Anda di halaman 1dari 11

LABORATORIUM FISIKA INTI

PROGRAM STUDI FISIKA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN SUMATERA UTARA
Jl. IAIN No. 1 Medan 20235 Telp. (061) 6615683-6622925, Fax. (061) 6615683

I. JUDUL
PENYERAPAN RADIASI GAMMA

II. TUJUAN
1. Menganalisis ionisasi udara melalui radioaktivitas antara dua elektroda dimana
tegangan diberikan
2. Mendeteksi transport muatan antara elektroda

III. TEORI

Salah satu sifat menakjubkan dari beberapa inti atom adalah kemampuan mereka
untuk bertransformasi sendiri secara spontan dari suatu inti dengan nilai Z dan N terterntu ke
inti lainnya. Beberapa inti atom lainnya stabil dalam arti mereka tidak meluruh ke inti atom
yang berbeda. Karena ada inti yang tidak stabil inilah maka pada fisika inti ada bidang kajian
tentang radioaktivitas.
Radioaktivitas adalah kemampuan inti atom tidak stabil untuk memancarkan radiasi
dan berubah menjadi inti stabil. Proses perubahan ini disebut peluruhan dan inti atom yang
tidak stabil disebut radionuklida. Materi yang mengandung radionuklida disebut zat
radioaktif. Peluruhan ialah perubahan inti atom yang tidak stabil menjadi inti atom yang lain,
atau berubahnya suatu unsur radioaktif menjadi unsur yang lain.

Gambar 2.1. Radioaktivitas Atom

Radioaktivitas ditemukan oleh H. Becquerel pada tahun 1896. Becquerel menamakan


radiasi dengan uranium. Becquerel (Antoine Henri Becquerel, Perancis, 1852-1908) yang
merupakan profesor fisika di Museum Sains Paris berpikir untuk memastikan hal ini.
Becquerel melakukan penelitian menggunakan materi pendar yang dikumpulkan oleh
ayahnya. Becquerel memasukkan pelat fotografi dan kain hitam kedalam kotak aluminium.
Dia berupaya agar pelat fotografi tidak mengalami perubahan walaupun kotak aluminium
LABORATORIUM FISIKA INTI
PROGRAM STUDI FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN SUMATERA UTARA
Jl. IAIN No. 1 Medan 20235 Telp. (061) 6615683-6622925, Fax. (061) 6615683

terkena sinar matahari. Dia meletakkan garam uranium diatas kotak aluminium,
membiarkannya terkena sinar matahari selama beberapa jam, lalu memproses pelat fotografi
itu. Jika oleh stimulasi sinar matahari sinar X dipancarkan dari uranium, maka sinar X yang
menembus kain hitam dan aluminium pasti akan menghitamkan pelat fotografi. Ternyata
memang pelat fotografi menjadi hitam seperti yang diperkirakan. Karena hari berawan
berlangsung terus, Becquerel tidak dapat menggunakan sinar matahari seperti di atas.
Becquerel memproses pelat fotografi dengan suatu pikiran untuk memastikan bahwa pelat
tidak akan menjadi hitam karena tidak terkena sinar matahari. Tetapi pelat tetap hitam
walaupun kotak tidak terkena sinar matahari. Becquerel menemukan fakta ini pada Maret
1986.
Setelah melakukan percobaan dengan meletakkan berbagai materi di atas pelat
fotografi, ia mengetahui bahwa sifat materi pendar dan bentuk kimia tidak mempunyai
pengaruh dalam hal ini. Semua materi yang mengandung uranium pasti dapat menghitamkan
pelat fotografi. Khususnya dalam hal logam uranium, tingkat kehitamannya besar. Becquerel
berpikir bahwa dari uranium terpancar radiasi yang mirip dengan sinar X. untuk sementara
sinar ini disebut sinar Becquerel. Kesamaan sifat antara sinar Becqurel dengan sinar X, selain
sama-sama dapat menghitamkan pelat fotografi, adalah keduanya dapat mengionkan udara.
Dua tahun setelah itu, Marie Curie meneliti radiasi uranium dengan menggunakan alat
yang dibuat oleh Pierre Curie, yaitu pengukur listrik piezo (lempengan Kristal yang biasanya
digunakan untuk pengukuran arus listrik lemah), dan Marie Curie berhasil membuktikan
bahwa kekuatan radiasi uranium sebanding dengan jumlah kadar uranium yang dikandung
dalam campuran senyawa uranium.
Peristiwa peluruhan tersebut tidak dipengaruhi oleh suhu atau tekanan, dan radiasi
uranium dipancarkan secara spontan dan terus menerus tanpa bisa dikendalikan. Marie Curie
juga meneliti campuran senyawa lain dan menemukan bahwa campuran senyawa thorium
juga memancarkan radiasi yang sama dengan campuran senyawa uranium, dan sifaft
pemancaran radiasi seperti ini diberi nama radioaktivitas. (Santiani, 2011).
Radioaktivitas yaitu fenomena mengenai sebuah inti tidak stabil secara spontan
memancarkan partikel, sinar-γ atau menangkap sebuah electron orbital.
Ada tiga proses radioktivitas, yaitu:
• Peluruhan α (partikel α dipancarkan)
• Peluruhan β - (e- dipancarkan)
• Peluruhan β + (e+ dipancarkan atau e- orbital ditangkap inti)
LABORATORIUM FISIKA INTI
PROGRAM STUDI FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN SUMATERA UTARA
Jl. IAIN No. 1 Medan 20235 Telp. (061) 6615683-6622925, Fax. (061) 6615683

Pemancaran sinar-γ tidak berlangsung secara sendiri, melainkan bersama proses-


proses di atas. Sinar-γ dipancarkan apabila peluruhan menghasilkan inti dalam keadaan
tereksitasi, yang kemudian turun ke ground state sambil memancarkan sinar-γ, (Fachruddin,
2008).
Aktivitas yaitu jumlah peluruhan yang terjadi per satuan waktu
 C = Curie: 1C = 3,7 x 1010 peluruhan/detik
= aktivitas 1g Ra226 (1)

 Bq = Becquerel (SI): 1Bq = 1 peluruhan/detik


Maka, 1C = 3,7 x 1010 Bq (2)

Aktivitas radiasi merupakan fungsi waktu, semakin lama aktivitas radiasi akan
semakin berkurang. Adapun tiga jenis radiasi yaitu :
 Radiasi partikel bermuatan : alpha, beta, proton, electron
 Radiasi partikel tidak bermuatan : neutron
 Radiasi gelombang elektromagnetik : sinar X dan sinar Gamma.

Radiasi pengion adalah radiasi yang dapat menyebabkan proses ionisasi (proses
terlepasnya electron dari atom sehingga terbentuk pasangan ion), baik secara langsung
(radiasi alpha dan beta) maupun tidak langsung (radiasi gamma dan neutron). (Krane, 2011).
Sifat alfa α merupakan partikel yang bermuatan positif. Partikel sinar alfa sama
dengan inti helium -4, bermuatan +2e dan bermassa 4 sma. Partikel alfa adalah partikel
terberat yang dihasilkan oleh zat radioaktif, sinar alfa dipancarkan dari inti dengan kecepatan
sekitar 1/10 kecepatan cahaya. Karena memiliki masa yang besar daya tembus sinar alfa
paling lemah diantara sinar-sinar radioaktif, di udara hanya daapat menembus beberapa cm
saja dan tidak dapat menembus kulit. Sinar alfa dapat dihentikan oleh selembar kertas biasa.
Sinar alfa segera kehilangan energinya ketika bertabrakan dengan molekul media yang
dilaluinya. Tabrakan itu mengakibatkan media yang dilauinya mengalami ionisasi. Akhirnya
partikel alfa akan menangkap 2 elektron dan berubah menjadi atom helium.
Sinar beta β merupakan radiasi partikel bermuatan negatif. Sinar beta merupakan
berkas electron yang berasal dari inti atom. Partikel beta yang bermuatan -le dan bermassa
1/836 sma. karena sangat kecil, partikel beta dianggap tidak bermassa. Energi sinar beta
sangat bervariasi, mempunyai daya tembus lebih besar dari sinar alfa tetapi daya pengionnya
lebih lemah. Sinar beta paling energetik apat menempuh sampai 300 cm dalam udara kering
dan dapat menembus kulit.
LABORATORIUM FISIKA INTI
PROGRAM STUDI FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN SUMATERA UTARA
Jl. IAIN No. 1 Medan 20235 Telp. (061) 6615683-6622925, Fax. (061) 6615683

Sinar gamma γ adalah radiasi elektromagnetik berenergi tinggi, tidak bermuatan dan
tidak bermassa. Sinar gamma mempunyai daya tembus. Selain sinar alfa, beta, gamma, zat
radioaktif buatan juga ada yang memancarkan sinar X. sinar X adalah radiasi sinar
elektromagnetik.
Suatu zat radioaktif apabila memancarkan radiasi Alpha (α), zarah radiasi Beta (β),
zarah radiasi Gamma (γ), atau dalam jenis radiasi lainnya, maka zat radioaktif tersebut akan
mengalami peluruhan atau pelapukan. Atom radioaktif pada waktu memancarkan radiasi
alpha (α) akan mengalami proses berkurang 2 pada nomor atomnya dan berkurang 4 pada
nomor massanya.1 Gy = 100 Rad, maka diperoleh harga1 Sv = 100 Rem. Harga Quality
factor ditentukan oleh kemampuan jenis radiasi dalam menginisasi medium jaringan kulit
manusia. Sebagai contoh, radiasi Alpha (α) mampu menghasilkan 1 juta pasang ion untuk
setiap millimeter Panjang pada jaringan kulit manusia, sehingga radiasi Alpha (α) mempunyai
Quality factor terbesar. Harga Q untuk radiasi sinar gamma (γ) dan radiasi sinar-X dipakai
sebagai patokan dasar harga Q, yaitu sama dengan 1. Harga Q terbesar adalah jenis radiasi
Alpha (α) sedangkan harga Q terkecil adalah dari jenis radiasi Gamma (γ), sinar-X, dan
radiasi Beta (β), seandainya ada paparan radiasi Alfa (α),radiasi Beta (β), radiasi Gamma (γ),
dan sinar-Xyang memberikan dosis serap sama besar, misalnya 1 Rad, maka dosis ekuivalen
terbesar dari radiasi Alpha (α), yaitu :
Dosis ekuivalen [Rem] = Rad ×Q = 1 × 20 = 20 Rem
Atau
Dosis ekuivalen (Sv) = Gy × Q = 0,01 × 20 = 0,2 Sv (Jumini, 2018)
Dinding penyerap radiasi, radiasi merupakan bagian dari lingkungan, yang dapat
berasal dari sumber alami maupun hasil dari sumber buatan manusia. Radiasi di alam bisa
berupa elemen-elemen radioaktif yang terdapat di tanah, air, udara, tubuh manusia, rantai
makanan, juga pada material bangunan seperti granit. Sinar – X dan reactor nuklir adalah
contoh dari sumber radiasi buatan manusia. Radiasi buatan ini biasanya digunakan dalam
bidang kesehatan, industri, penelitian, dan senjata nuklir. Di bidang kesehatan, radiasi
digunakan untuk diagnose dan terapi penyakit. Untuk keperluan diagnosa Radiasi biasa
digunakan untuk mengambil gambar organ dalam tubuh, sedangkan dalam terapi penyakit,
radiasi biasa digunakan untuk menghentikan perkembangbiakan sel-sel penyakit kanker dan
tumor. Jenis radiasi yang digunakan dalam diagnose dan terapi penyakit adalah sinar – X,
tetapi dapat juga digunakan sinar Gamma sehingga yang berasal dari Iodium -131, europium -
152 dan Cesium -137.
Sianar – X adalah salah satu material radioaktif yang banyak digunakan. Besarnya
panas radiasi yang ditimbulkan oleh atom – atom dapat melewati medium, seperti dinding
LABORATORIUM FISIKA INTI
PROGRAM STUDI FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN SUMATERA UTARA
Jl. IAIN No. 1 Medan 20235 Telp. (061) 6615683-6622925, Fax. (061) 6615683

beton,. Dinding beton yang tipis mempunyai kemampuan menyerap radiasi yang kecil
sehingga dapat menimbulkan kerusakan serius pada organ manusia dan menghambat fungsi
organ itu sendiri, iritasi kulit, dan kerontokan rambut. Mengingat daampak negatifnya, maka
perlu dipikirkan bagaimana cara agar radiasi Gamma tidak membahayakan lingkungan
sekitar. Salah satu cara untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan membangun dinding
yang dapat menyeraap radiasi Gamma sehingga radiasi tidak akan dapat membahayakan
lingkungan sekitarnya. Hal ini sangat penting karena tidak semua gedung atau rumah sakit
yang menggunakan radiasi, memiliki dinding yang memenuhi syarat sebagai pelindung
radiasi, memiliki dinding yang memenuhi syarat sebagai pelindung radiasi. Perencanaan
beton pelindung untuk menahan radiasi. Dengan kata lain, beton harus mampu menahan
radiasi. Untuk memblokir radiasi, beton harus dibangun dengan kepadatan tinggi dan nomor
atom tinggi.
Kriteria kemampuan suatu bahan dalam menyerap radiasi Gamma adalah apa yang
dinamakan dengan tampang lintang serapan dan hamburan. Arti fisis dari tampang lintang
(Cross Section) adalah kebolehjadian untuk menyerap radiasi. Jadi apabila bahan mempunyai
tampang lintang besar, berate bahan tersebut juga mempunya peluang menyerap radiasi yang
besar. Salah satu alasan utama penggunaan beton barit sebagai perisai radiasi dalam reactor
nuklir adalah karena batu mineral barit (Baryte) yang dipakai sebagai penyusun beton berat,
mengandung senyawa kimia barium sulfat (BaSO4)dimana unsur barium (B) mempunyai
tampang lintang cukup besar dan mempunyai nomor atom yang tinggi. (Putra, 2021)
Radiasi non pengion didefinisikan sebagai penyebaran atau emisi energi yang melalui
suatu media yang terjadi proses penyerapan, berkas energi radisi tersebut tidak akan mampu
menginduksi terjadinya proses ionisasi dalam media yang bersangkutan. Istilah radiasi non
pengion secra fisika mengacu pada radiasi elektromagnetik dengan energi lebih kecil dari 10
eV, antara llain meliputi sinar ultra violet, cahaya tampak, infra merah, gelombang mikro
(microwave) dan radio frekuensi elektromagnetik. Di samping itu, ultrasound juga termasuk
dalam radiasi non pengion. (Anies, 2006)
LABORATORIUM FISIKA INTI
PROGRAM STUDI FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN SUMATERA UTARA
Jl. IAIN No. 1 Medan 20235 Telp. (061) 6615683-6622925, Fax. (061) 6615683

IV. ALAT DAN BAHAN PERCOBAAN

No Alat dan Bahan Fungsi

1 Radioaktif Am-241 Sebagai alat sinar radioaktif.


330kBq

2 Electrometer Sebagai alat untuk mengukur muatan listrik dan beda


potensial.

3 Plat Seng Sebagai alat yang digunakan untuk efek proses fotolistrik.

4 Grid Elektroda Digunakan untuk memperkuat katup termonik ( tabung


vakum).

5 Batang Statif, 47 cm, 12 Sebagai penyangga Klem Bosshed.


mm

6 STE Resistor 10 GO 0,5 Digunakan untuk mengurangi aliran arus, menyesuaikan


W level sinyal, untuk membiaskan elemen aktif, dan
menghentikan saluran transmisi.

7 Voltmeter Sebagai alat untuk mengukur besar tegangan listrik yang


ada di suatu rangkaian listrik dalam besaran dan satuan
tertentu.

8 Power Supply Sebagai sumber tegangan utuk menyalakan suatu


komponen

9 Cassy Lab Sebagai alat untuk menampilkan cacahan.

10 Kabel Penghubung BNC/ Digunakan untuk menghubungkan raikaian pada alat


4 mm radioaktif

11 Counter Untuk menungjukka nilai cacahan.

12 Sensor Cassy Digunakan sebagai sumber tegangan pada radioaktif.

13 Dasar Statif Sebagai penyangga batang statif.


LABORATORIUM FISIKA INTI
PROGRAM STUDI FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN SUMATERA UTARA
Jl. IAIN No. 1 Medan 20235 Telp. (061) 6615683-6622925, Fax. (061) 6615683

V. PROSEDUR DAN GAMBAR PERCOBAAN

Gambar 4.1. Rangkaian Penyerapan Radiasi Gamma

1. Disiapkan rangkaian alat, disusun dengan dihubungkan amplifier electrometer ke


12 V keluaran dari power supply 450 V.
2. Dipasang 2 elektroda dan dihubungkan dengan keluaran dari power supply.
3. Dihubungkan ke voltmeter. Dipasang radioaktif Am-241 dengan menggunakan
batang penghubung statif, kemudian diberikan tegangan pada elektroda tersebut.
4. Dilakukan percobaan tersebut 2 kali, pertama dengan digunakan radioaktif dan
tanpa digunakan radioaktif pada sela antara kedua elektroda.
LABORATORIUM FISIKA INTI
PROGRAM STUDI FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN SUMATERA UTARA
Jl. IAIN No. 1 Medan 20235 Telp. (061) 6615683-6622925, Fax. (061) 6615683

VI. DATA PERCOBAAN


Data Tegangan keluaran tanpa dan dengan sumber radiasi (Am-241)
No Tegangan tanpa Tegangan dengan U U
I= x 10 I= x 10
10GΩ 10 % 10GΩ 10 %
radiasi (Am- radiasi (Am-241)
Volt tanpa radiasi Volt dengan radiasi
241) volt volt
(Am-241) nA (Am-241) nA
1 6,5 8 7,222222 8,888889
2 6,5 8 7,222222 8,888889
3 6,5 8,1 7,222222 9
4 6,5 8,1 7,222222 9
5 6,6 8 7,333333 8,888889
6 6,6 8 7,333333 8,888889
7 6,5 8,1 7,222222 9
8 6,5 8,1 7,222222 9
9 6,6 8,2 7,333333 9,111111
10 6,6 8,1 7,333333 9
Rata- 6,54 8,07 7,266667 8,966667
rata
LABORATORIUM FISIKA INTI
PROGRAM STUDI FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN SUMATERA UTARA
Jl. IAIN No. 1 Medan 20235 Telp. (061) 6615683-6622925, Fax. (061) 6615683

VII. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Dari data yang didapat dihasilkan arus yang didapat pada saat tidak dikenai
radiasi lebih kecil dibandingkan dengan yang dikenai radiasi, dikarenakan semakin
banyak jumlah radiasi per satuan waktu yang memasuki detektor maka akan semakin
besar arusnya. Demikian pula bila energi radiasi semakin besar, arus yang
dihasilkannya semakin besar.
Pada saat radiasi melewati materi yaitu udara maka sebagian atau seluruh
energi radiasinya akan berpindah karena terjadinya hamburan dan penyerapan.
Dengan demikian energi radiasinya akan berkurang, proses berkurangnya energi
radiasi ini karena adanya interaksi antara radiasi dengan materi. Akibat proses
interaksi antar radiasi dan materi menyebabkan terjadinya ionisasi.
Alat ukur radiasi yang menerapkan cara arus ini dapat menghilangkan kerugian
penerapan cara pulsa, karena yang akan ditampilkan dalam cara ini bukanlah
informasi dari setiap radiasi yang memasuki detektor, melainkan integrasi dari jumlah
muatan yang dihasilkan oleh radiasi tersebut dalam satu satuan waktu. Bila diberikan
medan listrik terhadap pasangan ion yang terbentuk itu, maka elektron akan bergerak
menuju ke kutub positif, sedangkan residual atom-nya yang bermuatan positif akan
bergerak menuju kutub negatif. Pergerakan elektron-elektron tersebut dapat
menginduksikan arus atau tegangan listrik. Arus dan tegangan listrik yang ditimbulkan
ini dapat diukur dengan menggunakan peralatan penunjang misalnya Ampermeter atau
Voltmeter.
Semakin besar energi radiasinya, maka akan dihasilkan lebih banyak pasangan
ion. Semakin banyak pasangan ion, maka arus atau tegangan listrik yang
ditimbulkannya akan semakin besar pula. proses konversi pada cara arus ini tidak
dilakukan secara individual untuk setiap radiasi, melainkan dilakukan secara
akumulasi untuk seluruh radiasi. Tegangan keluaran berbanding lurus dengan arusnya,
sehingga semakin besar tegangan yang diperoleh maka semakin besar arus yang
dihasilkan dan sebaliknya.
LABORATORIUM FISIKA INTI
PROGRAM STUDI FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN SUMATERA UTARA
Jl. IAIN No. 1 Medan 20235 Telp. (061) 6615683-6622925, Fax. (061) 6615683

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Hubungan antara intensitas sinar gamma dengan ketebalan absorberadalah


penurunan secara eksponensial di dalam intensitas radiasi sebagai sebuah sinar
homogennya dari sinar- γ yang melewati sebuah materi lempeng tipis. Ketika
sebuah sinar-γ dari intensitas I ditimbulkan pada sebuah lempeng dari ketebalan
∆ x , perubahan intensitas dari sinar setelah menembus lempeng adalah
sebanding dengan ketebalan dan kepada intensitas tumbukan. Ketika sinar
gamma melewati absorber, maka sebagian sinar gamma tersebut akan diserap
oleh absorber dan intensitasnya akan berkurang.
2. Dari data yang didapat dihasilkan arus yang didapat pada saat tidak dikenai
radiasi lebih kecil dibandingkan dengan yang dikenai radiasi, dikarenakan
semakin banyak jumlah radiasi per satuan waktu yang memasuki detektor maka
akan semakin besar arusnya. Demikian pula bila energi radiasi semakin besar,
arus yang dihasilkannya semakin besar.
3. Aplikasi dari sinar-γ salah satunya digunakan dalam proses mensterilkan alat-
alat kedokteran dan biasanya digunakan untuk mengukur ketebalan suatu
material (absorber).

B. Saran
1. Sebaiknya praktikan mengetahui sifat dari sinar gamma
2. Sebaiknya praktikan lebih berhati-hati saat menggunakan bahan radioaktif saat
percobaan.
3. Sebaiknya praktikan lebih teliti saat melakukan percobaan agar mendapatkan
hasil data yang baik.
LABORATORIUM FISIKA INTI
PROGRAM STUDI FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN SUMATERA UTARA
Jl. IAIN No. 1 Medan 20235 Telp. (061) 6615683-6622925, Fax. (061) 6615683

DAFTAR PUSTAKA

Anies. 2006. Potensi gangguan kesehatan akibat radiasi Elektromagnetik SUTET. Jakarta :
PT Elex Media Komputindo. Hal : 24-25
Imam fachruddin. 2008. Mengenal Fisika Nuklir. Jakarta : UI Press.
Jumini, Sri.2018. Fisika Inti. Jawa Tengah : CV. Mangku Bumi Media. Hal : 1-3
Krane, K. 2011. Fisika Modern. Jakarta : UI Press.
Putra, Rusnardi rahmat. 2021. Beton Berat Agregat Barit Sebagai Perisai Sinar Gamma.
Yogyakarta: Andi. Hal : 74-93
Santiani. 2011. Nuklir, Fisika Inti dan Politik Energi Nuklir. Malang : Intimedia.

Anda mungkin juga menyukai