0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
4 tayangan3 halaman
Dokumen tersebut membahas empat poin utama, yaitu: (1) empat kali perubahan konstitusi Indonesia sejak kemerdekaan dan alasan perubahannya, (2) contoh negara dengan konstitusi tidak tertulis dan pendapat mengenai efektivitas konstitusi, (3) pendapat bahwa semua negara memiliki konstitusi, (4) alasan impeachment presiden Abdurrahman Wahid.
Dokumen tersebut membahas empat poin utama, yaitu: (1) empat kali perubahan konstitusi Indonesia sejak kemerdekaan dan alasan perubahannya, (2) contoh negara dengan konstitusi tidak tertulis dan pendapat mengenai efektivitas konstitusi, (3) pendapat bahwa semua negara memiliki konstitusi, (4) alasan impeachment presiden Abdurrahman Wahid.
Dokumen tersebut membahas empat poin utama, yaitu: (1) empat kali perubahan konstitusi Indonesia sejak kemerdekaan dan alasan perubahannya, (2) contoh negara dengan konstitusi tidak tertulis dan pendapat mengenai efektivitas konstitusi, (3) pendapat bahwa semua negara memiliki konstitusi, (4) alasan impeachment presiden Abdurrahman Wahid.
1) UUD Negara Republik Indonesia (NRI) Tahun 1945, 18 Agustus 1945-27 Desember 1949 2) Konstitusi Republik Indonesia Serikat (RIS) , 27 Desember 1949-17 Agustus 1950 3) Undang-Undang Dasar Sementara (UUDS) 1950 4) UUD 1945, 5 Juli 1959 – Sekarang
Alasan adanya perubahan dalam UUD 1945
Pada amandemen yang pertama ada sekitar 9 pasal yang diamandemen yakni Pasal 5, pasal 9, Pasal 13, Pasal 14, Pasal 15, Pasal 17, Pasal 20 maupun Pasal 21. Pada amandemen pertama ini yang menjadi intinya adalah mengenai pergeseran kekuasaan eksekutif, dalam hal ini presiden dipandang ataupun dianggap terlalu kuat sehingga perlu dilakukannya amandemen tersebut. Pada amandemen kedua ini telah dilakukan amandemen terhadap 5 Bab atau 25 Pasal. Di mana pasal- pasal yang akan dilakukan amandemen yakni pada Pasal 18, Pasal 18A, Pasal 18B, pada Pasal 19, Pasal 20, Pasal 20A, juga telah terjadi amandemen pada Pasal 22A, Pasal 22B, Pasal 25E, Pasal 26, Pasal 27, Pasal 28A dan 28B,28C, 28D, 28E, 28F,28G, 28H,28I, hingga sampai Pasal 28J. Amandemen yang ketiga ini ada sebanyak 3 Bab maupun juga 22 pasal yang akan dilakukan amandemen pada tahap ketiga ini. Bab- bab yang telah dilakukan amandemen ini adalah Bab VIIA, Bab VIIB, dan juga Bab VIIIA. Sementara itu, pasal- pasal akan dilakukan amandemen pada tahap ketiga ini yaitu terdiri atas Pasal 1, Pasal 3, Pasal 6, Pasal 6A, Pasal 7A hingga Pasal 7C, Pasal 8, Pasal 11, Pasal 17,Pasal 22C hingga 22E, Pasal 23, Pasal 23A, Psal 23E,23E, 23F, 23G, Pasal 24, Pasal 24 A hingga 24C. Amandemen yang terakhir yakni amandemen ke IV yang disahkan atau juga dilaksanakan pada 10 Agustus 2002 yang disahkan melalui ST MPR pada tanggal 1- 11 Agustus 2002. Pada amandemen yang terakhir ini juga akan dilakukan perubahan yang lebih sedikit jika kita dibandingkan pada perubahan sebelumnya dimana hanya dilakukan amandemen terhadap 2 Bab maupun juga 13 Pasal saja. Jadi dapat disimpulkan bahwa alasan perubahan terhadap UUD 1945 adalah untuk mengubah atau memperbarui redaksi dan substansi konstitusi agar sesuai dengan kondisi ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, serta kondisi pertahanan dan keamanan bangsa sesuai pada zamannya. 1. – 2. Wujud dari konstitusi tidak tertulis adalah pidato kenegaraan Presiden setiap tanggal 16 Agustus dalam sidang paripurna Dewan Perwakilan Rakyat atau DPR dan pengambilan keputusan berdasarkan musyawarah mufakat. Negara yang menggunakan kontitusi tidak tertulis adalah Inggris, Israel, Kanada, dan Selandia Baru. Efektif atau tidak konstitusi itu? Bagi negara yang menjalankan sudah pasti efektif karena terbukti masih digunakan hingga saat ini. Dan kembali lagi tujuan konstitusi itu untuk mencapai keadilan, ketertiban, kemerdekaan, serta menjamin kesejahteraan masyarakat umum. Jadi apapun yang sudah dijalankan sudah pasti efektif dilakukan. 3. Tidak ada negara yang tidak punya konstitusi. Pendapat saya : Semua negara sudah pasti punya konstitusi, Menurut K. C. Wheare konstitusi adalah suatu sistem ketatanegaraan suatu negara yang berupa kumpulan peraturan yang membentuk mengatur / memerintah dalam pemerintahan suatu negara. Jika tidak ada kontitusi maka tidak bisa disebut negara karena tidak jelas tujuannya dan pasti jika tidak ada konstitusi yang mengatur maka akan terjadi banyak permasalahan antar individu. 4. Yang dilakukan KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) termasuk impeachment karena dianggap melakukan tindakan yang melanggar haluan negara, menghambat proses konstitusional karena tidak bersedia hadir dan menolak memberikan pertanggung- jawaban pada Sidang Istimewa MPR. Disamping itu Presiden Abdurrahman Wahid di anggap melakukan pelanggaran berat terhadap konstitusi, karena mengeluarkan Dekrit/Maklumat Presiden Republik Indonesia tanggal 23 Juli 2001. Namun perlu diketahui bahwa permasalahan utama sehingga presiden diberhentikan adalah dengan berbagai macam kebijakan politik yang dinilai kontroversial, serta menguaknya kasus dana Yantera Bulog dan bantuan Sultan Brunei Darussalam, serta ketidakterimaan lawan politik Gus Dur atas pemecatan sejumlah menteri. Sehingga mereka berfikir dengan cara apapun untuk bisa menjatuhkan presiden. Pendapat saya : Untuk mengantisipasi terjadinya penyelewengan pemerintah yang dilakukan oleh seorang Presiden sebagai akibat dari kesalahan yang dilakukanya, maka harus ada mekanisme koreksi demi terciptanya pemerintahan yang demokratis. Bahkan tidak menutup kemungkinan, mekanisme koreksi tersebut nantinya berakibat pada pemberhentian presiden di tengah masa jabatannya. Jadi, impeachmet itu memang harus dilakukan jika terjadi penyalahgunaan kekuasaan. 5. Karena diperlukan suatu lembaga negara yang dapat mengimbangi kekuasaan dimiliki DPR dan Presiden dalam hal pembentukan Undang-Undang. Pendapat saya : Pada amandemen pertama intinya adalah pergeseran kekuasaan Presiden yang terlalu kuat. Maka setelah di amandemen terbentuklah Mahkamah Konstitusi untuk membatasi kekuasaan Presiden. 6. Pengujian formil adalah pengujian UU yang berkenaan dengan proses pembentukan UU dan hal-hal lain yang tidak termasuk pengujian materiil. Contoh : UU Cipta Kerja Pengujian materiil adalah hak yang dimiliki oleh Mahkamah Agung untuk menilai materi muatan suatu peraturan perundang-undangan di bawah Undang-Undang terhadap perhaturan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi. Contoh : Pemohon hak uji materil harus menjelaskan mengenai dua hal yaitu: (a). Kedudukannya sebagai pemohon sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (2) UU Mahkamah Agung; (b). Ada tidaknya hak pemohon yang dirugikan sebagai akibat berlakunya peraturan perundang-undangan dibawah undang-undang yang dimohonkan pengujian.