2. K.C. Wheare
Menurutnya, cara yang dapat digunakan untuk
mengubah konstitusi adalah melalui jalan penafsiran
yang meliputi beberapa cara berikut.
a. Perubahan yang diatur dalam konstitusi (formal
amandemen)
b. Penafsiran secara hokum (judicial interpretation)
c. Kebiasaan yang terdapat dalam bidang
ketatanegaraan (usage and convetion)
d. Beberapa kekuatan yang bersifat primer (some
primary sources)
3. Hans Kelsen
Menurutnya, terdapat dua model perubahan
konstitusi, yaitu sebagai berikut.
a. Perubahan konstitusi dalam Negara federal bisa
dilakukan dengan persetujuan dewan perwakilan
dari sejumlah negara anggota tertentu.
b. Perubahan yang dilakukan diluar kompetensi
organ legislative biasa yang dilembagakan oleh
konstitusi tersebut, yaitu suatu organ khusus yang
hanya kompeten untuk mengadakan perubahan-
perubahan.
4. C.F. Strong
Menurutnya, terdapat empat macam prosedur
dalam perubahan konstitusi yaitu sebagai berikut.
a. Perubahan konstitusi yang dilakukan oleh rakyat
melalui referendum
b. Perubahan konstitusi yang dilakukan oleh
pemegang kekuasaan legislatif akan tetapi
menurut pembatasan-pembatasan tertentu
c. Perubahan konstitusi yang dilakukan dalam suatu
konvensi atau dilakukan oleh suatu lembaga
Negara khusus yang dibentuk dalam rangka
keperluan perubahan
PERUBAHAN KONSTITUSI DI INDONESIA
Sejak proklamasi 17 Agustus sampai sekarang, di
Indonesia telah berlaku tiga macam UUD dalam empat
periode yaitu sebagai berikut.
1. Periode 18 Agustus 1945 – 27 Desember 1949,
menggunakan UUD 1945
2. Periode 27 Desember 1949 – 17 Agustus 1950,
menggunakan konstitusi RIS
3. Periode 17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959, menggunakan
UUDS 1950
4. Periode 5 Juli sampai sekarang, kmbali menggunakan
UUD 1945 yang sampai saat ini telah mengalami 4
kali amandemen (perubahan). Keepat amandemen
tersebut adalah :
a. Amandemen pertama dialakukan pada sidang
umum MPR 1999 dan disahkan 19 Oktober 1999
b. Amandemen kedua dilakukan pada sidang
tahunan MPR 2000 dan disahkan 18 Agustus 2000
c. Amandemne ketiga dilakukan pada sidang
tahunan MPR 2001 dan disahkan 9 November
2001
d. Amandmen keempat dilakukan pada sidang
tahunan MPR 2002, disahkan 10 Agustus 2002
Adapun fungsi dari perubahan tersebut adalah sebagai
berikut.
1. mengubah pasal-pasal dalam konstitusi yang tidak
jelas ataupun tidak tegas dalam memberikan
pengaturan sehingga konstitusi menjadi mudah
untuk diartikan tergantung pada kepentingan orang-
orang yang menafsirkannya, karena hal ini bisa
menimbulkan masalah.
2. Mengubah dan atau menambah hal-hal yang diatur
dalam konstitusi yang dianggap terlalu singkat dan
tidak lengkap, ataupun terlalu banyak
mendelegasikan pengaturan selanjutnya kepada
undang-undang ataupun peraturan lain di
bawahnya.
3. Memperbaiki kelemahan mendasar dari konstitusi
yang telah ada baik dalam aspek isis maupun proses
pembentukannya. Contoh : tidak konsistennya
hubungan antarbab, antarpasal, serta antarbab dan
pasal.
4. Memperbarui ketentuan-ketentuan yang sudah tidak
sesuai lagi dengan perkembangan politik dan
ketatanegaraan suatu Negara.
Amandemen terhadap UUD 1945 ini telah
memperbaiki kelemahan-kelemahn yang ada dalam
UUD 1945. Perbaikan dan perubahan yang dimaksud
antara lain sebagi berikut.
1. Adanya pembatasan atas kekuasaan presiden di
Indonesia
2. Memperkuat dan menegaskan kembali peran
kekuasaan legislatif di Indonesia
3. Mencantumkan HAM dalam konstitusi di Indonesia
4. Menegaskan kembali hak dan kewajiban Negara
ataupun warga Negara
5. Otonomi daerah dan hak-hak rakyat di daerah
6. Pembaruan lembaga Negara sehingga tidak ada lagi
istilah lembaga tertinggi Negara da lembaga tinggi
Negara
Perubahan UUD 1945,pada pasal-pasal:
1. Pasal 37 (1)
Usul perubahan konstitusi diajukan oleh sekurang-
kurangnya 1/3 dari jumlah anggota
MPR
2. Pasal 37 (2)
Diajukan secara tertulis dan ditunujukkan dengan
jelas bagian yang diusulkan untuk di
Ubah beserta alasannya
3. Pasal 37 (3)
Sidang MPR dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3
dari jumlah anggota MPR
4. Pasal 37 (4)
Putusan dilakukan dengan persetujuan sekurang-
kurangnya 50% + 1 anggota dari
Seluruh anggota MPR
5. Pasal 37 (5)
Khusus mengenai bentuk Negara kesatuan
Republik Indonesia tidak dapat dilakukan
Perubahan
Kesepakatan dasar dlm melakukan amandemen
UUD 1945
1. Tidak mengubah pembukaan UUD 1945
2. Tetapmempertahankan NKRI
3. Mempertegas sistem presidensial
4. Penjelasan yg memuat hal2 normatif dimasukkan
dalam pasal-pasal
5. Perubahan dilakukan dg cara addendum(perub.di
letakkan melekat pada naskah asli).
Dasar hukum perubahan konstitusi:
1. Pasal 3 UUD 1945
2. Pasal 37 UUD 1945
3. TAP MPR NO IX/MPR/1999
4. TAP MPR NO IX/MPR/2000
5. TAP MPR NO XI/MPR/2001
HASIL AMANDEMEN TERHADAP UUD 1945:
1. Sistematika UUD 1945 menurut pasal II Aturan
Tambahan terdiri dari:
a. Pembukaan : 4 pasal
b.Pasal-pasal
2. Jmlh pasal setelah amandemen ke-4,maka nomor
Bab-nya tetap 16 BAB,37 pasal,tetapi jumlh
pengembangan pasal dan ayatnya menjadi sbb;
a). 21 bab
b). 73 Pasal
c). 170 ayat
d). 3 pasal aturan peralihan
e). 2 pasal aturan tambahan
f). Tanpa penjelasan
Nama Kelompok :
1. Apriliya P. (06)
2. Artha Arlita (07)
3. Nimas CK (23)
4. Oki TR (25)