Anda di halaman 1dari 6

Nama: Arva Athallah Susanto

NIM: 244232009

Muzakarah Zakat Unair dan DD Jatim


Integrasi Fikih dan Undang-Undang Zakat dalam Pengelolaan ZISWAF

Sambutan Prof Nafik


Dompet dhuafa merupakan LAZ pertama yang berbadan hukum. Kantor pertama kali dompet
dhuafa berada di Jl. Ngagel dengan Dewan Syariah Prof Dr Muhammad Nafik Hadi Ryandono,
SE. M.Si. Pendiri awalnya ICMI, Bapak Nurhani dengan ketua Pak Parni Hadi. Salah satu
benchmark lembaga zakat adalah lulusan dompet dhuafa. Selain lembaga zakat juga
mensadaqahkan ilmunya ke lembaga-lembaga zakat lainnya. Saat ini fokus Dompet Dhuafa
pada bidang kesehatan. Salah satu direktur dompet dhuafa menjadi komisioner di KNEKS, Pak
Ahmad Zunaini.

Menurut Pak Nafik, belajar islam tentang ekonomi itu untuk diamalkan, dan didakwahkan. Tema
kali ini menggabungkan antara hukum normatif dan hukum positif. Ada ayat-ayat dalam al
qur’an yang mendahulukan zakat. Implementasi rukun islam ketiga masih belum masif, padahal
potensinya trilunan. Padahal, otoritas pemerintah bisa memiiki peran penting untuk
mengintegrasikan BAZNAS dan lembaga zakat lainnya. Contohnya, tidak hanya melalui masjid
namun bisa langsung ke lembaga zakat, agar tidak terjadi double-funding.

Salah satu sumber keuangan publik Islam adalah zakat. Orang miskin maksimal 2,5% dan bisa
diselesaikan dengan zakat. Namun orang miskin kita masih 330rb / bulan menurut BPS.
Standar nisab zakat 20-25% dan dibawahnya termasuk mustahik. Nisab zakat adalah satu2nya
ukuran kemiskinan dan kemakmuran secara universal. Kalau daerah pertanian ukuran
kekayaannya nisab pertanian, begitupula nisab kekayaan bidang lainnya. World bank
contohnya, 2rb perhari, namun tidak universal jika seperti itu dibandingkan dengan bidang-
bidang lainnya.

Hukum positif zakat bersifat obligatory, Undang-Undang bisa mengenakan sanksi pidana
kepada orang yang melakukan pelanggaran, akan tetapi dalam zakat belum ada
implementasinya. Orang yang tidak membayar zakat tidak berkah dalam implementasinya,
misal bisa sakit dll. Peran mahasiswa adalah mencerahkan di level keluarganya tentang
kewajiban zakat. Di bulan puasa, yang banyak adalah zakat mall, bukan zakat maal. Maka
disinilah peran penggerak ekonomi Islam dari kaula muda.
Materi Pak Rizzqi Aladib
Diluar sana banyak orang-orang yang membutuhkan bantuan dan berlumur darah untuk
memperjuangkan hidupnya. Seperti di Palestina, orang-orang di camp takut keluar karena
sekalipun keluar pasukan Israel melakukan hal tidak manusiawi. Ketika nikmat Allah berlimpah
ruah kepada kita semua, kita terkadang masih lalai untuk ibadah. Maka diperlukan rasa syukur
yang hebat dalam hal ini.

Dompet dhuafa lahir pada 1993 dengan inisiator Bapak Parni Hadi yang dulunya adalah
seorang wartawan. Termotivasi dengan kota Jogja yang banyak mahasiswa-mahasiswanya.
Mahasiswa yang dulunya uang saku dari orang tua menyisihkan uangnya untuk sedekah.
Akhirnya 5 orang menginisiasi berdirinya lembaga zakat ini. Pada 2022, dompet dhuafa
berikhtiar untuk menembus angka 1 triliun.

Para praktisi dompet dhuafa di Jawa Timur sedang ikhtiar memperjuangkan kegiatan
filanthopreneur. Di Jawa Timur sendiri ada ternak yang kapasitasnya 500 ekor, namanya
Briliant Farm, tempatnya menarik dan bisa dibuat healing. Dananya dari pengelolaan dana
zakat yang mewujudkan program ekonomi yang dapat mengentaskan kemiskinan.

Terdapat 3 hal yang didapat dari literatur tentang zakat. Masalah pertama adalah tentang
anggapan bahwa zakat dan sedekah hanya terbatas masalah agama. Padahal jika, dikaji
secara mendalam dapat mengentaskan kemiskinan. Misal, ada program rumah singgah di dua
titik yang mayoritas penerima manfaat nya adalah perempuan yang berjuang melawan kanker.
Mereka dibiayai dari lembaga zakat dalam program tahap panjangnya.

Outlook BAZNAS menyampaikan bahwa potensi zakat mencapai 250 triliun, sementara data
lapangan masih 20 persen terserapnya karena masyarakat masih tidak percaya dan teredukasi
dengan baik. Lembaga yang kredibel dan berbadan hukum sekalipun juga masih kesulitan
dalam program pemberdayaannya. Tidak semua lembaga dapat mengelola lembaga zakat
dengan baik, di Jawa Timur contohnya program ekonomi yang dikelola secara mandiri masih
kurang karena butuh sumber daya yang besar. Panti asuhan juga dapat mengelola zakat
khususnya untuk dakwah.
Materi Prof Amin Suma dan Dr. Irham Zaki
Moderator: DPS dompet dhuafa setiap bulan turun gunung untuk diskusi ZISWAF dan bedah
buku. Pada hari ini membahas tentang ZISWAF dan kondisi terbarunya saat ini.

Dr. Irham Zaki


Definisi zakat menurut para ulama dana yang dikeluarkan untuk cara tertentu. Zakat adalah
ibadah Maaliyah bukan muamalah. Pada zaman Abu Bakar orang enggan zakat harus
diperangi. Dalil tentang zakat perusahaan mengatakan bahwa mitra bisnis bisa dikenai objek
zakat. Dulu, pada Undang-Undang disebutkan bahwa mereka yang tidak melegalitas zakat
(tidak izin) akan dikenai pidana. Karena UU mengatakan ada sanksi pidana. Namun akhir-akhir
ini diperbolehkan karena adaptasi dengan problematika kontemporer saat ini.

Menurut Imam Nawawi mualaf ada dua: muslim dan kafir. Muallaf dari kafir diharapkan
kebaikannya atau dikuatirkan kejahatannya. Karena itu, menurut Wahbah Zuhaili alokasi
muallaf dapat untuk; 1) Membantu korban bencana di negeri non muslim, 2) Dakwah dan
publikasi untuk memperbaiki citra muslim; 3) Bantuan ke negeri non muslim yang ada minoritas
muslim.

Dari Ibnu Umar, ia berkata bahwasanya Rasulullah SAW mewajibkan zakat fitrah dari bulan
Ramadhan sebanyak 1 sha’ kurma atau gandum atas tiap-tiap muslim merdeka atau hamba,
laki-laki atau perempuan (HR. Bukhari Muslim). Ulama berbeda pendapat mengenai konversi
sha’ ke ukuran modern. Ada yang berpendapat 3.1 liter, 2.5 kg, 3 kg bahkan ada yang
berpendapat 3.5 kg. Menurut fatwa MUI No.65/2022 menyatakan bahwa zakat fitrah dibayarkan
dalam bentuk makanan pokok sebanyak 2.7 kg atau 3.5 liter serta ditasarufkan kepada fakir
miskin. Zakat fitrah dapat dibayarkan dengan uang yang diamanahkan kepada panitia untuk
dibelikan makanan pokok.

Pada zakat perusahaan seperti perdagangan, bedanya zakat perusahaan bersifat kolektif,
Mengenai tata aturan zakatnya sesuai jenis usaha perusahaan tersebut. Misalnya, tata aturan
zakatnya sesuai jenis usaha perusahaan tersebut mengeluarkan harta sesuai dengan aturan
zakat perdagangan. Begitu juga jika pertanian maka mengikuti ketentuan zakat pertanian, dst.

Pada zakat bergulir dan produktif, zakat prinsipnya adalah menjadi hak dan milik para mustahik.
Dengan alasan dana terbatas, ada tanggung jawab dll. Bagaimana kalau mustahik hanya
menerima dana zakat sebagai pinjaman bergulir atau aktivitas produktif oleh LAZ/BAZ? Pasal
27 ayat (1) UU 23/2011 menyatakan bahwa zakat dapat didayagunakan untuk usaha produktif
dalam rangka penanganan fakir miskin dan peningkatan kualitas umat.

Distribusi zakat ke wilayah lain pada dasarnya zakat didistribusikan kepada mustahik di daerah
muzakki. Dalam fathul muin tidak diperbolehkan bagi pemilik harta zakat memindahkan zakat
dari daerah harta itu sekalipun ke daerah yang berdekatan. Dan zakat tidak dapat
mencukupinya (tidak sah). Sedangkan 'Ianatut Thalibin menyatakan bahwa sesungguhnya
pendapat pemindahan zakat dari satu daerah ke daerah lain. Ditemukan dalam mazhab syafi'i
menyatakan bahwa “Dan boleh bertaklid dengan pendapat ini dan melaksanakan ketentuannya”

Prof. Amin Suma


Seringkali, banyak orang dahulunya jika bicara zakat hanya sampai pada zaman Rasulullah
Muhammad SAW. Seakan-akan Islam itu baru lahir pada zaman itu. Hal tersebut tidak salah
karena banyak ulama-ulama yang merumuskan hal tersebut. Rujukannya hadits nabi, 10-15
tahun terakhir Prof Amin menyimpulkan lebih fokus pada pendapat yang mengatakan bahwa
agama Islam ada sejak zaman Nabi Adam hingga Nabi Muhammad SAW. Islam adalah agama
Allah SWT secara bertahap dari Nabi pertama, Nabi Adam hingga Rasul dan Nabi penutup
Muhammad SAW, ditulis pada buku Prof Amin, “5 Pilar Hukum Islam”. Semua Nabi shalat dan
masjid pertama adalah Masjid Al Haram.

Termasuk zakat, ada pada zaman nabiyullah sebelum nabi Muhammad SAW. Misalnya, Nabi
Isa as, beliau diabadikan dalam Al Qur’an, “Aku ini (Isa Ibn Maryam) diwasiatkan oleh Allah
SWT untuk menegakkan shalat dan zakat selama aku hidup. Lalu untuk nabi-nabi sebelumnya
Nabi Yusuf dan Musa banyak ayat-ayat lain. Dalam surat At-Taubah, “Orang-orang yang suka
menimbun emas dan perak dan mereka tidak menginfakkannya sama sekali di jalan Allah,
maka hendaklah olemu Muhammad diberikan tabsyir (bukan berita gembira), siksaan yang
sangat pedih.” Prof Amin mendalami surat tersebut hingga batinnya terpuaskan mengatakan
bahwa suatu ketika Prof. Ke Mesir untuk mengunjungi Pusat Kuburan raja-raja mesir kuno yang
sebagian besarnya dikubur disitu. Keterangan yang didapat disana adalah setiap raja-raja mesir
kuno yang mempunyai harta banyak akan dikubur secara tersendiri dan tingkat kuburannya
didasarkan pada seberapa banyak emas dan perak yang dimilikinya. Prof. Amin mengatakan
bahwa pada surat tersebut ancamannya sangat berat tentang zakat. Dalam Al Qur’an tokoh non
muslim disebut Al Akhbar. Tokoh Mesir yang raja-raja tersebut masih belum diketahui oleh Prof.
masuk kategori tersebut atau tidak.

Sejak pensyariatan zakat di awal-awal terbengkalai di masa fatrah (rasul yang lama sudah
wafat, rasul yang baru belum diangkat). Kurun waktunya 750 tahun, banyak penyimpangan-
penyimpangan termasuk zakat diingkari dan shalat tidak tertib (sambil joged-joged atau tepuk
tangan). Maka diperbarui oleh Muhammad SAW, “ini agamanya nabi ibrahim” begitupula
dengan hajinya yang dimurnikan oleh Nabi Ibrahim dari zamannya Nabi Nuh. Dapat
disimpulkan, zakat bukan berasal dari nabi Muhammad SAW, tetapi nabi-nabi sebelumnya
sudah ada.

Syariat zakat dari Nabi Muhammad SAW hingga sekarang belum sirna. Namun,
kepengurusannya berubah. Dengan keluarnya UU No. 38 tahun 1999 tentang zakat, negara
sudah me-legal-formal-kan keberadaan lembaga zakat. Kemudian diubah UU No. 23 tahun
2011 tentang pengelolaan zakat, maka dibentuklah sejak saat itu BAZNAS. Diibaratkan
lembaga zakat itu pemerintah dan swasta. BAZNAS dinaungi langsung oleh pemerintah dan
tersebar di seluruh provinsi di Indonesia. Adapun LAZ boleh dibentuk namun syaratnya tidak
sama dengan BAZNAS. LAZ merupakan pembantu dan penyalur zakat.
Dompet Dhuafa lahir dan lebih dulu dibandingkan dengan yang lainnya. Prof Amin merupakan
Advisur (dalam bahasa belanda) di awal pertama berdiri hingga saat ini menjadi Dewan
Pengawas Syariah di Dompet Dhuafa. Menurut Prof. Amin sebagai penggiat zakat yang
membidangi UU pengelolaan zakat mewakili Perguruan Tinggi dan MUI, mengatakan bahwa
sinergi merupakan dua lembaga yang terpisah tidak pernah ada kesatuannya. Ibarat rel kereta
api, kanan-kiri sama panjangnya, namun tidak pernah ketemu. Terhitung sejak 2011, BAZNAS
hadir dan ada integrasi dengan LAZ. Perbedaan sinergi dan integrasi adalah integrasi
merupakan suatu yang lebih padu. Jika LAZ menyimpang, maka akan diingatkan oleh BAZNAS
dan Kemenag. Kolaborasi tersebut diharuskan walaupun ruang lingkup LAZ terbatas. Hal
tersebut dikarenakan potensi zakat yang sangat besar. Pada Surat Al Baqarah, Allah
menyebutkan bahwa akan menumbangkan praktik ribawi dan menumbuh kembangkan praktik
sadaqah.

Sesi Tanya-Jawab

Pertanyaan:
1) Perbedaan lam dan fi di buku prof amin mengenai pendistribusian zakat
2) Apakah zakat mempunyai solusi terkait pinjol
3) Fungsi ganda BAZ dan LAZ terkait zakat?
4) Masih banyak amil legal tapi kapasitasnya rendah, bagaimana menurut pendapat
narasumber?
5) Terkait dengan fakir miskin, seolah digabungkan, padahal berbeda, bagaimana menurut
pendapat narasumber?
6) Riqob di beberapa laz atau baz tidak tercantum, mohon tanggapannya selaku DPS ?

Jawaban:
1) Ketika dahulu mengalami kesulitan, ada abg-abg yang terdampar di nunukan pada
1990. Intinya, hampir 60 an dari mereka mendapat iming-iming kerja ke negara tetangga
dengan tawaran untuk dikaryakan. Namun yang berangkat dahulu bukan dikaryakan
namun dikerjain. Lalu DD menggelar workshop terbatas untuk menggunakan dana ZIS
untuk menyelamatkan abg tadi. Di antara yang dikemukakan Prof. Amin adalah
perbedaan fakir miskin dan gharimin. Oleh karena riqob diasumsikan karena secara
faktual masih ada maka dapat menyelamatkan abg-abg tersebut. Maka fi dan li, itu
institusional sifatnya, misal, pengasuh anak-anak yatim, secara operasional diserahkan
kepada lembaga-lembaganya. Beasiswa yang diberikan harus diberikan langsung
kepada anak-anak tersebut, bukan kepada orang tuanya. Sehingga, DD hanyalah
wasilah saja. Kata penerima manfaat tidak baik untuk diucapkan, namun mustahik
karena itu merupakan haknya.
2) Peruntukannya untuk kebutuhan apa dulu? Jika bukan kebutuhan pokok, akan dapat
dibantu.
3) UNAIR mempunyai PUSPAS yang merupakan UPZ BAZNAS. Dalam praktiknya UPZ
merupakan kepanjangan tangan, namun akan terlibat dalam pendistribusian dan
penyaluran dana zakat. Ada beberapa UPZ yang karena kesibukan lainnya potong gaji
saja tidak mengelola. Bukan karena LAZ atau BAZ tidak berbagi namun karena UPZ nya
tidak menyetor saja.
4) Masih sulit memberantasnya, ibarat tilang di jalanan. Namun, dalam konotasi positif.
Secara nama ilegal, namun ibarat mengangkat meja, banyak yang membantu maka
banyak pula meringankan solusinya.
5) Itu biasanya perlakuan. Meski dipisah tidak membatasi amil-amil yang lainnya.
6) Riqob tidak diartikan budak secara hukum, karena sudah dihapus baik secara hukum
nasional ataupun internasional. Namun, perlakuan budak/tidak budak masih ada.
Sehingga, diasumsikan riqob itu masih ada secara faktualnya.

Anda mungkin juga menyukai