Anda di halaman 1dari 17

ARTIKEL STRATEGI PEMBELAJARAN

EKSPOSITORI (SPE)

Oleh :

Tariza Lailinikmah (20186206016)

(Universitas Bhinneka PGRI Tulungagung)

Abstrak

Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan


kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok
siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Roy
Killen (1998) menamakan strategi ekspositori ini dengan istilah strategi pembelajaran
langsung (direct insruction). Dalam sistem ini, guru menyajikan bahan dalam bentuk
yang telah dipersiapkan secara rapih, sistematik dan lengkap sehingga siswa tinggal
menyimak dan mencernanya secara teratur dan tertib. Siswa juga dituntut untuk
menguasai bahan yang telah disampaikan tersebut.

aliran-aliran psikologi belajar yang sangat berpengaruh dalam strategi


pembelajaran ekspositori adalah teori belajar Behavioristik. Aliran belajar behavioristik
lebih menekankan kepada pemahaman bahwa perilaku manusia pada dasarnya
keterkaitan antara stimulus dan respon, oleh karenanya dalam implementasinya peran
guru sebagai pemberi stimulus merupakan factor penting.
PEMBAHASAN

A.    Pengertian strategi pembelajaran ekspositori

Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan


kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok
siswa dengan maksud agar siswa dapat mengusai materi pelajaran secara optimal. Roy
killen (1998) menamakan strategi ekspositori ini dengan istilah strategi pembelajaran
langsung (direct instruction). Mengapa demikian ? karena dalam strategi ini materi
pelajaran disampaikan langsung oleh guru. Sisiwa tidak di tuntut untuk menemukan
materi itu.materi pelajaran seakan-akan sudah jadi. Oleh karena itu, strategi ekspositori
lebih menekankan kepada proses bertutur, maka sering juga dinamakan istilah strategi
“chalk and talk”.

Strategi pembelajaran adalah strategi pembelajaran yang menekankan pada proses


penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan
maksud agar siswa dapat menguasai pelajaran secara optimal.

Hakikat mengajar menurut pandangan ekspositori adalah menyampaikan ilmu


pengetahuan kepada siswa. Siswa dipandang sebagai objek yang menerima apa yang
diberikan guru.

Guru yang kreatif biasanya dalam memberikan informasi dan penjelasan kepada
siswa menggunakan alat bantu seperti gambar,bahan,grafik,dll.

B.     Karakteristik strategi pembelajaran ekspositori

Terdapat beberapa karakteristik ekspositori :

1. Strategi ekspositori dilakukan dengan cara menyampaikan materi pelajaran secara


verbal, artinya bertutur secara lisan merupakan alat utama dalam melakukan
strategi ini, oleh karena itu sering orang mengidentikkannya dengan ceramah.
2. Biasanya materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah
jadi, seperti data atau fakta, konsep-konsep tertentu yang harus dihafal sehingga
tidak menuntut siswa untuk berfikir ulang.
3. Tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan materi itu sendiri. Artinya,setelah
proses pembelajaran berakhir siswa diharapkan dapat memahaminya dengan benar
dengan cara dapat mengunkapkan kembali materi yang telah diuraikan

C. Kelebihan dan kekurangan Strategi Ekspositori

1. Kelebihan

Strategi pembelajaran ekspositori merupakan pembelajaran yang banyak dan


sering digunakan.Hal ini disebabkan strategi ini memiliki beberapa kelebihan,
diantaranya:

a) Dengan strategi pembelajaran ekspositori guru bisa mengontrol urutan dan


keluasan materi pembelajaran,dengan demikian ia dapat mengetahui sampai
sejauh mana siswa menguasai bahan pelajaran yang disampaikan.
b) Startegi pembelajaran ekspositori dianggap sangat efektif apabila materi
pembelajaran yang harus dikuasai siswa cukup luas, sementara itu waktu yang
dimiliki untuk belajar terbatas.
c) Melalui strategi pembelajaran ekspositori selain siswa dapat mendengar melalui
penuturun (kuliyah) tentang suatu materi pelajaran,juga sekaligus siswa bisa
melihat atau mengobservasi (melalui pelaksaan demonstrasi).
d) Keuntungan lain adalah strategi pembelajaran ini bisa digunakan untuk jumlah
siswa dan ukuran kelas yang besar.

2. Kekurangan

Disamping memiliki keunggulan, strategi ekspositori juga memiliki


kelemahan, diantaranya:

a) Strategi pembelajaran ini hanya mungkin dapat dilakukan terhadap siswa yang
memiliki kemampuan mendengar dan menyimak secara baik. Untuk siswa yang
tidak memiliki kemampuan seperti itu perlu digunakan strategi lain.
b) Strategi ini tidakmungkin dapat melayani perbedaan setiap individu baik
perbedaan kemampuan, perbedaan pengetahuan, minat, dan bakat, serta
perbedaan gaya belajar.
c) Karena strategi lebih banyak diberikan melalui ceramah, maka akan sulit
mengembangkan kemampuan siswa dalam hal kemampuan sosialisasi, hubungan
interpersonal, serta kemampuan berpikir kritis.
d) Keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori sangat tergantung kepada apa yang
dimiliki guru, seperti persiapan, pengetahuan,rasa percaya
diri,semangat,antusiasme, motivasi, dan berbagai kemampuan seperti kemampuan
bertutur (berkomunikasi), dan kemampuan mengelola kelas. Tanpa itu sudah
dapat dipastikan proses pembelajaran tidak mungkin berhasil.
e) Oleh karena gaya komunikasi strategi pembelajaran lebih banyak terjadi satu arah
(one-way communication), maka kesempatan untuk mengontrol pemahaman
siswa akan materi pembelajaran akan sangat terbatas pula. Disamping itu,
komunikasi satu arah bisa mengakibatkan pengetahuan yang memiliki siswa akan
terbatas pada apa yang diberikan guru.

Memerhatikan beberapa kelemahan diatas, maka sebaiknya dalam melaksanakan


strategi ini guru perlu persiapan yang matang baik mengenai materi pelajaran yang akan
disampaikan maupun mengenai hal-hal yang dapat mempengaruhi kelancaran proses
presentasi.

D. Konsep strategi pembelajaran ekspositori

Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan


kepada proses penyampaian materi pelajaran secara optimal. Strategi ekspositori lebih
menekankan kepada proses bertutur, maka sering juga dinamakan istilah “calk and talk”
Terdapat beberapa karakteristik strategi ekspositori :

a) Strategi ekpositori dilakukan dengan cara menyampaiakan materi pelajaran


secara verbal, artinya bertutur secara lisan merupakan alat utama dalam
melakukan strategi ini, oleh karena itu sering orang mengidentikannya dengan
ceramah.
b) Biasanya materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang
sudah jadi, seperti data atau fakta, konsep-konsep terentu yang harus dihafal
sehingga tidak menuntut siswa untuk berpikir ulang.
c) Tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan materi pelajaran itu sendiri.
Artinya setelah proses pembelajaran berakhir siswa diharapkan dapat
memahaminya dengan benar dengan cara dapat mengungkapkan kembali
materi yang telah diuraikan.

Strategi pembelajaran ekspositori akan efektif manakala :

a. Guru akan menyampaikan bahan-bahan baru serta kaitannya dengan yang akan
dan harus dipelajari siswa.
b. Apabila guru menginginkan agar siswa mempunyai gaya model intelektual
tertentu,misalnya agar siswa bisa mengingat bahan pelajaran,sehingga ia akan
dapat mengungangkapkannya kembali manakala diperlukan.
c. Jika bahan pelajaran yang akan diajarkan cocok untuk dipresentasikan,artinya
dipandang dari sifat dan jenis materi pelajaran memang materi itu hanya mungkin
dapat dipahami oleh siswa manakala disampaikan oleh guru,misalnya materi
pelajaran hasil penelitian berupa data-data khusus.
d. Jika ingin membangkitkan keingintahuan siswa tentang topic tertentu.
e. Guru menginginkan untuk mendemonstrasikan suatu teknik atau
prosedur,biasanya merupakan suatu teknik atau prosedur tertentu untuk kegiatan
praktik.
f. Apabila seluruh siswa memiliki tingkat kesulitan yang sama sehingga guru perlu
menjelaskan untuk seluruh siswa.
g. Apabila guru akan mengajar pada sekelompok siswa yang rata-rata memiliki
kemampuan rendah.
h. Jika ligkungan tidak mendukung untuk menggunakan strategi yang berpusat pada
siswa,misalnya tidak adanya sarana dan prasarana yang dibutuhkan.
i. Jika tidak memiliki waktu yang cukup untuk menggunakan pendekatan yang
berpusat pada siswa.

E. Prinsip-prinsip penggunaan strategi pembelajaran ekspositori

Tidak ada satu strateginpembelajaran yang dianggap lebih baik dibandingkan


dengan strategi pembelajaran yang lain. Baik tidaknya suatu strategi pembelajaran bisa
dilihat dari efektif tidaknya strategi tersebut dalam mencapai tujuan pembelajaran yang
telah ditentukan. Dengan demikian,pertimbangan pertama penggunaan strategi
pembelajaran adalah tujuan apa yang harus dicapai.

Dalam penggunaan strategi pembelajaran ekspositori terdapat beberapa prinsip


yang harus diperhatikan oleh setiap guru. Setiap prinsip tersebut dijelaskan sebagai
berikut.

1. Berorientasi pada tujuan

Walaupun penyampaian materi pelajaran merupakan ciri utama dalam strategi


pembelajaran ekspositori melalui metode ceramah, namun tidak berati proses
penyampaian materi tanpa tujuan pembelajaran, justru tujuan itulah yang harus menjadi
pertimbangan utama dalam penggunaan strategi ini. Karena itu sebelum strategi ini
diterapkan terlebih dahulu, guru harus merumuskan tujuan pembelajaran secara jelas dan
terukur. Seperti kriteria pada umumnya, yang dapat diukur atau berorientasi pada
kompentensi yang harus dicapai oleh siswa. Hal ini sangat penting untuk dipahami,
karena tujuan spesifik memungkinkan kita bisa mengontrol evektivitas penggunaan
strategi pembelajaran.

2. Prinsip komunikasi

Proses pembelajaran dapat dikatan sebagai proses komunikasi, yang menunjukkan


pada proses penyampaian dari seseorang (sumber pesan) kepada seseorang atau
sekelompok orang (penerima pesan). Pesan yang ingin disampaikan dalam hal ini adalah
materi pelajaran yang diorganisir dan disusun sesuai dengan tujuan tertentu yang ingin
dicapai. Dalam proses komunikasi guru berfungsi sebangai sumber pesan dan siswa
berfungsi penerima pesan.

Dalam proses komunikasi, bagaimana sederhananya, selalu terjadi urutan


pemindahan pesan (informasi) dari sumber pesan ke penerima pesan. Sistem komunikasi
dikatakan efektif manakala pesan itu dapat mudah ditangkap oleh penerima pesan secara
utuh. Dan sebaiknya sistem komunikasi dikatakan tidak efektif, manakala penerima pesan
tidak dapatmenangkap setiap pesan yang diampaikan. Kesulitan menangkap pesan itu itu
dapat terjadi oleh berbagai gangguan.
3.      Prinsip kesiapan

Dalam teori belajar koneksionisme, “kesiapan” merupakan salah satu hukum


belajar. Inti dari hukum belajar ini adalah bahwa setiapindividu akan merespon dengan
cepat dari setiap stimulus manakala dalam dirinya sudah memiliki kesiapan. Sebaliknya,
tidak mungkin setiap individu akan merespon setiap stimulus yang muncul manakala
dalam dirinya belum memiliki kesiapan. Yang dapat kita tarik dari hukum belajar ini
adalah, agar siswa dapat menerima informasi sebagai stimulus yang kita berikan, terlebih
dahulu kita harus memosisikan mereka dalam keadaan siapa baik secara fisik maupun
psikis untuk menerima pelajaran. Jangan mulai kaita sajikan materipelajaran, manakala
siswa belum siap untuk menerimanya.seperti halnya kerja komputer, setiap data yang
dimasukkan kan dapat disimpan dalam memori manakala sudah tersedia file untuk
menyimpan data.

4.      Prinsip berkelanjutan

Proses pembelajaran ekspositori harus dapat mendorong siswa untuk mempelajari


materi pembelajaran lebih lanjut. Pembelajaran bukan hanya berlangsung paa saat itu,
akan tetapi juga pada waktu selanjutnya. Ekspositori yang berhasil adalah manakala
melalui proses penyampaian dapat membawa siswa pada situasi keseimbangan
(disequilibrium), sehinggamendorong mereka untukmencari dan menemukan atau
menambah wawasan melalui proses belajar mandiri.

F.     Prosedur Pelaksanaan Strategi Ekspositori

1.    Rumuskan tujuan yang ingin dicapai

Merumuskan tujuan merupakan langkah pertama yang harus dipersiapkan oleh


guru. Tujuan yang ingin dicapai sebaiknya dirumuskan dalam bentuk perubahan tingkah
laku yang spesifik yang berorientasi kepada hasil belajar. Tujuan yang spesifik, seperti
yang dijelaskan diatas, dapat memperjelas kepada arah yang ingin dicapai.
Sering terjadi, proses pembelajaran dengan cara bertutur, guru terlena dengan
pembahasan yang dilakukannya sehingga materi pembelajaran menjadi melebar, tidak
fokus pada permasalahan yang sedang dibahas. Dengan rumusan tujuan yang jelas, hal ini
tidak akan terjadi. Sebab, tujuan yang harus dicapai akan menjadi faktor pengingat bagi
guru dalam menyampaikan materi pembelajaran.

2.      Kuasai materi pelajaran dengan baik

Penguasaan materi pelajaran dengan baik merupakan mutlak penggunaan strategi


ekspositori. Penguasaan materi yang sempurna, akan membuat kepercayaan guru
meningkat, sehinga guru akan mudah mengelolah kelas. Ia akan mudah bergerak, berani
menatap siswa, tidak takut pada perilaku siswa yang dapat mengganggu jalannya proses
pembelajaran, dan lain-lain. Sebaliknya, manakala guru kurang menguasai materi
pelajaran yang akan disampaikan,ia akan kurang percaya diri sehingga ia akan sulit
bergerak, takut melakukan kontak mata dengan siswa, menjelaskan materi pelajaran serba
tanggung dengan suara yang pelan dan miskin ilustrasi dan lain sebagainya. Akibatnya ?
ia akan sulit mengatur irama dan iklik pembelajaran. Guru akaan sulit mengontrol dan
mengendalikan perilaku-perilaku siswa yang dapat mengganggu jalannya proses
pembelajaran.

Agar guru dapat menguasai materi pelajaran ada beberapa hal yang harus
dilakukan. Pertama, pelajari sumber-sumber belajar yang mutakhir. Kedua, persiapkan
masalah-masalah yang mungkin muncul dengan cara menganalisis materi belajar sampai
detailnya. Ketiga, buatlah garis besar materi pelajaran yang akan disampaikan.

3.      Kenali medan dan berbagai hal yang dapat mempengaruhi proses
pembelajaran

Mengenali lapangan atau medan merupakan hal penting dalam langkah persiapan.
Pengenalan medan yang baik memungkinkan guru dapat mengantisipasi berbagai
kemungkinan yang dapat mengganggu proses penyajian materi pembelajaran. Beberapa
hal yang berhubungan dengan medan yang harus dikenali diantaranya :
pertama, latar belakang audiens atau siswa yang akan menerima materi, misalnya
kemampuan dasar atau pengalaman belajar sesuai dengan materi yang akan disampaikan,
minat dan gaya belajar siswa, dsb.

Kedua, kondisi ruangan, baik menyangkkut luas dan besarnya ruangan,


pencahayaan, posisi tempat duduk, maupun kelemkapan reuangan itu sendiri.

Keberhasilan penggunaan strategi ekspositori sangat tergantung pada kemampuan


guru untuk bertutur atau menyampaikan materi pelajaran. Ada beberapa langkah dalam
penerapan strategi ekspositori, yaitu:

a) Persiapan (preparation)

b) Penyajian (presentation)

c) Menghubungkan(corelation)

d) Menyimpulkan (generalization)

e) Penerapan (aplication)

Setiap langkah itu diuraikan dibawah ini:

a) Persiapan (preparation)

Tahap persiapan berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk menerima


pelajaran.dalam strategi ekspositori, langkah persiapan merupakan langkah yang sangat
penting. Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan strategi
ekspositori sangat tergantung pada langkah persiapan.

Tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan persiapan adalah:

 Mengajak siswa keluar dari kondisi mental yang pasif.


 Membangkitkan motivasi dan minat siswa untuk belajar.
 Merangsan dan menggugah rasa ingin tahu siswa.
 Menciptakan suasana dan iklim pembelajaran yang terbuka.

Beberapa hal yang harus dilakukan dalam langkah persiapan diantaranya adalah :
• Berikan sugesti yang positif dan hindari sugesti yang negatif

Memberikan sugesti yang positif akan dapat membangkitkan kekuatan pada siswa
untuk menembus rintangan dalam belajar. Sebaliknya, sugesti yang negatif dapat
menghentikan semangat belajar. Perhatikan cintoh sugesti yang negatif yang diberikan
oleh guru sebelum ia menyajikan materi pelajaran. “anak-anak hari ini kita akan
mempelajari materi pelajaran tersulit yang pernah kalian pelajari. Banyak, bahkan hampir
semua anak-anak kelas kalian yang gagal menguasai materi pelajaran ini. Oleh seba itu,
kalian harus bersungguh-sungguh untuk belajar agar tidak mendapat nasib seperti yang
dialami oleh kanak-kanak kelas kalian”.

Apa yang anda rasakan seandainya guru andaakan berkata demikian sebelum ia
memulai pelajaran? Ya, pasti dalam bayangan anda, anda akan merasa berat untuk
mempelajari materi pelajaran yang akan disampaikan. Seakan-akan anda akan
menghadapi pekerjaan yang sangat “wah”. Sehingga selum belajar dimulai energi anda
sudah terkuras habis, selanjutnya andapun akan tidak akan bergairah untuk belajar.
Manakla perasaan itu muncul, jangan harap proses pembelajaran akan menghasilkan
sesuatu yang akan diharapkan. Coba anda bandingkan dengan pernytaan guru dibawah ini
“anak-anak hari ini kita akan mempelajari materi pelajaran yang penuh dengan tantangan
dan sangat mengasyikkan. Memang dulu, ada kakak kelas kalian yang kurang menguasai
materi ini.saya kira, hal ini diebabkan karena mereka kurang bersungguh-sungguh dalam
mempelajarinya. Oleh sebab itu, saya harapkan kalian untuk meningkatkan sedikit
motivasu bekajar agar materi pelajaran yang sangat penting ini dapat kalian kuasai
dengan optimal”.

Pernyataan diatas berbeda dengan pernyataan sebelumnya, bukan? Ya, pernyataan


diatas merupakan pernyataan yang bisa mendorong siswa belajar lebih giat. Siswa tidak
akan merasa dibebani, justru mereka akan merasa tertantang untuk mempelajari
materipeajaran yang akan disampaikan.

 Mulailah dengan mengemukakan tujuan yang harus dicapai


Mengemukakan sangat penting artinya dalam setiap proses pembelajaran. Dengan
mengemukakan tujuan siswa akan pahamapa yang hars mereka kuasai serta mau dibawa
kemana mereka. Dengan demikian, tujuan mereka ‘pengikut’ baik bagi guru maupun bagi
siswa. Langkah penting ini sering dilupakan oleh guru.dalam pembelajaran, guru
menjelaskan materi pelajaran. Dengan demikian bagi siswaakan mengalami kesulitan,
sebab mereka memerlukan waktu untuk beradaptasi terhadap materi pelajaran yang
dibahas. Bahkan, sering terjadi untuk siswa tertentu proses adaptasi memerlukan waktu
yang cukup lama. Artinya, walaupaun sudah lama guru bicara tapi mereka belum
mengerti apa yang hendak dicapai oleh pembicara guru.

 Bukalah file dalam otak siswa

coba anda bayangkan, seandainya seorang guru menyampaikan pelajaran yang


sama sekali asing bagi anda kenal. Anda akan sulit menagkap materi ya ng disampaikan,
bukan? Apalagi jika dalam menyampaikan materi itu guru menggunakan istilah-istilah
yang sama sekali asing bagi kita.

Bagaikan kerja sebuah komputer, data akan dismpan manakala filenya sudah
tersedia.demikian juga otak siswa, materi pelajaran akan bisa ditangkap dan disimpan
dalam memori manakala sudah tersedia file atau kapling yang sesuai. Artinya, sebelum
kita akan menyampaikan materi pelajaran maka terlebih dahulu kita harus membuka file
dalam otak siswa agar materi itu bisa ditangkap.

b) Penyajian (presentation)

Langkah penyajian adalah langkah penyampaian materi pelajaran sesuai dengan


persiapan yang telah dilakukan. Yang harus dipersiapkan oleh guru dalam penyajian ini
adalah bagaimana agar materi pelajaran dapat dengan mudah ditangkap dan dipahami
oleh siswa. Oleh sebab itu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan
langkah ini.

 Penggunaan bahasa

Penggunaan bahasa merupakan aspek yang sangat berpengaruh untuk


keberhasilan presentasi. Ada beberapa yang harus diperhatikan dalam penggunaan
bahasa.
Pertama, bahasa yang digunakan sebaikanya bahasa yang bersifat komunikatif
dan mudah dipahami. Bahasa yang komunikatif hanya mungkin muncul manakala guru
memiliki kemampuan bertutur yang baik. Oleh karenanya, guru dituntut untuk tidak
menyajikan materi pelajaran dengan cara membaca buku atau teks tertulis, tetapi
sebaliknya guru menyajikan materi pelajaran secara langsung dengan bahasa sendiri.

Kedua, dalam penggunaan bahasa guru harus memperhatikan tingkat


perkembangan audiens atau siswa. Misalnya, penggunaan bahasa untuk annak SD
berbeda dengan mahasiswa.

 Intonasi suara

Intonasi suara adalah pengaturan sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan.
Guru yang baik akan memahami kapan ia harus meninggikan nada suaranya, dan kapan
ia harus melemahkan suaranya. Pengaturan anda suara akan membauat perhatian siswa
akan terkontrol, sehingga tidak akan mudah bosan.

 Menjaga kontak mata dengan siswa

Dalam proses penyajian materipelajaran, kontak mata merupakan hal yang sangat
penting untuk membuat siswa untuk tetap memperhatikan pelajarn. Melalui ontak mata
yang selamanya terjaga, siswa bukan hanya merasa dihargai oleh guru, akan tetapi
mereka juga seakan-akan diajak terlibat dalam proses penyajian. Oleh sebab itu, guru
sebaiknya secara terus-menerus menjaga dan memeliharanya. Pandanglah siswa secara
bergiliran, jangan biarkan pandangan mereka tertuju pada hal-hal diluar materi pelajaran.

 Menggunakan joke-joke yang menyegarkan

Menggunakan joke adalah kemampuan guru untuk menjaga agar kelas tetap hidup
dan segar melalui penggunaan kalimat atau bahasa yang lucu. Beberapa hal yang harus
diperhatinkan dalam menggunakan joke diantaranya:

Pertama, joke yang digunakan harus relevan dengan isi materi yang sedang dibahas.
Kedua, sebaikanya joke muncul tidak terlalu sering. Guru yang terlalu sering
memunculkan joke hanya akan membuat kelas seperti dalam suasana pertunjukan. Oleh
sebab itu, guru mesti paham kapan ia sebaiknya ia memunculkan joke-joke tertentu. Guru
dapat memunculkan joke apabila dirasakan siswa sudah kehingan konsentrasinya yang
bisa dilihat dari cara mereka duduk yang tidak tenang, cara mereka memandang atau
dengan gejala-gejala perilaku tertentu, misalnya dengan memain-mainkan alat tulis,
mengetuk-ngetuk meja dsb.

c) Korelasi (correlation)

Langkah korelasi adalah langkah menghubungkan materi pelajaran dengan


pengalaman siswa atau dengan hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat menangkap
keterkaitannya dalam struktur pengetahuan yang telah dimilikinya. Langkah korelasi
dilakukan tiada lain untuk memberikan makna terhadap materi pelajara, baik makan
untuk memperbaiki struktur pengetahuan yang telah dimilikinya maupun makna untuk
meningkatkan kualitas kemampuan berfikir dan kemampuan motorik siswa.

Sering terjadi, dalam suatu pembelajaran setelah siswa menerima mata pelajaran
dari guru, ia tidak dapat menagkap makna untuk apa materi pelajar itu dikuasai dan
dipahami, apa manfaat materi pelajaran yang telah disampaikan, bagaimana kaitan materi
yang baru disampaikan dengan pengetahuan yang telah sejak lama dimilikinya, dsb.
Melalui langkah korelasi, semua pertanyaan tersebut tidak perlu ada, sebab dengan
mengaitkan materi pelajaran dengan berbagai hal, siswa akan langsung memahaminya.

d) Menyimpulkan (generalization)

Menyimpulkan adalah tahap memahami inti (core) dari materi pelajaran yang
telah disajikan. Langkah menyimpulkan mereka langkah yang sangat penting dalam
strategi ekspositori, sebab melalui langkah menyimpulkan siswa akan dapat mengambil
inti sari dari proses penyajian. Menyimpulkan berarti pula memberikan keyakinan kepada
siswa tentang kebenaran suatu paparan dengan demikian, siswa tidak mersa ragu lagi
akan penjelasan guru. Kalau diibaratkan dengan memasukan data pada suatu proses
penggunaan komputer, menyimpulkan adalah proses men-safe data tersebut, sehingga
data yang baru saja yang dimasukannya akan tersimpan dimemori, dan akan muncul
kembali manakala dipanggil untuk digunakan. Menyimpulkan bisa dilakukan dengan
cara, diantaranya. Pertama, dengan cara mengulang kembali inti-inti materi yang menjadi
pokok persoalan. Dengan demikia, diharapkan siswa dapat menangkap inti materi yang
telah disajikan. Kedua, dengan cara memberikan beberapa pertanyaan yang relevan
dengan materi yang telah disajikan.dengan cara demikian, diharapkan siswa dapat
mengingat kembali keseluruhan materi pelajaran yang telah dibahas.ketiga, dengan
maping melalui pemetaanketerkaitan antar materi pokok materi.

e)       Mengaplikasikan (aplikacion)

Langkah aplikasi adalah langkah untuk kemampuan siswa setelah mereka


menyimak penjelasan guru. Ini merupakan langkah yang sangat penting dalam proses
pembelajaran ekspositori, sebab melalui langkah ini guru akan dapat mengumpulkan
informasi tentang penguasaan dan pemahaman materi pelajaran oleh siswa. Tekhnik yang
bisa dilakukan pada langkah ini diantaranya, pertama, telah disajikan. Kedua, dengan
memberikan teks yang sesuai dengan materi pelajaran yang telah disajikan

KESIMPULAN

Pengertian strategi pembelajaran ekspositori

Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan


kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok
siswa dengan maksud agar siswa dapat mengusai materi pelajaran secara optimal. Roy
killen (1998) menamakan strategi ekspositori ini dengan istilah strategi pembelajaran
langsung (direct instruction).

Karakteristik strategi pembelajaran ekspositori

a) Strategi ekspositori dilakukan dengan cara menyampaikan materi pelajaran secara


verbal.

b) Biasanya materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah jadi.

c) Tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan materi itu sendiri.

Kelebihan dan kekurangan strategi pembelajaran ekspositori


1. Kelebihan

a) Dengan strategi pembelajaran ekspositori guru bisa mengontrol urutan dan keluasan
materi pembelajaran.

b) Startegi pembelajaran ekspositori dianggap sangat efektif apabila materi


pembelajaran yang harus dikuasai siswa cukup luas.

c) Melalui strategi pembelajaran ekspositori selain siswa dapat mendengar melalui


penuturun (kuliyah) tentang suatu materi pelajaran.

d) Keuntungan lain adalah strategi pembelajaran ini bisa digunakan untuk jumlah siswa
dan ukuran kelas yang besar.

2. Kekurangan

a) Strategi pembelajaran ini hanya mungkin dapat dilakukan terhadap siswa yang
memiliki kemampuan mendengar dan menyimak secara baik.
b) Strategi ini tidakmungkin dapat melayani perbedaan setiap individu baik perbedaan
kemampuan, perbedaan pengetahuan, minat, dan bakat, serta perbedaan gaya
belajar.
c) Karena strategi lebih banyak diberikan melalui ceramah, maka akan sulit
mengembangkan kemampuan siswa dalam hal kemampuan sosialisasi, hubungan
interpersonal, serta kemampuan berpikir kritis.
DAFTAR PUSTAKA

sanjaya wina, strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan,rawamangun-


jakarta:kencana prenada media grup, 2008

sabri ahmad,strategi belajar mengajar dan micro teaching,Ciputat: PT. CIPUTAT PRESS, 2007.

Sunardi Nur, Strategi dalam Pembelajaran ; menjadi Pendidik Profesional, Bandung : Remaja
Rosdakarya, 1990.

Sanjaya Wina, Strategi Pembelajaran ; berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta :


Kencana Prenada, 2011.

Sanjaya Wina, Strategi Pembelajaran ; berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta :


Kencana Prenada 2011.

. http://rinaldihardiansah.blogspot.com/2013/07/makalah-model-pembelajaran-ekspositori.html

La hadisi,strategi pembelajaran,Kendari,cv shadra,2009,hal:69-81

Anda mungkin juga menyukai