Anda di halaman 1dari 4

KELOMPOK 8

(Zakat)

ESIN ERMIA (201210211) Membayar zakat Merupakan kewajiban bagi setiap


muslim lantas apa hukum nya seseorang yang benar-benar tidak mampu
membayar zakat apakah Shah apabila ia meminta orang lain untuk membayar
zakat bagi dirinya dan apakah ada landasan yang membenarkan hal tersebut
diperbolehkan ????

Jawaban

Jawabannya Boleh. Ustaz Bobby Herwibowo yang merupakan Dewan


Syariah ACT, menjelaskam bahwa zakat merupakah kewajiban yang harus
ditunaikan saat Ramadan oleh setiap muslim, hukumnya boleh dibayari oleh
orang lain. Hal tersebut memungkinkan saja, misal karena desakan ekonomi yang
membuat seorang muslim kesulitan menunaikan zakat fitrah.

Sedangkan Buya Yahya mengatakan bahwa Zakat fitrah adalah kewajiban


bagi siapapun yang telah memenuhi 2 hal,". 2 hal tersebut yang pertama adalah
menemui bulan Ramadhan dan kedua menemui bulan Syawal."Dan wajib zakat
itu atas diri pribadi dan atas orang tua yang punya anak kecil, jadi para orang tua
yang memiliki anak kecil belum baligh maka anda yang membayarkan zakat
fitrahnya," Namun orang yang sudah baligh cara pembayaran zakatnya diberikan
sendiri padanya.Misalnya ada seorang majikan yang ingin membayarkan zakat
asisten rumah tangganya, maka caranya dengan langsung memberikan kepada
asistennya kemudian sang asisten niat dengan dirinya sendiri.Atau setelah bosnya
mengatakan 'kamu akan saya zakati' kemudian seorang asisten rumah tangga
berkata bahwa dirinya sudah niat maka Buya mengatakan bahwa hal seperti ini
sah.

Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa hukum bagi zakat yang di
bayar oleh orang lain itu sah dengan memperhatikan beberapa hal yaitu pertama
orang yang hendak membayar zakat untuk orang lain itu harus memberitahu
kepada orang tersebut bahwa dia ingin membayar zakat baginya dan yang kedua
orang yang dibayari zakatnya harus berniat untuk dirinya sendiri atas zakat yang
di keluarkan oleh orang lain tersebut. Dan pembayaran zakat dalam hal ini akan
menjadi sah jika dilandaskan dengan niat.

FINA AMALIA (201210216) Kapan waktu wajib, sunah, makruh, haram


mengeluarkan zakat fitrah ?

Jawaban

Para ulama sepakat, bahwa zakat fitrah hukumnya wajib, sebab lebaran
pada akhir bulan Ramadan bertujuan untuk menggembirakan fakir miskin dan
pembersih diri dan jiwa diri kita. Ketentuan mengenai waktu utama membayar
zakat fitrah adalah hal yang harus diperhatikan agar pembayaran zakat tidak
melewati batas waktu sesuai syariat. Di bawah ini beberapa pembagian waktu
beserta hukum mengeluarkan zakat fitrah yang harus diperhatikan. 

a. Waktu wajib, Yaitu ketika menemui bulan Ramadhan dan menemui


sebagian awalnya bulan Syawal, atau menemui terbenamnya matahari di
hari terakhir bulan Ramadhan. Dengan demikian, orang yang meninggal
setelah magribnya malam 1 Syawal, wajib dizakati. Sedangkan bayi yang
lahir setelah magribnya malam 1 Syawal tidak wajib dizakati. Hanya saja,
kata “tidak wajib” bukan berarti tidak boleh.
b. Waktu sunnah, yaitu sesudah sholat subuh sebelum sholat Idul Fitri.
c. Waktu makruh, Yaitu setelah sholat hari raya sampai menjelang
tenggelamnya matahari pada tanggal 1 Syawwal kecuali jika ada udzur
seperti menanti kerabat atau orang yang lebih membutuhkan, maka
hukumnya tidak makruh.
d. Waktu haram, Yaitu setelah tenggelamnya matahari tanggal 1 Syawwal
kecuali jika ada udzur seperti hartanya tidak ada di tempat tersebut atau
menunggu orang yang berhak menerima zakat, maka hukumnya tidak
haram. Sedangkan status dari zakat yang dikeluarkan tanggal 1 Syawal
adalah qodho’.

Waktu-waktu tersebut mengindikasikan bahwa kewajiban mengeluarkan


zakat fitrah telah di tentukan pada setiap elemennya.

"Telah menceritakan kepada kami [Muslim bin Amru bin Muslim Abu
Amru Al Khaddza' Al Madani] telah menceritakan aku [Abdullah bin Nafi' As
Sha'igh] dari [Ibnu Abu Zannad] dari [Musa bin Uqbah] dari [Nafi'] dari [Ibnu
Umar] bahwasanya Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam memerintahkan
untuk membayar zakat fitrah sebelum berangkat (ke tempat shalat) pada hari
raya idul fitri. Abu 'Isa berkata, ini merupakan hadits hasan shahih gharib, atas
dasar ini para ulama lebih menganjurkan untuk membayar zakat fitrah sebelum
berangkat shalat." (HR. Tirmidzi: 613). 

Berdasarkan hadis di atas, waktu mengeluarkan zakat fitrah yang paling


utama adalah sebelum manusia keluar menuju tempat Shalat Idul Fitri, dan boleh
didahulukan satu atau dua hari sebelum hari raya Idul Fitri sebagaimana yang
dilakukan Abdullah bin Umar ra. Adapun membayar zakat fitrah setelah selesai
melaksanakan Shalat Idul Fitri, maka tidak sah, apabila hal demikian dilakukan
akan disebut sebagai sedekah biasa. 

TITANIA AURELIA (201181633) Beberapa tahun terakhir banyak Lembaga


Amil Zakat menggunakan dana zakat untuk pembangunan masjid, musala,
sekolah Islam tertentu, dan sebagainya. Setahu saya, dari delapan golongan yang
berhak menerima zakat tidak ada ketentuan seperti itu, lalu manakah dasarnya dan
bagaimana hukum nya?

Jawaban

Ada dua pandangan tentang perluasan makna fî sabilillah. Secara singkat,


ada yang tidak membolehkan zakat digunakan untuk pembangunan masjid, namun
banyak juga yang membolehkannya. Mayoritas ulama termasuk pendapat empat
imam mazhab (Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Ahmad) cenderung tidak
membolehkan. Menurut mereka, yang termasuk fî sabîlillâh adalah aktivitas
peperangan atau pertempuran fisik melawan musuh-musuh Allah dalam rangka
menegakkan agama Islam.Ulama kontemporer seperti Dr. Yusuf Qaradawi
memiliki pandangan yang lebih luas.

Menurutnya, makna fî sabîlillâh, selain jihad secara fisik, juga termasuk


di antaranya sebagai berikut:

a. Membangun pusat-pusat dakwah yang menunjang programdakwah Islam


di wilayah minoritas, dan menyampaikan risalah Islam kepada nonmuslim
di berbagai benua.
b. Membangun pusat-pusat dakwah di negeri Islam yang membimbing para
pemuda Islam pada ajaran Islam yang benar dan melindungi mereka dari
pengaruh atheisme, kerancuan pemikiran, penyelewengan akhlak, serta
menyiapkan mereka untuk menjadi pembela Islam dan melawan para
musuh Islam.
c. Menerbitkan tulisan tentang Islam untuk mengantisipasi tulisan yang
menyerang Islam, atau menyebarluaskan tulisan yang bisa menjawab
kebohongan para penipu dan keraguan yang dilansir musuh Islam, serta
mengajarkan agama Islam kepada para pemeluknya.
d. Membantu para dai Islam untuk menghadapi kekuatan yang memusuhi
Islam.
e. Untuk biaya pendidikan sekolah Islam yang akan melahirkan para pembela
Islam dan generasi Islam yang baik atau biaya pendidikan seorang calon
kader dai yang hidupnya dipersembahkan untuk berjuang di jalan Allah
melalui ilmu pengetahuan.

Anda mungkin juga menyukai