Disusun Oleh :
Zahra Anggraini
1322052
Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945 atau biasa
disingkat UUD 1945 berfungsi sebagai pedoman penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan
bernegara. Keberadaan UUD 1945 juga menjadi acuan untuk penyusunan peraturan perundang-
undangan.
UUD 1945 memiliki otoritas tertinggi dalam sistem pemerintahan Indonesia. Artinya,
seluruh lembaga negara harus tunduk pada UUD 1945 dan penyelenggaraan negara juga wajib
harus mengikuti ketentuan yang tercantum dalam UUD 1945. Selain itu, setiap peraturan
perundang-undangan yang muncul tidak boleh bertentangan dengan UUD 1945.
Lembaga yang memastikan peraturan perundang-undangan tidak melenceng dari UUD
1945 adalah Mahkamah Konstitusi. Lembaga ini berwenang melakukan pengujian atas undang-
undang.
Sejak ditetapkan pada 18 Agustus 1945, UUD 1945 telah mengalami empat kali perubahan
atau amandemen. Namun, amandemen atas UUD 1945 baru dilakukan pasca-reformasi, yakni usai
pemerintahan Orde Baru yang telah berkuasa selama 32 tahun berakhir pada Mei 1998.
Amandemen UUD 1945 dimulai pada 1999 hingga 2002.
Definisi Amandemen
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), amandemen adalah usul
perubahan undang-undang yang dibicarakan dalam Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR). Pengertian lain amandemen merupakan penambahan pada bagian yang
sudah ada. Secara umum, amandemen merujuk pada perubahan perundang-
undangan negara (konstitusional).
Tujuan Amandemen
Tujuan dari perubahan amandemen ini untuk memperbaiki dan menyempurnakan
aturan dalam dokumen resmi. Perubahan amandemen diharapkan melindungi Hak
Asasi Manusia (HAM), tujuan nasional, dan kesejahteraan masyarakat.
Amandemen Pertama
Pro : Ketentuan Pasal 7 UUD NRI 1945 secara tegas berbunyi: 'Presiden dan Wakil
Presiden memegang jabatan selama lima tahun, dan sesudahnya dapat dipilih
kembali dalam jabatan yang sama, hanya untuk satu kali masa jabatan'. Artinya,
masa jabatan presiden dan wakil presiden maksimal hanya diperbolehkan dua
periode.
Kontra : Batas maksimum masa jabatan presiden dapat mengurangi stabilitas
politik dan mengurangi kemampuan pemimpin untuk memimpin dengan efektif.
Amandemen Kedua
Pro : Pasal 28I ayat (1) UUD 1945 berbunyi, “Hak untuk hidup, hak untuk tidak
disiksa,…adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apa
pun.” Pasal 28I ayat (2) UUD 1945 berbunyi, “Setiap orang berhak bebas dari
perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apa pun dan berhak mendapatkan
perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif itu.” Ketentuan itu
memperjelas bahwa konstitusi Indonesia bertujuan melindungi hak setiap orang,
termasuk warga negara asing.
Kontra : Warga Negara Asing (WNA) tidak termasuk kedalam pasal perlindungan
Hak Asasi Manusia karena bukan Warga Negara Indonesia (WNI).
Amandemen Ketiga
Pro : Pasal 6 berbunyi “Calon presiden dan wakil presiden adalah warga negara
Indonesia sejak lahir dan tidak pernah mendapat kewarganengaraan lain, tidak
pernah mengkhianati negara, dan mampu mengemban tugas.”
Kontra : Calon presiden dan wakil presiden tidak harus warga negara Indonesia
sejak lahir, calon presiden dan wakil presiden boleh saja menjadi presiden dan
wakil presiden meskipun pada awalnya adalah wna sejak lahir namun sudah
berpindah kewarganegaraan menjadi wni sebelum mencalonkan diri sebagai calon
presiden dan wakil presiden.
Amandemen Keempat
Pro : Penguatan kekuasaan kehakiman dapat memperkuat independensi kekuasaan
kehakiman dan meningkatkan kualitas peradilan di Indonesia.Pemisahan DPR dan
DPD dapat memperkuat representasi politik dan mengurangi politisasi di DPD.
Kontra : Penguatan kekuasaan kehakiman dapat mengancam kekuasaan eksekutif
dan memunculkan konflik antara lembaga-lembaga negara.Pemisahan DPR dan
DPD dapat mengurangi efektivitas DPD sebagai wakil daerah di tingkat nasional.
Referensi :
1. https://katadata.co.id/agung/berita/624285307483f/mengenal-sejarah-dan-poin-
penting-amandemen-uud-1945
2. https://nasional.kompas.com/read/2022/02/13/01000031/amandemen-ketiga-uud-
1945--latar-belakang-dan-perubahannya