Anda di halaman 1dari 7

POIN-POIN HASIL AMANDEMEN UUD 1945

Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan


Dosen Pengampu : Bambang Gunadi, S.H, M.Si

Disusun Oleh :

Zahra Anggraini
1322052

POLITEKNIK STMI JAKARTA

SISTEM INFORMASI INDUSTRI OTOMOTIF


Jl. Letjen Suprapto No.26, RT.10/RW.5, Cempaka Putih Timur, Kec. Cempaka
Putih, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta
2023
Mengenal Sejarah dan Poin-Poin Penting Amandemen UUD 1945

Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945 atau biasa
disingkat UUD 1945 berfungsi sebagai pedoman penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan
bernegara. Keberadaan UUD 1945 juga menjadi acuan untuk penyusunan peraturan perundang-
undangan.
UUD 1945 memiliki otoritas tertinggi dalam sistem pemerintahan Indonesia. Artinya,
seluruh lembaga negara harus tunduk pada UUD 1945 dan penyelenggaraan negara juga wajib
harus mengikuti ketentuan yang tercantum dalam UUD 1945. Selain itu, setiap peraturan
perundang-undangan yang muncul tidak boleh bertentangan dengan UUD 1945.
Lembaga yang memastikan peraturan perundang-undangan tidak melenceng dari UUD
1945 adalah Mahkamah Konstitusi. Lembaga ini berwenang melakukan pengujian atas undang-
undang.
Sejak ditetapkan pada 18 Agustus 1945, UUD 1945 telah mengalami empat kali perubahan
atau amandemen. Namun, amandemen atas UUD 1945 baru dilakukan pasca-reformasi, yakni usai
pemerintahan Orde Baru yang telah berkuasa selama 32 tahun berakhir pada Mei 1998.
Amandemen UUD 1945 dimulai pada 1999 hingga 2002.
Definisi Amandemen
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), amandemen adalah usul
perubahan undang-undang yang dibicarakan dalam Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR). Pengertian lain amandemen merupakan penambahan pada bagian yang
sudah ada. Secara umum, amandemen merujuk pada perubahan perundang-
undangan negara (konstitusional).

Tujuan Amandemen
Tujuan dari perubahan amandemen ini untuk memperbaiki dan menyempurnakan
aturan dalam dokumen resmi. Perubahan amandemen diharapkan melindungi Hak
Asasi Manusia (HAM), tujuan nasional, dan kesejahteraan masyarakat.

Dampak Positif dan Negatif dari Amandemen UUD 1945


Dampak Positif :
1. Pasal dalam undang-undang 1945 dapat menyesuaikan perkembangan
zaman.
2. UUD 1945 menyesuaikan dan relevan dengan kebutuhan masyarakat.
3. Menghilangkan pasal-pasal yang bisa memicu perbedaan pandangan.
4. Adanya mekanisme Check and Balances antar Lembaga Tinggi Negara
(MPR, DPR, DPD, Presiden dan Wakil Presiden, MA, MK, BPK, dan KY)
Dampak Negatif :
1. Dapat memunculkan konflik di beberapa daerah.
2. Terjadi perbedaan kebijakan otonomi daerah yang dapat mengganggu
pemerintah pusat.
3. Perubahan amandemen dapat menimbulkan peraturan yang menyulitkan
masyarakat.
Amandemen Pertama UUD 1945
Amandemen pertama ditetapkan 19 Oktober 1999, dalam Sidang Umum MPR
yang berlangsung pada 14-21 Oktober 1999. Sebanyak 9 pasal berhasil
diamandemen pada sidang ini. Hasil Amandemen UUD 1945 yang pertama
meliputi 9 pasal dan 16 ayat sebagai berikut :
1. Pasal 5 Ayat 1: Hak presiden untuk mengajukan RUU kepada DPR
2. Pasal 7: Pembatasan masa jabatan presiden dan wakil presiden
3. Pasal 9 Ayat 1 dan 2: Sumpah presiden dan wakil presiden
4. Pasal 13 Ayat 2 dan 3: Pengangkatan dan penempatan duta
5. Pasal 14 Ayat 1: Pemberian grasi dan rehabilitasi
6. Pasal 14 Ayat 2: Pemberian amnesti dan abolisi
7. Pasal 15: Pemberian gelar, tanda jasa, dan kehormatan lain
8. Pasal 17 Ayat 2 dan 3: Pengangkatan menteri
9. Pasal 20 Ayat 1-4: Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
10. Pasal 21: Hak DPR untuk mengajukan Rancangan Undang-Undang
(RUU)

Amandemen Kedua UUD 1945


Amandemen kedua dilakukan pada tanggal 18 Agustus 2000, dalam sidang
tahunan MPR pada 7-18 Agustus 2000. Tercatat ada 5 bab dan 25 pasal yang
diubah. Dalam perubahan kedua ini, ketentuan Hak Asasi Manusia (HAM)
memiliki bab tersendiri, yakni Bab XA. Bab yang menjelaskan tentang HAM ini
terdiri dari pasal 28 A sampai pasal 29 J.

Amandemen Ketiga UUD 1945


Amandemen UUD 1945 yang ketiga ditetapkan pada 9 November 2001, dalam
Sidang Tahunan MPR yang diselenggarakan pada 1-9 November 2001. Sebanyak
23 pasal berhasil di amandemen. Salah satu poin penting amandemen ketiga UUD
1945 adalah, melakukan perubahan terhadap kekuasaan kehakiman. Perubahan
yang dimaksud ini tertuang dalam Pasal 24 ayat 2 UUD 1945 yang berbunyi :
“Kekuasaan Kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan-
badan peradilan yang berada dibawahnya dalam lingkungan peradilan umum,
lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan
tata usaha negara, dan Mahkamah Konstitusi."

Amandemen Keempat UUD 1945


Amandemen UUD 1945 yang terakhir ditetapkan pada 10 Agustus 2002, dalam
Sidang Tahunan MPR 1-11 Agustus 2002. Sebanyak 13 pasal berhasil di
amandemen serta 3 pasal aturan peralihan dan 2 pasal aturan tambahan.
Hal-hal penting yang ditetapkan melalui amandemen keempat UUD 1945 antara
lain :
1. Keanggotaan MPR
2. Pemilihan presiden dan wakil presiden tahap kedua
3. Kemungkinan presiden dan wakil presiden berhalangan tetap
4. Tentang kewenangan presiden
5. Hal keuangan dan bank sentral
6. Pendidikan dan kebudayaan
7. Perekonomian dan kesejahteraan sosial
8. Aturan tambahan dan aturan peralihan
9. Kedudukan penjelasan UUD 1945.
Pro dan Kontra mengenai Amandemen UUD 1945

Amandemen Pertama
Pro : Ketentuan Pasal 7 UUD NRI 1945 secara tegas berbunyi: 'Presiden dan Wakil
Presiden memegang jabatan selama lima tahun, dan sesudahnya dapat dipilih
kembali dalam jabatan yang sama, hanya untuk satu kali masa jabatan'. Artinya,
masa jabatan presiden dan wakil presiden maksimal hanya diperbolehkan dua
periode.
Kontra : Batas maksimum masa jabatan presiden dapat mengurangi stabilitas
politik dan mengurangi kemampuan pemimpin untuk memimpin dengan efektif.

Amandemen Kedua
Pro : Pasal 28I ayat (1) UUD 1945 berbunyi, “Hak untuk hidup, hak untuk tidak
disiksa,…adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apa
pun.” Pasal 28I ayat (2) UUD 1945 berbunyi, “Setiap orang berhak bebas dari
perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apa pun dan berhak mendapatkan
perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif itu.” Ketentuan itu
memperjelas bahwa konstitusi Indonesia bertujuan melindungi hak setiap orang,
termasuk warga negara asing.
Kontra : Warga Negara Asing (WNA) tidak termasuk kedalam pasal perlindungan
Hak Asasi Manusia karena bukan Warga Negara Indonesia (WNI).

Amandemen Ketiga
Pro : Pasal 6 berbunyi “Calon presiden dan wakil presiden adalah warga negara
Indonesia sejak lahir dan tidak pernah mendapat kewarganengaraan lain, tidak
pernah mengkhianati negara, dan mampu mengemban tugas.”
Kontra : Calon presiden dan wakil presiden tidak harus warga negara Indonesia
sejak lahir, calon presiden dan wakil presiden boleh saja menjadi presiden dan
wakil presiden meskipun pada awalnya adalah wna sejak lahir namun sudah
berpindah kewarganegaraan menjadi wni sebelum mencalonkan diri sebagai calon
presiden dan wakil presiden.

Amandemen Keempat
Pro : Penguatan kekuasaan kehakiman dapat memperkuat independensi kekuasaan
kehakiman dan meningkatkan kualitas peradilan di Indonesia.Pemisahan DPR dan
DPD dapat memperkuat representasi politik dan mengurangi politisasi di DPD.
Kontra : Penguatan kekuasaan kehakiman dapat mengancam kekuasaan eksekutif
dan memunculkan konflik antara lembaga-lembaga negara.Pemisahan DPR dan
DPD dapat mengurangi efektivitas DPD sebagai wakil daerah di tingkat nasional.

Referensi :
1. https://katadata.co.id/agung/berita/624285307483f/mengenal-sejarah-dan-poin-
penting-amandemen-uud-1945
2. https://nasional.kompas.com/read/2022/02/13/01000031/amandemen-ketiga-uud-
1945--latar-belakang-dan-perubahannya

Anda mungkin juga menyukai