Matahari
Matahari kita adalah salah satu bintang diantara 100.000.000 bintang yang ada pada suatu
kelompok atau galaksi yang disebut dengan kelompok bintang "Milky Way". Matahari
sebenarnya adalah suatu bintang yang besarnya termasuk rata-rata dibandingkan dengan ukuran
bintang-bintang lainnya. Banyak bintang lainnya yang ukurannya jauh lebih besar dari pada
ukuran matahari kita. Matahari mempunyai khatulistiwa dan kutub karena gerak rotasinya.
Diameternya 1.400.000 Km yang berarti 109 kali diameter bumi, sedangkan garis tengah antar
kutubnya 43 mil lebih pendek. Gravitasi matahari lebih kuat dari pada gravitasi di bumi, yaitu 28
kali lebih kuat dari pada gravitasi bumi. Cahaya Bintang pun ada yang jauh lebih terang yang
berarti suhunya juga jauh lebih panas dari pada suhu matahari kita. Matahari tampak sangat besar
dibandingkan dengan bintang-bintang yang tersebar di jagat raya ini karena letaknya yang relatif
sangat dekat dengan bumi, yaitu sekitar 150.000.000 kilometer. Bintang yang paling dekat
dengan bumi adalah bintang Alpha Centauri yang jaraknya 40.000.000.000.000 kilometer dari
bumi.
2.1.2 Karakteristik Maatahari
Matahari sebagai dapur nuklir menghasilkan panas yang sangat amat tinggi hasil dari
reaksi thermonuklir yang terjadi di matahari. Suhu pada pusat matahari (pada inti) diperkirakan
mencapai lebih dari 15.000.000 °C. sedangkan suhu permukaannya relatif dingin, yaitu sekitar
5.000 6.000 °C. Menurut JR Meyer, panas matahari berasal dari batu meteor yang berjatuhan
dengan kecepatan tinggi pada permukaan matahari. Sedangkan menurut teori kontraksi H
Helmholz, panas itu berasal dari menyusutnya bola gas. Ahli lain, Dr Bothe menyatakan bahwa
panas tersebut berasal dari reaksi-reaksi nuklir yang disebut reaksi hidrogen helium sintetis.
2.1.4 Suhu Matahari
Atmosfer Matahari terdiri dari dua bagian utama, yaitu chromosphere dan corona.
Chromosphere memiliki ketebalan sekitar 12.000 kilometer dari permukaan matahari, sementara
corona tampak seperti mahkota putih yang melingkari matahari dan dapat mencapai ketinggian
ratusan ribu bahkan jutaan kilometer dari permukaan matahari. Suhu di chromosphere sekitar
5.000 °C, sementara suhu di corona dapat mencapai 10.000 - 100.000 °C atau bahkan lebih
tinggi. Penyebab suhu yang lebih tinggi di corona adalah kejutan gelombang kuat dari gerakan
turbulen photosphere yang memanaskan gas di corona.
Permukaan chromosphere sering mengalami letusan gas yang disebut prominence, yang
dapat mencapai ketinggian ratusan ribu kilometer. Selain itu, terdapat juga filament gas yang
terlihat sebagai supergranulasi kasar di permukaan chromosphere. Peristiwa-peristiwa ini
menyebabkan timbulnya plage (panas dan bercahaya terang) dan flare (semburan energi tinggi
berupa radiasi partikel sub-atomik), yang dapat mempengaruhi atmosfer Bumi dan menjadi
sumber radiasi kosmogenis.
2.1.5 Jarak Matahari Dengan Bumi
Jarak matahari ke bumi adalah 93.000.000 mil. Jarak ini dipakai sebagai satuan.
astronomi. Satu satuan astronomi (Astronomical Unit = AU) adalah 93 juta mil = 148 juta km.
Dibandingkan dengan bumi, diameter matahari kira-kira 109 kali diameter Bumi. Gaya tarik
matahari kira-kira 30 kali gaya tarik bumi. Cahaya matahari menempuh masa 8 menit untuk
sampai ke Bumi.
2.1.5 Reaksi Thermonuklir
Seiring perkembangan ilmu pengetahuan, para ahli astronomi dan astrofisika telah
mengetahui bahwa unsur-unsur kimia yang terdapat di Bumi juga ada di Matahari. Matahari
terutama terdiri dari gas hidrogen, sekitar 80% dari massa totalnya, dan gas helium sekitar 19%.
Sisanya terdiri dari berbagai unsur lainnya. Unsur-unsur ini bercampur membentuk plasma, yang
memancarkan energi panas yang sangat tinggi. Energi dari Matahari dipancarkan ke Bumi dalam
bentuk gelombang elektromagnetik, termasuk gelombang radio, infra merah, cahaya tampak,
ultraviolet, dan sinar-x.
Ketika Matahari mengalami aktivitas seperti plage dan flare, yang menunjukkan
pelepasan energi yang sangat besar, diperkirakan terjadi reaksi thermonuklir yang sangat
dahsyat. Hal ini menjelaskan bahwa sumber energi Matahari berasal dari reaksi nuklir di inti
Matahari, di mana hidrogen diubah menjadi helium melalui reaksi fusi nuklir.
2.1.6 Struktur Dan Aktivitas Matahari
Struktur lapisan matahari jika ditinjau dari bagian dalam ke bagian luar matahari terdiri dari:
a) Inti Matahari
Sepanjang masa hidup Matahari, energi dihasilkan oleh fusi nuklir melalui serangkaian
tahap yang disebut rantai p-p (proton-proton); proses ini mengubah hidrogen menjadi helium.
Inti adalah satu-satunya wilayah Matahari yang menghasilkan energi termal yang cukup melalui
reaksi fusi di mana 99% tenaganya tercipta di dalam 24% radius Matahari, dan fusi hampir
berhenti sepenuhnya pada tingkat 30% radius. Sisanya dipanaskan oleh energi yang ditransfer ke
luar oleh radiasi dari inti ke layar konvektif di luarnya. Energi yang diproduksi melalui fusi di
inti harus melintasi beberapa lapisan dalam perjalanan menuju fotosfer sebelum lepas ke angkasa
dalam bentuk sinar matahari atau energi kinetik partikel.
b) Zona radiaktif
Zona radiaktif adalah zona yang menyelubungi bagian inti matahari. Zona radiaktif
bekerja menyalurkan energi yang dibentuk oleh inti matahari dalam bentuk radiasi ke lapisan
matahari yang lebih luar. Zona radiaktif juga memiliki suhu dan tekanan yang tinggi, yaitu 2- 7
juta derajat celcius, namun tidak memungkinkan terjadinya reaksi fusi nuklir. Zona radiaktif ini
memiliki kepadatan sekitar 20g/cm³.
c) Zona konvektif
Zona konvektif adalah zona penyeimbang karena memiliki suhu yang lebih rendah, yaitu
2 juta derajat celcius, sehingga memungkinkan inti atom mengalami pergerakan yang lebih
lambat. Energi dari inti matahari membutuhkan waktu kurang lebih 170.000 tahun untuk dapat
mencapai zona ini. Sedangkan untuk mencapai bagian atas zona konvektif, energi membutuhkan
waktu selang beberapa minggu.
d) Fotosfer
Fotosfer adalah permukaan Matahari yang tampak, dengan tebal sekitar 500 km dan suhu
sekitar 5.500 derajat Celsius. Sebagian besar radiasi matahari yang diamati di Bumi berasal dari
fotosfer. Di atas fotosfer, sinar matahari bebas berkelana ke angkasa. Karena bagian atas fotosfer
lebih dingin, citra Matahari tampak lebih terang di tengah daripada di pinggir, disebut
penggelapan lengan. Spektrum sinar matahari mirip dengan benda hitam yang beradiasi sekitar
6.000 K, dengan penyerapan atomik dari lapisan tipis di atas fotosfer. Keypadatan partikel di
fotosfer sekitar 0,37% dari atmosfer Bumi di permukaan laut. Fotosfer tidak sepenuhnya
terionisasi, dengan cakupan ionisasi sekitar 3%, sehingga sebagian besar hidrogen berbentuk
atom.
e) Atmosfer Matahari
Atmosfer Matahari terdiri dari dua bagian utama: kromosfer dan korona. Kromosfer,
sebuah lapisan yang berada di atas fotosfer, memiliki tebal sekitar 2.000 km dan suhu yang
meningkat seiring dengan ketinggiannya, mencapai hingga 20.000 K di puncaknya. Kromosfer
terlihat seperti cahaya berwarna saat gerhana matahari total, dengan warna merah yang
disebabkan oleh tingginya kandungan helium di dalamnya. Warna kromosfer sering kali tertutup
oleh cahaya terang dari fotosfer, tetapi terlihat jelas selama gerhana matahari total.
f) Korona Matahari
Korona adalah kepanjangan atmosfer teluar Matahari yang volumenya lebih besar
daripada Matahari itu sendiri. Korona merupakan lapisan berwarna putih yang merupakan bagian
terluar dari matahari. Lapisan terluar ini memiliki suhu yang lebih tinggi dari bagian dalam
matahari yaitu antara 25 juta derajat farenheit. Korona terus menyebar ke angkasa dan menjadi
angin matahari yang mengisi seluruh Tata Surya. Korona rendah, dekat permukaan Matahari,
memiliki kepadatan partikel sekitar 1015-1016 m³. Suhu rata-rata korona dan angin matahari
sekitar 1.000.000-2.000.000 K; akan tetapi, suhu di titik terpanasnya mencapai 8.000.000-
20.000.000 Κ.
2.1.7 Gerak Semu Matahari