Abstrak
Gelombang merupakan suatu bentuk energi yang disebabkan karena adanya gangguan yang merambat
dari perairan dari laut dalam ke laut dangkal. Gelombang mempengaruhi bentuk pantai, tata letak
pelabuhan, alur pelayaran, pengolahan lingkungan laut, penentuan daerah rekreasi bahari dan budidaya di
wilayah pesisir. Indragiri Hilir adalah Kabupaten yang terletak di pesisir Timur Pulau Sumatera. Hal ini
menyebabkan Indragiri Hilir rawan akan bencana pesisir yang diakibatkan oleh gelombang laut.
Praktikum ini melakukan pengolahan data angin dengan menggunakan WRPLOT. Kemudian menghitung
nilai fetch efektif dan memperkirakan nilai tinggi dan periode gelombangnya. Hasil dari praktikum ini
adalah susunan windrose dari data angin yang telah diolah dengan WRPLOT yakni angin cenderung
berasal dari arah tenggara. Nilai tinggi gelombang cenderung meningkat seiring bertambahnya hari
sedangkan nilai periode gelombang memiliki nilai yang cenderung beragam dari hari pertama hingga gari
ke 15.
Kata kunci: Gelombang, Angin, Windrose, WRPLOT, Periode Gelombang, Tinggi Gelombang
bangunan pantai.
1. Pendahuluan
Kabupaten Indragiri Hilir dengan Ibu Kota
Gelombang yang ada di laut adalah bentuk Pekanbaru terletak di Provinsi Riau. Secara
dari energi yang disebabkan karena adanya geografis terletak pada posisi 0º36’LU - 1º07’LS
gangguan yang merambat dari perairan dalam dan 104º10’ - 102º32’BT. Indragiri Hilir atau yang
menuju ke perairan dangkal (Liu dkk., 2015 biasa disingkat dengan Inhil merupakan salah satu
dalam Satriadi, 2017). Gangguan–gangguan Kabupaten yang terletak di bagian Timur pesisir
tersebut dapat berasal dari angin, gaya tarik benda Pulau Sumatera. Karena posisinya yang terletak
astronomi (bulan dan matahari), pergerakan di Pantai Timur pesisir Pulau Sumatera,
lempeng dan lain sebagainya. Kabupaten ini dikategorikan sebagai daerah
Gelombang merupakan salah satu parameter Pantai. Panjang garis pantai Kabupaten Indragiri
oseanografi yang berpengaruh terhadap kondisi Hilir adalah 339,5 Km dan luas perairan laut
pantai, penentuan tata letak (layout) pelabuhan, meliputi 6.318 Km2 atau sekitar 54,43% dari luas
alur pelayaran, pengelolaan lingkungan laut, wilayah. Karena letaknya yang berada di pesisir
penentuan daerah rekreasi bahari dan budidaya di sehingga wilayah Indragiri Hilir rawan akan
wilayah pesisir dan pantai, faktor utama yang bencana pesisir yang diakibatkan oleh gelombang
perlu dikaji adalah gelombang. Menurut air laut. Salah satu energi pembangkit gelombang
Triatmodjo (2008) dalam Hadi dan Sugianto laut adalah angin.
(2012) gelombang dapat menimbulkan energi Angin adalah gerak udara yang sejajar
untuk membentuk pantai, menimbulkan arus, dengan permukaan bumi. Udara bergerak dari
serta menyebabkan gaya-gaya yang bekerja pada daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan
1
Laporan Praktikum Oseanografi
rendah. Angin memiliki nama yang sesuai dengan Bahan yang digunakan dalam praktikum ini
dari arah mana angin datang, misalnya angina adalah data angin 15 hari yang diperoleh pada
timur adalah angin yang datang dari arah timur, tanggal 1 hingga 15 Januari tahun 2016.
angin laut adalah angin dari laut ke darat, dan
angin lembah adalah angin yang datang dari 2.2 Metode
lembah menaiki gunung.
Pada praktikum ini disediakan data angin
Tiga faktor yang menentukan karakteristik selama 15 hari. Dimana data tersebut diambil
gelombang yang dibangkitkan oleh angin yaitu : pada tanggal 1 sampai 15 Januari 2016. Tahap
(1) lama angin bertiup atau durasi angin, (2) pertama adalah mengolah data yang telah
kecepatan angin dan (3) fetch (jarak yang disediakan yaitu data angin. Data angin tersebut
ditempuh oleh angin dari arah pembangkitan diolah untuk mengetahui arah angin yang
gelombang atau daerah pembangkitan gelombang) dominan pada bulan Januari di Pesisir Indragiri
(Baharuddin et all, 2009 dalam Hadi dan Sugianto Hilir. Data angin ini diolah dengan menggunakan
2012). perangkat lunak WRPLOT untuk
memvisualisasikan data arah dan kecepatan angin
Perubahan arah dan kecepatan angin dengan dalam bentuk mawar angin (windrose). Dari
waktu pada suatu lokasi dapat disajikan secara windrose dapat dilihat arah angin yang dominan
diagram dalam bentuk mawar angin. Sebuah yang selanjutnya digunakan untuk menentukan
mawar angin terdiri atas garis yang memancar nilai panjang fetch efektif.
dari pusat lingkaran dan menunjukkan arah dari
mana angin bertiup. Panjang setiap garis Tahap kedua menghitung panjang jarak
menyatakan frekuensi angin dari arah tersebut. pembangkitan gelombang (Fetch). Pengolahan
Karena angin merupakan besaran vektor maka data dilakukan dengan menggunakan software
angin dinyatakan dalam distribusi frekuensi dua google earth. perhitungan fetch efektif dilakukan
arah, yaitu arah dan kecepatan angin. dengan membuat arah angin dominan menjadi
garis fetch poros untuk menentukan garis fetch
Hasil pengelompokkan (pengolahan) dibuat kurang lebih 45º ke kanan dan ke kiri dengan
dalam bentuk tabel atau diagram yang disebut interval 5º. Panjang fetch maksimum yang
dengan mawar angin atau wind rose, dengan tabel digunakan adalah 200 km, garis dan jarak fetch
atau mawar angin maka karakteristik angin dapat dihitung dengan menggunakan tools ruler pada
dibaca dengan tepat. google earth. Kemudian panjang fetch efektif
WRPLOT View adalah windrose program diperoleh dengan persamaan (1), perhitungan
untuk data meteorologi. Software ini tersebut diolah dengan Microsoft Excel.
menyediakan tampilan diagram windrose, analisis Fetch = F cos α … (1)
frekuensi, dan diagram untuk beberapa format
data meteorologi. Windrose menggambarkan Tahap ketiga melakukan perhitungan
frekuensi kejadian dari angin untuk setap sektor windstress factor. Windstress factor merupakan
angin spesifik dan kelas-kelas kecepatan angin data kecepatan angin yang dimodifikasi. Sebelum
untuk setiap tempat pada periode tertentu. kecepatan angin diubah menjadi wind stress
factor, perlu dilakukan koreksi dan konversi
2. Metode terhadap data kecepatan angin. Di bawah ini
2.1 Alat dan Bahan adalah hal yang perlu dilakukan koreksi dan
konversi pada data kecepatan angin untuk
Dalam penyelesaian praktikum ini mendapatkan nilai wind stress factor.
menggunakan alat berupa seperangkat Personal
Computer Asus X454Y dengan spesifikasi AMD 1. Koreksi ketinggian
A8-74. Selain itu, terdapat beberapa perangkat
Wind stress factor dihitung berdasarkan
lunak yang digunakan dalam pengolahan data
kecepatan angin yang diukur dari
yakni WRPLOT yang digunakan dalam
ketinggian 10 m di atas permukaan. Bila
pengolahan data angin. Google Earth yang
data angin yang diperoleh tidak diukur
digunakan dalam pembuatan garis fetch.
pada ketinggian ini, maka perlu dilakukan
Microsoft Excel yang digunakan dalam
koreksi untuk mendapatkan wind stress
perhitungan koreksi. Dan Microsoft Word yang
factor yang tepat.
digunakan dalam pembuatan laporan praktikum.
2
Laporan Praktikum Oseanografi
2. Data angin yang telah disediakan tidak Tahap keempat menghitung tinggi dan
mencantumkan durasi atau merupakan periode gelombang. Pembentukan gelombang laut
data hasil pengamatan sesaat. Pada dalam dianalisis dengan formula-formula
kondisi di lapangan kecepatan angin empirirs yang diturunkan dari model-model
selalu berubah-ubah walaupun pada arah parametrik berdasarkan spektrum gelombang.
yang sama. Sehingga, koreksi durasi Prediksi tinggi (Ho) dan periode gelombang (Tp)
dilakukan untuk mendapatkan kecepatan di laut lepas berdasarkan data kecepatan angina
angin rata-rata selama durasi angin dan fetch dilakukan dengan menggunakan
bertiup diinginkan. persamaan
3. Koreksi pengukuran angin dari darat ke
laut
Koreksi ini perlu dilakukan dikarenakan
data angin yang diperoleh berasal dari
stasiun darat, bukan diukur langsung di
atas permukaan laut, ataupun di tepi
pantai. Untuk mengubah kecepatan angin
yang bertiup di atas daratan menjadi dimana:
kecepatan angin yang bertiup di atas air,
Ho = Tinggi gelombang di laut lepas (m)
digunakan grafik berikut:
Tp = Periode gelombang (detik)
g = Percepatan gravitasi (m/det) = 9,8 m/det
F = panjangnya fetch (m) → gunakan Fef
Uc = kecepatan angin terkoreksi (m/detik)
u*2 = velositas friksi, yang diberikan oleh
Tahap kelima yakni menyajikan data dalam
bentuk grafik. Dimana menggambarkan grafik
4. Koreksi Stabilitas tinggi dan periode gelombang (dalam bentuk
diagram batang atau garis), dimana sumbu x= hari
Koreksi stabilitas memiliki hubungan
ke- dan sumbu y = tinggi atau periode gelombang
dengan perbedaan temperatur udara
hasil pembangkitan, yang meliputi: nilai
tempat bertiupnya angin dan air tempat
minimum, nilai maksimum, dan rata-rata.
terbentuknya gelombang.
3
Laporan Praktikum Oseanografi
Pada Gambar 1 telah disajikan gambar windrose. mawar angin hanya ditampilkan dengan delapan
Windrose diperoleh dari data angin yang telah arah mata angin dan mengintepretasikannya.
diolah dengan menggunakan perangkat lunak Berdasarkan data yang telah diolah, terdapat satu
(software) WRPLOT. Dengan memasukkan data arah angin dominan yang terjadi. Terlihat pada
angin ke dalam WRPLOT yang terdiri dari arah Gambar 1, arah angin dominan adalah menuju ke
dominan dan kecepatan angin, maka diperoleh arah tenggara. Dimana sebesar ±7% dari 24.7 -
windrose dan windclass perairan di Pesisir 17.7% memiliki kecepatan 5.70 hingga 8.80 m/s,
Indragiri Hilir. Pada Gambar 1 menunjukkan kemudian sebesar ±10% memiliki kecepatan 3.6
distribusi angin selama 15 hari di perairan pesisir - 5.7 m/s , lalu sebesar ±5% memiliki kecepatan
Indragiri Hilir pada tanggal 1 hingga 15 Januari sebesar 2.10 - 3.60 m/s, dan ±2% memiliki
tahun 2016. kecepata sekitar 0.5 - 2.10 m/s.
Diagram Angin
4
Laporan Praktikum Oseanografi
5
Laporan Praktikum Oseanografi
Pada Grafik 1 telah disajikan grafik tinggi gelombang. Grafik tersebut merupakan hasil dari perhitungan
Tinggi minimal gelombang, tinggi maksimal gelombang, dan nilai rata-rata tinggi gelombang selama 15 hari
dari tanggal 1 hingga tanggal 15 pada bulan Januari tahun 2016. Pada grafik tersebut terlihat nilai tinggi
minimal, maksimal, dan rata-rata gelombang memiliki peningkatan seiring dengan bertambahnya hari.
Peningkatan yang signifikan terjadi pada hari pertama hingga hari ke tujuh, setelah hari ke tujuh atau hari ke
delapan hingga hari ke lima belas tinggi maksimal, tinggi minimal, dan rata-rata gelombang memiliki nilai
yang konstan.
Pada Grafik 2 telah disajikan grafik periode angin di pesisir Indragiri Hilir cenderung berasal
gelombang. Grafik tersebut merupakan hasil dari dari arah tenggara. Dan hasil dari perhitungan
perhitungan periode minimal gelombang, periode tinggi dan periode gelombang dapat disimpulkan
maksimal gelombang, dan nilai rata-rata periode bahwa tinggi gelombang cenderung meningkat
gelombang selama 15 hari dari tanggal 1 hingga seiring bertambahnya hari sedangkan periode
tanggal 15 pada bulan Januari tahun 2016. Pada gelombang cenderung memiliki bentuk grafik
grafik tersebut terlihat nilai periode minimal, yang beragam yakni mengalami peningkatan dan
periode maksimal, dan rata-rata periode penurunan dari hari pertama hingga hari ke lima
gelombang memiliki bentuk grafik yang beragam. belas.
Dimana nilai ketiganya pada hari pertama hingga
hari ke 15 mengalami peningkatan dan
penurunan. Daftar Pustaka
4. Kesimpulan
Baharuddin, Pariwono, J. I., & Nurjaya, I. W. (2009).
Berdasarkan kegiatan praktikum minggu 5
Pola Transformasi Gelombang dengan
dan minggu 6 telah dihasilkan susunan
Menggunakan Model RCPWave pada
windrosedari data angin dan telah dilakukan
Pantai Bau-Bau, Provinsi Sulawesi
perhitungan tinggi dan periode angin. Hasil
Tenggara. E. Jurnal Ilmu dan Teknologi
pengolahan windrose dapat disimpulkan bahwa
6
Laporan Praktikum Oseanografi
Kelautan Tropis.
Hadi, S., & Sugianto, D. N. (2012). Model
Distribusi Kecepatan Angin untuk
Peramalan Gelombang dengan
Menggunakan Metode Darbyshire dan Smb
di Perairan Semarang. Buletin Oseanografi
Marina, 25-32.
Liu, K., Q., C., & J, M. K. (2015). Modelling Wind
Effectson Shallow Water Waves. Journal of
Waterway, Port, Coastal, and Ocean
Engineering, 1-8.
Roem, M., Laga, A., Listina, I., Rukmana, I., &
Astriani, K. (2016). Studi Parameter
Oseanografi Fisik Perairan Pulau Derawan.
Jurnal Harpodon, 143-157.
Satriadi, A. (2017). Peramalan Tinggi dan Periode
Gelombang Signifikan di Perairan Dangkal
(Studi Kasus Perairan Semarang). Buletin
Oseanografi Marina, 17-23.
Triatmodjo, B. (2008). Teknik Pantai. Yogyakarta:
Beta Offset.
7
Laporan Praktikum Oseanografi
Lampiran
Laporan Praktikum Oseanografi
Frequency Count
Directions / Wind Classes 0.50 - 2.10 - 3.60 - 5.70 - 8.80 - >=
(m/s) 2.10 3.60 5.70 8.80 11.10 11.10 Total
1 337.5 - 22.5 1 15 13 11 2 0 42
2 22.5 - 67.5 5 28 16 2 0 0 51
3 67.5 - 112.5 21 15 17 8 0 0 61
4 112.5 - 157.5 9 22 30 26 0 0 87
5 157.5 - 202.5 12 29 26 4 0 0 71
6 202.5 - 247.5 13 1 1 0 0 0 15
7 247.5 - 292.5 5 5 4 1 0 0 15
8 292.5 -337.5 1 4 5 7 1 0 18
Sub Total 67 119 112 59 3 0 360
Calms 0
Missing/Incomplete 0
Total 360
Frequency Distribution
0.50 - 2.10 - 3.60 - 5.70 - 8.80 - >=
Directions / Wind Classes (m/s) 2.10 3.60 5.70 8.80 11.10 11.10 Total
1 337.5 - 22.5 0.00278 0.04167 0.03611 0.03056 0.00556 0.00000 0.11667
2 22.5 - 67.5 0.01389 0.07778 0.04444 0.00556 0.00000 0.00000 0.14167
3 67.5 - 112.5 0.05833 0.04167 0.04722 0.02222 0.00000 0.00000 0.16944
4 112.5 -157.5 0.02500 0.06111 0.08333 0.07222 0.00000 0.00000 0.24167
5 157.5 - 202.5 0.03333 0.08056 0.07222 0.01111 0.00000 0.00000 0.19722
6 202.5 - 247.5 0.03611 0.00278 0.00278 0.00000 0.00000 0.00000 0.04167
7 247.5 - 292.5 0.01389 0.01389 0.01111 0.00278 0.00000 0.00000 0.04167
8 292.5 -337.5 0.00278 0.01111 0.01389 0.01944 0.00278 0.00000 0.05000
Sub Total 0.18611 0.33056 0.31111 0.16389 0.00833 0.00000 1
Calms 0.00000
Missing/Incomplete 0.00000
Total 1