Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KONSTITUSI

Disusun oleh:
Adi Muhammad Prasetyo 22081194113

Ilham Maulana 22081194134

Ma’rifatul Mufarrichah 22081194100

Nadya Putri Noor Ramdhanniar 22081194013

Priska Devita Sari 22081194039

Riska Febriana 22081194097

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS


UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2022
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................................................. 2

C. Tujuan ................................................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 3

A. Cara Perubahan Konstitusi ................................................................................................ 3

B. Sejarah dan Amandemen UUD RI .................................................................................... 4

C. Contoh Analisis Kasus Pelanggaran UUD RI ................................................................... 6

D. Solusi Alternatif Yang Ditawarkan .................................................................................. 8

BAB III PENUTUP .................................................................................................................. 9

A. Kesimpulan...........................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 10

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Konstitusi adalah keseluruhan sistem ketatanegaraan suatu negara yang berupa
kumpulan peraturan yang membentuk dan mengatur/memerintah dalam pemerintahan
suatu negara. Herman Heller: konstitusi lebih luas daripada UUD. Konstitusi tidak hanya
bersifat yuridis tetapi juga sosiologis dan politis. Menurutnya ada 3 pengertian konstitusi,
yaitu:

1. Konstitusi dilihat dalam arti politis dan sosiologis sebagai cermin kehidupan sosial
politik yang nyata dalam masyarakat.

2. Konstitusi dilihat dalam arti Juridis sebagai suatu kesatuan kaedah hukum yang hidup
dalam masyarakat.

3. Konstitusi yang tertulis dalam satu naskah UUD sebagai hukum yang tertinggi yang
berlaku dalam suatu negara.

Konstitusi di zaman Yunani kuno masih bersifat materil. Artinya blm diformalkan
sebagaimana konstitusi zaman sekarang ini ν Aristoteles misalnya membedakan antara
konstitusi dengan hukum biasa berdasarkan adanya pengertian kata Politeia dan Nomoi.
Politeia dapat diartikan sebagai konstitusi. Sedangkan Nomoi diartikan sebagai Undang-
Undang biasa.

Robert D. Cooter (2000): ν Pertama, konstitusi harus mengandung norma yang lebih
umum daripada peraturan yang lain. Konstitusi mengatur atau memberi wewenang untuk
pejabat dan mengakui hak-hak dasar warga negara, sementara peraturan perundang-
undangan lainnya mengatur terkait perilaku atau pembuatan kebijakan. ν Kedua, konstitusi
mengalahkan hukum lainnya, termasuk mengalahkan hukum Internasional. ν Ketiga,
konstitusi biasanya lebih mengakar daripada hukum lainnya, dalam arti tidak mudah
berubah. ν Sebagai hukum yang lebih umum dan kuat, perubahan di dalamnya
menyebabkan gangguan yang lebih besar. Untuk menghindari gangguan, perubahan
konstitusi harus lebih lambat dari pada hukum lainnya. Oleh sebab itu, mengubah konstitusi
biasanya memerlukan prosedur yang lebih berat dan biaya yang lebih besar daripada
perubahan UU atau peraturan perundang-undangan lainnya.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara perubahan konstitusi?
2. Bagaimana sejarah dan amandemen UUD RI??
3. Apa saja contoh analisis kasus pelanggaran UUD RI bagian dua?
4. Bagaimana solusi alternatif yang ditawarkan?

C. Tujuan
1. Mengetahui cara perubahan konstitusi.
2. Mengetahui sejarah dann amandemen UUD RI.
3. Mengetahui contoh analisis kasus pelanggaran UUD RI bagiann dua.
4. Mengetahui solusi alternatif yang ditawarkan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Cara Perubahan Konstitusi

Konstitusi bukan hanya sebagai kumpulan norma-norma dasar statis yang merupakan
sumber ketatanegaraan, tapi juga memberi ruang untuk mengikuti perkembangan
masyarakat yang terjadi dalam suatu negara. Sejalan dengan dinamika perkembangan
masyarakat pada suatu negara, maka konstitusi dapat pula mengalami perubahan. Namun,
untuk melakukan perubahan tersebut tiap-tiap konstitusi mempunyai cara-cara atau prosedur
tertentu.

Menurut Thaib (2003 :50), terdapat dua sistem perubahan sistem konstitusi yaitu :
Sistem yang pertama, bahwa apabila suatu Undang-Undang Dasar atau konstitusi diubah,
maka yang berlaku adalah Undang-Undang Dasar atau konstitusi yang baru secara
keseluruhan. Hal ini pernah dialami di Indonesia yaitu perubahan (pergantian) konstitusi dari
UUD 1945 menjadi Kontitusi RIS (27 Desember 1949 ± 17 Agustus 1950), dan perubahan
(pergantian) dari Kontitusi RIS menjadi UUDS 1950 (17 Agustus 1950 ± 5 Juli 1959), serta
dari UUDS 1950 kembali menjadi UUD 1945 ( 5 Juli 1959 ± 1999).

Sistem kedua, bahwa apabila suatu konstitusi diubah, maka konstitusi asli yang tetap
berlaku. Perubahan terhadap konstitusi tersebut merupakan amandemen dari konstitusi yang
asli tadi. Perubahan konstitusi yang menggunakan sistem pertama berarti terjadinya
pergantian suatu konstitusi atau Undang-Undang Dasar (UUD) yang lama dengan adanya
konstitusi atau Undang-Undang Dasar yang baru. Perubahan konstitusi yang menggunakan
sistem kedua yang berarti dilakukan amandemen dari konstitusi atau Undang-Undang Dasar
juga pernah dialami di Indonesia, yaitu terjadi amandemen terhadap UUD 1945, yaitu
amandemen UUD 1945 yang pertama tahun 1999, yang kedua tahun 2000, yang ketiga tahun
2001, yang keempat tahun 2002.

Mengenai prosedur perubahan konstitusi, menurut C.F. Strong (Thaib, 2003: 51),
bahwa cara perubahan konstitusi ada empat macam yaitu; (1) perubahan konstitusi yang
dilakukan oleh pemegang kekuasaan legislative menurut pembatasan-pembatasan tertentu,
(2) perubahan konstitusi yang dilakukan oleh rakyat melalui suatu referendum, (3)
perubahan konstitusi yang dilakukan oleh sejumlah negara-negara bagian yang terdapat pada
negara berbentuk Serikat,

3
(4) perubahan konstitusi yang dilakukan dalam suatu konvensi atau dilakukan oleh
suatu lembaga negara khusus yang dibentuk hanya untuk keperluan perubahan. Sejak
bergulirnya gerakan reformasi, UUD 1945 telah mengalami perubahan.

Prosedur perubahan UUD 1945 tersebut berdasarkan ketentuan Pasal 37 bahwa untuk
merubah UUD 1945, harus hadir sekurang kurangnya 2/3 daripada jumlah anggota MPR,
dan kemudian putusan diambil atas persetujuan sekurangkurangnya 2/3 dari anggota yang
hadir. Setelah Amandemen keempat, Pasal 37 UUD 1945 pengalami perubahan bahwa untuk
perubahan Pasal-Pasal UUD dapat dilakukan jika diajukan sekurang-kurangnya oleh 1/3
anggota MPR.

Keputusan tentang perubahan diambil jika Sidang MPR dihadiri oleh


sekurangkurangnya 2/3 dari jumlah anggota MPR. Pada bagian ini dibahas perubahan UUD
1945, perubahan pertama, kedua, ketiga dan keempat dengan fokus substansi perubahan
yang terjadi. Pada perubahan pertama, substansi perubahan dimaksudkan untuk pembatasan
masa jabatan Presiden dan Wakil Presiden, hanya dua periode masa jabatan saja. Perubahn
kedua, substansi perubahan dimaksudkan untuk mempertegaskan hal-hal tentang Hak-hak
Asasi Manusia dan memperkokoh eksistensi

DPR sebagai lembaga legislatif. Perubahan ketiga, substansi perubahan


dimaksudkan untuk mengembalikan kedaulatan rakyat dari MPR kepada rakyat, sehingga
berimplikasi pada Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden secara langsung oleh rakyat.
Perubahan ketiga juga dimaksudkan untuk memperkokoh independensi kekuasaan
kehakiman. Perubahan keempat, substansinya dimaksudkan untuk penghapusan Dewan
Pertimbangan Agung, dan mempertegas persyaratan pengisian dan tata cara pengisian
Jabatan Presiden dan Wakil Presiden. mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
MMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM
B. Sejarah dan Amandemen UUD RI

Indonesia sebagai sebuah negara, pernah 4 kali melakukan amandemen UUD 1945.
Amandemen UUD 1945 tersebut dilakukan setelah masa reformasi, tepatnya pada tahun
1999, 2000, 2001, dan 2002, yang dilakukan melalui sidang umum maupun sidang tahunan
Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). berikut rangkaian pelaksanaan amandemen UUD
1945 di Indonesia.

4
1) Amandemen Pertama UUD 1945, dilakukan dalam Sidang Umum MPR pada tanggal 14-
21 Oktober 1999.

2) Amandemen Kedua UUD 1945 dilakukan dalam Sidang Tahunan MPR pada tanggal 7-
18 Agustus 2000.

3) Amandemen Ketiga UUD 1945 dilakukan dalam Sidang Tahunan MPR pada tanggal 1-9
November 2001.

4) Amandemen Keempat UUD 1945 dilakukan dalam Sidang Tahunan MPR pada tanggal
1-11 Agustus 2002.

Mengingat antara tahun 1999 hingga 2002 merupakan awal masa reformasi, maka
perubahan besar-besaran konstitusi gencar dilakukan. Tidak heran jika dalam sejarahnya,
Indonesia melakukan amandemen UUD 1945 setiap tahunnya pada masa itu. Sebab
demokrasi hendak digalakkan, untuk menciptakan iklim pemerintahan yang lebih
demokratis.

Pasal yang Mengalami Perubahan dalam sejarah Amandemen UUD 1945

Cukup banyak perubahan atau penyesuaian yang dilakukan pada sejarah amandemen UUD
1945.

Berikut beberapa pasal yang mengalami amandemen UUD 1945 dalam sejarahnya.

1) Amandemen Pertama Tahun 1999

Amandemen UUD 1945 pertama diterapkan terhadap 9 pasal, yaitu Pasal 5, Pasal 7,
Pasal 9, Pasal 13, Pasal 14, Pasal 15, Pasal 17, Pasal 20, dan Pasal 21.

2) Amandemen Kedua Tahun 2000

Amandemen UUD 1945 kedua meliputi 5 Bab dan 25 Pasal, yaitu Pasal 18, Pasal 18A,
Pasal 18B, Pasal 19, Pasal 20, Pasal 20A, Pasal 22A, Pasal 22B, Pasal 25A, Pasal 26, Pasal
27, Pasal 28A, Pasal 28B, Pasal 28C, Pasal 28D, Pasal 28E, Pasal 28F, Pasal 28G, Pasal
28H, Pasal 28I, Pasal 28J, Pasal 30, Pasal 36A, Pasal 36B, dan Pasal 36C.

5
3) Amandemen Ketiga Tahun 2001

Inti dari amandemen UUD 1945 ketiga, mencakup beberapa pasal dan bab mengenai
Bentuk dan Kedaulatan Negara, Kewenangan MPR, Kepresidenan, Impeachment, Keuangan
Negara, Kekuasaan Kehakiman, dan lainnya.

Penyesuaian dilakukan terhadap Pasal 1, Pasal 3, Pasal 6, Pasal 6A, Pasal 7A, Pasal
7B, Pasal 7C, Pasal 8, Pasal 11, Pasal 17, Pasal 22C, Pasal 22D, Pasal 22E, Pasal 23, Pasal
23A, Pasal 23C, Pasal 23E, Pasal 23F, Pasal 23G, Pasal 24, Pasal 24A, Pasal 24B, dan Pasal
24C.

4) Amandemen Keempat Tahun 2002

Amandemen ini merupakan yang terakhir terhadap UUD 1945. Pada 16 Agustus 2021
lalu, muncul wacana perubahan amandemen yang sempat ramai menjadi perbincangan
publik.

Isi dan perubahan keempat Amandemen UUD 1945 meliputi penghapusan atau
penambahan pasal/bab, yang disahkan pada 10 Agustus 2002. Pasal yang mengalami
perubahan yaitu Pasal 2, Pasal 6A, Pasal 8, Pasal 11, Pasal 16, Pasal 23B, Pasal 23D, Pasal
24, Pasal 31, Pasal 32, Pasal 33, Pasal 34, dan Pasal 37.

Selain itu, terdapat penyesuaian pada Aturan Peralihan dan Aturan Tambahan. Pada
Aturan Tambahan, penyesuaian dilakukan pada Pasal I, II, dan III. Sedangkan pada Aturan
Tambahan, penyesuaian dilakukan pada Pasal I dan II. M

C. Contoh Analisis Kasus Pelanggaran UUD RI

Pergaulan bebas adalah salah satu bentuk salah satu bentuk perilku menyimpang yang
mana “Bebas” yang dimaksud adalah melewati batas batas norma ketimuran yang ada.
Mesalah pergaulan bebas ini sering kita dengar baik dilingkungan maupu dari media masa.
Remaja adalah individu labil yang emosionalnya sangat rentan pengetahuan yang minim dan
ajakan teman yang bergaul bebas membuat makin berkurangnya potensi generasi muda
dalam kemajuan zaman.

6
Pergaulan Bebas adalah salah satu kebutuhan hidup dari makluk sosial yang dalam
kesehariannya membutuhkan orang lain dan hubungan antar manusia melalui suatu
pergaulan ( interpersonal relationship). Pergaulan adalah HAM setiap individu dan itu harus
dibebaskan, sehingga setiap manusia tidak boleh bibatasi dalam pergaulan, apalagi
melakukan diskriminasi, sebab hal itu melanggar HAM.

Jadi perhgaulan manusia hendaknya bebas, tetapi tetap mematui norma, hukum,norma
agama,Budaya,serta norma bermasyarakat, jadi klo secara medis kalau pergaulan bebas
namun tidak teratur terbatasi aturan aturan dan norma norma hidup manusia tentunya tidak
menimbulkan akses akses seperti saat ini.

Ratusan Pelajar di Ponorogo Hamil di Luar Nikah Akibat Pergaulan Bebas.


Ironisnya, ratusan pelajar SMP dan SMA di Ponorogo hamil di nikah, mereka ramai-ramai
mengajukan prmohonan dispensasi nikah ke Pengadilan Agama Ponorogo, Jawa timur.

CONTOH ANALISIS KASUS


Ratusan pelajar terungkap hamil setelah para siswi beramai-ramai mengajukan
permohonan tersebut. Humas Pengadilan Agama Ponorogo, Ruhana Faried mengatakan
jumlah yang mengajukan dispensasi nikah mencapai ratusan siswi, Pada pekan pertama
2023, pihaknya menerima 7 permohonan dari siswi yang yang hamil di luar nikah.

Pada tahun 2022, sebanyak 191 permohonan pengajuan dispensasi kepada Pengadilan
Agama Ponorogo, dan pada seitar 266 pemohon mengajukan dispensasi pada tahun 2021.
Anak-anak yang hamil di luar nikah dikarenakan pergaulan bebas, yang awalnya tertarik
dan kemudian melakukan hubungan suami istri.

Hal ini berdasarkan data dari Dinas Sosial dan Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak (P3A). "Mereka banyak dipengaruhi banyak fasilitas yang dipakai untuk
nongkrong, anak-anak juga menjadi dewasa sebelum waktunya karena media sosial," kata
Kepala Dinas Sosial dan P3A Ponorogo, Supryadi, Kamis, 12 Januari 2023.

Dia juga mengatakan bahwa dia sangat terkejut dengan kejadian ini, fenomena
yang ironis ini akan menjadi atensi pihaknya. Pihaknya juga akan melakukan pembinaan
terhadap anak-anak tentang reproduksi dan pernikahan, program akan melibatkan sejumlah
instansi seperti Dinas Pendidian, Kementerian Agama, serta unsur lainnya yang terkait.

7
D. Solusi Alternatif yang Ditawarkan
Dampak dari pergaulan bebas memberikan pengaruh besar bagi diri sendiri, orang tua,
dan negara. Seperti ketergantungan obat-obatan terlarang, menurunnya tingkat kesehatan,
meningkatnya kriminalitas, meregangkan hubungan keluarga, meyebarkan penyakit,
menurunnya prestasi belajar, berdosa. ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi
kenakalan remaja adalah :

1. Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri bisa dicegah atau diatasi
dengan prinsip keteladanan. Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-
orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik juga mereka yang berhasil
memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini.
2. prinsip keteladanan. Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-
orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik juga mereka yang berhasil
memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini.
3. Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan point pertama.
4. Kemauan orangtua untuk membenahi kondisi keluarga sehingga tercipta keluarga yang
harmonis, komunikatif, dan nyaman bagi remaja.
5. Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orangtua memberi arahan
dengan siapa dan di komunitas mana remaja harus bergaul.
6. Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika ternyata teman
sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan.
7. Pemberian ilmu yang bermakna yang terkandung dalam pengetahuan dengan
memanfaatkan film-film yang bernuansa moral, media massa ataupun perkembangan
teknologi lainnya.
8. Memberikan lingkungan yang baik sejak dini, disertai pemahaman akan perkembangan
anak- anak kita dengan baik, akan banyak membantu mengurangi kenakalan remaja
9. Membentuk suasana sekolah yang kondusif, nyaman buat remaja agar dapat berkembang
sesuai dengan tahap perkembangan remaja.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Menurut penjelasan yang telah di paparkan,dapat disimpulkan bahwa konstitusi adalah
seperangkat aturan dasar dan berbagai ketentuan untuk mengatur fungsi serta struktur
lembaga pemerintah, termasuk dasar hubungan kerja sama antara negara dan rakyat dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Konstitusi Negara Republik Indonesia adalah Undang-
Undang Dasar atau UUD 1945.

Dalam penyusunan undang-undang dasar, nilai-nilai dan norma dasar yang hidup dalam
masyrakat dan dalam praktek penyelengaraan negara turut mempengaruhi perumusan pada
naskah dengan demikian suasana kebatinan yang menjadi latar belakang filosofi, sosiologis,
politis dan histori perumusan yuridis suatu ketentuan undang-undang dasar perlu dipahami
dengan seksama, untuk dapat mengerti dengan sebaik-baiknya ketentuan yang terdapat pada
pasal–pasal undang-undang dasar.

Paham konstitusionalisme berawal dari dipergunakanya konstitusi sebagai hukum dalam


penyelengaraan negara, konstitusionalisme mengatur pelaksanaan rule of law (supremasi
hukum) dalam hubungan individu dengan pemerintahan. Konstitusionalisme menghadirkan
situasi yang dapat memupuk rasa aman, karena adanya pembatasan terhadap wewenang
pemerintah yang telah di tentukan terlebih dahulu, konstitusionalisme mengemban the limited
state (negara terbatas), agar penyelengaraan negara dan pemerintahan tidak sewenang-
wenang dan hal yang dimaksud dinyatakan serta diatur secara tegas dalam pasal-
pasal konstitusi.

9
DAFTAR PUSTAKA

An-nur.ac.id (2023). Sejarah amandemen UUD 1945 dan tujuan amandemen.


https://an-nur.ac.id/sejarah-amandemen-uud-1945-dan-tujuan-amandemen/. Diakses
pada 12 Februari 2023
Ghoffar, AB. materi konstitusional.
https://pusdik.mkri.id/materi/materi_186_Materi%204%20-%20Ghoffar%20-
%20Konstitusi%20&%20Konstitusionalisme.pdf. Diakses pada 12 Februari 2023
Siat.ung.ac.id (2013). Latar belakang konstitusi. http://siat.ung.ac.id/files/wisuda/2017-1-1-
74201-271413027-bab1-13072017094952.pdf. Diakses pada 12 Februari 2023
Sikalem, Nurdin (2023). Ratusan pelajar di Ponorogo hamil diluar nikah.
https://banten.viva.co.id/berita/429-ratusan-pelajar-di-ponorogo-hamil-di-luar-
nikah-akibat-pergaulan-bebas. Diakses pada 12 Februari 2023

10

Anda mungkin juga menyukai