DI SUSUN OLEH :
NIM : 10400121062
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmatnya
sehingga saya bisa menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas individu
untuk mata kuliah hukum konstitusi, dengan judul “Tata Cara Perubahan UUD
1945”.
Saya berterima kasih kepada Bapak Dr. Jumadi S.H., M.H dosen pembimbing
dan kepada semua pihak yang sudah membantu dalam penulisan makalah ini
dari awal hingga selesai.
Saya berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan serta wawasan
saya,tentang Tata cara perubahan UUD 1945 dan saya mohon maaf apabila
terdapat kesalahan dalam penulisan makalah, maka dari itu saya mengharapkan
saran serta kritik kepada pembaca untuk bahan pertimbangan perbaikan
makalah.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang.......................................................................................4
B. Rumusan masalah.................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
A. Proses Perubahan UUD 1945................................................................5
B. Syarat-syarat Perubahan UUD 1945.....................................................7
C. Kesepakatan Dasar dalam Perubahan UUD 1945…………………….8
D. Periode perubahan Undang-Undang Dasar 1945……………………..9
E. Peran MPR dalam Proses Perubahan UUD 1945…………………….10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...........................................................................................10
B. Saran......................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Negara Indonesia memiliki Undang Undang Dasar 1945 (UUD 1945) yang
merupakan produk hukum di masa awal kemerdekaan yang dijadikan sebagai
konstitusi tertulis bangsa. UUD 1945 menempati posisi paling tinggi dalam tata
urutan peraturan perundang-undangan negara, UUD 1945 memuat ketentuan
dasar negara Indonesia, segala peraturan perundang-undangan di negara
Indonesia tidak boleh bertentangan dengan UUD 1945. Peristiwa penting
perubahan UUD 1945 yang diagendakan dalam momentum reformasi dilakukan
dalam kurun waktu empat tahap mulai tahun 1999 sampai tahun 2002. Terkait
dengan praktik sistem presidensial sendiri, ditemukan dua konsep perubahan,
yaitu perubahan terstruktur, dilakukan dengan cara sesuai prosedur konstitusi,
sedangkan perubahan tidak terstruktur ialah perubahan yang tidak sesuai
prosedur konstitusi. Perubahan terstruktur seperti pada perubahan UUD 1945
masa reformasi dilakukan dengan ketentuan adendum yaitu perubahan yang
dilakukan dengan tidak menghilangkan teks aslinya, teks asli dan teks
perubahan disusun dalam satu naskah. Perubahan yang dilakukan terhadap
pasal-pasal UUD 1945 tentu berimplikasi terhadap pelaksanaan sistem
pemerintahan di indonesia. Sistem pemerintahan ialah suatu kegiatan terstruktur
yang dilaksanakan oleh organ-organ negara yaitu eksekutif, legislatif, dan
yudikatif dalam rangka mencapai tujuan negara, sedangkan jenis sistem
pemerintahan berdasarkan UUD 1945 secara eksplisit dan implisit menunjukkan
sistem presidensial. Sistem presidensial memiliki arti bahwa presiden sebagai
kepala negara sekaligus kepala pemerintahan, dengan kata lain, presiden
memiliki kekuasaan yang besar dalam peranannya mengatur urusan negara.
A. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana proses perubahan UUD 1945 ?
2. Apa syarat-syarat perubahan UUD 1945 ?
3. Apa Kesepakatan dasar dalam perubahan UUD 1945 ?
4. Bagaimana periode perubahan Undang-Undang Dasar 1945
5. Apa peran MPR dalam proses perubahan UUD 1945 ?
BAB II
PEMBAHASAN
1. Usul Perubahan Diajukan oleh Minimal 1/3 Anggota MPRDi dalam pasal
37 ayat (1) UUD 1945, disebutkan bahwa usulan perubahan terhadap pasal-
pasal UUD 1945 harus diajukan oleh minimal satu per tiga dari seluruh
anggota MPR. Anggota MPR sendiri terdiri dari anggota DPR dan anggota
DPD (Dewan Perwakilan Daerah).
2. Alasan Terhadap Perubahan Pasal Tersebut Haruslah Jelas
Selanjutnya, pasal 37 ayat (2) menyebutkan bahwa setiap usulan terhadap
pasal dalam UUD harus disampaikan dengan jelas mana bagian yang
hendak diubah beserta dengan alasannya. Alasannya pun harus valid dan
dapat dibuktikan agar MPR dapat menerimanya.
3. Sidang MPR Harus Dihadiri Minimal 2/3 Anggota MPR
Pasal 37 ayat (3) mengatur bahwa sidang untuk memutuskan apakah usulan
perubahan pasal UUD 1945 harus dihadiri oleh minimal dua pertiga dari
seluruh anggota MPR. Apabila anggota yang hadir kurang dari jumlah
tersebut, maka sidang tidak dapat diilanjutkan.
4. Keputusan Perubahan Harus Disetujui Minimal 50% + 1 Anggota MPR
Berdasarkan ayat (4) pasal 37, keputusan apakah pasal UUD 1945 dapat
diubah harus disetujui oleh minimal 50%+1 atau setengah dari jumlah
anggota MPR dan ditambah satu orang dari anggota MPR pula. Apabila
kurang dari jumlah ini, maka perubahan terhadap pasal UUD 1945 tidak
dapat dilakukan dan harus melalui prosedur kembali dari awal agar dapat
mengubah pasal yang dikehendaki.
5. Pasal Mengenai Bentuk Negara Tidak Dapat Diubah
Dalam ayat terakhir mengenai perubahan pasal dalam UUD 1945, terdapat
aturan bahwa khusus pasal mengenai bentuk negara kesatuan Indonesia ini
tidak dapat diubah dengan alasan apapun. Hal ini sebagai bentuk trauma
psikologis bangsa ini ketika masa penggunaan bentuk negara serikat. saat
itu terjadi banyak konflik sosial dan politik, baik yang berupa konflik antara
rakyat di daerah atau di tingkat nasional yang menunjukkan bahwa negara
ini tidak cocok dengan bentuk negara serikat.
A. Kesimpulan
Setelah perubahan atau amandemen UUD NRI Tahun 1945, kewenangan MPR
dalam mengubah dan menetapkan UUD atau kewenangan konstitutif belum
dapat dilaksanakan. Padahal, tuntutan berbagai elemen masyarakat yang
didasari ketidakpuasan terhadap UUD NRI Tahun 1945 semakin banyak.
Beberapa tuntutan yang bersifat fundamental agar dilakukan amandemen ke V
yaitu penguatan sistem presidensial, penguatan sistem lembaga perwakilan,
memperjelas status MPR dalam sistem kamar perwakilan dan kebutuhan akan
haluan Negara. Secara garis besar, dapat diklasifikasikan dua kelompok yang
menuntut agar MPR kembali melaksanakan kewenangan konstitutifnya
Setelah reformasi, telah dilakukan empat kali amendemen UUD 1945 dalam
kurun waktu tahun 1999-2002. Kini, wacana perubahan ke-5 UUD 1945 ramai
menjadi perbincangan publik. Namun, pelaksanaan amendemen UUD 1945
bukanlah persoalan mudah. Lantas, bagaimana sebenarnya proses perubahan
atau amendemen UUD 1945?
Secara umum, hal ihwal mengenai amendemen UUD 1945 diatur dalam Pasal
37 UUD 1945 yang menyatakan bahwa:
1. Usul perubahan pasal-pasal Undang-Undang Dasar dapat
diagendakan dalam sidang Majelis Permusyawaratan Rakyat
apabila diajukan oleh sekurang-kurangnya 1/3 dari jumlah anggota
Majelis Permusyawaratan Rakyat.
2. Setiap usul perubahan pasal-pasal Undang-Undang Dasar diajukan
secara tertulis dan ditunjukkan dengan jelas bagian yang diusulkan
untuk diubah beserta alasannya.
3. Untuk mengubah pasal-pasal Undang-Undang Dasar, sidang
Majelis Permusyawaratan Rakyat dihadiri oleh sekurang-
kurangnya 2/3 dari jumlah anggota Majelis Permusyawaratan
Rakyat.
4. Putusan untuk mengubah pasal-pasal Undang-Undang Dasar
dilakukan dengan persetujuan sekurang-kurangnya lima puluh
persen ditambah satu anggota dari seluruh anggota Majelis
Permusyawaratan Rakyat.
5. Khusus mengenai bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia
tidak dapat dilakukan perubahan.
Berdasarkan bunyi pasal tersebut dapat diketahui bahwa langkah pertama dalam
proses perubahan UUD 1945 adalah kehendak mayoritas anggota MPR
terhadap ide perubahan UUD 1945.Dalam hal ini, usulan perubahan UUD 1945
dapat diagendakan dalam sidang MPR apabila minimal 1/3 anggota MPR
mengajukan usulan perubahan UUD 1945.
Adapun Kesepakatan Dasar dalam Perubahan UUD 1945:
A. Tidak Mengubah Pembukaan UUD 1945
B. Tetap Mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia
C. Mempertegas Sistem Pemerintahan Presidensial
D. Penjelasan UUD 1945 yang Memuat Hal Normatif Dimasukkan ke
Dalam Pasal-pasal
E. Melakukan Perubahan dengan Cara Adendum.
B. Saran