0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
13 tayangan3 halaman
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut merupakan analisis putusan pengadilan negeri Kabanjahe nomor 30/Pdt.G/2009/Pn.Kbj mengenai sengketa tanah antara Ishak Charli dan Syamsuddin Arifin.
2. Majelis hakim memutuskan gugatan Ishak Charli ditolak karena tergugat tidak lengkap.
3. Analisis menyebutkan keputusan tersebut kurang adil bagi penggugat k
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut merupakan analisis putusan pengadilan negeri Kabanjahe nomor 30/Pdt.G/2009/Pn.Kbj mengenai sengketa tanah antara Ishak Charli dan Syamsuddin Arifin.
2. Majelis hakim memutuskan gugatan Ishak Charli ditolak karena tergugat tidak lengkap.
3. Analisis menyebutkan keputusan tersebut kurang adil bagi penggugat k
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut merupakan analisis putusan pengadilan negeri Kabanjahe nomor 30/Pdt.G/2009/Pn.Kbj mengenai sengketa tanah antara Ishak Charli dan Syamsuddin Arifin.
2. Majelis hakim memutuskan gugatan Ishak Charli ditolak karena tergugat tidak lengkap.
3. Analisis menyebutkan keputusan tersebut kurang adil bagi penggugat k
NIM : 1203020042 Kelas : Hukum Ekonomi Syariah / 3 A Dosen Penguji : Ikhwan Aulia Fatahillah, SH., M.H.
Analisis Putusan Pengadilan Negeri Kabanjahe Nomor 30/Pdt. G/2009/Pn.Kbj.
Pihak-Pihak yang Terlibat Para pihak yang terlibat dalam perkara ini adalah ISHAK CHARLI yang didampingi kuasanya A.Ayub, SH,MH sebagai Penggugat telah mengajukan perkara ke Pengadilan Negeri Kabanjahe. Sedangkan pihak yang tergugat adalah SYAMSUDIN ARIFIN yang diwakili oleh kuasanya Mardhi Santawijaya, SH dan Tergugat II ialah Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Karo yang diwakili oleh Emri, SH,M.Kn dan Mawarsin Purba, SH. Perkara/Masalah Pasang Ginting bersama masyarakat di Desa Jaranguda menggarap sebuah tanah pada tahun 1949, Iwan Kuasa Purba pada tahun 1990an pernah menggugat tanah tersebut berdasarkan Hak Guna Bangunan, tetapi hak tersebut sudah habis jangka waktunya. Kemudian Iwan Kuasa purba menggugat para penggarap tanah tersebut, namun setelah disidangkan ternyata Iwan Kuasa Purba kalah di persidangan itu. Setelah keluarnya keputusan mahkamah agung tersebut barulah surat tanahnya yang berada di desa Jaranguda dibuat oleh Pasang Ginting dan para penggarap tersebut, pada tahun 1991 surat keterangan yang menadakan bahwa Pasang Ginting telah menggarap tanah tersebut keluar yang mana dikeluarkan oleh kepala Desa pada saat itu. Dan pada tahun 1992 munculah sertifikat atas Pasang Ginting dengan Sertipikat Hak Milik nomor 63/Desa Jaranguda tertanggal 28 Oktober 1992 dengan luas kurang lebih 4.067 M2. Ketika Pasang Ginting meninggal tanah tersebut menjadi tanggung jawab ke empat anaknya yaitu Rajin Ginting, Ruth, David Ginting, dan Sarinem Beru Ginting, dengan begitu mengenai pembayaran pajaknya di tanggung oleh anaknya yaitu David Ginting. Kemudian tanah tersebut dijual kepada Ishak Charlie di hadapan Notaris Darwin Sjam dan dubuktikan dengan akta Jual Beli Nomor 622/AJB/VI/07/2001 tertangal 06 Juni 2001 dan Sertipikat tersebut telah beralih nama ke nama Ishak Charli. Kemudian Syamsyudin Arifin datang dengan mambawa sertipikat Hak Milik Nomor 24/Jaranguda tertanggal 23 September 1986 atas nama Syamsudin Arifin bahwa atas tanah tersebut telah terbit Sertipikat hak Tanggungan untuk kredit sebesar Rp. 100.000.000.- (seratus juta rupiah) pada Bank Sumut dan juga telah diterbitkan oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Karo Hak Tanggungan Nomor 3585 tertanggal 15 Oktober 1996. Selanjutnya Syamsyudin Arifin menggugat yang mana berdasarkan surat gugatannya tercatat pada tanggal 14 Juli 2009 di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Kabanjahe dalam register perkara nomor 30/Pdt.G/2009/Pn.Kbj, yang mana gugatan tersebut mengemukakan beberapa hal, padahal Sejak diterbitkannya sertipikat Hak Milik nomor 63/Desa Jaranguda tertanggal 28 Oktober 1992 s/d tahun 2003 tidak ada seorangpun yang menggugat atau keberatan dengan adanya Sertipikat Hak Milik Nomor 63/Desa Jaranguda tersebut. Putusan Hakim Setelah Majelis Hakim menimbang dan menyelidiki perkara tersebut dengan bukti-bukti dan saksi-saksi yang ada, maka majelis Hakim Pengadilan Negeri Kabanjahe mengeluarkan Putusan Nomor 30/Pdt.G/2009/K.bj tanggal 14 Juli 2009 eksepsi-eksepsi tergugat ditolak dengan alasan tidak adanya alasan menurut hukum sehingga mau tidak mau eksepsi tersebut harus ditolak dan tergugat II pun tidak memberikan eksepsi. Maka dengan hal itu Majelis Hakim Negeri Kabanjahe dalam pokok Perkaranya menyatakan bahwasannya gugatan penggugat tersebut ditolak karena tidak lengkapnya tergugat dalam gugatan penggugat, selain itu penggugat dijatuhi hukuman sebesar r Rp. 851.000.- (delapanratus limapuluh satu ribu rupiah) sebagai biaya perkara.
Analisis tentang keputusan hakim
Dalam hal pokok perkara yang terdapat pada Putusan Pengadilan Negeri Kabanjahe Nomor 30/Pdt. G/2009/Pn.Kbj. yang terdapat pada Nomor 3 Tentang Pembeli Beritikad Baik berdasarkan bahwasannya Pembeli yang beritikad baik harus mendapat perlindungan hukum, hal itu berdasarkan yurisprudensi Putusan MA Nomor Register: 1230 K / Sip / 1980 Tanggal 29 Maret 1982, dengan adanya yurisprudensi tersebut maka gugatan tersebut di terima dan menjadi wewenang Pengadilan Negeri Kabanjahe, Dalam pasal 1338 ayat (3) KUH Perdata mengatakan suatu perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad baik, ketentuan mengenai itikad baik memiliki pengertian bahwa perjanjian ini harus dilaksanakan menurut keadilan dan kepatutan. Dalam gugatan nomor 30/Pdt.g/2009/PN.K.bj Majelis Haki Memutuskan bahwa gugatan tersebut tidak diterima alasannya karena para tergugat tidak lengkap, dan disini dapat dilihat adanya terjadi perbuatan melawan hukum, landasan hukum menyangkut perbuatan melawan hukum adalah Pasal 1365 KUH Perdata, yang berbunyi: “Tiap perbuatan melawan hukum yang membawa kerugian kepada seorang lain, mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian untuk mengganti kerugian tersebut. Kemudian mengenai Putusan Pengadilan Negeri Kabanjahe nomor 30/Pdt.G/2009/PN.Kbj bahwasannya gugatan yang disampaikan oleh penggugat tidak bisa diterima oleh Majelis hakim karena kurang lengkapnya subjek gugatannya, dengan keputusan tersebut maka penggugat tidak mendapatkan putusan yang adil. Tetapi, dengan dinyataknnya putusan Majelis Hakim PTUN bahwa Sertipikat Hak Milik nomor 63 tanggal 28 Oktober 1992 atas nama Ishak Charli batal demi hukum dan yang berlaku adalah sertipikat hak milik nomor 24 tahun 1986 yang dimiliki oleh Syamsuddin Arif. Lampiran Putusan Pengadilan Negeri Kabanjahe Nomor 30/Pdt. G/2009/Pn.Kbj.