Anda di halaman 1dari 36

Kelas: X MIPA 5

Kelompok: 10
Anggota Kelompok:
1. Martina Natasya Musabikin (21)
2. Ogi Cahya Firdaus (26)
3. Salsabilla Indrasari (32)
Definisi
Kosmologi berasal dari “cosmos” yang berarti alam
semesta dan “logos” yang berarti ilmu.
Kosmologi adalah ilmu yang mempelajari alam
semesta secara keseluruhan: bentuk, ukuran, struktur,
komposisi, serta bagaimana perubahannya dari waktu ke
waktu atau evolusinya.
Dari kosmologi kemudian lahir Astronomi yang
merupakan bagian penting dari Kosmologi Modern.
Alam Semesta Mengembang, Pergeseran
Merah, dan Hukum Hubble
Hukum Hubble adalah salah satu hukum dalam
astronomi yang menyatakan bahwa pergeseran merah dari
cahaya yang datang dari galaksi yang jauh adalah
sebanding dengan jaraknya. Hukum ini pertama kali
dirumuskan oleh Edwin Hubble pada tahun 1929.
Hukum Hubble
v (km/sec)
V=H0d
V: Pergeseran merah
d: jarak sekarang dari pengamat
ke galaksi (Mpc)
H: konstanta Hubble

d (Mpc)

Umur alam semesta


T=1/H
Berdasarkan data dari Observatorium Sinar X
Chandra (Chandra X-ray Observatory), nilai konstanta
Hubble ditetapkan pada angka 70 (km/s)/Mpc, +2.4/-
3.2.

Jarak D ke galaksi dekat dapat diperkirakan misalnya


dengan membandingkan kecerahan yang tampak dengan
kecerahan mutlak yang dianggap benar.
Kecepatan v didefinisikan sebagai laju perubahan D
Sistem yang diikat oleh gravitasi, seperti galaksi atau tata
surya kita, bukanlah subjek dari hukum Hubble dan tidak
mengembang.
Model Kosmologi Standar
Selama beberapa dekade terakhir, ahli kosmologi telah
menggunakan pengamatan yang tak terhitung jumlahnya
untuk menghasilkan semacam biografi alam semesta,
sebuah model sejarah dan struktur alam semesta yang
sering disebut “Kosmologi Standar”.
Model Kosmologi Standar:
Dentuman Besar (big-bang)
Analogi Raisin- Analogi Balon yang
Bread Dough Mengembang
Komposisi Alam Saat Ini
 Materi Baryonic: 5% massa di alam
semesta.
Ini adalah materi biasa yang terdiri dari
proton, neutron, dan elektron. Ini terdiri dari
gas, debu, bintang, planet, manusia, dll.
 Materi Gelap Dingin: 25%.
Inilah yang disebut “missing mass” alam
semesta. Ini terdiri dari lingkaran cahaya
materi gelap yang mengelilingi galaksi dan
gugus galaksi, dan membantu pembentukan
struktur di alam semesta.
 Energi Gelap: 70%
Melalui pengamatan supernova jauh, dua
kelompok penelitian secara independen
menemukan bahwa perluasan alam semesta
tampaknya semakin cepat seiring berjalannya
waktu. Apapun sumber fenomena ini ternyata,
ahli kosmologi menyebutnya secara umum
sebagai energi gelap.
Sejarah Termal Alam Semesta
 Distribusi radiasi CMB meyakinkan ilmuwan bahwa jauh di
masa lampau telah terjadi kesetimbangan termal di alam
semesta. Karena alam semesta terus berkembang hingga kini,
masuk akal jika temperatur saat itu diperkirakan sangat tinggi.
 Pada awal terciptanya, alam semesta memiliki ukuran tak
berhingga kecil (menuju nol) namun kerapatan materinya
sangat tinggi. Diperkirakan pada saat itu temperatur jagad raya
mencapai 1032 K atau sepuluh triliun triliun kali lebih tinggi
dari temperatur inti matahari.
 Periode yang dimulai pada usia 0 hingga 10-43 detik dikenal
sebagai periode (masa) Planck yang hingga saat ini masih
merupakan misteri bagi sains.
Setelah masa Planck, alam semesta memasuki masa
Penggabungan Agung (Grand Unification). Saat itu alam
semesta masih belum berisi apa-apa kecuali sup plasma
dengan temperatur lebih dari seratus ribu triliun Kelvin.
Seperseratus ribu detik setelah ledakan temperatur alam
semesta turun menjadi 10 triliun Kelvin atau sekitar seribu
kali lebih panas dari temperatur pusat matahari.
Sekitar tiga menit kemudian temperatur terus menurun
menjadi satu milyar Kelvin.
Setelah 3 menit pertama berlalu temperatur terus
menurun. Di usia ini alam semesta telah mendingin
menjadi 3000 Kelvin, suatu kondisi temperatur yang
masih mampu melelehkan kebanyakan logam yang kita
kenal.
Dengan demikian, radiasi CMB yang teramati oleh para
ilmuwan adalah fosil radiasi yang berasal dari 300.000
tahun setelah terjadinya Big Bang.
Struktur Skala Besar
Alam Semesta
 CfA2 Great Wall atau biasa juga
Struktur Skala Besar disebut Coma Wall merupakan
Alam Semesta: CfA2 salah satu struktur terbesar di alam
Great Wall semesta. Struktur ini berisi filamen
galaksi yang berjarak sekitar 200
juta tahun cahaya jauhnya dan
memiliki panjang lebih dari 500
juta tahun cahaya. Filamen galaksi
ini termasuk superkluster
Hercules, superkluster Coma dan
kluster Leo.
 Struktur ini ditemukan oleh
Margaret Geller dan John Huchra
dari Harvard pada tahun 1989
berdasarkan redshift survey dari
CfA Redshift Survey.
 Sloan Great Wall (SGW) adalah struktur
Struktur Skala Besar kosmik yang dibentuk oleh dinding
Alam Semesta: Sloan raksasa galaksi (filamen galaksi).
Sebelum penemuan LQG pada bulan
Great Wall (SGW) Januari 2013, SGW merupakan struktur
terbesar di alam semesta. Temuan ini
diumumkan di Princeton University pada
tanggal 20 Oktober 2003, oleh J. Richard
Gott III, Mario Juric berdasarkan data
dari Sloan Digital Sky Survey.
 Struktur ini memiliki panjang
sekitar 1,38 miliar tahun cahaya dan
terletak sekitar satu miliar tahun cahaya
dari Bumi. Sloan Great Wall 2,74 kali
besar dari CfA2 Great Wall of galaxies
yang ditemukan oleh Margaret Geller
dan John Huchra dari Harvard pada
tahun 1989.
Struktur Skala Besar
Para astronom telah
Alam Semesta: Large
menemukan struktur terbesar
Quasar Group (LQG)
yang diketahui di alam
semesta, yakni gumpalan inti
galaksi aktif yang membentang
4 miliar tahun cahaya dari
ujung ke ujung. Struktur ini
merupakan large quasar group
(LQG), yang terdiri dari inti
galaksi yang sangat terang
didukung oleh lubang hitam
supermasif di pusatnya.
Kelompok ini begitu besar
sehingga menantang teori
kosmologi modern, kata para
peneliti.
Evolusi Pertumbuhan Struktur
Besar Alam Semesta
Alam Semesta Mengembang
Dipercepat dan Dark Energy
Tahun 2011 merupakan tahun kejayaan bagi tiga orang
fisikawan: Saul Perlmutter, Brian P. Schmidt, dan
Adam G. Riess. Pada tahun tersebut, mereka mendapat
hadiah nobel; atas pekerjaan mereka tentang percepatan
pengembangan alam semesta. Inflasi memperbesar ukuran
alam semesta sebesar e100 mulai dari tmulai=10-36s hingga
tberakhir=10-34. Durasi inflasi kurang lebih sekitar 10-34 detik
saja. Konsekuensinya jarak horizon alam semesta juga
ikut membesar sebanding dengan nilai tersebut pasca
inflasi. Emisi CMB terjadi jauh sebelum inflasi. Dengan
demikian, jarak horizon pada masa CMB lepas bukan 0,4
Mpc, melainkan 0,4 kali e100 Mpc 1043 Mpc.
Gugus Galaksi dan Interaksi
Galaksi
 Galaksi adalah kumpulan dari materi tampak (bintang
dan materi antar bintang) dan materi tak tampak (dark
matter) yang berinteraksi secara gravitasional dan
membentuk sebuah sistem yang berada dalam keadaan
setimbang (tervirialisasi). Kumpulan dari galaksi tersebut
akan membentuk gugus galaksi.
 Ada beberapa teori yang menjelaskan terbentuknya
galaksi :
1. Teori klasik adalah dari awan dan gas yang ukurannya
sangat besar.
2. Teori lain adanya awan gas yang sangat besar (lebih
besar dari teori yang pertama) dimana awan gas raksasa
tersebut terfragmentasi menjadi awan-awan gas yang
lebih kecil.
Interaksi galaksi sebuah proses
gangguan yang dilakukan oleh sebuah
galaksi kepada galaksi lainya secara
gravitasional. Gangguan tersebut
menghasilkan salah satu galaksi
mengalami ketidakstabilan.
Interaksi ini dibedakan menjadi 2 ; Interaksi minor dan
mayor
1. Interaksi minor adalah gangguan yang disebabkan oleh
galaksi kecil yang mengganggu galaksi besar.
Contoh : satelit galaksi yang akan mengganggu lengan
spiral galaksi induknya yang jauh lebih besar.
2. Interaksi mayor adalah ganggungan oleh sebuah galaksi
oleh galaksi lain yang ukurannya tidak jauh berbeda.
Contoh : galatic collision seperti yang dialami antara
galaksi bima sakti dengan galaksi andromeda.
Gambar galaksi yang sedang
berinteraksi
Efek dari interaksi galaksi sendiri di
pengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
 Kecepatan galaksi, dimana semakin cepat galaksi melintas ,
maka gangguan yang ditimbulkan juga akan semakin kecil.
Demikian juga sebaliknya
 Jarak antar galaksi. Semakin dekat galaksi yang berinteraksi,
semakin hebat pula gangguan yang ditimbulkan.
 Kepadatan populasi dimana galaksi-galaksi tersebut berada
juga memegang peran penting karena, semakin padat populasi
galaksi pada suatu daerah, semakin besar pula kemungkinan
interaksi galaksi yang terjadi.
 Jenis galaksi. Galaksi spiral lebih mudah diganggu daripada
galaksi elips. Galaksi yang mudah diganggu karena persebaran
gas yang lebih merata.
Jenis galaksi ada 4 kelompok besar:
 Galaksi Elips
 Galaksi Spiral
 Galaksi lenticular (SO)
 Galaksi irregular
Namun ada juga galaksi peculiar yang dicurigai adalah
hasil interaksi galaksi.
Bima sakti menelan
galaksi satelitnya, yaitu
Sagittarius Dwarf
Galaxy
Teori Terbentuknya Alam
Semesta
 Teori “Big-Bang”
Teori Big Bang (terjemahan bebas: Ledakan Dahsyat atau
Dentuman Besar) dalam kosmologi adalah salah satu teori
ilmu pengetahuan yang menjelaskan perkembangan dan
bentuk awal dari alam semesta. Menurut teori ini, alam
semesta semula berwujud sebagai gumpalan sangat padat
dan besar dari sekelompok atom. Gumpalan ini meledak
yang menghasilkan panas sampai 100 miliar Celcius, dan
dari ledakan inilah terbentuknya berbagai maca kosmos,
benda alam.
 Teori Steady State
Pada pertengahan abad ke-20 seorang materialis, astronom
terkemuka asal Inggris Fred Hoyle mengemukakan suatu
teori yang disebut dengan teori “Steady State” yang mirip
dengan teori alam semesta tetap abad ke-19. teori ini
menyatakan bahwa alam semesta berukuran tak hingga
dan kekal sepanjang masa, tujuannya adalah untuk
mempertahankan faham materialis.
Supernova Tipe Ia
 Supernova Ia terjadi bila ada bintang katai putih memiliki
massa hampir sama dengan batas Chandrasekar (1,44 massa
Matahari) berpasangan dengan bintang lain dalam sistem
bintang ganda dekat. Bintang katai putih sendiri merupakan
akhir kehidupan bintang-bintang Matahari.
 Ketika terjadi aliran materi ke bintang katai putih, massanya
akan meningkat dan melampaui batas Chandrasekar. Akibatnya
bintang runtuh atau mengerut dengan cepat disertai
pembebasan energi yang besar yang mampu melontarkan
bagian luar bintang. Terjadilah ledakan bintang yang sangat
cerlang dan bersinar luar biasa terang di dalam galaksi
induknya. Akibatnya, supernova jenis ini gampang dikenali
dari jarak yang jauh.
Supernova Tipe Ia
Simulation of the explosion phase of the
Formation proccess deflagration-to-detonation model of supernovae
formation, run on scientific supercomputer
Mengukur Jarak Menggunakan
Supernova Tipe Ia
Supernova tipe Ia biasanya digunakan sebagai lilin
penentu jarak yang menentukan jarak pengamat dengan
galaksi induknya. Ia juga digunakan untuk mengukur
pengembangan alam semesta. Bisa melihat supernova
jenis ini dari dekat artinya astronom bisa mendapatkan
data yang lebih banyak lagi. Karena itulah semua teleskop
kemudian diarahkan ke supernova PTF 11kly.
Mengukur Jarak Menggunakan
Supernova Tipe Ia

m-M=-5+5log d
*M=magnitudo mutlak supernova tipe 1a
= -19,33+/-0,25
EVOLUSI ALAM SEMESTA
Teori Big Bang
Teori Big Bang dikemukakan
oleh ilmuwan Belgia Abbè
Georges Lemaitre pada tahun
1927. Menurut teori Big Bang,
alam semesta berasal dari
keadaan panas dan padat yang
mengalami ledakan dahsyat
dan mengembang. Semua
galaksi di alam semesta akan
memuai dan menjauhi pusat
ledakan.
 Teori Keadaan Tunak
Menurut teori keadaan tunak, alam semesta tidak ada
awalnya dan tidak ada akhirnya. Alam semesta selalu tetap
seperti sekarang. Materi yang ada selalu terus menerus
datang berbentuk atom-atom hidrogen dalam angkasa yang
membentuk galaksi baru dan menggantikan galaksi lama
yang bergerak menjauhi kita dalam ekspansinya.
 Teori Osilisasi
Menurut teori osilisasi, alam semesta tidak ada awalnya dan
tidak ada akhirnya. Sekarang alam semesta tidak konstan,
melainkan berekspansi dimulai dengan adanya dentuman
besar (big bang). Alam semesta mungkin telah memulai
dalam sebuah dentuman besar atau mungkin berada dalam
keadaan tetap dalam keadaan berosilasi.
BUKTI KEBERADAAN BIG
BANG
 Adanya jumlah unsur hydrogen dan helium di alam semesta yang sesuai
dengan perhitungan konsentrasi hydrogen-helium merupakan sisa dari
ledakan dahsyat tersebut. Kalau saja alam ini tetap dan abadi maka
hydrogen di alam semesta telah habis berubah menjadi helium.
 Dalam pandangan sains modern, pada awalnya alam semesta ini masih
berupa kabut gas yang panas dan kemudian terpisah. Terpisahnya kabut gas
ini merupakan proses awal terciptanya galaksi-galaksi. Dari pecahan-
pecahan kabut gas tersebut selanjutnya melalui proses evolusi terbentuk
miliyaran matahari dengan planet-planet, termasuk bumi yang kita huni ini.
 Alam semesta tidak mungkin statis dengan perhitungan - perhitungan
berdasarkan teori relativitas (yang mengantisipasi kesimpulan Friedman dan
Lemaitre). Terkejut oleh temuannya, Einstein menambahkan "konstanta
kosmologis" pada persamaannya agar muncul "jawaban yang benar", karena
para ahli astronomi meyakinkan dia bahwa alam semesta itu statis dan tidak
ada cara lain untuk membuat persamaannya sesuai dengan model seperti itu.
Beberapa tahun kemudian, Einstein mengakui bahwa konstanta kosmologis
ini adalah kesalahan terbesar dalam karirnya.
 Ditemukan perhitungan yang menunjukkan bahwa struktur
alam semesta tidaklah statis dan bahwa impuls kecil pun
mungkin cukup untuk menyebabkan struktur keseluruhan
mengembang atau mengerut menurut Teori Relativitas
Einstein.
 Dengan mengembangkan perhitungan George Lemaitre lebih
jauh dan menghasilkan gagasan baru mengenai Dentuman
Besar. Jika alam semesta terbentuk dalam sebuah ledakan besar
yang tiba-tiba, maka harus ada sejumlah tertentu radiasi yang
ditinggalkan dari ledakan tersebut. Radiasi ini harus bisa
dideteksi, dan lebih jauh, harus sama di seluruh alam semesta.
(Pengemuka : George Gamov, tahun 1948)
 Penciptaan alam dalam pandangan kosmologi modern, secara
kronologis alam tercipta bermula dari ruang kosong, kemudian
inti atom padat meledak, lalu menjadi galaksi, dan menjadi
bintang-bintang dengan tata suryanya sendiri-sendiri.

Anda mungkin juga menyukai