Anda di halaman 1dari 6

Buletin ALARA 2 (3), 27 – 32 (1999)

Pusat Penelitian dan Pengembangan Keselamatan Radiasi dan Biomedika Nuklir


Badan Tenaga Nuklir Nasional

MEDAN MAGNET BUMI:


PELINDUNG RADIASI BAGI PENDUDUK BUMI

Mukhlis Akhadi dan Hasnel Sofyan


Pusat Penelitian dan Pengembangan Keselamatan Radiasi dan Biomedika Nuklir – BATAN
• Jl. Cinere Pasar Jumat, Jakarta 12440
• PO Box 7043 JKSKL Jakarta 12070

PENDAHULUAN Serangkaian percobaan yang dilakukan tim


fisikawan yang dipimpin oleh Robert A. Millikan dari
Sekitar permulaan abad ke-20, para fisikawan Institut Teknologi California pada tahun 1925
menemukan bahwa elektroskop dan kamar pengionan memperkuat kesimpulan Hess [1]. Millikan beserta
yang sedang dioperasikan dapat menangkap sinar- kelompoknya melakukan penelitian dengan cara
sinar misterius yang terdapat di atmosfer [1]. menurunkan kamar pengionan ke dalam dua danau
Elektroskop adalah alat yang dipakai untuk yang penuh dengan salju. Dengan mengukur intensitas
mengetahui dan mengukur muatan listrik, sedang sinar pada kedalaman air yang berbeda-beda, mereka
kamar pengionan dipakai untuk memantau dan sampai pada kesimpulan bahwa sinar-sinar itu berasal
mengukur intensitas radiasi pengion. Sinar misterius dari luar atmosfer. Untuk pertama kalinya istilah sinar
tadi mempunyai daya tembus yang jauh lebih kuat kosmis dipakai dalam laporan hasil penelitian Millikan
dibandingkan dengan sinar-X atau radiasi lainnya dan kawan-kawan untuk menamai sinar misterius yang
yang sudah diketahui pada saat itu. Hal ini diketahui datang dari angkasa luar tadi.
setelah para peneliti mencoba membandingkan, sinar-
X energi tinggi dapat ditahan dengan lempeng timbal Pada tahun 1927, fisikawan Rusia D.V.
setebal 1,6 mm, sedang lempeng timbal setebal 10 cm Sobeltsyn mengubah pemantau radiasi kamar kabut
hanya mampu menyerap 80 % sinar misterius yang Wilson untuk memantau sinar kosmis. Dengan alat itu,
datang dari atmosfer. jejak sinar kosmis yang mengionkan kabut dapat
diamati seperti aliran tetes air. Pada tahun 1928 dan
Pada tahun 1909, para fisikawan mulai giat 1929, Werner Kolhorster dan ilmuwan lainnya dari
melakukan penelitian menggunakan kamar pengionan Jerman Walther Bothe mengembang-kan teknik
yang dinaikkan dengan balon udara [1]. Mereka pengukuran sinar kosmis menggunakan pencacah
mendapatkan data bahwa sinar yang saat itu masih Geiger-Muller. Melalui berbagai metode pemantauan
misterius, ternyata datang dari ruang angkasa. Mereka radiasi, mereka sepakat bahwa sebagian besar sinar
juga mendapatkan bahwa intensitas sinar bertambah kosmis adalah partikel-partikel bermuatan listrik yang
kuat pada tempat-tempat yang lebih tinggi. Antara berenergi tinggi.
tahun 1910-1914, Victor F. Hess dari Austria dan
Werner Kolhoster dari Jerman melakukan peng-
ukuran intensitas radiasi pada ketinggian 9.000 meter SUMBER-SUMBER RADIASI KOSMIS
dari permukaan laut. Mereka mendapatkan bahwa
intensitas sinar dari ruang angkasa pada ketinggian itu Ada kesalahfahaman yang hingga kini masih
mencapai 10 kali lebih tinggi dibandingkan intensitas- berlangsung, yaitu anggapan yang membedakan antara
nya di permukaan laut. Hess akhirnya menyimpulkan sinar kosmis dan radiasi. Banyak orang cukup familiar
bahwa sinar-sinar itu pasti berasal dari angkasa luar. dengan istilah sinar kosmis, ahli fisika sinar kosmis
meng-konsentrasikan perhatiannya hanya pada aspek
partikel elementer berenergi tinggi. Namun umumnya

27
28 – Mukhlis Akhadi dan Hasnel Sofyan

mereka lupa atau tidak ambil peduli bahwa sinar atom penyusun bintang hancur dan beberapa jenis
kosmis merupakan salah satu jenis radiasi, dan dapat partikel seperti proton, neutron dan lainnya
berperan sebagai sumber radiasi bagi penduduk bumi dipancarkan. Rata-rata partikel yang dipancarkan dari
[2]. Untuk menghindari kesalahfahaman tersebut, supernova dapat mencapai bumi dalam waktu satu juta
dalam pembahasan berikut ini digunakan istilah tahun setelah ledakan [2]. Beberapa jenis radiasi
radiasi kosmis, sebagai ganti dari sinar kosmis. kosmis hasil ledakan itu dapat memiliki energi hingga
mencapai 1 milyar GeV. Bandingkan dengan
Radiasi dari angkasa luar yang paling penting pemercepat partikel buatan manusia yang hanya
untuk diketahui adalah radiasi kosmis yang bergerak mampu menghasilkan partikel dengan energi 500
dengan kecepatan hampir sama dengan kecepatan GeV. Radiasi kosmis galaksi dengan energi lebih besar
cahaya. Banyak penelitian telah dilakukan dalam dari 1020 eV dapat juga berasal dari ledakan supernova
rangka mempelajari radiasi kosmis. Data penelitian ini yang terjadi di luar galaksi Bimasakti yang jaraknya
menunjukkan adanya radiasi berenergi tinggi yang mencapai puluhan tahun cahaya dari bumi [4]. Namun
datang dari angkasa luar, beberapa diantaranya hasil pengamatan yang telah dilakukan selama ini
mempunyai energi yang jauh lebih tinggi menunjukkan bahwa tidak lebih dari 10 % radiasi
dibandingkan dengan energi yang dapat dihasilkan kosmis datang dari bagian luar batas galaksi Bimasakti
oleh pemercepat partikel paling kuat di muka bumi [1,2].
saat ini. Energi radiasi kosmis itu ada yang berorde
dari 600 MeV hingga lebih besar dari 1020 eV [2]. Radiasi kosmis primer kelompok kedua
Radiasi kosmis dapat dikelompokkan menjadi dua berasal dari matahari ini terdiri atas 90 % proton, 8 %
macam, yaitu radiasi kosmis primer dan sekunder partikel alfa dan 1 % inti-inti atom yang lebih berat
[2,3]. Radiasi kosmis yang bergerak dari angkasa luar seperti lithium, berilium, boron, oksigen dan besi [1].
disebut radiasi kosmis primer. Pada saat radiasi primer Matahari secara terus-menerus memancarkan sejumlah
memasuki bagian atas atmosfer bumi, radiasi itu besar proton yang bergerak dengan kecepatan kira-kira
bertumbukan dengan atom-atom yang ada di udara 1.600 km/det, yang lebih sering disebut sebagai angin
sehingga dihasilkan radiasi kosmis sekunder. matahari. Fluks radiasi kosmis matahari lebih tinggi
dibandingkan yang datang dari galaksi, namun
Radiasi kosmis primer selanjutnya dibagi komposisi keduanya hampir sama, dan sebagian besar
menjadi tiga kelompok [2], yaitu : (1) radiasi kosmis energinya mencapai 100 MeV [2]. Partikel tersebut
galaksi, (2) radiasi kosmis dari matahari dan (3) dapat dideteksi menggunakan film emulsi fotografi
radiasi yang terperangkap dalam medan magnet bumi. yang dipasang pada balon-balon udara dan
Pada bagian ini akan dibahas terlebih dahulu dua diterbangkan hingga mencapai tempat yang tinggi.
kelompok pertama, sedang kelompok terakhir akan
dibahas pada bagian terpisah. Radiasi kosmis primer Ledakan supernova dalam skala yang lebih
kelompok pertama berasal dari luar sistem tata surya kecil dapat juga terjadi pada matahari dalam sistem
dan sebagian besar berupa partikel bermuatan positif. tata surya kita. Matahari sebenarnya adalah suatu
Radiasi kosmis galaksi ini berasal dari energi yang bintang yang besarnya termasuk rata-rata
dipancarkan oleh bintang-bintang yang ada di alam dibandingkan dengan ukuran bintang-bintang lainnya.
raya. Peristiwa-peristiwa yang terjadi di matahari seringkali
diikuti dengan semburan partikel sub-atomik yang
Paling tidak sekitar 90 % radiasi kosmis dapat mencapai atmosfer bumi [5]. Partikel sub-atomik
berasal dari galaksi kita sendiri (galaksi Bimasakti). yang dipancarkan dari permukaan matahari bertambah
Umur maksimum sebuah radiasi kosmis kira-kira 2 banyak pada saat matahari bersinar terang. Partikel
juta tahun. Dari ciri-ciri yang berhasil dikenali, radiasi sub-atomik ini terdiri atas sejumlah proton, elektron
kosmis itu berasal dari ledakan thermonuklir di dan inti atom. Energi yang dibawa oleh radiasi kosmis
beberapa jenis bintang. Bintang-bintang tua yang kaya dari matahari itu berorde antara 1010 - 1017 eV.
dengan atom besi meledak sebelum akhirnya mati
sambil melepaskan sejumlah besar partikel dan radiasi Radiasi kosmis dalam bentuk partikel sub-
elektromagnetik termasuk cahaya [4]. Sebuah bintang atomik baik yang berasal dari galaksi maupun matahari
yang meledak disebut supernova. Dalam peristiwa ini, dapat memicu terjadinya reaksi inti dalam atmosfer.

Buletin ALARA Vol. 2 No. 3, April 1999


Medan magnet bumi : Pelindung radiasi bagi penduduk bumi – 29

Pada saat radiasi kosmis primer berenergi tinggi kosmis dengan energi terbesar di antara komponen
memasuki atmosfer bumi, maka akan terjadi reaksi keras radiasi kosmis sekunder [1].
inti antara partikel-partikel kosmis itu dengan inti
atom dari unsur-unsur yang ada di dalam atmosfer Radiasi kosmis selanjutnya dapat
bumi, seperti carbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), menghasilkan radiasi kosmis sekunder lainnya pada
nitrogen (N) dan lain-lain [2,6,7]. Reaksi nuklir/inti saat bertumbukan dengan unsur-unsur di atmosfer atau
yang terjadi dapat menghasilkan radiasi kosmis meluruh dalam perjalanan menuju permukaan bumi
sekunder. Sebagian besar radiasi kosmis primer seperti ditunjukkan pada Gambar 1 [2]. Selain memicu
diserap oleh 1/10 atmosfer bagian atas. Kira-kira 20 terjadinya reaksi inti dalam atmosfer bumi, radiasi
km di bawahnya, radiasi kosmis hampir semuanya kosmis juga mengionkan gas-gas yang ada di lapisan
merupakan radiasi kosmis sekunder [6]. Di atas atmosfer sehingga menghasilkan suatu lapisan
permukaan bumi, radiasi kosmis sekunder
terdiri atas komponen keras, komponen lunak
(elektron dan proton) serta komponen nukleon
(neutron dan proton) [1]. Intensitas komponen
lunak cukup tinggi di atmosfer bagian atas,
namun turun pada ketinggian kira-kira 17 km di
atas permukaan laut. Intensitasnya menurun
menjadi kira-kira ¼ dari total radiasi di
permukaan laut. Kira-kira 3/4 dari intensitas
radiasi kosmis di permukaan laut merupakan
radiasi dalam bentuk komponen keras [7].

Radiasi kosmis komponen keras


mempunyai daya tembus yang sangat tinggi
karena dapat menembus timbal setebal 13 cm
hampir tanpa gangguan. Radiasi kosmis
komponen keras yang dapat mencapai
permukaan laut, kira-kira setengahnya masih
mampu menembus timbal setebal 38 cm [1].
Partikel berdaya tembus sangat tinggi ini
ditemukan oleh tim peneliti C.D. Anderson dan
S.H. Neddermeyer dari Institut Teknologi
California dan tim peneliti J.C. Street dan E.C. Gambar 1 : Proses terbentuknya radiasi kosmis sekunder [2].
Stevenson dari Universitas Harvard. Kedua tim
tadi bekerja secara terpisah pada tahun 1936. bermuatan listrik yang disebut lapisan ionosfer [8].
Semula partikel fundamental berdaya tembus tinggi Lapisan ini selanjutnya dapat menjadi pelindung bumi
itu dinamai mesotron dengan massa di antara proton terhadap radiasi kosmis yang membahayakan.
dan elektron, namun saat ini disebut meson.

Valney C. Wilson telah melakukan MEDAN MAGNET BUMI


pengukuran daya tembus radiasi kosmis di bawah
permukaan tanah di sebuah pertambangan tembaga di Pada tahun 1600, fisikawan Inggris Sir
Michigan Utara. Wilson melaporkan bahwa beberapa William Gilbert mengajukan gagasan bahwa bumi itu
radiasi kosmis dapat menembus batuan setebal 500 bertingkah laku seperti sebuah magnet raksasa yang
meter. Partikel kosmis yang ditemukan di kedalaman memiliki kutub utara dan kutub selatan. Gagasan itu
500 meter bawah tanah itu ternyata jenis meson. kini telah diterima secara luas oleh para ilmuwan. Pada
Wilson beserta peneliti lainnya akhirnya tahun 1927, ilmuwan Belanda Jacob Clay
menyimpulkan bahwa meson merupakan jenis radiasi menemukan bukti bahwa radiasi kosmis primer
dipengaruhi oleh bidang magnet bumi. Dalam
30 – Mukhlis Akhadi dan Hasnel Sofyan

perjalanan udara dari Amsterdam menuju Indonesia, medan magnet dan atmosfer bumi di daerah
Clay menemukan bahwa intensitas radiasi kosmis katulistiwa karena memiliki energi yang jauh lebih
berkurang pada saat mendekati ekuator magnet dari besar dibandingkan partikel lainnya.
garis-garis yang lebih tinggi [1]. Efek garis lintang ini
menunjukkan bahwa radiasi kosmis primer Pada tahun 1930, Arthur H. Compton dari
merupakan partikel bermuatan listrik. Bidang magnet Universitas Chicago memimpin tim survei radiasi
bumi ini sangat lemah, tetapi membentang ribuan kosmis di seluruh dunia. Survei ini bertujuan untuk
kilometer memasuki ruang angkasa. Partikel mendapatkan intensitas radiasi kosmis di permukaan
bermuatan jenis apapun yang bergerak mendekati bumi pada garis lintang dan ketinggian yang berbeda-
bumi akan dibelokkan oleh kekuatan magnet bumi beda. Laporan survei yang diumumkan pada tahun
yang membentuk kurva. Hujan radiasi kosmis di bumi 1933 menunjukkan bahwa pada daerah garis lintang
adalah seperti ditunjukkan pada Gambar 2 [1]. geomagnet 50° utara maupun selatan sampai ekuator,
intensitas radiasi kosmis pada permukaan laut turun
Garis-garis lengkung yang membujur antara kira-kira 10 % [1]. Hal ini menunjukkan kuatnya
kutub utara dan kutub selatan menunjukkan garis- medan magnet bumi dalam memantulkan partikel-
garis kekuatan magnet bumi. A, B, C, D, E dan F partikel kosmis yang datang. Sebaliknya, di daerah
adalah partikel bermuatan listrik yang mendekati bumi kutub utara dan selatan, intensitas radiasi kosmis
dengan energi sama. Partikel A hanya sedikit relatif lebih tinggi karena lemahnya medan magnet
dibelokkan oleh bidang magnet karena memasuki bumi di daerah itu. Data ini juga membuktikan bahwa
atmosfer bumi dekat kutub magnet dan bergerak radiasi kosmis primer merupakan partikel bermuatan
hampir paralel dengan garis-garis magnet. Jalan yang yang dapat melakukan interaksi dengan medan magnet
ditempuh partikel B,C dan D bergantung pada sudut bumi.
datang partikel terhadap garis gaya magnet. Partikel E
mendekati bumi dekat ekuator yang bergerak Tidak semua radiasi kosmis primer dapat
membentuk sudut siku terhadap garis-garis gaya mencapai bumi. Pada saat partikel bermuatan listrik itu
magnet. Partikel itu akhirnya dibalikkan oleh gaya mendekati bumi, sebagian dari sinar itu ada yang
magnet ke arah semula. Partikel F dapat menerobos terperangkap oleh medan magnet bumi. Peristiwa ini

Gambar 2. Bidang magnet bumi membelokkan partikel kosmis dari angkasa luar [1].

Buletin ALARA Vol. 2 No. 3, April 1999


Medan magnet bumi : Pelindung radiasi bagi penduduk bumi – 31

akan meningkatkan radiasi kosmis primer kelompok bumi. Sabuk kedua terbentuk mulai ketinggian 12000
ketiga, yaitu radiasi yang terperangkap dalam medan km dan mencapai maksimum pada 19000 km. Sabuk
magnet bumi. Eksplorasi ruang angkasa telah kedua ini membentang dari 60° Lintang Utara hingga
berulangkali dilakukan menggunakan satelit-satelit tak 60° Lintang Selatan. Diperkirakan bahwa intensitas
berawak [5]. Salah satu penemuan menakjubkan yang radiasi pada sabuk sebelah luar ini lebih tinggi
berhasil diungkap oleh satelit tersebut adalah dibandingkan dengan sabuk di sebelah dalam. Energi
penemuan zona radiasi amat luas yang mengelilingi proton umumnya kurang dari 100 MeV, dan elektron
bumi di atas ekuator. Dalam zona radiasi itu, partikel jauh lebih rendah lagi [2].
bermuatan yang sebagian besar berasal dari matahari
terperangkap oleh medan magnet bumi seperti Garis-garis gaya magnet bumi yang
ditunjukkan pada Gambar 3 [2]. Zona radiasi ini membentang jauh ke angkasa, menangkap partikel-
ditemukan pada tahun 1960-an dan diberi nama sesuai partikel bermuatan yang bergerak melingkari garis-
dengan nama penemunya, yaitu sabuk radiasi Van garis gaya magnet. Karena garis-garis ini paling
Allen.

Gambar 3 : Penampang lintang sabuk radiasi Van Allen [2].

Partikel bermuatan yang terperangkap oleh banyak berada di daerah kutub, maka pada daerah
medan magnet bumi ini membentuk dua sabuk radiasi, inilah partikel bermuatan listrik menembus ke dalam
yang terdiri atas proton (sabuk sebelah dalam) dan atmosfer bumi dan menyebabkan suatu pertunjukkan
elektron (sabuk sebelah luar) yang dapat diamati pada alam yang disebut cahaya kutub atau aurora [5].
tempat yang sangat tinggi [2]. Sabuk pertama terjadi Fenomena tersebut timbul karena adanya tahanan yang
kira-kira pada ketinggian 1000 km dan membentang diberikan terhadap partikel-partikel bermuatan listrik
dari 30° Lintang Utara hingga 30° Lintang Selatan. oleh atmosfer bumi, sehingga partikel itu berkilauan.
Intensitas radiasi pada sabuk meningkat dengan Cahaya kutub dikenal sebagai cahaya langit utara
bertambahnya ketinggian hingga mencapai maksimum (aurora borealis) dan cahaya langit selatan (aurora
pada ketinggian kira-kira 3000 km dari permukaan australis).
32 – Mukhlis Akhadi dan Hasnel Sofyan

Ruang dekat bumi terisi dengan arus partikel memiliki medan magnet yang mampu memantulkan
bermuatan dari matahari yang dikenal sebagai angin partikel-partikel bermuatan dari ruang angkasa yang
matahari yang dapat mengubah medan magnet bumi memasuki atmosfer bumi. Dalam hal ini dapat
sehingga membentuk sebuah ekor panjang di sisi dikatakan bahwa medan magnet bumi itu berperan
bumi yang jauh dari matahari [5]. Ada hubungan yang sebagai pelindung radiasi bagi penduduk bumi. Di lain
sangat erat antara kegiatan bintik matahari dan fihak, hujan radiasi kosmis dari ruang angkasa ini
gangguan pada medan magnet bumi. Apabila bintik justru memberikan suatu laboratorium alam bagi para
matahari sedang dalam keadaan paling aktif, maka peneliti fisika nuklir.
timbul variasi paling besar pada medan magnet bumi
dan pada pemandangan cahaya kutub yang paling
cemerlang. DAFTAR PUSTAKA

Karena pengaruh medan magnet bumi, maka 1. WILSON, C.V., Sinar-sinar kosmos, Ilmu
intensitas radiasi kosmis di suatu tempat bervariasi Pengetahuan Populer, Volume 1, Grolier
dengan posisi lintang tempat itu. Energi yang International/P.T. Widyadara (1997), Hal. 223-
diperlukan oleh partikel bermuatan untuk mencapai 229.
atmosfer bumi pada ekuator medan magnet bumi lebih
2. FUJITAKA, K. Cosmic Radiation, NIRS, 4-9-1
besar dibandingkan dengan posisi lintang lainnya.
Anagawa, Inage, Chiba 263 8555, Japan (1998).
Oleh sebab itu, intensitas radiasi kosmis terendah
terletak pada ekuator medan magnet bumi. Ada dua 3. KATAGIRI, H., Environmental Monitoring,
faktor yang mempengaruhi intensitas radiasi kosmis, Department of Health Physics, JAERI, Japan
yaitu letak ketinggian pengukuran dari permukaan laut (1992).
dan letak geografis tempat pengukuran yang 4. KRANE, KENNETH, Fisika Moderen (terjemahan
berhubungan dengan letak lintang suatu tempat. Hal oleh Hans J. Wopspakkirk dan Sofia Niksolihin),
ini berarti meskipun pengukuran dilakukan pada Penerbit Universitas Indonesia, Salemba 4, Jakarta
ketinggian dari permukaan laut sama, namun jika 10430 (1992).
letak lintangnya berbeda maka intensitas radiasi
kosmis yang terukur juga berbeda. Sebaliknya, 5. ANONIM, Satelit dan Alat Penyelidik Ruang
meskipun radiasi kosmis itu diukur di tempat yang Angkasa, Ilmu Pengetahuan Populer, Volume 1,
sama, namun jika ketinggiannya berbeda akan Grolier International/P.T. Widyadara (1997), Hal.
menghasilkan intensitas yang berbeda. Pengukuran 261-268.
intensitas radiasi kosmis di daerah katulistiwa pada 6. ANONIM, Source and Effects of Ionizing
ketinggian kurang lebih 13 km misalnya, besarnya 1/2 Radiation, UNSCEAR 1977 Report to the General
kali intensitas pada tempat bergaris lintang 40° Assembly, United Nation, New York (1977).
dengan letak ketinggian yang sama.
7. ANONIM, Ionizing Radiation : Sources and
Biological Effects, UNSCEAR 1982 Report to
PENUTUP General Assembly, United Nation, New York
(1982).
Radiasi sebetulnya bukan merupakan barang 8. ALONSO, M. and FINN, EDWARD, J.,
asing bagi tubuh manusia. Hujan radiasi kosmis dari Fundamental University Physics (Volume III),
ruang angkasa telah berlangsung di muka bumi sejak Addison – Wesley Publishing Company, London
alam ini terbentuk. Namun dosis radiasi yang diterima (1980).
oleh penduduk bumi ternyata sangat kecil, sehingga
tidak menimbulkan efek yang cukup berarti terhadap
kesehatan manusia. Sekitar 1 % dari radiasi kosmis
sekunder dapat menembus lapisan atmosfer bagian
bawah dan mencapai permukaan bumi. Kecilnya dosis
radiasi kosmis dari ruang angkasa tadi karena bumi

Buletin ALARA Vol. 2 No. 3, April 1999

Anda mungkin juga menyukai