Anda di halaman 1dari 4

Nama : Desta Adinda Rahmadhani

Npm : 2002031007

AMANDEMEN UUD 1945

Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945 atau biasa
disingkat UUD 1945 berfungsi sebagai pedoman penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan
bernegara. Keberadaan UUD 1945 juga menjadi acuan untuk penyusunan peraturan
perundang-undangan. UUD 1945 memiliki otoritas tertinggi dalam sistem pemerintahan
Indonesia. Artinya, seluruh lembaga negara harus tunduk pada UUD 1945 dan
penyelenggaraan negara juga wajib harus mengikuti ketentuan yang tercantum dalam UUD
1945.

Selain itu, setiap peraturan perundang-undangan yang muncul tidak boleh


bertentangan dengan UUD 1945. Lembaga yang memastikan peraturan perundang-undangan
tidak melenceng dari UUD 1945 adalah Mahkamah Konstitusi. Lembaga ini berwenang
melakukan pengujian atas undang-undang. Sejak ditetapkan pada 18 Agustus 1945, UUD
1945 telah mengalami empat kali perubahan atau amandemen. Namun, amandemen atas
UUD 1945 baru dilakukan pasca-reformasi, yakni usai pemerintahan Orde Baru yang telah
berkuasa selama 32 tahun berakhir pada Mei 1998. Amandemen UUD 1945 dimulai pada
1999 hingga 2002.

Pengertian Amandemen

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), amandemen adalah usul perubahan
undang-undang yang dibicarakan dalam Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Pengertian lain
amandemen merupakan penambahan pada bagian yang sudah ada. Secara umum, amandemen
merujuk pada perubahan perundang-undangan negara (konstitusional).

Dampak Positif dan Negatif Amandemen UUD 1945

Amandemen UUD 1945 memiliki beberapa dampak positif, antara lain:

 Pasal dalam undang-undang 1945 dapat menyesuaikan perkembangan zaman.


 UUD 1945 menyesuaikan dan relevan dengan kebutuhan masyarakat.
 Menghilangkan pasal-pasal yang bisa memicu perbedaan pandangan.

Selain itu, amandemen UUD 1945 juga memunculkan mekanisme check and balances
antara Lembaga Tinggi Negara, yang menyebabkan akuntabilitas yang lebih jelas antar
Lembaga Tinggi Negara. Lembaga Tinggi Negara yang dimaksud meliputi Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan
Daerah (DPD), Lembaga Kepresidenan (Presiden dan Wakil Presiden), Mahkamah Agung
(MA), Mahkamah Konstitusi (MK), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), dan Komisi Yudisial
(KY).

Meski demikian, dilakukannya perubahan terhadap UUD 1945, juga menimbulkan


dampak negatif, antara lain:

 Dapat memunculkan konflik di beberapa daerah.


 Terjadi perbedaan kebijakan otonomi daerah yang dapat mengganggu pemerintah
pusat.
 Perubahan amandemen dapat menimbulkan peraturan yang menyulitkan masyarakat.

Hasil Amandemen UUD 1945

1. Perubahan Pertama UUD 1945

Perubahan pertama ditetapkan 19 Oktober 1999, dalam Sidang Umum MPR yang
berlangsung pada 14-21 Oktober 1999. Sebanyak 9 pasal berhasil diamandemen pada sidang
ini.

Hasil Amandemen UUD 1945 yang pertama meliputi 9 pasal dan 16 ayat sebagai
berikut:

 Pasal 5 Ayat 1: Hak presiden untuk mengajukan RUU kepada DPR


 Pasal 7: Pembatasan masa jabatan presiden dan wakil presiden
 Pasal 9 Ayat 1 dan 2: Sumpah presiden dan wakil presiden
 Pasal 13 Ayat 2 dan 3: Pengangkatan dan penempatan duta
 Pasal 14 Ayat 1: Pemberian grasi dan rehabilitasi
 Pasal 14 Ayat 2: Pemberian amnesti dan abolisi
 Pasal 15: Pemberian gelar, tanda jasa, dan kehormatan lain
 Pasal 17 Ayat 2 dan 3: Pengangkatan menteri
 Pasal 20 Ayat 1-4: Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
 Pasal 21: Hak DPR untuk mengajukan Rancangan Undang-Undang (RUU)

2. Perubahan Kedua

Amandemen kedua dilakukan pada tanggal 18 Agustus 2000, dalam sidang tahunan
MPR pada 7-18 Agustus 2000. Tercatat ada 5 bab dan 25 pasal yang diubah. Dalam
perubahan kedua ini, ketentuan Hak Asasi Manusia (HAM) memiliki bab tersendiri, yakni
Bab XA. Bab yang menjelaskan tentang HAM ini terdiri dari pasal 28 A sampai pasal 29 J.

3. Perubahan Ketiga

Amandemen UUD 1945 yang ketiga ditetapkan pada 9 November 2001, dalam Sidang
Tahunan MPR yang diselenggarakan pada 1-9 November 2001. Sebanyak 23 pasal berhasil
diamandemen. Salah satu poin penting amandemen ketiga UUD 1945 adalah, melakukan
perubahan terhadap kekuasaan kehakiman. Perubahan yang dimaksud ini tertuang dalam
Pasal 24 ayat 2 UUD 1945 yang berbunyi,

“Kekuasaan Kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan-badan peradilan
yang berada dibawahnya dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama,
lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha negara, dan Mahkamah
Konstitusi."

4. Perubahan Keempat

Amandemen UUD 1945 yang terakhir ditetapkan pada 10 Agustus 2002, dalam
Sidang Tahunan MPR 1-11 Agustus 2002. Sebanyak 13 pasal berhasil diamandemen serta 3
pasal aturan peralihan dan 2 pasal aturan tambahan. Hal-hal penting yang ditetapkan melalui
amandemen keempat UUD 1945 antara lain:

 Keanggotaan MPR
 Pemilihan presiden dan wakil presiden tahap kedua
 Kemungkinan presiden dan wakil presiden berhalangan tetap
 Tentang kewenangan presiden
 Hal keuangan dan bank sentral
 Pendidikan dan kebudayaan
 Perekonomian dan kesejahteraan social
 Aturan tambahan dan aturan peralihan
 Kedudukan penjelasan UUD 1945.

Anda mungkin juga menyukai