Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat

dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Analisa Arah Runway Bandara

Palm Beach Countyini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga

kami berterima kasih pada Bapak Ir. Aldy Sihaloho, M.T. selaku Dosen mata kuliah

Lapangan Terbang Universitas Pancasila yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan

serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini

terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya

kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan

datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.

Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang

membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang

kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi

perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.

Jakarta, 9 Juli 2017

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Arah dan kecepatan angin merupakan salah satu unsur cuaca yang dibutuhkan dalam
operasi penerbangan. Informasi cuaca termasuk data arah dan kecepatan angin sangat
dibutuhkan untuk take off dan landing. Data arah dan kecepatan angin yang terkumpul
melalui pengamatan satsiun meteorology selama 10 tahuun terakhir yang dapat digunakan
sebagai salah satu dasar uji kelayakan landas pacu (runway) di bandara Palm Beach
County. Analisa tersebut dilakukan untuk mengetahui frekuensi dan prosentase angin yang
memotong landasan (crosswind) dan ditampilkan dalam bentuk diagram mawar angin atau
dikenal dengan windrose.

B. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah:
1. Untuk mengerti definisi Windrose (Mawar Angin).
2. Untuk mengetahui analisa menggunakan windrose dalam penentuan arah landasan
pacu.
BAB II

PENGERTIAN DASAR

1. Windrose
Windrose adalah sebuah grafik yang memberikan gambaran tentang bagaimana
arah dan kecepatan angin terdistribusikan di sebuah lokasi dalam periode tertentu.
Windrose merupakan representasi yang sangat bermanfaat karena dengan jumlah
data yang sangat banyak namun dapat diringkas dalam sebuah diagram. Cara
untuk menampilkan data angin bervariasi. beberapa penyajian menunjukkan
kelebihan daripada yang lain. Akhir-akhir ini jenis windrose baru disajikan
sehingga kemampuannya bisa dipelajari (Crutcher, 1956).Wind rose memberikan
gambaran ringkas namun sarat akan informasi tentang bagaimana arah dan
kecepatan angin terdistribusi pada sebuah lokasi atau area. Windrose
menampilkan frekuensi dari arah mana angin berhembus. Panjang dari masing-
masing kriteria yang mngelilingi lingkaran diasumsikan sebagai frekuensi waktu
dimana angin berhembus dari arah tertentu.
2. Angin
Angin adalah gerak udara yang sejajar dengan permukaan bumi. Udarabergerak
dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekenan rendah. Angin diberinama
sesuai dengan dari arah mana angin datang, misalnya angin timur adalah
anginayang datang dari arah timur, angin laut adalah angin dari laut ke darat, dan
anginalembah adalah angin yang datang dari lembah menaiki gunung. (Tjasyono,
1999).
3. Arah Angin
Arah angin adalah arah darimana angin berhembus atau darimana arus angin
datang dan dinyatakan dalam derajat yang ditentukan dengan arah perputaran
jarum jam dan dimulai dari titik utara bumi dengan kata lain sesuai dengan titik
kompas. Umumnya arus angin diberi nama dengan arah darimana angin tersebut
bertiup, misalnya angin yang berhembus dari utara maka angin utara.
4. Kecepatan Angin
Kecepatan angin adalah kecepatan dari menjalarnya arus angin dan dinyatakan
dalam knot atau kilometer perjam maupun dalam meter perdetik (Soepangkat,
1994). Karena kecepatan angin umumnya berubah-ubah, maka dalam menentukan
kecepatan angin diambil kecepatan rata-ratanya dalam periode waktu selama
sepuluh menit dengan dibulatkan dalam harga satuan knot yang terdekat. Keadaan
ditentukan sebagai angin teduh (calm) jika kecepatan kurang dari satu knot.

5. Arah Mata Angin


Angin adalah besaran vektor yang mempunyai arah dan kecepatan. Arah angin
dinyatakan dalam derajat (Tjasyono, 1999), yaitu 360o (Utara), 22,5o(Utara Timur
Laut), 45o (Timur Laut), 67,5o (Timur Timur Laut), 90o (Timur), 112,5o (Timur
Tenggara), 135o (Tenggara), 157,5o (Selatan Tenggara), 180 (Selatan), 202,5
(Selatan Barat Daya), 225 (Barat Daya), 247,5 (Barat Barat Daya), 270 (Barat),
292,5 (Barat Barat Laut), 315 (Barat Laut), 337,5 (Utara Barat Laut), 0 (Angin
Tenang/Calm). Secara Klimatologis arah angin diamati 8 penjuru, tetapi dalam
dunia penerbangan angin diamati 16 arah. Kecepatan angin dinyatakan dalam
satuan meter persekon, kilometer perjam, atau knot (1 knot 0,5 m/s). Perubahan
arah dan kecepatan angin dengan waktu pada suatu lokasi dapat disajikan secara
diagram dalam bentuk mawar angin. Sebuah mawar angin terdiri atas garis yang
memancar dari pusat lingkaran dan menunjukkan arah dari mana angin bertiup.
Panjang setiap garis menyatakan frekuensi angin dari arah tersebut. Karena angin
merupakan besaran vektor maka angin dinyatakan dalam distribusi frekuensi dua
arah, yaitu arah dan kecepatan angin (Tjasyono, 1999).
6. Perencanaan Bandar Udara
Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan dan perancangan
bandar udara adalah penentuan arah landas pacu yang memungkinkan di lokasi
rencana pembangunan berdasarkan hasil analisis arah dan kecepatan angin. Selain
itu, besar dan kecilnya kecepatan angin dominan akan mempengaruhi penetapan
jenis pesawat yang dapat dioperasikan di bandar udara tersebut. Data arah dan
kecepatan angin dapat diperoleh dari stasiun meteorologi terdekat dengan rencana
lokasi bandara merupakan pendekatan terbaik untuk mengetahui karakteristik dan
pola arah angin di rencana lokasi bandar udara, karena ketersediaan data-series
yang bisa mencakup rentang waktu yang lama. Pada umumnya dipergunakan
data-series dengan cakupan waktu 5 tahun terakhir telah mampu menunjukkan
kondisi wilayah kajian secara reliabel dan konsisten. Analisis arah angin
(windrose analysis) merupakan hal yang sangat esensial guna penentuan arah
landas pacu. Berdasarkan rekomendasi dari ICAO, arah landas pacu sebuah
bandar udara secara prinsip diupayakan sedapat mungkin harus searah dengan
arah angin yang dominan. Pada saat pesawat udara mendarat atau lepas landas,
pesawat udara dapat melakukan pergerakan di atas landasan pacu sepanjang
komponen angin yang bertiup tegak lurus dengan bergeraknya pesawat udara
(cross wind) tidak berlebihan. Beberapa referensi ICAO (International Civil
Aviation Organization) dan FAA (Federal Aviation Administration) menyatakan
bahwa besarnya cross wind maksimum yang diperbolehkan bergantung pada jenis
dan ukuran pesawat yang beroperasi, susunan sayap dan kondisi permukaan
landasan pacu. Penentuan arah landas pacu yang dipersyaratkan oleh ICAO adalah
bahwa arah landas pacu sebuah bandar udara harus diorientasikan sehingga
pesawat udara dapat mendarat dan lepas landas paling sedikit 95% dari seluruh
komponen angin yang bertiup. Adapun besarnya batas kecepatan komponen angin
silang (cross wind) yang diijinkan adalah 10 knot untuk bandar udara dengan
panjang landas pacu kurang dari 1200 m, sebesar 13 knot.
7. Analisis Angin
Analisis angin adalah hal yang mendasar bagi perencanaan runway karena pada
umumnya runway sedapat mungkin harus searah dengan arah angin yang
dominan. Pada saat mendarat dan lepas landas, pesawat terbang dapat melakukan
manuver di atas landasan pacu selama komponen angin yang tegak lurus arah
bergeraknya pesawat (cross wind) tidak berlebihan besarnya. Jika tersedia data
mengenai arah angin lengkap beserta persentase dari kecepatan anginnya maka
untuk mendapatkan orientasi runway yang sesuai dengan ketentuan ICAO harus
dilakukan langkah-langkah analisis angin dengan metode Wind Rose.
8. Arah Runway
Kondisi angin pada suatu Bandar udara dapat mempengaruhi Runway Utilization
yang disebabkan oleh perubahan arah angin, kecepatan angina dan jarak pandang.
Kondisi Prevailing wind menentukan arah pendaratn dan lepas landas pesawat
udara, sedang jarak pandang penerbangan serta ketinggian awan (cloud
seiling)akan mempengaruhi penerbangan antara dua pesawat udara. Prosentase
operasi pendaratan dan lepas landas dipengaruhi oleh cross wind sisi yang
kecepatannya tidak melebihi kecepatan yang di izinkan. Cakupan angina yang
berdasarkan arahnya disebut wind coverage. Arah runway diusahakan sedemikian
sehingga diperoleh wind coverage yang besar.
Wind coverage untuk tiap Bandar udara berbeda beda tergantung pada
kepentingan Bandar udara tersebut. ICAO merekomendasikan dalam Annex 14
bahwa wind coverage tidak kurang dari 95%.

Panjang Landasan pacu Kecepatan angin sisi yang di izinkan


> 1.500 m 20 knot (10,3 m/detik)
Catatan ; 13 knot, bila koefisien
gesekan tidak memadai.
1.200 1.500 m 13 knot (6,7 m/detik)
< 1.200m 10 knot (5,2 m/detik)

Kecepatan angin sisi yang diizinkan (ICAO)


(Tabel 1.1)

Pesawat udara mempunyai ketahanan tertentu terhadap cross wind, bergantung


pada jenis pesawat udara dan kondisi permukaan runway. Namun pada umumnya,
kecepatan cross wind yang diizinkan lebih besar untuk pesawat udara besar dan
lebih kecil bila kondisi landas pacu buruk, misalnya licin karena basah. Bila
kondisi angin tidak mungkin untuk mencapai wind coverage (>95%) oleh satu
Runway, maka perlu dipertimbangkan pengembangan runway kedua dengan
orientasi arah yang lain agar tercapai kondisi wind coverage >95%.
BAB III

PEMBAHASAN

Bandara Chandler Municipal terletak 2380 S Stinson Way, Chandler, AZ 85286, Amerika
Serikat.

Layout Bandara Chandler Municipal


(Gambar 1.1)
Kondisi meteorologi untuk analisis ini didasarkan pada pengamatan cuaca yang dilakukan di
daerah Pantai Palm Barat selama periode 1996-2005. Data ini, yang diperoleh dari National
Climatic Data Center (NCDC), terdiri dari 84.031 pengamatan per jam yang dipisahkan oleh
kondisi meteorologi visual (VMC), kondisi meteorologi instrumen (IMC), dan "semua cuaca"
seperti yang dijelaskan lebih lanjut di bawah ini. Pengamatan per jam mencatat data untuk
ketinggian langit-langit, jarak pandang, kecepatan angin, dan arah angin, yang digunakan
untuk mempersiapkan mawar angin untuk LNA, Kondisi meteorologi memiliki dampak
langsung terhadap karakteristik operasional Bandara. Kondisi menentukan arah
pengoperasian pesawat terbang, frekuensi penggunaan setiap konfigurasi operasi, dan
instrumentasi yang diperlukan untuk membantu pilot masuk Mendarat dan berangkat.

Landasan pesawat terbang kedatangan dan keberangkatan ditentukan oleh arah angin, seperti
pesawat terbang Umumnya lepas landas dan mendarat ke angin. Karena keterbatasan tipe
pesawat yang berkaitan dengan Crosswind1 maksimum yang diijinkan untuk lepas landas dan
mendarat, crosswinds yang kuat dapat mengakibatkan Pilot harus mengalihkan ke bandara
lain jika tidak ada landasan pacu yang tersedia.

Untuk mengukur crosswind, pilot dan perencana bandara menghitung komponen crosswind
berdasarkan arah dan kecepatan angin. Setiap jenis pesawat bersertifikat untuk beroperasi
dalam Komponen crosswind maksimum; Pesawat yang lebih besar dan lebih berat lebih tahan
terhadap angin dan umumnya bisa beroperasi dengan crosswinds yang lebih tinggi, sementara
pesawat ringan yang lebih ringan lebih tunduk pada angin dan oleh karena itu lebih dibatasi.

FAA merekomendasikan bahwa bandara menyediakan setidaknya 95 persen cakupan angin


untuk tujuan perencanaan berdasarkan batasan sebagaimana didefinisikan di bawah ini. Jika
landasan pacu tunggal tidak menyediakan setidaknya 95 persen cakupan angin untuk kode
referensi bandara (ARC), landasan pacu silang harus dipertimbangkan.

Data Angin Bandara Palm Beach County


True 4 - 10 10 - 15 15 - 20 20 - 25 25 - 35
Sector Total
Azimuth knots knots knots knots knots

N 0.0 4.5 0.8 0 0 0 5.3


NNE 22.5 4.5 0.7 0 0 0 5.2
NE 45.0 4.5 1.5 0.2 0 0 6.2
ENE 67.5 4.5 2.8 0.3 0 0 7.6
E 90.0 4.5 5.9 0.7 0 0 11.1
ESE 112.5 4.5 3.1 0.2 0 0 7.8
SE 135.0 4.5 2.9 0.2 0 0 7.6
SSE 157.5 4.5 2.1 0.2 0 0 6.8
S 180.0 4.5 0.8 0 0 0 5.3
SSW 202.5 4.5 0.4 0 0 0 4.9
SW 225.0 4.5 0.4 0 0 0 4.9
WSW 247.5 4.5 0.4 0 0 0 4.9
W 270.0 4.5 0.7 0 0 0 5.2
WNW 292.0 4.5 0.6 0 0 0 5.1
NW 315.0 4.5 0.9 0 0 0 5.4
NNW 337.5 4.5 0.8 0 0 0 5.3

Subtotal 72.0 24.8 1.8 0.0 0.0 98.6


Calms 1.4
Total 100.0

Data Angin dimasukan kedalam lingkaran Wind Rose berdasarkan kekuatan dan arahnya
R
unway 9-27
Lakukan uji coba perhitungan arah
landasan dan lebarnya menyinggung
kekuatan angin yang ditentukan pada
lingkaran sampai hasil >95%.

Untuk kecepatan angin 0 samapi 10


knot sudah mencapai 72.2 %, lalu
jumlahkan angka yang masuk ke
dalam garis singgung, di dapatkan
pada kecepatan 20 knot dengan arah
runway 9 -27 mencapai 99.9 %
dengan demikian wind coverage nya
sudah memenuhi persyaratan
(ICAO)

Runway 3-21
Lakukan uji coba perhitungan arah
landasan dan lebarnya menyinggung
kekuatan angin yang ditentukan pada
lingkaran sampai hasil >95%.

Untuk kecepatan angin 0 samapi 10


knot sudah mencapai 72.2 %, lalu
jumlahkan angka yang masuk ke
dalam garis singgung, di dapatkan
pada kecepatan 20 knot dengan arah
runway 3 -21 mencapai 99.7 %
dengan demikian wind coverage nya
sudah memenuhi persyaratan (ICAO)
Runway 15-33
Lakukan uji coba perhitungan arah
landasan dan lebarnya menyinggung
kekuatan angin yang ditentukan pada
lingkaran sampai hasil >95%.

Untuk kecepatan angin 0 samapi 10


knot sudah mencapai 72.2 %, lalu
jumlahkan angka yang masuk ke
dalam garis singgung, di dapatkan
pada kecepatan 20 knot dengan arah
runway 3 -21 mencapai 99.7 %
dengan demikian wind coverage nya
sudah memenuhi persyaratan (ICAO).

Anda mungkin juga menyukai