Anda di halaman 1dari 3

Saudara mahasiswa, dalam Sesi 2 ini, kita akan membahas mengenai Teori

Konstitusi dengan harapan teman-teman mahasiswa dapat memahami tentang Peristilahan


Konstitusi dari beberapa negara, Perbedaan Konsitusi dengan UUD, Perkembangan Materi
Muatan Konstitusi, Sejarah UUD di Indonesia.
Berikan pendapat saudara dan diskusikanlah bersama-sama mahasiswa lainnya yaitu :
Identifikasilah Undang-Undang Dasar NKRI 1945 sebagai Konstitusi Negara Indonesia
dalam kerangka klasifikasi Konstitusi yang dijelaskan oleh K.C.Where ?
Berikan pendapat Saudara pada kolom diskusi dalam inisiasi ini dengan me-reply, hindari
memberi jawaban melampirkan file tautan (attachment) yang berbentuk (word, atau
lainnya).
Selamat mengerjakan, Good Luck!!

JAWAB :

Menurut Kenneth Clinton Wheare Konstitusi digunakan dalam 2(dua) pengertian, yakni:

- Pertama, digunakan untuk menggambarkan keseluruhan sistem ketatanegaraan suatu


Negara, kumpulan berbagai peraturan yang membentuk dan mengatur atau mengarahkan
pemerintahan.

- Kedua, konstitusi digunakan dalam pengertian yang lebih sempit yang digunakan untuk
menggambarkan kumpulan peraturan yang biasanya dihimpun dalam satu dokumen atau
dalam beberapa dokumen yang berkaitan erat.

K.C. Wheare yang juga dianggap sebagai salah seorang pakar konstitusi modern mengatakan
bahwa: “... it use to describe the whole system of government of a country, the collection of
rules which establish and regulate or govern the government.”

Konstitusi dalam pandangan K.C. Wheare selain dipahami sebagai istilah untuk
menggambarkan keseluruhan sistem pemerintahan suatu negara juga dipahami sebagai
kumpulan aturan yang membentuk dan mengatur atau membentuk pemerintahan negara
yang bersangkutan. Harun Alrasid, menganalogikan kedudukan konstitusi sama dengan
kedudukan anggaran dasar bagi suatu partai politik atau organisasi lainnya, yaitu merupakan
pegangan pokok bagi tindakan operasional dari organisasi yang bersangkutan.

Pada saat konstitusi yang berlaku dalam sebuah negara dinilai sudah ketinggalan, dalam arti
terdapat bagian-bagiannya yang tidak lagi relevan dengan perkembangan masyarakat,
konstitusi tersebut terbuka untuk diubah. Hanya saja, para pakar hukum konstitusi, salah
satunya K.C. Where mencoba untuk mengklasifikasi konstitusi dari aspek cara perubahannya
menjadi dua, yaitu konstitusi fleksibel dan konstitusi rijid. Bila tidak diperlukan proses
khusus untuk mengamandemennya, maka konstitusi itu disebut “konstitusi fleksibel”,
namun bila diperlukan proses khusus, maka ia disebut “ konstitusi rijid”.

Berdasarkan klasifikasi tersebut, termasuk kategori manakah UUD 1945 yang merupakan
konstitusi NKRI? Sri Soemantri berpendapat, UUD 1945 termasuk konstitusi yang rijid. Sebab
persyaratan yang ditetapkan untuk mengubah UUD 1945 sebagaimana diatur dalam Pasal
37 “cukup berat”. Dalam arti, terdapat syarat dan tata cara khusus yang diatur sebagai
mekanisme perubahan UUD 1945. Bahkan, syarat perubahan UUD 1945 sebagaimana diatur
dalam Pasal 37 setelah perubahan jauh lebih berat dibanding sebelum perubahan.

Hal itu dapat dibaca selengkapnya dalam Pasal 37 UUD 1945 sebagai berikut :
1. Usul perubahan pasal-pasal Undang-Undang Dasar dapat diagendakan dalam sidang
Majelis Permusyawaratan Rakyat apabila diajukan oleh sekurang-kurangnya 1/3 dari
jumlah anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat.
2. Setiap usul perubahan pasal-pasal Undang-Undang Dasar diajukan secara tertulis
dan ditunjukkan dengan jelas bagian yang diusulkan untuk diubah beserta alasannya.
3. Untuk mengubah pasal-pasal Undang-Undang Dasar, sidang Majelis
Permusyawaratan Rakyat dihadiri sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota
Majelis Permusyawaratan Rakyat.
4. Putusan untuk mengubah pasal-pasal Undang-Undang Dasar dilakukan dengan
persetujuan sekurang-kurangnya limapuluh persen ditambah satu anggota dari
seluruh anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat.
5. Khusus mengenai bentuk negara Kesatuan Republik Indonesia tidak dapat dilakukan
perubahan.

Dalam perjalanan sejarah konstitusi Indonesia, UUD 1945 yang disahkan pada tanggal 18
Agustus 1945 dan diberlakukan kembali sesuai Dekrit Presiden tanggal 5 Juli 1959 (setelah
sebelumnya digantikan oleh Konstitusi RIS dan UUDS 1950), telah mengalami perubahan
pada tahun 1999-2002. Dalam perubahan tersebut, terdapat lembaga negara yang dihapus
seperti Dewan Pertimbangan Agung (DPA), dan terdapat pula lembaga baru yang diadopsi,
seperti MK dan KY. Kehadiran dua lembaga baru tersebut adalah dalam rangka memperkuat
keberadaan Kekuasaan Kehakiman sebagai kekuasaan yang merdeka untuk menegakkan
hukum dan keadilan. Selain itu, juga ditegaskan juga mengenai mekanisme peralihan
kekuasaan negara melalui pemilihan umum.

Pada saat yang sama, perubahan UUD 1945 juga memperkuat jaminan terhadap hak asasi
manusia. Sebelumnya, hak yang secara tegas dicantumkan dalam konstitusi hanyalah hak
untuk berserikait dan berkumpul. Setelah perubahan UUD 1945, hak asasi manusia diatur
lebih lengkap, baik terkait jenisnya maupun mengenai pembebanan kepada negara untuk
menghormati, melindungi dan memajukan hak asasi manusia.
SUMBER REFERENSI :

https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/9045/TESIS_RIZAL
%20UMAMI_14912103.pdf?sequence=1

https://pusdik.mkri.id/materi/materi_39_Prof.%20Yuliandri_Konstitusi%20dan
%20Konstitusionalisme_Makalah.pdf

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5623120/pengertian-konstitusi-lengkap-
menurut-para-ahli

http://repository.lppm.unila.ac.id/24796/1/penulisan%20buku%20ajar%20candra.pdf

Anda mungkin juga menyukai