Anda di halaman 1dari 1

1.

Profil abu hanifah


Ia lahir pada tahun 80 masehi di irak tepatnya di kota kuffah pada kekuasaan khalifah ke
4 bani umayah. Yaitu pada masa khalifah abdul malik bin Marwan menjabat. Ia nama
mempunya nama asli an-Nu’man bin tsabit bin zuwatha. Alasan dia disebut abu hanifah karena
salah satu alasannya ia dikenal seorang yang soleh dan bertakwa oleh masyarakat pada waktu
itu . beliau merupakan seorang ulama mujtahid dalam bidang fikih, dan salah satu dari keempat
imam madzhab. Beliau memiliki kepribadian yang berwibawa dan tidak banyak berbicara kecuali
ketik dia dilontarkan pertanyaan oleh seseorang.
Ia menyelesaikan pendidikannnya si kuffah dan di basrah , setelah itu beliau pergi ke
mekkah dan Madinah dan disana ia menjadi murid dari ulama yang populer yaitu Atha bin abi.
Dan pada masa pemerintahan khalifah abu jafar al – mansur tepatnya pada tahun tahun 150
hijriah atau 767 masehi ia meninggal dunia.

Pokok pemikiran Abu hanifah menegenai perekonomian . ada 3 yaitu :


a. Akad salam. Abu hanifah membahas syarat salam, yang mana syarat salam tersebut ada 6.
Yaitu pertama harga barang harus dieketahu jenisnya. Maksudnya apakah dibayarnya
menggunakan uang atau dengan barang. Kedua, harus diketahui harganya dengan pasti.
Ketiga, menyerahkan harga sebagai modal pedagang. Serta harus dilakukan di majelis akad.
Keempat, barang dagangan harus ada di tangan pedagang. Yang kelima yaitu barang
dagangan harus bisa diestimasi nilainya bisa dilihat dari ukurannya, beratnya, dan sifatnya.
Keenam. Adalah penyerahan barang yang harus ditentukan. Pendapat abu hanifah ini tidak
ada perbedaan yang jauh berbeda dengan pendapat ulama lainnya mengenai syarat jual
beli salam ini. dengan adanya keenam syarat tersebut serta bisa memahaminya hal tersebut
bisa memunculkan kejelasan dan keridhoan baik bagi pihak penjual maupun pihak pembeli
b. Zakat madu. Zakat madu ini maksudnya adalah, zakat madu ini harus dikeluuarkann dari
zakat madu tersebut dan hukumnya bersifat wajib. Asalkan sarang lebah tersebut tidak
terdapat di lahan kharja. Begitupun hal yang sama berlaku pada zakat madu yang terdapat
di lahan tandus yang hukumnya juga wajib. Dasar pemikiran abu hanifah mengenai zakat
madu tersebut yaitu berdasarkan pads hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu majjah.
c. Akad hawalah. Pendapat abu hanifah tentang hawalah ini adalah perpindahan atau
pengalihan hutang dari satu orang ke orang yang lainnya. Abu hanifah berpendapat
mengenai akad tersebut berdasarkan pada hadit dan ijma. Pemikiran abu hanifah tersebut
jjika ditelaah lebih dalam bisa mempunyai persaamn dengan peraturan2 yang berklaku di
Indonesia yang berlaku pada saat ini.

Anda mungkin juga menyukai