Pada bagian ini dibahas perubahan UUD 1945, perubahan pertama, kedua, ketiga
dan keempat dengan fokus substansi perubahan yang terjadi. Pada perubahan
1
Nurman s, Aldri frinaldi,2005,” Perubahan Konstitusi Dan Implikasinya Pada Perubahan Lembaga Negara,
file:///C:/Users/Endi%20Pc/Downloads/993-2219-1-SM.pdf.
pertama, substansi perubahan dimaksudkan untuk pembatasan masa jabatan
Presiden dan Wakil Presiden, hanya dua periode masa jabatan saja. Perubahn kedua,
substansi perubahan dimaksudkan untuk mempertegaskan hal-hal tentang Hak-hak
Asasi Manusia dan memperkokoh eksistensi DPR sebagai lembaga legislatif.
Perubahan ketiga, substansi perubahan dimaksudkan untuk mengembalikan
kedaulatan rakyat dari MPR kepada rakyat, sehingga berimplikasi pada Pemilihan
Presiden dan Wakil Presiden secara langsung oleh rakyat. Perubahan ketiga juga
dimaksudkan untuk memperkokoh independensi kekuasaan kehakiman. Perubahan
keempat, substansinya dimaksudkan untuk penghapusan Dewan Pertimbangan
Agung, dan mempertegas persyaratan pengisian dan tata cara pengisian Jabatan
Presiden dan Wakil Presiden.
Mengenai ketentuan pasal 37 ayat (2) bahwa setiap usul perubahan pasalpasal
UndangUndang Dasar diajukan secara tertulis dan ditunjukkan dengan jelas bagian
yang diusulkan untuk diubah beserta alasannya. Maka untuk menjamin kredibilitas
dan kualitas perubahan UUD NRI 1945 perlu dipersiapkan naskah akademik
sebagaimana dalam proses persiapan pembentukan undang-undang sebagaimana
diatur dalam UU Nomor 11tahun 2012 tentang pembentukan peraturan perundang-
undangan.3
2
Sri Karyati, Muh.Risnain,2017, “MENIMBANG GAGASAN PERUBAHAN KONSTITUSI DAN TATA CARA PERUBAHAN
KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA 1945” Universitas Mataram dan Unversitas Islam Al-Azhar Mataram.
http://oaji.net/articles/2017/4674-1496030201.pdf
3
Ibid
Perubahan Konstitusi, menurut KC Whearel.4 dapat
dilakukan melalui cara-cara sebagai ber ikut:
1. beberapa kekuatan yang bersifat primer (some primary
sources)
2. perubahan yang diatur dalam konstitusi (formal
amandement)
3.penafsiran secara hukum (judicial interpretation);
4.kebiasaan yang ter dapat dalam bidang ketatanegaraan (usage
and convention).
4
George Jellinek, datam Jimly Asshiddiqie, Pokok-Pokok Hukum Toto Negaro Indonesia, (lakarta: PT. Bhuana limu
Populer, Kelompok Gtamedia, 2007), hal. 80