F 13,25 14 1,28 19,02 BRK
TB C191F 14 15 1,1 15,82 BRK
TB C191F 15 16 0,82 12,98 BRK
TB C191F 16 16,5 0,58 11,01 BRK
TB C191F 16,5 17 0,47 7,78 BRK
TB C191F 17 18 0,93 14,04 BRK
TB C191F 18 19 0,96 15,02 BRK
TB C191F 19 20 1,11 17,43 BRK
TB C191F 20 21 0,93 15,08 BRK
xiii
Max
NO. Hole_id From To y x z Ni (%) Fe (%) Layer
depth (m)
TB C191F 21 22 0,91 15,6 BRK
51 TB C191F 22 23 23,5 9626121.6 426523,9 189,00 0,27 6,54 BRK
TB C191F 23 23,5 0,23 6,62 BRK
TB C192F 0 1 0,92 34,49 OB
TB C192F 1 2 0,93 17,41 OB
TB C192F 2 3 1,07 18,92 OB
TB C192F 3 4 1,01 17,84 OB
TB C192F 4 5 0,88 18,33 OB
TB C192F 5 6 0,95 17,33 OB
TB C192F 6 7 1,14 20,3 OB
52 12 9626122.3 426548,6 199,09
TB C192F 7 7,55 1,19 20,93 OB
TB C192F 7,55 8 0,28 6,7 BRK
TB C192F 8 9 0,31 7,35 BRK
TB C192F 9 10 0,58 12,04 BRK
TB C192F 10 10,4 0,63 11,44 BRK
TB C192F 10,4 11 0,25 6,81 BRK
TB C192F 11 12 0,21 6,35 BRK
TB C213F 0 1 0,73 40,24 OB
TB C213F 1 2 0,91 40,92 OB
TB C213F 2 3 0,99 40,32 OB
TB C213F 3 4 1,15 39,31 OB
TB C213F 4 5 1,7 26,75 ORE
TB C213F 5 6 1,7 25,65 ORE
TB C213F 6 7 1,62 23,25 ORE
TB C213F 7 8 1,61 22,08 ORE
TB C213F 8 9 1,47 20,88 ORE
53 17 9626100.9 426424,9 179,50
TB C213F 9 10 1,32 18,74 BRK
TB C213F 10 11 0,44 8,14 BRK
TB C213F 11 12 1,12 14,62 BRK
TB C213F 12 12,5 1,35 14,1 BRK
TB C213F 12,5 13 0,38 7,12 BRK
TB C213F 13 14 1,14 14,57 BRK
TB C213F 14 15 0,9 17,83 BRK
TB C213F 15 16 0,39 7,78 BRK
TB C213F 16 17 0,29 6,92 BRK
TB C214F 0 1 0,78 40,9 OB
TB C214F 1 2 0,88 41,52 OB
TB C214F 2 3 0,85 41,17 OB
TB C214F 3 4 0,91 39,11 OB
54 TB C214F 4 5 16 9626099.2 426474,5 192,33 1,03 35,88 OB
TB C214F 5 6 1,31 31,13 OB
TB C214F 6 7 1,48 28,64 ORE
TB C214F 7 8 1,46 28,99 ORE
TB C214F 8 9 1,45 28,61 ORE
xiii
Max
NO. Hole_id From To y x z Ni (%) Fe (%) Layer
depth (m)
TB C214F 9 10 1,49 26,56 ORE
TB C214F 10 11 1,54 26,13 ORE
TB C214F 11 12 1,37 22,64 BRK
TB C214F 12 13 1,37 20,94 BRK
54 16 9626099.2 426474,5 192,33
TB C214F 13 13,6 0,98 15,6 BRK
TB C214F 13,6 14 0,68 10,74 BRK
TB C214F 14 15 0,89 15,37 BRK
TB C214F 15 16 0,51 8,57 BRK
TB C238F 0 1 0,93 41,53 OB
TB C238F 1 2 1,12 42,4 OB
TB C238F 2 3 1,1 26,5 OB
TB C238F 3 4 1,44 23,09 OB
TB C238F 4 5 1,26 23,63 OB
TB C238F 5 5,6 0,38 7,06 BRK
TB C238F 5,6 6 1,19 16,91 BRK
TB C238F 6 6,5 1,08 18,49 BRK
TB C238F 6,5 7 0,5 8,18 BRK
55 13 9626076.3 426426,8 180,79
TB C238F 7 8 1,51 18,08 BRK
TB C238F 8 8,45 1,27 16,63 BRK
TB C238F 8,45 9 0,47 7,99 BRK
TB C238F 9 9,7 1,15 14,92 BRK
TB C238F 9,7 10 0,43 7,78 BRK
TB C238F 10 11 1,54 16,15 BRK
TB C238F 11 11,5 1,35 15,62 BRK
TB C238F 11,5 12 0,52 8,68 BRK
TB C238F 12 13 0,3 6,99 BRK
TB C239F 0 1 0,81 40,52 OB
TB C239F 1 2 0,9 36,7 OB
TB C239F 2 3 1,19 26,6 OB
TB C239F 3 4 1,34 24,4 ORE
56 8 9626073.3 426449,2 184,96
TB C239F 4 5 1,52 25,01 ORE
TB C239F 5 6 1,34 16,64 BRK
TB C239F 6 7 0,47 8,63 BRK
TB C239F 7 8 0,46 6,99 BRK
TB C241F 0 1 0,82 37,72 OB
TB C241F 1 2 0,99 37,68 OB
TB C241F 2 3 0,81 32,28 OB
TB C241F 3 4 0,86 32,53 OB
TB C241F 4 5 1,06 28,68 OB
57 25 9626075.1 426499,1 197,55
TB C241F 5 6 1,42 22,71 ORE
TB C241F 6 7 1,49 25,66 ORE
TB C241F 7 8 1,55 25,81 ORE
TB C241F 8 9 1,52 20,86 ORE
TB C241F 9 10 1,28 20,33 ORE
xiii
Max
NO. Hole_id From To y x z Ni (%) Fe (%) Layer
depth (m)
TB C241F 10 11 1,52 29,42 ORE
TB C241F 11 12 1,49 23,95 ORE
TB C241F 12 13 1,43 23,21 ORE
TB C241F 13 14 1,37 24,75 BRK
TB C241F 14 15 1,25 22,51 BRK
TB C241F 15 16 0,92 16,71 BRK
TB C241F 16 17 0,81 14,96 BRK
58 TB C241F 17 18 25 9626075.1 426499,1 197,55 0,72 12,39 BRK
TB C241F 18 19 0,6 10,49 BRK
TB C241F 19 20 0,72 11,87 BRK
TB C241F 20 21 0,7 12,81 BRK
TB C241F 21 22 1,09 16,38 BRK
TB C241F 22 23 1,41 20,04 BRK
TB C241F 23 24 0,75 10,3 BRK
TB C241F 24 25 0,22 6,31 BRK
TB C242F 0 1 0,77 37,21 OB
TB C242F 1 2 0,84 35,84 OB
TB C242F 2 3 0,97 31,58 OB
TB C242F 3 4 1,1 25,18 OB
TB C242F 4 5 1,03 19,08 OB
TB C242F 5 6 0,95 13,41 BRK
TB C242F 6 7 0,91 16,64 BRK
TB C242F 7 8 0,92 15,74 BRK
TB C242F 8 9 0,72 13,5 BRK
TB C242F 9 10 0,93 18,73 BRK
TB C242F 10 10,6 1,03 19,32 BRK
TB C242F 10,6 11 0,61 11,51 BRK
TB C242F 11 11,4 0,49 9,92 BRK
TB C242F 11,4 12 0,66 14,41 BRK
59 TB C242F 12 13 26 9626075.3 426524,6 200,22 0,76 14,95 BRK
TB C242F 13 14 0,76 13,9 BRK
TB C242F 14,5 15 0,94 14,43 BRK
TB C242F 15 16 0,96 15,98 BRK
TB C242F 16 17 0,76 15,07 BRK
TB C242F 17 18 0,91 16,76 BRK
TB C242F 18 19 0,92 14,73 BRK
TB C242F 19 20 0,94 16,4 BRK
TB C242F 20 21 1,06 18,94 BRK
TB C242F 21 22 0,95 16,57 BRK
TB C242F 22 23 0,89 17,74 BRK
TB C242F 23 24 1,23 24,31 BRK
TB C242F 24 25 1,14 21,47 BRK
TB C242F 25 25,3 1,17 22 BRK
TB C242F 25,3 26 0,36 7,36 BRK
xiii
Max
NO. Hole_id From To y x z Ni (%) Fe (%) Layer
depth (m)
TB C262F 0 1 0,81 38,93 OB
TB C262F 1 2 0,94 37,61 OB
TB C262F 2 3 1,03 31,32 OB
TB C262F 3 4 1,29 25,17 BRK
TB C262F 4 5 1,09 20,47 BRK
TB C262F 5 6 1,18 22,25 BRK
TB C262F 6 7 1,22 23,43 BRK
TB C262F 7 8 0,8 14,37 BRK
TB C262F 8 9 0,36 7,01 BRK
60 TB C262F 9 10 19 9626051.5 426326,5 172,86 1,18 23,92 BRK
TB C262F 10 11 0,98 17,43 BRK
TB C262F 11 12 0,83 13,57 BRK
TB C262F 12 13 0,52 12,81 BRK
TB C262F 13 14 0,28 7,58 BRK
TB C262F 14 15 0,36 8,3 BRK
TB C262F 15 16 0,69 14,95 BRK
TB C262F 16 17 0,82 15,52 BRK
TB C262F 17 18 0,38 8,01 BRK
TB C262F 18 19 0,22 6,52 BRK
TB B006F 0 1 0,91 41,59 OB
TB B006F 1 1,6 1,02 31,71 OB
TB B006F 1,6 2 0,4 8,29 OB
TB B006F 2 3 0,33 7,76 OB
TB B006F 3 4 0,26 6,89 OB
TB B008F 0 1 0,85 40,88 OB
TB B008F 1 2 0,99 40,9 OB
TB B008F 2 3 1,73 30,24 ORE
TB B008F 3 4 1,98 29,44 ORE
TB B008F 4 5 2,03 26,01 ORE
TB B008F 5 6 2,06 30,75 ORE
TB B008F 6 7 1,73 27,04 ORE
61 TB B008F 7 8 20 9626300.9 426398,6 144,43 2,14 25,98 ORE
TB B008F 8 9 2,03 27,23 ORE
TB B008F 9 10 1,94 31,66 ORE
TB B008F 10 11 1,85 20,33 ORE
TB B008F 11 12 1,87 23,36 ORE
TB B008F 12 12,8 1,97 16,98 ORE
TB B008F 12,8 13 0,68 7,03 ORE
TB B008F 13 14 2,65 14,24 ORE
TB B008F 14 14,2 1,45 8,48 ORE
TB B008F 14,2 15 2,26 15,41 ORE
TB B008F 15 16 1,88 18,29 ORE
TB B008F 16 17 0,89 11,03 BRK
TB B008F 17 17,4 0,68 14,54 BRK
xiii
Max
NO. Hole_id From To y x z Ni (%) Fe (%) Layer
depth (m)
TB B008F 17,4 18 0,39 9,95 BRK
TB B008F 18 18,5 0,55 12,89 BRK
61 20 9626300.9 426398,6 144,44
TB B008F 18,5 19 0,37 9,13 BRK
TB B008F 19 20 0,27 7,34 BRK
TB B010F 0 1 0,64 42,5 OB
TB B010F 1 2 0,66 43,35 OB
TB B010F 2 3 0,7 43,34 OB
TB B010F 3 4 0,75 43,53 OB
TB B010F 4 5 0,99 47,03 OB
TB B010F 5 6 1,41 19,06 OB
62 TB B010F 6 7 12 9626300.9 426499,9 171,81 1,12 12,9 BRK
TB B010F 7 8 1,08 18,37 BRK
TB B010F 8 9 0,89 15,09 BRK
TB B010F 9 9,25 0,92 13,52 BRK
TB B010F 9,25 10 0,45 7,08 BRK
TB B010F 10 11 0,3 6,54 BRK
TB B010F 11 12 0,28 6,53 BRK
TB B012F 0 1 1,08 41,43 OB
TB B012F 1 2 1,18 40,48 OB
TB B012F 2 3 1,42 25,88 ORE
TB B012F 3 4 1,96 28,83 ORE
TB B012F 4 5 1,83 22,17 ORE
TB B012F 5 6 1,38 13,1 ORE
TB B012F 6 7 1,05 9,11 ORE
TB B012F 7 8 1,77 19,89 ORE
TB B012F 8 9 1,89 18,31 ORE
63 TB B012F 9 10 18 9626300.2 426599,3 202,25 1,88 19,25 ORE
TB B012F 10 11 2,09 16,89 ORE
TB B012F 11 12 1,76 19,84 ORE
TB B012F 12 13 1,57 16,67 ORE
TB B012F 13 14 1,66 15,18 ORE
TB B012F 14 15 1,88 15,23 ORE
TB B012F 15 16 1,87 20,05 ORE
TB B012F 16 16,35 1,76 15,91 ORE
TB B012F 16,35 17 0,94 7,81 BRK
TB B012F 17 18 0,86 7,23 BRK
TB B014F 0 1 1,47 33,38 ORE
TB B014F 1 2 2,19 18,4 ORE
64 4 9626297.4 426699,1 233,99
TB B014F 2 3 0,58 7,76 BRK
TB B014F 3 4 0,28 6,71 BRK
TB B023F 0 1 0,98 41,22 OB
TB B023F 1 2 0,91 41,65 OB
65 8 9626250.7 426300,4 136,77
TB B023F 2 3 0,99 39,51 OB
TB B023F 3 4 1,25 29,5 OB
xiii
Max
NO. Hole_id From To y x z Ni (%) Fe (%) Layer
depth (m)
TB B023F 4 5 0,96 23,49 BRK
TB B023F 5 5,2 0,74 12,79 BRK
65 TB B023F 5,2 6 8 9626250.7 426300,4 136,77 0,23 6,41 BRK
TB B023F 6 7 0,2 5,89 BRK
TB B023F 7 8 0,21 6,2 BRK
TB B024F 0 1 0,79 40,75 OB
TB B024F 1 2 0,87 41,21 OB
TB B024F 2 3 1,13 41,83 OB
TB B024F 3 4 1,31 40,95 OB
TB B024F 4 5 1,13 39,46 OB
TB B024F 5 6 1,33 37,25 OB
TB B024F 6 7 1,81 31,35 ORE
TB B024F 7 8 2,21 22,28 ORE
TB B024F 8 9 2,24 18,81 ORE
TB B024F 9 10 2,2 15,91 ORE
TB B024F 10 11 2,12 19,2 ORE
TB B024F 11 12 2,01 17,67 ORE
66 23 9626249.8 426350,0 148,00
TB B024F 12 13 1,8 21,07 ORE
TB B024F 13 14 1,66 25,09 ORE
TB B024F 14 15 1,91 13,61 ORE
TB B024F 15 16 1,87 21,64 ORE
TB B024F 16 17 2,04 27,14 ORE
TB B024F 17 18 1,67 21,13 ORE
TB B024F 18 19 1,86 16,66 ORE
TB B024F 19 19,5 1,9 13,89 ORE
TB B024F 19,5 20 0,52 6,66 ORE
TB B024F 20 21 1,56 15,46 ORE
TB B024F 21 22 1,45 14,75 ORE
TB B024F 22 23 0,3 6,57 BRK
TB B027F 0 1 1,27 30,56 OB
TB B027F 1 2 1,57 24,13 ORE
TB B027F 2 3 1,49 18,23 ORE
TB B027F 3 3,45 1,85 19,41 ORE
67 7 9626248.5 426499,9 165,65
TB B027F 3,45 4 0,31 6,46 BRK
TB B027F 4 5 0,18 6,06 BRK
TB B027F 5 6 0,31 6,18 BRK
TB B027F 6 7 0,22 6,64 BRK
TB B028F 0 1 0,96 39,44 OB
TB B028F 1 2 1,2 37,45 ORE
TB B028F 2 2,25 1,23 32,97 ORE
68 TB B028F 2,25 3 13,5 9626249.8 426551,4 179,46 1,35 28,56 ORE
TB B028F 3 4 1,59 24,69 ORE
TB B028F 4 5 1,67 18,82 ORE
TB B028F 5 6 1,51 21,21 ORE
xiii
Max
NO. Hole_id From To y x z Ni (%) Fe (%) Layer
depth (m)
TB B028F 6 6,75 1,41 15,66 ORE
TB B028F 6,75 7 0,73 7,39 ORE
TB B028F 7 8 1,36 20,21 ORE
TB B028F 8 9 1,29 18,88 ORE
TB B028F 9 10 1,43 16,89 ORE
68 13,5 9626249.8 426551,4 179,46
TB B028F 10 11 1,71 21,45 ORE
TB B028F 11 12 1,7 23,58 ORE
TB B028F 12 12,4 1,75 20,46 ORE
TB B028F 12,4 13 0,26 6,7 BRK
TB B028F 13 13,5 0,26 6,95 BRK
TB B040F 0 1 0,89 40,15 OB
TB B040F 1 2 1 39,64 OB
TB B040F 2 3 1,19 37,77 OB
TB B040F 3 4 1,47 31,59 ORE
TB B040F 4 4,3 1,54 10,03 ORE
TB B040F 4,3 5 1,46 6,79 ORE
TB B040F 5 6 1,76 20,17 ORE
TB B040F 6 7 1,41 15,77 ORE
69 15 9626200.3 426299,8 143,55
TB B040F 7 8 1,53 17,23 ORE
TB B040F 8 9 1,46 13,74 ORE
TB B040F 9 10 1,86 15,88 ORE
TB B040F 10 11 0,85 8,45 ORE
TB B040F 11 12 1,42 14,88 ORE
TB B040F 12 13 1,18 13,52 BRK
TB B040F 13 14 0,75 6,85 BRK
TB B040F 14 15 0,38 6,6 BRK
TB B042F 0 1 0,76 40,51 OB
TB B042F 1 2 0,73 39,81 OB
TB B042F 2 3 0,89 33,9 OB
70 TB B042F 3 4 7 9626199.7 426401,1 159,59 0,83 26,5 OB
TB B042F 4 5 0,62 19,92 OB
TB B042F 5 6 0,31 7,75 BRK
TB B042F 6 7 0,28 6,81 BRK
TB B059F 0 1 0,8 40,8 OB
TB B059F 1 2 0,89 41,81 OB
TB B059F 2 3 0,75 17,59 BRK
TB B059F 3 4 0,62 12,32 BRK
TB B059F 4 4,5 0,32 8,26 BRK
71 TB B059F 4,5 5 11 9626151.2 426401,1 168,46 0,54 13,02 BRK
TB B059F 5 6 0,65 11,97 BRK
TB B059F 6 7 0,79 11,45 BRK
TB B059F 7 7,5 0,57 6,99 BRK
TB B059F 7,5 8 1,02 12,78 BRK
TB B059F 8 8,7 0,97 8,63 BRK
xiii
Max
NO. Hole_id From To y x z Ni (%) Fe (%) Layer
depth (m)
TB B059F 8,7 9 1,24 10,77 BRK
71 TB B059F 9 10 11 9626151.2 426401,1 168,46 0,52 8,37 BRK
TB B059F 10 11 0,28 6,83 BRK
TB B060F 0 1 0,77 39,22 OB
TB B060F 1 2 0,81 35,44 OB
TB B060F 2 3 0,24 6,26 OB
TB B060F 3 4 0,83 28,61 OB
TB B060F 4 5 0,85 18,04 OB
72 8,6 9626151.3 426449,9 180,61
TB B060F 5 6 1,07 16,46 OB
TB B060F 6 6,3 0,98 14,16 OB
TB B060F 6,3 7 0,35 7,41 BRK
TB B060F 7 8 0,28 7,03 BRK
TB B060F 8 8,6 0,24 6,63 BRK
TB B061F 0 1 0,93 37,54 OB
TB B061F 1 2 1,16 35,77 OB
TB B061F 2 3 1,31 33,54 ORE
TB B061F 3 4 1,4 30,04 ORE
73 TB B061F 4 5 9 9626148.2 426498,6 183,95 1,55 27,83 ORE
TB B061F 5 6 1,6 17,6 ORE
TB B061F 6 7 1,66 13,7 ORE
TB B061F 7 8 0,36 6,77 BRK
TB B061F 8 9 0,36 6,63 BRK
TB B062F 0 0,6 0,91 26,49 OB
TB B062F 0,6 1 0,48 7,04 OB
TB B062F 1 2 1,03 13,34 OB
TB B062F 2 3 1,26 15,42 OB
TB B062F 3 4 1,34 20,4 OB
TB B062F 4 5 1,28 14,53 OB
TB B062F 5 6 1,05 15,21 OB
TB B062F 6 7 1,21 15,62 OB
74 TB B062F 7 8 14 9626142.9 426552,1 193,35 1,25 19,49 OB
TB B062F 8 9 1,49 29,97 ORE
TB B062F 9 10 1,64 32,58 ORE
TB B062F 10 10,7 1,7 32,77 ORE
TB B062F 10,7 11 1,34 16,86 BRK
TB B062F 11 12 0,42 6,25 BRK
TB B062F 12 12,6 1,47 16,42 BRK
TB B062F 12,6 13 0,53 7,61 BRK
TB B062F 13 14 0,7 10,97 BRK
TB B078F 0 1 0,83 39,04 OB
TB B078F 1 2 0,95 39,88 OB
75 TB B078F 2 3 34 9626100 426498,6 194,30 0,89 35,8 OB
TB B078F 3 4 1,06 34,39 OB
TB B078F 4 5 1,2 33,15 OB
xiii
Max
NO. Hole_id From To y x z Ni (%) Fe (%) Layer
depth (m)
TB B078F 5 6 1,34 34,09 OB
TB B078F 6 7 1,54 47,76 OB
TB B078F 7 8 1,47 32,84 OB
TB B078F 8 9 1,24 28,96 OB
TB B078F 9 10 1,32 27,59 OB
TB B078F 10 11 1,11 19,58 OB
TB B078F 11 12 1,18 19,8 OB
TB B078F 12 12,4 0,97 21,19 OB
TB B078F 12,4 13 0,75 7,62 OB
TB B078F 13 14 1,28 20,06 OB
TB B078F 14 15 1,26 22,64 OB
TB B078F 15 16 1,12 20,72 OB
TB B078F 16 17 1,03 17,97 OB
TB B078F 17 18 1,07 21 OB
TB B078F 18 19 1,08 18,73 OB
75 TB B078F 19 20 34 9626100 426498,6 194,30 0,51 7,69 OB
TB B078F 20 21 1,15 17,29 OB
TB B078F 21 22 1,87 39,55 ORE
TB B078F 22 23 2 38,17 ORE
TB B078F 23 24 1,67 26,57 ORE
TB B078F 24 25 1,53 21,19 ORE
TB B078F 25 26 1,48 16,47 ORE
TB B078F 26 27 1,55 18,94 ORE
TB B078F 27 28 1,55 17,39 ORE
TB B078F 28 29 1,47 12,71 ORE
TB B078F 29 30 1,51 20,49 ORE
TB B078F 30 31 1,41 18,96 ORE
TB B078F 31 32 1,11 24,08 BRK
TB B078F 32 33 1,31 20,71 BRK
TB B078F 33 33,5 0,94 13,22 BRK
TB B078F 33,5 34 1,32 16,43 BRK
xiii
LAMPIRAN 2
HASIL SIMULASI RANCANGAN STABILITAS LERENG
Tabel 11. Hasil simulasi rancangan stabilitas lereng tunggal pada Blok B PT. Sinar
Jaya Sultra Utama pada peneliti sebelumnya menggunakan metode Bishop
Sudut Faktor Keamanan
Tinggi Lebar
Titik Bor tunggal Kondisi
Jenjang(m) berm(m) Software Manual
(o)
Gt.01/3,05
4 2 45 1,32 1,298 Stabil
m-3,35 m
45 1,475 1,473
Gt.01/8,45 4 2
50 1,354 1,326 Stabil
-8,75m
5 2 45 1,337 1,307
45 1,523 1,536
4 2 50 1,398 1,370
Gt.01/13,0 55 1,315 1,267
Stabil
4-13,34 m, 45 1,384 1,367
5 2
50 1,273 1,215
6 2 55 1,288 1,257
45 1,692 1,695
4 2 50 1,551 1,553
55 1,455 1,430
Gt.01/17,3 45 1,541 1,540
Stabil
5-17,65 m 5 2 50 1,415 1,373
55 1,315 1,265
45 1,505 1,412
6 2
55 1,319 1,267
45 1,692 1,695
4 2 50 1,551 1,553
55 1,455 1,430
Gt.02/4,00 45 1,541 1,540
Stabil
-4,30 m 5 2 50 1,415 1,373
55 1,315 1,265
50 1,505 1,412
6 2
55 1,319 1,267
Gt.03/4,70
4 2 45 1,290 1,263 Stabil
-5,00 m
45 1,525 1,538
Gt.03/9,70
4 2 50 1,398 1,374 Stabil
-10,00 m`
55 1,317 1,268
xiii
xiv
Keterangan :
a) FK > 1,25 = Keruntuhan jarang terjadi (lereng relatif stabil)
b) FK < 1,25 = Keruntuhan pernah terjadi (lereng kritis)
c) FK < 1,07 = keruntuhan biasa terjadi (lereng labil) (bowles, 1999)
xv
LAMPIRAN 3
KEMAJUAN TAMBANG
Sequence 1
Sequence 2
xvi
Sequence 3
Sequence 4
xvii
Sequence 5
xviii
LAMPIRAN 4
DATA DOKUMENTASI LAPANGAN
xix