Anda di halaman 1dari 16

Pemikiran Ekonomi Abu

Hanifah & Abu Yusuf


Kelompok 2
Kelompok 2
● Tristiyatin Ningsih 22081194093

● Elsa Dwi Rahma 22081194035

● Trisya Qurota A 22081194012

● Dias Widiawati 22081194174

● Adi Muhammad Prasetyo 22081194113

● Erry Arista Pratama 22081194132

● Rizki Afandi 22081194073


01
Pemikiran
Ekonomi Abu
Hanifah
Pemikiran Ekonomi Abu Hanifah
Abu Hanifah, yang bernama asli Nu’man bin Tsabit bin Zutha adalah seorang ulama besar pendiri mazhab
Hanafi. Ia termasuk imam mazhab kawakan di antara tiga mazhab muktabar lainnya (mazhab Maliki, mazhab
Syafi’i, dan Hanbali). Lahir di kota Kufah, Irak pada tahun 80 H bertepatan dengan tahun 699 M, dan wafat di
Baghdad pada 150 H atau tahun 767 M.

Sejak kecil beliau sudah hafal al-Qur’an dan menghabiskan waktunya untuk terus-menerus mengulangi hafalan
agar tidak lupa. Pada bulan Ramadan, Abu Hanifah bahkan bisa mengkhatamkan al-Qur’an berkali-kali.

Pada awalnya beliau menganggap bahwa belajar agama bukan tujuan utama karena sebagian besar waktunya
dihabiskan untuk berdagang di pasar. Namun, setelah bertemu dengan seorang ulama besar, al-Sya’bi beliau
mulai serius dalam belajar agama. Al-Sya’bi mengatakan kepada Abu Hanifah, “Kamu harus memperdalam ilmu
dan mengikuti halaqah para ulama karena kamu cerdas dan memiliki potensi yang sangat tinggi,” tutur al-Sya’bi.

Setelah itu, Imam Abu Hanifah pun mengikuti halaqah Hammad bin Abu Sulaiman. Beliau belajar selama 18
tahun kepada Hammad sampai guru beliau wafat pada 120 H.
Akad Salam

01 02 03
menyerahan harga sebagai
Harga barang harus
diketahui harga pastinya modal pedagang harus
diketahui jenisnya
dilakukan di majlis akad

04 05 06
barang dagangan harus barang dagangan bisa penentuan waktu
ada di tangan pedagang diestimasi nilainya penyerahan barang
Syarat Salam

01. Jangka Waktu 03. Tempat Akad

Wujud Barang
02. Saat Akad 04. Harga Empirik
Zakat Madu

Abu Hanifah dan murid-muridnya mengatakan bahwa zakat juga wajib dikeluarkan dari madu,
asalkan sarang lebah tidak terletak di lahan kharaj. Al-kharaj/ kharaj adalah pajak tanah. Pajak
tanah ini dibebankan atas tanah non- muslim dan dalam hal-hal tertentu dapat dibebankan juga
kepada umat Islam. Pengeluaran zakat madu disamakan seluruhnya dengan zakat hasil
pertanian, baik darimiqdar ataupun waktunya. Adapun miqdar zakat madu adalah
sepersepuluh dan dilaksanakan setiap panen bukan tiap tahun.
Akad Hawalah

Dalam pandangan Imam Abu Hanifah. Hawalah adalah pengalihan hutang dari satu orang ke
orang lain. Syarat akad hawalah menurut Abu Hanifah tidak tercantum harus adanya hutang
kepadamuhal alaih yang sudah terjadi sebelum akad hawalah. menurut Abu Hanifah hutang
tesebut tidak harus terjadi sebelum akad hawalah, tapi bisajuga terjadi sesudah akad hawalah

Menurut Abu hanifah terdapat 2 macam akad hawalah


1. Mutlaqoh
2. Muqayyada
Akad Hawalah

● Hawalah Muthlaqoh

Hawalah Muthlaqoh terjadi apabila orang yang berhutang mengalihkan kewajiban membayar
hutangnya kepada pihak ketiga padahal pihak ketiga tidak memiliki hutang kepada orang yang
memberi hutang.

● Hawalah Muqayyadah

Yaitu pengalihan piutang dari satu orang ke orang lain dalam bentuk uang bukan dalam bentuk
barang. Muhil dalam jenis hawalah ini adalah pemberi utang dan ia mengalihkan haknya
kepada pemberi hutang yang lain sedangkan orang yang berhutang tidak berubah atau
berganti, yang berganti adalah piutang
02
Pemikiran
Ekonomi Abu
Yusuf
Abu Yusuf
Ya'qub bin Ibrahim al-Anshari lebih dikenal sebagai Abu Yusuf adalah murid ahli hukum Abu Hanifah,yang
membantu menyebarkan pengaruh mazhab Hanafi hukum Islam melalui tulisan-tulisannya dan posisi
pemerintahan yang dipegangnya.lahir di Kufah pada tahun 113 H (731) dan meninggal dunia pada tahun 182 H
(798 M). Beliau dimakamkan di pemakaman keluarga sendiri yaitu di pemakaman Quraisy yang berada di
Bagdad. (Hamdi Zaqzuq,2007).Dari nasab ibunya, ia masih mempunyai hubungan darah dengan salah seorang
sahabat Rasulullah saw, Sa’ad Al-Anshari. Keluarganya sendiri bukan berasal dari lingkungan berada. Namun
demikian, sejak kecil, ia mempunyai minat yang sangat kuat terhadap ilmu pengetahuan. Hal ini tampak
dipengaruhi oleh suasana Kufah yang ketika itu merupakan salah satu pusat peradaban Islam, tempat para
cendekiawan Muslim dari seluruh penjuru dunia Islam datang silih-berganti untuk saling bertukar pikiran
tentang berbagai bidang keilmuan.

Abu Yusuf diangkat oleh Harun Ar-Rasyid sebagai ketua Mahkamah Agung (Qadhi qudhat) hakimya para hakim,
karena keluasan dan kedalaman ilmu yang Abu Yusuf miliki. Jabatan tersebut pertama kalinya sepanjang
sejarah Islam. Karyanya jadi bagian dari perbendaharaan kekayaan intelektual Muslim. Abu Yusuf memilih
upaya merasionalisasikan i’lal al-hadits, sehingga hadits-hadits yang dinukil oleh Abu Yusuf sedikit banyaknya
sudah mendapatkan koreksi dan kritik sehingga Al-Kharaj merupakan kitab hasil seleksi data.
Aktivitas Negara

Menurut Abu Yusuf, tugas utama penguasa adalah mewujudkan serta menjamin kesejahteraan
rakyatnya. Ia selalu menekankan pentingnya memenuhi kebutuhan rakyat dan
mengembangkan berbagai proyek yang berorientasi kepada kesejahteraan umum. Seperti
halnya dalam pengadaan insfrastruktur. Abu Yusuf menyatakan bahwa Negara bertanggung
jawab untuk memenuhinya agar dapat meningkatkan produktivitas tanah, kemakmuran rakyat
serta pertumbuhan ekonomi. Selanjutnya ia berpendapat bahwa semua biaya yang dibutuhkan
bagi pengadaan proyek publik, seperti pembangunan tembok dan bendungan, harus
ditanggung oleh Negara. Ia menegaskan bahwa jika proyek tersebut hanya menguntungkan
satu kelompok tertentu, maka biaya proyek akan dibebankan kepada mereka sepantasnya
Kharaj
● Metode Penetapan Tarif Kharaj

Abu Yusuf cenderung menyetujui Negara mengambil bagian dari hasil pertanian dari
penggarap daripada menarik sewa dari lahan pertanian. Menurutnya, cara ini lebih adil dan
akan memberikan kemudahan dalam memperluas tanah garapan. Abu Yusuf dengan tegas
menentang pajak tanah pertanian, dan menyarankan penggantian dari pemungutan tetap atas
tanah lahan dengan pajak yang sebanding atas penghasilan pertanian, karena hal ini lebih
besar dan membantu ekspansi dalam area-area yang ditanami.

● Administrasi Kharaj

Dalam hal administrasi kharaj, Abu Yusuf menolak praktik taqbil (qabalah). Taqbil adalah
system pengumpulan kharaj dimana seseorang biasanya dari penduduk lokal, mengajukan diri
kepada penguasa untuk bertanggung jawab untuk memungut dan menghimpun kharaj di
wilayahnya. Dia sendiri yang menentukan target penerimaan, sementara pemerintah lokal
cukup menerima hasilnya sebagai penerimaan bersih.
Keuangan Publik
>
01. 02. <

Ghanimah Zakat

>
03. 04. 05. <

Harta Fay’ Jizyah Usyr

<
Mekanisme Harga

Abu Yusuf menyangkal pendapat umum mengenai hubungan terbalik antara persediaan barang
dan harga, karena pada kenyataannya harga tidak bergantung pada permintaan saja tapi juga
bergantung pada kekuatan penawaran. Abu Yusuf juga menegaskan bahwa naik turunnya
harga, juga dipengaruhi oleh beberapa variable lain, tetapi beliau tidak menjelaskan secara
rinci. Bisa jadi variable itu adalah pergeseran dalam permintaan atau jumlah uang yang beredar
di suatu Negara, atau penimbunan dan penahanan barang dan lain sebagainya.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai