Anda di halaman 1dari 15

IMPLEMENTASI IMAN DAN TAQWA

DALAM KEHIDUPAN MODERN

Nama Kelompok :
Eka Ratna Pramudita (20186206010)
Tariza Lailinikmah (20186206016)

UNIVERSITAS BHINNEKA PGRI TULUNGAGUNG


FALKUTAS SOSIAL DAN HUMANIORA
TULUNGAGUNG
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia- Nya
kepada kita dan tak lupa pula kita mengirim salam dan salawat kepada baginda Nabi BesarMuhammad
SAW yang telah membawakan kita suatu ajaran yang benar yaitu agama Islam,sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Implementasi Iman dan Takwadalam Kehidupan
Modern” ini dengan lancar
Makalah ini ditulis dari berbagai sumber yang berkaitan dengan agama islam sertainfomasi dari
media massa yang berhubungan dengan agama islam, tak lupa kami ucapkanterima kasih kepada
pengajar matakuliah Pendidikan Agama Islam atas bimbingan dan arahandalam penulisan makalah ini.
Juga kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah mendukungsehingga dapat diselesaikannya makalah
ini.Kami harap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua,dalam hal ini
dapat menambah wawasan kita mengenai implementasi iman dan takwa dalamkehidupan modern,
khususnya bagi penulis. Memang makalah ini masih jauh dari sempurna,maka penulis mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yanglebih baik.

Penulis

Kelompok 4
DAFTAR ISI
KATA PENGANTARBAB IPENDAHULUAN1.1 Implementasi Iman Dan Taqwa Dalam
Kehidupan ModernBAB IIMASALAH2.1 Rumusan MasalahBAB IIIPEMBAHASAN3.1
Problematika tantangan dan resiko dalam kehidupan modern2.2 Peran iman dan takwa dalam
menjawab problema tantangan kehidupan modernBAB IVPENUTUP4.1 KESIMPULANDAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

a) 1.1 Implementasi Iman Dan Taqwa Dalam KehidupanModern


Menurut bahasa iman berarti membenarkan, sedangkan menurut syara’ berarti
membenarkan denagn hati, dalam arti menerima dan tunduk kepada hal-hal yang diketahui
berasal dari Nabi Muhamad. Dengan demikian Iman kepada Allah berati iman atau percaya
bahwa Allah satu-satunya dzat yang mencipta, memelihara, menguasai, dan mengatur
alamsemesta. Iman kepada keesaan Allah juga berarti iman atau yakin bahwa hanya kepada
Allah-lahmanusia harus betuhan, beribadah memohon pertolongan, tunduk, patuh, dan
merendahkan diri.Selain itu iman kepada keesaan Allah juga berarti mempercayai bahwa
Allah-lah yang memilikisegala sifat kesempurnaan dan terlepas dari sifat tercela atau dari
segala kekurangan.
Iman tidak cukup disimpan didalam hati. Iman harus dilahirkan dalam bentuk
perbuatanyang nyata dan dalam bentuk amal sholeh atau perilaku yang baik. Disamping itu,
pengertiantersebut juga membawa makna bahwa iman tidak sekedar beriman kepada apa yang
disebutkan di dalam “rukun iman” saja, yaitu iamn kepada Allah, iamn kepada malaikat -
malaikat-Nya, iman kepada hari akhir, dan iamn kepada qadha’ dan qadar, tetapi lebih dari itu,
cakupan imanmeliputi pengimanan terhadap segala hal yang dibawa oleh Nabi Muhammad
selain rukun imantersebut. Misalnya, iman terhadap kewajiban sholat, zakat, puasa, haji, dan
juga tentang halalharam.
Taqwa adalah satu hal yang sangat penting dan harus dimiliki setiap muslim.
Signifikansitaqwa bagi umat islam diantaranya adalah sebagai spesifikasi pembeda dengan
umat lain bahkandengan jin dan hewan, karena taqwa adalah refleksi iman seorang muslim.
Seorang muslim yang beriman tidak ubahnya seperti binatang, jin dan iblis jika tidak
mangimplementasikankeimanannya dengan sikap taqwa, karena binatang, jin dan iblis mereka
semuanya dalam artisederhana beriman kepada Allah yang menciptakannya, karena arti iman
itu sendiri secarasederhana adalah “percaya”, maka taqwa adalah satu-satunya sikap pembeda
antara manusiadengan makhluk lainnya. Seorang muslim yang beriman dan sudah
mengucapkan dua kalimatsyahadat akan tetapi tidak merealisasikan keimanannya dengan
bertaqwa dalam artimenjalankan segala perintah Allah dan menjauhi segala laranganNya, dan
dia juga tidak mauterikat dengan segala aturan agamanya dikarenakan kesibukannya atau
asumsi pribadinya angmengaggap eksistensi syariat agama sebagai pembatasan berkehendak
yang itu adalah hak asasimanusia, kendatipun dia beragama akan tetapi agamanya itu hanya
sebagai identitas pelengkap.
dalam kehidupan sosialnya, maka orang semacam ini tidak sama dengan binatang akan
tetapikedudukannya lebih rendah dari binatang, karena manusia dibekali akal yang dengan
akaltersebut manusia dapat melakukan analisis hidup, sehingga pada akhirnya menjadikan
taqwasebagai wujud implementasi dari keimanannya.
Taqwa adalah sikap abstrak yang tertanam dalam hati setiap muslim, yang aplikasinya
berhubungan dengan syariat agama dan kehidupan sosial. Seorang muslim yang bertaqwa
pastiselalu berusaha melaksanakan perintah Tuhannya dan menjauhi segala laranganNya
dalamkehidupan ini. Yang menjadi permasalahan sekarang adalah bahwa umat islam berada
dalamkehidupan modern yang serba mudah, serba bisa bahkan cenderung serba boleh. Setiap
detikdalam kehidupan umat islam selalu berhadapan dengan hal-hal yang dilarang agamanya
akantetapi sangat menarik naluri kemanusiaanya, ditambah lagi kondisi religius yang
kurangmendukung. Keadaan seperti ini sangat berbeda dengan kondisi umat islam terdahulu
yangkental dalam kehidupan beragama dan situasi zaman pada waktu itu yang cukup
mendukungkualitas iman seseorang. Olah karenanya dirasa perlu mewujudkan satu konsep
khusus mengenai pelatihan individu muslim menuju sikap taqwa sebagai tongkat penuntun
yang dapat digunakan (dipahami) muslim siapapun. Karena realitas membuktikan bahwa
sosialisasi taqwa sekarang, baik yang berbentuk syariat seperti puasa dan lain-lain atau bentuk
normatif seperti himbauankhatib dan lain-lain terlihat kurang mengena, ini dikarenakan
beberapa faktor, diantaranya yang pertama muslim yang bersangkutan belum paham betul
makna dari taqwa itu sendiri, sehinggamembuatnya enggan untuk memulai, dan yang kedua
ketidaktahuannya tentang bagaimana,darimana dan kapan dia harus mulai merilis sikap taqwa,
kemudian yang ketiga kondisi sosialdimana dia hidup tidak mendukung dirinya dalam
membangun sikap taqwa, seperti saat sekarangkehidupan yang serba bisa dan cenderung serba
boleh. Oleh karenanya setiap individu muslimharus paham pos-pos alternatif yang harus
dilaluinya, diantaranya yang paling awal dan utama adalah gadhul bashar (memalingkan
pandangan), karena pandangan (dalam arti mata dantelinga) adalah awal dari segala tindakan,
penglihatan atau pendengaran yang ditangkap oleh panca indera kemudian diteruskan ke otak
lalu direfleksikan oleh anggota tubuh dan akhirnya berimbas ke hati sebagai tempat
bersemayam taqwa, jika penglihatan atau pendengaran tersebut bersifat negatif dalam arti
sesuatu yang dilarang agama maka akan membuat hati menjadi kotor, jika hati sudah kotor
maka pikiran (akal) juga ikut kotor, dan ini berakibat pada aktualisasikehidupan nyata, dan jika
prilaku, pikiran dan hati sudah kotor tentu akan sulit mencapai sikap taqwa. Oleh karenanya
dalam situasi yang serba bisa dan sangat plural ini dirasa perlu
menjaga pandangan (dalam arti mata dan telinga) dari hal-hal yang dilarang agama sebagai
cara awaldan utama dalam mendidik diri menjadi muslim yang bertaqwa. Menjaga mata,
telinga, pikiran,hati dan perbuatan dari hal-hal yang dilarang agama, menjadikan seorang
muslim memilikikesempatan besar dalam memperoleh taqwa. Karena taqwa adalah sebaik -
baik bekal yang haruskita peroleh dalam mengarungi kehidupan dunia yang fana dan pasti
hancur ini, untuk dibawakepada kehidupan akhirat yang kekal dan pasti adanya. Adanya
kematian sebagai sesuatu yang pasti dan tidak dapat dikira-kirakan
serta adanya kehidupan setelah kematian menjadikan taqwasebagai obyek vital yang harus
digapai dalam kehidupan manusia yang sangat singkat ini.Memulai untuk bertaqwa adalah
dengan mulai melakukan hal-hal yang terkecil seperti
menjaga pandangan, serta melatih diri untuk terbiasa menjalankan perintah Allah dan menjau
hi segalalaranganNya, karena arti taqwa itu sendiri sebagaimana dikatakan oleh
Imam Jalaluddin Al- Mahally dalam tafsirnya bahwa arti taqwa adalah “imtitsalu awamrillahi
wajtinabinnawahih”, menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi segala laranganya.
Di antara cirri-ciri orang yang bertaqwa kepada Allah itu adalah :
1. Gemar menginfaqkan hartab bendanya dijalan Allah, baik dalam waktu sempit maupun
lapang.
2. Mampu menahan diri dari sifat marah
3. Selalu memaafkan orang lainyang telah membuat salah kepadanya ( tidak pendendam)
4. Tatkala terjerumus pada perbuatan keji dan dosa atau mendzalimi diri sendiri,ia
segeraingat Allah, lalu bertaubat, memohon ampun kepada-Nya atas dosa yang telah
dilakukan.
5. Tidak meneruskan perbuatan keji itu lagi, dengan kesadaran dan sepengetahuan
dirinya.

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama
Allahgemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman
mereka(karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.(yaitu) orang-orang
yangmendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan
kepadamereka.Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan
memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezki
(nikmat)yang mulia."(QS.Al Anfal 2-4)
Dari Ayat tersebut telah jelas lah bahwa beberapa tanda-tanda orang yang benar-
benar beriman kepada Allah adalah:
1. Bila disebut nama Allah gemetarlah Hatinya2.
2. Apabila Dibacakan Ayat-ayat Allah bertambahlah Imannya3.
3. Mereka selalu bertawakal Kepada Allah
4. Mendirikan Shalat
5. Menafkahkan (berinfaq, shadaqoh
itulah tanda-tanda orang yang benar-benar beriman selain tanda-tanda yang lain yang
AllahGambarkan dalam surat Al fatihah dan surat-surat yang lainnya.
5 Tanda orang beriman :
1. Orang yang beriman adalah orang yang sejahtera dengan perintah-perintah
Allah.Sejahtera bermaksud tidak merasa berat atau susah dalam menjalankan perintah
Allahdan rasulNya. Sejahtera itu juga membawa makna seronok dan gembira
dalammenjalankan perintah-perintah Allah.2.
2. Orang yg beriman adalah yang sentiasa redha kepada ketentuan dan ketetapan
Allah.Orang yang apabila ditimpakan ujian dia redha dan berusaha. Orang yang redha
tetapitidak berusaha adalah tergolong dalam golongan org yg berputus asa.
3. Orang yg beriman juga sangat yakin kepada Allah dengan apa yang
diperintahkanolehNya. Tidak ragu-ragu walau sedikitpun dengan perintah dan
suruhannya.
4. Orang yg beriman sentiasa bertawakkal dan hanya bergantung penuh kepada
Allah.Bergantung kepada selain dari Allah adalah bersifat sementara. Hanya kepada
Allahdatangnya setiap sesuatu dan hanya kepada Allah kembalinya setiap sesuatu.
Tiada apayang berlaku tanpa izinNya.
5. Orang yang bersabar dengan segala masalah yang datang kepadanya. Kesusahan
dankepayahan dihadapi dengan sabar.
BAB II
PERMASALAHAN

2.1 Rumusan Masalah


1. Jelaskan problematika Tantangan dan Resiko dalam Kehidupan Modern
2. Jelaskan peran iman dan taqwa dalam menjawab problem dan tantangan kehidupan
modern
BAB III
PEMBAHASAN

Problem-problem manusia dalam kehidupan modern adalah munculnya dampak


negatif(residu), mulai dari berbagai penemuan teknologi yang berdampak terjadinya
pencemaranlingkungan, rusaknya habitat hewan maupun tumbuhan, munculnya beberapa
penyakit, sehingga belum lagi dalam peningkatan yang makro yaitu berlobangnya lapisan ozon
dan penasan globalakibat akibat rumah kaca.
Tidakkah kita belajar dari pohon, daun yang gugur karena sudah tua apakah
tidakmenjadikan residu yang merugikan tetapi justru bermanfaat bagi kesuburan pohon itu
sendiri, inimenyiratkan perlunya teknologi yang ramah lingkungan dan meminimalisasi
dampak lingkunganyang di timbulkannya. manusia juga tidak melihat di dalam kegelapan
seperti kelelawar, namunakal manusia yang dapat menciptakan lampu, untuk mengatasi
kelemahan itu.
Manusia tidak mampu lari seperti kuda dan mengangkat benda-benda berat seperti
sekuatgajah, namun akal manusia telah menciptakan alat yang melebihi kecepatan kuda dan
sekuatgajah. Kelebihi manusia dengan mahkluk lain adalah dari Akalnya. Sedangkan dalam
bidangekonomi kapitalisme-kapitalisme yang telah melahirkan manusia yang konsumtif,
meterialistikdan ekspoloitatif. Problem dalam Hal Ekonomi
Semakin lama manusia semakin menganggap bahwa dirinya merupakan homo economicus,
yaitumerupakan makhluk yang memenuhi kebutuhan hidupnya dan melupakan dirinya sebagai
homoreligious yang erat dengan kaidah-kaidah moral, Setuju?
Ekonomi kapitalisme materialisme yang menyatakan bahwa berkorban sekecil kecilnya
denganmenghasilkan keuntungan yang sebesar-besarnya telah membuat manusia menjadi
makhluk konsumtifyang egois dan serakah (saya sendiri mengakuinya).
Problem dalam Bidang Moral
Dalam hal ini bersamaan dengan maraknya globalisasi masuklah sedikit demi sedikit
yang lama-lama menjadi bukit, yaitu faham liberalisme dalam bentuk kebebasan berekspresi
melalui teknologiinformasi hasil rekaan manusia sendiri.
Pada hakikatnyaGlobalisasi adalah sama halnya dengan Westernisasi, setuju? Ini tidak
lainhanyalah kata lain dari penanaman nilai-nilai Barat yang menginginkan lepasnya ikatan-
ikatan nilai moralitas agama yang menyebabkan manusia Indonesia pada khususnya selalu
“berkiblat” kepada dunia Barat dan menjadikannya sebagai suatu symbol dan tolok ukur suatu
kemajuan.
Problem dalam Bidang Agama
Tantangan agama dalam kehidupan modern ini lebih dihadapkan kepada faham
Sekulerisme yang menyatakan bahwa urusan dunia hendaknya dipisahkan dari urusan
agama.Hal yang demikian akan menimbulkan apa yang disebut dengan split personality di
manaseseorang bisa berkepribadian ganda. Misal pada saat yang sama seorang yang rajin
beribadah juga bisa menjadi seorang koruptor.
Problem dalam Bidang Keilmuan
Masalah yang paling kritis dalam bidang keilmuan adalah pada corak kepemikirannya yang
padakehidupan modern ini adalah menganut faham positivisme dimana tolok ukur kebenaran
yang rasional, empiris, eksperimental, dan terukur lebih ditekankan. Dengan kata lain sesuatu
dikatakan benar apabilatelah memenuhi criteria ini. Tentu apabila direnungkan kembali hal ini
tidak seluruhnya dapat digunakanuntuk menguji kebenaran agama yang kadang kala kita harus
menerima kebenarannya denganmenggunakan keimanan yang tidak begitu poluler di kalangan
ilmuwan-ilmuwan karena keterbatasanrasio manusia dalam memahaminya. Anda merasakan
itu?
Perbedaan metodologi yang lain bahwa dalam keilmuan dikenal istilah falsifikasi. Apa
itu?Artinya setiap saat kebenaran yang sudah diterima dapat gugur ketika ada penemuan baru
yang lebihakurat. Sangat jauh dan bertolak belakang dengan bidang keagamaan.
Jika anda tidak salah lihat, maka akan banyak anda temukan banyak ilmuwan yang
telahmenganut faham atheis (tidak percaya adanya tuhan) akibat dari masalah-masalah dalam
bidangkeilmuan yang telah tersebut di atas.
Kalau bersama-sama kita telah melihat sebagian kecil dari beberapa bagian besar
problematikadalam kehidupan kita saat ini, apa yang sebaiknya menjadi solusi bersama dalam
meningkatkanketahanan tubuh Negara kita terhadap prediksi-prediksi kehancuran moral
bangsa Indonesia akibatdari kekurangselektifan kita terhadap apa yang namanya Westernisasi?

2.2 Peran iman dan takwa dalam menjawab problematantangan kehidupan


modern
Peran iman dan taqwa di dalam problem dan tantangan kehidupan moderen adalah
suatumasalah besar yang harus di hadapi oleh setiap orang (Manusia) karna seperti yang kita
lihatselama ini semakin bertambahnya Zaman pasti akan ada perubahan! baik dalam segi
moral,agama, budaya, maupun dalam segi sosial kehidupan di dalam masyarakat. Dan yang
palingutama dalam segi agama, kepercayaan dan keyakinan sehingga dalam segi iman dan
taqwapun berkurang.
Peranan Iman dan Taqwa dalam Menjawab Problema dan Tantangan Kehidupan
ModernPengaruh iman terhadap kehidupan manusia sangat besar. Berikut ini dikemukakan
beberapa pokok manfaat dan pengaruh iman pada kehidupan manusia.
1. Iman melenyapkan kepercayaan pada kekuasaan benda.
Orang yang beriman hanya percaya pada kekuatan dan kekuasaan Allah. Kalau Allah
hendakmemberikan pertolongan, maka tidak ada satu kekuatanpun yang dapat
mencegahnya.Kepercayaan dan keyakinan demikian menghilangkan sifat mendewa-
dewakan manusia yangkebetulan sedang memegang kekuasaan, menghilangkan
kepercayaan pada kesaktian benda- benda keramat, mengikis kepercayaan pada khurafat,
takhyul, jampi-jampi dan sebagainya.Pegangan orang yang beriman adalah surat al-Fatihah
ayat 1-7.
2. Iman menanamkan semangat berani menghadap maut.
Takut menghadapi maut menyebabkan manusia menjadi pengecut. Banyak diantara
manusiayang tidak berani mengemukakan kebenaran, karena takut menghadapi resiko.
Orang yang beriman yakin sepenuhnya bahwa kematian di tangan Allah. Pegangan orang
beriman mengenaisoal hidup dan mati adalah firman Allah dalam QS. an-Nisa/4:78.
3. Iman menanamkan sikap “self-help” dalam kehidupan.
Rezeki atau mata pencaharian memegang peranan penting dalam kehidupan manusia.
Banyakorang yang melepaskan pendiriannya, arena kepentingan penghidupannya.
Kadang-kadangmanusia tidak segan-segan melepaskan prinsip, menjual kehormatan dan
bermuka dua, menjilatdan memperbudak diri untuk kepentingan materi. Pegangan orang
beriman dalam hal ini ialahfirman Allah dalam QS. Hud/11:6.
4. Iman memberikan ketenteraman jiwa.Acapkali manusia dilanda resah dan dukacita,
serta digoncang oleh keraguan dan kebimbangan.Orang yang beriman mempunyai
keseimbangan, hatinya tenteram (mutmainnah), dan jiwanyatenang (sakinah), seperti
dijelaskan dalam firman Allah surat ar- Ra’d/13:28.
5. Iman mewujudkan kehidupan yang baik (hayatan tayyibah).Kehidupan manusia yang
baik adalah kehidupan orang yang selalu menekankan kepada kebaikandan mengerjakan
perbuatan yang baik. Hal ini dijelaskan Allah dalam firman-Nya QS. an- Nahl/16:97.
6. Iman melahirkan sikap ikhlas dan konsekuen.Iman memberi pengaruh pada seseorang
untuk selalu berbuat dengan ikhlas, tanpa pamrih,kecuali keridhaan Allah. Orang yang
beriman senantiasa konsekuen dengan apa yang telahdiikrarkannya, baik dengan lidahnya
maupun dengan hatinya. Ia senantiasa berpedoman padafirman Allah dalam QS. al-
An’am/6:162.
7. Iman memberi keberuntunganOrang yang beriman selalu berjalan pada arah yang
benar, karena Allah membimbing danmengarahkan pada tujuan hidup yang hakiki. Dengan
demikian orang yang beriman adalah orangyang beruntung dalam hidupnya. Hal ini sesuai
dengan firman Allah dalam QS. al-Baqarah/2:5.8. Iman mencegah penyakit’.
Akhlak, tingkah laku, perbuatan fisik seorang mukmin, atau fungsi biologis tubuh
manusiamukmin dipengaruhi oleh iman. Hal itu karena semua gerak dan perbuatan
manusia mukmin, baik yang dipengaruhi oleh kemauan, seperti makan, minum, berdiri,
melihat, dan berpikir,maupun yang tidak dipengaruhi oleh kemauan, seperti gerak jantung,
proses pencernaan, dan pembuatan darah, tidak lebih dari serangkaian proses atau reaksi
kimia yang terjadi di dalamtubuh. Organ-organ tubuh yang melaksanakan proses biokimia
ini bekerja di bawah perintahhormon. Kerja bermacam-macam hormon diatur oleh hormon
yang diproduksi oleh kelenjarhipofise yang terletak di samping bawah otak. Pengaruh dan
keberhasilan kelenjar hipofiseditentukan oleh gen (pembawa sifat) yang dibawa manusia
semenjak ia masih berbentuk zigotdalam rahim ibu. Dalam hal ini iman mampu mengatur
hormon dan selanjutnya membentukgerak, tingkah laku, dan akhlak manusia.
Jika karena terpengaruh tanggapan, baik indera maupun akal, terjadi perubahan
fisiologistubuh (keseimbangan terganggu), seperti takut, marah, putus asa, dan lemah,
maka keadaan inidapat dinormalisir kembali oleh iman. Oleh karena itu, orang-orang yang
dikontrol oleh imantidak akan mudah terkena penyakit modern, seperti darah tinggi,
diabetes dan kanker.Sebaliknya, jika seseorang jauh dari prinsip-prinsip iman, tidak
mengacuhkan asas moral danakhlak, merobek-robek nilai kemanusiaan dalam setiap
perbuatannya, tidak pernah ingat Allah,maka orang yang seperti ini hidupnya akan diikuti
oleh kepanikan dan ketakutan. Hal itu akanmenyebabkan tingginya produksi adrenalin dan
persenyawaan lainnya. Selanjutnya akanmenimbulkan pengaruh yang negatif terhadap
biologi tubuh serta lapisan otak bagian atas.Hilangnya keseimbangan hormon dan kimiawi
akan mengakibatkan terganggunya kelancaran proses metabolisme zat dalam tubuh
manusia. Pada waktu itu timbullah gejala penyakit, rasasedih, dan ketegangan psikologis,
serta hidupnya selalu dibayangi oleh kematian.
Demikianlah pengaruh dan manfaat iman pada kehidupan manusia, ia bukan hanya
sekedarkepercayaan yang berada dalam hati, melainkan juga menjadi kekuatan yang
mendorong danmembentuk sikap dan perilaku hidup.
BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Iman dan taqwa sangat penting dalam kehidupan modern, jika dalam kehidupan
modernyang serba canggih tidak menghiraukan lagi keimanan dan ketaqwaan kepada Allah
maka akan banyak timbul problem dan tantangan yang terjadi, baik dibidang ekonomi,
social, agama,maupun keilmuan itu sendiri.
Iman dan taqwa juga mempunyai peran penting dalam kehidupan dunia modern,
dalamkehidupan modern yang serba cepat sering kali memicu timbulnya stress dan
berbagai penyakit.Iman dan taqwa mempunyai peran antara lain:
1) Iman dan taqwa melenyapkan kepercayaan pada kekuasaan benda,
2) Iman dan taqwa menanamkan semangat berani menghadap maut
3) Iman dan taqwa menanamkan sikap “self-help” dalam kehidupan.
4) Iman dan taqwa memberikan ketenteraman jiwa.
5) Iman dan taqwa mewujudkan kehidupan yang baik (hayatan tayyibah).
6) Iman dan taqwa melahirkan sikap ikhlas dan konsekuen.
7) Iman dan taqwa memberi keberuntungan
8) Iman mencegah penyakit
DAFTAR PUSTAKA

Imtihana,aida.dkk.2009.Buku Ajar Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian

Pendidikan AgamaIslam Untuk Perguruan Tinggi Umum.Palembang:Universitas


Sriwijaya.

Labay,Mawardi.2000.Zikir dan Do’a Iman Pengaman Dunia.Jakarta:Al Mawardi


Prima

http://google.search./implementasi.imandantaqwa .com

Anda mungkin juga menyukai