Npm : 2002031007
Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945 atau biasa
disingkat UUD 1945 berfungsi sebagai pedoman penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan
bernegara. Keberadaan UUD 1945 juga menjadi acuan untuk penyusunan peraturan
perundang-undangan. UUD 1945 memiliki otoritas tertinggi dalam sistem pemerintahan
Indonesia. Artinya, seluruh lembaga negara harus tunduk pada UUD 1945 dan
penyelenggaraan negara juga wajib harus mengikuti ketentuan yang tercantum dalam UUD
1945.
Pengertian Amandemen
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), amandemen adalah usul perubahan
undang-undang yang dibicarakan dalam Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Pengertian lain
amandemen merupakan penambahan pada bagian yang sudah ada. Secara umum, amandemen
merujuk pada perubahan perundang-undangan negara (konstitusional).
Selain itu, amandemen UUD 1945 juga memunculkan mekanisme check and balances
antara Lembaga Tinggi Negara, yang menyebabkan akuntabilitas yang lebih jelas antar
Lembaga Tinggi Negara. Lembaga Tinggi Negara yang dimaksud meliputi Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan
Daerah (DPD), Lembaga Kepresidenan (Presiden dan Wakil Presiden), Mahkamah Agung
(MA), Mahkamah Konstitusi (MK), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), dan Komisi Yudisial
(KY).
Perubahan pertama ditetapkan 19 Oktober 1999, dalam Sidang Umum MPR yang
berlangsung pada 14-21 Oktober 1999. Sebanyak 9 pasal berhasil diamandemen pada sidang
ini.
Hasil Amandemen UUD 1945 yang pertama meliputi 9 pasal dan 16 ayat sebagai
berikut:
2. Perubahan Kedua
Amandemen kedua dilakukan pada tanggal 18 Agustus 2000, dalam sidang tahunan
MPR pada 7-18 Agustus 2000. Tercatat ada 5 bab dan 25 pasal yang diubah. Dalam
perubahan kedua ini, ketentuan Hak Asasi Manusia (HAM) memiliki bab tersendiri, yakni
Bab XA. Bab yang menjelaskan tentang HAM ini terdiri dari pasal 28 A sampai pasal 29 J.
3. Perubahan Ketiga
Amandemen UUD 1945 yang ketiga ditetapkan pada 9 November 2001, dalam Sidang
Tahunan MPR yang diselenggarakan pada 1-9 November 2001. Sebanyak 23 pasal berhasil
diamandemen. Salah satu poin penting amandemen ketiga UUD 1945 adalah, melakukan
perubahan terhadap kekuasaan kehakiman. Perubahan yang dimaksud ini tertuang dalam
Pasal 24 ayat 2 UUD 1945 yang berbunyi,
“Kekuasaan Kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan-badan peradilan
yang berada dibawahnya dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama,
lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha negara, dan Mahkamah
Konstitusi."
4. Perubahan Keempat
Amandemen UUD 1945 yang terakhir ditetapkan pada 10 Agustus 2002, dalam
Sidang Tahunan MPR 1-11 Agustus 2002. Sebanyak 13 pasal berhasil diamandemen serta 3
pasal aturan peralihan dan 2 pasal aturan tambahan. Hal-hal penting yang ditetapkan melalui
amandemen keempat UUD 1945 antara lain:
Keanggotaan MPR
Pemilihan presiden dan wakil presiden tahap kedua
Kemungkinan presiden dan wakil presiden berhalangan tetap
Tentang kewenangan presiden
Hal keuangan dan bank sentral
Pendidikan dan kebudayaan
Perekonomian dan kesejahteraan social
Aturan tambahan dan aturan peralihan
Kedudukan penjelasan UUD 1945.